Anda di halaman 1dari 12

Makalah Hubungan Pancasila

dan Demokrasi

DOSEN PENGAMPU
Ichsan Syuhudi, SH, MH

DISUSUN OLEH
Widya Zahra Salsabila
(NIM : P1337420319042)

PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN


2019/2020

0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melindungi,
menjaga, serta membimbing kita semua dalam jalan yang di ridho-Nya. Di
susunnya makalah “Hubungan Pancasila dan Demokrasi” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata Pancasila dan diharapkan dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan makalah ini. Terimakasih
untuk Bapak Ichsan Syuhudi, SH, MH selaku dosen mata kuliah Pancasila yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis mengharapkan kritik
dan saran bagi para pembaca karena makalah ini tak jauh dari kesempurnaan

Pekalongan, 1 Oktober 2019

Widya Zahra Salsabila

1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................4
1.3 TUJUAN............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA...................................................5
2.2 HUBUNGAN NILAI PANCASILA DENGAN DEMOKRASI........................6
2.3 CARA PENGAMALAN DEMOKRASI PANCASILA.....................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................9
3.2 SARAN..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Demokrasi di Indonesia telah semakin berkembang seiring dengan 


pergantian pemimpin serta pergantian masa, mulai dari masa penjajahan, orde
lama sampai kepada masa reformasi sekarang. Demkorasi kini telah sangat
akrab dengan kehidupa masyarakat Indonesia. Penerapan demokrasipun telah
merambat sampai hampir ke semua aspek, tak terkecuali hal-hal besar seperti
pemilihan kepala daerah maupun hal-hal kecil seperti pemilihan ketua kelas,
karena fungsinya yang begitu dekat dengan keseharian maka demokrasi kini
semakin gencar dipelajari.

Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai


tatanan aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Seperti
diakui oleh Moh. Mahmud MD, ada dua alasan demokrasi sebagai sistem
bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hampir semua negara di dunia ini telah
menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua, demokrasi
sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah peranan
masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.
Karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar pada warga
masyarakat tentang demokrasi

Perkembangan demokrasi turut meningkatkan partisipasi politik


masyarakat. Masyarakat boleh mengorganisasikan diri untuk ikut serta dalam
proses pengambilan keputusan. Masyarakat atau rakyat kembali merasakan
kebebasan sipil dan politiknya. Rakyat menikmati kebebasan berpendapat
serta rakyat menikmati kebebasan berorganisasi. Kebebasan sipil bisa
dinikmati meskipun di sisi lain hak sekelompok masyarakat bisa dihilangkan
oleh kelompok masyarakat lain. Dalam kondisi seperti ini, beberapa kalangan
menilai penerapan demokrasi di Indonesia harus dijiwai dengan ideologi atau
dasar negara RI yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar atau ideologi negara
harus diterapkan dalam kehidupan berdemokrasi.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Pengertian Demokrasi Pancasila
1.2.2 Hubungan Nilai Nilai Pancasila dengan Demokrasi
1.2.3 Cara Pengamalan Demokrasi Pancasila

1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui Pengertian Demokrasi Pancasila
1.3.2 Mengetahui Hubungan Nilai Nilai Pancasila dengan Demokrasi
1.3.3 Mengetahui Cara Pengamalan Demokrasi Pancasila

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi Pancasila
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci
tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat
ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Menurut
Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut.

Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila,


masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat
berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa
beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusionil cukup jelas tersirat di dalam
Undang Undang Dasar 1945.

Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan


pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai
warga negara. Kenyataannya, baik dari segi konsep maupun praktik, demos
menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan untuk rakyat keseluruhan, tetapi
populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal
memiliki hak preogratif forarytif dalam proses pengambilan/pembuatan keputusan
menyangkut urusan publik atau menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga tidak
mampu mewakili aspirasi yang memilihnya. (Idris Israil, 2005:51)

Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai


berikut:

6
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan
dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang
mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran,
kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan
berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan
oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak,
tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan
dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.

2.2 Hubungan Nilai Nilai Pancasila dengan Demokrasi


Pancasila yang mempunyai hierarki dalam sertiap sila-sila dalam pancasila
yang mempunyai wujud kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama
yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang mempunyai arti bahwa Negara dan
bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan mempercayai agama dan
melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut oleh bangsa Indonesia. Sila
yang kedua sampai sila ke lima mempunyai sebuah akisoma dari sisi
humanism bangsa indonesi itu sendiri.
Dengan masyarakat Indonesia yang dikatakan heterogen, yang mempunyai
kebudayaan, bangsa, suku yang berbeda-beda, maka pancasila inilah yang
menjadi sebuah kekuatan untuk mempersatukan masyarakat yang heterogen
ini (bhineka tunggal ika). Pancasila tidak mengandung stereotype suatu suku,
suatu adat, atau budaya. Integrasi masyarakat yang heterogen dapat terwujud
bila yang homogen menjadikan kekuatan Indonesia dalam menjadikan sebuah
yang dinamakan “bangsa”, tetapi dapat menghancurkan Indonesia itu sendiri
bila tidak ada rasa untu bersatu.
     Ketika para pendiri bangsa ini merumuskan UUD 1945,sudah tentu ingin
memberikan system ketatanegaraan yang terbaik bagi bangsa ini. Yang terbaik
itu adalah bangsa yang sangat plural, baik dari aspek etnis, agama dan social

7
budaya. Bahwa kedaulatan ditangan rakyat, mekanismenya berdasarkan
permusyawaratan / perwakilan.
Demokrasi merupakan nilai dari pancasila, dimana nilai tersebut memiliki
makna dan hubungan yang erat. Adapun makna yang terkandung dalam
pancasila sila ke-4 (“kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan”) adalah sebagai berikut :
1. Setiap warga Negara Indonesia memiliki kedudukan, hak dan  kedwajiban
yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah
5. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi atau golongan

Mengenai sila ke-4 daripada pancasila, dasar filsafat Negara Indonesia, yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah
Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlat daripda sifat demokrasi
Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat
demokrasi negar Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atu
ditiadakan. Berkat sifat persatuan dan kesatuan daripada pancasila, sila ke-4
mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya
adalah kerakyatan yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.   

2.3 Cara Pengamalan Demokrasi Pancasila


 Bidang politik
a. Menghargai kebebasan berpendapat, berorganisasi baik
organisasiformal maupun non formal
b. Melaksanakan hak pilih dalam Pemilu
c. Menghargai kebebasan berpolitik antar sesama warga Negara.

8
 Bidang keagamaan
a. Menghargai cara beribadah dan dan keyakinan orang lain
b. Menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama
c. Kebebasan dalam mengamalkan ibadah kepada Tuhan yang
MahaEsa.

 Bidang ekonomi
a. Mewujudnya perekonomian rakyat berdasarkan asas
kekeluargaandalam bentuk koperasi
b. Mewujudkan kerja sama antar pengusaha kecil dan pengusaha
besar sebagai mitra usaha
c. Melaksanakan kerja sama yang baik antar pengusaha bank dan
pinjaman awal.

 Bidang keamanan
a. Melaksanakan piket siskamling
b. Mengadakan musyawarah untuk menghindari berbagai
bentuktindak kejahatan
c. Mehindari tindakan main hakim sendiri
 Bidang social budaya
a. Memberikan pertolongan kepada masyarakat yang mendapat
musibah
b. Membiasakan hidup gotong royong dan musyawarah untuk
mencapai mufakat
c. Berusaha untuk melindungi budaya khas daerah dan sebagainya.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Demokrasi Pancasila ialah suatu sistem demokrasi yang berpedoman


pada paham-paham yang terkandung dalam sila-sila dan nilai-nilai
Pancasila. Dimana dalam berjalannya demokrasi di Indonesia dalam bentuk
apapun harus memperhatikan norma-norma yang dimuat dalam Pancasila.

Dalam perjalanan bangsa Indonesia, Demokrasi Pancasila juga turut


berkembang seiring dengan pergantian masa dan kepemimpinan, mulai dari
masa revolusi kemerdekaan sampai kepada masa reformasi. Namun
meskipun terjadinya pergantian masa dan kepemimpinan demokrasi dengan
peham pancasila tetap dipertahankan, hanya saja terdapat sedikit perbedaan
dalam menjalankannya yang bergantung pada pemimpin negara serta
bentuk negara pada waktu itu.

Demokrasi Pancsila ini juga ternyata memiliki peran yang sangat sakral
dalam kehidupan bangsa Indonesia baik secara nasional mapun dalam
keseharian, seperti pada bidang Politik, Sosial, dan Ekonomi.

3.2 SARAN

Sebagai warga negara Indonesia yang sejatinya sejak lahir sampai


sekarang ini selalu berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, sebaikya kita
lebih meningkatkan kesadaran kita untuk menerapkan nilai-nilai tersebut di
dalam keseharian kita, sehingga pemahaman yang kita punya tidak hanya
sebatas prasyarat pengetahuan dan ilmu belaka.

10
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.

http://ebengnurul.blogspot.com/2016/12/

11

Anda mungkin juga menyukai