Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IDENTITAS DAN INTEGRASI

KELOMPOK 2

DOSEN PEMBIMBING
RIZAL FAHMI, S.PD., M.PD.

DISUSUN OLEH :

NAMA NIM
MUHAMMAD ALVARESI 1904110010053
NADYA ANJANI 1904109010010
PUTRI ANANDA 1904104010099
SALAMAT MARTUA HASIBUAN 1904102010067
TEUKU HAEKAL IKRAM 1904103010072
TEUKU MUHAMMAD ALGHIFARI 1904104010061
YASMINA ELMA 1904111010041

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ini dengan judul
“Identitas dan Integritas”.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada
umatnya sampai akhir zaman. Sehingga ajaran nya dapat mengubah
manusia dari zaman yang kelam ilmu hingga zaman yang berilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Tidak lupa pula kami menyampaikan rasa terimakasih kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terimakasih
juga kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
memberikan kontribusi nya baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
. Namun terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
masih mengharapkan saran dan masukan serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga para pembaca
dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini. Dan
semoga pembelajaran di dalam makalah ini sesuai dengan nilai-nilaii
luhur pancasila dan kewarganegaraan untuk mewujudkan identitas
nasional yang baik dan beradab.

Banda Aceh, 9 Oktober 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………I


DAFTAR ISI …………………………………………………………………............II
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………..……………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………..…………………1
C. Tujuan ………………………………………………..…………………..1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Identitas Nasional………………………..………………..2
B. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional ..………………….3
C. pengertian integrasi nasional ………………..……………………….6
D. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat integrasi
Nasional………………………………………………………………………….7
E. Keterkaitan identitas nasional dan integrasi nasional……….8
BAB III : KESIMPULAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………..10
B. Saran……………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Tugas ini
disusun dengan mempelajari materi tentang “identias dan integritas”
dimana materi ini akan menjadi pembelajaran kepada kita untuk
memahami tentang semua unsur identitas nasional yaitu suku
bangsa, wilayah nusantara, agama, bahasa dan budaya yang serba
majemuk dirangkum menjadi satu dan dijadikan motivasi perekat
bangsa dan identitas nasional, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Yang
merupakan modal dasar pembangunan nasional dan menjadi cirii
khas bangsa Indonesia diantara bangsa lainnya di dunia

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub
masalah sesuai dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
1. Apa pengertian identitas nasional
2. Apa saja unsur-unsur pembentuk identitas nasional
3. Apa itu integrasi nasional
4. Apa saja faktor-faktor pendorong integrasi nasional
5. Bagaimana keterkaitan identitas nasional dan integrasi
nasional

C. PENULISAN MAKALAH
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian dari identitas nasional
2. Mengetahui unsur unsur pembentuk identitas nasional
3. Mengetahui pengertian dari integrasi nasional
4. Mengetahui faktor-faktor pendorong integrasi nasional
5. Mengetahui keterkaitan identitas nasional dan integrasi
nasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL

Kata identitas brasal dari bahasa Inggris yaitu “identity” yang


memiliki pengertian harfiahnya yaitu tanda-tanda, ciri-ciri, atau jati
diri yang melekat pada individu yang dapat membedakannya dengan
yang lain, dengan kata lain berupa simbol atau hal-hal yang menonjol
dan unik hingga orang yang melihat dapat mengetahui, mengakui,
dan mengenal suatu identitas dalam diri seseorang.
Identitas dalam Antropologi memiliki pengertian sebagai sifat kas
yang menerangkan sebuah kesadaran diri pribadi, golongan sendiri,
kelompok, komunitas atau negara sendiri sehingga identitas itu tidak
terbatas pada individu semata, tetapi berlaku juga pada suatu
kelompok.
Sedangkan kata “nasional” itu sendiri merupakan identitas yang
melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang di ikat oleh
kesamaan-kesamaan fisik yang mencangkup kebudayaan, agama dan
bahasa maupun non-fisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan.
Himpunan kelompok inilah yang kemudian disebut dengan identitas
bangsa yang mencirikan identitas nasional dan melahirkan tindakan
bersama untuk mewujudkan berbagai organisasi atau penggerakan-
penggerakan nasional yang berguna untuk bangsa dan negara.
Identitas nasional adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa
yang bersifat khas dan membedakan nya dengan bangsa yang lain.
Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan
dengan sebutan “identitas nasional” namun demikian, proses
pembentukan identitas nasional bukan suatu yang sudah selesai,
tetapi suatu yang terus berkembang dan kontekstual mengikuti
perkembangan zaman . sifat identitas nasional yang relatif dan
kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk selalu menyegarkan
pemahaman dan pemaknaan terhadap jati dirinya pertanyaan
reflektif selama ini melekat kepada bangsa Indonesia.
B. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

salah satu identitas yang melekat pada bangsa Indonesia adalah


sebutan sebagai sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan
bangsa Indonesia ini tercermin pada ungkapan bhinneka tunggal ika
yang terdapat pada symbol nasional burung garuda dengan lima
symbol yang mewakili sila-sila dalam dasar negara Pancasila.
Kemajemukan ini merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang
menjadi inti identitas diatas: sejarah,kebudayaan,suku
bangsa,agama,dan Bahasa.

1. Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi sebuah negara,
bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang.
Dua kerajaan nusantara, majapahit dan sriwijaya misalnya, dikenal
sebagai pusat-pusat kerajaan nusantra yang pengaruhnya menembus
batas batas territorial dimana dua kerajaan ini berdiri.
Kebesaran dua kerajaan nusantara tersebut telah membekas pada
semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abad-abad berikutnya
ketika penjajahan asing menancapkan kuku imperialismenya.
Semagat juang bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah telah
menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang kemudian
menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional nya.

2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas
nasional meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan
pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia dapat dilihat pada sikap
ramah dan santun kepada sesama. Adapun,unsur identitas
peradabannya tercermin dari keberadaan dasar negara Pancasila
sebagai nilai-nilai bersamma bangsa Indonesia yang majemuk.
Sebagai bangsa maritime, keandalan bangsa Indonesia dalam
pembuatan kapal pinisi di masa lalu merupakan identitas
pengetahuan bangsa Indonesia lainnya yang tidak dimiliki bangsa lain
di dunia.
3. Suku bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun
demikian, lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah
tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup Bersama dalam
kemajemukan merupakan unsur lain pembentuk identitasnya yang
harus terus dikembangkan dan dibudayakan. Kemajemukan alamiah
bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan ribuan suku, bahasa,
dan budaya.

4. Agama
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari
kemajemukan alamiah Indonesia. Keragaman agama dan keyakinan
di Indonesia tidak hanya di jamin oleh konstitusi negara, tetapi juga
merupakan suatu rahmat tuhan yang maha esa yang harus tetap di
pelihara dan disyukuri bangsa Indonesia. Mensyukuri nikmat
kemajemukan dapat dilakukan dengan sikap dan tindakan untuk
tidak memaksakan keyakinan dan tradisi suatu golongan atas
kelompok lainnya.

5. Bahasa
Bahasa Indonesia adalah suatu identitas nasional Indonesia yang
penting. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan Bahasa daerah,
kedudukan Bahasa Indonesia (Bahasa yang digunakan bangsa
melayu) sebagai Bahasa penghubung (lingua franca) berbagai
kelompok etnis yang mendiami kepulauan nusantara memberikan
nilai identitas sendiri bagi bangsa Indonesia.
Peristiwa sumpah pemuda 1928, yang menyatakan Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa persatuan Indonesia, telah memberikan
nilai tersendiri bagi pembentukan identitas nasional Indonesia. Lebih
dari sekedar bahasa nasional, Bahasa Indonesia memiliki nilai
tersendiri bagi bangsa Indonesia; ia telah memberikan sumbangan
besar pada pembentukan persatuan dan nasionalisme Indonesia.
6. Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni


“integrasi” dan “nasional”.Integrasi berasal dari kata Latin yakni
integrate yang berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi berarti proses
pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh.
Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti
bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasional mempunyai
pengertian, bersifat kebangsaan, berkenaan atau berasal dari bangsa
sendiri, dan meliputi suatu bangsa misalnya cita-cita nasional, tarian
nasional, perusahaan nasional dan lain sebagainya.
Howard Wriggins, seorang ahli sosiologi, menyatakan bahwa
pengertian nasional sudah mengandung adanya integrasi bangsa.
Artinya, pernyataan unsur-unsur yang berbeda-beda dari suatu
masyarakat menjadi kesatuan yang lebih utuh. Atau dengan kata lain,
nasional berarti berpadunya unsur-unsur masyarakat yang kecil dan
banyak jumlahnya itu menjadi satu kesatuan bangsa.
Menurut seorang ahli sosiologi dari Perancis yang bernama Ernest
Renant, proses perpaduan itu timbul akibat adanya kesadaraan,
hasrat dan kemauan untuk bersatu. Kemauan untuk bersatu atau to
be come together itu muncul akibat adanya berbagai kesamaan,
antara lain nasib yang sama dalam perjalanan sejarah.
7. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional

faktor-faktor pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut :


1) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan
seperjuangan.
2) Keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonesia
sebagaimana dikatakan dalam sumpah pemuda tanggal 28
oktober 1928.
3) Rasa cinta tanah air dikalangan bangsa Indonesia baik
golongan tua maupun muda, sebagaimana dibuktikan
oleh para pahlawan yang gugur di medan perjuangan.
4) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan
proklamasi kemerdekaan, pancasila dan UUD 1945, bendera
merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bahasa
kesatuan yaitu bahasa Indonesia.
5) Rasa rela berkorban untuk mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara dibandingkan dengan kepentingan
pribadi.
6) Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila
dan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
7) Pengembangan budaya semangat gotong royong sebagai
ciri khas kepribadian bangsa Indonesia secara turun
temurun.
Faktor-faktor penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut :
1) Masyarakat Indonesia yang heterogen atau beragam
jumlahnya dan mencangkup faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerah, bahasa, ras,
agama dan lain sebagainya, tentu dapat menimbulkan
terjadinya konflik jika tidak adanya pengembangan rasa
saling menghargai atau toleransi.
2) Karena wilayah yang begitu luas di indonesia yang terdiri atas
ribuan bentuk pulau yang dikelilingi lautan luas.
3) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang mengganggu keutuhan, kesatuan dan
persatuan bangsa, baik gangguan yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
4) Besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan
yang dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas atau
kecemburuan sosial yang berdampak pada perpecahan SARA
(suku, agama, ras dan antar-golongan).
5) Adanya paham “etnosentrisme” yang dianut oleh beberapa
suku bangsa yang kemudian menonjolkan kelebihan-
kelebihan kebudayaannya dan meremehkan atau
merendahkan kebudayaan bangsa lain.
6) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
baik secara kontak langsung misalnya melalui unsur-unsur
pariwisata, maupun melalui media lain seperti media cetak
(majalah, tabloid) dan media elektronik (televisi, radio, film,
internet, dan telepon seluler yang semakin canggih).
8. Keterkaitan Indetitas nasional dan Integritas Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. Sedangkan Identitas nasional secara terminologis adalah
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka identitas nasional
merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan
berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di nusantara
dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian
dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan
nasional dengan acuan pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Menurut Syarbani dan Wahid dalam bukunya yang berjudul
“Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan
Kewarganegaraan”, keempat unsur Identitas Nasional tersebut diatas
dapat dirumuskan kembali menjadi 3 bagian:
1. Identitas Fundamental: berupa Pancasila yang menrupakan
Falsafah Bangsa, Dasar
Negara, dan Ideologi Negara.
2. Indetitas Instrumental: berupa UUD 1945 dan Tata
Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, dan Lagu
Kebangsaan.
3. Indetitas Alamiah: meliputi Kepulauan (archipelago) dan
Pluralisme dalam suku,
bahasa, budaya dan kepercaraan (agama).
Identitas nasional bangsa Indonesia ditunjukkan dari
keberagaman suku, budaya, agama dan bahasa. Keberagaman inilah
yang seringkali menjadi penghalang upaya untuk menyatukan
perbedaan yang ada dalam bingakai “Bhineka Tunggal Ika”.
Perbedaan yang terjadi memanglah menjadi suatu nilai yang khas
dari bangsa kita, menjadi identitas nasional yang membedakan
bangsa kita dari bangsa-bangsa lainnya. Namun perbedaan itulah
yang menjadi kendala dalam mewujudkan integrasi nasional di
Indonesia.
Antara integrasi nasional dan identitas nasional memiliki kaitan
yang erat. Keberagaman di indonesia menjadi suatu identitas
nasional dan keberagaman itu perlu disatupadukan untuk
menciptakan suatu keselarasan, dan proses untuk menciptakan
keselarasan itu merupakan bentuk dari integrasi nasional. Dan hasil
dari proses integrasi nasional itulah yang menciptakan identitas
nasional kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika”, berbeda-beda tetapi tetap
satu.
Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan
multi dimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan dan
kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak
membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Dengan
demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu
terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang
diinginkan.
Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu
karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan
tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan.
Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih
menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tentram. Jika
melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan
Papua merupakan cermin dan belum terwujudnya integrasi nasional
yang diharapkan. Sedangkan kaitannya dengan identitas nasional
adalah bahwa adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari
identitas nasional yang sedang dibangun.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Identitas dan Integritas nasional Indonesia pada dasarnya cukup


baik namun sedikit terjadi permasalahan pada integritas nasional
yang mengakibatkan konflik-konflik di berbagai daerah kita sebagai
penerus bangsa harus menyadari bahwa integrasi nasional itu
penting agar tercapai Indonesia yang kuat.

B. SARAN

Untuk mencapai Indonesia yang baik dan kuat, masyarakat perlu


adanya bimbingan dari berbagai pihak dengan diberikan edukasi dan
pendekatan, dan untuk mengatasi permasalahan yang ada alangkah
baiknya di selesaikan dengan rasa kekeluargaan dan menanamkan
rasa toleransi dan solidaritas pada tiap individual.
DAFTAR PUSTAKA

Ubaedillah, A dan Abdul Razak. 2010. Pancasila, Demokrasi, HAM,


dan Masyarakat Madani, Jakarta: kencana Prenada Media Grup

2016. “Pendidikan Kewarganegaraan 2: Identitas dan Integritasi


Nasional”. http://notebookuna.blogspot.com/2016/10/pendidikan-
kewarganegaraan-2-identitas.html. Diakses pada 1 Oktober 2019

Soroyo, Agustina Magdalena Djuhan. 2002. “Integritas Nasional.


Jurnal integritas dalam perspektif sejarah Indonesia, :2-3

Sulisworo, Dwi. Dkk, 2012. “identitas Nasional”. Jurnal identitas


nasiona. :17-20

Anda mungkin juga menyukai