LN 1
LN 1
ECON 6032
Managerial Economics
Week 1
Market Force Analysis in
Managerial Economics
OUTLINE MATERI :
1. Introduction
2. 5 Force Model
3. Concept of Demand
4. Concept of Supply
5. Market Equilibrium
6. Price Restrictions
1. Pendahuluan
Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori dan metode ekonomi dalam proses pengambilan
keputusan manajerial dan administratif ( Hirschey,M.,2003). Dengan demikian ekonomi
manajerial mengkaji dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan yang dapat digunakan
sebagai rujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan
manajerial. Ekonomi manajerial akan sangat membantu para manajer untuk memahami
bagaimana determinan ekonomi mempengaruhi kinerja organisasi dan perilaku manajerial.
Dalam konteks pembelajaran yang ekstensif, ekonomi manajerial memanfaatkan sejumlah
alat analisis seperti metode kuantitatif, statistik atau ekonometrika dan konsep-konsep
manajemen strategik serta analisis keuangan.
Masalah pengambilan keputusan timbul pada tiap organisasi, baik bermotif laba atau
nirlaba, ketika organisasi itu berusaha mencapai tujuannya dalam menghadapi kendala.
Contoh, bagaimana sebuah rumah sakit berusaha mengobati pasiennya sebanyak mungkin
dengan standar kesehatan yang cukup dengan keterbatasan sumberdaya (dokter, fasilitas,
perawat, dll).
Dalam sebuah persaingan bisnis, suatu perusahaan seharusnya tidak hanya terpaku pada
kompetitor saja. Seringkali sebuah perusahaan hanya memantau dan menganalisa
kompetitornya saja, sehingga mereka terjebak dalam “competitor oriented”. Padahal selain
kompetitor, kita juga memiliki pesaing yang potensial. Menurut Porter dalam five forces
model, dikembangkan model yang digunakan untuk mengantisipasi 5 kekuatan eksternal
yang dapat menjadi ancaman.
Pemodelan 5 kekuatan (5 Forces model) dikembangkan pertama kali oleh Michael Porter.
Five Forces Model Porter merupakan tool untuk menganalisis suatu lingkungan yang
kompetitif yang akan berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk. Menurutnya ada lima
kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, seperti ditunjukkan
dalam Gambar 1, yaitu (1) ancaman pendatang baru, (2) daya tawar konsumen, (3)
ancaman produk pengganti, (4) daya tawar pemasok, serta (5) ancaman pesaing. Analisis ini
biasanya dilakukan dengan kombinasi analisis SWOT.
Model Porter's Five Forces ini berlaku di semua industry, karena di setiap industri selalu
ada hubungan yang mendasar di antara Lima Kekuatan tersebut, dan menentukan
profitabilitas. Profitabilitas yang terukur dihitung melalui persamaan dasar yang sederhana :
Struktur industri ini walaupun cenderung stabil namun tetap dinamis. Struktur industri
akan berubah bila terjadi perubahan yang struktural pada kelima kekuatan pembentuknya -
dan biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk berubah.Selama ini analisis 5 Kekuatan
digunakan untuk menilai "daya tarik" sebuah industri padahal alatanalisis ini memiliki fungsi
yang lebih luas.
Permintaan diartikan sebuah kebutuhan yang didukung dengan daya beli (purchasing
power). Jadi tanpa didukung dengan daya beli hanyalah suatu keinginan belaka. Dalam
ekonomi manajerial analisis yang dikembangkan adalah memahami karakteristik permintaan
pasar suatu perusahaan.
Hukum permintaan menyebutkan bahwa "apabila harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami penurunan, dan apabila harga turun maka jumlah barang yang
diminta akan mengalami kenaikan ". Dalam hukum permintaan jumlah barang yang diminta
akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan
menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta. Hal ini dikarenakan: naiknya harga
menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah
permintaan. Naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti
yang harganya lebih murah.
Fungsi permintaan pasar akan suatu produk : Menunjukkan hubungan antara jumlah
produk yang diminta (Qx) dengan semua faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut.
Secara singkat hubungan antara jumlah permintaan barang atau jasa dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hubungan antara jumlah permintaan barang dengan beberapa variabel penentu
pada periode tertentu
Untuk lebih jelasnya, kami tampilkan dalam contoh kurva berikut ini:
Dalam kurva permintaan di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00 menjadi
$2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax). Peningkatan harga es krim ini mengakibatkan
jumlah permintaan es krim turun dari 8 menjadi 4, dan terjadi pergerakan di sepanjang kurva
permintaan yaitu dari titik A ke B.
Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan
maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang diminta
Untuk barang normal, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang
diminta akan meningkat pula dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Sedangkan
untuk barang inferior, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang
diminta akan turun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
Apabila digambarkan dalam sebuah kurva, berturut-turut adalah seperti terlihat pada Gambar
3 dan Gambar 4.
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang bersedia dibayar
konsumen untuk sebuah barang dengan jumlah sebenarnya yang dibayar konsumen.
Misalnya, seorang mahasiswa bersedia membayar $13 untuk karcis konser rock, walaupun
dia seharusnya hanya membayar $12. Sisa $1 adalah surplus konsumennya. Bila kita
menjumlahkan surplus konsumen dari semua konsumen yang membeli suatu barang, kita
akan memperoleh ukuran surplus konsumen agregat.
Untuk pasar secara keseluruhan, surplus konsumen dapat diukur dengan area di bawah
kurva permintaan dan diatas garis yang menunjukkan harga pembelian barang. Surplus
Besarnya surplus konsumen dapat diketahui dengan mencari luas segitiga yang
terbentuk.
4. Konsep Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan
waktu tertentu. Sedangkan Hukum penawaran berbunyi: bila tingkat harga mengalami
Kurva penawaran atau supply curve adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara
harga dengan jumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada masing-masing tingkat harga.
Sudah menjadi sifat produsen atau penjual bahwa bila harga naik, mereka akan menambah
jumlah barang yang dijual dan sebaliknya. Sehingga bentuk kurva penawaran adalah miring
membentuk lereng dari kiri bawah ke kanan atas atau dari kanan atas ke kiri bawah.
Dalam kurva penawaran di atas, misalnya diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00
menjadi $3.00. Peningkatan harga es krim ini mengakibatkan jumlah penawaran es krim
bertambah dari 1 menjadi 5, dan terjadi pergerakan di sepanjang kurva penawaran yaitu dari
titik A ke C.
Selain pergerakan, kurva penawaran juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan
maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang ditawarkan
produsen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut. Berbagai
faktor yang dimaksud diantaranya adalah harga input, teknologi, harapan (ekspektasi), dan
jumlah penjual.
Contoh:
Akibatnya, jumlah barang yang ditawarkan meningkat dan menyebabkan kurva penawaran
bergeser ke kanan.
Surplus Produsen adalah harga barang yang dijual oleh produsen, dikurangi dengan biaya
produksi barang tersebut. Lebih mudahnya, dapat dikatakan bahwa surplus produsen
merupakan ukuran keuntungan yang diperoleh oleh produsen dalam menjual produknya.
Surplus produsen dalam kurva penawaran ditunjukkan pada area dibawah harga barang,
dan di atas kurva penawaran. Lebih jelasnya lihat dalam gambar 9.
Apabila terjadi kenaikan harga barang, seorang produsen akan mendapatkan tambahan
keuntungan (surplus produsen). Selain itu, akan ada pula produsen baru yang mendapatkan
keuntungan (surplus) dari kenaikan harga tersebut.
5. Keseimbangan pasar
Keseimbangan pasar (market equilibrium) akan tercapai jika jumlah produk yang diminta
sama dengan jumlah produk yang ditawarkan, atau harga produk yang ditawarkan sama
dengan harga produk yang diminta pembeli. Pada saat itu akan terjadi transaksi antara penjual
dan pembeli, karena telah terjadi kesepakatan mengenai harga dan atau jumlah produk.
Berikut ini gambar 10 mengenai keseimbangan pasar antara kurva penawaran yang
berpotongan dengan kurva permintaan:
Hal sebaliknya akan terjadi jika harga mula-mula ada di bawah Pe, yaitu P2 = 5.
Kekurangan (Shortage), yaitu situasi dimana jumlah permintaan melampaui jumlah
penawaran. Hal ini mengakibatkan harga tertekan ke atas karena konsumen akan bersaing
satu sama lain untuk mendapatkan penawaran yang ada dan produsen merespon dengan
kenaikan harga dan menambah output dan harga akhirnya akan mencapai Pe = 7.
• Suatu kondisi di mana penawaran lebih besar daripada permintaan atau dinotasikan
dengan Qs > Qd, maka disebut dengan surplus (kelebihan penawaran).
• Suatu kondisi di mana permintaan lebih besar daripada penawaran atau dinotasikan
dengan Qd > Qs, maka disebut dengan shortage (kelebihan permintaan).
6. Penetapan Harga/Intervensi Harga
Bentuk intervensi pemerintah dalam ekonomi mikro adalah kontrol harga. Tujuan kontrol
harga adalah untuk melindungi konsumen atau produsen. Bentuk kontrol harga yang paling
umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor price) dan harga maksimum (ceiling
price).
Harga minimum atau harga dasar merupakan batas seberapa rendah harga dapat
dikenakan pada suatu produk melalui kesepakatan bersama atau ketentuan pemerintah.
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk
melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian.
Kebijakan harga dasar dapat biasa digunakan pada saat ditemukan kapasitas produksi di
pasar terlalu sedikit sehingga kuantitas barang beredar di pasar lebih rendah dari permintaan
pasar, hal ini dikarenakan terlalu rendah nya harga jual yang ada di pasar, sehingga selisih
harga produksi dengan harga jual pasar terlalu kecil. Hal ini menyebabkan produsen takut
untuk memperbanyak kapasitas produksi dikarenakan harga jual yang rendah dan supplier
cenderung menyimpan barang mereka menunggu harga pasar pulih kembali. Oleh karena itu
dalam situasi seperti ini pemerintah biasanya menetapkan harga dasar. Harga dasar yang
ditetapkan akan berada di atas harga equilibrium pasar. Konsumen akan diberatkan pada
naiknya harga suatu produk yang dikenakan harga dasar tersebut sehingga mereka harus
Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan
supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual
kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah
ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan
membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar.
Kebijakan harga maksimum biasanya diberlakukan pada saat harga pasar yang ada tidak
mengalami kenaikan yang cenderung berarti dalam kurun waktu yang singkat sedangkan
suatu permintaan pasar terhadap produk meningkat. hal ini akan memicu produsen atau
supplier untuk menaikkan harga. Dalam situasi seperti ini kebijakan harga maksimum perlu
diberlakukan untuk menjaga stabilitas harga pasar supaya kenaikan harga yang ditetapkan
oleh produsen tidak terlalu tinggi dan tidak membani produsen.
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh
pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat
HET
Jika HET ditetapkan sama dengan atau lebih tinggi daripada harga keseimbangan
sebagaimana ditetentukan oleh supply dan demand di pasaran, maka penetapan harga ini
tidak banyak pengaruhnya, dan hanya sekadar untuk mencegah para penjual menaikkan harga
lebih daripada batas yang ditetapkan itu. Tetapi bila HET itu lebih rendah daripada harga
keseimbangan, akan timbul berbagai persoalan.
Sebagai ilustrasi misalnya Harga keseimbangan antara permintaan dan penawaran adalah
Rp 3000. Harga ini dianggap terlalu tinggi. Agar barang dapat dibeli oleh masyarakat, maka
pemerintah menetapkan HET misalnya sebesar Rp 2.000. Pada harga Rp 2.000 ini Qd >Qs.
Jumlah yang akan dibeli 30, sedangkan jumlah yang akan dijual pada harga tersebut hanya
15, sehingga ada kekurangan. Kekurangan ini dapat menimbulkan pasar gelap sebab untuk
memperoleh jumlah sebanyak 15 tersebut para pembeli bersedia membayar sampai Rp 3.500.
Seandainya jumlah 15 ini dijual di pasar bebas, maka akan bisa mencapai harga Rp
3.500. Tetapi HET yang ditetapkan oleh pemerintah hanya Rp 2.000. Inilah yang
menimbulkan pasar gelap, barang dijual secara gelap dengan harga di atas HET yang
ditetapkan oleh pemerintah. Cara ini hanya menguntungkan pedagang, sedang masyarakat
yang membutuhkan barang tidak kebagian.
Porter's Five Forces merupakan alat analisis industri untuk bersaing demi keuntungan
perusahaan dalam industri bersaing langsung, tidak hanya dengan pesaing mereka tetapi juga
dengan semua pihak yang dapat menangkap nilai yang diciptakan industri, yaitu : konsumen,
pemasok, pendatang baru potensial dan produk pengganti.
Kekuatan kolektif Lima Kekuatan ( Porter's Five Forces) menentukan profitabilitas rata-
rata industri melalui pengaruhnya pada harga, biaya dan investasi yang dibutuhkan
untuk berkompetisi. Profitabilitas yang terukur dihitung dengan persamaan:
Analisis Porter's Five Forces memiliki manfaat yang luas sebagai alat analisis industri
daripada sekedar untuk menunjukkan "daya tarik" industri. Selain itu, analisis
Porter's Five Forces dapat membantu mengantisipasi dan mengeksploitasi perubahan
struktural dalam suatu industri. Analisis Porter's Five Forces digunakan untuk menganalisis
industri tidak untuk menganalisis perusahaan sebagai individu