Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP

Jl. PHH. Mustopa No. 68 Bandung - 40124


Telp 7275489 - email : info@usbypkp.ac.id atau sia@usbypkp.ac.id

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN GRAFIS


Masagus M. Ramadhani (2212201023)
Universitas Sangga Buana (USB)

1. Mengapa dibutuhkan overlay?


2. Jelaskan yang dimaksudkan dengan buffering?

Jawaban :

1. Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi Geografis).
Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas grafis peta
yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot. Secara
singkatnya, overlay menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang lain
beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan keduanya yang memiliki
informasi atribut dari kedua peta tersebut.
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
Jl. PHH. Mustopa No. 68 Bandung - 40124
Telp 7275489 - email : info@usbypkp.ac.id atau sia@usbypkp.ac.id

Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu
layer untuk digabungkan secara fisik.
Pemahaman bahwa overlay peta (minimal 2 peta) harus menghasilkan peta baru
adalah hal mutlak. Dalam bahasa teknis harus ada poligon yang terbentuk dari 2 peta
yang di-overlay. Jika dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari informasi peta
pembentukya. Misalkan Peta Lereng dan Peta Curah Hujan, maka di peta barunya
akan menghasilkan poligon baru berisi atribut lereng dan curah hujan.
Teknik yang digunaan untuk overlay peta dalam SIG ada 2 yakni union dan intersect.
Jika dianalogikan dengan bahasa Matematika, maka union adalah gabungan,
intersect adalah irisan. Hati-hati menggunakan union dengan maksud overlay antara
peta penduduk dan ketinggian. Secara teknik bisa dilakukan, tetapi secara konsep
overlay tidak.

Ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan pada overlay untuk menggabungkan
atau melapiskan dua peta dari satu daerah yang sama namun beda atributnya yaitu:
a) Dissolve themes
Dissolve yaitu proses untuk menghilangkan batas antara poligon yang mempunyai
data atribut yang identik atau sama dalam poligon yang berbeda. Peta input yang
telah di digitasi masih dalam keadaan kasar, yaitu poligon-poligon yang
berdekatan dan memiliki warna yang sama masih terpisah oleh garis poligon.
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
Jl. PHH. Mustopa No. 68 Bandung - 40124
Telp 7275489 - email : info@usbypkp.ac.id atau sia@usbypkp.ac.id

Kegunaan dissolve yaitu menghilangan garis-garis poligon tersebut dan


menggabungkan poligon-poligon yang terpisah tersebut menjadi sebuah poligon
besar dengan warna atau atribut yang sama.

b) Merge Themes
Merge themes yaitu suatu proses penggabungan 2 atau lebih layer menjadi 1 buah
layer dengan atribut yang berbeda dan atribut-atribut tersebut saling mengisi atau
bertampalan, dan layer-layernya saling menempel satu sama lain.

c) Clip One Themes


Clip One themes yaitu proses menggabungkan data namun dalam wilayah yang
kecil, misalnya berdasarkan wilayah administrasi desa atau kecamatan. Suatu
wilayah besar diambil sebagian wilayah dan atributnya berdasarkan batas
administrasi yang kecil, sehingga layer yang akan dihasilkan yaitu layer dengan
luas yang kecil beserta atributnya.

d) Intersect Themes
Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema atau layer input atau
masukan dengan atribut dari tema atau overlay untuk menghasilkan output
dengan atribut yang memiliki data atribut dari kedua theme.

e) Union Themes
Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari tema
overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut.

f) Assign Data Themes


Assign data adalah operasi yang menggabungkan data untuk fitur theme kedua
ke fitur theme pertama yang berbagi lokasi yang sama Secara mudahnya yaitu
menggabungkan kedua tema dan atributnya

2. Buffer atau Buffering adalah salah satu analisis yang terdapat dalam Sistem
Informasi Geografis. Fungsi Buffering adalah untuk menganalisis jangkauan area
dari suatu fenomena geosfer. Dengan analisis buffering, peneliti dapat menentukan
batasan wilayah pengaruh dari objek yang diteliti. Buffering biasanya digunakan
untuk analisis yang bertujuan untuk:
a) memetakan cakupan wilayah atau jangkauan jarak suatu objek atau fenomena
geosfer.
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
Jl. PHH. Mustopa No. 68 Bandung - 40124
Telp 7275489 - email : info@usbypkp.ac.id atau sia@usbypkp.ac.id

Hasil analisis buffering biasanya berupa polygon. Proses analisis buffering akan
menghasilkan wilayah cakupan yang dapat digunakan untuk identifikasi letak
objek yang ada di dalam atau di luar lingkaran buffer.
b) Analisis buffering umumnya digunakan dalam kajian:
1) Pemetaan zonasi nilai lahan;
2) Pemetaan area DAS;
3) Pemetaan rencana perluasan jalan;
4) Pemetaan cakupan layanan rumah sakit;
5) Pemetaan zona jaringan listrik dan air, dsb.
Di dalam SIG, kita dapat menggunakan beragam analisis lain. Intinya, teknik analisis
SIG harus disesuaikan dengan kebutuhan topik yang dikaji.
Buffer merupakan konsepsi fungsi atau fasilitas yang dapat ditemui pada setiap
aplikasi SIG termasuk ArcView. Fasilitas ini sering digunakan dalam pekerjaan
analisis yang berkaitan dengan ‘regulasi’ lingkungan (Prahasta, 2002). Buffer
merupakan bentuk lain dari teknik analisis yang mengidentifikasi hubungan antara
suatu titik dengan area di sekitarnya atau disebut sebagai Proximity Analysis (analisis
faktor kedekatan). Proximity Analysis merupakan proses analisa yang biasa
digunakan dalam penentuan site/lahan untuk keperluan strategi pemasaran dalam
bisnis/perdagangan. Dalam Prahasta (2002), secara anatomis Buffer merupakan
sebentuk zona yang mengarah keluar dari sebuah obyek pemetaan apakah itu
sebuah titik, garis, atau area (poligon). Dengan membuat Buffer, akan terbentuk
suatu area yang melingkupi atau melindungi suatu obyek spasial dalam peta
(buffered object) dengan jarak tertentu. Jadi zona-zona yang terbentuk secara grafis
ini digunakan untuk mengidentifikasi kedekatan-kedekatan spasial suatu obyek peta
terhadap obyek-obyek yang berada di sekitarnya. Dalam teori perkotaan yang
diutarakan oleh Kevin Lynch, menyebutkan bahwa kota atau kawasan dapat lahir dari
elemen-elemen seperti titik (dot/point), garis (line/path), dan polygon (area). Dari
ketiga elemen tersebut yang juga menjadi elemen peta sebagai representasi kota
atau kawasan, buffer juga dapat terbentuk dari ketiga unsur tersebut. Bentuk buffer
akan menyesuaikan dengan bentuk elemen yang ada.
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
Jl. PHH. Mustopa No. 68 Bandung - 40124
Telp 7275489 - email : info@usbypkp.ac.id atau sia@usbypkp.ac.id

Buffer yang terbentuk dari titik biasanya menggambarkan kondisi mengenai cakupan
atau jangkauan pelayanan dari sebuah fungsi di titik tersebut. Sementara pada buffer
yang terbentuk dari unsur garis dan polygon lebih banyak menggambarkan kondisi
dampak dari fenomena yang terkandung dalam unsur peta tersebut. Contohnya
dalam hal ini adalah cakupan luapan sungai atau dampak kebisingan di jalan raya.
Khususnya pada bentuk poligon, terdapat dua jenis buffer yang terbentuk
berdasarkan arahnya, yaitu keluar dan kedalam. Buffer yang terbentuk ke dalam
disebut sebagai set-backs sebagai representasi dari kondisi poligon tersebut
pengaruhnya terhadap suatu regulasi, contohnya garis sempadan bangunan atau
rencana perluasan jalan atau lahan yang kemudian berdampak pada lahan yang
menjadi poligon tersebut.

Bentuk Buffer yang berangkat dari elemen titik dalam peta. Buffer dapat berhierarki
dalam skala tertentu untuk menunjukkan pengaruh suatu nilai terhadap area yang
dilingkupinya (DeMers, 2009)
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
Jl. PHH. Mustopa No. 68 Bandung - 40124
Telp 7275489 - email : info@usbypkp.ac.id atau sia@usbypkp.ac.id

Bentuk Buffer yang berangkat dari elemen garis atau unsur path, dapat
menggambarkan nilai yang terkandung dalamgaris tersebut sebagai kondisi
tertampung’ contohnya dalam sungai atau kanal (DeMers, 2009)

Bentuk Buffer yang terbuat dari unsur polygon seperti contohnya merepresentasikan
dampak keberadaan danau atau suatu kawa

Anda mungkin juga menyukai