PROPOSAL
Oleh :
DAYANA NOPRIDA
NIM : 2020092010003
PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Riset Kuantitatif
KATA PENGANTAR
ii Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
dengan baik sebagai salah satu persyaratan Ujian Tengah Semester mata ajar Riset
Kuantitatif. Adapun judul dari Proposal ini adalah “Pengaruh Kompres Air
Hangat Terhadap Nyeri Luka Perineum Ibu Post Partum di PMB Yoyoh Suherti
karena peran serta dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini belum sempurna, maka dari itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Tiada hal penulis
harapkan semoga proposal ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
Muhammadiyah Jakarta.
Peneliti
DAFTAR ISI
iii Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
HALAMAN SAMPUL DEPAN......................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 4
C. Tujuan............................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa kritis bagi ibu yang telah bersalin dan bayi
baru lahir, hal ini terjadi karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi
lebih sering terjadi pada pasca persalinan. Biasanya pada masa ini masa nifas
sering terjadi nyeri luka pada perineum, baik luka yang dibuat seperti
episiotomi atau luka robekan spontan, salah satunya adalah laserasi perineum
penyangga kandung kemih atau rektum yang terlalu kuat (Marmi, 2012).
hidup di negara maju, sekitar 50% dari kejadian laserasi perineum tersebut
terjadi di Asia. Hampir 75% penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan
bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat
jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan)
adalah perlukaan jalan lahir, baik dengan tindakan episiotomi maupun robekan
2017).
selama 12 hari post partum. Ketidaknyamanan dan nyeri yang dialami ibu post
partum akibat robekan perineum biasanya ibu takut untuk bergerak setelah
pola makan, psikologis ibu, kemampuan untuk buang air besar atau buang air
kecil, aktifitas sehari - hari dalam hal menyusui dan mengurus bayi. Dampak
lokea yang tidak lancar dan perdarahan post partum, jika nyeri luka perineum
(2012) perawatan luka episiotomi pada ibu post partum sangat penting agar
luka dapat sembuh dan tidak terjadi infeksi. Menurut Suwiyoga (2004 dalam
kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab akan sangat menunjang
ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi
yang lambat dapat menyebabkan kematian ibu post partum mengingat kondisi
dapat dilakukan baik secara farmakologi atau non farmakologi. Metode dalam
samping bagi ibu seperti memberikan analgetik asam mefenamat yang dapat
beresiko juga bagi bayi karena masuk kedalam peredaran darah yang
terkumpul pada air susu ibu seperti reaksi alergi dan diare pada bayi.
risiko yang lebih kecil, tidak menimbulkan efek samping dalam mengatasi
Salah satu metode non farmakologi pilihan yang paling sederhana yang
stimulus nyeri sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit dan
memberikan rasa hangat pada daerah tertentu (Potter & Perry, 2012).
spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Sedangkan
lakukan pada beberapa ibu nifas, didapatkan bahwa ibu menyatakan bahwa
ketika mengalami nyeri pada luka perineum ibu hanya minum obat yang
penelitian dengan judul “Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Nyeri Luka
Perineum Ibu Post Partum di PMB Yoyoh Suherti Pringsewu Tahun 2020.
B. Rumusan Masalah
partum lebih sedikit, karena pada masa ini ibu butuh perawatan tentang nyeri
luka episiotomi. Salah satu metode untuk mengurangi nyeri pada luka
perineum adalah pemberian terapi non farmakologis yaitu kompres air hangat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
luka perineum ibu post partum di PMB Yoyoh Suherti. SST Pringsewu
tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
tahun 2020.
c. Diketahui skala nyeri luka perineum ibu post partum setelah dilakukan
2020.
tahun 2020
D. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Responden
BAB II
A. Laserasi Perineum
1. Pengertian
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada
pada semua persalian pertama dan tidak jarang pada persalinan berikutnya
(Prawirohardjo, 2012).
Laserasi perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir
Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi
luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Robekan perineum terjadi
perineum yang melebihi derajat satu di jahit. Hal ini dapat dilakukan
litotomi dilakukan pembersihan luka dengan cairan anti septik dan luas
Luka ini terutama mengenai garis tengah dan melebar sampai corpus
derajat ketiga yang robek hanyalah spinter recti; pada robekan yang
2012).
yang baik bahwa robekan derajat ketiga dan keempat, khususnya jika
Gambar 2.1
Robekan Perineum
3. Etiologi
persalinan dimana:
f. Primipara
g. Letak sungsang
embriotomi
faktor adalah :
a. Faktor maternal:
dengan munculnya his atau kontraksi rahim. His yang bagus dapat
membuka jalan lahir dengan cepat, namun hal ini dipengaruhi cara
ibu mengejan, artinya jika hisnya bagus tetapi ibu menerannya tidak
kuat maka tidak akan terjadi pembukaan jalan lahir. Sedangkan jika
Bila kepala telah mulai lahir, ibu diminta bernafas panjang, untuk
(Oxron, 2010).
yang berlebihan.
terkendali.
dan hematoma jalan lahir yang kelak dapat menjadi nekrotik dan
darah, yang terjadi pada tungkai, vagina, vulva, dan terjadi wasir.
6) Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula
tetapi terdiri atas segi tiga depan dan segi tiga belakang yang
ukuran yang terakhir ini lebih kecil daripada biasa, maka sudut
arcus pubis mengecil (kurang dari 800). Agar supaya dalam hal ini
kepala janin dapat lahir, diperlukan ruangan yang lebih besar pada
(Saifuddin, 2012)
7) Peluasan episiotomi
2014).
Uteri agar dapat diketahui Tafsiran Berat Badan Janin dan dapat
besar seperti ruptur uteri, ruptur jalan lahir, partus lama, distosia
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
bahu, dan kematian janin akibat cedera persalinan (Saifuddin,
2012).
lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang berat dan rupture
3) Kelahiran bokong
pasien bila stasiunnya nol maka diameter biparietalis ada pada atau
baru saja melalui PAP. Jadi apabila forceps dipasang pada stasiun
5) Distosia bahu
kemungkinan telah terjadi perlukaan jalan lahir. Tanda dan gejala robekan
setelah bayi lahir, uterus berkontraksi dengan baik, dan plasenta normal.
Gejala yang sering terjadi antara lain pucat, lemah, pasien dalam keadaan
terjadi karena robekan dan ini menimbulkan akibat ynag fatal seperti
dilahirkan, terutama saat kelahiran kepala dan bahu. Kejadian laserasi akan
7. Mempersiapkan Penjahitan
vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau
jauh untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan derajat tiga atau
sfingter terluka, ibu mengalami laserasi derajat tiga atau empat dan
harus segera dirujuk. Ibu juga dirujuk jika mengalami laserasi serviks.
m. Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih) dan
benang. Gunakan benang kronik 2-0 atau 3-0. Benang kromik bersifat
1. Pengertian
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma,
membran mukosa
Menurut Dewi (2012) waktu dan cara perawatan luka perineum, yaitu :
a. Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
vagina dengan air bersih. Basuhlah dari arah depan kebelakang hingga
tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel disekitar vagina baik itu
d. Bila keadaan vagina terlalu kotor, cucilah dengan sabun atau cairan
e. Bila keadaan luka perineum terlalu luas atau ibu dilakukan episiotomi,
BAK.
baru. Pembalut harus diganti setiap kali selesai BAB dan BAK atau
minimal 3 jam sekali atau bila ibu sudah merasa tidak nyaman.
Smeltzer (2012) :
a. Usia
dengan usia yang terjadi pada sistem tubuh lainnya, yang dapat
penyembuhan luka. Kulit utuh pada orang dewasa muda yang sehat
merupakan suatu barier yang baik terhadap trauma mekanis dan juga
dengan kecepatan yang berbeda pula, tetapi lebih dari usia 30 tahun
bertambahnya usia.
menyatakan bahwa faktor usia merupakan salah satu faktor yang dapat
terjadi pada usia muda dari pada orang tua. Sebab fungsi penyatuan
jaringan pada kulit ibu post partum yang sudah tidak usia reproduktif
oleh Sampe (2014), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara usia
sebanyak 59,4%.
b. Mobilisasi Dini
oleh semua ibu post partum, baik ibu yang mengalami persalinan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
normal maupun persalinan dengan tindakan. Adapun manfaat dari
c. Tradisi
dengan budaya tarak yang memang sudah turun temurun dari nenek
d. Pengetahuan
e. Jenis Luka
spontan. Ibu dengan luka episotomi merasa bahwa lukanya lebih baik
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
perineum sangatlah penting karena luka bekas jahitan jalan lahir ini
dianjurkan pada ibu nifas untuk merawat luka jahitan yang bisa
2011).
tersebut.
g. Status nutrisi
menghantarkan oksigen.
masa nifas menurut Ambarwati dan Wulandari (2010) ibu nifas harus
h. Personal hygiene
benda asing seperti debu dan kuman. Pada masa postpartum, seorang
ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri
dijaga.
pakaian, jamban, air bersih dan lain-lain. Dalam masa nifas kondisi
perineum yang terkena lokhea (darah dari uterus yang keluar melalui
perineum pada masa nifas terutama pada ibu dengan luka perineum
C. Nyeri
1. Pengertian
individu. Rasa nyeri yang dirasakan seringkali berbeda pada tiap individu.
(Andarmoyo, 2016).
2. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Akut
c. Nyeri Kronik
Nyeri tipe ini sering kali tidak menunjukkan abnormalitas baik secara
hari nyeri kronik dibagi menjadi nyeri kronik tipe maligna (nyeri
kanker) dan nyeri kronik tipe non maligna (artritis kronik, nyeri
3. Penyebab Nyeri
a. Kerusakan ringan.
penekanan vaskuler.
4. Fisiologi Nyeri
Rasa nyeri dapat timbul melalui beberapa proses dan tahapan. Proses
a. Stimulasi
tersebar luas di dalam lapisan superficial kulit dan juga pada jaringan
b. Transduksi
(Andarmoyo, 2016).
c. Transmisi
dorsalis dan corda spinalis menuju korteks serebri. Cornu dorsalis dari
d. Modulasi
(Andarmoyo, 2016).
e. Persepsi
(Andarmoyo, 2016).
respon nyeri :
a. Respon fisiologis
saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan
dari respons stres. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf
b. Respon perilaku
diantaranya adalah :
1) Dilihat dari segi visual yaitu : (1) merintih; (2) menangis; (3) Sesak
mata maupun mulut dengan rapat atau membuka mata atau mulut
dengan lebar.
3) Dilihat dari segi gerakan tubuh : (1) gelisah; (2) imobilisasi; (3)
bagian tubuh.
(Andarmoyo, 2016).
6. Manajemen Nyeri
dan tujuan pasien secara individu. Semua intervensi sangat berhasil bila
a. Farmakologis
anastesi.
b. Nonfarmakologis
2) Massase kulit
dan bahu atau dapat dilakukan pada satu atau beberapa bagian
3) Stimulasi kotralateral
5) Distraksi
6) Relaksasi
7) Olahraga/senam
skala nyeri (Potter & Perry, 2005 dalam Fauziah, 2015), skala nyeri
tersebut adalah :
Visual Analog Scale adalah skala nyeri yang berupa garis lurus
Gambar 2.2
Visual Analog Scale (VAS)
(Sumber : Fauziah, 2015)
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
dengan baik.
dirasakan. Angka 0 berarti “no pain” atau tidak nyeri dan 10 berarti
Gambar 2.3
Numerical Rating Scale (NRS)
(Sumber : Fauziah, 2015)
pain”(nyeri hebat)
Gambar 2.4
Verbal Rating Scale (VRS)
(Sumber : Fauziah, 2015)
terdiri dari 6 gambar wajah kartun yang bertingkat dari wajah yang
tersenyum untuk “tidak ada nyeri” sampai wajah yang nerlinang air
Gambar 2.4
Faces Pain Scale – Revised
(Sumber : Fauziah, 2015)
D. Kompres Hangat
1. Pengertian
kompres dengan air suam-suam kuku atau air hangat (Rudianto, 2010).
Suatu prosedur menggunakan kain atau anduk yang telah dicelupkan pada
tubuh.
hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit dengan empat cara, yaitu
a. Konduksi
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan
b. Konveksi
fluida dalam hal ini adalah udara, artinya panas tubuh dapat
manusia. Konveksi adalah transfer dari energi panas oleh arus udara
udara sekitar yang lebih dingin, udara yang bersentuhan dengan kulit
proses konveksi dan konduksi guna membawa pergi panas dari tubuh
seperti kipas angin, angin, pergerakan tubuh saat menaiki sepeda dan
lain-lain.
c. Radiasi
besar pada kulit 60% atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara
lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit,
suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran gas, yang
d. Evaporasi
akibat difusi molekul air secara terus-menerus melalui kulit dan sistem
pernafasan.
3) Thermometer
b. Tahap Kerja :
1) Cuci tangan.
diperas.
6) Tempatkan botol berisi air hangat atau kain yang sudah diperas
pada daerah yang akan dikompres, dan ibu dalam posisi terlentang
9) Cuci tangan
(Hidayat, 2012).
E. Kerangka Teori
Skala nyeri:
Luka perineum Nyeri - Tidak nyeri
- Ringan
- Sedang
- Berat
Klasifikasi Penatalaksanaan nyeri :
1. Farmakologis
- Derajat I (nonopioid/ NSAID,
- Derajat II analgesic, dan obat
- Derajat III anastesi)
- Derajat IV 2. Non farmakologis
1) Kompres air dingin
2) Kompres air
hangat
3) Massase kulit
4) Stimulasi
kotralateral
5) Acupressure (pijat
refleksi)
6) Transcutaneous
Elektrical nerve
Stimulation (TENS)
7) Distraksi
8) Relaksasi
9) Olahraga/senam
Sumber : Potter & Perry (2006), Oxorn (2010), Mauree Boyle (2011),
Agussafutri (2016), Susilawati (2019)
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
(Notoatmodjo, 2014).
Skema 2.2
Kerangka Konsep
B. Hipotesis
C. Definisi Operasional
dimaksud, atau apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan, agar
2014).
Definisi
No Variabel Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel Independen
1. Kompres Tindakan yang SOP Lembar 0 = Menggunakan Nominal
air hangat dilakukan dengan kompres observasi kompres air
menempelkan air hangat hangat
bantalan dengan 1 = Tidak
o
suhu 40-42 C Menggunakan
pada bagian yang kompres air
nyeri dalam hangat
waktu 20 menit
(Hidayat, 2012)
Variabel Dependen
2 Nyeri luka Kondisi yang Lembar Lembar 0 : Tidak nyeri Ordinal
episiotomi sangat tidak observasi observasi 1-3 : Nyeri ringan
perineum diharapkan oleh mengguna 4-6 : Nyeri
setiap ibu nifas kan sedang
ketika dilakukan alat ukur 7-9 : Nyeri berat
episiotomi sebelum nyeri 10 : Nyeri tidak
dan sesudah VAS yang terkontrol
dilakukan kompres memiliki 5 (Fauziah, 2015)
hangat kategori
(Andarmoyo, 2016) dengan
skala 0-10
Arikunto, S., 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hidayat, A.A., & Uliyah M., 2012. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC.
Kurnianingtyas, dkk. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta :
EGC.
Maureen, Boyle. 2011. Buku Saku Bidan Kedaruratan Dalam Persalinan. Jakarta:
EGC.
Oxorn & William. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan
Human Labor and Birth. Indonesia: Yayasan Essentia Medika
Potter & Perry, 2012. Buku Ajar Fundamental Of Nursing. Jakarta : EGC.
Rosdahl, Caroline Bunker. 2014. Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC
Rudianto, 2010. Cara Cepat Atasi Demam Pada Anak. Jakarta : PT Bhuana Ilmu
Populer.
Saifudin AB, dkk. 2012. Panduan Praktis Kebidanan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirihardjo.
Smeltzer & Bare. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC.
Sumarah, dkk. 2012. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin). Jakarta: Fitramaya.
Suwiyoga. 2014. Hubungan Umur Asupan Gizi Dan Mobilisasi Dini Dengan
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Haji dan Puskesmas Labuhan Haji Timur Aceh
Selatan.