Sensor Optik
Pendahuluan
Penurunan konsentrasi pH
pH Buffer
Sensor optik (mg/L) DO meter (mg/L)
3.6 3.6±0.1 3.6±0.1
5.5 5.5±0.1 5.5±0.1
7.1 7.1±0.1 7.1±0.1
(Deepa dan Ganesh 2015)
Pembahasan
Sensor optik merupakan sensor yang dapat mendeteksi perubahan dari sumber cahaya
ataupun bias cahaya diubah menjadi sinyal elektrik (Muzaki et al. 2011). Sensor optik dalam
percobaan berfungsi dalam penentuan konsentrasi oksigen terlarut (DO). Alat yang
digunakan dalam mendeteksi konsentrasi oksigen terlarut yaitu neoFox, red eye, dan probe.
Selain pendeteksi oksigen terlarut sensor optik juga dapat digunakan dalam penentuan pH.
Alat yang digunakan dalam penentuan pH yaitu spektrofotometer USB.
Fungsi perlakuan dari percobaan penentuan pH yaitu dengan penambahan ragi dan
nutrient ke dalam larutan analit agar terjadi reaksi fermentasi. Penempelan pH patch
digunakan dalam pemantauan perubahan nilai pH. Lampu tungsten berfungsi sebagai light
source. Nilai pH akan menurun seiring berjalannya reaksi fermentasi. Hal tersebut
disebabkan konsentrasi CO2 mengalami peningkatan yang signifikan. Terdapat beberapa
fungsi perlakuan dalam penentuan oksigen terlarut (DO). Probe berfungsi menangkap cahaya.
Red eye patch berfungsi mengukur dan membandingkan konsentrasi oksigen. Tabel 1
menunjukkan konsentrasi oksigen terlarut dengan menggunakan dua metode yaitu sensor
optik dan DO meter. Hasil yang didapatkan terdapat error yang terjadi pada percobaan
pertama. Hal tersebut disebabkan karena ketebalan membran (Deepa dan Ganesh 2015).
Gambar 1 menunjukkan kurva kalibrasi dari sensor optik terhadap konsentrasi oksigen
terlarut. Hasil dari gambar menunjukkan nilai regresi linier yang didapatkan sebesar 0,985
artinya persen error yang terdapat pada percobaan tergolong cukup besar.
Percobaan pada video 1 membuktikan metode pengukuran konsentrasi oksigen
terlarut (DO). Metode yang digunakan dintaranya metode Winkler, Optode dan DO Clark
sel. Metode Winkler merupakan metode dengan prinsip titrasi yang dilakukan terhadap
sampel yang diawasi terus-menerus. metode winkler mereduksi oksigen yang terdapat di
elektroda kerja. Metode optode memiliki prinsip elemen pengenal berupa polimer konduktif
akan diaktivasi oleh LED. Panjang gelombang pada LED tersebut selektif terhadap oksigen
terlarut dalam air. Metode Clark sel digunakan karena adanya kekurangan pada metode
elektrokimia. Metode clark menunjukkan penyerapan oksigen oleh membran konduktif yang
diberikan potensial sehingga oksigen dapat tereduksi.
Percobaan video 2 menunjukkan sensor optik dengan metode sol-gel. Metode sol-gel
merupakan metode yang termasuk sensor optik modern. Membran yang digunakan dalam
metode sol-gel memiliki ketahanan abrasi yang lebih besar. Resistensi metode sol-gel juga
tergolong cukup tinggi terhadap lingkungan yang kurang sesuai. Kestabilan yang dimiliki
metode ini sangat stabil. Video 3 menunjukkan pengukuran oksigen terlarut menggunakan
metode sensor optik red eye. Pengukuran dilakukan dengan mengukur oksigen terlarut pada
sampel larutan anggur fermentasi.
Simpulan
Sensor optik merupakan sensor yang mengubah sinyal berupa cahaya diubah menjadi
sinyal elektronik. Sensor optik menggunakan sumber cahaya dalam pengukurannya. Sensor
optik dalam percobaan berguna dalam pengukuran konsentrasi oksigen terlarut. Selain itu,
sensor optik juga berfungsi dalam pengukuran pH. Pengukuran BOD atau oksigen terlarut
pada percobaan dilakukan pada sampel anggur merah hasil fermentasi.
Daftar Pustaka
Budiarso Z, Prihandono A. 2015. Implementasi sensor ultrasonik untuk mengukur panjang
gelombang suara berbasis mikrokontroler. Jurnal Teknologi Informasi
DINAMIK. 20(2) : 171-177.
Deepa N, Ganesh AB. 2015. Sol-gel based portable optical sensor for simultaneous and
minimal invasive merasurement of pH and dissolved oxygen. Journal of
Measurement. 59 : 337-343. Doi: 10.1016/j.measurement.2014.09.072
Law CS, Marsal LF, Santos A. 2020. Nanomaterials in Analytical Chemistry. Australia
(AUS) : Elsevier. ISBN: 9780128166994.
Muzaki AS, Hendra A, Pamungkas W. 2011. Aplikasi sensor cahaya untuk alarm anti
pencuri. Jurnal Infotel Volume. 3(2): 50-59.