Anda di halaman 1dari 14

RESUME KEPERAWATAN GERONTIK

PADA Tn. A DENGAN REUMATHOID

Disusun untuk memenuhi tugas praktik Keperawatan Gerontik


Dosen Pembimbing : Ani Kuswati ,S.Kep., Ns., MH.

DISUSUN OLEH:

Lailatan Nisfi Sya’ban

P1337420218088

Tingkat 3B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2021
RESUME KEPERAWATAN GERONTIK

PADA Tn. A DENGAN REUMTHOID

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 16 Februari
2021pada keluarga Tn A alamat Jl kunir Rt 03 Rw 04 kelurahan Pabuaran
kecamatan Salem. Keluarga ini merupakan keluarga inti, yaitu keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dimana Tn A, usia 68 tahun sebagai
kepala keluarga, Ny N, usia 58 tahun sebagai istri, dan Tn. S 35 tahun
sebagai anak pertama, Tn. M, usia 33 tahun sebagai anak ke dua, Tn. S,
usia 29 tahun sebagai anak ke tiga, dan Ny. S 25 tahun sebagai anak ke
empat.
Dari pengkajian didapatkan data subyektif adalah Silsilah keluarga
antara lain Tn. A dan Ny. N menikah dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1
perempuan, anak pertama, anak ke dua dan anak ke empat telah menikah
dan telah memiliki keturunan sehingga Tn. A memiliki 3 cucu dari anak
pertama dan kedua, sedangkan anak yang ke tiga belum menikah. Ketiga
anak Tn. A yang telah menikah mereka tidak tinggal satu rumah dengan
Tn. A karena telah memiliki rumah masing-masing, kecuali anak ketiga
karena belum menikah maka masih tinggal dalam satu rumah dengan Tn.
A.
Tipe Keluarga Tn. A termasuk keluarga inti yang terdiri dari 1 kepala
keluarga 1 istri dan 1 orang anak. Seluruh anggota keluarga berasal dari
suku Jawa, Indonesia. Semua anggota keluarga menganut agama islam
dan mereka selalu taat beribadah dan menjalankan perintah Tuhan.
Status Ekonomi Keluarga Ny. N berjualan nasi, Sedangkan Tn. A ikut
membantu berjualan. Penghasilan yang didapat setiap bulannya rata-rata
Rp1.000.000 rupiah dan dibantu sama anaknya. Keluarga tersebut
termasuk kedalam sosial ekonomi menengah.
Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi bersama ke tempat hiburan,
setiap hari klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dan
hiburan dengan menonton TV bersama dan berkumpul bersama anggota
keluarga.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Ny N mempunyai 4
orang anak. Anak pertama 48 tahun anak laki-laki, anak kedua 33 tahun
laki-laki, anak ketiga 29 tahun laki-laki, dan anak ke empat 25 tahun
perempuan. Ny N sudah memiliki 3 orang cucu. Dengan tahap
perkembangan keluarga dewasa tengah. Tahap perkembangan yang belum
tercapai Ny N sampai saat ini telah memenuhi tugas perkembangan yaitu
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar dengan anak pertama,
anak kedua, dan keempat sudah menikah.
Tugas yang belum terpenuhi yaitu anak ke tiga yang belum menikah.
Riwayat keluarga inti Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular,
riwayat kesehatan masing-masing keluarga adalah : Ny N menderita
penyakit rematik, pernah di rawat selama 7 hari di RSUD kota Brebes
sebanyak 1x karena operasi limfoma. Namun sekarang ini klien mengeluh
sering nyeri pegal-pegal pada kakinya terutama saat sendi digerakkan,
klien sudah sakit seperti ini selama ± 3 tahun, Sudah periksa ke dokter dan
obat diminum rutin namun tidak sembuh juga. Biasanya kalau nyeri
muncul klien mengompres kakinya dengan air hangat dan terkadang
mengolesi dengan obat gosok. Tn. A. Saat ini tidak dalam pengobatan
Karena dalam keadaan sehat, namun Tn. A Pernah dirawat selama 10 hari
di RSUD Brebes karena operasi prostat. Tn. S. tidak ada riwayat sakit
yang mengharuskan klien untuk berobat. Riwayat keluarga penyakit
sebelumnya Dari keluarga Tn. A ada riwayat penyakit rematik yaitu Ny N
sendiri.
3. Pengkajian Lingkungan
Pengkajian Lingkungan Tn. A ditemukan Karakteristik Rumah antara
lain Tipe rumah permanen dengan jumlah ruang 2 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 ruang dapur, kamar mandi dan WC jadi satu, pencahayaan rumah
dan ventilasi memenuhi syarat rumah sehat, lantai rumah sudah keramik,
setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya secara optimal,
peletakkan perabotan rumah tangga tertata kurang rapi. Sumber air yang
digunakan dan air untuk minum menggunakan air sumur, kebiasaan
keluarga dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah yaitu
membersihkan lingkungan rumah, membuang sampah dengan
dikumpulkan dan dibakar, mengepel lantai rumah.
Karakteristik Keluarga yang paling berperan dalam pengambilan
keputusan terhadap segala masalah, terutama masalah kesehatan adalah
Ny N. Dengan tidak mengesampingkan pendapat dari anggota keluarga
lain. Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh Ny. N diperiksakan ke
pelayanan kesehatan. Apabila klien merasakan pusing atau pegal-pegal
pada sendinya klien lebih memilih untuk membeli obat yang ada diwarung
atau kadang klien mengurut kakinya sendiri. Keluarga tidak juga
mendukung Ny N untuk dibawa kepelayanan kesehatan.
Dalam memenuhi 5 tugas perkembangan keluarga Ny N belum
mampu melaksanakan tugas perkembangan tersebut. Keluarga belum
mampu mengambil keputusan dalam upaya pemenuhan pelayanan
kesehatan Ny N Hal ini dilihat dari kurangnya motivasi keluarga dalam
mengambil keputusan dalam pemanfatan pelayanan kesehatan lebih lanjut.
Mobilitas Geografis Keluarga Ny N mempunyai berbagai macam
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Ny N penjual nasi dari pagi sampai
sore di temani suaminya Tn A. setelah itu klien pergi ke mushola
selebihnya klien hanya beristirahat dirumah atau terkadang jalan-jalan
sendiri disekitar rumah, Tn S setiap harinya bekerja sebagai pegawai
swasta. Pola makan Ny N yang mederita reumatik sebanyak 3x dalam
sehari dengan komposisi makanannya sesuai dengan kebiasaan makanan
keluarga tanpa memperhatikan sayuran dan segala macam makanan yang
tidak dianjurkan pada penderita reumatik seperti sayuran hijau.
Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Semua
keluarga sering berkumpul bersama terutama malam hari setelah semua
aktivitas selesai dilakukan.
Sistem Pendukung Keluarga Semua anggota keluarga dalam kondisi
sehat, antar anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga
saling membantu satu sama lain. Keluarga klien mempunyai fasilitas
kesehatan, meliputi sarana MCK, sumber air bersih, sedangkan dukungan
sosial psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.
4. Struktur Keluarga
Struktur Keluarga Pola Komuikasi keluarga menggunakan Bahasa
komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan masyarakat adalah
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Komunikasi antar keluarga lebih
sering pada malam hari karena anggota keluarga yang bekerja sudah
pulang.
Struktur Kekuatan Keluarga klien memberi nasehat kepada anak-
anaknya bagaimana cara berperilaku dengan baik, sopan santun, tata
krama, cara menjaga hubungan baik dengan orang, cara menjaga
hubungan baik dengan masyarakat di sekitar, cara berumah tangga yang
baik dan mendidik anak, kekuatan masih tetap berada pada Tn A suami
klien
Struktur Peran (Formal dan Infomal) dalam keluarga Tn A. Tn A
Peran formal Aktif sebagai anggota masyarakat di lingkungan tempat
tinggal Peran Informal Menjadi kepala keluarga, ayah, mertua dan kakek.
Ny N Peran Formal Sebagai ibu rumah tangga Peran Informal Sebagai
istri dari Tn. A, mertua, dan nenek dari cucunya. Tn S Peran Formal
Sebagai karyawan swasta. Peran Informal Sebagai anak. Nilai dan Norma
keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting sehingga selalu
menjaga kebersihan dan memperhatikan kecukupan gizi dalam keluarga.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Fungsi Afektif Keluarga saling memberikan
perhatian dan kasih sayang, Tn A selalu mendukung apa yang dilakukan
anggota keluarga yang lain selama dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar etika dan sopan santun, diterapkan demokrasi dalam mengatasi
permasalahan keluarga.
Fungsi Sosial Keluarga Tn A mengatakan bahwa cara menanamkan
hubungan interaksi social pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat
yaitu dengan menganjurkan anaknya berpartisipasi dalam lingkungan
sekitar misalnya jika ada kerja bakti setiap minggu dan dalam acara
perkumpulan dengan masyarakat sekitar.
Fungsi Perawatan Keluarga kemampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan Saat pengkajian Ny N mengatakan kaki terasa pegal –
pegal dan linu, pada tangan sebelah kanan terkadang masih nyeri karena
ada bekas operasi limfoma.
Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat Ny N bila merasa badannya sakit beli obat warung
tapi kalau belum sembuh baru dibawa ke pelayanan kesehatan di periksa
oleh dokter dan mendapatkan obat untuk mengurangi keluhan yang
dirasakan Ny N.
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga
berusaha merawat dan mengobati sakit Ny. N dengan mengantarkan
berobat ke puskesmas.
Keluarga tidak tahu tentang pengobatan dan akibat lanjut dari rematik
Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang sehat,
Keluarga kurang tau bagainama cara memodifikasi lingkungan yang sehat
dan bagaimana memelihara lingkukungan agar reumatik yang dialami Ny
N tidak bertambah buruk.
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/ pelayanan kesehatan
masyarakat Keluarga sudah mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
seperti puskesmas, dokter, rumah sakit, dan keluarga sudah memanfaatkan
fasilitas kesehatan tersebut. Tetapi keluarga belum memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan optimal.
Fungsi Reproduksi keluarga Tn A jumlah anak yang dimiliki ada 4
orang anak yaitu 3 laki-laki, 1 perempuan. Jumlah cucu 3 orang
perempuan. Saat ini Ny. N sudah mengalami menopause.
Fungsi Ekonomi keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan dari pendapatan Ny N dan anaknya Tn S. Ny N di
keluarga adalah sebagai pengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
6. Stress dan Koping Keluarga
Stress dan Koping Keluarga Tn A, Streesor jangka panjang dan
pendek yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana
keluarga bisa meningkatkan kesehatan Ny N agar tidak sakit-sakitan lagi,
selain itu juga pemikiran tertuju pada anak ketiga karena Ny N
menginginkan anak ketiganya segera menikah dan mendapatkan pasangan
hidup yang baik.
Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor,
Keluarga berupaya mengatasi masalah berdasarkan kemampuan yang ada
dalam keluarga yang mencoba memeriksakan Ny N ke pelayanan
kesehatan yang tersedia, untuk anak ketiga Ny N berusaha menabung
untuk pernikahannya.
Strategi koping yang digunakan adalah bila ada masalah dalam keluarga
dapat diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan.
Strategi adaptasi disfungsional adalah Saat pengkajian pada keluarga
Ny N ditemukan koping yang tidak adaptif. Hal ini terbukti dengan
ungkapan Ny N bahwa pengobatan alternative lebih aman dibandingkan
dengan pengobatan medis.
7. Pemeriksaan Fisik
Tn A TD 120/80 mmHg, RR 24 x/mnt N 84 x/mnt. Rambut hitam
bersih, Konjung tiva tidak anemis, Sclera tidak ikterik Simetris, hidung
tidak ada polip. Mulut bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada
karies, gigi masih utuh. Telinga bersih, simetris, fungsi pendengran
menurun. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pergerakan dada
simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada whezzing. Abdomen tidak ada
nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. Ekstremitas Atas : masih dapat
berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik, Bawah : rentang gerak
kaki masih baik, terkadang kesemutan,
Ny N TD 180/100mmHg, RR 22 x/mnt, N 76x/mnt, data laboratorium
asam urat 4,0 mg/dl, kolesterol 220 mg/dl, rambut beruban, bersih,
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, Simetris, hidung tidak ada
polip. mulut bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada karies.
Telinga bersih, simetris, fungsi pendengran masih baik. Leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid. Abdomen Tidak ada nyeri tekan, ada massa,
bunyi tympani. ekstremitas Atas : masih dapat berfungsi dengan baik,
rentang gerak masih baik. Bawah : rentang gerak kaki masih baik,
terkadang rasanya nyeri, pegal-pegal, linu
Tn S TD 130/80 mmHg, RR 22 x/mnt, N 80x/mnt. Rambut hitam,
bersih. Konjung tiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, Simetris, hidung
tidak ada polip. Mulut Bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi
masih utuh. Telinga bersih, simetris, fungsi pendengran masih baik. Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Abdomen Tidak ada nyeri tekan, ada
massa, bunyi tympani. Ekstremitas atas : masih dapat berfungsi dengan
baik, rentang gerak masih baik, bawah : rentang gerak kaki masih baik
8. Harapan Keluarga
Harapan Keluarga Tn A agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan
baik, mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat
kepada siapa saja yang membutuhkan dan juga bisa meningkatkan derajat
kesehatan keluarga.
B. ANALISA DATA
Data Subyektif didapatkan pada tanggal 16 Februari 2021keluarga
mengatakan tidak tahu tentang penyakit rematik, Ny N mengatakan bahwa
penyakit rematik tidak membahayakan. Ny N mengeluh kaki pegal-pegal dan
terasa linu, tangan dan kaki kesemutan. Keluarga tidak tahu pengertian,
penyebab, tanda dan gejala nyeri akibat peradangan. Keluarga tidak tahu
akibat lanjut dari nyeri yang tidak segera diatasi. Keluarga mengatakan Ny. N
sudah merasa sakit seperti ini ± 3 tahun. Keluarga mengatakan jika nyeri Ny.
N muncul cara perawatannya dengan diberi balsam dan di kompres dengan air
hangat. Keluarga tidak tahu cara perawatan dan modifikasi lingkungan
keluarga hanya membawa Ny. N ke puskesmas jika sakit. Keluarga
mengatakan Ny. N setiap harinya berjualan di warung dari pagi sampai sore.
Dan data obyektif sebagai berikut. Ny. N memijat-mijat daerah kakinya, Ny N
menunjuk skala nyeri 5, tangan kanan ada bekas luka operasi limfoma dan
sampe sekarang terkadang masih terasanyeri. TD :180/100 mmHg, Nadi : 76
x/mnt, RR : 22 x/mnt, BB : 69 kg, TB : 158 cm. Usia: 58 tahun, hasil dari
laboratorium asam urat 4,0 mg/dl, kolesterol 220 mg/dl. Dengan etiologi nyeri
yang didapatkan dari masalah ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita rematik.
Analisa data yang kedua adalah dengan data subyektif sebagai berikut,
Keluarga mengatakan tidak tahu adanya resiko jatuh dari penyakit rematik,
Keluarga mengatakan Ny N sering pergi jalan-jalan sendirian. Data obyektif
Penataan rumah tidak rapi, lantai kamar mandi terbuat dari keramik yang
sifatnya licin. Ny N tampak menahan sakit pada saat berjalan. Terlihat
perubahan pada cara berjalan klien. Dengan etiologi resiko injuri berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman bagi
penderita rematik.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah dilakukan analisa maka didapatkan diagnosa yang pertama
nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Ny N
yang menderita nyeri sendi. Dan diagnosa kedua adalah resiko injuri
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan yang aman bagi penderita rematik.
D. INTERVENSI
Pada diagnosa pertama, nyeri pada Ny N berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita
nyeri sendi. Tujuan umum adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 60 menit nyeri berkurang pada Ny. N.
Tujuan khusus yang pertama adalah Keluarga mampu menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dari nyeri peradangan dengan
kriteria respon verbal yang memiliki standar Nyeri adalah suatu reaksi normal
tubuh akibat suatu proses dalam tubuh, penyebab nyeri adalah peradangan
pada sendi-sendi bagian tubuh yang terjadi pada usia lanjut. Tanda dan gejala
nyeri peradangan kemerahan, panas, nyeri, bengkak, kaku pada sendi.
Sehingga intervensi yang tepat dilakukan adalah gali pengetahuan keluarga
tentang pengertian nyeri, gali pengetahuan tentang penyebab nyeri.
Tujuan khusus yang kedua Keluarga mengetahui akibat lanjut dari
nyeri peradangan dan mengambil keputusan yang tepat mengenai masalah
nyeri peradangan dengan kriteria verbal afektif yang memiliki standar apabila
bagian yang nyeri tidak segera diatasi maka nyeri akan memberat, kaku,
semakin membengkak, sulit untuk melakukan aktivitas. Relaksasi adalah
upaya untuk menurunkan sensasi nyeri. Sehingga intervensi yang tepat adalah
kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari nyeri yang tidak segera
diatasi, beri penjelasan kepada keluarga tentang akibat nyeri yang tidak segera
diatasi, beri kesempatan keluarga untuk bertanya, motivasi keluarga untuk
mengambil keputusan yang tepat, berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
Tujuan khusus yang ketiga adalah keluarga mampu melakukan
perawatan pada Ny. N yang mengalami nyeri dengan kriteria verbal
psikomotor yang memiliki standar Perawatan nyeri peradangan istirahat yang
cukup tingkatkan relaksasi, kompres dengan air hangat pada bagian yang sakit
rendam panas atau dingin, hindari aktivitas yang menambah nyeri, berikan
obat tradisioanal yaitu jahe yang diparut dan dicampur dengan minyak kayu
putih dan baby oil oles atau gosok pada bagian yang nyeri. Sehingga
intervensi yang tepat adalah Ajarkan tentang relaksasi nafas dalam pengalihan
aktifitas, misal nonton TV. Instruksikan keluarga untuk mempraktekan salah
satu tehnik yang telah diajarkan.
Tujuan khusus yang keempat adalah keluarga mampu memodifikasi
lingkungan yang berkaitan dengan perawatan nyeri peradangan dengan
kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar modifikasi lingkungan untuk
mengurangi nyeri cipatakan lingkungan yang aman dan nyama, penataan
perabotan rumah tertata rapi, mengurangi resiko tersandung dan menambah
nyeri, penerangan yang cukup, hindari mengangkat benda yang berat, jangan
mandi malam dengan air yang dingin. Sehingga intervensi yang tepat adalah
kaji pengetahuan keluarga tentang cara modifikasi lingkungan untuk
mengurangi nyeri.berikan penjelasan pada keluarga tentang cara modifikasi
lingkungan untuk mengurangi nyeri.beri kesempatan keluarga untuk
bertanya.motifasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara modifikasi
lingkungan untuk mengurangi nyeri.berikan reinvorcement positif atas usaha
keluarga.
Tujuan khusus yang ke lima adalah keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas yang ada untuk menunjang perawatan pada keluarga dengan nyeri
peradangan dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar fasilitasi
layananan kesehatan yang dapat dimanfaatkan adalah puskesmas tempat
untuk konsultasi masalah kesehatan, pengobatan, dokter praktek tempat untuk
berobat, rumah sakit tempat untuk perawatan, pengobatan dan konsultasi
masalah kesehatan. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan
keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.diskusikan
dengan kaleuarga untuk membawa anggota keluarganya yang sakit ke
puskesmas. motivasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit
ke puskesmas berikan reinvorcement positif atas usaha keluarga.
Diagnosa kedua resiko injuri berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita nyeri
sendi. Tujuan umum adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal masalah nyeri sendi dan
memodifikasi lingkungan sehingga injuri tidak terjadi.
Tujuan khusus Mengenal masalahnyeri sendi, Menyebutkan penyebab
jatuh dengan kriteria respon verbal yang memiliki stándar Penyebab jatuh
antara lain lantai licin, pencahayaan kurang, penataan perabotan kurang rapi,
sehingga intervensi yang tepat adalah diskusikan dengan keluarga tentang
penyebab jatuh pada penderita nyeri sendi dengan lembar balik, beri
kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas,
memotivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan, beri
reinforcemenpositif atas jawaban yang benar.
Tujuan khusus yang kedua Mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, Menyebutkan akibat jatuh pada penderita rematik dengan
kriteria hasil respon verbal yang memiliki standar cara-cara pencegahan jatuh
yaitu berpegangan saat ke kamar mandi,menggunakan alat bantu jalan, hindari
langsung berdiri setelah tidur, penerangan yang cukup. Sehingga intervensi
yang tepat adalah Kaji pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan jatuh,
Diskusikan dengan keluarga tentang cara pencegahan jatuh, Berikan
kesempatan keluarg untuk bertanya, Motivasi keluarga untuk mengulangi hal-
hal yang telah disampaikan, Berikan reinforcement positif.
Tujuan khusus yang ketiga Memodifikasi lingkungan yang sesuai
dengan penderita nyeri sendi yang mempunyai resiko injuri, Menyebutkan
cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita nyeri sendi dengan
kriteria respon verbal yang memiliki standar cara memodifikasi lingkungan
yang sesuai untuk penderita nyeri sendi penerangan cukup, ada penerangan
dalam kamar mandi, jaga agar lantai tidak licin, merapikan perabotan rumah.
Sehingga intervensi yang sesuai adalah Beri kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya, Tanyakan kembali hal-hal yang telah disampaikan, Berikan
reinforcemenpositif atas jawaban yang benar.
Tujuan khusus yang keempat adalah Memanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan mampu menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan
dengan kriteria respon psikomotor yang memiliki standar fasilitas layanan
kesehatan yang dapat dimanfaatkan seperti puskesmas, rumah sakit, dokter
praktek. Sehingga intervensi yang sesuai adalah kaji pengetahuan keluarga
mengenai fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan, diskusikan dengan
keluarga untuk membawa anggota keluarganya yang sakit kepuskesmas,
motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas.
berikan reinforcement positif atasusaha keluarga.
E. IMPLEMENTASI
Implementasi telah dilakukan pada tanggal 25 juni 2010 berupa
pendidikan kesehatan selama 3x30 menit, keluarga Tn A khususnya Ny N
dapat menjelaskan tentang penyakit rematik dengan menyebutkan bahwa
penyakit rematik adalah peradangan pada sendi.
Implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang
rematik kepada keluarga Tn. A dimana menjelaskan pengertian rematik, tanda
dan gejala rematik, komplikasi rematik, serta cara perawatan pada pasien
dengan rematik, salah satunya adalah dengan mendemonstrasikan pembuatan
obat tradisional yaitu jahe yang di tumbuk kemudian dioleskan pada daerah
tubuh yang nyeri sehingga mendapatkan sensai hangat dan nyeri dapat
berkurang, selain obat tradisional mendemonstrasikan juga cara
pengompresan hangat pada daerah yang nyeri dimana dengan kompres hangat
maka akan memperlancar peredaran darah (terjadi Vasodilatasi) sehingga
nyeri dapat berkurang, pada resiko injuri implementasi yang dilakukan adalah
dengan memberikan pengertian kepada keluarga bahwa nyeri yang dirasakan
oleh Ny. N dapat mengakibatkan kecelakaan padanya Ny. N didalam rumah
dikarenakan Ny. N mengalami gangguan pada saat berjalan akibat menahan
rasa nyeri, hal ini dapat diperparah apabila keadaan rumah tidak mendukung
Ny. N dalam beraktifitas sehari-hari yaitu pencahayaan rumah yang kurang,
kondisi lantai yang licin terutama pada kamar mandi, serta penataan perabotan
rumah yang berantakan sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan jatuh pada
Ny. N. setelah diberikan pengetahuan kepada keluarga tentang resiko injuri
yang dapat terjadi keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah agar
resiko injuri tidak terjadi.
F. EVALUASI
Dari implementasi yang telah dilakukan didapat evaluasi yaitu
berdasarkan data subyektif keluarga Tn A mengatakan kalau dia sudah tahu
tentang penyakit rematik baik pengertian, penyebab, komplikasi, cara
merawat, tanda dan gejala. Keluarga Tn A juga sudah tahu tentang jenis dan
manfaat pelayanan kesehatan, sedangkan berdasarkan data obyektif keluarga
Tn A terlihat antusias sekali dalam mendengarkan penjelasan mahasiswa
tentang penyakit rematik.
Dari diagnosa yang kedua dapat dievaluasikan yaitu berdasarkan data
subyektif keluarga mengatakan sudah mengetahui cara menghindari resiko
kecelakaan didalam rumah, keluarga dapat mengambil keputusan untuk
menata ruangan yang aman bagi Ny N, keluarga dapat merawat Ny N dengan
mengawasi kegiatan Ny N, keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang
aman bagi penderita nyeri sendi.

Anda mungkin juga menyukai