Anda di halaman 1dari 15

EVIDENCE-BASED CASE REPORT

Infeksi COVID 19 Pada Kehamilan

Kelompok 3 :

1. Alvien Chaerul U 116170004


2. Kiki Melinda 116170036
3. Luthfi Dziya U 116170038
4. Malihaturohmah 116170039
5. Teni Yusrina 115170067

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN EBCR

Infeksi COVID 19 Pada Kehamilan

Telah disetujui

Pada tanggal Juni 2020

Cirebon, Juni 2020

Tutor

dr. Tiar M Pratamawati, MM.,M.Biomed


Latar Belakang

Corona virus disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe


Acute Respiratory Syndrom Coronavirus (SARS-CoV-2) merupakan suatu
permasalahan kesehatan yang mendunia. Sejak kasus pertama COVID-19
pneumonia dilaporkan terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, di Desember 2019,
infeksi telah menyebar ke seluruh China dan bahkan ke seluruh dunia.1

Wanita hamil sangat rentan terhadap patogen pernafasan dan pneumonia


berat, karena perubahan fisiologis pada kekebalan tubuh dan sistem
kardiopulmoner (misalnya, peningkatan diafragma, peningkatan konsumsi
oksigen, dan edema mukosa saluran pernapasan) yang bisa membuat mereka
intoleran terhadap hipoksia.1 Pneumonia yang disebabkan oleh virus merupakan
penyebab penting bagi morbiditas dan mortalitas wanita pada wanita hamil.2
Pneumonia pada ibu hamil berhubungan dengan beberapa hasil obstetrik yang
merugikan, termasuk Ketuban Pecah Dini (KPD), persalinan prematur, kematian
janin dalam rahim (IUFD), pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR), dan
kematian neonatal.1,2 Dengan penyebaran coronavirus, kekhawatiran telah muncul
tentang penularan intrauterin dari ibu ke janin pada wanita hamil.3

Saat ini masih sedikit informasi yang bisa didapatkan mengenai COVID-
19, terutama yang terkait efeknya pada wanita hamil dan bayi, saat ini tidak ada
rekomendasi khusus untuk wanita hamil mengenai evaluasi atau manajemen
COVID-19.2

Ilustrasi Kasus

Pasien perempuan hamil, 35 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 27-28 minggu


datang ke RS Rujukan COVID 19 dengan keluhan demam sejak 3 hari. Demam
dirasakan terus menerus sepanjang hari. Selain itu, pasien juga mengeluhkan
batuk disertai dahak kental yang susah dikeluarkan. Keluhan disertai dengan sesak
napas. Pasien juga merasa mual dan perasaan seperti ingin muntah.

Pasien diketahui mempunyai riwayat bepergian ke sanak keluarga di


Jakarta 2 minggu yang lalu. Pasien kemudian berobat ke puskesmas terdekat dan
oleh puskesmas dirujuk ke RS Rujukan COVID 19, setelah dilakukan tes swab
nasofaringeal dan hasilnya positif SARS-COV-2. Pasien merasa khawatir dengan
kondisi kesehatannya saat ini apakah akan berdampak pada kehamilannya atau
tidak.

Formulasi Pertanyaan

PICO

P I C O
Pregnancy COVID 19 - Maternal transmision
Gestation SARS-CoV-2 Mother to Child Transmission
Gravidity Child Effect
Parturiency
Apakah dampak yang terjadi pada ibu dan janin pada kehamilan dengan infeksi
COVID-19?

Pencarian Sumber

Untuk menjawab pertanyaan diatas, kami melakukan pencarian di situs


PubMed pada hari senin 28 Mei 2020 menggunakan beberapa keywords dengan
hasil:
1. Search (((((((Pregnancy[MeSH Terms]) OR Gestation[MeSH Terms]) OR
Gravidty[MeSH Terms]) OR Parturiency[MeSH Terms]) OR
Pregnancy[Title]) OR Gestation[Title]) OR Gravidty[Title]) OR
Parturiency[Title] sebanyak 105857 artikel
2. Search (((COVID 19[MeSH Terms]) OR SARS-COV-2[MeSH Terms])
OR COVID 19[Title]) OR SARS-COV-2[Title] sebanyak 12529 artikel
3. Search (((((Maternal transmission[MeSH Terms]) OR Mother to child
transmission[MeSH Terms]) OR Child effect[MeSH Terms]) OR Maternal
transmission[Title]) OR Mother to child transmission[Title]) OR Child
effect[Title] sebanyak 3717 artikel
4. Search ((((((((((Pregnancy[MeSH Terms]) OR Gestation[MeSH Terms])
OR Gravidty[MeSH Terms]) OR Parturiency[MeSH Terms]) OR
Pregnancy[Title]) OR Gestation[Title]) OR Gravidty[Title]) OR
Parturiency[Title])) AND ((((COVID 19[MeSH Terms]) OR SARS-COV-
2[MeSH Terms]) OR COVID 19[Title]) OR SARS-COV-2[Title])) AND
((((((Maternal transmission[MeSH Terms]) OR Mother to child
transmission[MeSH Terms]) OR Child effect[MeSH Terms]) OR Maternal
transmission[Title]) OR Mother to child transmission[Title]) OR Child
effect[Title]) sebanyak 6 artikel

6 Artikel
PubMed
2 artikel naskah
tidak lengkap dan
tidak ada metodologi
penelitian

4 jurnal

Dalam pencarian artikel ini, kami membatasi Bahasa yang digunakan yaitu
Bahasa inggris yang diterbitkan pada rentang waktu 2015-2020. Dan jumlah 6
artikel dilakukan screening dengan cara dibaca dan di telaah ada 2 jurnal yang
dieklusi dikarenakan naskah tidak lengkap dan tidak terdapat methodologi
penelitian. Maka hasil akhir didapatkan 4 jurnal yang akan dikritisi yaitu yang
ditulis oleh Ali Mostaured, et al (2020), Panahi Latif, et al (2020), Chen Huijun, et
al (2020), Yan Jie, et al (2020).
Table 1. Artikel yang telah dipilih
No Penulis Metodologi Waktu, tempat Intervensi Hasil
penelitian dan subjek
penelitian
1. Ali Systematic Maret 2020, Covid 19 Infeksi
Mostaured, review  Australia, COVID 19
et al Bangladesh, Selama
(2020) kehamilan
Subjek akan
penelitian data meningkatkan
sekunder dari risiko
1818 artikel kelahiran
diambil hanya 9 sasar, BBLR,
artikel yang preterm.
untuk penelitian
(101 wanita
hamil).
2. Panahi Systematic Guilan Covid 19 Tidak
Latif, et al review  University Of ditemukan
(2020) Medical adanya
Science, Rasht, teratogenisitas
Iran. dan penularan
infeksi
Desember 2019 melalui
– 11 Maret plasenta pada
2020. trimester
Subjek pertama,
penelitian yaitu kedua, dan
semua artikel ketiga
yang diterbitkan kehamilan.
dalam berbagai
basis data
termasuk
PubMed,
Scopus,
Embase,
ScienceDirect
dan Web
Science
menggunakan
kata kunci
MeSH termasuk
Covid 19,
Kehamilan,
Transmisi
Vertikal,
Corona Virus
2019, SARS-
CoV- 2 Dan
2019-nCoV.
3 Chen Prognostic Rumah sakit Covid 19 Tidak ada
Huijun, et studies zhongnan di bukti infeksi
al (2020) Universitas intrauterine
Wuhan, Wuhan, yang
China. Januari disebabkan
2020 oleh transmisi
vertical pada
ibu hamil
dengan
infeksi
COVID 19
4 Yan Jie, et Prognostic China Covid 19 Tidak ada
al (2020) studies penularan
116 ibu hamil vertical pada
dengan infeksi bayi dengan
covid 19 dari 25 ibu terinfeksi
rumah sakit di covid 19 pada
China. Januari trimester 3
2020 dan Maret
2020.

Critical Appraisal

Dalam menilai bukti ilmiah, kami menggunakan panduan dari Centre of


Evidence-Based Medicines yaitu dengan menggunakan Critical Appraisal of
Systematic Review dan Critical Appraisal of Prognosis yang diterbitkan oleh
University of Oxford. Secara umum terdapat 3 aspek yang disingkat menjadi VIA,
yaitu Validity, Importance, dan Applicability.

Critical Appraisal of Systematic Review

a. Are the results of the review valid?


1. What question (PICO) did the systematic review address?
2. F - Is it unlikely that important, relevant studies were missed?
3. A - Were the criteria used to select artciles for inclusion appropiate?
4. A - Were the included studies sufficiently valid for the type of question
asked?
5. T - Were the result similar from study to study?

Berikut ini adalah critical appraisal untuk sumber yang didapat

N Study Patient Intervention Comparison Outcomes


o s
1 Ali Wanita COVID 19 - Infeksi
Mostaured, hamil COVID 19
et al dengan Selama
(2020) infeksi kehamilan
COVID akan
19 meningkatkan
risiko
kelahiran
sasar, BBLR,
preterm.
2 Panahi Wanita COVID 19 - Tidak
Latif, et al hamil ditemukan
(2020) dengan adanya
infeksi teratogenisitas
COVID dan penularan
19 infeksi
melalui
plasenta

Validity
No Study Point 1 Point 2 Point 3 Point 4 Point 5
.
1. Ali Mostaured, et al (2020) Yes Yes Yes Yes Unclear
2. Panahi Latif, et al (2020) Yes Yes Yes Unclear Yes
Critical Appraisal of Prognosis

a. Is the evidence about prognosis valid?


1. Was a defined, representative sample patients assemble at a common
point in the course of their disease?
2. Was follow-up of study patients sufficiently long and complete?
3. Were objective outcome criteria applied in a “blind” fashion?
4. If subgroups with different prognoses are identified, did adjustment for
importamt prognostic factors take place?
b. Is the valid evidence about prognosis important?
1. How likely are the outcomes over time?
2. How precise are the prognostic estimates?
c. Can we apply this valid, important evidence about prognosis to our
patient?
1. Is our patient so different from those in the study that its results cannot
apply?
2. Will this evidence make a clinically important impact on our
conclusions about what to offer or tell our patient?
Berikut ini adalah critical appraisal untuk sumber yang didapat

N Study Patients Intervention Comparison Outcomes


o
1 Chen COVID 19 - Tidak ada
Huijun, bukti infeksi
et al intrauterine
(2020) yang
disebabkan
oleh transmisi
vertical pada
ibu hamil
dengan infeksi
COVID 19
2 Yan Wanita COVID 19 - Tidak ada
Jie, et hamil penularan
al dengan vertical pada
(2020) infeksi bayi dengan
COVID ibu terinfeksi
19 covid 19 pada
trimester 3

Validity

N Study Point 1 Point 2 Point 3 Point 4


o
1 Chen Huijun, et al (2020) Yes Yes Unclear No
2 Yan Jie, et al (2020) Yes Yes Unclear No

Important

No Study Point 1 Point 2


1 Chen Huijun, et al (2020) No Yes
2 Yan Jie, et al (2020) No Yes

Applicability

No Study Point 1 Point 2


1 Chen Huijun, et al (2020) No Yes
2 Yan Jie, et al (2020) No Yes
Diskusi

Penelitian yang dilakukan oleh Ali Mostaured, et al pada tahun 2020


dengan judul “ COVID-19 infection during pregnancy: A systematic review to
summarize possible symptoms, treatments, and pregnancy outcomes” mereview
sebanyak 1.818 artikel yang berasal dari awal COVID-19 diidentifikasi, di
antaranya 1.706 artikel dikeluarkan berdasarkan judul, abstrak, dan relevansi
penelitian pertanyaan. Seratus dua belas artikel dipilih untuk ulasan teks lengkap,
103 di antaranya artikel dikeluarkan karena sampel penelitian adalah populasi
yang terinfeksi umum , dilaporkan hasil yang berbeda , dan ditulis dalam bahasa
selain bahasa Inggris . Sebanyak 9 artikel akhirnya dipilih untuk penelitian ini.
Semua termasuk studi yang dilakukan di Cina setelah dimulainya wabah COVID-
19 pada bulan Desember 2019. Lima dari sembilan studi termasuk yang mengikuti
studi kohort retrospektif desain, dua adalah cross-sectional, dan dua adalah
laporan kasus. Sebanyak 101 wanita termasuk dalam sembilan artikel yang
dipilih; usia rata-rata mereka adalah 30 tahun, dan kebanyakan dari mereka masuk
trimester ketiga kehamilan (usia kehamilan 22-41 minggu).1

Studi ini menegaskan bahwa demam, batuk, dan kesulitan bernapas adalah
gejala utama Infeksi COVID-19 di antara wanita hamil, yang mirip dengan pasien
yang terinfeksi umum. Namun, beberapa gejala tambahan di antara wanita hamil
adalah demam postpartum dan kesulitan bernafas. Perawatan yang disarankan
seperti klorokuin dan hidroksi klorokuin untuk orang yang terinfeksi tidak berlaku
untuk wanita hamil karena potensi mereka efek buruk pada janin dan bayi baru
lahir; Oleh karena itu, perawatan suportif dan simtomatik diberikan kepada
mereka. Infeksi COVID-19 selama kehamilan juga meningkatkan risiko beberapa
hasil yang merugikan, termasuk tingkat kelahiran sesar yang lebih tinggi, berat
lahir rendah, dan prematur kelahiran. Penyedia layanan kesehatan dapat
mempertimbangkan hal ini untuk manajemen COVID-19 yang efektif wanita
hamil yang terinfeksi, yang akan mengurangi konsekuensi buruk terkait
kehamilan, termasuk morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.1
Penelitian yang dilakukan oleh Panahi Latif et al pada tahun 2020 dengan
judul “Risks of Novel Coronavirus Disease (COVID-19) in Pregnancy; a
Narrative Review” menjelaskan bahwa sebanyak 37 ibu hamil dengan COVID-19
dan 38 bayi baru lahir (dua kembar) dipelajari. Rentang usia ibu adalah 23-40
tahun. Dari jumlah tersebut, 29 memiliki persalinan sesar dan 8 memiliki
persalinan normal. Dari 37 ibu hamil, 7 melaporkan persalinan prematur pada usia
30-33 minggu dan sisanya tidak memiliki persalinan prematur dan semuanya
melahirkan pada trimester ketiga (antara usia kehamilan 34 dan 40 minggu).
Hanya satu penelitian yang melaporkan bahwa neonatus meninggal setelah lahir.
Dari 37 ibu, 6 memiliki persalinan prematur, 6 memiliki ketuban pecah dini, 2
memiliki cairan ketuban yang abnormal, dan 2 memiliki tali pusar yang abnormal.
Tidak ada ibu yang membutuhkan mekanik ventilasi setelah melahirkan dan
hanya menerima terapi antivirus, antibiotik, dan oksigen melalui kateter hidung.
Hanya satu wanita nifas yang membutuhkan masuk ICU dan oksigen melalui
masker Venturi dan
neonatusnya dirawat di bangsal NICU untuk pemantauan. Gejala ibu yang
terinfeksi paling umum adalah demam, batuk, dan nyeri dada. Saat masuk,
paru-paru semua ibu normal, tetapi CT scan dada melaporkan infiltrasi
unilateral dan bilateral. Dari 37 ibu yang diteliti, 2 memiliki manifestasi klinis
COVID-19 selama persalinan, 2 menunjukkan gejala setelah melahirkan dan
sisanya memiliki gejala COVID-19 selama rawat inap dan persalinan prenatal.
CT scan dada dilakukan untuk mereka semua dan temuan yang paling sering
dilaporkan adalah ground glass opacity (GGO) dengan progresif ke konsolidasi.
Di 35 ibu, CT scan dada sebelum dan sesudah persalinan menunjukkan tidak
ada perubahan, pada empat postpartumwomen hasil CT scan dada telah
meningkat dan pada satu pasien telah diperburuk. Temuan laboratorium yang
paling umum adalah limfositopenia. Tidak ada obat antivirus yang diberikan
kepada ibu selama kehamilan. Semua wanita yang diteliti melahirkan bayi yang
sehat, dengan skor Apgar 8-10. Tidak ada kelainan cairan amnion, sianosis,
asfiksia, aborsi, atau kelainan bawaan sejak lahir yang dilaporkan.2
Sampel diambil dari tenggorokan neonatus, tali pusat, cairan amnion, tinja,
sampel darah neonatal dan ASI ibu segera setelah lahir untuk skrining infeksi
SARV-19 melalui SARS-CoV2 RT-PCR. Mengenai hasil neonatal, tidak ada
informasi tersedia tentang teratogenisitas dan penularan infeksi melalui
plasenta pada trimester pertama, kedua dan ketiga kehamilan, selama
persalinan normal dan melalui ASI. Berdasarkan kasus yang dilaporkan, semua
neonatus dengan konfirmasi COVID-19 telah terinfeksi setelah lahir melalui
batuk ibu atau kerabat lainnya, atau melalui lingkungan yang terinfeksi dan
memiliki waktu rata-rata manifestasi gejala antara 5 hingga 17 hari setelah
kelahiran. Gejala COVID-19 yang paling umum pada bayi yang diteliti adalah
takipnea, regurgitasi susu, muntah, batuk, demam, pneumotoraks, gangguan
hati, trombositopenia, dan perubahan paru dalam CT scan dada. Semua bayi
yang dilahirkan ibu dengan COVID-19 diberi susu formula.2

Penelitian yang dilakukan oleh Chen Huijun, et al pada tahun 2020 dengan
judul “ Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of
COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical
records” menjelaskan bahwa sembilan kelahiran hidup dicatat. Tidak ada
kematian janin, kematian neonatal, atau asfiksia neonatal yang diamati. Empat
pasien memiliki persalinan prematur, tetapi semuanya lebih dari 36 minggu
kehamilan. Dua dari empat neonatus prematur pada usia kehamilan 36 minggu
lebih 2 hari memiliki berat lahir lebih rendah dari 2500 g. 4 neonatus memiliki
berat badan lahir 1880 g dan kehamilan dipersulit oleh pre-eklampsia. 7 neonatus
memiliki berat lahir 2460 g. Semua sembilan kelahiran memiliki Skor Apgar 1
menit 8-9 dan skor Apgar 5 menit 9-10. Neonatus 1 mengalami peningkatan
enzim ringan miokard padahari kelahiran (mioglobin 170 · 8 ng / mL dan creatine
kinase-myocardial band 8 · 5ng / mL), tetapi tanpa gejala klinis.3

Gejala wanita hamil dengan Pneumonia COVID-19 beragam, dengan


gejala utamanya adalah demam dan batuk. Kami tidak menemukan bukti transmisi
vertikal pada akhir kehamilan. Mengingat pentingnya kesehatan publik global
yang sedang berlangsung ini darurat, meskipun kesimpulan kami dibatasi oleh
ukuran sampel kecil, kami percaya bahwa temuan ini dilaporkan di sini penting
untuk memahami karakteristik klinis dan potensi transmisi vertikal COVID-19
infeksi pada wanita hamil.3

Penelitian yang dilakukan oleh Yan Jie, et al pada tahun 2020 dengan
judul “ Coronavirus disease 2019 in pregnant women: a report: based on 116
cases” menjelaskan bahwa ada 86/100 neonatus yang menjalani tes untuk SARS-
CoV-2 dengan sample swab faringeal menunjukan hasil negative. Dari 86
neonatus 10 diantaranya di tes dengan mengambil sample cairan ketuban dan
darah tali pusat menunjukan hasil negative. Enam diantaranya dilakukan tes
dengan sample secret vagina hasilnya negative. Dan 12 diuji dengan sample ASI
hasilnya negative. Gejala klinis wanita hamil dengan infeksi covid 19 sama
dengan wanita tidak hamil dengan infeksi covid 19. Tidak ada bukti wanita hamil
dengan infeksi covid 19 lebih rentan mengalami pneumonia berat dari pada wanita
tidak hamil dengan infeksi covid 19. Meyakinkan bahwa tidak ada peningkatan
risiko abortus spontan dan kelahiran premature. Tidak ada bukti transmisi vertical
SARS-CoV-2 selama trimester 3.4

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis EBCR kelompok kami dari empat artikel yang ditelaah
menyatakan hasil bahwa tidak ada penularan secara vertikal dari ibu yang
terinfeksi Covid-19 terhadap bayinya, adapun bayi yang terinfeksi Covid-19
setelah dilahirkan karena terkena droplet dari batuk ibu atau kerabat lainnya, atau
lingkungan yang terinfeksi.
Daftar Pustaka

1. Md. Mostaured Ali Khan et al. COVID-19 infection during pregnancy: A


systematic review to summarize possible symptoms, treatments, and
pregnancy outcomes. Published online 2020. https://doi.org/10.1101/2020.

2. Panahi L, Amiri M, Pouy S. Risks of Novel Coronavirus Disease (COVID-


19) in Pregnancy; a Narrative Review. Arch Acad Emerg Med.
2020;8(1):e34. doi:10.22037/aaem.v8i1.595

3. Huijun Chen et al. Clinical characteristics and intrauterine vertical


transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a
retrospective review of medical records. Department of Gynaecology and
Obstetrics. Published Online February 12, 2020 https://doi.org/10.1016/
S0140-6736(20)30360-3

4. Yan J, Guo J, Fan C, et al. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) in


pregnant women: A report based on 116 cases. Am J Obstet Gynecol.
Published online 2020. doi:10.1016/j.ajog.2020.04.014

Anda mungkin juga menyukai