Kelompok 3 :
FAKULTAS KEDOKTERAN
CIREBON
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN EBCR
Telah disetujui
Tutor
Saat ini masih sedikit informasi yang bisa didapatkan mengenai COVID-
19, terutama yang terkait efeknya pada wanita hamil dan bayi, saat ini tidak ada
rekomendasi khusus untuk wanita hamil mengenai evaluasi atau manajemen
COVID-19.2
Ilustrasi Kasus
Formulasi Pertanyaan
PICO
P I C O
Pregnancy COVID 19 - Maternal transmision
Gestation SARS-CoV-2 Mother to Child Transmission
Gravidity Child Effect
Parturiency
Apakah dampak yang terjadi pada ibu dan janin pada kehamilan dengan infeksi
COVID-19?
Pencarian Sumber
6 Artikel
PubMed
2 artikel naskah
tidak lengkap dan
tidak ada metodologi
penelitian
4 jurnal
Dalam pencarian artikel ini, kami membatasi Bahasa yang digunakan yaitu
Bahasa inggris yang diterbitkan pada rentang waktu 2015-2020. Dan jumlah 6
artikel dilakukan screening dengan cara dibaca dan di telaah ada 2 jurnal yang
dieklusi dikarenakan naskah tidak lengkap dan tidak terdapat methodologi
penelitian. Maka hasil akhir didapatkan 4 jurnal yang akan dikritisi yaitu yang
ditulis oleh Ali Mostaured, et al (2020), Panahi Latif, et al (2020), Chen Huijun, et
al (2020), Yan Jie, et al (2020).
Table 1. Artikel yang telah dipilih
No Penulis Metodologi Waktu, tempat Intervensi Hasil
penelitian dan subjek
penelitian
1. Ali Systematic Maret 2020, Covid 19 Infeksi
Mostaured, review Australia, COVID 19
et al Bangladesh, Selama
(2020) kehamilan
Subjek akan
penelitian data meningkatkan
sekunder dari risiko
1818 artikel kelahiran
diambil hanya 9 sasar, BBLR,
artikel yang preterm.
untuk penelitian
(101 wanita
hamil).
2. Panahi Systematic Guilan Covid 19 Tidak
Latif, et al review University Of ditemukan
(2020) Medical adanya
Science, Rasht, teratogenisitas
Iran. dan penularan
infeksi
Desember 2019 melalui
– 11 Maret plasenta pada
2020. trimester
Subjek pertama,
penelitian yaitu kedua, dan
semua artikel ketiga
yang diterbitkan kehamilan.
dalam berbagai
basis data
termasuk
PubMed,
Scopus,
Embase,
ScienceDirect
dan Web
Science
menggunakan
kata kunci
MeSH termasuk
Covid 19,
Kehamilan,
Transmisi
Vertikal,
Corona Virus
2019, SARS-
CoV- 2 Dan
2019-nCoV.
3 Chen Prognostic Rumah sakit Covid 19 Tidak ada
Huijun, et studies zhongnan di bukti infeksi
al (2020) Universitas intrauterine
Wuhan, Wuhan, yang
China. Januari disebabkan
2020 oleh transmisi
vertical pada
ibu hamil
dengan
infeksi
COVID 19
4 Yan Jie, et Prognostic China Covid 19 Tidak ada
al (2020) studies penularan
116 ibu hamil vertical pada
dengan infeksi bayi dengan
covid 19 dari 25 ibu terinfeksi
rumah sakit di covid 19 pada
China. Januari trimester 3
2020 dan Maret
2020.
Critical Appraisal
Validity
No Study Point 1 Point 2 Point 3 Point 4 Point 5
.
1. Ali Mostaured, et al (2020) Yes Yes Yes Yes Unclear
2. Panahi Latif, et al (2020) Yes Yes Yes Unclear Yes
Critical Appraisal of Prognosis
Validity
Important
Applicability
Studi ini menegaskan bahwa demam, batuk, dan kesulitan bernapas adalah
gejala utama Infeksi COVID-19 di antara wanita hamil, yang mirip dengan pasien
yang terinfeksi umum. Namun, beberapa gejala tambahan di antara wanita hamil
adalah demam postpartum dan kesulitan bernafas. Perawatan yang disarankan
seperti klorokuin dan hidroksi klorokuin untuk orang yang terinfeksi tidak berlaku
untuk wanita hamil karena potensi mereka efek buruk pada janin dan bayi baru
lahir; Oleh karena itu, perawatan suportif dan simtomatik diberikan kepada
mereka. Infeksi COVID-19 selama kehamilan juga meningkatkan risiko beberapa
hasil yang merugikan, termasuk tingkat kelahiran sesar yang lebih tinggi, berat
lahir rendah, dan prematur kelahiran. Penyedia layanan kesehatan dapat
mempertimbangkan hal ini untuk manajemen COVID-19 yang efektif wanita
hamil yang terinfeksi, yang akan mengurangi konsekuensi buruk terkait
kehamilan, termasuk morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.1
Penelitian yang dilakukan oleh Panahi Latif et al pada tahun 2020 dengan
judul “Risks of Novel Coronavirus Disease (COVID-19) in Pregnancy; a
Narrative Review” menjelaskan bahwa sebanyak 37 ibu hamil dengan COVID-19
dan 38 bayi baru lahir (dua kembar) dipelajari. Rentang usia ibu adalah 23-40
tahun. Dari jumlah tersebut, 29 memiliki persalinan sesar dan 8 memiliki
persalinan normal. Dari 37 ibu hamil, 7 melaporkan persalinan prematur pada usia
30-33 minggu dan sisanya tidak memiliki persalinan prematur dan semuanya
melahirkan pada trimester ketiga (antara usia kehamilan 34 dan 40 minggu).
Hanya satu penelitian yang melaporkan bahwa neonatus meninggal setelah lahir.
Dari 37 ibu, 6 memiliki persalinan prematur, 6 memiliki ketuban pecah dini, 2
memiliki cairan ketuban yang abnormal, dan 2 memiliki tali pusar yang abnormal.
Tidak ada ibu yang membutuhkan mekanik ventilasi setelah melahirkan dan
hanya menerima terapi antivirus, antibiotik, dan oksigen melalui kateter hidung.
Hanya satu wanita nifas yang membutuhkan masuk ICU dan oksigen melalui
masker Venturi dan
neonatusnya dirawat di bangsal NICU untuk pemantauan. Gejala ibu yang
terinfeksi paling umum adalah demam, batuk, dan nyeri dada. Saat masuk,
paru-paru semua ibu normal, tetapi CT scan dada melaporkan infiltrasi
unilateral dan bilateral. Dari 37 ibu yang diteliti, 2 memiliki manifestasi klinis
COVID-19 selama persalinan, 2 menunjukkan gejala setelah melahirkan dan
sisanya memiliki gejala COVID-19 selama rawat inap dan persalinan prenatal.
CT scan dada dilakukan untuk mereka semua dan temuan yang paling sering
dilaporkan adalah ground glass opacity (GGO) dengan progresif ke konsolidasi.
Di 35 ibu, CT scan dada sebelum dan sesudah persalinan menunjukkan tidak
ada perubahan, pada empat postpartumwomen hasil CT scan dada telah
meningkat dan pada satu pasien telah diperburuk. Temuan laboratorium yang
paling umum adalah limfositopenia. Tidak ada obat antivirus yang diberikan
kepada ibu selama kehamilan. Semua wanita yang diteliti melahirkan bayi yang
sehat, dengan skor Apgar 8-10. Tidak ada kelainan cairan amnion, sianosis,
asfiksia, aborsi, atau kelainan bawaan sejak lahir yang dilaporkan.2
Sampel diambil dari tenggorokan neonatus, tali pusat, cairan amnion, tinja,
sampel darah neonatal dan ASI ibu segera setelah lahir untuk skrining infeksi
SARV-19 melalui SARS-CoV2 RT-PCR. Mengenai hasil neonatal, tidak ada
informasi tersedia tentang teratogenisitas dan penularan infeksi melalui
plasenta pada trimester pertama, kedua dan ketiga kehamilan, selama
persalinan normal dan melalui ASI. Berdasarkan kasus yang dilaporkan, semua
neonatus dengan konfirmasi COVID-19 telah terinfeksi setelah lahir melalui
batuk ibu atau kerabat lainnya, atau melalui lingkungan yang terinfeksi dan
memiliki waktu rata-rata manifestasi gejala antara 5 hingga 17 hari setelah
kelahiran. Gejala COVID-19 yang paling umum pada bayi yang diteliti adalah
takipnea, regurgitasi susu, muntah, batuk, demam, pneumotoraks, gangguan
hati, trombositopenia, dan perubahan paru dalam CT scan dada. Semua bayi
yang dilahirkan ibu dengan COVID-19 diberi susu formula.2
Penelitian yang dilakukan oleh Chen Huijun, et al pada tahun 2020 dengan
judul “ Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of
COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical
records” menjelaskan bahwa sembilan kelahiran hidup dicatat. Tidak ada
kematian janin, kematian neonatal, atau asfiksia neonatal yang diamati. Empat
pasien memiliki persalinan prematur, tetapi semuanya lebih dari 36 minggu
kehamilan. Dua dari empat neonatus prematur pada usia kehamilan 36 minggu
lebih 2 hari memiliki berat lahir lebih rendah dari 2500 g. 4 neonatus memiliki
berat badan lahir 1880 g dan kehamilan dipersulit oleh pre-eklampsia. 7 neonatus
memiliki berat lahir 2460 g. Semua sembilan kelahiran memiliki Skor Apgar 1
menit 8-9 dan skor Apgar 5 menit 9-10. Neonatus 1 mengalami peningkatan
enzim ringan miokard padahari kelahiran (mioglobin 170 · 8 ng / mL dan creatine
kinase-myocardial band 8 · 5ng / mL), tetapi tanpa gejala klinis.3
Penelitian yang dilakukan oleh Yan Jie, et al pada tahun 2020 dengan
judul “ Coronavirus disease 2019 in pregnant women: a report: based on 116
cases” menjelaskan bahwa ada 86/100 neonatus yang menjalani tes untuk SARS-
CoV-2 dengan sample swab faringeal menunjukan hasil negative. Dari 86
neonatus 10 diantaranya di tes dengan mengambil sample cairan ketuban dan
darah tali pusat menunjukan hasil negative. Enam diantaranya dilakukan tes
dengan sample secret vagina hasilnya negative. Dan 12 diuji dengan sample ASI
hasilnya negative. Gejala klinis wanita hamil dengan infeksi covid 19 sama
dengan wanita tidak hamil dengan infeksi covid 19. Tidak ada bukti wanita hamil
dengan infeksi covid 19 lebih rentan mengalami pneumonia berat dari pada wanita
tidak hamil dengan infeksi covid 19. Meyakinkan bahwa tidak ada peningkatan
risiko abortus spontan dan kelahiran premature. Tidak ada bukti transmisi vertical
SARS-CoV-2 selama trimester 3.4
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis EBCR kelompok kami dari empat artikel yang ditelaah
menyatakan hasil bahwa tidak ada penularan secara vertikal dari ibu yang
terinfeksi Covid-19 terhadap bayinya, adapun bayi yang terinfeksi Covid-19
setelah dilahirkan karena terkena droplet dari batuk ibu atau kerabat lainnya, atau
lingkungan yang terinfeksi.
Daftar Pustaka