Anda di halaman 1dari 3

KOTA BANJAR MENUJU AGROPOLITAN

Kawasan Agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu
yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem
permukiman dan sistem agribisnis. Dalam RPJMD Kota Banjar Tahun 2018-2023 tercantum visi dan
misi nomor enam yang berbunyi “Mengembangkan Daya Tarik dan Potensi Daerah” dengan
meningkatkan jumlah produk unggulan daerah dan jumlah kawasan agropolitan bahwa Kota Banjar
direncanakan menjadi Kawasan Agropolitan, untuk mewujudkan rencana tersebut maka telah
ditentukan Kecamatan yang akan direncanakan untuk Kawasan Agropolitan yaitu Kecamatan
Langensari yang terdiri dari Desa Langensari, Desa Waringinsari, Desa Rejasari dan Kecamatan
Pataruman yang terdiri dari Desa Batulawang, Sukamukti dan Karyamukti. Kawasan Agropolitan Kota
Banjar ini direncanakan akan mulai dipromosikan pada tahun 2022 dan diharapkan dapat dilaunching
pada tahun 2023.

Sebagai langkah awal, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) beserta Organisasi
Perangkat Derah (OPD) terkait melalukan survei di Kecamatan Langensari untuk mengetahui
komoditas unggulan yang ada di lapangan. Survei dilakukan selama 3 hari berturut turut pada Tanggal
9 Februari 2021 sampai dengan tanggal 11 Februari 2021, dimulai pada Desa Langensari, Desa
Waringinsari, dan Desa Rejasari. Berikut hasil dari survei yang dilakukan pada tiga desa tersebut.

a. Desa Langensari
Desa Langensari merupakan bagian tengah kawasan agropolitan dengan luas wilayah yang
direncanakan sebesar 42,69 Hektar. Dari luas tersebut direncanakan 37,57 hektar untuk tanaman
unggulan dan 5,1 Hektar direncanakan untuk utilitas yang terdiri dari jalan, plaza, tempat pembibitan,
outlet, tempat parkir dan sarana pendukung lainnya. Panjang jalan di dalam kawasan direncanakan
sepanjang 5.731,85 meter (5,73 km).

Wilayah Desa Langensari yang direncanakan menjadi kawasan agropolitan ini berada di belakang sport
center Kota Banjar. Akses jalan di Desa ini berupa jalan setapak yang bergelombang. Jaringan jalan
setapak yang terbentuk sudah hampir sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Komoditas unggulan
di Desa Langensari diarahkan untuk alpukat pangeran dan pepaya california. Selain itu, komoditas
lainnya yang telah tumbuh di Desa Langensari yaitu kacang panjang, terong, singkong, jambu kristal,
kentang bulu, cabai, belimbing, jeruk peras, dan padi (tumpang sari). Lahan di Desa Langensari yang
direncanakan sebagai Kawasan Agropolitan ini sebagian besar milik warga dan kurang lebih 5 hektar
milik desa.

Sumber : Observasi Lapangan, Bappeda 2021


Dari survey tersebut terdapat beberapa hasil evaluasi yang disampaikan oleh OPD terkait yang hadir
diantaranya bahwa memastikan masyarakat yang memiliki tanah di wilayah perencanaan kawasan
agropolitan telah mengetahui rencana pengembangan kawasan agropolitan ini agar masyarakat dapat
mempersiapkan lahan untuk pembangunan prasarana dan sarana serta penerimaan bibit tanaman
komoditas yang akan dikembangkan di Desa Langensari.

b. Desa Waringinsari

Desa Waringinsari merupakan bagian paling timur wilayah perencanaan kawasan agropolitan. Luas
wilayah Desa Waringinsari yang direncanakan untuk Kawasan Agropolitan ialah sebesar 105,58
Hektar. Dari luas tersebut direncanakan 88,39 hektar untuk tanaman dan 17,18 Hektar untuk utilitas
yang terdiri dari jalan, outlet, ampitheatre, plaza, shelter, kolam retensi, lapangan sepakbola dan
sarana pendukung lainnya. Panjang jalan di dalam kawasan sepanjang 13.460,75 meter (13,46 km).

Akses jalan di Desa ini sudah terbentuk dan masih berupa jalan setapak tetapi dengan kondisi yang
datar sehingga cukup mudah untuk dicapai. Desa Waringinsari direncanakan untuk mengembangkan
komoditas unggulan yaitu Belimbing. Selain itu, komoditas yang telah tumbuh di Desa Waringinsari
diantaranya pepaya california, singkong, lemon, pisang, porang, kacang panjang, pare, semangka dan
padi. Desa Waringinsari telah membangun shelter sebagai penampung hasil panen telah terbangun
secara permanen. Jaringan jalan setapak yang terbentuk masih memerlukan kesesuaian dengan
rencana yang telah dibuat. Lahan di Desa Waringinsari yang direncanakan sebagai Kawasan
Agropolitan ini sebagian besar milik warga. Desa Waringinsari juga telah mempersiapkan Pasar Caplek
yang direncanakan untuk nantinya dapat memasarkan hasil dari Kawasan Agropolitan di Desa
Waringinsari. Desa ini juga telah menerima bibit belimbing dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian,
dan Perikanan sebanyak 1000 bibit.

Sumber : Observasi Lapangan, Bappeda 2021

Setelah survei, dilakukan evaluasi bersama dengan OPD terkait untuk menyusun rencana
pengembangan kawasan agropolitan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Hasil dari evaluasi tersebut
bahwa Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan akan mendukung dan memprioritaskan
anggaran untuk kegiatan agropolitan. OPD lainnya seperti DKUKMP pun telah melakukan pelatihan
pengolahan belimbing dan pepaya pada masyarakat untuk mewujudkan salah satu kegiatan dari
agropolitan yaitu diversifikasi produk. DKUKMP juga menyarankan bahwa perlu dilakukan sharing
data hasil pertanian untuk melihat potensi yang dapat dikembangkan ke depannya. Camat Langensari
juga mengusulkan bahwa perlunya sosialisasi terhadap masyarakat terkait rencana pengembangan
kawasan agropolitan agar masyarakat siap menghadapi pengembangan Kawasan Agropolitan di Kota
Banjar serta dapat ikut berpartisipasi sehingga kawasan agropolitan diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar dengan mengembangkan tanaman masyarakat yang telah tumbuh
dengan baik di wilayah perencanaan kawasan agropolitan, serta untuk kedepannya setelah hasil
panen agropolitan dapat dipasarkan dengan mengarahkan masyarakat kota untuk berbelanja hasil
panen ke Desa Waringinsari.
c. Desa Rejasari

Desa Rejasari merupakan Kawasan Agropolitan bagian barat. Luas lahan Desa Rejasari yang
direncanakan sebagai Kawasan agropolitan seluas 51,86 Hektar. Dari luas tersebut direncanakan 46,95
untuk budidaya tanaman dan lebah madu, dan 4,91 Hektar untuk utilitas yang terdiri dari jalan,
shelter, plaza, outlet, tempat pembibitan dan tempat parkir. Panjang jalan di dalam kawasan
sepanjang 9.359,85 meter (9,36 km).

Desa Rejasari ini direncanakan untuk mengembangkan tanaman Durian. Untuk komoditas lainnya
yang telah ada di Desa Rejasari yaitu pepaya california, singkong, belimbing, kentang, terong, kacang
panjang, dan pisang. Desa Rejasari ini memiliki jenis tanah alluvial dimana teksturnya sangat halus dan
lembut sehingga rawan terjadinya longsor oleh karena itu perlu dibuat rucuk rucuk bambu di sekitar
tepi sungai untuk mencegah longsor.

Sumber : Observasi Lapangan, Bappeda 2021

Setelah survei dilakukan, Bappeda dan OPD melakukan evaluasi. Berdasarkan evaluasi Camat
Langensari menyampaikan bahwa pemerintah desa dan OPD memastikan para penggarap mengerti
dari tujuan pengembangan Kawasan Agropolitan serta dalam persiapan penanaman dilakukan
menggunakan mesin perata tanah agar menciptakan nilai estetika yang baik. Dan diharapkan kawasan
agropolitan ini dapat berkembang secara berkelanjutan. Pihak Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian,
dan Perikanan mengatakan bahwa perlunya sosialialisasi kepada masyarakat agar masyarakat
mengetahui agribisnis yang sudah berjalan serta agar hasil panen dari pengembangan kawasan
agropolitan ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasar sekitar.

Anda mungkin juga menyukai