Sehat Jiwa3
Sehat Jiwa3
OLEH:
RARA ICHZAWYNIA
891201026
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu perubahan dengan organ seks. Ada beberapa
ciri-ciri seks primer pada remaja:
a) Remaja laki-laki: Dapat melakukan fungsi reproduksi yaitu mengalami
mimpi basah. Mimpi basah yaitu salah satu cara tubuh laki-laki ejakulasi.
Ejakulasi merupakan proses pengeluaran sperma saat sperma diproduksi
secara terus-menerus mimpi basah biasanya dialami saat remaja laki-laki
berumur 10-15 tahun.
b) Remaja wanita: Salah satu tanda kematangan organ reproduksi wanita
adalah di tandai oleh menstruasi (menarche). Menstruasi merupakan proses
peluruhan lapisan dalam (endometrium) yang banyak terdapat pembuluh
darah dari uterus melalui vagina. Menstruasi berlangsung terus menerus
sampai masa menopause yaitu sekitar umur 40-50 tahun.
2. Tanda-tanda seks sekunder: Berikut adalah ciri-ciri perubahan seks sekunder
pada remaja:
a) Remaja laki-laki:
1. Lengan dan tungkai bertambah panjang dan besar.
2. Bahu melebar, pundak serta dada bertambah besar dan membidang,
pinggul menyempit.
3. Pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin, dada, ketiak, tangan serta
kaki.
4. Tulang wajah memanjang dan membesar.
5. Tumbuh jakun dan suara terdengar besar.
6. Penis dan buah zakar membesar.
7. Kulit menjadi lebih kasar, tebal dan berminyak.
8. Produksi keringat menjadi lebih banyak.
b) Remaja wanita:
1. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki
bertambah besar.
2. Pinggul melebar, bulat serta membesar.
3. Mulai tumbuh bulu-bulu pada ketiak dan alat reproduksi.
4. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar.
5. Pertumbuhan payudara, putih menjadi lebih besar dan menonjol, serta
kelenjar susu berkembang.
6. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori
bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat akan lebih
aktif.
7. Otot semakin besar dan kuat, terutapa pada saat pertengahan dan
menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,
lengan, dan tungkai.
8. Suara terdengar lebih merdu.
4. Behaviour
a. Pra Remaja (11 - 14 tahun). Dikatakan juga fase ini adalah fase negatif, karena
terlihat tingkah laku yang cenderung negatif. Fase yang sukar untuk hubungan
komunikasi antara anak dengan orang tua, perubahan suasana hati yang tak
terduga.
b. Remaja Awal (14 - 17 tahun) perubahan-perubahan terjadi sangat pesat dan
mencapai puncaknya, Ketidakseimbangan emosional, mencari identitas diri.
c. Remaja Lanjut (17-20 atau 21 tahun) ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin
menonjolkan dirinya, idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan
mempunyai energi yang besar, berusaha memantapkana identitas diri, dan ingin
mencapai ketidaktergantungan emosional.
5. Sosial
a. menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum
pernah ada.
b. Harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan
sekolah
c. Remaja diharapkan memiliki hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya
dalam kelompok-kelompok mereka.
d. Mendapat penerimaan dalam hubungan sosial.
F. Sumber Koping
1. Personal ability
a. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang terjadi pada dirinya.
b. Mampu mencapai pembentukan identitas diri positif
c. Dapat mencari sumber-sumber informasi yang dapat membantunya menjadi
lebih mengerti tentang perubahan pada dirinya
2. Sosial support
a. Dukungan keluarga dalam menstimulasi tumbuh kembang remaja
b. Dukungan keluarga dalam memotivasi remaja dan menumbuhkan rasa percaya
diri dengan pujian yang realistis
c. Teman sebaya
d. Asuransi kesehatan
e. Pelayanan kesehatan terdekat di lingkungannya seperti puskesmas, klinik
pengobatan, praktek dokter
3. Material asset
a. Orang tua bekerja
b. Aset pribadi seperti rumah
c. Tabungan
d. Tanah/kebun sebagai pegangan keluarga yang sewaktu-waktu kiranya dapat
digunakan untuk kepentingan remaja
4. Positif belief
a. Keyakinan positif terhadap pelayanan kesehatan
b. Orang tua/keluarga melakukan reward dan punishment sesuain usia
perkembangan
c. Orang tua/keluarga memahami perbedanaan cara berkomunikasi sesuai dengan
usia perkembangan
d. Orang tua dan keluarga memahami kesehatan anak akan mempengaruhi
tumbang anak
e. Keyakinan orang tua/keluarga bahwa anak adalah anugrah dan titipan Tuhan
G. Mekanisme Koping
a. Konstruktif: Berusaha kompromi dengan pendekatan dan penghindaran-
penghindaran seperti berusaha tetap tenang, berusaha membari tahu dan
mengalihkan perhatian
b. Dektruktif: Kesulitan dalam beradaptasi, tidak mampu menghadapi stressor
H. Diagnosa Keperawatan
1. Potensial (normal) : kesiapan peningkatan konsep diri
2. Risiko (penyimpangan) : risiko bingung peran.
I. Intervensi
Tujuan tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial remaja :
Rahmi Dwi Yanti 2017 Studi Fenomenologi Pengalaman Koping Remaja Yang
Memiliki Saudara Kandung Dengan Autisme Di Sekolah Luar Biasa Kota Padang.
Jurnal Akademika Baiturrahim
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
PRODI NERS. STIKES YARSI PONTIANAK
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Nama Kepala Keluarga : Tn. J
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : SWASTA
Alamat : JL. TANJUNG RAYA 2 GG.INDAH
Komposisi Keluarga :
No Nama Jk Hub dg KK Umur Pendidikan Pekerjaan
Genogram :
Keterangan Genogram :
: Perempuan
: Klien
: Garis Pernikahan
: Garis keturunan/generasi
a. Tipe Keluarga
Keluarga ini termasuk keluarga yang extended family, dirumah masih tinggal
Bersama kakek, dan diisi oleh kedua orang tua, serta saudara yang lengkap
b. Suku Bangsa
Keluarga klien suku melayu, berdarah arab dan kebudayaan nya yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah Kesehatan, jika keluarga sakit mereka berobat ke
mentri, puskesmas, atau rs
c. Agama
Seluruh anggota keluarga klien beragama islam dan taat dalam beribadah
d. Status sosial ekonomi keluarga
Sumber pendapatan keluarga klien sejumlah Rp. 4.000.000,00,
kebutuhan/pengeluaran:
Makan: 1.500.000,00
Listrik: 300.000
PDAM: 300.000
Wifi: 320.000
Tabungan: setiap bulan 500.000,00
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan berkumpul Bersama
keluarga besar, jalanjalan. Jika dirumah nonton tv
2. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. J saat ini berada dalam tahap perkembangan remaja. tn. J memiliki
satu orang anak berusia 17 tahun , tugas perkembangannya:
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab dalam
pergaulan remaja
2. Memberikan komunikasi terbuka
3. Memelihara hubungan yang baik dikeluarga
4. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota untuk
memenuhi tumbuh kembang anggota keluarga
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dalam keluarga Tn. J yaitu
memelihara komunikasi terbuka, karena An. N lebih sering diam jika ada masalah
tidak enceritakan kepada Tn. J dn Ny. H, jarang mau berkumpul keluarga, jarang
ada dirumah lebih sering Bersama teman”nya.
c. Riwayat keluarga inti
Tn. J dan Ny. H dulu mempunyai teman, dan teman nya saling kenal lalu
dicomblangkan, dan akhirnya Tn. J dan Ny. H berpacaran lalu menikah.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. J dn Ny. H mengatakan keluarga sebelumnya baik” saja sampai saat ini tidak
ada kata bercerai di keluarga sebelum”nya
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Tipe bangunan rumah minimalis, ukuran rumah 45 dengan luas tanah 10x20,
jenis bangunan: rumah bertingkat 2, tata letak rumah memiliki sirkulasi udara
yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik, dan memiliki sistem
penerangan ruang yang baik serta lengkap dengan 1 dapur, 2 toilet, 1 kamar
mandi, 6 kamar, 2 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang karoke, 1 garasi,
teras depan rumah.
Karakateristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga sedang
menggadakan acara mereka saling membantu, jika ada kegiatan komplek mereka
saling bergotong royong.
b. Mobilitas geografis keluarga
Tn. J dan Ny.H mengatakan sebagai penduduk yang menetap.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. J dan Ny. H selalu berkumpul atau mengobrol dengan tetangga pada waktu
sore hari, serta kebiasaan lain dari masyarakat di lingkungan sekitar rumah kadang
melaksanakan kerja bakti
d. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga Tn.J ada 6 orang, 1 istri, 4 anak, 1 bapak mertua.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Dalam keluarga Tn. J setiap ada masalah di komunikasikan dengan baik tetapi Tn.
J yang bekerja sebagai pedagang pergi pagi pulang kerja sore, jadi jarang dirumah
dan jarang berkomunikasi, tetapi anak” tetap terbuka dalam berkomunikasi, hanya
anak kedua saja yang kurang terbuka berkomunikasi, Tn. J merasa kurang dalam
menerapkan kedisiplinan terhadap An. N (k-2)
b. Struktur kekuatan keluarga
Tn. J selalu memberikan kasih saying kepada keluarganya, memberikan perhatian,
dan juga dukungan dalam hal moral maupun material.
c. Struktur peran
Tn. J sebagai suami berperan dalam mencari nafkah, membimbing/mendidik istri
dan anak juga dalam hal kebaikan.
Ny. H berperan sebagai istri serta ibu dikeluarganya, sebagai istri Ny. H mengatur
keuangan keluarga dan mengurus anak”.
Anak” menjalankan perannya sesuai tahapan tumbuh kembangnya.
d. Nilai atau norma budaya
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT,
begitu pula dengan sehat dan sakit, jika keluarga ada yang sakit dibawa ke Mentri,
puskesmas, atau Rs terdekat.
e. Data tentang nilai, pemahaman dan norma budaya yang digunakan oleh keluarga.
Tidak terkaji
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Sikap keluarga memiliki hubungan yang baik, jika ada yang sakit langsung
dibawa ke dokter, atau ada mempunyai masalah saling terbuka dan menyelesaikan
Bersama.
b. Fungsi sosialisasi : keluarga Tn. J jarang kumpul Bersama dalam arti keluarga inti,
apalagi anak ke2 lebih sering bermain diluar Bersama teman”nya, jarang ada
dirumah.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan: keluarga Tn. J dan Ny. H
jarang ada yang sakit, Ketika ada yang sakit mereka mempercayai berobat ke
dokter.
Kemampuan keluarga mengambil keputusan: apabila ada yang sakit langsung
dibawa periksa kedokter
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: jika ada yang sakit
tn.j dan ny. H menjaga dan merawat keluarga yang sakit sesuai anjuran dari
dokter.
Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan: Tn. J dan Ny. Menerapkan selalu
menjaga kebersihan rumah, mencuci tangan sebelum makan, jika keluar
menggunakan masker agar tidak tepapar polusi udara yang berbahaya.
Kemampuan keluarga memanfaatkaan fasilitas kesehatan yang ada: tidak terkaji
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak Tn. J ada 4, masing” beda 3 tahun
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan sehari” dengan penghasilan dari Tn.J
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Tn. J dan Ny. H saat ini masih memikirkan bagaimana agar hubungan/
komunikasi dengan anak ke2 nya baik.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Tn. J dan Ny. H hanya bersabar, dan melihat sikap anak ke2, serta memikirkan
agar saling terbuka untuk anak ke2
c. Strategi koping
Strategi atau cara keluarga mengatasi masalah dalam keluarga dengan cara
bermusyawarah/kumpul keluarga saling terbuka
d. Strategi adaptasi disfungsional
Anak ke 2 Tn. J dan Ny. H jika di nasehati malah tak didengar jadi Tn. J dan Ny.
H biasa mendiamkan karena udah besar dan sudah bisa berfikir mana yang baik
dan mana yang buruk.
7. Harapan Keluarga
Harapan Tn. J dan Ny. H terhadap keluarganya selalu diberikan Kesehatan dan selalu
dalam lindungan Allah SWT, serta keluarga yang harmonis, memiliki hubungan yang
baik kepada anak-anaknya.
9. Data Tambahan
a. Nutrisi
Baik, 3x sehari
b. Eliminasi
BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari
c. Istirahat tidur
Normal 1-8 jam, tetapi tidur yang kemalaman, bangun yang kesiangan
d. Aktivitas sehari-hari
Sekolah online, Makan, main handphone, bermain Bersama teman-teman, jala-
jalan Bersama teman-teman
e. Gaya hidup tidak sehat (Merokok, tidur terlalu malam, pulang malam)
10. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
Pemeriksaan Anak.... Ibu.... Bapak.....
Kepala Simetris, berambut Simetris, berambut Simetris, berambut
bersih, wajah tidak bersih, wajah tidak bersih, wajah tidak
pucat pucat pucat
Tanda-tanda vital 110/90 mmHg 120/70 mmHg 130/80 mmHg
BB, TB 42, 148 63, 153 73, 170
Mata tidak ada masalah, Tidak ada masalah Tidak ada masalah
agak cekung
Hidung Normal, simetris Normal, simetris Normal, simetris
Mulut Bersih, mukosa Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa bibir
bibir lembab, lembab, tidak ada lembab, tampak agak
tampak agak stomatitis kebiruan
kebiruan
Leher tidak ada tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran
pembesaran kelenjar tyroid. kelenjar tyroid.
kelenjar tyroid.
Dada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
keluhan keluhan keluhan
Abdomen simetris tidak ada simetris tidak ada lesi, Agak membuncit,
lesi, tidak ada tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan,
nyeri tekan, bunyi bunyi timpani bunyi timpani
timpani
Tangan Normal, Berfungsi Normal, Berfungsi Normal, Berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik
Kaki Normal, Berfungsi Normal, Berfungsi Normal, Berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik
Keadaan umum Kesadaran CM, Kesadaran CM, RR Kesadaran CM, RR
RR 20x/m, N 21x/m, N 81x/m, S 20x/m, N, 80x/m, S
78x/m, S 36,60 C 36,1 0C 36,2 0C
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak mampuan koping keluarga
2. Ketidak efektifan performa peran remaja
Kemungkinan ½ Sebagian
masalah untuk
dirubah
a. Mudah
b. Sebagian 2 ½x1
c. Tidak dapat
1 ½
0
0
4. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
1. Ketidak mampuan koping keluarga
2. Risiko Penyimpangan perilaku sehat
OLEH:
RARA ICHZAWYNIA
891201026
kemandirian
b. Tujuan
Untuk keluarga
1) Menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan
psikososial
2) Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya (kemandirian)
3) Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan
kemandirian anak
4) Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan
kemandirian anaknya.
Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tugas Tindakan Keperawatan
Perkembangan
Perkembangan Informasikan pada keluarga cara yang dapat
yang normal : dilakukan untuk :
Kemandirian a) Memfasilitasi perkembangan psikososial
anaknya.
• Berikan aktivitas bermain yang menggali
rasa ingin tahu anak seperti bermain tanah,
pasir, lilin, membuat mainan kertas,
mencampur warna, menggunakana cat air,
melihat barang/binatang/tanaman/orang
yang menarik perhatiannya dengan tetap
menjaga keamanannya.
• Berikan kebebasan pada anak untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan tetapi
tetap memberi batasan. Misalnya
membolehkan anak memanjat dengan syarat
ada yang mendampingi/mengawasi atau
mengajarkan cara agar tidak jatuh
b) Menstimulasi /latihan perkembangannya :
• Melatih anak melompat ke depan dengan
kedua kaki diangkat bersamaan.
• Mengajak anak bermain menumpuk dan
menyusun balok /kubus/ kotak menjadi
“menara”, “jembatan” dan lain-lain.
• Melatih anak memilih dan
mengelompokkan benda menurut jenisnya.
(kancing, kelereng, uang logam dan lain-
lain)
• Melatih anak menghitung jumlah benda
• Melatih anak mencocokan gambar dengan
benda sesungguhnya, bicaralah tentang
sifatnya, bentuk , warna dan sebagainya
• Melatih anak menyebut namanya
• Melatih anak menyebut nama benda dan
mengenal sifatnya
• Melatih mencuci tangan/kaki dan
mengeringkannya sendiri.
• Memberi kesempatan kepada anak, untuk
memilih baju yang akan dipakai
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
Anak K, 3 tahun Perempuan, merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Dani (
35 tahun ) pekerjaan Ojol dan Ibu Sarah ( 27 tahun ) sebagai ibu rumah tangga.
Berat badan Anak K 25 kg dan tinggi badan 102 cm. Dari hasil wawancara : ibu
Sarah mengeluh perilaku Anak K yang sudah mulai susah diatur.
2. Diagnosa Keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian
3. Tujuan ( keluarga )
Keluarga mengerti tentang perkembangan psikososial pada usia toddler (usia 18
bulan – 3 tahun) yang normal dan menyimpang serta cara menstimulasi
perkembangan anak.
4. Tindakan keperawatan :
a. Menjelaskan karakteristik perilaku usia toddler normal :
• Mengenal dan mengakui namanya
• Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
• Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air,
ketinggian, warna dan bentuk benda)
• Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah misalnya
minum sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
• Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
• Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
• Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar keluarganya.
• Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
• Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
• Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
• Mampu menyatakan akan buang air besar dan buang air kecil
• Motorik kasar : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling
sedikit 2 hitungan
• Motorik halus : Mampu membuat garis lurus
• Berbicara, berbahasa dan kecerdasan : Mampu menyatakan keinginan
paling sedikit dengan 2 kata.
b. Menjelaskan kepada orang tua cara-cara menstimulasi perkembangan anak
usia toddler.
1) Informasikan pada keluarga cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi perkembangan psikososial usia toddler.
• Berikan aktivitas bermain yang menggali rasa ingin tahu anak seperti
bermain tanah, pasir, lilin, membuat mainan kertas, mencampur
warna,menggunakan cat air, melihat barang / binatang / tanaman /
orang yang menarik perhatiannya dengan tetap menjaga keamanannya.
• Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan tetapi tetap memberi batasan. Misalnya membolehkan anak
memanjat dengan syarat ada yang mendampingi / mengawasi atau
mengajarkan cara agar tidak jatuh.
• Sampaikan aturan umum yang dapat dimengerti oleh anak seperti
masuk rumah harus memberi salam, bila akan pergi cium tangan dulu,
sebelum dan sesudah makan cuci tangan.
• Gunakan kata larangan yang bersifat positif contoh : main hujan-
hujanan menyebabkan pilek, bila rambut dan bajunya berantakan S
menjadi tidak ngganteng.
• Berikan pilihan perilaku yang ingin dilakukan anak seperti mau mandi
atau makan dulu ?
• Latih anak mengerjakan kegiatan yang dapat dilakukan sendiri : pakai
baju, kaus kaki, makan.
• Melatih anak melompat ke depan dengan kedua kaki diangkat
bersamaan.
• Mengajak anak bermain menumpuk dan menyusun balok /kubus/ kotak
menjadi “menara”, “jembatan” dan lain-lain.
• Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
(kancing, kelereng, uang logam dan lain-lain)
• Melatih anak menghitung jumlah benda
• Melatih anak mencocokan gambar dengan benda sesungguhnya,
bicaralah tentang sifatnya, bentuk , warna dan sebagainya.
• Melatih anak menyebut namanya
• Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifatnya.
• Melatih mencuci tangan/kaki dan mengeringkannya sendiri.
• Memberi kesempatan kepada anak, untuk memilih baju yang akan
dipakai
2) Diskusikan dengan keluarga cara apa yang akan digunakan keluarga untuk
menstimulasi perkembangan psikososial usia toddler.
3) Latih keluarga melakukan metode tersebut dan mendampingi saat
keluarga melakukan stimulasi perkembangan anaknya.
4) Bersama keluarga menyusun tindakan yang akan dilakukan dalam
menstimulasi perkembangan anaknya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
SP1 – keluarga :
Menjelaskan perkembangan psikososial usia toddler yang normal dan
menyimpang dan cara menstimulasi perkembangan anak.
Orientasi
Selamat pagi Bu, saya…. mahasiswa STIKes Yarsi, Bagaimana perasaan ibu
hari ini ? Nama ibu siapa ? Biasa dipanggil apa..? O.. Bu Sarah, Bagaimana
kondisi kesehatan si kecil Bu Sarah? Siapa namanya ? O.. Khaira Bagaimana
kalau kita berbincang-bincang tentang perkembangan Khaira Bu Sarah,
usianya 3 tahun ya bu ? Berapa lama Bu Sarah mau berbincang – bincang
dengan saya ? Bagaimana kalau 10 menit ?. Dimana kita akan bicara ? Di
ruangan ini saja ? Baiklah.., kita akan berbincang-bincang kurang lebih
selama 10 menit.
Kerja
Bu Sarah, kita lihat perkembangan yang normal dan menyimpang., saya akan
jelaskan satu persatu. Anak usia 1,5 – 3 tahun kemampuan utamanya adalah
mengatur keinginannya, tetapi tahu batasannya sehingga anak tidak merasa
dirinya tidak dihargai, artinya dia akan tahu mana yang bisa dan boleh
dilakukannya serta merasa percaya diri bahwa dia mampu mengatur
keinginannya. Jadi kalau Khaira tidak mau diatur oleh kita, itu adalah hal
yang wajar. Tugas kita adalah membantu mencapai kemampuan seperti yang
tertulis di brosur / leaflet ini.”
• Lakukan permainan yang bersifat menggali rasa ingin tahunya
• Memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan aktivitas yang
diinginkan anak dengan tetap memberi sedikit batasan-batasan, misalnya
diijinkan naik tangga tetapi dijelaskan agar tidak jatuh dan dijaga.
• Melarang dengan kata-kata yang bersifat positif ( tangganya licin nanti
kalau naik Khaira bisa jatuh.
• Memberikan pilihan perilaku yang ingin dilakukan anak : pakai baju
beritahu langkah-langkahnya dan beri pujian kalau berhasil.
“ Apakah Khaira sudah sama kemampuannya seperti yang tertulis di leaflet
itu ? ” Sebagian besar sudah ? Bagus itu, ibu tinggal membantu supaya
kemampuan lain bisa tercapai. Anak yang tidak bisa mencapai kemampuan
itu akan merasa selalu ragu-ragu atau malu sehingga dia akan bergantung
terus pada orang lain dan nanti setelah besar akan akan merasa minder ”
Terminasi
“ Nah Bu Sarah, kita sudah diskusi tentang perkembangan anak usia 18 bulan
– 3 tahun yang normal dan menyimpang, bagaimana perasaan ibu sekarang?
Adakah manfaatnya ? ” Syukurlah kalau begitu, apakah Bu Sarah masih
ingat bagaimana cara merawat Khaira supaya ia berkembang lebih baik lagi ?
Betul sekali..bagus.., ibu sudah mengingat dengan baik. Kalau begitu ibu
dapat mencoba beberapa cara yang belum ibu lakukan selama ini...dan pada
pertemuan berikutnya ceritakan pada saya.”
“ Bagaimana kalau minggu depan saya kesini lagi ? Adakah yang ingin ibu
ketahui lagi? kita bisa diskusikan minggu depan?..Kalau begitu minggu
depan kita akan mempraktekkan cara-cara yang telah kita diskusikan
kepada anak ibu..Baiklah..,Saya permisi dulu Bu..Selamat sore.”
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
PRODI NERS. STIKES YARSI PONTIANAK
A. PENGKAJIAN
8. Data Umum
Nama Kepala Keluarga: Tn. D
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMA
f. Tipe Keluarga
Keluarga konjungal : 1 rumah terdiri dari ayah ibu dan anak dan dilengkapi
dengan keberadaan orang tua ayah ataupun ibu
g. Suku Bangsa
Keluarga klien ada 2 unsur suku, sang bapak bersuku Madura, sang ibu bersuku
Melayu.
h. Agama
Nilai, keyakinan dan pemahaman spiritual keluarga klien lumayan baik
i. Status sosial ekonomi keluarga
Pendapatan keluarga masih terbantu oleh orangtua dan saudara lainnya
j. Aktivitas rekreasi keluarga
Menonton Tv, berinteraksi ke tetangga.
9. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
e. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Anak klien masih melalui tahap tumbuh kembang toddler
f. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Sudah terpenuhi dari anak pertama, anak kedua juga terpenuhi karna anak
dalam kondisi sehat.
g. Riwayat keluarga inti
Terbentuknya besar yang terdiri dari 3 generasi dikarenakan orangtua an. K
masih numpang tinggal kepada orangtua dari pihak ibu an. K
h. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat kawin cerai di keluarga mereka
10. Lingkungan
f. Karakteristik rumah
Tipe bangunan dengan 2 lantai, 2 kamar di lantai bawah dan 1 kamar di lantai atas.
letak ruang makan dekat di samping dapur, suasana rumah bersih dan sejuk, sumber
air menggunakan air PDAM, ventilasi disetiap pintu dan jendela
g. Karakateristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga klien mengatakan bahwa karakteristik tetangga disekitar rumah tempat
tinggalnya sangat ramah dan saling tolong menolong jika ada acara.
h. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga sebagai penduduk yang menetap di daerah tersebut
i. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Setiap ada acara perkumpulan tetangga selalu
berkumpul
j. Sistem pendukung keluarga
Saling mendukung satu sama lainnya.
11. Struktur Keluarga
f. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga saling terbuka, dalam pengambilan keputusan biasanya
ayah dari pihak ibu An. K karena beliau yang masih bertanggung jawab di rumah
tersebut.
g. Struktur kekuatan keluarga
Anggota keluarga saling memberi kasih sayang, perhatian, dukungan moral dan
material
h. Struktur peran
Di dalam keluarga ayah yang mencari nafkah, di rumah biasanya ibu menjalankan
tugas dan perannya secara baik dan benar dalam mendidik anak-anaknya
i. Nilai atau norma budaya
Keluarga klien masih mempercayai budaya atau pantangan mitos mitos dari leluhur suku ayah
an. K.
j. Data tentang nilai, pemahaman dan norma budaya yang digunakan oleh keluarga.
Keluarga klien masih mempercayai mitos zaman dahulu
12. Fungsi Keluarga
f. Fungsi afektif
Sebagai pendidikan moral dan juga akhlak anak, sebagai perlindungan setiap anggota
keluarga, sebagai tempat mencurahkan kasih sayang.
g. Fungsi sosialisasi : membentuk sosialisasi kehidupan untuk anak
h. Fungsi perawatan kesehatan
Bila ada salah satu anggota keluarga yg sakit biasanya langsung pergi ke ttempat dokter
praktek terdekat.
i. Fungsi Reproduksi
Sang anak memiliki merupakan anak pertama dari 2 bersaudara
j. Fungsi Ekonomi
Ayah mereka sebagai ojek online di Pontianak, ibu sebagai ibu rumah tangga di
rumahnya dan mengurus anak di rumah
13. Stres dan Koping Keluarga
e. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Tidak ada
f. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Tidak berkepanjangan, biasanya dimusyawarahkan bagaimana baiknya
g. Strategi koping
Jika menghadapi suatu masalah biasanya didiskusikan bersama untuk mengatasinya
h. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terkaji
14. Harapan Keluarga
An. K dan adiknya tumbuh menjadi anak yg sehat, cerdas dan sukses.
11. Data Tambahan
a. Nutrisi, kebutuhan nutrisi sang anak tercukupi dan baik serta seimbang, biasanya
beli dipasar
b. Eliminasi, masih dibantu sama orangtua
c. Istirahat tidur, cukup
d. Aktivitas sehari-hari, klien sebagai anak biasanya hanya bermain layaknya anak
usia toddler pada umumnya
e. Gaya hidup tidak sehat, an.K sering tidur lewat dari batas ketentuan tidur malam yang sudah
ditetapkan orangtuanya.
12. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
Pemeriksaan Anak.... Ibu.... Bapak.....
Sifat Masalah
Orang tua mengatakan an.K
d. Aktual 3 skor
memiliki riwayat asmadan
e. Resiko Tinggi
2 1 demam tinggi hingga
f. Potensial x angka
1 kejang-kejang. Hal itu biasa
tertinggi
diatasi dengan membawa an.
bobot K ke dokter praktek
keluarganya biasa
berlangganan
kepera
watan
Informasikan pada keluarga cara Keluarga mengerti
yg tepat: tentang perkembangan
− Memfasilitasi psikososial pada usia
perkembangan toddler (usia 18 bulan –
psikososial 3 tahun) yang normal
− Menstimulasi dan menyimpang serta
perkembangan anak cara menstimulasi
Berikan kebebasan anak perkembangan anak dan
melakukan sesuatu dengan dapat
memberi batasan mempraktekkannya
secara mandiri