Anda di halaman 1dari 39

@/<f?

~\
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

-ew<tn
z
o BABI
c
z K3 PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
~

N
<t 1.1. PENDAHULUAN

..J
(W') Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja pesawat angkat dan •
~ angkut adalah meliputi, semua bentuk kegiatan K3 di bidang pekerjaan
N penggunaan pesawat angkat dan angkut.
D.
..J ~

Secara umum pesawat angkat adalah jenis peralatan yang


digunakan untuk mengangkat, sedangkan pesawat angkut adalah jenis
. peralatan untuk mengangkut, dengan klasifikasinya akan dijelaskan
pada bagian berikut ini: r­
-a
; I\)

•• 1.2. DASAR HUKUM


"wr­
Peraturan dan Perundang-undangan ,J>
I\)

~
~
Pesawat angkat dan angkut, Menteri Tenaga Kerja niengeluarkan
peraturan No. PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut "
~

N dan peraturan No. 01/MEN/1989 telitang Kwalifikasi dan syarat-syarat


<t Operator Keran Angkat. z
o
..J
Standar Intemasional o
(W')
~:
z
Ada beberapa buku standar ANSI yang dapat dipakai untuk
m
N
en
~
..J
memeriksa berbagai jenis pesawat angkat, ialah: -J>
1. V.30.1 Jacks
2. 8.30.2 Overheard & Gantry Cranes

-en<t 3. 8.30.3 Hammer Hear Tower Cranes
4. 8.30.4 Portal, Tower and Pillar Cranes
-a
I\)
w
z
o
5. 8.30.5 Mobile and Locomotive Cranes
6. 8.30.6 Derricks
7. 8.30.7 8ased Mounted drum Hoist
"rw
c
·Z 8. 8.30.8 Floting Cranes and Floating Derricks J>
I\)
9. 8.30.9 Sling
~
~
10.8.30.10 Hooks
11. 8.30.11 Monorails and Underhung Cranes "
~

N 12. 8.30.12 Handling Loads Suspended from Rotor Craft

<t 13. 8.30.13. Controlled Mechanicalstroge Cranes

..J
14. 8.30.14 . Side 800m Tractors
(W') 15. 8.30.15 Mobile hydraulic Cranes
~
N
D.
..J Bao
' ..
'~. " :"

IE Pelatihan Ahli MudiJ K3 Konstruksi LP2K3L A2K4 - INDONESIA:,.1:. •• '


lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN

lP2K3l A2K4 -INDONESIA

16. 8.30.16. Overhead Hoist (Underhung) ..


17. 8.30.17. Overhead and Gantry Cranes.
18. 8.30.18. Overhead Stacker Cranes
19. B.30.19. Cable Ways.
20. B.30.20. Below The Hook Lifiing Devices.
21. Pelengkap untuk offshore crane dapat mengunakan standar :
a. API RP. 20 dan API R.P. 20.
b. API RP. 2C - Specificationfor Offshore Crane.
c. API RP.2D - Recommended Practice for Operation and
Maintenance on Offshore and Onshore Crane

Setiap standar mengungkapkan ruang Iingkup pemeriksaan terhadap


konstruksi, operasi, inspeksi dan perawatan terhadap crane apa yang
diperiksa serta batas-batasnya.

Standar itupun dapat dipakai sebagai petunjuk bagi para kontraktor,


pemilik proyek, ataupun para pegawai, supervisor dan badan organisasi
lainnya yang berkaitan dengan pertanggungjawaban terhadap penggunaan
pesawat angkat berkaitan.

Selain ANSI dapat pula digunakan standar lainnya yaitu DIN, British,
JIS, standar-standar pemeriksaan dan pengujian yang dikeluarkan oleh
Badan standar lainnya.

, 3.
.~~. JENIS DAN TIPE PESAWAT ANGKAT

1. Keran Menara
2. Derek/Keran Pembawa
3. Keran Pedestal
4. Keran Gantry
5. Keran Gantung (overhead crane)
6. Keran Mengapung (diatas pontoon)
7. Keran Dinding
8. Lier
9. Takel (hoist)
10. Gondola
11. Keran Lokomotif

:;"3.1. KERAN MENARA (TOWER CRANE)

Keran menara adalah salah satu pesawat angkat yang mempunyai


tugas menaikkan dan menurunkan suatu beban sesuai kebutuhan dengan
batas-batas tertentu dan mempunyai jangkauan yang tertentu pula.

Baik beban yang diijinkan maupun jangkauannya atau biasa disebut


Bab1- 2130
~ lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

~ LP2K3L A2K4 - INDONESIA


KESElAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 • INDONESIA

radius ditetapkan oleh suatu percobaan secara runtun dan merangkak mulai
dari beban terkecil, radius terkecil sampai ke beban maksimum dengan
radius terbesar pula. Kumpulan hasil percobaan tersebut dimasukkan dalam
~

~
Oaftar Beban atau biasa disebut Load Chart.
~.
DJ
N

c:(
Keran Menara ini mempunyai 3 jenis, yang mempunyai kemampuan
dan keunggulan masing-masing diantaranya:
~
M· 1. Traveling Tower Crane adalah: jenis Tower Crane yang dapat
~ bergerak maju dan mundur diatas landaran rei, dan tower crane jenis
N
D.. ini umumnya mempunyai ketinggian yang tidak terlalu tinggi, tetapi
..~. mempunyai kemampuan mengangkat beban yang sama seperti pada
Fixed Tower Crane, contohnya mempunyai ketinggian hanya sampai
50 m'.
2. Climbing Crane adalah: Tower Crane yang pada dasarnya
mempunyai tinggi mast section cukup pendek, penempatan tower
jenis ini sangat effisien karena tidak memakan tempat yang luas, dan
umumnya ditempatkan pada rongga lift disuatu konstruksi bangunan,
dimana bila gedung telah naik ketinggiannya saat dibangun, karena
tower crane jenis ini tidak mempunyai pondasi maka tower ini
mengikuti kenaikan gedung tersebut.
3. Stationaryffixed tower crane adalah, yang paling banyak dipakai dan
umumnya dipasang diluar-samping gedung yang akan dibangun,
karena tower crane ini berdiri diatas pondasi maka jenis ini biasa
disebut dengan Fixed Tower Crane.

Pada dasarnya ketiga tower crane tersebut mempunyai prinsip kerja


yang sarna. Tetapi pada kertas kerja ini penulis hanya akan membahas untuk
prosedur dan pemeriksaan dan pengujiannya adalah yang jenis Fixed Tower
Crane. Agar dapat diketahui secara jelas bagian - bagian dari crane
tersebut, lihat Gambar 1. Keran menara tetap dengan penjelasan
komponen-komponennya. (Iampiran)

1:.3.2. DEREK I KERAN PEMBAWA (MOBILE)

1. Commercial Truck Mounted Crane/Kernn Dengan Chasis Truck Biasa


Keran yang semua perlengkapannya dipasang pada truck biasa dan
sebagai sumber tenaga untuk penggerak biasanya menggunakan motor
penggerak dari truck tersebut. Umumnya keran ini mampu membawa,
menaikkan, menurunkan dan memindahkan barang secara horizontal
(swing) pada berbagai radius.

2. Crawler Crane/Keran Rantai (Kelabang)


Keran yangdiletakkan pada alat pembawa yang menggunakan rantai
untuk bergerak. Sumber tenaga untuk bergerak (maju, mundur,
Babl- 3/30

Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi


..- ."
lEMBAGA PENDIDIKAN & PElATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 ·INDONESIA

berbelok), mengangkat dan menurunkan beban serta memindahakan


muatan secara horizontal terletak pada bangunan atas (super
structure/upper structure).

3. Wheel Mounted Crane/Keran Ban Karet


3.1 Kabin pengemudi lebih dari satu.
Keran diletakkan pada pembawa dilengkapi dengan garden (axle),
mempergunakan ban karet untuk berjalan. Mempunyai ruang pengemudi
yang terpisah yaitu masing-masing untuk ruang pengemudi keran dan
ruang pengemudi keran dan ruang pengemudi pembawa.

3.2 Kabin pengemudi tunggal


Koran diletakkan pada pembawa di lengkapi gardan (axle) menggunakan
ban karet untuk berjalan tetapi hanya mempunyai satu ruang pengemudi,
yang dipergunakan sebagai ruang pengemudi pembawa dan keran
angkat.

4. Locomotive CranelKeran Lokomotif


Keran yang bagian atasnya termasuk sistem mekanis penggerak dan
perlengkapannya diletakkan pada alat pembawa bergerak dengan
menggunakan landasan ril. Sumber tenaga dari keran ini bisa bersumber
dari keran angkat itu sendiri atau dari luar.

BAGIAN UTAMA DARI SEBUAH KERAN

Pada umumnya untuk jenis keran mobil, secara keseluruhannya


dapat dibagi menjadi empat bagian yang penting yaitu:

1. Bangunan Atas/Upper Structure, Super Structure


Merupakan bagian dari keran yang dapat berputar dimana pada bagian
kerangka bangunan tersebut diletakkan sistem mekanik, fungsi 2 kontrol
penggerak keran.

2. Bagian PembawalMobile Base Mounting


Tempat dimana bangunan atas diletakkan untuk dapat berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dalam pengoperasiannya.

3. Tenaga PenggeraklPower Plant


Adalah sumber tenaga penggerak dapat berupa motor bensin, motor
diesel, motor listrik, motor hydraulis atau gabungan dari semuanya
termasuk alat pemutus/penyambung dari motor penggerak ke sistem
mekanis keran, bisa berupa kopling basah atau kering, juga termasuk
diantaranya; hydro dynamic torque converter, hydrostatic, electric generator
atau juga peti roda gigi (gear box).

4. Perlengkapan 2 Bagiari Depan/Front End Operating Equipment


Baht- 4/30
@
~.~ \
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN

LP2K3L A2K4 - INDONESIA


LP2K3L A2K4 -INDONESIA

-<
en
w.
r
"tJ
I\)
z
o
c "
w
r
z Merupakan beberapa jenis perlengkapan yang dapat dipasangkan
:t>
disesuaikan dengan jenis atau kebutuhan pekerjaan. Diantaranya sebagai I\)
keran angkat, clam shell, magnet, drag line, pemancang tiang (pile driver)

dan lain sebagainya..


"
+::ao

1,.3.3. KERAN PEDESTAL


z
o
o
Crane pedestal umumnya dipergunakan dilepas pantai, misalnya z
pekerjaan bongkar muat dianjungan tepas pantai. Serta pekerjaan yng ada di m
lepas pantai umumnya bahaya atau sumber bahaya sangat tinggi di en
karenakan situasi dan kondisi yang setiap saat berubah-ubah. -
:t>
Pada umumnya peke~aan bongkar muat dianjungan lepas pantai
dipergunakan pesawat angkut (crane) darat yang dimodifikasi dan r
disesuaikan dengan berat atau ringan dari volume pekerjaan. "tJ
.1\)

Dengan pesatnya perkembangan teknologi pekerjaan anjungan di


lepas pantai, maka dibuat crane yang disesuaikan dengan kebutuhan yaitu
pedestal crane. Pedestal crane didirikan secara tetap pada suatu pedestal
"
eN
r
yang menyatu dengan konstruksi anjungan. Cara kerja pedestal crane juga .J>
I\)
tidak berbeda dengan crane darat kecuali sistem horesting, dirrecting dan
swing yang beda hanya kecepatannya.
"
~

-:f.4. JENIS DAN TIPE PESAWAT ANGKUT

1. Pita Transport:
• Belt conveyor & chain conveyor
• Eskalator

2. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas landasan permukaan:

• Tractor, Track, Dumpt truck,


I
• Alat-alat berat (earth moving equipment) "tJ
• Gerobak N


Fork Lift
Kereta gantung "r­
W

3. Alat angkutan jalan ril: :t>


N
• Lokomotif


Gerbong
Lori
"
~

1.5. PRINSIP KERJA PESAWAT ANGKAT & ANGKUT

~nM_ 5/ _~n
@ ~~'\
LEMBAGA PENOIOIKAN & PELAlIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
lP2K3l A2K4 • INDONESIA

« r­
-
en, "tJ
I\)
w:
Z
o "r-
W

c: Pendahuluan
~
z Prinsip kerja pesawat angkat & angkut adalah system yang bekerja
,I\)

pada seluruh komponen bag ian-bag ian pesawat angkat & angkut itu sendiri,
pada masa sekarang ini terjadi perubahan teknologi yang demikian pesat
sehingga te~adi kemajuan pula pada systemkerja dilingkungan enjiniring
"
~
'·1

peralatan industri. Pada umunya penggunaan system kerja pada pesawat


angkat & angkut menggunakan:
• Sistem Elektrik
• Sistem Mekanik (manual & otomatis)
• Sistem'Hidraulis
• Sistem Pneumatik (system angin bertekanan/tekanan udara).
Dari system keempat tersebut terdapat 2 (dua) sumber utama
!II
tenaga penggerak diantaranya adalah:
• Motor Listrik r­
• Motor Bakar (Bensin & Diesel) "tJ
,I\)

i.6. ALAT KELENGKAPAN DAN PERALATANI PENGAMAN KESELAMATAN


'W"r-
KERJA PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
,~
I\)

. '1.6.1. Alat ke/engkapan (khusus pesawat angkat) " .I::lo

• Tali Kabel Baja 0Nire Rope)


• Alat Bantu Angkat (Sling)
• Kait (Hook)
• Konstruksi Boom, Gantry, Rangka Penguat
• System Sambungan (Joining)
• Alat-Alat Pengendali (Control Apparatus)
• Alat Penyetop/System Rem (Brake System)
E • Ruang Pelindung Operator (Cabin) ::.
• PemberatlBobot Pengimbang (Counter Weight)

«~ • Tromol Penggerak

-
en • Alat Penggerak (Prime Mover)

w • Rangka (Frame)
z • Rangka Putar Dan Sistemnya (Slewing System)

o • System Pemindah Tenaga (Power Train System)

C:, • Unit Pembawa (Carrier Unit)

Z· • Peralatan Pengaman (Safety Device)

• Alat Komunikasi ~

1.',.6.2. Perangkat Keselamatan Kerja/Safety Devices

Pada saat psawat angkatlkeran didesignldirencanakan pabrik

Bablj- 6130

~, Pelatihan Ahli Muda:K3Konstruksi


."..::. .. i'
~f~'K~::"-·: .-:~
@ ._~\
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATINAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

pembuat telah pula merencanakan perangkat keselamatan kerja


(safety devices), sebagai factor dominan dalam rangka. usaha
[]:<I memperkecil angka kecelakaan.
[]
Juga merupakan salah satu factor keamanan (safety factor)
dari keseluruhan struktur pesawat keran.

Perangkat keselamatan kerja dipasang sedemikian rupa dari


yang konstruksi ~ederhana sampai yang cukup canggih yaitu
menggunakan system electronic dan bekerja secara otomatis.

Pengertian Safety Devices (PKK):


"Suatu perangkat peralatan/perlengkapan yang dibuat dan
- dipasang sedemikian rupa pada sebuah Pesawat Angkat/Keran yang
dapat berfungsi sebagai alat pengendali denga.n tujuan untuk
mencegah terjadi kecelakaan".

Syarat-syarat Pemakaian Safety Dewces/Perlengkapan


Pengaman.

1. Dapat memberikan perlindungan yang baik


2. Dapat mencegah pendekatan, terhadap semua daerah yang
berbahaya Selama pekerjaan. .-!IJ
3. Tidak menggangguketenangan dan ketenteraman operator. ~ r:::::::::J

4. Tidak mengganggu jalannya produksi.


5. Dapat digunakan secara otomatisdan tenaga minimum.
6. Cocok untuk bidang peke~a?rnYa..dan peralatannya.
7. Tidak mengganggu p~da saat 'p~lumasan dan efektif pada
saat perbaikan dan efektif pada ~saat pemeriksaan.
8. Efisien pemakaiannya. '. .'
I 9. Tahan dalam pemakaian normal dan beban;impak.
10. Tahan karat, tahan api dan tahan lama.
11. Tidak menimbulkan bahaya balik.
« 12. Melindungi kecerobohan pem~kaian.

Jenis-Jenis Perangkat Keselamatan Kerja pada: '

I. MOBILE CRANE (HYDRAULIC) .'


1. Drum Look Device . ­
2. Drum Turn Indicator
3. Automatic Crane Stopping
4. Hydrolic Circuit Safety Device
5. Boom Angle Indicator
6. Over Winding Alarm Device
7. Boom Exstending Device
Babl- 7130

~
.~..,)t.
"

"
,. 1
Pelatihan,A/iil'ilAllda: K3; Kcinstruksi
• ~ , ... {o J!,.... ~ _ .~ ...
@~~\
LEMBAGA PENDIOIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
lP2K3l A2K4 -INDONESIA

8. Boom Derricking Safety Device


9. Out Rigger Lock Device
10. Anemometer

I-
II. MOBILE CRANE (CRAWLER)
1.
2.
3.
4.
Weight Load lndikator
Load Mowen Limiter
Boom Angle Indicator
Swing Brakelock, Swing lock


5. Drum Brake Lock
6. Drum Pawel Lock
7. Boom Back Lock ~

8. Crane Over Hoist Alarm


9. Boom Over Hoist Limit Switch
'Il 10. Anemometer

III. OVERHEAD TRAVELLING CRANE


1. Over Winding Alarm Alarm Device
2. Bumper Stop Device
3. Drum Brake Lock
4. Over Load Limit Switch
5. Automatic Crane Stopping
6. Working alarll)

IV. PERLENGKAPAN PERALATAN K3 (Safety Device)

1. Umum:
• Automatic Engine Stopping Device
• Automatic Voltage Regulator
• Automatic/Magnetic Brake Device/System
• Speed Meter/Speedometer/Odometer
• Rpm Meter
• Voltage, Ampere, Frekwensi Meter
• Signal Lamp, Hom/Klakson
«

-
• Maximum Load Alarm Device
'C/)
w 2. Spesial Untuk Pesawat Angkat Menara:
z
oQ •

Moment Limiter
Maximum Load Limiter
z· • Maximum Speed Limiter
• Slewing Stroke And Limiter
Il::t. • Lifting Stroke And Limiter
.
,~ • Anemometer
N • Penangkal Petir
'~, • Alat Komunikasi
• Stability Limit Device
Bab"i- 8 130

.,.
~;~~,~ .11
.. - ..
' ~

. '
;;.;-~~-.

Pelatihan· Ahlr Muda 'K3' Ko'nstruksl


.
@ ~'§i_\
LEMBA"A PENDIDIKAN & PELATI"AN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESI~

lP2K3l A2K4 -INDONESIA

• Trolleying Limiter
• Travelling Limiter
• Hoisting Limiter
"'
i'll
\.6.3. Kebutuhan perlengkapan

Kebutuhan utama dari setiap keran angkat mempunyai


hubungan erat dengan program keselamatan kerja. Maka dari itulah
semua perlengkapan komponen-komponen pada keran harus
memenuhi ketentuan-ketentuan atau standar yang berJaku, baik
disaat melakukan perencanaan, pembuatan, pemeriksaan, pengujian
atau perawatan. Didalam PER.05/MEN/1985 Depnaker atau
t=,: J rekomendasi standard lainnya akan kita temui segala ketentuan alat
It keselamatan pada sebuah keran, jika terjadi kehilangan
~ perlengkapan, kerusakan ataupun data informasi adalah menjadi
tanggung jawab pemilik untuk melengkapi dan memperbaiki sesuai
dengan standard yang berlaku.

11.6.4. Identitas

Pada setiap keran angkat harus dibubuhi identitas yang cukup


jelas dan tidak mudah hilang. Identitas tersebut mencakup nama
pabrik pembuat, type/model nomer sari, tahun pembuatan dan berat
unit keran. Juga pada bagian perlengkapan keran yang mudah
dibuka/dipasang seperti ballast (counterweight), boom-boom
penyambung, jib-jib, kaki penyangga tambahan (out rigger), diberi
tanda identitas yang cukup jelas sesuai dengan nomer pemilikan
keran angkat. Karena bagian tersebut hanya bisa digunakan pada
unit keran tersebut atau pada keran sejenis sesuai, dengan ciri-ciri
dan perencanaan yang dibuat oleh pabrik.

Pada setiap pembuatan komponen, perbaikan. perubahan


konstruksi yang oleh pabrik pembuat keran harus mendapat
persetujuan dari pabrik pembuat keran tersebut dan diawasi oleh
seorang ahli (Proffesional Engineer).

t.6.5. Daftar beban

Setiap mobil crane harus dilengkapi dengan daftar


kemampuan pengangkatan beban (load rating chart), yang dibuat
secara jelas, tidak mudah rusak, diletakkan pada bagian yang mudah 'I"""""l
dilihat oleh operator dari tempat duduknya.

Bab1- 9130

i':.~
~ - - ", ...;.. "~':"_r:'~!~, .

elati~an) ~.'J-!l/JA£~?!f..:r Ko"nstru}<.si


@~~~~
LEM.AGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA­
LP2K3L A2K4 ·INDONESIA

"tJ
I\)

"r:-
(,,)

Daftar beban tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga


mudah dimengerti dan dipahami maksudnya secara cepat dan cepat.
Dalam daftar tersebut akan tertera:

I a).
b).

c).
Model keran, nomor seri dan tahun pembuatan.
Kemampuan pengangkatan pada setiap kombinasi panjang
boom, radius dengan dan tanpa menggunakan fly jib.
Cara menentukan berbagai kombinasi panjang boom dan jib
yang diijinkan.
d). Daerah ruang kerja keran (crane quadrant) yang berhubungan
erat dengan kemampuan daya angkat keran pada berbagai
posisis yang berbeda.
E'
e). Adanya alternative komponen tambahan pada keran angkat, ,"
sehingga akan merubah kemampuan daya angkat keran
tersebut. Alternatif-alternatif tambahan tersebut harus tertera
dengan jeras.
f). Apabila kemampuan angkat dari keran tidak dibatasi oleh
kestabilan tetapi dibatasi oleh kekuatan konstruksinya, maka
pembatasan antara keduanya harus cukup jelas dalam daftar
beban (load chart).
g). Bila keran ditempatkan pada dudukan/pembawa yang tidak
simetris, maka perubahan kemampuan daya angkat sesuai
dengan arah keseimbangan harus diberi tanda yang cukup
jelas.
h). Peringatan-peringatan, petunjuk-petunjuk, pemabatasan yang z
harus dipatuhi selama pengoperasian sehingga tidak c
menimbulkan bahaya kecelakaan, ditulis dengan jelas. o
Seperti: kecepatan angin, kerataanlandasan (leveling), ·-Z
kondisi landasan, tekanan angin pada ban, kecepatan m
en
i).
pengoperasian.
Cara-cara penggandaan tali penggerek dan jumlah ­
'..)10
penggandaan (part of rope reeving) yang diijinkan, termasuk "

jenis, ukuran,dan panjang tali.


j). Data-data drum seperti diameter, kekuatan tarik, kecepatan
putaran atau alternative lainnya.
k). Pada keran hidrolis (hydraulic system), penjelasan secara
terperinci mengenai semua fungsi kelengkapan control bekerja
secara otomatis, manual dan apakah dilengkapi system jatuh
bebas (free fall) atau tidak pada system pengerek muatan
beban.

Untuk keran yang menggunakan boom telescopic diberika


penjelasan-penjelasan mengenai:

I). Panjang setiap bag ian telescopic boom yang dapat


dikeluarkan
m). Penjelasan cara pengoperasian setiap bagian dari boom
Bal:l1- 10/30

~
11tl Pelatihan Ahli MudiJ K3 Konstruksi
LEMBAGA PEND/DIKAN & PELATIHAN
..
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
lP2K3l A2K4 -INDONESIA

telescopic apakah bisa dikeluarkan dengan teQaga mesin atau

r'l'
I

n).
secara manual. '
Cara-cara untuk memanjangkan atau memendekkan boom
dan memasang fly jib. n
~
0). Seban muat yang diperbolehkan diangkat sambil ~
~
memanjangkan atau memendekkan telescopic boom.

'\',.6.6. Alat-alat pelindung

Alat penutup/pelindung haruis terpasang pada system

1'1 mekanis yang terbuka seperti roda-roda gigi, pully, rantai, as dan lain­
lain yang dapat menimbulkan bahaya pada saat keran beroperasi.
Alat pelindung tersebut dibuat cukup kuat sehingga mampu menahan
beban orang yang mungkin harus berdiri diatasnya sewaktu
melakukan perawatan/perbaikan.

Alat-alat pelindung/penutup tersebut sebaiknya dibuatkan I' •


jalan khusus untuk melakukan perawatan, pelumasan tanpa harus
membuka penutup/pelindung secara keseluruhan, sedangkan pada
kampas rem, kopling dibuatkan penutup khusus agar terbebas dari
segala kotoran, kelembaban atau percikan pelumas karena adanya I
..
....
~
'
kebocoran. Pada pipa gas buang (knalpot) diberi isolasi tahan panas,
agar tidak menimbulkan cidera yang kemungkinan akan tersentuh I .
orang sewaktu melakukan perawatan atau perbaikan, serta tidak ada ,:IJ

kebocoran pada pipa gas buang yang bisa menimbulkan kebakaran ,1::::1

atau menyebabkan keracunan.

Pipa saluran akhir gas buang diletakkan sedemikian rupa

Ii
sehingga asap gas buang tidak mempengaruhi pengemudiloperator
keran.

~.6.7. Karoseri dan ruang pengemudi (operator)

a). Karoseri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi


system mekanis penggerak beserta kelengkapannya dan
operator dari cuaca.

b). Kabin operator dibuat dengan baik sehingga operator dapat


melihat kesekeliling daerah ke~a dengan leluasa tanpa
mendapat halangan.

c). Kaca-kaca yang terpasang terbuat dari kaca khusus (safety


glass) yang sejenisnya. Pintu, jendela bisa dibuka dan ditutup 10:=
dan diberi alat pengaman agar tidak terbuka atau tertutup
dengan sendirinya sewalctu keran sedang bekerja. Pintu-pintu
diperlengkapi dengan kunci supaya tidak dapat dimasuki oleh
Bab1-11 /30

I ro'
~t::~
.J '~~ ....'". ~~ ..:...~ " r1. ' . ' "'", . . . . . ,

Pelatihan' Ahli.' Muaa'YK3;.'Kdnstruksi


.. • •• " .. ~_ ~.":"~
" -. . .. 0. -:' --:, ~i};:'~.~'
' ; •• . ~ .. •
@
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 .. INDONESIA
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

-'en<t,w
z
o0. yang tidak berkepentingan sewaktu keran ditinggalkan.
Z:,
d). Pada jalan masuk keluar yang bertangga diberi pegangan
I'
tang an yang kuat dan aman untuk dilalui. Pada ruang operator
dibuatkan pintu yang mudah dilalui oleh operator dan terletak []

disamping operator.

e). Kabin operator mampu meredam suara sehingga tidak


membuat operator terlalu bising (tidak boleh lebih dari ± 90
dB). '

f). Tempat duduk operator dibuat dengan tidak baik (bisa distel) ..
sehingga operator bisa duduk dengan enak, mudah
!l< menjangkau tuas-tuas control tanpa merubah posisi
dUduknya. Ruang operator dipasang lampu penerangan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu operator.

g). Disetiap permukaan lantai tempat berjalan orang dibuat agar


tidak Hein. Pembuatan tangga serta kelengkapannya harus
cukup kuat dan mudah untuk dilalui.

h). Lantai diluar karoseri atau diluar ruang operator dilengkapi


dengan pagar pengaman, sedangkan pada lantai atau jalan
orang yang sempat dilengkapi dengan pegangan tangan.

i). Dibuat tangga untuk naik ke atap karoseri yang biasa dilalui Z
orang pada saat akan melakukan perawatan atau perbaikan o
perlengkapan keran angkat di atas atap karoseri. Sedangkan o
pada lantai-Iantai di atas atap karoseri yang cukup tinggi Z
dibuatkan pagar pengaman. m
en
­

Gambar 2 ,.,

1-6.8. Tuas-tuas kontrol penggerak keran

Setiap tuas pengontrol gerak keran angkat harus memenuhi


persyaratan tertentu antara lain:

a. Semua tuas control yang digunakan untuk mengemudikan


gerakan keran selama pengoperasian terletak pada tempat
yang mudah dijangkau oleh pengemudi (operator).

b. Setiap tuas control diberi tanda sesuai fungsinya. .Z


70
c. Tuas kontrol pengerek beban (load hoist), gerakan putar ';0
Babl-12 /30 "Z
'm
en
-

Pelatihan Ahli MudiJ K3 Konstruksi
L'
LP2K3L A2K4 .. INDONESIA
... . ~
@ lEMBAGA PENDID1KAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
lP2K3l A2K4 • INDONESIA
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
r
"'C
N

"r
eN

(slewing), pengerek boom (boom hoist), keran bisa kembali »N


pada posisi netral dengan sendirinya.

d. Semua keran dilengkapi kopling untuk memutuskan hUbungan


tenaga penggerak ke bangunan atas (upper structure) sebuah
"
~

keran mobil. Tuas pengontrolnya diletakkan pada ruang z


operator dan mudah dijangkau oleh operator. c
o
e. Gerakan tuas control dipasang sesuai dengan arah resultante z
gerakan keran, gerakan beban atau gerakan unit keran secarc;l m
en
keseluruhan. ­
»
f. Bi/a mungkin dipasangkan alat pengunci tuas.

g. Tuas control disetel sedemikian rupa, sehingga untuk


menggerakkan tuas tangan cUkup dengan tenaga kurang dari
15 kg dan mempunyai jarak langkah gerakan maksimal 45 cm
untuk gerakan tuas satu fungsi dan 30 cm untuk tuas dua
fungsi untuk masing-masing langkah gerakan. Pedal kaki
digerakkan dengan tenaga kurang dari 25 kg dengan jarak
langkah gerakan tidak boleh lebih dari 20 cm.

Gambar3.

l' .6.9. Gelondong penggulung drum z


c
Gelondong penggulung tali atau drum secara keseluruhan o
mempunyai beberapa jaminan antara lain: 'Z
'm
a. Cukup kokoh untuk menggulung, menarik dan melepas tali
. selama pengoperasian keran dalam berbagai kondisi sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
­
en

b. Dilengkapi kopling yang baik sehingga tidak menimbulkan
gerakan tiba-tiba atau gerakan kejut pada saat menggerakkan
dan menyetop gerakan drum.
c. Dilengkapi rem otomatis yang akan bekerja dengan sendirinya
dan mampu menahan semua beban ke~a aman dengan
penggandaan tali angkat sesuai petunjuk pabrik pembuat.
d. Kopling dan rem bias disetel dengan ketentuan dari pabrik
untuk tetap menjaga kemampuannya karena adanya keausan
akibat dan adanya gesekan. '"

e. Gelondong penggulung tali penger.ek boom (boom hoist drum)


dilengkapi dengan ratchet, pawl dan rem otomatis.
f. Gelondong penggulung (drt:lm) mampu menyimpan panjang

Bab1-13/30

Pelatihan AhliMu'diJ
. . ',' 'i:~.;:;'
K3' Konstruks;
~'.. -": .
LP2K3L A2K4 - INDONESIA."
--
lEMBAGA PENDIDIKAN & PElATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
lP2K3l A2K4 -INDONESIA

<
­
en
UJ
z
o
o tali dengan diameter dan penggandaan pengulangan tali (rope
z reeving) sesuai rekomendasi pabrik dalam pengoperasian
keran angkat. Diberi pengaman agar tali tidak mudah keluar
dari susunan gulungannya.
g. Tali tersisa gelondong penggufung (drum), minimal tiga lilitan
penuh.
z
c
h. Dilengkapi tempat pengikatan ujung tali pada drum dengan o
perlengkapannya yang memadai. . z
m
en
i. Drum dilengkapi dengan rim dan telingan (flange) agar tali
tidak mudah meloncat keluar. Tinggi flange minimal 2 kali
diameter tali terfladap susunan gulungan terakhir.

j. Garis tengah gelondong (drum) tali pengangkat mempunyai
4 1 pitch diameter tidak kurang dari 18 kali diameter tali.
Sedangkan gelondong (drum) tali penggerak boom

mempunyai pitch diameter tidak kurang dari 15 kali diameter

tali.

•• k. Drum beralur mempunyai ke dalaman alur dan bentuk alur


sesuai dengan tali yang digunakan.dipasang.
I. Sudut antara dua garis yang ditarik dari titik tengah puli tegak
lurus tertladap sumbu drum dengan garis dari titik tengah puli
ke salah satu titik pada ujung drum disebut fleet angle. Besar
sudut tersebut antara X O sId 1 X ° untuk drum beralur dan
antara 1° sId 2° untuk drum tanpa alur.


Gambar-gambar 4

1.6.10. Rem .
:"
a). Jika rem tidak. dihubungkan secara mekanikal dalam
pengoperasiannya (tanpa menggunakan pedal kaki atau tuas), ~

<',
-
maka harus dilengkapi dengan rem otomatis yang akan
bekerja dengan sendirinya apabila terjadi kerusakan pada

CJ)
W,
sistem tenaga atau tekanan.

Z~ b). Rem akan dapat dibuka kembali apabila sistem tenaga atau

OJ tekanan yang ada cukup kuat untuk menggerakkan sistem

C~ gerakan keran.
Z·~
1"""":11
c). Yang dimaksud di sini adalah sistem tenaga atau tekanan
pada sistem hidraulis atau pneumatik.
d). Pedal rem dibuat tidak Iiein, dilengkapi dengan kunci,
sehingga dapat tetap berada pada posisi pengereman
walaupun tidak diinjak.

Bab.1.- 14 /30

. .. ~ ~\., - -,,' .
Pelatihan Ahli Muds :K3:'Konstruksi
~ Of' .., It ' •• : •• _ "l7'. ' • - ,
@ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3l A2K4 • INDONESIA
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
r
"'C
N
,:;
W
r
e). Semua rem pengaman gelondong pengangkat muatan (hoist
drum) dapat dilepas dengan sistem elektrik, hidraulis atau
»N
¢
~,
1 pneumatik, Rem ini dipasang pada drum tanpa menggunakan
perantara mekanis seperti roda gigi, rantai, vee belt atau
lainnya.
"
.~

.1

C\I
<t
z
c
...J f). Rem atau kopling harus tahan terhadap panas yang timbul o
CO') akibat gesekan. Bagian permukaan yang bergesekan harus ·Z
~ halus tidak ada cacat atau kotor. m
en
(\I,
Q;;
-I
g). Keran mobil dilengkapi dengan rem jalan yang mampu -»
menahan keran tetap diposisinya pada saat bekerja, tekanan
!'.. tiupan angin saat parkir, menahan berat keran pada

kemiringan jalan (tanjakan) sesuai dengan ketentuan pabrik.

Rem jalan ini dilengkapi dengan sistem otomatois yang akan

bekerja dengan sendirinya apabila terjadi kerusakan pada

sistemnya.

h). Pada keran mobil rem jalan mampu memberhentikan laju jalan
keran pada kecepatan dan jarak pengereman tertentu.
Umumnya harus mampu berhenti pada jarak 32 feet (10
meter) pada kecepatan 15 mph ( ± 25km/jam).
E.:
i). Rem swing (swing brake) harus mampu menahan gerakan
swing keran dengan beban maksimum, tetapi juga harus
mampu menahan tolakan angin berkecepatan 30 mph (± 45 z
km/jam) lebih pada saat menggunakan panjang boom dan jib c
maksimum. o
z
j). Rem ini beke~a secara otomatis apabila terjadi kesalahan m
en
pada sistemnya, diperlukan kunci swing yang dipergunakan
disaat mengangkat muatan yang berat sambil berjalan atau ­

saat parkir.

'1.6.11. Cakra pengantar/pulleyslshcaves r


<to
-
en, Alur pada cakra pengantar (puli) menjadi bagian terpenting
"'C
N

z'
0',
menyangkut umur pemakaian tali dan puli itu sendiri. Alur pada puli
biasanya dibuat sedikit lebih besar dari diameter tali sesuai dengan
ketentuan pabrik pembuat tali dan permukaan alur halusnya.
"
W
r
Cl
Z',
»
I\)
Apabila alur puliterfalu lebar (besar) akan mengakibatkan tali ,:;
gepeng, menyebabkan alur pada puli rusak. Begitu pula apabila alur ~
puli terlalu kecil akan membuat tali tergencet dan alur akan rusak.

Penampang sudut sentuh antara dasar puli dengan lingkaran


penamparig tali berkisar antara 1200 sId 1500 • bibir puli cukup terbuka
untuk memudahkan tali duduk pada dasar alur puli. Pemasangan puli
Ba/h.- 15/30

I'

r;!f" -' • • ,~<~ LP2K3L A2K4 - INDONESIA,·


@
~§i~\
LEMB,G, "NDIDIKAN & "tATIH.N
KESElAMATAN, KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN I LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

antarCi yang satu dengan lain sebagai pengantar tali hendaknya


dipasang secara simetris atau dengan kemiringan sudut yang telah
ditentukan oleh pabrik pembuat. Sehingga tidak akan mempercepat
kerusakan tali maupun puli. Kerusakan tersebut bisa kita Iihat dengan
adanya keausan pada salah satu sisi permukaan pada alur puli.
z

Puli-puli pengerak boom mempunyai pitch diameter tidak o

kurang dari 15 kali diameter tali, sedangkan untuk puli-puli tali o


pengangkat beban mempunyai pitch diameter tidak kurang dari 18 z
kali diameter tali. Kedalaman alur puli (cakra pengantar) minimum 1,5 m

kati diameter tali.


-

(J)

~
Pada puli-puli pengantar tali biasanya dipasang alat
pengaman tali (cable keeper) agar tali tidak meloncat keluar dari alur
puli sewaktu bekerja. Berbagai jenis puli dibuat, disesuaikan dengan
penggunaannya. Oleh karena itu setiap alat angkat mempunyai
-, "tJ
I\)
perencanaan penggunaan puli yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan dalam penggunaannya.

Permukaan alur puli yang kasar, rusak, aus akan


"
,

mempercepat kerusakan tali, begitu pula banta Ian aus tali yang .:~
'I\)
kurang sempuma. Puli tersebut harus diganti dengan yang baru atau
diperbaiki sesuai dengan ketentuan dari pabrik pembuat, t~rutama
perbaikan alur pulL "
~

Gambar-5

'\..6.12. Kaki penurnpu tamba'han/out rigger

Kaki penumpu tambahan harus mampu bertahan di tempat


penyimpangan, waktu keran berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya dan dikeluarkan pada saat pengoperasian keran. Kaki
penumpu harus mampu menahan berat mesin dan segala
penengkapannya termasuk beban waktu bekerja tanpa menunjukkan
gejalai}ejala ketidak sempumaan sedikitpun.

Batang-batang lengan kaki penumpu tambahan hendaknya


diberi tanda yang dapat menunjukkan bahwa lengan tersebut telah
dijulurkan semaksimalnya. Karena pengoperasian keran dengan
menggunakan kaki penumpu tambahan (out rigger), semua lengan­
lengan kaki penumpu hams dikeluarkan sepenuhnya, tidak boleh
sebagian-sebagian atau hanya dengan menggunakan sebagian kaki
penumpu saja.

Babl-16 /30

'.'.~~'f:';"''''''!-:-~'''' .

'r. K3,iKo-'JstrLlksi. LP2K3L A2K4 - INDONESIA<


LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

Gambar 6

rnJ

1,.. 6.13. Penyetop boom/boom stop 'z


o
Setiap mobil keran dilengkapi dengan alat penyetop gerakan ..0
~Z
boom, untuk mencegah agar boom tidak terbalik ke belakang dalam
pengoperasian keran. Kejadian tersebut biasanya te~adi karena:
m
en
a). Kait pengangkat beban (hook block) ditarik terus walaupun
-J>
telah membentur ujung atas boom (boom head).
menyebabkan boom tertarik ke atas.

b). Menjalankan keran dengan sudut boom yang besar.

c). Mengoperasikan keran dengan boom panjang pada tempat


miring (tidak rata) dan memutar bagian atas (swing) dari sisi
yang rendah ke bag ian sisi yang lebih tinggi.

'-,
~.

.
'::!
I '.,
""
d). Adanya kerusakan pada sistem kapling penggerak boom,
kapling tetap berkunci (Iengket) walaupun tuas penggerak

I...II
C"')~
e).
telah dilepaskan.

Putus atau lepasnya tali pengikat beban (muatan) yang berat.


menurunkan beban secara kasar atau mendadak pada
pengoperasian keran dengan sudut boom yang besar dapat

~_! juga menyebabkan boom terbalik ke belakang, karena

~~
..J!~
terjadinya pengendoran tali penahan boom dan kembalinya

lenturan boom secara tiba-tiba .

f). Tiupan angin pada keran dengan sudut boom yangbesar


akan mendorong boom untuk terbalik ke belakang~
<
. en·
j - ..

Alat terbalik untuk menyetop gerakan boom agar tidak


W' melampui besamya sudut yang ditentukan adalah satu
Z pengombinasian semua fungsi untuk memutuskan hUbungannya
0:
o
z~
dengan sumber tenaga penggerak secara efektif, dan akan menyetop
gerakan boom agar tidak melewati sudut yang telah ditentukan.
-'
I"
1.6.14. Alat keselamatan

I,.j;
Ada berbagai jenis alat keselamatan terpasang pada keran
angkat mobil. Afat-alat keselamatan tersebut umumnya pencegah
terjadinya kecelakaan pada pengoperasian keran. Alat tersebut
Bab\r 17/30
;c~~~
~~
"D:l
.~
. .,1
,or.' . -'' ..
~

~
elatihan A.hfj. niii!.m~6~strukSi LP2K3L A2K4 - INDONESIA?:'
@ ~'0~\\
[EMBAGA PENOIOI'AN &"LATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA


CJ)
w~
r
"'C
N

z'
0' "r
W

o c'~
·z: antara lain: .»
f\)
a). Tutup tangki bahan bakar dan tangki hidrautis harus cukup
"
I baik. ~

b). Kotak besi yang baik dan terikat dengan aman tempat
menyimpan kunci-kunci untuk melakukan perawatan dan
menyimpan bahan pelumas.

c). Lampu penerangan untuk kerja malam.

d). Ganjal ban.

e). Kaca spion, klakson, kipas kaca, lampu parkir, lampu sen,

penahan silau matahari pada ruang pengemudi, tanda

. peringatan waktu bergerak mundur.

f). Pemadam api.

•• g). Boom angle indikator, dipasang pada tempat yang mudah


dilihat oleh operator.

- I h). Boom length indikator, dipasarig pada keran yang

~): menggunakan boom telescopik.

~
(\I i). Boom back stop, alat pencegah agar boom tidak terbalik ke

« belakang umumnya dipasang pada keran yang menggunakan

boom rangka (ballire).

..J

~, j). Automatic limit stoppada drum:
(\I,

Q,;',

...JJ Boom hoist stop: menghentikan putaran gelondong


penggulung tali boom apabila sudut
boom mencapai ,batas yang telah
0

ditentukan. 'r
Anti two blocking: menghentikan gerakan tali angkat "'C
sehingga pengait beban tidak beradu f\)

Over winding
derigan ujung boom.
: menyetop gerakan gelondong
penggulung pada saat Jilitan tali di
"wr­
dalam gelondong/drum disaat »
f\)
menurunkan barang tersisa minimal 3
~
lilitan.
Level indikator/water pass : untuk menentukan
"
~

keadaan 0 kerataan (levelling)


penempatan sebuah keran.
Load indikator : perlengkapan yang dapat
menunjukkan beban/muatan yang
, Babl-18 /30

rr'1 ... ., ., ...


@
~_.~_:"
LEMBAGA PENDIDIKAN & PEtAliHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA

sedang diangkat dengan ketelitian


tinggi.
Safe load indikator : alat yang secara otomatis akan
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Beban yang diijinkan diangkat dalam
keadaan dan posisi kerja saat itu,
Radius dan atau sudut boom.
Panjang boom (pada keran yang
menggunakan boom telescopik).
Berat beban yang sedang diangkat
pada saat itu.
Memberikan peringatan kepada
operator apabila batas kemampuan
angkat dari keran akan dilampui.
Bahkan pada saat ini alat tersebut dapat
menyetop fungsi gerakan keran apabila
batas kemampuan angkat dari keran
dilampui.

~1..6.15. Istlah-istilah dalam keran

Bagi mereka yang be~erja dengan menggunakan keran angkat,


maka akan ditemui beberapa penggunaan istitah-istilah pada keran
angkat antara lain:

1. Angle Indikator

Perlengkapan pada sebuah keran angkat yang akan


menunjukkan besarnya sudut antara boom dengan garis
horizontal pada berbagai posisi boom secara otomatis,

2. Anometer

Alat pengukur kecepatan angin

3. Automatic Safe Load Indikator

Alat keselamatan pada keran yang dapat memberikan aba­


aba peringatan kepada pengemudi keran (operator) apabila
mengangkat muatanlbeban melebihi dari ketentuan.

4. Auxilliary Hoist (Whip Line)

Tali pengangkat beban kedua, biasanya digunakan untuk


mengangkat muatan beban yang ringan-ringan.
Bab!- 19/30
@d...~~~"
LEMBAGA PENDID"'N • PELATIH.N
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 -INDONESIA
«
- ,r­
"tJ
en I\)
w

•"
Z W
o
C
!·Z 5. Axle Lock I»
.1\)
1
,.. Suatu perlengkapan pada keran ban karet dipasangkan antara
gardan (axle) dengan chasis untuk meniadakan gerakan axle ,
"
~
1

(ocilation) dalam pengoperasian keran dengan tumpuan ban


~
karet (tanpa menggunakan out rigger).
'0
'0
6. Boom t·Z
m
Merupakan bangunan konstruksi yang dapat diperpanjang
atau diperpendek, terpasangpada bangunan atas (super
stucture) digunakan untuk menopang tali pengangkat beban

CJ)

(muatan).

7. Boom Stop •
"tJ
I\)

;'".....
Peralatan pada keran angkat digunakan untuk membatasi
gerakan boom agar tidak melampui sudut boom terbesar dari ','W
yang telah ditentukan.
..
i. " "
I~..
'I\)
1_
8. Boom Back Stop ',:;:
.~
I'~
Ill::t"

~: I'

C\I Perlengkapan pada' keran digunakan untuk mencegah


<t agar boom tidak terbalik ke belakang.

...J
CW)
9. Boom Angle •
~
C\I Sudut yang dibentuk oleh boom dengan garis horizontal.
~ 10. Boom Hoist Mechanism
.
Ii
Perlengkapan mekanis untuk mengatur gerakan boom naik


en
atau turun.

w 11. Boom Point


Z

0' Titik terjauhltertinggi pada ujung boom.

c
Z: 12. Boom Length (Panjang Boom)
=
Ill::t Panjang boom yang diukur dari titik tengah pin kaki boom titik
~"
tengah as puli (cakra pengantar) diujung atas boom.
C\I
« 13. Cab
Z
:0
...J
CW)
o
BalJj - 20/30 Z
~ 'm
C\I CJ)'
Q.
...J - ..
,r»
~', ".

~ Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi P2K3L A2K4 - INDONESIA~: ~A...: _.


@
@. 0~~\
lfMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
,
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

-ew<tn
z
o
c' Rumah penutup pada bangunan atas keran angkat untuk
I
z'
~
~
(\I
14.
melindungi perlengkapan mekanisme dan pengemudi keran
angkat.

Counter Weight
I
9 lII
-==
<t Pemberat tetap untuk menjaga keseimbangan keran angkat
pada saat bekerja mengangkat muatan/beban .
...J
C")
~ 15. Center of Rotation
(\I'
Q..
Merupakan sumbu putar dari bangunan atas keran .
..J
16. Blocking Up Base

Pengoperasian keran angkat dengan menggunakan kaki

17.
penyangga tambahan (out rigger) guna menambah kestabilan.

Bridle atau Harness

Suatu sistem susunan block cakra-cakra pengantar (puli-puli)


I
'" 18.
yang menghubungkan tali pendek boom (boom hoist
suspension rope) dengan tali penahan boom (boom pendant).
Cantilever Jib . I
800m yang ditopang pada dua titik lampu dibagian bawah
ujung boom.

19. Jib (Ply Jib)

800m tambahan, dipasang pada ujung boom untuk


menambah ketinggian penderekan pengangkatan) rnuatan.

20. Load

Merupakan beban yang diderek (diangkat) oleh keran


angkat termasuk hook block dan alat-alat bantu angkat lainnya
yang tergantung di bawah hook (kait penderek).

21. Load Block (hook Block)

~, Susunan dari satu atau lebih cakra-cakra pengantar '"


'~:i (pu/i-puli), pin, rangka, swivel, kait penderek (hook) digunakan
(\I' untuk mengaitkan beban-beban yang akan diangkat (dikerek)
<t.: dan dipasangkan/digantungkan pada tali pengerek.

IR1
Bab'1- 21/30

/'J
·'fr."~
«';.
@If§;.~'.
LEMBAGA "NDID"AN & "lATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
LP2K3L A2K4 -INDONESIA
ct
-

en
w
z
o
c 22. Rope falls
z
Jumlah penggandaan susunan tali pengerek antara tali
puli load block (hook block) dengan puli-puli diujung atas
~
~
boom.
N
ct 23. Load Rating Chart
..J
("I') Daftar tabel kemampuan angkat/kerek sebuah keran angkat yang
~ memperinci kemampuan angkat/kere~ keran pada berbagai
N kombinasi panjang boom, radius atau sudut boom serta
Q. beberapa ketentuan-ketentuan yang harus diikuti selama
..J
pengoperasian keran angkat dan ditempelkan pada tempat
yang mudah dilihat oleh pengemudi keran angkat di dalam
ruang pengemudi keran angkat.

24. Free Fall

Cara menurunkan hook atau beban dengan gaya beratnya


sendiri.

25. Height of Lift


~.
Jarak vertikal diukur dari tanah sampai hook (kait pengerek '"
~ beban) bag ian bawah pada saat pengait muatan berada pada . I
N
posisi paling tinggi.
ct
..J
("I')
26. Radius Indikator
~,
N
Q. Sebuah perlengkapan untuk menunjukkan perubahan­
perubahan jarak radius pengoperasian disaat terjadinya
perubahan sudut boom atau pada saat perubahan-perubahan
panjang boom pada keran boom telescopik.
,ct
­ ,...
'C/) 27. Levellndikator (Water Level) "tJ
W N
Z
o
C

Peralatan pada keran angkat yang akan menunjukkan


kerataan kedudukan keran angkat pada suatu penempatan
disaat operasi.
",...
W


»
N
.I 28. Limit Switch
~'

l~i
N
Alat pembatas yang bekerja secara otomatis apabila batas­
batas tertentu akan dilampui.
"
~

<1::
29. Out Reach
Ball1- 22/30

'\
...
Pelatihan Ahli MUdaK3 Konstruksi LP2K3L A2K4 - INDONESIA:. '
@ lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 - INDONESIA

Jarak horizontal dari titik tengah kait pengerek muatan pada


bagian terdekat dari keran kecuali boom.

30. Power Lowering

Peralatan mekanis yang memungkin menurunkan boom atau


muatan yang dikendalikan dengan kecepatan putaran motor
penggerak.

31. Tail Radius

Jarak horizontal antara sumbu putar dengan bag ian terjauh di


belakang bangunan atas dari sebuah keran angkat.

32. Reeving

Susunan penggadaan/pengulangan tali diantara dua buah


bangunan yang terdlri dari susunan-susunan pulL

33. Slewing

Gerakan putar dar; bangunan atas (supper structure).

34. Single Line Pull

Kekuatan tarik satu tali pada gulungan pertama pada


gelombang penggulung (drum).

35. Safe Working Load (S.W.L)

Beban maksimum yang dapat diangkat dengan aman oleh


sebuah keran angkat dalam suatu keadaan posisi tertentu.

36. Pawl (Dog)

Alat pengunci untuk menahan suatu sistem gerakan


pada ket~n

angkat.
~<~ ~ • • •

37. Telescopik> Boom


-:::.

Susunan boom terdiri dari boom utama dan beberapa bag ian
boom bekef,ja" seperti telescopik disaat memanjangkan atau
memendekkan boom.

38. Two Blocking


Bah1- 23 /30
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

Keadaan di mana hook block bersentuhan dengan ujung


boom bag ian atas (boom point).

39. Whell Base

Jarak antara titik tengah roda depan dengan titik tengah roda
belakang.

40. Free on Whell

Kondisi dari sebuah keran angkat ban karet yang mampu


bekerja hanya bertumpu pada ban, tanpa menggunakan kaki
penyangga tambahan (out rigger).

41. Out Rigger

Suatu konstruksi bangunan tambahan dipasangkan pada


bag ian pembawa keran angkat di mana lengan-Iengan dan
kaki-kaki penunjangnya dapat diperpanjang atau diperpendek
untuk mendapatkan keseimbangan yang lebih baik.

42. Parts of Rope

Jumlah penggandaan pengulangan tali diantara dua buah


susunan bangunan puli-pulL

43. Over Bauling WeighUPear WeighUBaby

Pemberat yang dipasangkan pada tali pengangkat beban


sedikit di atas kait pengerek muatan (book), mengakibatkan
hook turun oleh karena beratnya sendiri.
44. Lipping

Keadaan keran angkat dalam posisi seimbang dengan beban


berderek (terangkat) dan akan terbalik apabila terjadi
penambahan beban walau dalam jumlah yang keci!.

45. Quadrant

Pembagian daerah ruang kerja sebuah keran angkat yang


ditentukan oleh posisi boom terhadap kedudukan
pembawanya.

\ ..6.16. Sumber & potensi sumber bahaya

Bab1- 24/30
---
.
lEMBAGA PENDIDIKAN & PElATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4· INDONESIA


• 1. Umurn
I
=1
Secara umum sumber bahaya yang terdapat pada pesawat angkat

dan angkut adalah:

1. Kesalahan design
II

Il

2. Kesalahan pemasangan
• Konstruksi-tidak kuat/tidak memenuhi syarat
3. Kesalahan pemakaian/operasional
• Penggunaan alat tidak sesuai dengan fungsinya
• Safety device tidak digunakan sebagaimana mestinya
4. Kesalahan pemeliharaan/perawatan
5. Tidak layak pakai (tidak pemah diperiksa dan diuji)
,
6. Daerah lingkungan kerja tidak aman/tidak memenuhi syarat

II
7. Tenaga kerja yang melaksanakan tidak memahami baik cara dan sifat
penggunaannya atau tidak terampil.

2. Khusus
Potensi sumber bahaya yang terjadi pada pesawat angkat &

~
angkut secara khusus dapat terjadi pada bagian-bagian:

1. Bagian-bagian yang berputar antara lain: poras, roda, puli-puli, alat


yang berputar lainnya;

2. Bagian-bagian yang bergerak antara lain: gerak vertikal, gerak


horizontal, gerak maju dan gerak mundur;

3. Bagian-bagian yang menanggung beban antara lain: pondasi, kolom­


kolom, rangka (chasis), dudukan/bantalan, alat penumpu dan
landasan;
1;
4. Tenaga penggeraklsumber daya antara lain: peledakan, suhu tinggi,
kebisingan dan getaran.

Gambar6. I
'1.7. ALAT PEMBAWAIPENGANTAR BARANG (CONVEYOR)

Tingkat kecelakaan dengan alat pembawa/pengantar barang tidak


terlalu tinggi,akan tetapi keparahan kecelakaan adalah tinggi. Tiap tahun
I
tercatat beberapa kematian dengan alat pembawalpengantarbarang.

Bab1.- 25 / 30

I·~~I' ~ .... ~ .
rt
@0.~~'!:.'>
LEMBAGA PENDIDIKAN • PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
,
LP2K3L A2K4 - INDONESIA,
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

Pemandangan suatu alat pembawa/pengantar barang tidak


memberikansuatu peringatan sehingga para pekerja tidak menyadari
berbahayanya. Suatu alat pembawa/pengantar barang adalah mesin yang
.::J terus menerus bergerak biasanya tanpa orang yang menjalakannya/operator
'l::t dan mengawasi. iijIJJ
'~
N' Kebanyakan kecelakaan terjadi selagi membersihkan atau
<C memelihara alat pembawa/pengantar barang yang sedang bergerak.
Permulaan yang dikehendaki dari suatu alat pembawa/pengantar barang

I
sering menyebabkan kecelakaan.

Bagian yang paling berbahaya dari suatu alat pembawa/pengantar


barang adalah:

Titik sentuh ,~

Titik jepit antara dua bag ian yang bergerak


Barang-barang yang jatuh dari alat pembawa I pengantar
barang.
Jatuh di tempat jalan dan panggung.
Kejutan listrik
Kebakaran.

Kebayakan kecelakaan terjadi selagi:


Membersihkan
I::. Memelihara
Meyelesaikan suatu kesukaran
Pemasangan
Memuat terlalu banyak.

Penyebab kecelakaan pada umumnya adalah:


Pengaman dipindahkan
Pengaman hilang
Permulaari yang tidak dikehendaki
Tidak berhenti selagi bekerja .
Penumpukan bahan jalan dan peralatan kerja.

Waktu reaksi pekerja terlalu lama sehubungan dengan kecepatan alat


pembawa/pengantar.

ASAS-ASAS KESELAMATAN KERJA

Penumpukan dan kemacetan harus dihindari sejauh mung kin. Titik '"
sentuh serta bagian-bagian berbahaya lain harus diberi pengaman.
Pengaman harus didesain sedemikian rupa dan mantap. ~

Balll- 26/30

, - :-, -~, '. "

Pelatihan Ahli- MudaK3 Konstruksi


.. .• . : .¥'.;. _::.i~~.~ ";-~ 1 .'
@ r~~_~,
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA·

LPZK3L AZK4 -INDONESIA


... r'
"'C
I\)

•• Conveyors:
"r­
w

Conveyors adalah suatu alat angkutlantar/kirimguna rnembawa »


I\)
barang, bung kusan, peti-petian atau bahan baku yang berbentuk batu­
batuan, pasir, bubuk dan sebagainya
tersebut dapat digerakkan dengan atau
atau gaya berat.
sampai pada tempat tujuannya. Alat
tanpa daya kekuatan tenaga mekanis "
~
.~I

·z
Karena ada banyak jenis conveyors maka di bawah ini akan diuraikan C
sebagaiberikut: o
,Z
m
-»en
a. Gravity conveyor

Suatu alat angkut untuk membawa bungkusan atau bahan lepas ke


lantai bawah dengan kekuatan atau dorongan gaya berat tanpa tenaga
mekanik.
I'
"'C
b. Chute conveyor: 'I\)

Suatu alat angkut atas dasar tenaga gaya berat barang-barang yang
akan diangkut/diantar dan terdiri alat yang lurus atau berspiral serta terbuat
"
W
I'
dari logam, kayu atau bahan yang serasi dilengkapi dengan saluran yang
licin serta terpasang pada rangkaian besi yang miring.
.»I\)

"
~
~
c. Gravity ro/~er conveyor:

II Suatu alat mengangkutlpengantar dengan gaya berat dan


diperlengkapi dengan pelbagai roda-roda kecil serta terpasang
padarangkaian besi yang agak miring sehingga dapat berputar apabila ada
bahan yang di tempatkan di atasnya dan bergerak maju kejurusan yang
menurun.

d. Belt conveyor (band conveyor)

Suatu alat angkuUpengantar yang digerakkan dengan kekuatan


tenaga uantk mengangkut/mengantar bungkusan atau bahan' yang tepas
biasanya dalamgerakan horizontal melalui ban pita yang bergerak melewati
terminal roda atau katrol yang biasanya terdiri dari bagian yang mernbawa
dan yang kembali serta ditopang oleh roda-roda atau katrol"-katrol.

e. Chain conveyor:

,
IJII:l Dimaksud suatu alat angkut/pengantar yang digerakkan dengan

I
kekuatan tenaga untuk membawa barang dan bahan dalam gerakan
horizontal, vertical atau miring ke atas dengan cara dari susatu atau dua

. .'
~~
maupun lebih yang sejajar suatu rantai tanpa sambungan bekerja dengan

rod a-roda gigi pada tiap ujung.

I Bab.1.- 27/30

fI
...." , . •
~,'"
L....:J
@ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

f. Log Haul (angkut batangan kayu):

Dimaksud suatu kolam untuk membawa kayu gelondongan ke tempat


penggergajian dari kolom atau dari daratan sampai ke tarat lantai melalui
rantai-rantai dilengkapi dengan alat gait, alat mengeret atau jepitan guna
mencekeram gelondongan tersebut.

g. Overhead Chain Conveyor:

Dimaksud suatu alat angkut digerakkan oleh rantai yang membawa


barang atau bahan dibawa pada alat penggantung atau dalam wadah seperti
keranjang atau sangkut tergaet pada rantai-rantai tersebut dan menggantung
dari topangan sejauh di atas kepala.

h. Apron Conveyor:

Dimaksud suatu alat angkut dengan rantai-rantai yang mana


bahannya dibawa pada baki-baki tersendiri dan terpasang pada tiap
sambungan atau di atas tampan bersusun sedemikian disambung pada
rantai sehingga membentuk suatu rangkaian pita/ban atau semacam penutup
baju.

i. Bucket Conveyor:

Dimaksud suatu alat angkut melalui rantai-rantai yang mana ada


semacam ember-ember yang menggantung, terpasang pada sambungan
rantai tersebut dengan jarak tertentu, membawa bahan-bahan dalam posisi
horizontal, vertical atau agak miring dan yang mana kadang kala telah
dilengkapi dengan alat pengejut yang tetap maupun yang dapat bergerak
untuk mengosongkan atau menumpahkan ember-ember tersebut tadi pada
lokasi tersebut.

j. Live-Roll Conveyor:

Dimaksud suatu alat angkut/pengantar untuk membawa bungkusan­


bungkusan atau barang-barang dalam jalur horizontal atau agak miring
dengan suatu urutan roda horizontal, biasanya dalam jarak yang berdekatan,
terpasang dalam rangka besi dan bergerak dengan kekuatan tenaga di suatu
jurusan yang sama.

k. Portable Conveyor:

Dimaksud suatu alat angkut/pengantar dengan ban/pita, bergerak


tinggi, jenis semacam baju atau yang berputar dan dibuat sebagai sesuatu
yang dapat dipindah-pindahkan dengan digerakkan oleh kekuatan tenaga
unit motor terpasang di atas roda-roda atau menggantung dari jalan atas dan
Bal/i- 28/30
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA­
lP2K3l A2K4 - INDONESIA
4 r­
"tJ
I\)

•• bergerak dari satu ke lain tempat.


"

W
f."'"

.1\)
»

I. Screw Conveyor:
~'

~l
"I'
Dimaksud suatu a/at angkuUpengantar untuk membawa bahan baku
yang 'epas dengan melalui suatu saluran pelat logam yang tak berganda
. :.1 "

,I:l.

.<('; maupun berganda berbentuk pilin yang terpasang sekelilingnya pada suatu z
,0
as yang bergerak di dalam suatu goUsaluran horizontal atau agak miring
yang berisi bahannya. ,0
··Z
m
m.Pneumatic Conveyor:

Dimaksud suatu alat angkuUpengantar dengan melalui satu saluran


-

en
»

atau got yang horizontal, vertical atau agak miring yang melalui barang atau
alat bahan telah dihembus dengan tekanan angin/udara atau sedotan vakum.

~.

~.'!
N~1
«. ·z
o
...i,: :.0
M;~
\Z
~i ·.. m
"I': ~en
tJ!. j-..
i"»
c"­

« ~r­
-
en '"tJ

."r­
:1\)
w.
z w
o
c »

z I\)

"

,I:l.

:z
,0
.~O
Baht- 29/30 ~Z
'm

"en

~., Pelatihan Ahli Muds


- K3 Konstruksi
.
@ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA

I
_-· DAFTAR PUSTAKA
I
1

• , "J

'" . 1]'
1, Departemen Tenaga Kerja, direktorat Jemderal Pembinaan Hubungan
... Industrial Dan Pengawasan Ketenaga Kerja Training Material Keselamatan &
, Kesehatan Kerja Mekanik 1996/1997
i I

2. R.L.Peurifoy construction Plainning Equiment and Method international


student Edition 1979

3. The American Society of Mechanical Engieneers floating Cranes and


Floating Derricks -ANSI/ASME B30.8-1982

4. P. T. Unitred Tractor, Bahan training Sistem Pemindah Mekanis

I
>


..

~.
;'~

4!!1

I
(.
·~I·'"... .'
...., .

,II
,;.
Bab'L..: 30 /30

, .. 1'. J
. ~l ~ '! •

------'.J
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA

Gl\U(,~J\AJ<.OVV<C : TCL(SCOPAcr BATIMCNT 8AI,a~A.

ZI.O:l 91 ~CACTIOHS CH T(LCSCOPAC( OATIHCHT ( Hf


KRAUT( 0(1)< KL('rT(M IH GCOAUO(
HRCSS(S fOIl CLlHSIHC CI\AI(
[~ZOC1.1
-
F'20.26C

.~
MT 1.60 H' .~

DA45A
HSC ~~~~~~RCio0~"~~~H~~ ~M~~6tH~S .. T~~~~~~~~~~ ~O~IMUH SLOIU4C TORQU( lZ0"9Z. ~G
o ,OISTAMC( (HTRC CADA(S - (HTf(RHUHG Z'WISCHCH nAHM(H - OISTANce e[T\![[H COLLMS
HS POIOS CH H~VlC( - C(\IICI!T IH O(Tlll(O - W(ICHT IK S(RVIC(

~1(S HACTIOH CAMC SUP(AI(UR (H S(~VIC( - l(RAUT 1M OOCIIO "'''"CH IK O(TRICO • Hl\CSS IK THC U"U COLLAA 1M SEIIVIC(

A2C~ III.(ACTIOI1 CADR( IH(e'UEun CH seRVice - I(RA((T ll'l VHT(R(H RAHM(N tN 8("'fRI(8 • S'iACSS IN THC lWCI\ COlLAR I" $CI\VIC(

TC.:.IJP crrMT TR,A"CH.uiT AU O(SSUS 0\1 CADR,e .. SCH(Al(n"rr OGCAkALO O(S A~""(HS SH(ARlJ'tC fonCt A80V( ltt( rf\AJ1(
4

TCS'Hr ((foJ\r TRAHCHAIiCT AU O(SSQUS au CADA( - SCH(RKRA(T UttT(RHJJ.8 or'S IlAHH(HS .. ~H(AAIMC rOllet &CL-:-W THE ./f\AI4C
.ItS ,010S HOOS S(RVICe - CC\JICHT AUS~(I\ 8(TRI(8 - W(ICHT ouT or S("VIC(
A.11lS R(ACTIO" CADR( sur(J\I(lIf\ Hons S(RVIC( - (AA(rT 1M OOCR(H RAHH(" AVSS(R 0(TI'I(8 - sTReSS IN TU( U"(I\ COLL.aA OVT or
S(I\V
A71l~, "-(ACTion CADR( IH"(A-I(UA HORS S(RVICe - KRA(rTIH UtH(A(H RAHtt(1( AUSS(R 8(lRI(O .. STRess IN TII( LOW(It: COLLAA OUT Of

$[1\..
TH:iSVP (rrORT lRAHCIIAHT AU O(SSUS au CAOA( - SCHCRKR.ArT O(S RAHH(HS - SII(AAIHC rOAC( MOV( TII( fAM(

THS IHf (HO~T TRAHCHAJ<T AU OCSSOUS OU CADRC - SCH(RKnAfT UHTCRHAL8 OCS ......... CHS - SHCAf\IKC roncc O[L"" TH[ FR.v<C

\,~~~
MATS • MASTS
.. i~~
i;l~
nsc-r-lJ-,-pE.:;--'-RIT~-'-IlZrS--rra;WfITn:~TNl-·-I-,,/1$--1-iiTii51-iiZlls-Ifij;~ui'ITKS~'
L~GF L~GC L40Al L44Al: I 1 1 1 I. 1 1 I ,,,,~

1 1 - ,
1
I
.. · .. ~ •• I~.t'~' .• l.t .~~ I ~II ,~~t;~--l'ttI ~:~ ~IU ~~'~'Iliit~~~.I!' .c'~~ .... ~ ••• ~:~ .11 ••• ~~~ •• !tt. ~:':, .1••• Y:~~~t
3.60 I 8.:;0 I
ill
CiHOO.1 1~Z'19.1
J'
IZ~~1.1 15i'1.1 IZ76!>.1
:~;;O-I-~~;o-7--~;;o:7--7:;;1~!--7;;;;:,-16;';:-1---1;~~~~;'-·~;;;~:-1---;;~:;---;;;~:;·-----~:-I
--;~~;-I'
~1100. r 8~60.1 9560.1 0.' 8560"'"

I ~.on I 61~. 2.~'Jv. u0Q~.1 .. u~.1


1 1 - 7 1 1 IH1S.1 Illhl..1 < I . . &0&4;
!
1 : 1~:~3 : : :m::: WfiU mr:u E:I ~m;r
llYgj:1 I ~m:i mu
. I·
1
-
?:i:o-j'-i:~;-:--~61~o:f'-I~~~:f--im~:r--:~:l"-m~::--~~1~:;:i-·-~?ii:i---z:'~~:i·--~~(ji:i--.-j7i;:,1
1 1 1 7 I 10.M I 1 '1:1:160.' 117.~0.1 14\?'J.1 116611.1 I t:-~U.I li2.~.1 "'J~~.I·. ~~E4.1
·1
1
1 1 lU'J:
1 II.~) I
:m~:: :e~;~~~:
iI 1161'1.1 9'~17.!
1m::
1&:;:..1
lm~:!
9?~l.! •
I1 ~l"l1:l
'tT6~.1
- m:l am:1
·~~.I 5H.~.1
.~t1~~1
z~;.,
I
I
:::~o~--;:;j-7--;;o~o:i--i:;~;~i--i;;:;~i-~33~:i--i;;?;:~--;;~;~:i-'J'~~;;:-'~--;;~;:~'--;~'~;:-I--;~
I 1(1.1)(1 I I ) I~¢·'-I Jet&" I 1~4:"'?1 ' 1 ... ,(ti.1 3uJo .. 1 ... t)~" "'7~
, 1 2 7 .1I
I
I 10.!Il I
111.00 I
1
I
11\0l6.1
13J~-'l.f
1i/l',O.1
11137.1
1~~47.1
1796.1
1716.1
11~';;'1
'rib.
I j0<'.07.1
"~16.1
Zi~7.'
InS.1
6~6'l.'
6:119.1
'~~¥
.>1:lt~1
1 : lUg : : m~:: ~m:: l~:: l~jJ~:: I mr:1 ]Iib:l m1:l, 3m:1
1
: g:~
. , --------
1 : : nm:: 3~U:: U~~:: ~BS~,: I mu m:1 W3:1 U~:I
- --- - - - -- ~ - \._--- -- -------- ---- -- ----------- -- ------ - - --------- ---- ---- -----.- .. _.-.. _... .... _----
,
-.;,
I ~.60 ! IO.0n I ~}000.1 IH~·I.1 1Z3';~.1 1,37.1 IU7n.! ~?UOO.I l:;n6.1 1l')a6.! tQC:J.1 6'l:l8.1
1 J 7 1 : lV:~~ : : m~u l:W:: :~~:: ImU i ml~:l mu ~m:1 Wl:l
: :mu 1$~~1:: 1~;U:: 13m:!
I
1 1 H:~:l: : W.2tl m8:1 ~m:l ,:~m~1
: 15:~: : 1Jm:: ~;31:: :m:L ;.m:: I WH:1 mtl ~~~~:1~1~~1
1
I
.1
I :I :t~~ : : lm~:: ~r~~:: m~:l m~:: I Imy:1 Im:1 tl1U ;~~ati:;1
· :11:60-i'- iI~.:;O 8~OI.I 960~.1 6~91.1 331~.'1
I I 1 101:;7.1 17:>«.1 7:11.1
0:00- i - - 40 i~·(j:"'i 5:;~~: i·- ijQO~:,--- i0:i:i:i --ij:;09:! --wI 50:1'\'- ·11~:; :-1---1 z~~: -1--- 7
7>11:'.1 1
6i;j: -'-~-;O:i4~
I t 10.~(· 1 I l~tZ7.1 11.:!~6.1 .~IJ38.t IZ691.1 (;~Iil. 6~6,. l!lJI. _ llJ;ff.
1
1 111.00'
I 1I.:lI:· 1
I 1~060.'
I 131~P-.1
l1:in.1
10~8~.1
24)19.1 IZO~~.I
1I~:lJ.'
I 1~1~9'1 5TH'1
IlOf:l,
H1:;'1 :1IT JO,
7:.1:1'. OoI :-'·
i
I
I IZ.O') I
, S2..~1) I
1
I
IH7.J
IZ3i;~.I
JZ~7~.1
10·IZ~.1
~YlO.1
1977.1
l?~T.1
H70.
10911.1
l(J·t)~.!
1
I
'3;l&'t.1
1:J:J)1.
~1'1~'1
.,)',:)\1.
1Z 6
1171.
!J., 6~71;
41r..-t.

'i
1
1
1
: l5:i'2 : : nm:: :m:: 1m:: m~:: .I lmtl ~m:1 }f~t:1 .', m~:
I
1 4 7
1
I
I :tgg : : Im~:: 3::'6t: 1m:\ m~:l I IIm:l ~m:i .~H:i '~m:
I
1
: g:fA : : I~m:: n~g:: l~:\ ~n1:1 i Im!:\ m~:1 m!:l ~1M;
I 16.(0() I I 96o~. 1 1:0:'.1 1816.1 T:l~CI.1 1 ICI~I~.1. 101:1. 1 ~:,(o.1 ;)8'9.
·
I
I
: ;~~~-!-~i:;,o-7--67;oo~i--;: ;~~ ~I--; ;;(.~:!---~I :1&:;,---1~~~;:;I--;~;oo:71~"I ;;~;:-1-'-;;;~:71---;;~:;-I-~I-':
JI.~) I ! 1~1~2..1 11~S2f).1 4.113. i..uuJ. t"(uu. /v11" le~". ,r:~,"
1
1 1 6 7 I lt~ : l' Im~:l m~~:: ~:: l~m:: I l~m:1 S~t2:1 m.l,:lmt:
,
I
13.1) I
lJ.!.it) t
1 lZ4n.I
I l~O:JQ. I
9~0~.1 ..~A.l
9 ....6.l ~.,
104;14.',
91#-":.,
lil!1"
".?u. ,,",U>:1.
" 1:,{H7." 7-S~O'1
It)..Jl.
'I~,
i
.I
I
l~:gz : : :m:u ~l~:: ~m:l mu I lmi:\ ~m:1 H~1:1 til
,I :~:t~ : I I~m:i m~:: Im:l ~m:: I m~,~:1 ~m:i m~:I· ~~)'
1
I
I::~ :
I'l.(~) 1
: Imt:
1 ·I-'J:':I.I
~~;::
6·,·;~.1
mum~::
1891.1 7~:'~.!
_: lt~~:1 fm:1 J833:1 :m:
I 1\:.... 7.\ 1:'7J'1 II?~I'I ·~~2~
I 11.::.0 I I n80.1 oll'J6.1 lU7.1 MolJ.1 I 1111. £045. 63~l. 4J_
·
1 ;~:60-7-ij:oo-i--~z;;;:i-·i;j;;;:i-"i~~ii:i---ii;9:j-iii~;;:i-';~~;;:i--i1j?;:t-A;j~:i---~iQ:i-~;i~7'
I
I
13.:;0 I
1400 I
1 126:1C1. I . ~9ZI\.1
I 12177.1 9H4.1
ZI:;~.1
ZI3'3.1
IClHl,!
1(01).1.1
I 1615<..
1f,7!'.4. II ~z:n'l·
._6~1.
~l'J'1
7H~.
l!nl
lll~
I 14::;0 I 1 1I7~7.1 90:1·1.1 ZII6, 1 90·11,1 I 1:':;9'.1 5134.1 18U.1 T71:1
, 1 6 7
I
I I~:!>:g : I mg:l 8m:1 ~?2:1 ~m:1 I }~m:l 1111:1 HU:lm3
I
I 16.00 I
16.!.O I
·1
I
lo->~7.1
10334.1
19~2.1
/4\29.1
ZQ:;9.1
t'l:l9.1
8~9~.1
9296.1
I HIH'I
1376<1.
3,(TI.,
:1>"3.
7lZ7'!
76J.
·6511
4177
I I~m:: m~:: m¥:l ~m:: I lm~:1 m&:1 Hal:l· g~1
1
1 g:gg I.
I
I l~:gg I I m~:l tm:l 1~:1 ~m:1 I1 m~t:1 ·ml:1 mu· m
.. _-------------------------------_._--------------_
1 6Z6~.1 lI~o~.1 1~:t?1 ~81(
f--­ - -------------------
17.00 1 I
.. _-- .. ----------
9174.1 19:11.' 70:17.1 7CJ&1I ••
..
ll~:gg I m~:1 Hn:1 l~m:1 tm:1 &-1H:1 m
I
I 47.40 6:1600" nm:1 113OO0.\ nm:1
,I
ll~:~ I· I mtil:1 ml:l mu ~~:l I I~:I at~:1 Si~7:I'U
1 ,
7 7
1
I

I
I 11:;jg l . 118om:l ¥n5:1 il~:IM:i I I~m:1 ~~U:lml:lm
I
I Ll~:;;g I I I~m: I m~:: ~: lm~: I I l~~~: I • a~j: I m1: 1''1Q~
·1
I : I~:~ I I m~:l t3:::: ~:: J~~:: I mn:1 mY:l mZ:1 : m
1 I g:~:1 ~m:1 tm:l ~:l m?:1 I mH:1 mf:1 l~U:l.iU
I
----------------_.-
"
1 2u.:;O I
..._------------------------------------------------.---_
I 8730.1 0'100.1
. ... ---..--.....
19;.",.1
li~
67:13.1 'IZ60:.1 1606.1 13MoI . ':4

:lit..;.
.;'< •
• J,

.~~
.:~.
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN

LP2K3L A2K4 -INDONESIA

~u 11 i U JlJr 1<.) lIUL>'''

[ic.:II'::jClJ'J LJ(JUIlI kisi/liJtticc..:

T<J 1 i pen.::Jal-.

tlUUfII dL ... "

tlL'LhJ' \
B;nl

P'JUl

,
I

rali Derek

00',.(\1 ina s t

0...: ~ 1 tJ.,tJi.!I"l

• -
::--:-:---__ ) ~
J;:"~L~~_ ,­ D~\J4.ln
Gdn~=i _Ut.'UtII

K<ltJ i nope r a to!·

L ~~~
8:;:~:f:: .L.n<;!"'<;:.le~:'·~utilr
I.eliivur.g

...,:~~ . ..:.;--::;; I·

~ ~~~§-
.,<~.~ ---~
•.• - - -
-
~-~.::-
~~'.~
...r'f"""'l--
I ~
.... .:-:LM oa~-e:::---=--
C~;Jk;;<
~I~ "

r- ~ . _'rL~1
. ._~. . --~

LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN


KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & LlNGKUNGAN
LP2K3l A2K4 • INDONESIA

..
/~ /_/~
;

"
. '/.
Q J) LOWfl
iJ R.U T N \~
L0 ( R

~
/ \ TlJRUN
.,,
.

;// / "
C::.I'. f'
' ut,,",
ii~
fA
~. & ill',~7:""'''
II'
ij\
I kedva ,-.:.

~~~-r
or"'
" 00> __ ,,_ •-'l ;' .... ' '
.
.Irr........-..--'--O_. '_O.'i'"
t,All
-
. ~
.
HOT51 HOIST

S\olJ~iG RJGlfl St·] I"G L~i-!­


PUlI,R I<M:.I\N PU1AR KIRJ :n

c:.:=>. A
. r1:,wc
.~--~

.t);HC .
P.i.. lJo~)m

kontrol
TIJuS·.

disebelah kiri
~ll S\·!jt~G LEFT S[.JJ NG R1Gli I
...'

boom PUIMi::TRf PUTAR "A~Z~:

t:.
rra­
PTE~

KELUAR

. ~ I[LCSeorIC
'\,

r
.~

~'Lt_
j

IlClRACl
"II\SUK

tm·![p./oo;.m
lURUN

'/11
\'~'
DOOli -tJ
. ~ jJ .;~

;;

GJma1-c~·
.

UP/RAISE
,orto!j~-f
o o'f; TUrWN ,:

Gerokan·tua~ kontrol scsuai dengan arah qerakan beban mvatan atau


gerakon keran.

.. Gi3mbar 3:
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA

..-----, /"
~ -'~-. ~'~-"\)
-----: ,~---
. ~'I\! ,"'. '\ )
~~~hl'\ :'r~.'::;;-)
':';fl~
.Tt~~ T·:.'··
lJ:
I
I

~
" j\'

-~ .0.,/';: I'~IJQ Jcti~;) '~,?h:'''J:J'I(} pcrl~l'jCll·,"'q ~Qli bourn


6~(7J;4~>-/'; --, (ba'j'!l hoist c~[um) ,Jill) menngyL:Clilk"n kQpling W
.~l\~~~~ . \ - P3wl '~ gc:;rk (rrictiun clutell) h<Jrus <Jj !Pllyk:lpi de­ if
t "I]

_--:.~> ~':iJ
J
n''':311 <llill ~'c"'junci oto"''ltis (rvLI""t)
r'., ~

~1.
~~
\__ ! \ J
-\:=':!iE1!!i11-
'----= S
\'\ ~ )
'
pIIng " '-". ,
C(J rno <J l' 4·'-1,
~,
;1'~:
"~:;


Control R OC j
---- .. /
~/ /
~-'

~.
~r.
~ .....
~
.~.*:-
ti;'
~~

. ~ '":'

.;'1.

3 Wraps F

k'

<;:~
Jumlah liliton tali pada gelonJong penggulung
K
~i~ )11~1
,It.. . ~:"
toli minimal tcrsisa tiga lilit~n,
/;,~

~~~r71~? '.
"
..
~T~'~trp=~lr ~.
~-1Jo~lE;i~ Gambol -4 (...
;:;;
I·:
\.

"
~'.
.~.
"

~~

.'

..
b
'

Oia~eter gelondong penggulung tali pengait mu


o
atan (hoist drum) minimal 18 kali dium~ter tali.

U­ ! ....

L "" 18 x ROPE OfA.


GcHTibar
4c...·

~ .. Diameter gclondong pcngguJung tali boon (boom.


hoist ·drIJm) minimal IS kali diameter tali '~!;
I []

L", R~PE 15 x OIA,


GambaI' 4e<..
; ~

>~
;:
t,.:

~i'

lfa.I"'fIHliJ~'I"
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA

:'\ ... _/':


\'.\..?~; -:--'---r-­
:.,I.e.'
. . '·/1 ;'
!\i'<"
\ ~ i
\
Ii
~ I
:

.. _X\.. _~
I

I

: , i
I
I
I '
I .
'

('~~-
'-._----.­
1:::='::::-.'.::
:. .':W

~. -... .--:.

!; .:1j !i"
; j.: il
I' . .

Gambar i:J '"'t


XU!\ .
r
Penamparo>l s!:nluhiln anlara dasar
L-Cc-..·----·-­ T

alur puli dengan keliling tali


me~bentuk sudut busur A berkis~r r.,JdrTh.'o
.. '.. - r l;- .­
' / (.0
~n~~ra ~~~o s,,'d l~Co.

r·1inim:.U11 d1 ~fa0r.cr p·d i ~e'·I:~Fjr.t. ;l"


t a I i peng" it J 8 "a lid J an.~ t e r ~"l J

r, ,,-.../-'
L-----,--, r·l.j-.l ------T­
\ \.:; )I
f". ""'

, "-<' ,\.. ..; "'-1


j l_.J .!
I
I.,i
II ! I II .
.L.J:\J ~~~
~=-l
'.
~>,
"'.;
~~..:..:-_-::~
_...-:::.::.:.....:;.:.:,::,:~
, .
~-l .. ~... -
.: ~
.- -'':
:r====:-::
n .,-, ;....--~.~

) l·j I ;<..--; :
Ii
:"::::1

I1\ ;:;
}~·1 :
i/~~! \
., ~ '
i::1
;; ::.. ,~ iI
..., .'
I. ,~:-\
1 :I I

/.0
:.,..0'
-=-'----.:....-.
'-..: '/;:.;.~:.
.
T
'~ "
: 4 - - ~-
/ '''-' .
L-:',~" ~I
Gambar
';~

Minimum diameter pull tali pc Gambar $7tt.


ngerek boon, (boQlll hoist rope)
.. l~ .kali diameter tali . Minimum diameter puli:pe~~ait (load
block) 16 kali diameter tali
rJ/f;;\ lEMBAGA
e
PENDIDIKAN PELATIHAN
&
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lPZK3l AZK4 • INDONESIA

I
~~.i

-l~t ­ h'" S'w' r


j~'
:-:

.L
I? 1 'ope OI~mOler /t\
, I
~::
~~!

,~.
I· \
f;- 'f'
~
I
\II~\~
.:"'~.
i \ :.
G'ooveo Drums
{ I( \
'I \
! 1 ~I \

I ':j,
" f:
I
...'C
2, (CDC c,ar,-,e!c'
!
Lell~'·~ Fleet
,
i
\
\ __ !1";rJl

~i.!11
7Cu\llrr
....
I
F IcOI
D;.I .I -j(, \ I"ogle ':11
,1;

~, I,~\~
An'Jle
SmOOln a'ums

II -=-ljA\~\\\m\ y;',:'m";O<!
'. "\tl
~
l })] .(.-J,
-.,-.----J~J ~
_,I'I'
I I
•'
}.
A~
'[

<', (Seo Fig. 1.1

Gambar " '1 , Cenler Line ••


01 She BVO "

Gambar 21
@
~_ ~~\
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

\~. ~
~
•.. _
.

"~__.
.
I

1~'P.i\\:O
,\\!.
l,.kk
-'
,'0
" - . " \ "\---::;.

'.,
"y" • ~ '" iI
~.~~. i:l' \(. ,~
(~
"/ I

~_'I "" I" 1


-?t-'
..:
: ;'(
j p'tl·~'r,yj·.
~~----,m~~;,
;..J..
I IJ

\WiU'
I'
!,;i\.
\,;
I~';
' '(
.\ \\"
J/
I I~'; f

,~
''-.

~.,,/-1 \
,
\ " ",. '1+-
'~,',~.
~~I"~.J
I'

~~J
I


------- l/,·;
.'/'1 )
) :. ~ ;',
.c.

;'i1'I
Cambor '7e..
Garr.tl~l r

II
~f
Periksa kondisi nuli ser:~ ke
kelcngkap~nnYJ·
f:/.:r,)sak~n IJ"";> :;Iur p d J Clkan ~
n)ll~bll]1<;ln k~r~l,. ..l~url .... trIfJ !;crJUS ~

['ada tali dJ'" "':iln mrr:'i"erpcndek


UfOur tali.

I
PENAMPANG KEDUJUKAN TAll PADA DASAR ALUR PULl

.!,

k~s,G<3mhar 7i.f'
f\\\"

Kcdudukan tali yang


benar.
T;.;li tel'1ulu t(,~.'lr
teli akan L!~rgcr,ceL.
fali tcrl~lu
tali akan ycpcng;

keeil

~
=
~

ril~ .,
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN LP2K3L A2K4 - INDONESIA
v==.:>1 LPZK3L AZK4.INOONESIA

iJ

I...it
M'
. I

·~i
Nf
·51

I\'r­
"~ ~'U4&~.b.
\J
"en .1\)
w
z~
0:
-"
r-w
c' l>
z\ I\)

"

II

~ Pelatihan Ahli Muds ·K3 Ko"nstruksi


) JO. ~
LP2K3L A2K4 - INDONESIA,.

Anda mungkin juga menyukai