Anda di halaman 1dari 2

PRO KONTRA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN DI TENGAH

PANDEMI
PRO :

1. Wawasan yang didapatkan siswa lebih luas


Dengan diterapkannya pembelajaran daring, maka siswa dituntut untuk menemukan
pembelajaran baru yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Hal ini disebabkan
karena kita akan menemukan banyak materi baru di internet yang belum pernah tersedia
di media cetak yang biasanya digunakan untuk pembelajaran konvensional.
2. Dapat di akses dengan mudah
Pembelajaran daring tidak menuntut para siswa untuk menyiapkan banyak buku sebagai
pendamping belajar. Hanya membutuhkan smartphone atau PC untuk menunjang
pembelajaran ini sehingga dapat dengan mudah dilakukan kapan pun dan dimana pun.
Dan tentunya tidak merepotkan para siswa untuk menyediakan banyak buku.’
3. Waktu belajar lebih singkat dan fleksible
Dengan mudahnya mengakses materi pembelajaran atau mengikuti video tatap muka,
maka para pelajar memiliki waktu yang lebih cepat untuk belajar, apalagi belajarnya
hanya di rumah, sehingga tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk pergi ke
kampus atau sekolah seperti biasa. Selain itu, para pelajar tidak memerlukan waktu lagi
untuk menunggu pengajar yang kadang datangnya "ngaret" sehingga memerlukan banyak
waktu yang terbuang.
4. Pendidikan Indonesia lebih maju
Dengan adanya sistem belajar seperti ini setidaknya pendidikan Indonesia lebih maju
walaupun sedikit. Salah satu kemajuannya, yaitu pendidikan Indonesia sudah bisa
memanfaatkan teknologi yang ada dan cara belajar pendidikan di Indonesia lebih
bervariatif dengan adanya belajar online.

KONTRA :

1. Pembelajaran dalam jaringan (Daring) tidak berjalan dengan efektif bagi kebanyakan
pelajar di Indonesia
Saat kegiatan belajar mengajar berlansung dibutuhkan konsentrasi yang baik agar para
pelajar dapat memahami materi. Dalam pembelajara biasa (saat masih luring) masih
banyak para pelajar baik siswa maupun mahasiswa yang susah dalam memahami materi
yang diberikan. Apalagi sistem belajar sekarang yang secara daring, akan membuat
mereka semakin tidak dapat memahami pembelajaran yang diberikan karena konsentrasi
yang terpecah misalnya oleh suasana di rumah mereka. Tidak hanya itu, keterbatasan
ketersediaan software dan hardware juga membuat proses pembelajaran menjadi semakin
sulit.
2. Pembelajaran dalam jaringan (Daring) terlalu banyak memerlukan kuota internet
Dalam mengakses media sebagai sarana dalam belajar di rumah seperti video call, google
meet, zoom atau melihat video di youtube, semua itu memerlukan kuota yang banyak.
Tidak seluruh wali murid mampu dalam menyediakan kuota untuk anak mereka.
Pemerintah memang sudah memberikan bantuan berupa kuota internet, namun belum
semua pelajar dapat mengakses dana tersebut.
3. Kurangnya interaksi antar pelajar maupun guru
Sekolah bukan hanya tempat untuk mendapatkan ilmu, tapi juga tempat untuk
mengembangkan karakter para siswa. Hal tersebut tidak lepas dari yang namanya
bersosialisasi atau berinteraksi dengan lingkungan disekitar. Namun, karena pandemi
covid-19 ini sekolah harus di laksanakan dari rumah, akibatnya siswa mengalami
keterbatasan dalam berinteraksi dengan sesama.
4. Karena pembelajaran daring, pengembangan keterampilan siswa menjadi terhambat
Salah satu sarana yang dapat mengasah keterampilan siswa di sekolah yaitu dengan
dibentuknya suatu organisasi. Di sana siswa dapat berlatih sesuai dengan bakat
keterampilan yang ingin dikembangakan. Namun, sekarang siswa tidak dapat
melaksanakannya dengan baik karena harus berada dirumah yang membuat mereka
mengalami keterbatasan seperti ketersediaan fasilitas yang harus digunakan.

KESIMPULAN :

Pada kondisi pandemi seperti ini, pembelajaran daring adalah cara yang paling efektif untuk
melanjutkan pendidikan di Indonesia karena dapat mengurangi laju penyebaran COVID-19 dan
tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, dibalik keefektifan dan kelebihan
dari pembelajaran daring itu juga terdapat kendala, diantaranya yang paling sering adalah
terbatasnya sarana dan prasarana serta banyaknya kuota internet yang diperlukan. Kendala
kendala yang sering ditemukan tersebut seringkali menyebabkan pembelajaran daring terasa
kurang efektif. Hal yang paling penting adalah kesadaran bersama mulai dari pemerintah, guru,
murid, orang tua dan masyarakat untuk terus semangat belajar dan memotivasi diri untuk
berubah menjadi lebih baik. Usaha dan do’a wajib kita lakukan demi pendidikan Indonesia yang
maju dan beradab.

Anda mungkin juga menyukai