Anda di halaman 1dari 8

RSUD BANGKA TENGAH

PELAYANAN OPERASI CITO

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

Tgl. Terbit

SPO

Persiapan sebelum dilakukan operasi, mulai dari pasien, surat


PENGERTIAN persetujuan operasi, foto, hasil laboratorium, diet, status, konsul,
obat, alat yang diperlukan.

1. Untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan operasi


2. Untuk menghindari pembatalan operasi karena kurang
persiapan
TUJUAN
3. Untuk menghindari adanya tuntutan dari pasien/keluarga
di belakang hari

1. UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


2. UU No.23  tahun 1992 tentang Kesehatan
3. SK Menkes No.1333 tahun 1999 tentang Penerapan
KEBIJAKAN Standar Pelayanan RS
4. SK Menkes RI No 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Pelayanan Minimal RS

PROSEDUR A. Sasaran

    1. Pasien Operasi CITO

    2. Pasien Operasi urgen

    3. Pasien Operasi elektif

B. Rincian Tugas

    1. Apabila sudah dipastikan hari pelaksanaan operasi persiapan


yang harus dilakukan 2 hari menjelang operasi (H-2) :

        a. Siapkan tanda tangan surat persetujuan operasi 

        b. Kontrol Status

            - Konsul Jantung

            - Foto Thorax

            - Foto Lain-lain yang diperlukan (CT Scan, MRI, CAUDO


GRAFI, myelografi)

            - Hasil laboratorium (FH, RFH, LFT, DL)

            - Konsul anastesi

        c. Mintakan resep dokter

            - Obat pancahar sesuai advis paraffin (ligoidium gastro


olie, dulcolax)

            - Resep dari dokter bedah (antibiotika, dll yang


diperlukan)

        d. Lakukan gliserin klisma

        e. Berikan makanan cair / floeber, jelaskan tujuannya

        f. Pesan darah bila diperlukan

        g. Obat pencahar biasa diberikan (3x1 sendok)

        h. Anamnesa riwayat alergi obat-obatan

    2. Persiapan sehari sebelum operasi (H-1)

        PAGI

        a. Kontrol Ulang

            - Kelengkapan status

            - Foto-foto yang diperlukan

            - Surat Persetujuan operasi


            Konsul anastesi

            - Obat dan alat-alat yang diperlukan

        b. Urus darah apabila diperlukan

        c. Penjelasan pada penderita dan keluarga tentang jadwal


puasa yang harus dilakukan

        d. Obat pencahar (parafin liquidum) diteruskan

        SORE

        a. Sesudah makan berikan dulcolax oral (tablet) untuk


selanjutnya penderita hanya boleh minum susu rendah residu

        b. lakukan skin tes antibiotika, tulis di status tentang


reaksinya

        c. Kontrol kembali : darah, obat, dan alat-alat yang


diperlukan

        d. Tanyakan dokter anestesi pemasangan unuse (bila


diperlukan) terutama bila operasi dilakukan ronde kedua

        MALAM

        a. Pukul 21.00 lakukan lavemen ke-1 dengan NaCI hangat


(oleh perawat dan pos) catat keberhasilannya pada status

        b. Penderita boleh minum susu sampai pukul 24.00

        c. Mulai pukul 24.00 penderita puasa (kecuali ada pesanan


khusus)

        d. Pukul 03.00 lakukan lavemen k2 II (oleh perawat) catat


keberhasilannya pada status. Apabila lavement kurang berhasil,
tulis di status penderita dan informasikan bahwa lavement kurang
berhasil

        e. Penderita diberitahu harus betul-betul puasa (bila perlu


diberitahu akibatnya)

        f. Penderita harus mandi bersih (semua perhiasan harus


dilepas, tidak boleh ,memakai cat kuku dan lipstik)
        g. Pukul 05.00 dilakukan pencukuran pada lokasi operasi dan
kompres alkohol, bungkus dengan kain metela (bila operasi
kepala)

        h. Penderita dianjurkan untuk tiduran, baju diganti dengan


baju RS (STERIL)

        i. Catat pada status tentang :

           - Obat dan alat yang dibawa ke kamar operasi

           - Keadaan umum penderita (tensi, nadi, suhu, GCS)

           - Status lengkap dan foto disiapkan

 
PELAKSANA Perawat, Dokter
UNIT TERKAIT
RSUD BANGKA TENGAH

PENGECEKAN PERSIAPAN FISIK PASIEN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

Tgl. Terbit

SPO

Asuhan keperawatan fase praoperatif adalah asuhan keperawatan


PENGERTIAN yang dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses
keperawatan dan standar praktik keperawatan.

1. Untuk persiapan kelancaran dan keselamatan pelaksanaan


operasi
TUJUAN 2. Untuk menghindari pembatalan operasi karena kurang
persiapan

1. UU No.23  tahun 1992 tentang Kesehatan


2. SK Menkes No.1333 tahun 1999 tentang Penerapan
Standar Pelayanan RS
KEBIJAKAN 3. SK Menkes RI No 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Pelayanan Minimal RS
4. UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

PROSEDUR A. Sasaran

    1. Semua pasien operasi

B. Prosedur

1. Konsultasi untuk persiapan tindakan operasi dengan


informed consent
2. Persiapan fisik dengan
Pemeriksaan fisik secara umum meliputi: identitas klien,
riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat
kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Tanda-tanda vital (TTV)
b. Status pernafasan
c. Status kardiovaskuler
d. Fungsi hepatik dan ginjal
e. Fungsi endokrin
f. Fungsi imunologi
g. Status nutrisi : BB, TB, Lingkar lengan atas, kadar
protein darah
h. Keseinmbangan cairan dan elektrolit
i. Kebersihan lambung dan kolon
j. Personal hygiene
k. Pengosongan kandung kemih dan usus
l. Mengidentifkasi dan melepas prosthesis
4. Latihan Preoperasi
a. Latihan nafas dalam (nafas diafragmatik)
b. Batuk efektif
c. Latihan gerak sendi
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologi dan diagnostic
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Biopsi
6. Pramedikasi

PELAKSANA Perawat
UNIT TERKAIT

RSUD BANGKA TENGAH


TRANSFER PASIEN KE KAMAR OPERASI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

Tgl. Terbit

SPO

 Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat
PENGERTIAN
ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

1. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh


petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi
bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan
TUJUAN pasien.
2. Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus
lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi
tersebut.

Petugas ruangan dan petugas kamar operasi yang bertanggung


KEBIJAKAN
jawab.
PROSEDUR 1. Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi
2. Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur
yang berlaku.
3. Petugas ruangan mengisi berita acara.
4. Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien
termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke
ruang operasi.
5. Petugas ruangan mengalungkan label identitas yang meliputi:
nama, umur, no. RM, alamat, dokter operator, diagnosis,
rencana jenis operasi pasien pada pergelangan tangan kanan
pasien atau bila tidak memungkinkan pada pergelangan
tangan kiri, kemudian pergelangan kaki kanan, kemudian kiri,
kemudian leher.

6. Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang


operasi misalnya : persediaan obat-obatan atau persediaan
darah yang diperlukan saat operasi dilakukan yang akan
dibawa bersama pasien ke kamar operasi.
7. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada
panggilan dari petugas kamar operasi, pasien dibawa ke
kamar operasi dengan memakai tempat tidur yang dipakai di
ruangan.
8. Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.
9. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara
serah terima yang ditanda tangani oleh petugas ruangan dan
petugas kamar operasi dan ditulis dalam buku register kamar
operasi.
10. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara,
kelengkapan identitas, catatan medik pasien, keadaan umum
pasien, surat izin tindakan dan kelengkapan penunjang
lainnya seperti obat-obatan dan persediaan darah.
11. Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung
dicatat dalam berita acara oleh asisten operasi / omloop.
12. Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara,
catatan medik pasien.
13. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas
ruangan.
14. Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar
operasi menyerahkan pasien beserta semua kelengkapannya
yang ditandai dengan penandatanganan berita acara serah
terima pasien pasca operasi.
PELAKSANA Petugas ruangan dan Petugas kamaar operasi
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai