Anda di halaman 1dari 11

Review Journal

EFFECT OF DEBT RESTRUCTURING TO EQUITY SWAP POLICY TOWARDS


FINANCIAL PERFORMANCE

Dosen Pengampu:
Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si

Disusun oleh :
MIA KURNIATI (19911027)

Magister Manajemen

Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Universitas Islam Indonesia

2020/2021
I. Pendahuluan

PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan perkebunan teh yang berkedudukan di
Kabupaten Solok Selatan – Sumatera Barat awalnya merupakan salah satu kebun teh milik
PTPN yang bekerja sama dengan salah satu BUMN.

Seiring berjalannya waktu PT XYZ terus mengalami kerugian diakibatkan oleh kinerja
perusahaan yang tidak kunjung membaik karena kenaikan biaya tidak diimbangi dengan
kenaikan produksi, hal tersebut menyebabkan kebutuhan dana operasional yang meningkat
yang tidak diimbangi dengan hasil penjualan. Dengan adanya kebutuhan dana tambahan untuk
operasional, perusahaan dituntut untuk mencari dana segar untuk operasional dengan
mengajukan pinjaman kepada induk dan hal tersebut dilakukan rutin setiap bulannya. Dana
pinjaman tersebut diberikan oleh induk tidak cuma-cuma melainkan harus dikembalikan
dengan menambah kewajiban bunga dengan penentuan bunga yang cukup besar. Atas beban
bunga yang di tanggung, PT XYZ tidak mampu membayar kepada induk sehingga nilai utang
meningkat diakibatkan oleh penambahan beban bunga setiap tahunnya.

Untuk mengetahui bagaimana kinerja yang unggul dan yang dapat menggerakka kinerja
perusahaan maka peneliti memfokuskan pada rincian operasional yaitu pada pengukuran
kinerja keuangan yang dilihat dari rasio profitabilitas, artinya adalah sejauh mana perusahaan
dapat menghasilkan laba dari penggunaan aset bisnis salah satunya dapat dilihat dari Net Profit
Margin dimana perusahaan menghasilkan laba yang dapat diterima sebagai persentase dari
pendapatan. Apabila nilai dari Net Profit Margin lebih besar dari 20 persen maka termasuk
dalam kategori baik tetapi apabila nilai dari Net Profit Margin lebih kecil dari 5 persen maka
termasuk dalam kategori buruk yaitu artinya perusahaan menghasilkan kerugian dari kegiatan
operasionalnya, Hal itupun juga terjadi pada PT XYZ, dimana dari tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010 NPM yang dihasilkan lebih kecil dari 5 persen.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan adalah menggunakan dana secara efektif
baik penggunaan dana yang berasal dari perusahaan maupun penggunaan dana dari hutang,
tetapi dalam menggunakan sumber dana seringkali terjadi permasalahan sumber dana hutang
sehingga untuk mengatasinya perlu didukung oleh restrukturisasi hutang. Menurut Haryono
(2019) restrukturisasi hutang secara umum dapat diartikan sebagai penataan kembali hutang
perusahaan yang telah jatuh tempo sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan tersebut
dalam periode waktu yang telah disepakati antara debitur dengan kreditur. Restrukturisasi
hutang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dalam penelitian ini dilakukan dengan
restrukturisasi hutang dengan melakukan konversi hutang menjadi modal perseroan (debt for
equity conversion) atau diisitilahkan dengan debt to equity swap (merubah hutang menjadi
penyertaan modal). Alternatif ini lebih baik digunakan untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan karena memberikan biaya modal yang minimal dan memaksimalkan nilai
perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan optimal. Hal inilah
yang menjadi fenomena sehingga mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang
“Restrukturisasi Hutang Melalui Kebijakan Debt To Equity Swap Dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Keuangan PT.XYZ”.

II. Hipotesis
1. Ada pengaruh restrukturisasi melalui kebijakan debt to equity swap terhadap profit margin
2. Ada pengaruh restrukturisasi melalui kebijakan debt to equity swap terhadap return on
assets
3. Ada pengaruh restrukturisasi melalui kebijakan debt to equity swap terhadap total assets
turnover
4. Ada pengaruh restrukturisasi melalui kebijakan debt to equity swap terhadap inventory
turnover
5. Ada pengaruh restrukturisasi melalui kebijakan debt to equity swap terhadap current ratio
6. Ada pengaruh restrukturisasi melalui kebijakan debt to equity swap terhadap quick ratio

III. Metode Penelitian


Data penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan PT XYZ yang dilakukan
setiap bulan dari tahun 2012 sampai dengan 2018. Variabel pertama yang digunakan adalah
keuangan kinerja. Menurut Ross (2012) kinerja keuangan merupakan sekumpulan rasio
keuangan yang menunjukkan kemajuan atau perkembangan suatu perusahaan dari sudut
pandang analisis keuangan. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan profit
margin (PM), return on asset (ROA), total asset turnover (TATO), inventory turnover
(ITR), current ratio (CR) dan quick ratio (QR).  Dalam penelitian ini digunakan variabel
independen yaitu debt to equity swap. Ross (2012) mendefinisikan debt to equity swap
adalah alternatif dari restrukturisasi hutang dengan mengubah hutang yang telah jatuh
tempo menjadi penyertaan ekuitas pada perusahaan yang memiliki hutang.
Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan program
SPSS. Tahapan analisis dilakukan dengan menggunakan model regresi OLS dan t-test.
IV. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh debt to equity
swap tentang kinerja keuangan yang diukur dengan margin keuntungan, pengembalian aset,
total perputaran aset, perputaran persediaan, rasio lancar dan rasio cepat yang dimiliki PT
XYZ pada tahun 2012 hingga 2018.
1. Analisis deskriptif
Tabel 1. Analisis Deskriptif

Tabel 1 menunjukkan bahwa variabel pertama yang digunakan dalam penelitian ini
adalah debt to equity swap. Dari hasil identifikasi data sebanyak 73 observasi diketahui
nilai debt to equity swap terendah adalah 0,10 kali, yaitu pada bulan Januari 2018 posisi
hutang yang kecil  disebabkan oleh kegiatan usaha yang masih berjalan dan belum
setinggi tengah atau akhir tahun sedangkan nilai debt to equity swap tertinggi yang
dimiliki oleh PT XYZ Solok Selatan sepanjang periode observasi adalah 3,40 kali lipat
yaitu pada bulan Desember 2012, peningkatan porsi hutang didorong oleh kegiatan
pengembangan usaha yang dilakukan oleh PT XYZ. Secara keseluruhan selama periode
penelitian nilai rata-rata debt to equity swap yang dimiliki oleh PT XYZ Solok Selatan
adalah 1,25 kali dengan standar deviasi 0,704. Sesuai dengan rata-rata nilai debt to
equity swap yang dimiliki perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa posisi debt ratio
yang dimiliki oleh PT XYZ tergolong baik dan diperkirakan tidak akan membahayakan
posisi perusahaan.
Pada tabel 1 terlihat bahwa nilai bunga berjangka yang diperoleh PT XYZ paling
rendah adalah 100,70% yang terjadi pada bulan Juni 2016, sedangkan nilai bunga
berjangka yang diperoleh tertinggi mencapai 9303,50% yang terjadi pada akhir
Desember 2012. besarnya bunga hutang terjadi karena hampir seluruh hutang yang
dimiliki oleh perusahaan mengalami jatuh tempo. Rata-rata posisi perolehan bunga
waktu yang dimiliki perseroan dari tahun 2012 hingga 2017 adalah 340,15% dengan
standar deviasi 1064,78%. Berdasarkan nilai rata-rata rasio bunga waktu yang dimiliki
oleh PT XYZ menunjukkan bahwa porsi pembayaran bunga hutang yang harus dibayar
perusahaan relatif sangat tinggi.
Sesuai dengan identifikasi data yang telah dilakukan, terlihat bahwa nilai margin
laba terendah PT XYZ sepanjang tahun penelitian adalah 0,00% yang terjadi pada bulan
April 2013. Laba usaha PT XYZ tidak terlihat karena besarnya biaya operasional yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk melakukan pengembangan bisnis, sedangkan nilai
margin keuntungan tertinggi perusahaan sebesar 311,30 terjadi pada bulan Desember
2012. Peningkatan keuntungan yang sangat signifikan ini disebabkan oleh keberhasilan
panen dan penjualan hasil tambang yang dihasilkan. fokus bisnis PT XYZ. Rata-rata
margin selama periode observasi yang digunakan oleh PT XYZ  sebesar 6,99 dengan
standar deviasi 36,14%. Sesuai dengan posisi margin laba perusahaan sepanjang tahun
penelitian dapat disimpulkan bahwa PT XYZ memiliki kemampuan yang baik untuk
menghasilkan laba.
Sesuai dengan proses tabulasi data diketahui juga bahwa profitabilitas yang diukur
dengan return on asset terendah yang dimiliki oleh PT XYZ adalah 0,00 juga terjadi pada
bulan April 2013, dikarenakan besarnya nilai biaya yang relatif sama dengan posisi laba.
dihasilkan perusahaan pada triwulan I tahun 2013, return on asset tertinggi mencapai
299,40% pada Desember 2012. Kenaikan posisi laba ini didorong oleh keberhasilan
panen dan penjualan hasil perkebunan yang dikembangkan oleh PT XYZ. Sepanjang
periode observasi rata-rata return on asset yang dimiliki PT XYZ mencapai 5,40%
dengan standar deviasi 34,90%. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan
bahwa PT XYZ memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba.
Sepanjang tahun penelitian juga diketahui total perputaran aset terendah yang
dimiliki oleh PT XYZ Solok Selatan yaitu 1,90 kali, yang terjadi pada awal tahun 2018
silam. Situasi ini terjadi karena penjualan hasil perkebunan yang menjadi komoditas PT
XYZ masih dalam kapasitas kecil. Memulai tahun kerja baru dimulai, sedangkan
frekuensi perputaran tertinggi mencapai 109,80%, yang terjadi pada bulan Juni 2016,
perputaran aset yang tinggi terjadi karena peningkatan penjualan produk, sehingga
mendorong peningkatan produksi pasitas unit usaha PT XYZ secara keseluruhan. Rata-
rata PT XYZ mampu memproduksi aset hingga 50,04 kali dengan standar deviasi 31,56
kali. Sesuai dengan nilai rata-rata yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan PT XYZ sampai mencapai efektivitas pemanfaatan aset relatif sangat baik.
Selain total perputaran aset, dari tahun 2012 hingga 2018 ditemukan nilai
perputaran persediaan terendah yang dimiliki oleh PT XYZ yaitu 1,60 kali lipat yang
terjadi pada bulan Januari 2016. Rendahnya perputaran persediaan tersebut disebabkan
nilai penjualan belum meningkat secara signifikan sehingga bahwa penggunaan
persediaan tersimpan yang digunakan belum optimal sedangkan nilai perputaran
tertinggi yaitu 189,80 kali terjadi pada bulan Desember 2013. Peningkatan perputaran
persediaan disebabkan oleh peningkatan
2. R-Square dan Regresi OLS
Tahap pertama analisis statistik adalah koefisien determinasi. Hair et al, (2010)
pengujian koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
semua variabel independen yang digunakan mampu menjelaskan perubahan yang terjadi
pada variabel dependen yang diamati dari nilai persentasenya. Berdasarkan hasil
pengujian yang telah dilakukan, ringkasan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. R-square

Sesuai dengan hasil pengujian koefisien determinasi terlihat bahwa model yang
memiliki kontribusi paling tinggi dalam mempengaruhi perubahan kinerja keuangan
adalah model kedua dan ketiga. Pada model kedua nilai R2 yang dihasilkan sebesar
0,823 sedangkan pada model ketiga nilai R2 sebesar 0,777. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa debt to equity swap dan time interest yang diperoleh mampu
memberikan kontribusi yang lebih baik dalam memprediksi perubahan profitabilitas
dan  rasio aktivitas khususnya pada PT XYZ sedangkan kontribusi terendah terlihat dari
model kelima dan keenam.
Pengujian F-statistic dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi yang
terbentuk didukung oleh variabel yang sesuai. Berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan melalui bantuan program SPSS, ringkasan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3
berikut ini:
Tabel 3. Uji F

Sesuai dengan hasil uji F-statistic terlihat bahwa empat model regresi yang diukur
dengan menggunakan variabel prediktor berbeda dinyatakan fit atau sesuai karena
mempunyai sig dibawah tingkat kesalahan 0,05 sedangkan dua model lainnya ditolak.

3. T-test
Kemudian selanjutnya yaitu melakukan uji t-test yang bertujuan untuk membuktikan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka terlihat ringkasan hasil
pada Tabel 4 berikut ini:
Table 4. Uji T
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa :
a. Dampak Debt To Equity Swap terhadap Profit Margin PT XYZ
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa debt to equity
swap berpengaruh positif dan signifikan terhadap margin laba PT XYZ. Keadaan ini
menunjukkan bahwa peningkatan debt ratio yang dimiliki oleh perusahaan akan
mendorong peningkatan laba usaha yang disinyalir karena PT XYZ mampu
mengelola sumber dayanya secara efektif, terutama aliran dana dari hutang.
b. Dampak Debt to Equity Swap terhadap Return On Assets PT XYZ
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa debt to equity
swap positif dan  berpengaruh signifikan terhadap return on asset PT XYZ. Keadaan
ini menunjukkan bahwa peningkatan debt ratio yang dimiliki oleh perusahaan akan
mendorong peningkatan laba operasi terutama dari pemanfaatan nilai aset, hal ini
diduga terjadi karena PT XYZ mampu mengelola sumber dayanya secara efektif,
khususnya aliran dana yang berasal dari hutang. Perencanaan dan ketepatan alokasi
dana menciptakan produk-produk inovatif yang diminati publik. Akibatnya volume
penjualan perusahaan meningkat, dan mendorong pemanfaatan aset yang lebih
tinggi, sehingga mendorong penguatan posisi laba usaha PT XYZ khususnya pada
tahun 2012 - 2017.
c. Dampak Debt to Equity Swapp terhadap Total Assets Turnover PT XYZ
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga didapatkan bahwa debt to equity swap
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan total asset turnover
yang dimiliki oleh PT XYZ. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar
posisi debt ratio yang dimiliki perusahaan akan semakin meningkatkan perputaran aset
perusahaan. Temuan ini sejalan dengan hipotesis yang diajukan. Situasi ini terjadi
karena perusahaan menyadari bahwa menambah beban utang perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan memiliki risiko untuk perusahaan, sehingga untuk
mengantisipasi risiko ini perusahaan mencoba untuk menciptakan produk inovatif untuk
mendorong peningkatan penjualan. Dengan banyaknya permintaan pasar, perputaran
aset akan meningkat sehingga mendorong peningkatan laba operasi perusahaan.
d. Dampak Debt to Equity Swap terhadap  Perputaran Persediaan PT XYZ
Berdasarkan  hasil pengujian hipotesis keempat, ditemukan bahwa debt to equity
swap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
terkait dengan perputaran persediaan yang dimiliki PT. XYZ. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio hutang perusahaan akan mendorong
perusahaan untuk mendorong peningkatan perputaran persediaan. Pengelolaan hutang
yang lebih baik akan menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan sumber
daya keuangan sehingga mendorong peningkatan perputaran persediaan.
e. Dampak Debt to Equity Swap terhadap  Current Ratio PT XYZ
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima didapatkan bahwa debt to equity swap
tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan yang diukur dengan current
ratio. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa posisi likuiditas perusahaan khususnya
yang diukur dengan current ratio tidak hanya dipengaruhi oleh struktur pengelolaan
hutang yaiu kebijakan perusahaan untuk menambah atau mengurangi hutang tetapi juga
dapat dipengaruhi oleh factor lain misalnya dipengaruhi oleh perencanaan jangka
panjang dan hasil rapat direksi atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Hasil
yang diperoleh pada tahap pengujian hipotesis kelima ini sejalan dengan teori yang
dijelaskan oleh Ross (2012) yang menyatakan bahwa restrukturisasi hutang tidak hanya
mempengaruhi posisi likuiditas perusahaan, terutama yang ditinjau dari rasio lancar.
Adanya instrumen dari luar perusahaan, terutama yang berkaitan dengan risiko bisnis,
turut mempengaruhi posisi likuiditas perusahaan. Pendapat serupa juga dijelaskan oleh
Tandeililin (2012) yang mengungkapkan bahwa posisi likuiditas perusahaan khususnya
yang diukur dengan current ratio tidak hanya dipengaruhi oleh struktur pengelolaan
hutang tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor risiko dari luar perusahaan. Lebih
lanjut, hasil penelitian Iskandar et al (2017) menemukan bahwa debt to equity swap
tidak berpengaruh terhadap rasio lancar perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia.
f. Dampak Debt to Equity Swap terhadap Quick Ratio PT XYZ
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima ditemukan bahwa debt to equity swap
tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan yang diukur dengan quick. .
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa posisi likuiditas perusahaan khususnya yang
diukur dengan current ratio tidak hanya dipengaruhi oleh struktur pengelolaan hutang
yaiu kebijakan perusahaan untuk menambah atau mengurangi hutang tetapi juga dapat
dipengaruhi oleh factor lain misalnya dipengaruhi oleh perencanaan jangka panjang dan
hasil rapat direksi atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Hasil yang diperoleh
pada tahap pengujian hipotesis kelima ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh
Higin (2013) mengungkapkan bahwa likuiditas perusahaan yang diukur dengan quick
ratio tidak hanya dipengaruhi oleh restrukturisasi hutang melalui debt to equity swap
proxy. Hasil yang sama diperoleh oleh Herlambang (2014) yang menemukan bahwa
debt to equity swap bukan merupakan variabel yang mempengaruhi posisi quick ratio
perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Lebih lanjut penelitian Ali dan Sadjikin
(2017) mengungkapkan bahwa restrukturisasi hutang melalui debt to equity swap tidak
menjamin perubahan rasio cepat yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Adanya faktor
risiko yang berasal dari luar perusahaan seperti nilai tukar, inflasi, suku bunga dan nilai
penjualan lebih mempengaruhi variabel-variabel tersebut.

V. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat diketahui bahwa :
1. Debt to equity swap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diukur dengan margin laba PT XYZ.
2. Debt to equity swap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diukur dengan return on asset PT XYZ.
3. Debt to equity swap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diukur dengan total asset turnover PT XYZ.
4. Debt to equity swap berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diukur dengan perputaran persediaan PT XYZ.
5. Debt to equity swap tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur
dengan current ratio PT XYZ
6. Debt to equity swap tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur
dengan quick ratio PT XYZ.
VI. Kritik penelitian
Kelebihan : dalam penelitian ini lengkap dijelaskan bagaimana perusahaan dapat mengubah
kinerja perusahaannya lebih baik setelah kebijakan debt to equity swap
Kekurangan : dalam jurnal ini tidak terlalu mebahas tentang yang dimaksud dengan
kebijakan det to equity swap.

Anda mungkin juga menyukai