Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

Nama: Rossa Damayanti


Kelas : XII IPS 1
A. Judul : Ayam goreng sambal ijo
B. Alat : 1. Kompor
2. Katel
3. Cobek
4. Piring dan mangkok
5. Sendok dan spatula
C. Bahan :
1. Ayam
2. Cabai
3. Royko
4. Garam
5. Racik ayam
6. Bawang merah & bawang putih
7. Tomat
8. Minyak goreng
9. Gula merah
10. Laja & jahe
11. Daun salam
12. Kemiri

D. Cara mengolah :
1. Cuci bersih ayam
2. Masak air sampai mendidih dan masukkan ayam yang sudah bersih
3. Setelah ayam di rebus air nya di buang
4. Lalu menyiapkan bumbu, diantaranya kemiri, bawang merah & putih serta kunyit
5. Masukkan ayam nya ke dalam bumbu di aduk hingga merata
6. Setelah merata, siapkan minyak panas lalu goreng
7. Menyiapkan untuk membuat sambal ijo
8. Cabai ijo di cuci bersih lalu di rebus
9. Garam, bawang merah, bawang putih dan kemiri serta cabai di ulek
10. Setelah ayam matang lalu tiriskan dan masukkan ke piring dan di atas nya di taro sambal
ijo nya
11. Dan siap di sajikan.
E. Hasil masakan.
F. Nilai jual per porsi:
1. Produk : ayam goreng sambal ijo
2. Price : biaya bahan baku (membuat 6)
3. Bahan-bahan:
1. Ayam 1kg = 34.000
2. Cabai ¼ = 5.000
3. Royko 1 sachet = 500
4. Garam 1 bungkus = 1.500
5. Racik ayam 1 sachet = 2.000
6. Bawang merah & bawang putih 2 buah = 4.000
7. Tomat 2 buah = 2.000
8. Minyak goreng = 4.500
9. Gula merah = 500
10. Daun salam = 500
11. Laja & jahe = 5.000
12. Kemiri = 500
13. Gas = 28.000.

Jumlah = 88.500
1. Biaya tenaga kerja (tidak memakai)
2. Biaya overhead:
A. Kompor = 1x 250.000
10thn = 3.650
Penyusutan = 250.000-25000/3650 = 62
B. Katel = 1x 70.000 =70.000
2thn = 1095
Penyusutan = 70.000 – 0 /1095 = 64
C. Cup = 1x 12.000
1thn = 365
Penyusutan= 12.000-0/365 = 33
3.biaya produksi : 85.500+62+64+33 = 85.700
4. Harga pokok produksi (hpp) : 85.700:6
Harga murni : 14.300
Harga juall : 20.000

G. Keuntungan: 5.700
ARTIKEL AYAM GORENG SAMBAL IJO
A. PENDAHULUAN

Sejarah ayam broiler

Ayam broiler atau ayam ras pedaging ternyata memiliki sejarah yang cukup
panjang. Zaman dahulu sebelum peternakan ayam pedaging berkembang, broiler
adalah ayam jantan muda (cockerel) yang diafkir dari peternakan. Breeding nya
sendiri dimulai sekitar tahun 1916. Broiler berasal dari hasil persilangan pejantan
bangsa Cornish (ayam kelas Inggris yang punya karakteristik tubuh besar,
persentase otot dada yang tinggi) serta ayam Plymouth Rocks putih betina (ayam
yang memiliki karakteristik tulang besar). Daging ayam hasil persilangan ini
mulai diperkenalkan pada tahun 1930an dan menjadi populer pada 1960an.

Tahun 1800an – 1900an


Di Eropa dan Amerika unggas dipelihara pada skala rumah tangga (sistem
backyard farming), ayam hidup dan telur ayam digunakan untuk mencukupi
kebutuhan keluarga dan kelebihannya dijual ke tetangga.

Tahun 1920an – 1930an


Merupakan awal dari produksi ayam broiler. Tingginya permintaan telur
menyebabkan lebih banyak ayam petelur yang dipelihara sehingga ada kelebihan
jumlah ayam jantan. Petani menjual kelebihan ayam jantan tersebut sebagai
unggas penghasil daging. Selanjutnya terjadi peningkatan permintaan ayam
pedaging. Petani menyadari bahwa sebagian jenis ayam sesuai untuk
menghasilkan telur sedangkan lainnya sesuai sebagai penghasil daging sehingga
ayam dipelihara dengan single purpose, yaitu sebagai penghasil telur saja (layer)
atau daging saja (broiler) sehingga produksinya lebih terfokus dan efisien. Ayam
dual purpose kurang populer karena produksinya sedang. Telur dan ayam dijual di
pasar lokal.

Tahun 1940an
Seleksi genetik, peningkatan nutrisi, ilmu kesehatan hewan, dan kontrol
lingkungan mulai diperhatikan pada tahun 1940an untuk meningkatkan
performans broiler. Pada tahun 1945, pengusaha Amerika pemilik Atlantik &
Pacific Tea Company menyelenggarakan kontes bertema "Chicken of Tomorrow".
Babak kualifikasi berlangsung pada tahun 1946 – 1947, sedangkan final pada
tahun 1948. Penilaian broiler berdasarkan pada beberapa faktor, antara lain laju
pertumbuhan, konversi ransum, produksi daging dada dan paha. Pembibit yang
unggul dalam kontes tersebut antara lain Peterson, Vantress, Cobb, Hubbard,
Pilch, dan Arbor Acres. Seleksi dilakukan secara sederhana melalui metode mass
selection berdasarkan karakteristik individu saja, yaitu dengan memilih ayam
jantan dan betina dengan bobot terbesar. Sekitar 20 – 40% sifat dapat terkontrol
dengan seleksi sederhana ini.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengembangkan sistem


penilaian karkas (carcass grading) broiler pada tahun 1949 dengan tujuan untuk
membantu konsumen mengetahui kualitas karkas dan menetapkan standar yang
harus dicapai peternak[2].

Tahun 1950an - 1960an


Industri ayam broiler mengembangkan semua aspek produksi, pemrosesan,
maupun pemasaran sehingga hasilnya lebih efisien dan menguntungkan. Strategi
pemasaran ditunjang dengan TV dan media massa untuk mempromosikan
konsumsi daging ayam, kalkun, dan telur. National Broiler Council didirikan pada
tahun 1954 untuk menstimulasi permintaan konsumen, namanya diganti menjadi
National Chicken Council pada tahun 1990. Inspeksi atas industri broiler
dilakukan secara mandatoris oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA)
mulai tahun 1959.

Tahun 1970an
Produksi ayam broiler modern semakin berkembang pada tahun 1970an,
penelitian mulai banyak dilakukan, banyak penemuan baru mengenai nutrisi,
program penanganan penyakit dan teknologi. Kontributor yang penting pada era
tersebut adalah mekanisasi processing dan teknologi otomatis. Peningkatan
permintaan terhadap daging ayam broiler sangat pesat pada tahun 1980an, daging
ayam dianggap sebagai sumber protein hewani yang menyehatkan dan murah jika
dibandingkan dengan daging komoditas ternak lainnya. Konsumen memilih ayam
yang dijual dalam bentuk potongan (cut up chicken) karena lebih praktis. Daging
ayam beku siap olah mulai populer pada era ini. Berbagai restoran makanan cepat
saji (fast food) berbahan baku ayam mulai berkembang, berkompetisi dengan
restoran ternama seperti McDonald's dan KFC. Konsumsi daging ayam di
Amerika Serikat pada tahun 1992 melebihi daging sapi.

Tahun 1980an - 1990an


Sistem seleksi di tingkat broiler pembibit juga mulai berkembang pada tahun
1980an – 1990an. Teori indeks seleksi berdasarkan performans keluarga yang
dilakukan pada tahun 1970an dikembangkan menjadi metode seleksi dengan
BLUP (best linear unbiased prediction) berdasarkan performans individu dan
keluarga sehingga dapat diketahui bagaimana suatu sifat berkaitan satu sama lain.
Seleksi yang dilakukan terus menerus diikuti dengan inovasi untuk
menggabungkan siat-sifat unggul dan mengeliminasi sifat-sifat yang kurang
menguntungkan. Pada tahun 2000an hanya ada tiga perusahaan pembibit yang
tersisa, yaitu Cobb-Vantress (mencakup brand Cobb, Avian, Sasso, dan Hybro),
Aviagen (mencakup brand Ross, Arbor Acres, Lohmann, Indian River, dan
Peterson), serta Groupe Grimaud (mencakup brand Hubbard dan Grimaud Frere).
Tahun 1990an - 2000an
Permintaan pasar internasional pada tahun 1990an - 2000an tidak hanya
mencakup daging dada, tetapi juga paha (leg quarters) dan cakar, terutama di
Asia. Sebanyak 20% daging ayam dari Amerika Serikat diekspor ke berbagai
negara. Konsep HACCP (hazard snalysis and vritical control points) mulai
dikembangkan sejak 26 Januari 1998 untuk mengatur mengenai keamanan pangan
dari aspek produksi, restoran, dan industri penyedia pangan (US Poultry and Egg
Association, 2009). Industri perunggasan pada tahun 2000an terfokus pada empat
hal, yaitu apakah aman bagi kesehatan manusia, apakah ternak terpenuhi
kesejahteraannya, apakah mempengaruhi finansial konsumen, dan apakah
menjamin keberlanjutan jangka panjang bagi industri.

B. PEMBAHASAN

• Alasan memilih ayam broiler

Karena mayoritas di pasaran yang di gunakan adalah ayam broiler dan juga
mudah di olah dan di beri bumbu apapun dan di goreng saja juga mudah di buat
apapun yang menghasilkan ayam yang enak, tetapi ada juga kekurangan aya
broiler yaitu kebanyakan ada nya lemak dari ayam broiler tersebut

• Alasan memilih ayam goreng sambal ijo

Ayam sambal goreng ijo sangat banyak di favoritkan oleh semua kalangan.
Sambal ijo yang melekat pada daging ayam yang membuat penyajian makin
menarik dan lebih menggoda.

Ayam goreng sambal ijo ini memiliki rasa yang khas yaitu gurih dan pedas nya
dapat di nikmatin oleh semua kalangan. Dan juga tinggi sekali peminat
masyarakat yang menyukai sambal cabe ijo ini yang membuat sangat
menguntungkan.

Dan dalam mengolah masakan ini bisa mendapatkan bahan baku dengan mudah
di pasaran. Pembuatannya yang simpel dan sederhana

Dan inilah alasan saya mengapa memilih ayam goreng sambal ijo untuk di
jadikan wirausaha kuliner, karena dengan menyuguhkan menu ayam goreng
sambal ijo dapat di jalankan dengan lancar bila di kelola dengan benar.

Selain itu, modal usaha membuat ayam goreng sambal ijo ini pun tidak terlalu
besar, usaha ayam goreng sambal ijo ini dapat di mulai dengan skala rumahan.
Dan jika nanti usaha ayam goreng sambal ijo ini berjalan dengan lancar,
kemudian bisa membuka skala yang lebih besar hingga mendatangkan
keunyungan yang lebih fantantis.

• foto/dokumen
1 bumbu-bumbu

2.rebus ayam yang sudah bersih


3. Yang sudah di lumuri oleh bumbu

4. Setelah di lumuri dengan bumbu lalu di goreng


5. sambal ijo

6. Selesai
7. Kemasan untuk di jual

Anda mungkin juga menyukai