Anda di halaman 1dari 5

MENGKRITISI BUKU BAHAN AJAR BAPAK SOFYAN NUR,S.H.,M.

H "ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB


PROFESI"

A.Identitas Buku

Judul : Etika Dan Tanggung Jawab Profesi

Penulis : Sofyan Nur, S.H.,M.H

Instansi : Universitas Jambi, fakultas hukum

Buku ini ditulis oleh bapak Sofyan Nur dengan judul Etika Dan Tanggung Jawab Profesi untuk bahan ajar
mahasiswa fakultas hukum. Bapak Sofyan Nur merupakan dosen fakultas hukum universitas Jambi,
beliau pensiun pada bulan Juli 2020.

Buku ini ditulis terdiri atas tujuh bab, Masin-masing bab membahas hal-hal yang berbeda. Adapun isi
dari tiap bab pada buku ini, yaitu:

Bab 1 membahas tentang Konsep Dan Dasar-dasar Teori Etika Profesi.

Bab 2 membahas tentang Etika Profesi Hukum

Bab 3 membahas tentang Etika Profesi Hakim

Bab 4 membahas tentang Etika Profesi Jaksa

Bab 5 membahas tentang Etika Profesi Notaris

Bab 6 membahas tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia

Bab 7 membahas tentang kode etik advokat

B.KRITIK

Dalam buku ini , terdapat beberapa bagian yang sulit dimengerti karena dalam pembahasan tidak ada
keterangan lebih jelas. Selain itu, pembaca melihat bahwa dibeberapa bagian, beliau tidak memberikan
contoh yang jelas dan disesuaikan dengan apa yang dimasukan ke dalam teori sebelum
pembahasan.Berikut bagian-bagian yang saya temukan diatas.yaitu

Yang pertama, terdapat pada halaman 7-8, paragraf pertama sampai paragraf ketiga halaman 8 yaitu
" inti dari pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri.karena itu satu-satunya tujuan dan juga
kewajiban moral setiap pribadi adalah untuk mengejar kepentingan nya dan memajukan diri sendiri.
Disini mjra dapat membedakan dua macam egoisme utama: egoisme etis dan egoisme psikologis."
( Disini tidak terdapat contoh lebih jelas dari penjelasan tersebut).

" Egoisme etis dapat di definisikan sebagai teori etika bahwa satu-satunya tolok ukur mengenai baik
buruk suatu tindakan seseorang adalah kewajiban untuk mengusahakan kebahagiaan dan
kepentingannya di atas kebahagiaan dan kepentingan orang lain. Jadi, egoisme etis adalah suatu teori
umum tentang apa yang harus kita lakukan, yaitu apa yang bertujuan untuk memajukan kepentingan
pribadi kita masing-masing." (Bahasa nya terlalu berat sehingga susah untuk di pahami)

" Egoisme etis cenderung menjadi hedonistic, karena menekankan kepentingan dan kebahagiaan pribadi
berdasarkan hal yang menyenangkan dan mengenakkan (bahkan secara lahiriah). Setup tindakan yang
mengenakan dan dengan demikian mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri selalu dinilai sebagai
tindakan yang baik dan pantas dilakukan. Sebaliknya tindakan yang tidak mengenakkan dan tidak
mendatangkan kebahagiaan bagi diri pribadi harus dihindari.singkatnya, menurut egoisme etis hedonis,
manusia seharusnya bertindak sedemikian rupa untuk mengusahakan kepentingan pribadinya dengan
mengejar kenikmatan yang membahagiakan dan menghindari yang sebaliknya." (Paragraf ini sulit untuk
di pahami,karena tidak ada contoh yang di berikan), Pada bab 1 ini pembahasan nya sulit untuk di
pahami, namun materi yang di bahas lengkap.

Pada bab kedua, pada halaman 12 pada paragraf satu sangat spesifik dan singkat padat dan jelas yaitu "
Tidak semua pekerjaan dapat disebut sebagai profesi. Hanya pekerjaan-pekerjaan tertentu saja yang
merupakan profesi. Agar suatu pekerjaan dapat disebut sebagai suatu profesi. Beberapa syarat yang
harus dipenuhi (yang merupakan kriteria formal) adalah sebagai berikut:

a. Adanya spesialisasi pekerjaan

b. Berdasarkan keahlian dan keterampilan

c. Bersifat tetap dan terus-menerus

d. Lebih mendahulukan pelayanan dari pada imbalan

e. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi

f. Terkelompok dalam suatu organisasi profesi.

Pada halaman 15 pada paragraf kedua yaitu " kita seolah-olah selalu berhadapan dengan
tiga sumber normatif yang menyatakan kita harus,begini atau begitu. Sumber-sumber tersebut tidak
selalu beragam dan tidak selalu sama kuatnya. Sekalipun demikian, semua sumber atau lembaga itu
patut diperhatikan, tetapi akhirnya, subjek itu sendirilah yang harus mengambil keputusan. Subjek
dalam mengembik keputusan ini berangkat dari kesadaran moralnya sendiri, yang oleh Magnis-
suseno(1992:53) disebut dengan"suara hati". Suara hati adalah kesadaran moral kita dalam situasi
konkret. Dalam pusat kepribadian kita yang disebut hati, kita sadar apa yang sebenarnya di tuntut dari
kita. Meskipun banyak pihak yang mengatakan kepada kita apa yang wajib kita lakukan,hati kita sadar
bahwa akhirnya hanya kitalah yang mengetahuinya. ( Dari penjelasan ini bahasanya terlalu berat
sehingga susah untuk di pahami).

Pada bab selanjutnya mengenai etika profesi hakim, pada bab ini sangat jelas untuk penjelasan
nya, yang dengan disertai contoh , lengkap dan mudah dipahami yaitu "dalam code of judicial conduct
yang berlaku bagi hakim yang dikeluarkan oleh Amerika Bar Association, terdapat acuan etika kepada
korps hakim yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya yaitu sebagai berikut:

Canon 1 :

Hakim harus menjalankan peradilan yang independen dan penuh integritas

Canon 2:

Hakim harus menghindari hal-hal yang tidak layak dan hal-hal yang kelihatan tidak layak (appearance of
impropriety) di setiap kegiatan dan tingkah lakunya

Canon 3 :

Hakim harus menjalankan tugasnya secara tekun dan tidak memihak

Canon 4 :

Hakim boleh terlibat dalam kegiatan-kegiatan dalam rangka memperbaiki hukum, sistem hukum,dan
administrasi peradilan

Canon 5 :

Hakim terus mengatur kegiatan extra judicial-nya untuk mengurangi resiko konflik Dengan pekerjaan
judisialnya

Canon 6 :

Hakim harus melaporkan secara periodik atas setiap pemasukan (kompensasi) yang diterimanya dari
kegiatan extra judicial dan quasi judicial.

Canon 7 :

Hakim tidak boleh melakukan kegiatan politik yang dapat berpengaruh tidak layak bagi tugas peradilan".

Pada bab empat mengenai etika profesi jaksa pada halaman 31 "meskipun jaksa merupakan
pegawai pemerintah (pegawai negeri), tetapi karena Jaksa merupakan suatu profesi, maka dalam
menjalankan tugasnya, jaksa memerlukan suatu kode etik. Di samping itu, mengingat kompleksitas dari
tugas dan kewenangan jaksa tersebut, kepada Jaksa diperlukan suatu rambu-rambu etika, di samping
rambu-rambu hukum . Rambu-rambu etika bagi kejaksaan terdapat dalam kode etik jaksa, sementara
pengejawantahan dari rambu-rambu etika yang kemudian menjadi rambu-rambu hukum, terdapat
dalam undang-undang kejaksaan dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Mengingat begitu sentralnya posisi jaksa dalam melakukan penegakan hukum (law enforcement),
mask perjalanan historisnya, merupakan harapan besar dari masyarakat agar jaksa dapat memiliki suatu
Kode Etik yang baik dan modern, dan dapat menegakkan kode etiknya sendiri di samping melakukan
penegakan hukum tersebut. (Dari keterangan di atas sulit udntuk di mengerti karena tidak ada nya
contoh di dalam nya, bahasanya juga terlalu berat untuk di pahami).

Namun mengenai pembahasan pada halaman 32 tentang doktrin tri karma Adhyaksa penjelasan nya
lengkap jelas,dan mudah di pahami yaitu " Tri karma Adhyaksa merupakan doktrin kejaksaan yang
menjadi pedoman moral bagi setiap jaksa di Indonesia dalam menjalankan tugas-tugasnya.tri karma
Adhyaksa tersebut terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

1.satya

Dengan unsur "Satya" ini, setiap jaksa sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, diharapkan setia dan
taat Berta melaksanakan sepenuhnya peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mempunyai
sikap yang jujur terhadap Tuhan, keluarga, pribadi, maupun kepada sesama manusia lainnya.

2. Adhi

Sedangkan dengan unsur "Adhi" diharapkan setiap jaksa akan tindak penuh disiplin dan bersikap penuh
tanggung jawab terhadap Tuhan, keluarga, pribadi, maupun terhadap sesama manusia lainnya.

3. Wicaksana

Selanjutnya, dengan unsur "Wicaksana" dimaksudkan agar seorang jaksa dapat bersikap bijaksana dan
berperilaku terpuji, baik dalam menjalankan tugas dan kewenangannya maupun dalam bermasyarakat.

Serta lengakp di jelaskan dengan prinsip -prinsipnya.

Selanjutnya Bab lima yaitu mengenai pembahasa Erika profesi notaris di jelaskan lengkap,singat
namun jelas dan mudah untuk di pahami yaitu pada bagian pedoman etika bagi notaris dalam
menjalankan tugasnya. Adapun yang merupakan etika notaris dalam menjalankan tugasnya, yang
merupakan prinsip umum etika notaris Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Notaris dalam melakukan tugas jabatannya menyadari kewajibannya,berkerja sendiri,jujur tidak


berpihak,dan berkerja dengan penuh rasa tanggung jawab.

2. Notaris dalam menjalankan tugasnya jabatannya menggunakan 1 (satu) kantornya yang telah
ditetapkan sesuai dengan undang-undang dan mengadakan kantor cabang perwakilan dan tidak
menggunakan perantara-perantara.

Dan untuk bab lima disini sudah lengkap dalam penjelasan mengenai etika profesi notaris.
Selanjutnya Bab enam yaitu pembahasan mengenai kode etika profesi kepolisian negara republik
Indonesia mengenai penjelasan nya lengkap dan mudah di pahami, mengenai kode etik kepolisian
negara republik Indonesia di atur dalam peraturan kepala kepolisian negara republik Indonesia Nom pol:
7 tahun 2006 Tentang kode etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Selanjutnya Bab terakhir yaitu mengenai kode etik advokat pada halaman 50-57 di jelaskan dengan
singkat namun jelas ,dan mudah untuk di pahami.

Demikian kritisi yang saya tulis dalam buku bahan ajar Etika Dan Tanggung Jawab Profesi oleh bapak
Sofyan nurr, bukunya di jelaskan dengan point-point saja,untuk penjelasan sudah lumayan
lengkap,namun mengenai contoh kurang di libatkan dalam penjelasan nya, bukunya lengkap dan juga
singkat sehingga memungkinkan untuk lebih mudah dipahami.

Anda mungkin juga menyukai