guru biologi guru. Profil TPACK meliputi: 1) Deskripsi penguasaan TPACK guru
komponen PK, CK, TK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK serta total TPACK.
Persentase
No Karakteristik Kategori Jumlah
(%)
1. Gender Laki-laki 8 27.59
Perempuan 21 72.41
2. Status Sekolah Negeri 14 48.28
Swasta 15 51.72
3. Status Sertifikasi Bersertifikasi 22 75.86
Tidak Bersertifikasi 7 24.14
4. Jenjang S1 25 86.20
Pendidikan Guru S2 4 13.80
5. Latar Belakang Pendidikan Biologi 23 79.31
Akademik Non Pendidikan Biologi 6 20.69
6. Lama Mengajar Guru Utama (15≤ th) 19 65.53
Guru Madya (6-14 th) 3 10.34
Guru Muda (1-5 th) 4 13.79
Guru Pertama (< 1 th) 3 10.34
7. Status Guru PNS 17 58.62
Kepegawaian Guru Non PNS
GTY 8 27.59
GTT 4 13.79
78
Tabel 2. menunjukkan dari total 29 responden didominasi oleh 72.41%
guru perempuan, 51.72% SMA Swasta, 75.86% guru telah bersertifikasi, 86.20
guru bergelar sarjana, 79.31% guru lulusan pendidikan biologi, 65.53% telah
mengajar lebih dari 15 tahun, dan 58.62% guru PNS. Adanya variasi pada jumlah
kemampuan PK, CK, TK, PCK, TCK, TPK, TPACK, dan total TPACK
TPACK yang diukur meliputi PK, CK, TK, PCK, TCK, TPK, dan
79
Berdasarkan hasil tes, guru telah menguasai pengetahuan mengenai
pedagogik (PK) yaitu 72.22, konten (CK) yaitu 72.67, dan pedagogik yang
didukung teknologi (TPK) yaitu 68.67 dengan baik. Selain itu, guru juga
konten (PCK) yaitu 53.33 dan inteseksi teknologi dan konten (TCK) yaitu
rata-rata penguasaan TPACK guru berada pada kategori cukup baik yaitu
59.15.
content knowledge (CK) guru juga masuk dalam kategori baik. Guru telah
mengusai materi kelas X, XII, dan XII yang diujikan yaitu bakteri, plantae,
knowledge (TK) guru berada pada kategori kurang baik. Guru kurang
pedagogik dan konten biologi (PCK) dengan cukup baik. Guru telah
80
mengusai kesesuaian materi dengan media pembejaran, kesesuaian materi
juga akan baik. Pada komponen TPK, guru telah memahami pengetahuan
dengan cukup baik. Hasil yang baik ini diharapkan akan diterapkan oleh
81
perencanaan TPACK yang diukur adalah PCK, TCK, TPK, dan TPACK.
Komponen
Nilai Standar Deviasi Kategori
TPACK
PCK 84.67 11.27 Sangat Baik
TCK 29.47 16.05 Tidak Baik
TPK 60.54 28.57 Cukup Baik
TPACK 44.83 27.19 Kurang Baik
Rata-rata 54.87 20.77 Cukup Baik
*Nilai maksimal 100
baik pada komponen PCK sebesar 84.67 dengan kategori sangat baik dan
komponen yang paling rendah adalah TCK sebesar 29.47 dengan kategori
tidak baik. Pada komponen TPK diperoleh nilai 60.54 dengan kategori
cukup baik dan TPACK diperoleh nilai 44.83 dengan kategori kurang
82
eksperimen. Guru telah berupaya untuk merencanakan penggunaan multi
disampaikan.
video, virtual lab, gambar objek, real objek, dan games kahoot. Guru juga
rencana digunakan guru seperti internet, buku paket, PPT, LKPD, artikel,
dan LKS.
karakter yaitu jenjang kelas peserta didik. Aspek keluasan dan kedalaman
materi harus sesuai dengan KD dan IPK pada jenjang pendidikan SMA.
Dari hasil analisis RPP, materi yang tercantum masih sebagian besar guru
tidak menjabarkan materi yang detail sesuai dengan tuntutan KD dan pada
keluasan materi, sebagian besar guru sudah sesuai KD. Guru juga telah
83
jurnal; penilaian kognitif yaitu tes tertulis, penugasan; dan penilaian
KD, yaitu sesuai dengan jenjang kognitif, afektif, dan psikomotor yang
penggunaan internet dan virtual lab. Jenis laman internet yang rencananya
digunakan guru adalah ruang guru, youtube, dan google. Sebagian guru
84
Selanjutnya pada komponen TCK, guru kurang melibatkan
yaitu genetika dan metabolisme. Materi biologi baik kelas X, XI, dan XII
sistem pada manusia dan materi yang konkret seperti pada jenis jamur,
tumbuhan dan hewan, materi yang sederhana seperti pada morfologi organ
adalah discovery dan inquiry. Pada sintak data collection pada model
85
discovery dan inquiry learning, guru juga menugaskan peserta didik untuk
learning. Selain itu, teknologi yang digunakan guru telah sesuai dengan
contoh nyata terkait materi dengan teknologi sesuai karakter peserta didik,
diukur adalah PCK, TCK, TPK, dan TPACK. Data kemampuan penerapan
86
TPACK guru biologi dianalisis secara deskriptif. Berikut hasil analisis
Komponen
Nilai Standar Deviasi Kategori
TPACK
PCK 78.16 12.06 Baik
TCK 34.83 24.44 Tidak Baik
TPK 26.96 27.04 Tidak Baik
TPACK 42.36 27.66 Tidak Baik
Rata-rata 45.57 22.80 Kurang Baik
*Nilai maksimal 100
komponen PCK sebesar 78.16 dengan kategori baik dan komponen yang
paling rendah adalah TCK, TPK, dan TPACK sebesar 34.83, 26.96, dan
87
digunakan guru yaitu video, virtual lab, objek nyata (lumut, paku, dan
sesuai dengan karakter peserta didik. Sumber belajar yang digunakan guru
seperti buku paket, PPT, LKPD, LKS, handout, dan internet sudah sesuai
pembelajaran yang aktif dan interaktif. Guru juga menegur peserta didik
mencari infomasi dengan baik akan tetapi sebagian besar guru masih
88
sangat kurang penggunaan teknologi. Pengintegrasian teknologi dalam
pembelajaran.
yang terpercaya, menggunakan media berbasis TIK yaitu virtual lab untuk
89
untuk mendukung penerapan pedekatan, model, dan metode pembelajaran.
TPACK guru berada pada kategori tidak baik. Guru masih belum mampu
konsep, dan menarik kesimpulan sesuai dengan jenjang kelas dan karakter
materi, pendekatan, model, metode, dan media sesuai jenjang dan karakter
peserta didik.
90
80
70
Nilai TPACK Guru
60
50 Tes
40 RPP
30 Proses Pembelajaran
20
10
0
PK CK TK PCK TCK TPK TPACK
Gambar 2. Grafik Kemampuan TPACK Guru Berdasarkan Tes, RPP, dan Proses
Pembelajaran
90
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui, pengetahuan dasar
TPACK guru meliputi PK dan CK sudah cukup baik kecuali pada TK.
TPACK yang cukup baik namun dalam penerapannya pada RPP dan
TPACK guru pada proses pembelajaran dilakukan analisis uji beda untuk
melihat ada tidaknya perbedaan dari perencanaan pada RPP dan penerapan
91
pembelajaran pada RPP yang disusun oleh guru. Berikut ini disajikan hasil
(0.040) < 0.05 sehingga ditemukan ada perbedaan penerapan PCK yang
TPK, dan TPACK diperoleh nilai sig > 0.05 sehingga tidak ditemukan
Standar
Aspek Nilai Kategori
Deviasi
Pelaksanaan pembelajaran TIK 83.67 15.41 Baik
Sikap dan minat guru terhadap TIK 94.00 7.08 Sangat Baik
Pengalaman guru menggunakan TIK 81.30 20.00 Baik
Dukungan sekolah terhadap guru dalam
88.70 13.60 Sangat Baik
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran
*Nilai maksimal 100
92
83.67. Guru juga memiliki sikap dan minat yang sangat baik sebesar 94.00
dengan sangat baik sebesar 88.70. Secara umum, guru memiliki sikap,
sangat baik.
link/url yang berisi materi untuk diakses peserta didik, dan memiliki forum
diskusi online baik email, grup whatsapp dll untuk sharing materi biologi.
di kelas. Guru juga merasa bahwa peserta didik lebih mudah memahami
menggunakan internet.
Sikap guru juga positif terhadap TIK, dimana guru merasa internet
sangat bermanfaat untuk mengajar. Selain itu, guru juga merasa bahwa
93
pembelajaran. Namun disisi lain, beberapa guru merasa khawatir peserta
didik akan mengakses situs lain yang tidak terkait pembelajaran ketika
media berbasis TIK seperti prezi, flypaper, lectora dll. Guru juga bisa
mencari materi biologi melalui google, youtube dan situs lain. Selain itu,
guru juga dapat mengunduh video, animasi, dan gambar terkait materi
internet.
baik. Guru merasa, dari segi fasilitas dan koneksi internet tersedia di
94
2. Kemampuan TPACK Guru Biologi Berdasarkan Gender Guru
secara statistika deskriptif dan inferensial dengan uji beda. Selain itu,
dukungan sekolah terhadap TIK berdasarkan gender guru. Data hasil analisis
95
menguasai yaitu 73.04 dibanding guru laki-laki yaitu 71.42. Pada
yang sama dimana guru perempuan lebih menguasai teknologi yaitu 46.73
yaitu 55.79 dibandingkan guru laki-laki 45.23. Pada komponen lain, guru
lebih tinggi yaitu 47.82 cenderung lebih tinggi dibandingkan guru laki-laki
yaitu 39.28.
Hasil independent sample t test menunjukkan nilai sig > 0.05 pada
96
Tabel 9. Hasil Tes Penguasaan TPACK Guru Biologi Berdasarkan
Gender Guru dengan Variabel Penganggu
dan perempuan berbeda signifikan dengan nilai sig (0.012) < 0.05 artinya
97
Pada komponen PCK dalam RPP, guru laki-laki memiliki rata-rata
sebesar 84.65 namun perbedaan rata-rata sangat kecil sehingga hasil uji t
tidak ada perbedaan yang nyata dengan nilai sig 0.989 > 0.05. Pada
komponen TCK dalam RPP, guru perempuan memiliki rata-rata nilai TCK
yaitu 30.30 cenderung lebih tinggi daripada guru laki-laki yaitu 27.27
namun hasil uji t tidak ditemukan perbedaan yang nyata dengan nilai sig
0.658 > 0.05. Pada komponen TPK dalam RPP, guru laki-laki memiliki
rata-rata nilai TPK yaitu 62.50 cenderung lebih tinggi daripada guru
perempuan yaitu 59.79 namun hasil uji t tidak ditemukan perbedaan yang
nyata dengan nilai sig 0.824 > 0.05. Pada komponen TPACK dalam RPP,
guru laki-laki memiliki rata-rata nilai TPACK yaitu 46.42 lebih tinggi
dengan nilai sig > 0.05 antara guru laki-laki dan perempuan sehingga
mengajar, dan latar pendidikan guru. Responden guru dalam analisis ini
Tabel berikut.
98
Tabel 11. Kemampuan Perencanaan TPACK Guru Biologi pada RPP
Berdasarkan Gender Guru dengan Variabel Penganggu
TCK, TPK, dan TPACK guru antara guru laki-laki dan perempuan tidak
berbeda signifikan dengan nilai sig > 0.05. Oleh karena itu, dapat
99
Pada komponen PCK dalam proses pembelajaran, guru laki-laki
memiliki rata-rata nilai PCK yaitu 79.86 cenderung lebih tinggi daripada
guru perempuan yaitu 77.51 namun hasil uji t menunjukkan tidak ada
perbedaan yang nyata dengan nilai sig 0.648 > 0.05. Pada komponen TCK
yaitu 47.50 cenderung lebih tinggi daripada guru perempuan yaitu 30.00
namun hasil uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata dengan
nilai sig 0.085 > 0.05. Pada komponen TPK dalam proses pembelajaran,
guru laki-laki memiliki rata-rata nilai TPK yaitu 60.22 cenderung lebih
sangat kecil sehingga tidak ada perbedaan yang nyata dengan nilai sig
0.134 > 0.05. Pada komponen TPACK dalam proses pembelajaran, guru
tinggi daripada guru perempuan yaitu 36.05. Hasil uji t menunjukkan ada
perbedaan yang nyata dengan nilai sig 0.044 < 0.05 sehingga dapat
100
lebih cenderung menggunakan discovery dan inquiry. Dari segi metode
gambar objek biologi, dan objek biologi real (jamur, paku,lumut) namun
materi untuk diberikan kepada peserta didik. Dari segi evaluasi, guru laki-
101
didik yang tidak rapih memakai seragam. Saat ada peserta didik yang tidak
berbeda signifikan antara guru laki-laki dan perempuan dengan nilai sig
(0.005) < 0.05, komponen TPK dengan nilai sig (0.010) < 0.05 dan
komponen TPACK dengan nilai sig (0.017) < 0.05 artinya kemampuan
102
dibedakan berdasarkan gender dengan mengontrol variabel status
sertifikasi, lama mengajar, dan latar belakang akademik guru namun pada
komponen PCK diperoleh nilai sig (0.066) > 0.05 artinya kemampuan
signifikan.
Selain dari hasil observasi, analisis RPP, dan tes, diperoleh hasil
angket guru. Data angket yang dihimpun untuk mengetahui sejauh mana
83.67. Guru laki-laki dan perempuan memiliki sikap dan minat yang
103
sangat baik terhadap TIK namun guru laki-laki cenderung lebih tinggi
yaitu 96.83 dibanding guru perempuan yaitu 93.12. Dari segi pengalaman,
pada kategori sangat baik dan baik. Guru laki-laki memiliki dukungan
yaitu 88.10 dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan, guru laki-
kemampuan TPACK guru biologi yang mengajar di SMA Negeri dan SMA
melihat ada tidaknya perbedaan penguasaan antara guru SMA Negeri dan
104
Tabel 15. Hasil Tes Penguasaan TPACK Guru Biologi Berdasarkan
Status Sekolah
Pada komponen CK, guru sekolah swasta juga cenderung lebih menguasai
lebih tinggi yaitu 48.52 dibandingkan guru sekolah swasta yaitu 44.23.
PCK yaitu 56.41 dibandingkan guru sekolah negeri yaitu 50.98. Pada
komponen TCK, guru sekolah swasta masih cenderung lebih tinggi yaitu
58.46 dibandingkan guru sekolah negeri yaitu 51.76. Pada komponen lain,
dibandingkan guru sekolah negeri yaitu 45.58. Hasil uji beda pada setiap
antara guru yang mengajar di sekolah negeri dan swasta dengan nilai sig >
105
0.05 sehingga dapat disimpulkan penguasaan TPACK guru tidak berbeda
berikut.
diperoleh nilai sig > 0.05 pada komponen PCK, TCK, TPK, dan TPACK
guru artinya tidak ada perbedaan penguasaan TPACK guru di sekolah negeri
pendidikan guru.
106
b. Kemampuan Perencanaan TPACK Guru Biologi pada RPP
Berdasarkan Status Sekolah
dibandingkan guru SMA swasta yaitu 82.59. Pada komponen TCK dalam
RPP, guru SMA swasta memiliki kecenderungan rata-rata TCK yang lebih
tinggi yaitu 33.33 dibandingkan guru sekolah negeri yaitu 25.32. Pada
komponen TPK dalam RPP, juga menunjukkan hasil yang sama dimana
cenderung lebih tinggi yaitu 48.57 dibandingkan guru sekolah negeri yaitu
40.81. Hasil uji lebih lanjut dengan uji t pada setiap komponen TPACK
menunjukkan tidak ada perbedaan nyata PCK, TCK, TPK, dan TPACK
107
pada guru SMA Negeri dan Swasta dengan nilai sig PCK 0.312 > 0.05, sig
TCK 0.184 > 0.05, sig TPK 0.456 > 0.05, dan sig TPACK 0.453 > 0.05.
Nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari 0.05 artinya tidak terdapat
perbedaan rata-rata yang signifikan antara guru SMA Negeri dan SMA
dari 15 tahun, dan lulusan pendidikan biologi. Hasil analisis disajikan pada
Tabel berikut.
diperoleh nilai sig > 0.05 pada komponen PCK, TCK, TPK, dan TPACK
108
berdasarkan status sekolah dengan mengontrol variabel status sertifikasi,
dibandingkan guru SMA negeri yaitu 76.58. Pada komponen TCK dalam
TCK yang lebih tinggi yaitu 37.33 dibandingkan guru sekolah negeri yaitu
rata-rata lebih tinggi yaitu 51.51 dibandingkan guru sekolah negeri yaitu
juga menunjukkan guru sekolah swasta cenderung lebih tinggi yaitu 45.71
109
dibandingkan guru sekolah negeri yaitu 38.77. Hasil uji t pada setiap
guru yang mengajar di sekolah negeri dan swasta dengan nilai sig > 0.05
dan swasta tidak berbeda jauh. Sebagian besar guru sekolah negeri dan
virtual lab. Dari segi sumber belajar, kedua sekolah menggunakan buku
paket, internet, LKPD, dan PPT. Dari segi evaluasi juga hampir sama
110
disiplin sedangkan guru sekolah swasta mengajarkan nilai-nilai spiritual
terkait materi. Dari segi fasilitas wifi, di kedua sekolah tersedia namun
beberapa sekolah negeri dan swasta terkadang wifi tidak bisa digunakan
pada beberapa titik lokasi sekolah. Kedua guru sekolah negeri dan swasta
dari 15 tahun, dan lulusan pendidikan biologi. Hasil analisis disajikan pada
Tabel berikut.
diperoleh nilai sig > 0.05 pada komponen PCK, TCK, TPK, dan TPACK
sekolah negeri maupun swasta. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
111
latar belakang akademik guru. Selanjutnya, berikut disajikan hasil analisis
Tabel 21. Hasil Angket TIK Guru Biologi di Kota Yogyakarta Berdasarkan
Status Sekolah
84.76 sedangkan guru sekolah negeri juga telah melaksanakan dengan baik
yaitu 82.42. Sikap dan minat guru sekolah swasta sangat positif yaitu 93.33
dan guru sekolah negeri yaitu 94.87 dengan kategori sangat baik. Dari segi
sangat baik yaitu 84.17 sedangkan guru sekolah negeri yaitu 77.88 dengan
kategori baik. Guru sekolah swasta merasa diberikan dukungan dari sekolah
112
4. Kemampuan TPACK Guru Biologi Berdasarkan Gender Guru dalam
Status Sekolah
yang tersarang pada status sekolah negeri dan swasta. Data kemampuan
dimana guru mengajar yaitu sekolah negeri atau swasta. Faktor gender guru
tersarang pada faktor status sekolah. Keempat kelompok yang diuji yaitu
antara kelompok guru laki-laki dan guru perempuan sekolah negeri dan
analisis multiway anova. Data hasil analisis disajikan pada sebagai berikut.
Tabel 22. Hasil Tes Penguasaan TPACK Guru Biologi Berdasarkan Gender
Guru dalam Status Sekolah
diketahui nilai F hitung < F tabel pada seluruh komponen PK, CK, TK,
113
PCK, TCK, TPK, dan TPACK artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam status sekolah didapatkan nilai F hitung < F tabel artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan gender pada status sekolah negeri dan swasta
seluruh komponen PCK, TCK, TPK, dan TPACK memiliki F hitung < F
TPACK berdasarkan status sekolah. Selain itu, hasil analisis faktor gender
guru dalam status sekolah negeri dan swasta menunjukkan hasil yang
serupa dengan nilai F hitung < F tabel yang artinya tidak ada perbedaan
114
yang signifikan kemampuan perencanaan TPACK antara guru laki-laki
dan perempuan dalam status sekolah. Oleh karena itu dapat disimpulkan
Pada faktor status sekolah diperoleh nilai F hitung < F tabel pada
laki-laki dan perempuan pada status sekolah negeri dan swasta dimana nilai F
hitung < F tabel. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan
115
C. Pembahasan
tes, kemampuan guru dalam perencanaan TPACK pada RPP dan kemampuan
penerapan TPACK pada proses pembelajaran, dan hasil angket guru meliputi
sikap, minat, dan pengalaman TIK guru serta dukungan sekolah dalam
pegintegrasian TIK.
dan TPK dengan kategori cukup baik sedangkan TK dan TPACK berada
paling rendah dengan kategori kurang baik. Secara umum, guru sudah
UKG guru biologi di Kota Yogyakarta. Berdasarkan hasil UKG tahun 2015,
(CK) sebesar 74.22, dan total (PCK) sebesar 70.90. Nilai ini sudah mencapai
diatas nilai minimum sebesar 55.00 yang ditetapkan pemerintah. Hasil ini
kategori baik. Komponen TPK guru sudah cukup baik sedangkan komponen
TPACK guru berada pada kategori kurang baik. Komponen terendah adalah
116
TCK dengan kategori tidak baik. Hasil ini menunjukkan guru masih kurang
terutama pada komponen terendah yaitu TCK. Guru masih kurang melibatkan
tanpa batas dan aktual yang dapat diperoleh dalam waktu yang singkat dan
dipublikasikan di internet dan tersedia dalam jumlah yang melimpah. Hal ini
TPK, dan TPACK berada pada kategori tidak baik. Hasil ini menunjukkan
TPACK pada RPP, dan kemampuan penerapan TPACK guru pada proses
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa penguasaan PK, CK, PCK, TCK, dan
TPK guru sudah baik sedangkan penguasaan TK dan TPACK guru masih
kurang. Hasil ini sesuai dengan penelilitian Suryawati (2014: 68-71), Saltan &
117
kemampuan guru biologi yang paling rendah adalah TK dan yang paling baik
adalah PCK, sedangkan kemampuan PK, CK, TCK, TPK, dan TPACK adalah
baik. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang serupa yaitu guru sains
memiliki nilai TK dan TPACK yang lebih rendah dibandingkan CK dan PCK
guru. Hal ini menunjukkan bahwa guru sains lebih percaya diri pada
pedagogik (TCK, TPK) (Jang & Tsai, 2013: 575; Bas & Senturk, 2018: 51).
Pada komponen PCK, hasil tes menunjukkan kategori yang baik dan
menunjukkan hasil yang baik artinya guru telah menerapkan PCK guru yang
baik pada RPP dan proses pembelajaran dengan baik juga. Pada komponen
lain yaitu TCK, TPK, dan TPACK, hasil tes menunjukkan guru telah cukup
pelaksanaan pembelajaran guru berada pada kategori kurang baik. Hasil ini
dan proses pembelajaran secara optimal. Hasil serupa ditemukan oleh Decoito
& Richardson (2018: 374) dan So & Kim (2009: 111) yang menunjukkan
bahwa guru telah memiliki sikap dan pengetahuan yang baik tentang
et al (2016: 537) dan Chen (2008: 69) menjelaskan bahwa dalam banyak
118
kasus, guru cenderung percaya diri dengan kemampuan TPACKnya dan
kondisi real praktik, guru tidak menerapkan TIK dalam pembelajaran. Hasil
tersebut juga serupa dengan penelitian Agyei & Voogt (2011: 2318) bahwa
aneka sumber, peserta didik mencari tahu sendiri informasi, dan pemanfaatan
didik biasanya belajar dengan PPT yang dijelaskan guru saat pembelajaran.
Hasil serupa ditemukan oleh Lestari (2015: 562) dan Husain (2014: 186-189)
teknologi yang digunakan guru hanya sebatas penggunaan power point (PPT)
119
guru seperti pemanfaatan email, website pendidikan, dan blog masih kurang
optimal.
tentu tidak sesuai dengan pembelajaran abad 21. Selain itu, berdasarkan
Kurikulum 2013 bukan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan
tidak terkecuali mata pelajaran biologi. Dalam materi biologi terdapat materi-
(2013: 75) dan Hsu (2015: 18) sains merupakan materi yang lebih abstrak dan
sulit divisualisasikan dengan mudah serta aman untuk peserta didik sehingga
Karakteristik materi biologi sebagai bagian dari sains yaitu dari konkret
guru yang sudah senior. Menurut Rogers (1971: 249) karakteristik adopter
inovasi later majority biasanya berusia tua, kurang percaya terhadap inovasi,
120
dan manfaat inovasi sehingga sedikit lebih lama untuk menerima dan
menerapkan inovasi yang baru. Karakter ini hampir sama dengan kondisi guru
di kota Yogyakarta dimana 65.53 % dari total guru telah mengajar lebih dari
15 tahun dan rata-rata merupakan guru senior. Hasil wawancara, guru masih
kekhawatiran yang muncul bahwa informasi yang disajikan bisa secara bebas
tanpa adanya verifikasi (Bitok, 2012: 2281). Oleh karena itu, perlu ada
pengawasan, bimbingan, dan melakukan klarifikasi dari guru jika ada konsep
mengajar dimana 69.56% guru dengan usia antara 31-49 tahun telah
internet berdasarkan usia paling tinggi adalah 13-18 tahun sebesar 75.50%,
121
19-34 tahun sebesar 74.23%, 35-54 tahun sebesar 44.06%, dan > 54 tahun
sebesar 15/72%. Oleh karena itu dapat disimpulkan semakin usia bertambah
TPACK (Kafyulilo, 2010: 14). Menurut Balanskat. et al. (2006: 43) bahwa
pengetahuan tentang TIK akan merasa cemas jika harus menggunakan TIK di
depan peserta didik yang lebih pintar dalam menggunakan TIK (Jones, 2004:
mengajar biologi. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan pelatihan guru
122
dalam pembelajaran, memberikap sikap dan minat positif terhadap TIK,
kompetensi TIK peserta didik, guru, pengelola TIK, kepala sekolah, dan
karena didukung oleh SDM yang memiliki kompetensi TIK yang baik, namun
terintegrasi TIK masih kurang optimal dilakukan oleh guru. Hasil ini sesuai
beberapa improvisasi secara spontan sesuai kondisi dan situasi peserta didik
berhubungan dengan teknologi seperti TCK, TPK, dan TPACK tidak terdapat
123
waktu belajar hanya satu jam pelajaran yaitu 45 menit dan persiapan berkisar
Valcarcel, Basilotta, dan Lopez (2014: 67) yang menyatakan bahwa guru
based learning sesuai tuntutan kurikulum 2013. Perencanaan ini sudah sesuai
mengarahkan peserta didik untuk mencari informasi sendiri dan peserta didik
mengkonstrusikan sendiri apa yang mereka ketahui. Dari segi metode dan
media pembelajaran yang digunakan guru sudah sesuai antara RPP dan
keterbatasan indera, ruang, dan waktu sehingga dari abstrak menjadi konkrit,
124
dan memberikan pengalaman peserta didik tentang peristiwa di lingkungan
penilaian posttest dengan LMS dan kahoot namun pada pelaksanaannya tidak
dilakukan namun ada kendala seperti mati listrik sehingga sistem jaringan
mati. Selain itu ada soal yang tidak muncul di akun peserta didik sehingga
assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar
125
catatan anekdot, dan refleksi sedangkan evaluasi hasil pembelajaran dilakukan
metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Oleh karena itu, setiap
peserta didik.
link-link internet untuk diakses peserta didik namun dalam pembelajaran tidak
masih kurang optimal. Padahal berdasarkan hasil angket guru, guru sudah
menampilkan sikap dan minat yang positif terhadap penerapan TIK dalam
pembelajaran, pengalaman yang baik terhadap TIK, dan dukungan yang baik
dari sekolah untuk penerapan TIK namun dalam proses pembelajaran yang
aktual di kelas, guru hanya sedikit sekali melibatkan TIK dalam pembelajaran.
antara guru perempuan dan laki-laki pada PK, CK, TK, PCK, TCK, dan TPK
126
tidak berbeda nyata sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan guru
Pada komponen TPACK, hasil tes dan RPP menunjukkan tidak ada
perempuan. Hasil uji beda juga menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata
TPACK guru laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran. Hasil ini
penelitian yang dilakukan Lin, et al., 2013: 333; Koh & Chai, 2011: 742;
Luik, Taimalu, & Suviste, 2017: 9). Namun pada komponen lain seperti PK,
CK, TK, PCK, TCK, dan TPK tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa gender
tidak mempengaruhi kemampuan PK, CK, PCK, TCK, dan TPK tidak
signifikan berbeda terhadap gender (Oz, 2015: 125-126; Koh & Chai, 2011:
742; Hosseini & Kamal, 2013: 4; Erdogan & Sahin, 2010: 2710).
terhadap TIK namun guru laki-laki secara umum memberikan respon lebih
positif terhadap TIK dibandingkan guru perempuan. Hasil ini sesuai dengan
diri, positif dan relatif lebih banyak pengalaman dengan komputer dan TIK
(Jimoyiannis & Komis 2007: 168; Varank, 2007: 78; Ertl & Helling, 2011:
127
486-487; Sweeney & Drummond, 2013: 121; Baturay, Gokcearslan, & Sahin,
2017: 12). Lebih lanjut, Varank (2007: 78) menjelaskan bahwa gender hanya
TIK laki-laki dan perempuan. Hasil ini sejalan dengan hasil tes dimana tidak
gender dan TIK (Teo, 2008: 418; Cavas, et al., 2009: 7; Gokcearslan, 2010: 1;
Sahin & Akcay,2011: 471; Elsaadani, 2012: 26; Semerci & Aydin, 2018:
101). Di era ini, baik perempuan maupun laki-laki dapat dengan mudah
pada tahun 90-an menunjukkan ada gap akibat gender dalam penggunaan
al., 2000: 888-889). Hasil serupa juga diperoleh pada penelitian Bimber
(2000: 868) yang menunjukkan ada perbedaan gap yang signifikan dalam
penggunaan internet pada laki-laki dan perempuan di tahun 1996, 1998, dan
1999. Imhof, Vollmeyer, dan Beierlein (2007: 2823) juga melaporkan bahwa
pada tahun 1990-an, laki-laki menggunakan TIK lebih efektif dan persentase
128
mengakses teknologi. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin mudahnya
status sertifikasi, lama mengajar, dan latar belakang akademik guru. Sebelum
TPACK yang signifikan berbeda berdasarkan gender. Oleh karena itu, dapat
129
belakang akademik guru merupakan variabel penganggu dalam kemampuan
mengajar lebih dari 15 tahun, dan lulusan strata-1 pendidikan biologi namun
yang mengajar kurang dari 15 tahun, dan beberapa guru bukan merupakan
berpengaruh terhadap kemampuan kinerja guru (Helding & Fraser, 2012: 16;
Khine, 2015: 280; Ingersoll, 1998: 774; Du Plessis, 2017: 29; Hsu & Chen,
2018: 457).
Hasil tes menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada PK, CK,
TK, PCK, TCK, TPK dan TPACK antara guru sekolah negeri dan guru
sekolah dimana guru mengajar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Gusen, Dakur, & Shamle (2017: 43) dan Lalitha, & Prasad (2014: 46) yang
130
menemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat penerapan TIK dalam
sekolah negeri. Hasil yang sama ditemukan Malero, Ismail, & Manyilizu
(2015: 29) bahwa SMA swasta menunjukkan kesiapan dalam penggunaan TIK
Di SMA Negeri, 92.85 % dari keseluruhan guru adalah PNS dan 7.15%
merupakan guru non PNS sebagai guru pengganti. Di SMA Swasta, guru PNS
yaitu 26.67% dari total guru, GTT berjumlah 20% dari total guru, dan paling
banyak GTY yaitu 53.33% dari total guru. Namun berdasarkan hasil
antara guru PNS dan non PNS berdasarkan kompetensi pedagogik, sosial,
profesional, dan kepribadian. Lebih lanjut Halim & Firmana (2018: 48) dalam
GTY dan GTT. Oleh karena itu, perbedaan proporsi status kepegawaian guru
di SMA negeri yang paling banyak PNS dan SMA swasta paling banyak GTY
131
pembelajaran tidak berbeda jauh. Penerapan kurikulum 2013 yang semuanya
serba diatur mulai dari model pembelajaran, sumber belajar baik buku guru
dan buku siswa menyebabkan antar guru tidak ada perbedaan dalam kinerja
mengajar karena sudah ada standar yang jelas. Adanya standar bukan berarti
hal yang buruk namun memiliki tujuan agar kualitas guru merata. Ahmad
membuat silabus dan telah diberikan satu silabus untuk digunakan pada semua
Pada kurikulum 2013 dapat diasumsikan bahwa guru disetir dari jarak jauh
dengan menggunakan remote kontrol yang sama yaitu silabus. Hal inilah yang
guru satu dengan lainnya. Upaya penyamaan setting pembelajaran seperti pada
kurikulum 2013 bukan berarti tidak baik karena dapat memberikan satu
standar pembelajaran yang sama untuk setiap sekolah namun pada praktiknya,
baik dari kondisi peserta didik, budaya, dan kemampuan sekolah tentu
Dari segi sikap, minat, dan pengalaman guru terhadap TIK juga tidak
guru sekolah negeri. Guru sekolah swasta juga memiliki sikap dan minat
132
terhadap TIK lebih positif dibandingkan guru sekolah negeri. Hasil lain juga
aspek dukungan sekolah, guru sekolah swasta lebih didukung sekolah baik
dari segi fasilitas maupun ketersediaan tenaga teknis TIK dibandingkan guru
sekolah negeri.
LMS. Hal ini menunjukkan SMA swasta memiliki perangkat TIK yang lebih
sekolah negeri. Sekolah swasta menuntut biaya pendidikan yang lebih tinggi
dari sekolah negeri. Biaya ini digunakan untuk memberikan fasilitas yang
bahwa SMA swasta kota Dodoma, Tanzania lebih baik daripada sekolah
TIK, perlu diketahui bahwa guru dan peserta didik di sekolah swasta maupun
dalam pembelajaran.
133
Penguasaan, kemampuan perencanaan, dan kemampuan penerapan
TPACK guru sekolah negeri dan swasta tidak berbeda signifikan setelah
merupakan guru sekolah swasta, beberapa guru sekolah negeri dan swasta
mengajar kurang dari 15 tahun dengan jumlah yang hampir sama, dan
pendidikan biologi namun dengan jumlah yang kecil dan hampir sama
134
4. Kemampuan TPACK Guru Biologi Berdasarkan Gender Guru dalam
Status Sekolah.
Hasil uji multiway anova antara gender guru dalam status sekolah
laki-laki dan perempuan pada status sekolah negeri dan swasta. Analisis
pengaruh yang efektif terhadap kemampuan TPACK guru. Hasil ini sejalan
tidak terdapat perbedaan kompetensi mengajar antara guru laki-laki dan guru
perempuan di sekolah negeri begitu juga antara guru laki-laki dan perempuan
di sekolah swasta.
dan swasta hampir sama akibat penerapan kurikulum 2013. Baik di sekolah
pemisahan kelas antara peserta didik laki-laki dan perempuan hanya beberapa
di sekolah swasta dan jumlahnya hanya kecil. Sebagian besar sekolah swasta
sudah menempatkan peserta didik laki-laki dan perempuan dalam satu kelas
menerapkan TIK yang sama dan tidak ada perbedaan yang signifikan.
135
Hasil penelitian ini berlainan dengan penelitian Jamil, Jamil &
menunjukkan sikap dan kepercayaan diri yang lebih baik dibandingkan guru
dengan sikap, kepercayaan diri, dan kompetensi TIK. Adanya perbedaan ini
antara guru laki-laki dan guru perempuan di sekolah negeri dan swasta
sekolah.
stres pekerjaan guru menjadi tinggi. Seperti hasil penelitian Van Dat Tran
yang lebih tinggi dan profesionalitas kinerja yang lebih rendah. Selain itu,
perempuan yang sudah menikah. Kondisi ini hampir berbeda dengan sekolah
swasta yang masih banyak guru yang muda dan belum menikah. Hasil
tidak memiliki anak balita (Sardjunani, 2014: 41). Selain itu, Barik (2017: 43-
136
-45) menjelaskan guru di sekolah negeri mengemukan kesulitan dalam
swasta dan guru di sekolah negeri lebih banyak kehilangan waktu bersama
terpengaruh dengan tingkat stres. Adanya stres dalam pekerjaan dan ditambah
dengan stres dalam kondisi rumah tangga bisa mempengaruhi kinerja guru.
Guru perempuan baik sekolah negeri maupun swasta yang telah menikah
tangga untuk itu diperlukan manajemen waktu yang baik. Dalam situasi yang
merugikan ini guru perempuan harus belajar untuk mengelola waktu secara
tangga dari para pelayan, orang tua/mertua, anak dan bahkan dari suami.
D. Keterbatasan Penelitian
pembelajaran.
mengkaji berbagai topik materi biologi mulai kelas X, XI, dan XII secara
komprehensif.
137
3. Responden dalam penelitian ini tergolong kecil sehingga pada penelitian
138