Anda di halaman 1dari 3

Permasalahan Cinta Pertama

“Kamu kenapa?”. Tanya seorang Ibu Fela kepada Kindi di sebuah ruang makan.
“Gapapa”. Jawab Kindi lemas tak berdaya.
“Bohong… Kamu pasti ada apa-apa, cerita aja sama Mama…”. Pintanya dengan penuh
perhatian.

“Dia lagi marahan tuh sama pacarnya”. Ujar seorang Perempuan dengan nada meledek,
Perempuan itu lebih tua dari Kindi, Dia adalah Kakaknya yang bernama Aca.
“Apaan sih lo!!!”. kata Kindi marah.
“Dari tadi… kamu itu cuma ngelamun, makanan yang di piring aja gak dimakan…”. Ujar
Mama Kindi.

Sementara Kindi hanya diam membisu memikirkan seseorang yang entah dimana adanya.

“Sini, ikut Mama…”. ajak mamanya, ke halaman belakang rumah. Di sisi kolam renang,
sambil duduk di sebuah kursi, Kindi melipat tangannya di meja dan menaruh kepalanya di
atas tangannya.

“Kamu kenapa?”. Tanya Mama Kindi lemah lembut. Tetapi Kindi hanya diam…
“cerita aja sama mama…”. ajak Mama Kindi lembut sembari mengelus rambut Anaknya itu
dengan lembut.
“diputusin lo, sama pacar lo!!!. Cowok diputusin cewek, cemen banget sih lo!”. Ledek
Kakaknya sembari mencubit pipi Adiknya dengan gemas.
“ahh… sakit bego!!!”. Ringis Kindi.

Kakaknya hanya diam dan duduk seraya membaca novel serta sedikit menguping
pembicaraan antara Mama dan Adiknya.
“Jadi gini ceritanya…”. Kindi pun mulai bercerita.

***

“kenapa sih, akhir-akhir ini kamu susah dihubungin, aku kan khawatir…”. Gerutu Kindi.
“dichat gak bisa, ditelepon gak bisa apalagi videocall…”. Lanjutnya berbicara pada dirinya
sendiri.

Ia bertanya-tanya apa ada yang salah pada dirinya sehingga ‘pacar’ nya susah untuk
dihubungi. Kindi hanya menggerutu dari tadi, ketika pandangannya beralih dari smartphone
yang Ia genggam ke arah seorang perempuan cantik dan ternyata Ia adalah pacarnya. Ia
bernama Julia.

“Juliaa…”. Panggil Kindi. Julia yang sedang berjalan bersama dengan teman LAKI-
LAKINYA pun menoleh ke arah Kindi.
“Julia…”. Panggil Kindi sekali lagi.
Tetapi Julia hanya menoleh jutek ke arah Kindi dan menarik tangan temannya itu serta
menghiraukan sahutan Kindi padanya.
“Julia tunggu…”. Panggilnya lagi. Tapi Julia hanya pergi begitu saja.

***
Ketika Kindi sedang berjalan sendirian di koridor kelas Ia melihat Julia yang sedang berjalan
sendirian berlawanan arah dengan Kindi.

“Julia…”. panggil Kindi ketika Julia mendengar sahutan Kindi Ia berbalik ke arah dimana dia
datang. “Julia tunggu!!!”. Sahut Kindi dengan nada sangat tinggi, seraya sedikit berlari dan
Kindi berhasil meraih tangan Julia serta mencengkramnya dengan kuat.

“kenapa? Gak suka liat Aku sama cowok itu? Gak suka Aku pegang-pegang cowok itu?
Kamu cemburu hah?”. ucap Julia dengan nada yang meninggi.
“Aku…”. Ucapan Kindi terpotong.
“kenapa? Cemburu? Dia itu cuma temen Aku!!! Aku ada kerja kelompok sama dia, jangan
cemburu!!!”. Jelas Julia pada Kindi dengan emosinya sangat marah. “LEPAS!!!”. Ucap Julia
seraya membentak Kindi dan menghentakkan tanggannya yang dipegang kuat oleh Kindi,
sementara itu Kindi hanya diam kebingungan.
“heh… kan harusnya gue yang marah…”. ucap Kindi pada dirinya sendiri.

Pluk! Seseorang menepuk bahu Kindi dengan tiba-tiba. “tau dah… hubungan Lo itu aneh,
ribet, gak lucu!”. Ucap orang dengan penekanan pada nada bicaranya orang itu lalu pergi
meninggalkan Kindi sendiri, nampaknya orang itu menguping percakapan antara Kindi dan
Julia.

Sementara itu Kindi hanya diam kebingungan seraya memandang punggung orang yang tidak
dikenalnya itu.

***

“hahahahaha…..”. Tawa Aca pecah seketika, karena mendengar cerita Kindi.


“apaan sih!!! Berisik lo!!!”. Kesal Kindi.
“lagi pms kali pacar lo!”. Cibir Aca seraya pergi dari hadapan Kindi.

“gimana dong Mam?”. Tanya Kindi.


“coba deh Kamu inget-inget lagi kesalahan Kamu sama pacar kamu itu”. Kata Mama Kindi
lembut.
“atau nggak Kamu buat apa gitu, buat tanda permintaan maaf Kamu sama Dia”. Saran
Mamanya.
“oke deh mam, aku bakalan coba”. Ujar Kindi senang.

***

“gue bikin apa ya?”. Kata Kindi bingung.


“ah, gue bikin kartu ucapan aja, sama gue kasih bunga aja buat Julia”. Akhirnya Kindi pun
mendapatkan ide.

Kindi mewujudkan idenya dalam secarik kertas, Ia mulai kebingungan lagi “tapi gimana
kata-katanya?”. Geram Kindi pada dirinya sendiri.

Semalaman Ia tak tidur demi menulis permintaan maafnya pada Julia, Ia tidur sekitar jam
23.30.


Raka berpamitan pada Mamanya dan berangkat sekolah dengan Aca yang akan berangkat
kuliah.

“gue yakin, pacar lo itu pasti lagi pms”. Kata Aca sambil tetap fokus menyetir
“apaan sih lo? Sok tahu!”. Kesal Kindi.
“liat aja entar, dasar adek laknat lo!”. Kata Aca seraya mencubit pipi putih milik Kindi.
“ahh, sakit tahu, mending lo fokus nyetir…”. Kesal Kindi.

Sekitar 20 menit perjalanan tibalah Kindi di sekolahnya. Ia berjalan menuju kelasnya seraya
membawa setangkai bunga mawar mewah dengan secarik kertas yang berisi permintaan
maafnya pada Julia.

Dari kejauhan Ia melihat Julia bersama temannya. “Julia!”. Panggil Kindi. Julia pun
menghampiri Kindi sementara itu teman Julia berlalu pergi.

“eeee…”. Ucapan Kindi terpotong.


”aku mau minta maaf, kemarin aku marah-marah sama kamu, sebenernya aku lagi pms jadi
bawaannya suka marah-marah terus ditambah kemarin banyak tugas jadi aku stres banget,
jadi kamu deh yang kena marah, maafin aku yah…”. Kata Julia panjang lebar.
“hah?”. Kindi menautkan alisnya bingung.

”eeeh, maaf yah aku harus pergi mau ke perpus ngerjain tugas, aku sayang kamu…, bye…”.
Kata Julia berlari pergi menyusul temannya yang pergi ke perpus duluan.

“hah? Terus buat apa gue bikin kayak gini, sampe malem…”. Keluh Kindi yang
memperhatikan punggung Julia.
“yang sabar ya bro…”. seorang lelaki berkata seraya menepuk pundak Kindi, orang itu
adalah orang yang sama, ketika Julia marah pada Kindi. Kindi menghela nafasnya gusar…

Kindi pulang dengan badmood Ia melepas sepatunya pun dengan tenaga penuh dan wajah
yang ditekuk, lalu ia menaiki tangga dengan kesal. Mama Kindi yang melihat itu langsung
menuju kamar Kindi yang ada di lantai atas.

“kamu kenapa lagi?”. Tanya Mama Kindi dengan penuh perhatian. Tetapi KIndi tak
menjawab pertanyaannya dan hanya diam.
“kenapa hemm…”. Tanya Mamanya lagi seraya menarik wajah Kindi ke hadapannya.
“ternyata dia lagi pms jadi marah-marah sama aku”. Jawab Kindi masih kesal.
“hahahahahahha…”. Tawa Aca pecah yang sedari tadi menguping pembicaraan
Kindi dan mamanya di kamar Kindi yang mendengarnyapun tambah kesal dan geram.

“kakak…”. Kata mamanya. “bener kan apa kata gue…”. Kata Aca bangga atas dugaannya.
“udah-udah”. Kata mama Kindi seraya memeluk anaknya lembut.

“ya gitu deh namanya juga cinta monyet, hahahahahaha….” Ucap Aca

“awas ajaa lo yaa” geram Kindi.

Anda mungkin juga menyukai