Anda di halaman 1dari 7

Tugas individu

INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

OLEH:
ANNISA DAYANA PRATIWI
F201701008

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi obat dengan obat merupakan kejadian interaksi obat yang dapat
terjadi bila penggunaan bersama dua macam obat atau lebih. Interaksi obat
dapat menyebabkan efek positif dan efek negative atau dengan kata lain
interaksi obat tidak semuanya buruk tapi ada juga yang menguntungkan.
Menurut (Kurniawan, 2009) interaksi obat merupakan Drug Related Problem
(DRP) yang dpat mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan. Hasilnya
berupa peningkatan atau penurunan efek yang dapat mempengaruhi outcome
terapi pasien. Menurut Rodvold dalam bukunya Drug Interaction in Infection
Disease, menyatakan bahwa sebuah interaksi obat terjadi ketika
farmakokinetika atau farmakodinamika obat dalam tubuh diubah oleh
kehadiran satu atau lebih zat yang berinteraksi.
. Pemberian obat antihipertensi lebih dari satu macam obat
antihipertensi atau dengan obat lain dapat menimbulkan interaksi obat.
Menurut katzung, 2001 menyatakan bahwa dari dua pertiga pasien hipertensi
tidak bisa ikontrol dengan satu obat dan akan menerima dua atau lbih obat
antihipertensi dari kelas obat yang berbeda. Pasien hipertensi yang
mendapatkan terapi kombinasi dan pasien hipertensi dengan penyakit penyerta
berpotensi mengalami interaksi obat yang dapat mengakibatkan
ketidaktercapaian efek terapi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana interaksi obat antar obat antihipertensi golongan (Calcium
Channel Bloker) beserta efek, mekanisme, dan manajemennya.
2. Bagaimana interaksi obat antara obat antihipertensi golongan (Calcium
Channel Bloker) dengan obat non antihipertensi beserta efek, mekanisme,
dan manajemennya.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui interaksi obat antar obat antihipertensi golongan
(Calcium Channel Bloker) beserta efek, mekanisme, dan manajemennya.
2. Untuk mengetahui interaksi obat antara obat antihipertensi golongan
(Calcium Channel Bloker) dengan obat non antihipertensi beserta efek,
mekanisme, dan manajemenny
BAB II
PEMBAHASAN
1. Interaksi obat antar obat antihipertensi golongan (Calcium Channel
Bloker)
Menurut (Yokebed C. G. 2017) pada sebuah skripsi menyatakan bahwa:
Obat yang Efek Mekanisme
Berinteraksi
Amlodipine Bisoprolol dan Amlodipine Aditif
+ bisoprolol farmakodinamik
dapat memiliki efek aditif
dalam menurunkan tekanan
darah dan detak jantung.
Menaikan penghambatan kanal
anti hipertensi. Dapat mengalami
sakit kepala, pusing, ringan,
pingsan, dan / atau perubahan
denyut nadi atau jantung
berdetak. Efek samping ini dapat
dilihat pada awal pengobatan,
disusul kenaikan dosis, atau
ketika pengobatan diulang setelah
interupsi.

Manajemen

Dibutuhkan penyesuaian dosis atau pemantauan lebih sering oleh dokter


untuk keamanan menggunakan kedua obat. Hindari mengemudi atau
mengoperasikan mesin berbahaya sampai tahu bagaimana obat
mempengaruhi tubuh, dan berhati-hati ketika bangun dari posisi duduk atau
berbaring.

2. Interaksi obat antihipertensi golongan (Calcium Channel Bloker)


dengan obat non antihipertensi
Menurut (Sonia A.R. 2018) pada sebuah skripsi menyatakan bahwa:
Obat anti- Tingkat Σ Efek Manajemen
hipertensi + Keparaha kejadian
obat lain n
Amlodipin + Major 2 Amlodipin - Hindari dosis
Simvastatin dapat penggunaan
meningkat simvastatin ≥
kan kadar 20mg/hari dan pantau
sim- tanda keracunan
vastatin seperti myositis dan
rhabdomyolisis
Amlodipin + Minor 47 Penurunan - Lakukan
Asam efek anti- pemantauan tekanan
mefenamat hipertensi darah

Asam mefenamat diberikan kepada pasien dengan diagnosis low back


pain untuk mengatasi nyeri yang dialami..Berdasarkan tingkat keparahan,
interaksi tersebut termasuk minor, yaitu penurunan efek antihipertensi
amlodipin. Mekanisme yang terjadi adalah dengan asam mefenamat
menghambat efek vasodilatasi dan sintesis prostaglandin. Manajemen untuk
mengatasi interaksi tersebut adalah dengan melakukan pemantauan terhadap
tekanan darah (Stockley, 2008 ; Lexicomp, 2018).
Adapun kejadian potensi interaksi obat yang bersifat major terjadi
pada penggunaan amlodipin dengan simvastatin sebanyak 2 kejadian, yaitu
terjadi peningkatan kadar simvastatin. Peningkatan kadar tersebut dapat
meningkatkan toksisitas yakni dengan adanya miositis dan rabdomiolisis.
Mekanisme interaksi yang terjadi adalah amlodipin dapat menghambat enzim
sitokrom P450 isoenzim CYP3A4. Manajemen penanganan dapat dilakukan
dengan membatasi dosis penggunaan simvastatin dengan tidak lebih dari
20mg/hari dan lakukan pemantauan terhadap tanda keracunan yaitu otot yang
nyeri apabila ditekan, nyeri atau kelemahan, atau urin berwarna gelap
(Stockley, 2008 ; Lexicomp, 2018)

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Interaksi serius atau major dari pemakaian dua obat sangat perlu dihindari

dan menggunakan alternative obat lain, jika memang sangat dibutuhkan maka

status klinis pasien harus sangat terpantau. Sedangkan pada interaksi obat dengan

tingkat keparahan minor dan moderat, manajemennya perlu dilakukan

pemantauan tekanan darah


DAFTAR PUSTAKA

Lexicomp. 2018. Wolters Kluwer Clinical Drug Information Interact. Woltres


Kluwer Company

Sonia A.R. 2018. Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi
Rawat Jalan Rsud Dr. Soegiri Lamongan Periode Tahun 2017. Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas
iIslam Negri Maulana Malik Ibrahim: Malang

Stockley, I.H. 2008. Stockley’s Drug Interaction : Eight Edition. London :


Pharmaceutical Pres

Yokebed C.G. 2017. Kajian Interaksi Obat Pada Peresepan Pasien Hipertensi
Geriatri Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho
Yogyakarta Periode Januari – Juni 2016. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai