WEEKLY # Te m a t i k # R e l e v a n # K e k i n i a n

PEMENANG
3 PENGHARGAAN SILVER
THE 11 th INDONESIA PRINT MEDIA
AWARDS (IPMA) 2020

COKELAT
MASIH MEMIKAT
Scan Me

Eceran: Rp11.000/eks Untuk Wilayah Kalimantan, Sulawesi,

Minggu, 21 Februari 2021
dan Kawasan Timur Indonesia Eceran: Rp12.000/eks No. 734 Tahun XXXVI/No. 12107 Terbit 12 Halaman
 Insight
Memacu
Produksi
S
ensasi rasa cokelat yang manis
dan lumer di mulut memang
bisa membuat ketagihan. Rasa
khasnya berhasil
seluruh penduduk dunia. Mulai
dari anak kecil hingga orang tua
menyukai penganan berbahan
cokelat.
Cokelat hadir sampai di tangan konsumen di
seluruh dunia dengan beraneka bentuk. Beragam
cokelat batangan dengan berbagai merek, rasa,
ukuran dan kemasan, baik lokal maupun impor
dengan mudah kita jumpai di pertokoan.
Selain itu, produk cokelat bisa dalam bentuk
selai, ro atau kukis cokelat, susu cokelat, bu-
buk cokelat, hingga permen cokelat. Begitu
populernya cokelat membuat hampir seluruh
aneka makanan manis di berbagai penjuru dunia
memiliki varian rasa cokelat.
Sudah jamak kita lihat sarapan pagi dengan
ro yang diolesi selai cokelat, atau menikma
hari dengan secangkir cokelat susu. Segelas co-
kelat panas mampu meredakan stres dan mem-
buat pikiran tenang kembali dan mampu meng-
antarkan dur nyenyak sepanjang malam.
Cokelat juga idenk dengan perayaan Hari
Valenne yang diperinga seap 14 Februari.
Pada perayaan hari Kasih Sayang ini, seseorang
biasanya memberikan hadiah cokelat kepada
pasangan tercinta.
Mengapa cokelat at begitu dicintai
dan populer? Selainain memberikan
rasa manisnya yangg unik, ternya-
ta cokelat pun bermanfaat
rmanfaat bagi
kesehatan. Cokelat mengandung
phenylethylamine atau PEA
yang bisa menciptakan
akan
perasaan jatuh cinta.
ta.
Zat ini terdapat dii
dalam otak. PEA
mendorong otak
memiliki perasaan
yang baik.
Terkait dengann
manfaat bagi kese- e-
hatan, ada dua jenis
enis
cokelat yang dikenal
al oleh
masyarakat, yaitu cokelat
hitam (dark chocolate)
late) dan
cokelat susu (milkk choco-
late). Yang lebih banyak
bermanfaat untuk kesehatan
adalah cokelat hitam
m karena le-
bih nggi kadar an oksidannya dan
oksidannya
rendah gula dan lemak.
mak.
Selain itu kandungan
ngan flavonol dalam cokelat
Sertifikat Dewan Pers No: 05/DP-Terverifikasi/K/II/2017
PENERBIT: PT Jurnalindo Aksara Grafika
Wisma Bisnis Indonesia Lt 5 - 8, Jl.KH.Mas. Mansyur 12A, Karet Tengsin, Jakarta Pusat 10220
Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 10 Februari 1986 No: C2-989.HT.01-01-Th 86
Akta Notaris Hobropoerwanto tanggal 11 Juni 1985 No. 6
Presiden Direktur: Lulu Terianto
Direktur Pemasaran: Hery Trianto
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Maria Yuliana Benyamin
Wakil Pemimpin Redaksi: Fahmi Achmad, Rahayuningsih
General Manager Konten: Diena Lestari, Galih Kurniawan, Hendri T. Asworo,
Surya Mahendra Saputra
Head of Data & Research: Aprilian Hermawan
Head of Premium Content & Multimedia: Gajah Kusumo
Head of Special Digital Products: Yusuf Waluyo Jati
Sekretariat Redaksi: Langgeng Wibowo
Manajer Konten: Abdullah Azzam, Akhirul Anwar, Amanda K. Wardhani, Ana Noviani,
Andhika Anggoro Wening, Anggara Pernando, Annisa Margrit, Annisa Sulistyorini, Aprianto Cahyo
Nugroho, David Eka Issetiabudi, Dika Irawan, Duwi Setiya Ariyanti, Edi Suwiknyo, Emanuel Berkah
Caesario, Fajar Sidik, Feni Freycinetia Fitriani, Firman Wibowo, Fitri Sartina Dewi, Hadijah Alaydrus,
Hafiyyan, Hendra Wibawa, Indyah Sutriningrum, Inria Zulfikar, Kahfi, Lili Sunardi, Lucky Leonard
Leatemia, Lukas Hendra T. Meliyanto, M. Rochmad Purboyo, M. Syahran W. Lubis, M. Taufikul
Basari, Mia Chitra Dinisari, M. Khadafi, M. Nurhadi Pratomo, Moh. Fatkhul Maskur, Nancy Yunita,
Novita Sari Simamora, Nurbaiti, Nurul Hidayat, Rio Sandy Pradana, Rivki Maulana, Roni Yunianto,
Ropesta Sitorus, Rustam Agus, Saeno, Sri Mas Sari, Stefanus Arief Setiaji, Tegar Arif Fadly, Oktaviano
Donald Baptista, Wike Dita Herlinda, Yayus Yuswoprihanto, Yustinus Andri Dwi P., Zufrizal.
Staf Redaksi: Anitana Widya Puspa, Aprianus Doni Tolok, Arif Gunawan, Asteria Desi
Kartikasari, Azizah Nur Alfi, Bambang Supriyanto, Denis Riantiza Meilanova, Dewi Andriani,
sirkulasi@bisnis.com
Redaksi & Marketing iklan@bisnis.com
(021) 57901023 redaksi@bisnis.com
2 Minggu, 21 Februari 2021
INDYAH SUTRININGRUM
indyah.sutriningrum@bisnis.com
hitam lebih nggi dibandingkan dengan cokelat diri untuk menjadikan colekat sebagai industri
susu. unggulan dalam negeri mengingat sebenarnya
Cokelat diklaim dapat membantu mencegah potensi pasar yang cukup besar, baik di dalam
membius penyakit jantung dan pembuluh darah, menu- maupun di luar negeri.
runkan tekanan darah, dan meningkatkan ko-
lesterol baik (HDL). Bahkan, cokelat pun dipakai PRODUK UNGGULAN
untuk perawatan kecankan. Selain mengandalkan industri skala besar, pa-
Bagaimana cokelat hadir sampai ditangan ra indus kecil menengah juga potensial untuk
Anda untuk dinikma? Cokelat merupakan ha- mengembangkan cokelat sebagai produk ung-
sil olahan dari biji kakao. Indonesia adalah salah gulan. Apalagi Indonesia memiliki daerah wisa-
satu negara penghasil kakao dunia. Sedangkan di ta yang dak terhitung banyaknya, dari Sabang
Asia, Indonesia menduduki peringkat pertama. hingga Merauke.
Saat ini negara penghasil kakao utama dunia an- Apabila seap daerah wisata memiliki oleh-
tara lain Pantai Gading dan Ghana, Nigeria, dan oleh khas cokelat tentu akan berdampak besar
Kamerun. terhadap perekonomian.
Daerah penghasil kakao utama di Indonesia Potensi untuk mengangkat industri cokelat di
antara lain Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Su- Indonesia masih terbuka lebar. Dilihat dari ng-
lawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sumatra kat konsumsi, di Indonesia masih jauh lebih ren-
Barat. Namun, data menunjukkan produksi ka- dah dibandingkan dengan negara-negara Eropa
kao di Indonesia cenderung menurun. dan Amerika.
Penurunan produksi tanaman kakao di Indone- Di Eropa, mengonsumsi cokelat baik dalam
sia antara lain pohon kakao banyak yang sudah bentuk padat maupun yang minuman adalah
tua, sehingga tanaman kakao rentan terhadap se- kebiasaan sehari-hari. Data menunjukkan kon-
rangan hama. Kemudian, perubahan iklim dan pe- sumsi cokelat untuk 10 negara Eropa pada tahun
nyempitan lahan. Bahkan pada 2019 kontribusi 2019 mencapai 6,2 kg/kapita/tahun. Konsumsi
biji kakao lokal dalam negeri hanya mampu men- cokelat Swiss di atas rata-rata yaitu 8,2 kg/ka-
cukupi sebesar 45,6% atau 196.787 ton terhadap pita/tahun, Jerman 7,9 kg/kapita/tahun, Inggris
industri pengolahan kakao nasional. dan Irlandia 7,4 kg/kapita/tahun.
Tentu hal ini menjadi pekerjaan rumah tersen- Dibandingkan dengan di Indonesia, konsumsi
hanya 0,5 kg/perkapita/per ttahun. Di Ma-
laysia dan Singapura sudah
su mencapai
1 kg/per kapita/pe
pita/pertahun. Hal ini
dapat ditangkap bahwa di satu
sisi Indonesia bisa
b meningkat-
kan ekspor olahan
ol kakao ke
negara-negara
gara-neg Eropa, dan
di sisi lain juga ha-
rus meningkatkan
kon
ko sumsi co-
kelat di dalam
negeri.
Saat ini
penghasil co-
kelat terbaik
masih dido-
minasi oleh
negara
n di Ame-
rika dan Eropa, se-
per Bel
Be gia, Amerika
Serikat, Swiss
Swiss, Prancis, Italia,
Meksiko, Denmark, Inggris,
dan Jerman, dan Spanyol.
Dengan kualitas dan pasokan
kakao yang melimpah ruah, Indone-
sia pun berpeluang besa
besar untuk masuk
sebagai pemain besar di du dunia.
Dhiany Nadya Utami, Dwi Nicken Tari, Finna Ulia KANTOR PERWAKILAN Tarif Iklan (Rp/mmk)
Ulfah, Iim Fathimah Timorria, Ipak Ayu Hidayatullah N., Bali: Feri Kristianto (Kepala Perwakilan), Ni Putu Eka Wiratmini, Umum
Jaffry Prabu Prakoso, John A. Oktaveri, Leo Dwi Jatmiko, Jl. PB Sudirman No. 4 Denpasar, Bali 80114 Telp/Fax. 0361-4746069 Jenis Iklan Hitam Putih Berwarna
Markus Gabriel Noviarizal Fernandez, M. Richard, Bandung: Indah Swarni Lestari, (Kepala Perwakilan), Ajijah, Display Khusus(Prospektus/
Mutiara Nabila, Nindya Aldila, Nirmala Aninda, Pandu Rachman (Fotografer), Jl. Buah Batu No. 46B Bandung 40261,Telp. Neraca/RUPS/Peng Merger).......................................................................28.000..................... 45.000
Gumilar, Puput Ady Sukarno, Rahmad Fauzan, Rayful Display Umum .................................................................................................100.000..................... 110.000
022-7321627, 7321637, 7321698 fax. 022-7321680 Display Hal. 1 (Maks. 1080 mmk) .............................................................................—...................220.000
Mudassir, Reni Lestari, Rinaldi Muhammad Azka,
Balikpapan: Rachmad Subiyanto (Kepala Perwakilan), Balikpapan Banner atas Hal. 1 (uk. 8 x 30 s/d 8 x 50 mmk) .................................................—...................235.000
Thomas Mola, Yanita Petriella, Yudi Supriyanto. Advertorial Hal. 1 (Maks. 1080 mmk) .....................................................................—...................240.000
Superblok, Jl. Jend. Sudirman Stal Kuda Blok A/18, Balikpapan,Telp. Creative Ad........................................................................................................110.000....................120.000
Fotografer: Dedi Gunawan. 0542-7213507 Fax. 0542-7213508 Advertorial Hal. Dalam ..................................................................................110.000....................125.000
Kolom*................................................................................................................60.000..................................—
Medan: Fitri Agustina (Kepala Perwakilan), Kompleks Istana Bisnis Baris** ................................................................................................................50.000..................................—
Center, Medan Maimun, Jl. Brigjen. Katamso No. 6 Medan, *) Minimum 1 kolom x 50mm .................................... , **) Minimum 3 baris
DIVISI PEMASARAN & PENJUALAN Telp. 061-4554121/4553035 Fax. 061-4553042 Bisnis Indonesia Weekly
Makassar: Amri Nur Rahmat (Kepala Perwakilan), Jl. Metro Tanjung
General Manager Integrated Marketing Solution: Harga Iklan Umum Harga Iklan Packages
Bunga Mall GTC Makassar GA-9 No. 16, Makassar, 1 Halaman Full Color ..............75.000.000 Full Edition ( 12 pages FC )......... 600.000.000
Ashari Purwo AN, M. Rheza Adrian,
Telp. 0411-8114203 Fax. 0411-8114253 1/2 Halaman Full Color......... 40.000.000 Half Edition ( 6 pages FC ).......... 350.000.000
Vanie Elsis Mariana Quarter Edition ( 4 pages FC ) .. 250.000.000
Manajer Sirkulasi: Rosmaylinda, Sumarjo Palembang: Herdiyan (Kepala Perwakilan), Dinda Wulandari,
Manajer Marketing: Dwi Putra Marwanto, Jl. Basuki Rahmat No. 6 Palembang, Telp. 0711-5611474 Fax. 0711-5611473 Spesifikasi
Erlan Imran, Novita Ayu Handayani, Pekanbaru: Irsad (Kepala Perwakilan), Ruko Royal Platinum No. 89 P Jenis Iklan Hitam Putih Berwarna
Rizki Yuhda Rahardian Jl. SM Amin, Arengka 2, Pekanbaru, Telp. 0761-8415055(hunting), 0761- Kemitraan, Layanan Masyarakat 65.000 80.000
Politik, Kasus Hukum, Lelang/Tender,
8415077 Fax. 0761-8415066
Dukacita, Pernikahan, Hotel,
Semarang: Farodlilah (Kepala Perwakilan), Jl. Sompok Baru No. 79
DIVISI PRODUKSI Resto & Cafe, Pendidikan,
Semarang, Telp. 024-8442852 Fax. 024-8454527
Head of Bisnis Indonesia Resource Center: Setyardi Seminar, dan Lowongan
Widodo Surabaya: A. Faisal Kurniawan (Kepala Perwakilan) Miftahul Ulum,
Peni Widarti, Jl. Opak No. 1 Surabaya, Telp. 031-5670748 Iklan Occasion (Perkavling) 35.000.000 50.000.000
Manager Monetisasi Produksi: Andri Trisuda
Creative Manager: Lucky Prima Fax. 031-5675853
Rekening Bank a.n. PT Jurnalindo Aksara Grafika
ANAK PERUSAHAAN KORAN REGIONAL • Bank BCA Cabang Wisma Asia No. 084-303-757-4
Navigator Informasi Sibermedia: Asep Mh. Mulyana Solopos: Arif Budisusilo (Presiden Direktur), • Bank Mandiri Cabang Wisma Bisnis Indonesia
(Direktur), Arnis Wigati, Didit Ahendra, Surya Suwarmin (Direktur Pemasaran), Rini Yustiningsih (Pemimpin No. 121-00-9009999-9
Rianto (General Manager), Siska Kartika, Redaksi) Jl. Adisucipto No. 190, Telp. 0271-724811 Fax. 0271-724833 • Bank BNI ($) Cabang Kramat No. 1-052-886-8
Ferdinand S. Kusumo, (Manajer) Harian Jogja: Anton Wahyu Prihartono (Pemimpin Redaksi)
Bisnis Indonesia Gagaskreasitama: Chamdan Jl. A.M Sangaji No. 41, Jetis, Jogja, Telp. 0274-583183,
• Harga Langganan Rp250.000 per bulan
Purwoko (Direktur), Yunan Hilmi (General Fax. 0274-564440
Manager), Prasektio Nugraha Nagara, Retno • Harga Langganan Rp325.000 per bulan Khusus Wilayah
Widyastuti Wartawan Bisnis Indonesia selalu dibekali tanda pengenal dan
Kalimantan, Sulawesi,
Bisnis Indonesia Konsultan: Chamdan Purwoko tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan apapun dari
dan Kawasan Timur Indonesia
narasumber berkaitan dengan pemberitaan.
(Direktur), Donil Beywiyarno (General Manager)
epaper.bisnis.com @Bisnis.com wwwbisniscom www.bisnis.com
WEEKLY
 Menyemai Kembali
Kakao sebagai
salah satu komoditas
perkebunan bernilai
ekonomi tinggi perlu
mendapatkan perhatian
lebih serius dalam upaya
pengembangan dan
penguatan industrinya.
Persoalan dan hambatan
dari hulu sampai hilir perlu
dibenahi bersama agar
potensi ekonominya bisa
dipetik lebih optimal.
SYAIFUL MILLAH
redaksi@bisnis.com
WEEKLY Minggu, 21 Februari 2021
Potensi Kakao
Lanskap Kakao Indonesia
• Sumber kehidupan sekitar 1,7 juta keluarga petani.
• Mendorong agribisnis dan agroindustri dalam negeri.
• Luas perkebunan kakao Indonesia sekitar 1,6 juta hektare.
• Sebesar 97% perkebunan diusahakan oleh rakyat.
• Industri pengolahan kakao menghasilkan produk olahan
 ƐĞƉĞƌƟĐŽĐŽĂůŝƋƵŽƌ͕ĐŽĐŽĂďƵƩĞƌ͕ĐŽĐŽĂĐĂŬĞ, dan cocoa
 ƉŽǁĚĞƌ.
Produksi Kakao Nasional (ton)
767.280
658.399
593.331 590.684
2015 2016 2017 2018
WƌŽĮů/ŶĚƵƐƚƌŝWĞŶŐŽůĂŚĂŶ<ĂŬĂŽEĂƐŝŽŶĂů
Uraian 2014
Jumlah perusahaan (unit) 20
Jumlah tenaga kerja (orang) 5.800
Kapasitas industri terpasang (ton) 863.000
Kapasitas industri terpakai (ton) 391.862
hƟůŝƐĂƐŝ;йͿ ϰϱ͕ϰϭ
Bahan baku lokal (ton) 254.558
Bahan baku impor (ton) 109.410
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia 2018-2020, Materi Outlook Kakao, Dewan Kakao Indonesia, Januari 2021.
K
akao memiliki potensi besar untuk
menjadi komoditas unggulan. Namun,
pengelolaan dari hulu sampai hilir perlu
dibenahi dan disusun kembali agar se-
ap fase dalam produksi, pengolahan,
hingga distribusi dan pemasarannya
bisa dingkatkan.
Ada banyak persoalan serius yang menghambat pe-
ningkatan potensi ekonomi kakao ini seper masalah aku-
rasi data lahan perkebunan dan volume produksi, serta
kualitas kakao yang umumnya dihasilkan para petani rak-
yat membuat nilai ekonominya tergolong rendah.
Di samping itu, masalah akses pasar dan kehadiran
lembaga khusus yang memfasilitasi para petani kakao di-
harapkan bisa mengangkat posisi pelaku kakao menjadi
lebih memiliki daya tawar di ranah industri.
Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia Dwi Atmoko Se-
ono menyebut persoalan yang harus segera dibenahi ada-
lah pendataan ulang industri kakao dalam negeri, sebagai
dasar kebijakan untuk program pengembangan.
Pasalnya, data produksi kakao nasional ada perbedaan
yang mencolok. Ditjen Perkebunan Kementerian Perta-
nian menyatakan produksi kakao pada 2019 mencapai
700.000 ton/tahun. Sementara data Internaonal Cacao
Organizaon (ICCO) hanya 220.000 ton/tahun.
Berdasarkan penghitungan data lain seper ekspor-
impor dan informasi dari para pelaku, data yang diajukan
oleh Ditjen Perkebunan dak cocok. Perbedaan data ini
diduga kementerian menggunakan data satelit yang su-
kar membedakan perkebunan kakao, atau mengacu pada
data lama, termasuk lahan yang sudah dak dipakai, ber-
alih fungsi, dan dak produkf.
"Pendataan ulang ini penng untuk menentukan kebi-
jakan yang tepat, dan akan memberi tahu mana perke-
bunan yang dak produkf, sehingga bisa di-replanƟng."
Di sisi hulu, lebih dari 90% perkebunan kakao dikelola
rakyat. Persoalannya, sumber daya manusia dan nilai eko-
nominya terbilang rendah. Untuk itu, perlu pembinaan
dan penyuluhan penerapan teknologi dalam pembudi-
dayaan kakao bagi petani. Secara umum, produksi kakao
hanya 500 kg/hektare (ha). Namun, sejumlah petani yang
menggunakan teknik yang tepat dapat memaksimalkan
hasilnya menjadi 1.000—4.000 kg/ha.
Persoalan lain di hulu adalah terkait dengan nilai per-
ekonomian komoditas kakao. Lantaran mayoritas kebun
dikelola rakyat, mereka dak memiliki posisi tawar dalam
memasarkan produk dengan harga nggi dan dak me-
miliki akses langsung ke perusahaan besar.
Jadi, pemerintah pusat dan daerah disarankan mem-
bentuk lembaga bagi petani kakao agar posisi petani
lebih kuat, serta menjadi wadah untuk saling berbagi
pengetahuan soal produksi, pengolahan, hingga potensi
pasar.
Terbentuknya kelembagaan juga diharapkan bisa me-
mudahkan pemerintah setempat untuk mendapatkan
masukan konkret, sehingga program smulus atau ban-
tuan lebih tepat. "Bentuknya apa saja, bisa perkumpulan,
asosiasi, atau koperasi. Namun, harus dibimbing, dibina,
dan diawasi. Peran pemerintah daerah di sini lebih besar."
Persoalan di hulu ini membawa persoalan ke hiilr, yakni
industri pengolahan menjadi kekurangan pasokan bahan
baku karena produkvitas petani kakao rendah. Kapasitas
industri kakao terpasang nasional sekitar 800.000 ton/ta-
hun, tetapi ulisasinya hanya sekitar 50%.
Angka ulisasi itupun sudah termasuk bahan baku ka-
Konsumsi Kakao Olahan
783.978 Nasional (kg/kapita/tahun) Ϭ͕ϰϭ
Ϭ͕ϯϰ
Ϭ͕ϯϲ Ϭ͕ϯϳ
Ϭ͕Ϯϲ
2019 2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019
20 11 11 11 13
6.000 3.500 3.039 2.795 2.931
863.000 747.000 747.000 747.000 798.251
412.994 391.959 463.060 438.597 431.861
ϰϳ͕ϵϳ ϱϮ͕ϰϳ ϱϵ͕Ϭϯ ϱϴ͕ϳϴ ϱϰ͕Ϭϴ
318.348 320.568 236.448 199.580 196.787
53.372 61.016 226.613 239.377 234.894
kao impor, yang dalam beberapa tahun terakhir mening-
kat. Dia mendorong peningkatan produkvitas kakao
nasional dengan pengembangan sumber daya dan op-
malisasi teknologi, serta pemerintah perlu menyediakan
benih berkualitas bagi para petani.
Selain itu, industri hilir juga memiliki tantangan dari segi
konsumsi kakao masyarakat yang rendah. Meski tren ta-
hunannya naik dari 2015 sebesar 2,06 kg/kapita dan 2019
menjadi 0,41 kg/kapita, tapi angkanya kalah jauh kem-
bang negara lain. Namun, angka ini masih bisa naik se-
iring dengan peningkatan perekonomian masyarakat se-
hingga konsumsi produk olahan kakao bisa tumbuh.
Pemerintah dan pelaku industri pun perlu meningkat-
kan promosi untuk mempercepat pertumbuhan konsum-
si. Misalnya, membuat kampanye hari cokelat atau meng-
hadirkan produk cokelat sehat sebagai daya tarik.
"Industri kakao ini sangat potensial dan bersaing. Ting-
gal pembenahan data, peningkatan kualitas sumber daya
dan teknologi, dan strategi promosi harus dipikirkan ber-
sama pemerintah, pelaku, asosiasi, dan stakeholder ter-
kait."
MASALAH KLASIK
Pengamat industri kakao Sindra Wijaya mengatakan
bahwa industri pengolahan kakao memiliki banyak per-
masalahan klasik sehingga dak beroperasi maksimal.
Masalah klasik itu a.l. kekurangan pasokan bahan baku.
Hal ini membuat Indonesia harus mengimpor biji kakao
yang umumnya berasal dari negara Afrika. Masalahnya,
untuk proses impor harus membayar bea masuk 5%.
"Ini jadi kendala pengembangan industri pengolahan
kakao. Dari 20 pelaku industri, yang berjalan hanya sekitar
10 pabrik, itu pun operasinya hanya sekitar 50%."
Sindra yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Ek-
sekuf Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) menya-
takan bahwa pemerintah malah membuka keran impor
produk kakao olahan dengan bea masuk 0%.
Akibatnya, impor produk jadi dari negara lain makin ma-
rak seap tahunnya. Industri makanan dalam negeri juga
lebih memilih produk tersebut karena harganya lebih mu-
rah, dan mmbuat industri pengolahan kakao dalam negeri
dak kompef. Padahal, potensi produk olahan kakao
sangat besar. Konsumsi kakao per kapita terus meningkat.
Serapan dalam negeri juga masih kecil sekitar 20%—30%
dari total produk olahan kakao.
Produk olahan kakao seper cocoa liquor, cocoa cake,
cocoa powder, dan cocoa buƩer bisa didorong dengan
mempromosikan olahan makanan berbasis kakao, serta
memberikan edukasi tentang manfaat produk tersebut.
Produk olahan juga telah banyak diekspor ke berbagai
negara. Angkanya bisa mencapai 70%—80% dari total
produksi kokoa olahan nasional. Bubuk kakao banyak di-
ekspor ke negara-negara di Afrika, cocoa buƩer mayoritas
diekspor ke negara-negara di Amerika Serikat dan Eropa.
Untuk menguatkan penghiliran industri pengolahan ka-
kao, pemerintah perlu mendorng peningkatan produksi
kakao lokal. Rendahnya produkvitas kakao salah satu-
nya karena pohon yang berumur tua sekitar 30 tahunan.
Untuk itu, pemerintah perlu memfasilitas petani untuk
mengopmalkan pengelolaan dan peremajaan.
Jika produksi kakao lokal meningkat, pemerintah harus
mengerem impor kakao olahan supaya industri dalam ne-
geri bisa bersaing. "Perlu keberpihakan pemerintah pada
industri kakao secara menyeluruh, jadi baik dari hulu hing-
ga hilir bisa berjalan opmal."
3
 Genjot Komoditas
Bernilai Tinggi
Kakao sebagai salah satu komoditas Untuk kakao kering nonfermentasi hanya
Rp27.000—Rp30.000 per kg. Sedangkan kakao
potensial memiliki beragam kualitas. fermentasi dengan kualitas bagus bisa Rp40.000—
Rp45.000 per kg.
Layaknya kopi dan teh, setiap Belakangan, sejumlah kelompok tani dan kope-
rasi di Manokwari, Bali, Gunung Kidul, Berau, hing-
kualitas memiliki keautentikan ga Sulawesi mulai melakukan fermentasi. Mereka
aroma, rasa, dan khasiatnya membeli kakao basah dari petani untuk kemudian
dikeringkan dan difermentasi. Dengan begitu, ku-
yang memengaruhi terhadap nilai alitas kakaonya meningkat sehingga harga jualnya
menjadi lebih nggi.
ekonominya. Menurutnya, pembeli kakao fermentasi dari luar
negeri run memesan kakao Indonesia seper dari
Belanda. Selain fermentasi, kakao berkualitas juga
DEWI ANDRIANI dilihat dari beberapa parameter seper kadar air
dewi.andriani@bisnis.com maksimal 7,5% sebab jika lebih dikhawarkan akan
berjamur, serta dak boleh ada kotoran maupun
serangga.
Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal Badan
Standardisasi Nasional/BSN mengatakan, kualitas
biji kakao akan sangat memengaruhi kondisinya ke-
ka menjadi produk. "Sebab, jika di awalnya kurang
bagus, di hilirnya akan sulit untuk diperbaiki."
Untuk itu, penng memerhakan proses budi-
daya kakao, proses pemanenan, serta penangan-
annya, termasuk fermentasi.
“Teknologi fermentasi dan inovasi proses fermen-
tasi kakao sudah ada sejak lama. Cuma masih ba-
nyak petani dak mau melakukannya, karena me-
reka berpikir yang penng laku,” katanya.
Padahal, jika mutu biji kakao benar-benar dijaga
sejak proses awal, dapat mengangkat kakao na-
sional bersaing di pasar domesk maupun inter-
nasional. Apalagi dari sisi karakterisk biji kakao
Indonesia memiliki k leleh yang nggi dan kaya
kandungan lemak sehingga dapat menghasilkan

B
erdasarkan ragamnya, komodi-
tas kakao secara umum diklasifi-
kasikan ke dalam ga jenis yakni,
criollo, forastero, dan trinitario.
Kega jenis itu tentu saja memiliki
kualitas dan nilai ekonomi yang
berbeda.
Criollo menghasilkan biji kakao dengan mutu
terbaik, forastero umumnya bermutu sedang atau
biasa, dan trinitario sebagai hibrida alami dari cri-
ollo dan forastero yang kualitasnya sangat hetero-
gen. Dengan perbedaan kualitas kakao tersebut,
pengembangan dan pemanfaatannya pun di ka-
langan industri sangat beragam mulai dari bahan
makanan dan minuman, hingga produk-produk
kosmek.
Secara genes, kualitas kakao di Nusantara sebe-
tulnya dak kalah bersaing dengan biji kakao dari
luar negeri, seper Ghana dan Pantai Gading. Ha-
nya saja permasalahannya terletak dalam proses
pengolahannya.
Soetanto, Peneli Pusat Penelian Kopi dan Ka-
kao (Puslitkoka) dan Pembina Masyarakat Kakao
Indonesia mengatakan kebanyakan biji kakao lokal
dak diolah dan difermentasi dengan baik sehing-
ga memengaruhi kualitasnya.
“Satu-satunya penghasil kakao yang bijinya dijual
tanpa fermentasi hanya Indonesia. Padahal kuali-
tasnya sangat baik. Tetapi karena pengolahannya
kurang baik, hasilnya pun menjadi kurang mena-
rik,” ungkapnya.
Secara umum, terdapat dua jenis kakao yaitu
kakao mulia atau lebih dikenal dengan fine flavo-
ur cocoa (FFC), dan kakao jenis lindak atau kakao
biasa yang dikenal dengan isah bulk cocoa. Me-
mang, jumlah kakao mulia dengan kualitas terbaik
mayoritas dihasilkan negara-negara Amerika Lan
seper Peru, Ekuador, dan Kolombia. Sebetulnya,
Indonesia juga memiliki kakao jenis mulia tetapi
jumlahnya masih sangat sedikit dan hanya
ada di Jawa Timur yang dikelola oleh PTPN XII.
“Kalau dari segi harga dan kualitas, jenis FFC
itu bisa dua kali atau bahkan ga kali lipat dari
bulk cocoa. Misalnya untuk kakao jenis biasa
harganya US$2,5/kg, untuk FFC bisa sampai
US$7/kg tapi jumlahnya dak banyak."
Sebagian besar jenis kakao Indonesia me-
rupakan bulk cocoa. Namun, jenis ini jika di-
proses melalui fermentasi dan dikeringkan
dengan baik, sebetulnya bisa menghasilkan
kualitas nggi meskipun dari segi harga masih
kalah dibandingkan dengan FFC.
Sayangnya, mayoritas petani kakao langsung
menjual biji basah tanpa melalui proses fer-
mentasi karena prosesnya akan lama, sekitar
seminggu sampai 10 hari. Apalagi, fermentasi
minimalnya harus ada 40 kg biji kakao. Pada-
hal, seap petani rata-rata hanya memiliki la-
han setengah hektare dan sulit mendapatkan
40 kg biji kakao dalam sekali panen.
produk berkualitas.
STANDAR KUALITAS Arifin Dwi Putro, Peneli Kakao-Coklat di Labora-
Ada juga standar SNI untuk kakao yang diwajibkan torium Teknik Pangan dan Pascapanen UGM mene-
untuk bubuk kakao. Sedangkan biji kakao, lemak, gaskan, standar serta kualitas biji kakao yang dijaga
dan kakao massa dak wajib SNI, meskipun standar- sejak awal, akan sangat memengaruhi kualitas dan
disasi dan lembaga serfikasinya sudah ada. cita rasa kakao saat menjadi produk pangan seper-
Kakao berkualitas nggi paling banyak diguna-  cokelat. Jika kelompok tani kakao dak memiliki
kan untuk pangan seper makanan dan minum- pemahaman yang baik tentang hal tersebut, bisa
an coklat yang memenngkan kualitas rasa dan dipaskan produknya akan kalah bersaing,
kandungan. Sedangkan untuk kosmek, biasanya Menurutnya, cokelat berkualitas dinilai berda-
diambil hanya lemaknya (buer) sehingga dak sarkan tujuh parameter yaitu penampilan warna
membutuhkan kakao dengan kualitas nggi. haruslah homogen di seap k permukaan ser-
Untuk menjaga mutu, teknologi fermentasi biji ta harus mengilap. Cokelat yang dak mengilap
kakao menjadi sangat penng. Pemerintah melalui mengindikasikan kekurangsempurnaan dalam
Badan Standardisasi Nasional (BSN) juga membu- proses tempering atau termo-mekanis sebelum
at standar mutu biji kakao yang diatur dalam SNI pencetakan cokelat.
2323–2008. Saat dipatahkan, cokelat harus memiliki snap
Ketentuan standar SNI ini melipu definisi, klasi- yang bagus. Jika melengkung dengan tekstur yang
fikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara lembek, bisa dipaskan kristal cokelat hasil proses
uji, syarat penandaan (labelling), cara pengemasan tempering mulai meleleh yang membuat kualitas
dan rekomendasi. Standar mutu ditentukan seba- cokelat menurun.
gai tolok ukur untuk pengawasan pengendalian Lalu, saat masuk ke lidah, cokelat segera mele-
mutu. leh. Cokelat yang baik harus memiliki kekasaran
Seap bagian biji kakao yang akan diekspor ha- parkel yang sangat rendah, serta memiliki keken-
rus memenuhi persyaratan standar mutu tersebut talan dan sifat alir yang pas.
yang diawasi oleh lembaga pengawasan terkait. Terakhir rasa dan aroma cokelat yang membe-
Salah satu prasyarat menjaga mutu biji kakao ada- ri sensasi nikmat. jika, saat meleleh dalam mulut
lah fermentasi. muncul asam dan sepat maka kualitas cokelat ter-
Wahyu Purbowasito, Direktur Pengembangan sebut kurang baik.
RAGAM JENIS KAKAO
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia, dan memberikan devisa senilai
US$701 juta. Adapun, tanaman kakao memiliki beberapa jenis berikut ini.
Kakao Criollo Kakao Forastero Kakao Trinitario
Kakao ini termasuk termasuk jenis yang Kakao jenis ini umumnya termasuk Kakao jenis ini merupakan hibrida dari
menghasilkan biji kakao dengan mutu kakao bermutu sedang atau ďƵůŬĐŽĐŽĂ ũĞŶŝƐŬĂŬĂŽĐƌŝŽůůŽĚĂŶĨŽƌĂƐƚĞƌŽƐĞĐĂƌĂ
terbaik sebagai kakao mulia, ĮŶĞŇŽǀŽƵƌ atau lebih dikenal dengan ŽƌĚŝŶĂƌLJĐŽĐŽĂ. alami sehingga jenis kakao ini sangat
ĐŽĐŽĂ͕ĐŚŽŝĐĞĚĐŽĐŽĂdan ĞĚĞůĐŽĐŽĂ. Forastero memiliki ciri-ciri sebagai heterogen. Trinitario memiliki ciri-ciri
Criollo memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berikut: sebagai berikut:
• Pertumbuhan tanaman kurang kuat • Pertumbuhan tanaman kuat dan • Kakao jenis ini menghasilkan biji
 ĚĂŶƉƌŽĚƵŬƐŝŶLJĂƌĞůĂƟĨƌĞŶĚĂŚ͘  ƉƌŽĚƵŬƐŝŶLJĂƟŶŐŐŝ͘ kakao ĮŶĞŇĂǀŽƵƌ cocoa dan ada yang
termasuk dalam ďƵůŬ cocoa.
• Tunas-tunas muda umumnya berbulu. • Masa berbuah lebih awal.
• Memiliki pertumbuhan yang cepat.
• Masa berbuah lambat. • Umumnya diperbanyak dengan
semaian hibrida. • Fermentasi singkat.
• Agak peka terhadap serangan hama
dan penyakit. • ZĞůĂƟĨůĞďŝŚƚĂŚĂŶƐĞƌĂŶŐĂŶŚĂŵĂ • WƌŽĚƵŬƟǀŝƚĂƐƟŶŐŐŝ͘
• <ƵůŝƚďƵĂŚƟƉŝƐĚĂŶŵƵĚĂŚĚŝŝƌŝƐ͘ dan penyakit. • Tahan penyakit ǀĂƐŬƵůĂƌƐƚƌĞĂŬ
• Terdapat 10 alur yang letaknya • Kulit buah agak keras tetapi  ĚŝĞďĂĐŬ͘
berselang-seling, di mana 5 alur agak permukaanya halus. • Bentuknya bermacam-macam dengan
dalam, dan 5 alur dangkal. • Alur-alur pada kulit buah agak dalam. buah berwarna hijau dan merah.
• Ujung buah umumnya berbentuk • Memiliki ďŽƩůĞŶĞĐŬ dan ada pula • Biji kakaonya juga bermacam-macam
 ƚƵŵƉƵů͕ƐĞĚŝŬŝƚďĞŶŐŬŽŬ͕ĚĂŶƟĚĂŬ  LJĂŶŐƟĚĂŬŵĞŵŝůŝŬŝ͘ dengan ŬŽƟůĞĚŽŶ berwarna unggu
memilikiďŽƩůĞŶĞĐŬ. • ŶĚŽƐƉĞƌŵĂĞ-nya berwarna ungu-tua muda sampai unggu tua pada saat
• Tiap buah berisi 30-40 biji, yang dan berbentuk gepeng. basah.
bentuknya agak bulat sampai bulai. • Kulit buah berawarna hijau terutama Sumber: Diolah dari cybex.pertanian.go.id, BIsnis, 2021.

Petani menganggap selisih harga biji ka-
kao fermentasi dan nonfermentasi hanya
RP1.000—Rp2.000 per kg, dan prosesnya di-
anggap rumit. Padahal, kalau proses fermen-
tasi dan pengeringannya baik, minimal har-
ganya bisa selisih hingga Rp5.000/kg. Bahkan
kalau disorr bisa 2 kali lipat dan bisa masuk
ke dalam kakao premium.”
• ŶĚŽƐƉĞƌŵĂĞͲŶLJĂďĞƌĂǁĂƌŶĂƉƵƟŚ͘ yang berasal dari Amazona.
• Warna buah muda umumnya merah • Jumlahnya sekitar 93% dari produksi
dan bila sudah masak menjadi oranye. kakao dunia dan merupakan jenis
• Berjumlah lebih kurang 7% dari ďƵůŬLJĂŶŐĚŝŚĂƐŝůŬĂŶĨƌŝŬĂĂƌĂƚ͕
produksi kakao dunia dan merupakan Brazil dan Dominika.
jenis edel yang dihasilkan di Equador,
Venezuela, Trinidad, Grenada,
Jamaika, Srilangka, Indonesia dan
Samoa.

4 Minggu, 21 Februari 2021 WEEKLY

 Banyak Peluang
di Pasar Global
I
ndonesia dengan kaum milenialnya yang cukup
Produk kakao, baik berupa banyak, sekitar 30% dari total populasi, meru-
biji, olahan hingga produk pakan pasar potensial bagi banyak sektor,
termasuk makanan dan minuman yang
cokelat ikut menyumbang mengandung cokelat.
Pertumbuhan kaum muda dan daya
pendapatan ekspor bagi beli di negara-negara Asia Pasifik juga
perekonomian nasional. membuat potensi pasar cokelat kian manis
dan menggugah selera.
Peluang melebarkan sayap Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indo-
nesia (AIKI) Piter Jasman meng-
di pasar global juga masih ungkapkan Cocoa Associaon of
Produksi Tanaman
terbuka selama masalah di Asia (CAA) memprediksi dengan
keunggulan populasi kelas me- Perkebunan Kakao Ekspor Kakao
(Ribu ton)
dalam negeri bisa teratasi. nengah yang muda dan daya beli
masyarakat yang makin bertum-
buh di Asia Pasifik telah meng- 585,2
hadirkan peluang pertumbuhan
YUDI SUPRIYANTO signifikan bagi industri kakao dan
yudi.supriyanto@bisnis.com hasil olahannya.
Manisnya potensi pasar kakao
dan hasil olahannya juga dapat 2017
terjadi lantaran kebiasaan ma- Sumber: BPS, update 1 Februari 2021
syarakat yang mengalami per-
ubahan akibat pandemi Covid-19. Keharusan untuk tetap
berada di rumah mendorong minat masyarakat untuk me-
masak dan membuat beraneka ragam kue di rumah meng-
alami peningkatan.
“Ini meningkatkan penjualan berbagai ragam makanan
minuman secara online, sehingga bahan–bahan seper
cocoa powder dan cokelat terus mengalami kenaikan per-
mintaan. Selain itu, peringatan seper hari Valenne juga
mendorong penjualan cokelat,” katanya.
Indonesia merupakan salah satu produsen dan juga eks-
porr besar biji kakao dunia. Berdasarkan data Internaonal
Cocoa Organizaon (ICCO), Indonesia bahkan masuk dalam
10 besar dunia sebagai negara penghasil biji kakao.
Negara-negara yang menjadi pesaing bagi Indonesia an-
tara lain Pantai Gading, Ghana, Ekuador, Kamerun, dan Ni-
geria. Dalam data ICCO, produksi biji kakao Indonesia pada
2017/2018 mencapai 240.000 ton atau sekitar 5,16% dari
produksi total dunia, yakni 4,65 juta ton.
ICCO mengesmasikan produksi biji kakao Indonesia
pada 2018/2019 sebanyak 220.000 ton dan 2019/2020
sebanyak 200.000 ton atau terus mengalami penurunan.
“Produksi biji kakao di Indonesia terus mengalami penu-
runan akibat tanaman yang sudah tua dan cuaca ekstrem,”
kata Piter.
Saat ini, dia mengungkapkan, sejumlah langkah telah
dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan produksi
biji kakao nasional, termasuk di dalamnya program gerak-
an peningkatan produksi nilai tambah dan daya saing (Gra-
sida) yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
“Menurut pandangan kami, satu hal yang penng yang
perlu menjadi prioritas adalah perbaikan data produksi ka-
kao dan peningkatan produksi biji kakao nasional,” katanya.
Dalam mengimpor biji kakao, para pelaku usaha masih
dikenakan bea masuk sebesar 5% sehingga cocoa powder
hasil produksi industri kakao nasional menjadi dak ber-
daya saing dibandingkan dengan cocoa powder impor di
pasar dalam negeri.
AIKI bersama dengan Kementerian Perin-
dustrian, katanya, telah mengupayakan
penurunan bea masuk atas biji kakao
dari 5% menjadi 0%. “Namun, hingga
EĞŐĂƌĂͲŶĞŐĂƌĂŬƐƉŽƌƟƌ<ĂŬĂŽ
Brazil (Signature: 7 June 2012)
<ĂŵĞƌƵŶ ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϮϲDĂƌĐŚϮϬϭϮͬWƌŽǀŝƐŝŽŶĂůƉƉůŝĐĂƟŽŶϮϰ:ĂŶƵĂƌLJϮϬϭϯͿ
EĞŐĂƌĂͲŶĞŐĂƌĂ/ŵƉŽƌƟƌ<ĂŬĂŽ
<ŽŶŐŽ;ĞŵŽĐƌĂƟĐZĞƉƵďůŝĐͿ ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞĂŶĚWƌŽǀŝƐŝŽŶĂůƉƉůŝĐĂƟŽŶ͗ϰEŽǀĞŵďĞƌϮϬϭϭͿ
di Eropa
Costa Rica ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϲ:ƵůLJϮϬϭϭͬZĂƟĮĐĂƟŽŶ͗ϭϵ:ĂŶƵĂƌLJϮϬϭϳͿ
Uni Eropa ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞĂŶĚWƌŽǀŝƐŝŽŶĂůƉƉůŝĐĂƟŽŶ͗ϭϬ:ƵŶĞϮϬϭϭ
Côte d’Ivoire ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϮϬ^ĞƉƚĞŵďĞƌϮϬϭϭͬƉƉƌŽǀĂů͗ϭϲDĂLJϮϬϭϮͿ
ͬƉƉƌŽǀĂů͗ϭϱDĂLJϮϬϭϮͿ
ZĞƉƵďůŝŬŽŵŝŶŝŬĂ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞĂŶĚWƌŽǀŝƐŝŽŶĂůƉƉůŝĐĂƟŽŶ͗ϵDĂƌĐŚϮϬϭϮͿ
ŬƵĂĚŽƌ ;ĐĐĞƐƐŝŽŶ͗Ϯϱ^ĞƉƚĞŵďĞƌϮϬϭϯͿ ƵƐƚƌŝĂ Prancis
'ĂďŽŶ ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞĂŶĚWƌŽǀŝƐŝŽŶĂůƉƉůŝĐĂƟŽŶ͗ϭϴ:ĂŶƵĂƌLJϮϬϭϮͬƉƉƌŽǀĂů͗ϭϭ:ƵŶĞϮϬϭϯͿ Belgia :ĞƌŵĂŶ
Ghana ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϭϵƵŐƵƐƚϮϬϭϭͬZĂƟĮĐĂƟŽŶ͗ϭϴĞĐĞŵďĞƌϮϬϭϮͿ ƵůŐĂƌŝĂ zƵŶĂŶŝ
'ƵŝŶĞĂ ;ĐĐĞƐƐŝŽŶ͗ϭϵ:ƵŶĞϮϬϭϮͿ <ƌŽĂƐŝĂ ,ƵŶŐĂƌŝĂ
Indonesia ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϭϮ^ĞƉƚĞŵďĞƌϮϬϭϭͬZĂƟĮĐĂƟŽŶ͗ϭϯEŽǀĞŵďĞƌϮϬϭϮͿ LJƉƌƵƐ Irlandia
>ŝďĞƌŝĂ ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϭϯEŽǀĞŵďĞƌϮϬϭϮͬĐĐĞƉƚĂŶĐĞ͗ϭϳ:ĂŶƵĂƌLJϮϬϭϰͿ ZĞƉƵďůŝĐŚĞƐŬĂ Italia
Madagascar ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞĂŶĚWƌŽǀŝƐŝŽŶĂůƉƉůŝĐĂƟŽŶ͗ϮϵĞĐĞŵďĞƌϮϬϭϱͿ ĞŶŵĂƌŬ Latvia
Malaysia ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϱƵŐƵƐƚϮϬϭϯͬZĂƟĮĐĂƟŽŶ͗ϯϬƵŐƵƐƚϮϬϭϯͿ Estonia >ŝƚŚƵĂŶŝĂ
EŝŬĂƌĂŐƵĂ ;ĐĐĞƐƐŝŽŶ͗ϭϱ:ƵůLJϮϬϭϯͿ Finlandia >ƵdžĞŵďŽƵƌŐ
Nigeria;ĐĐĞƐƐŝŽŶ͗ϭϬKĐƚŽďĞƌϮϬϭϴͿ Non Uni Eropa
WĂƉƵĂEƵŐŝŶŝ (Signature: 21 April 2016)
&ĞĚĞƌĂƐŝZƵƐŝĂ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϭKĐƚŽďĞƌϮϬϭϰ
WĞƌƵ ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϰDĂƌĐŚϮϬϭϰͬZĂƟĮĐĂƟŽŶ͗ϭϮDĂLJϮϬϭϲͿ ͬZĂƟĮĐĂƟŽŶ͗Ϯϵ:ĂŶƵĂƌLJϮϬϭϲͿ
Sierra Leone ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϭKĐƚŽďĞƌϮϬϭϮͿ Swiss ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϮϮĞĐĞŵďĞƌϮϬϭϬͬZĂƟĮĐĂƟŽŶ͗ϭϮDĂLJϮϬϭϭͿ
Togo ;^ŝŐŶĂƚƵƌĞ͗ϭϵ^ĞƉƚĞŵďĞƌϮϬϭϭͬZĂƟĮĐĂƟŽŶ͗ϮϮ:ƵŶĞϮϬϭϮͿ
dƌŝŶŝĚĂĚĚĂŶdŽďĂŐŽ(Signature: 24 September 2012) Sumber: ICCO
sĞŶĞnjƵĞůĂ;ZĞƉƵďůŝŬŽůŝǀĂƌŝĂͿ (Accession: 27 June 2016)
WEEKLY Minggu, 21 Februari 2021
767,4 784,1
dan Olahannya (2020) saat ini belum membu-
Berat : 559.825.089,86 kg ahkan hasil,” katanya.
Nilai : US$1.244.209.035,30 Saat ini, komposisi
penjualan produk ka-
Impor Kakao kao olahan sebesar
dan Olahannya (2020) 80% masih untuk pasar
Berat : 243.333.702 kg ekspor, sementara itu
2018 2019 Nilai : US$650.706.096 20% adalah untuk pa-
sar dalam negeri. Pasar
utama kakao olahan
seper cocoa powder, cocoa buƩer, cocoa liquor, dan co-
coa cake masih untuk pasar ekspor karena konsumsi di ne-
gara-negara seper Amerika Serikat dan Uni Eropa sangat
nggi. “Permintaan juga besar di negara-negara lainnya
seper China, India, Pakistan, dan lain-lain.”
Arief Susanto, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia,
mengungkapkan saat ini pertumbuhan konsumsi cokelat
di Indonesia berada pada kisaran 5,9%.
Konsumsi cokelat di Indonesia hanya sekitar 0,3 kg/
kepala/ tahun, jauh dibandingkan dengan Swiss, misal-
nya, yang konsumsi cokelatnya mencapai 8,4 kg/ kepala/
tahun. Adapun tren konsumsi cokelat dunia hingga 2026
akan tumbuh sebesar 5,3%.
Menurutnya, milenial yang mencapai 33,25% dari to-
tal penduduk Indonesia adalah potensi yang sangat baik
bagi Indonesia. "Inovasi lebih lanjut untuk produk-produk
kakao sangat diperlukan. Sebagai contoh, bila misalnya
minuman kopi digunakan sebagai dessert, maka bisa juga
diperkenalkan minuman coklat sebagai alternafnya."
Saat ini, kinerja produk kakao turunan pada 2020 relaf
lesu dibandingkan dengan 2019. "Relaf hampir sama un-
tuk pasar skala kecil bagi pengolah kakao," katanya.
Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh para
pelaku atau pihak terkait kakao. Tantangan besar petani
adalah penurunan produksi akibat serangan hama penya-
kit, turunnya kesuburan tanah, tanaman tua, dan kurang-
nya perawatan dan perhaan. Petani juag memerlukan
dukungan dalam melakukan rehabilitasi pohon kakao.
Sementara bagi industri pengolah, tantangan terbesar
adalah kurangnya bahan baku biji kakao di dalam negeri.
"Produksi biji kakao masih kurang dibandingkan dengan
kapasitas produksi terpasang pabrik pengolahan sekitar
600.000-700.000 ton," katanya.
Jadi, memperkuat kemitraan dan kerja sama antara pe-
merintah, industri dan petani, adalah sangat penng da-
lam hal ini sabagai upaya untuk mengatasinya.
EKSPOR TERTEKAN
Edy Sutopo, Direktur Industri Minuman, Hasil Temba-
kau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian,
mengungkapkan ekspor biji kakao secara volume turun
2,05% dan secara nilai turun 0,16% pada periode Janua-
ri– November 2020 dibandingkan dengan periode yang
sama 2019. Adapun impor secara volume dan nilai ma-
sing-masing turun 24,26% dan 16,36%.
“Dan neraca perdagangan biji kakao defisit US$390
juta,” katanya.
Pada periode yang sama, ekspor produk kakao olahan
(intermediate product) secara volume naik 4,51% dan
secara nilai naik 3,66% dan impor produk olahan kakao
secara volume dan nilai masing-masing turun 20,4% dan
16,08%. Neraca perdagangan ekspor produk kakao olahan
menengah surplus sebesar US$954 juta.
Sementara itu, ekspor produk cokelat secara volume
dan nilai masing-masing naik 6,5% dan turun 8,04%
dan impornya mengalami penurunan masing–masing
sebesar 28% dan 31,3%. Adapun neraca perdagangan
Malta
produk cokelat mengalami defisit sebesar US$27 juta.
Belanda
Didi Sumedi, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemen-
Polandia
terian Perdagangan, mengungkapkan ekspor biji kakao
WŽƌƚƵŐĂů dan hasil olahan kakao Indonesia cukup prospekf,
ZŽŵĂŶŝĂ khususnya untuk ekspor olahan kakao yang pada Janu-
Slovakia ari–November 2020 mengalami peningkatan.
Slovenia Saat ini sejumlah strategi terus dijalankan oleh peme-
Spanyol rintah untuk meningkatkan ekspor biji kakao dan hasil
Swedia olahannya.
Inggris Raya “Terus melakukan pembinaan terutama kepada para
UKM untuk menjadi bagian dari rantai pasok global,
dan tentunya kami terus menugaskan perwakilan da-
gang untuk terus mencari dan mengisi peluang-pelu-
ang ekspor,” katanya.
Pada 2021, dirinya berharap terjadi peningkatan eks-
por, khususnya olahan kakao sebesar 10% dibanding-
kan dengan kinerja pada 2020.
5
 %HUGD
DXODW 24.871

GL.RPRRGLWDV
Produksi Kakao Indonesia WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ,ĂƌŐĂ<ĂŬĂŽ
WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ,ĂƌŐĂ<ĂŬĂŽ
Tingkat Produsen di Pasar Bulanan Global
Produksi Kakao 28 Provinsi
Sulawesi 23.335 ŽŵĞƐƟŬ;ZƉͬŬŐͿ Euro/ton 1.992,32

&RNH
HODW
Tenggara
Menurut Status lainnya
137.737 ton 1.985,17 1.985,17
Pengusahaan 2019*
33% 18% 21.475 21.459 21.621
1.978,37

Perkebunan
Besar Rakyat [PBR] Produksi
769.000 ton Kakao Sulawesi 2015 2016 2017 2018 2019
1.947,42
Tengah Indonesia adalah salah sattu negara produsen
Perkebunan
Menurut 127.669 terbesar kakao di dunia dengan jenis varietas
Besar Swasta [PBS] Sumatra Provinsi 16% Criollo, Forastero dan Trinitario. Di tataran global, /ŶĚƵƐƚƌŝWĞŶŐŽůĂŚĂŶ<ĂŬĂŽƵŶŝĂϮϬϮϭ;ƚŽŶͬƚĂŚƵŶͿ
varietas Criolo atau kakao mulia mendominasi
3.810 ton Barat
58.582
2019* pasar kakao hingga perteng gahan abad 18. Akan Negara 2017-2018 2018-2019 2019-2020**
Belanda 585.000 600.000 595.000 Agu-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20
tetapi saat ini tinggal sebag
gian kecil saja pohon
Perkebunan
Besar Negara [PBN]
8% Sulawesi
Criollo yang masih ada. Adapun
A Forastero, Pantai Gading 559.000 605.000 610.000
2.457,90
Selatan merupakan kelompok varieetas terbesar yang Indonesia 483.000 487.000 500.000
1.620 ton Sulawesi 15% 118.775 diolah dan ditanami. Sementara itu, Trinitario Jerman 448.000 445.000 435.000 US$/ton
2.407,20
Barat atau kakao hibrida merupakkan hasil persilangan Malaysia 236.000 327.000 350.000
71.543 9% antara jenis Forasterro dan Criollo. Lainnya 2.274.000 2.320.000 2.293.000
2.348,68
2.358,18
Total 4.585.000 4.784.000 4.783.000
Sumber:/K͕ĚŝŽůĂŚĞǁĂŶ<ĂŬĂŽ/ŶĚŽŶĞƐŝĂϮϬϮϭ 2.292,06
Aceh 96.000 5 Provinsi dengan Ket:ΎΎĂŶŐŬĂĞƐƟŵĂƐŝ

Sumatra Utara Kalimantan Sulawesi Barat WƌŽĚƵŬƟǀŝƚĂƐ<ĂŬĂŽ

Tengah 145.000 dĞƌƟŶŐŐŝϮϬϭϵΎ΀<Őͬ,Ă΁
978 Lampung 909 Peta Luas Areal
Gorontalo Sulawesi Tengah
Perkebunan Agu-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20
889 800 283.000 <ĂŬĂŽϮϬϭϵΎ΀,Ă΁

Sumatra Malaysia
Barat
80.590
825 22%
108.000
Lainnya
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara 143.290 Volume Ekspor
217.000 260.000 40% Kakao Menurut
Negara Tujuan Amerika
2019* (ton) 61.770
Perkembangan Luas Produksi 17%
΀,Ă΁ ΀ƚŽŶ΁
Luas Areal & Sumber: Badan Pusat
Produksi 2015 1.709.284 593.331 ^ƚĂƟƐƟŬ͕ϮϬϮϬ
Keterangan:ΎŶŐŬĂ
Perkebunan 2016 1.720.773 658.399 Belanda India
sementara

Kakao 2017 1.653.116 585.246 20.380 China 28.850

Indonesia 2018 1.611.014 767.280 6% 23.600 8%
2015—2019* 2019 1.592.562 774.195 7%

Volume Impor Kakao Menurut

Negara Tujuan 2019 (ton)
Volume & Nilai Ekspor
Pantai Gading 52.874
Biji Kakao 2015͵2019*
Ekuador 51.988
Volume Nilai
 ΀ƌŝďƵƚŽŶ΁ ΀ƌŝďƵh^Ψ΁ Malaysia 36.327
2015 335,32 1.307 Kamerun 28.690
2016 330,02 1.239
Nigeria 27.795
2017 354,88 1.120
Ghana 27.795
2018 380,82 1.245
2019 358,48 1.198 Singapura 15.941
Peru 14.682

Volume & Nilai Impor Papua Nugini 4.479

Biji Kakao 2015—2019* Lainnya 42.474

Volume Nilai
 ΀ƌŝďƵƚŽŶ΁ ΀ƌŝďƵh^Ψ΁
2015 84,43 293,78 Perkembangan Konsumsi Kakao
dalam Bentuk Cokelat Instan 54,6
2016 105,15 350,37
& Bubuk di Indonesia ;ŐƌͬŬĂƉŝƚĂͿ
2017 270,17 646,33
Instan Bubuk 41,11
2018 288,93 706,09 35,91
31,2 34,5
2019 309,73 775,98 28,89 30,78 28,03

Sumber: <ĞŵĞŶƉĞƌŝŶĚĂŶĞǁĂŶ<ĂŬĂŽ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ
10,4 10,4

2014 2015 2016 2017 2018

Negara-negara Penghasil
Kakao Terbesar
di Dunia 2018 Pantai
Indonesia Nigeria Ekuador
Republik
Gading Ghana Brasil Dominika Lainnya
Luas Areal Tanaman (Ha)
Sentra Produksi (ton) 4.015.394
0 11.788.240
778 1.678.269
6 1.181.625
1 577.191
57
577
7 501.950
01 1153.219
15
153 1.187.880
Sumber: KƵƚůŽŽŬ<ĂŬĂŽϮϬϮϬ 1.963.949 947.632 593.832 332.927 239.387 235.182 134.676 496.924
ŝƐŶŝƐ/Desyinta Nuraini/Husin Parapat

6 Minggu, 21 Februari 2021 WEEKLY WEEKLY Minggu, 21 Februari 2021 7

 %HUGD
DXODW 24.871

GL.RPRRGLWDV
Produksi Kakao Indonesia WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ,ĂƌŐĂ<ĂŬĂŽ
WĞƌŬĞŵďĂŶŐĂŶ,ĂƌŐĂ<ĂŬĂŽ
Tingkat Produsen di Pasar Bulanan Global
Produksi Kakao 28 Provinsi
Sulawesi 23.335 ŽŵĞƐƟŬ;ZƉͬŬŐͿ Euro/ton 1.992,32

&RNH
HODW
Tenggara
Menurut Status lainnya
137.737 ton 1.985,17 1.985,17
Pengusahaan 2019*
33% 18% 21.475 21.459 21.621
1.978,37

Perkebunan
Besar Rakyat [PBR] Produksi
769.000 ton Kakao Sulawesi 2015 2016 2017 2018 2019
1.947,42
Tengah Indonesia adalah salah sattu negara produsen
Perkebunan
Menurut 127.669 terbesar kakao di dunia dengan jenis varietas
Besar Swasta [PBS] Sumatra Provinsi 16% Criollo, Forastero dan Trinitario. Di tataran global, /ŶĚƵƐƚƌŝWĞŶŐŽůĂŚĂŶ<ĂŬĂŽƵŶŝĂϮϬϮϭ;ƚŽŶͬƚĂŚƵŶͿ
varietas Criolo atau kakao mulia mendominasi
3.810 ton Barat
58.582
2019* pasar kakao hingga perteng gahan abad 18. Akan Negara 2017-2018 2018-2019 2019-2020**
Belanda 585.000 600.000 595.000 Agu-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20
tetapi saat ini tinggal sebag
gian kecil saja pohon
Perkebunan
Besar Negara [PBN]
8% Sulawesi
Criollo yang masih ada. Adapun
A Forastero, Pantai Gading 559.000 605.000 610.000
2.457,90
Selatan merupakan kelompok varieetas terbesar yang Indonesia 483.000 487.000 500.000
1.620 ton Sulawesi 15% 118.775 diolah dan ditanami. Sementara itu, Trinitario Jerman 448.000 445.000 435.000 US$/ton
2.407,20
Barat atau kakao hibrida merupakkan hasil persilangan Malaysia 236.000 327.000 350.000
71.543 9% antara jenis Forasterro dan Criollo. Lainnya 2.274.000 2.320.000 2.293.000
2.348,68
2.358,18
Total 4.585.000 4.784.000 4.783.000
Sumber:/K͕ĚŝŽůĂŚĞǁĂŶ<ĂŬĂŽ/ŶĚŽŶĞƐŝĂϮϬϮϭ 2.292,06
Aceh 96.000 5 Provinsi dengan Ket:ΎΎĂŶŐŬĂĞƐƟŵĂƐŝ

Sumatra Utara Kalimantan Sulawesi Barat WƌŽĚƵŬƟǀŝƚĂƐ<ĂŬĂŽ

Tengah 145.000 dĞƌƟŶŐŐŝϮϬϭϵΎ΀<Őͬ,Ă΁
978 Lampung 909 Peta Luas Areal
Gorontalo Sulawesi Tengah
Perkebunan Agu-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20
889 800 283.000 <ĂŬĂŽϮϬϭϵΎ΀,Ă΁

Sumatra Malaysia
Barat
80.590
825 22%
108.000
Lainnya
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara 143.290 Volume Ekspor
217.000 260.000 40% Kakao Menurut
Negara Tujuan Amerika
2019* (ton) 61.770
Perkembangan Luas Produksi 17%
΀,Ă΁ ΀ƚŽŶ΁
Luas Areal & Sumber: Badan Pusat
Produksi 2015 1.709.284 593.331 ^ƚĂƟƐƟŬ͕ϮϬϮϬ
Keterangan:ΎŶŐŬĂ
Perkebunan 2016 1.720.773 658.399 Belanda India
sementara

Kakao 2017 1.653.116 585.246 20.380 China 28.850

Indonesia 2018 1.611.014 767.280 6% 23.600 8%
2015—2019* 2019 1.592.562 774.195 7%

Volume Impor Kakao Menurut

Negara Tujuan 2019 (ton)
Volume & Nilai Ekspor
Pantai Gading 52.874
Biji Kakao 2015͵2019*
Ekuador 51.988
Volume Nilai
 ΀ƌŝďƵƚŽŶ΁ ΀ƌŝďƵh^Ψ΁ Malaysia 36.327
2015 335,32 1.307 Kamerun 28.690
2016 330,02 1.239
Nigeria 27.795
2017 354,88 1.120
Ghana 27.795
2018 380,82 1.245
2019 358,48 1.198 Singapura 15.941
Peru 14.682

Volume & Nilai Impor Papua Nugini 4.479

Biji Kakao 2015—2019* Lainnya 42.474

Volume Nilai
 ΀ƌŝďƵƚŽŶ΁ ΀ƌŝďƵh^Ψ΁
2015 84,43 293,78 Perkembangan Konsumsi Kakao
dalam Bentuk Cokelat Instan 54,6
2016 105,15 350,37
& Bubuk di Indonesia ;ŐƌͬŬĂƉŝƚĂͿ
2017 270,17 646,33
Instan Bubuk 41,11
2018 288,93 706,09 35,91
31,2 34,5
2019 309,73 775,98 28,89 30,78 28,03

Sumber: <ĞŵĞŶƉĞƌŝŶĚĂŶĞǁĂŶ<ĂŬĂŽ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ
10,4 10,4

2014 2015 2016 2017 2018

Negara-negara Penghasil
Kakao Terbesar
di Dunia 2018 Pantai
Indonesia Nigeria Ekuador
Republik
Gading Ghana Brasil Dominika Lainnya
Luas Areal Tanaman (Ha)
Sentra Produksi (ton) 4.015.394
0 11.788.240
778 1.678.269
6 1.181.625
1 577.191
57
577
7 501.950
01 1153.219
15
153 1.187.880
Sumber: KƵƚůŽŽŬ<ĂŬĂŽϮϬϮϬ 1.963.949 947.632 593.832 332.927 239.387 235.182 134.676 496.924
ŝƐŶŝƐ/Desyinta Nuraini/Husin Parapat

6 Minggu, 21 Februari 2021 WEEKLY WEEKLY Minggu, 21 Februari 2021 7


Menjaga
Manisnya
Olahan
Kakao
Industri pengolahan kakao diyakini terus
bertumbuh karena produknya telah menjadi
bagian dari gaya hidup masyarakat saat
ini. Kurangnya pasokan bahan baku yang
memenuhi standar industri perlu segera diatasi
agar produk Indonesia bisa lebih berkiprah di
pasar global.
DESYINTA NURAINI
redaksi@bisnis.com
I
ndustri pengolahan kakao Indone-
sia diyakini memiliki masa depan
yang cerah. Pasalnya, kualitas pro-
duk kakao olahan hasil industri da-
lam negeri cukup terkenal di pasar
ekspor, baik di Asia, Eropa hingga
Amerika Serikat.
Pemerintah pun menetapkan industri
pengolahan kakao sebagai salah satu sek-
tor yang diprioritaskan pengembangan-
nya sesuai Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional 2015—2035.
Karakterisk biji kakao Indonesia yang
memiliki k leleh nggi dan kaya kan-
dungan lemak, membuat industri pengo-
lahan kakao menghasilkan produk berku-
alitas nggi dari segi rasa, aroma, bahkan
manfaat kesehatan.
Beberapa di antaranya sudah terstan-
dardisasi, sebut saja cocoa liquor, cocoa
cake, cocoa buƩer dan cocoa powder.
Lebih dari 80% produksi industri pengola-
han kakao nasional diekspor ke berbagai
negara seper Malaysia, Amerika Serikat,
India, China, dan Belanda.
Adapun produk yang paling dimina
pasar ekspor yakni cocoa buƩer dan co-
coa powder. “Hampir seluruh industri
pengolahan kakao di dalam negeri mem-
produksinya,” ujar Direktur Jenderal In-
dustri Agro, Kementerian Perindustrian
Abdul Rochim.
Data Kemenperin pun mencatat industri
pengolahan kakao nyatanya mampu mem-
berikan kontribusi signfikan terhadap devi-
sa. Hal ini tecermin dari capaian nilai eks-
por produk kakao olahan sebesar US$549
juta pada Januari—Juni 2020 atau mening-
kat sebesar 5,13% dibandingkan dengan
periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian ini, menurut Rochim karena
diberlakukannya lockdown di negara-ne-
gara produsen olahan kakao selain Indo-
nesia, sehingga membuat negara konsu-
men mengimpor produk kakao olahan
dari negeri ini.
KURANG PASOKAN
Walaupun memberi nilai signifikan
terhadap devisa, industri pengolahan ini
masih memiliki tantangan untuk bisa me-
lebarkan sayap. Tantangan paling utama
8 Minggu, 21 Februari 2021
<^WKZE/DWKZ<<KK>,EϮϬϭϵͳϮϬϮϬ
Ekspor
2019 2020*
19.764 ton
US$80,058
Cocoa Liquor
Ekspor
2019 2020*
45.075 ton
US$55,647
Cocoa Cake
Ekspor
2019 2020*
136.825 ton
US$74,924
ŽĐŽĂƵƩĞƌ
Ekspor
2019 2020*
84.122 ton
US$136,107
Cocoa Powder
Total Ekspor
2019 2020*
285.786 ton 153.390 ton
US$1,013,74 US$549,865
yakni kurangnya pasokan bahan baku biji
kakao dari dalam negeri yang tak seban-
ding dengan kapasitas industri terpasang.
Memang produksi kakao Indonesia cu-
kup besar dan terus meningkat dari tahun
ke tahun. Menurut Stask Perkebun-
an Indonesia, produksi kakao pada 2019
mencapai 783.978 ton. Namun sayangnya
yang dapat diolah menjadi bahan baku in-
dustri hanya 196.787 ton.
Rochim menerangkan hal ini karena
pasokan biji kakao dari dalam negeri se-
bagian besar dak dilakukan proses fer-
mentasi.
Jadi, Kemenperin seper arahan Men-
teri Perindustrian Agus Gumiwang Karta-
sasmita akan terus memacu kinerja dan
pengembangannya agar makin kompef
di kancah global, mendorong inovasi me-
lalui pemanfaatan teknologi dan kegiatan
riset, serta berupaya memperluas akses
pasar bagi produk olahan kakao.
Kemenperin juga akan fokus pada
pemulihan ekonomi di sektor industri
agar tetap hidup di tengah pandemi. Dia
menjamin industri tetap bisa beroperasi
dengan protokol ketat dengan Izin Ope-
rasional dan Mobilitas Kegiatan Industri
(IOMKI).
“Kami akan mengusulkan penurunan
harga listrik dan gas, mengusulkan kem-
bali BMDTP [bea masuk ditanggung pe-
merintah], dan melanjutkan fasilitas pajak
PPh,” tutur Rochim.
Kementerian ini juga mengusulkan peng-
hapusan pengenaan PPN 10% terhadap
produk primer, termasuk produk kakao.
Usulan tersebut sudah difasilitasi PMK No-
mor 89/2020, sehingga PPN dapat digan
dengan nilai lain sebesar 1%.
Tenaga Ahli Bidang Penelian dan Pe-
ngembangan Dewan Kakao Indonesia
(Dekaindo) Soetanto Abdoellah mengata-
kan sejauh ini untuk memenuhi kapasitas
industri pengolahan, Indonesia memang
harus mengimpor bahan baku sebagai
campuran untuk meningkatkan kualitas
produk. “Kakao Indonesia terkenal dak
difermentasi. Sebetulnya sudah terfer-
mentasi tapi dak sempurna,” sebutnya.
Jadi, masih banyak pekerjaan rumah
yang harus diselesaikan pemerintah un-
tuk memenuhi kapasitas industri terpa-
sang yang hingga 2019 jumlahnya men-
capai 798.251 ton. Pada tahun tersebut,
kapasitas industri yang terpakai baru
431.862 ton.
Dia berharap agar para pelaku industri
pengolahan kakao meningkatkan kerja sa-
ma dengan petani.
Salah satu perusahaan yang membantu
untuk meningkatkan kualitas bahan baku
kakao Indonesia yakni Mondelēz Interna-
onal. Perusahaan makanan dan minu-
man yang berkantor pusat di Northfield,
Chicago, Illinois, Amerika Serikat itu men-
dirikan Cocoa Technical Centre di Pasuru-
an, Jawa Timur seluas 5 hektare dan nilai
investasi mencapai US$13 juta.
Impor
2019 2020*
5.265 ton 1.339 ton 385,67 ton
US$24,124 US$4,337 US$1,612
Impor
2019 2020*
25.160 ton 9.821 ton 247,87 ton
US$34,457 US$13,936 US$4,466
Impor
2019 2020*
72.917 ton 2.098 ton 325,52 ton
US$404,650 US$11,583 US$1,902
Impor
2019 2020*
50.049 ton 24.619 ton 12.022,4 ton
US$86,633 US$54,631 US$27,736
Total Impor Volume
2019 2020* Nilai
*) s.d Juni 2020
37.877 ton 15.205 ton Sumber : Kemenperin,
diolah Dewan Kakao
Indonesia 2021
US$84,757 US$35,717
Head of Chocolate Mondelēz Indonesia
Rachel Angelina mengatakan sebagai sa-
lah satu pemimpin pasar di kategori coke-
lat pada 2020 dan menjadi yang terdepan
untuk kategori cokelat susu, perusahaan
yang salah satunya memproduksi cokelat
Cadbury ini akan terus berupaya mening-
katkan kualitas kakao dalam negeri.
Pasalnya, korporasi selalu mengutama-
kan bahan baku biji kakao dalam negeri
dalam berbagai produk olahannya. “Kami
berupaya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, baik secara jumlah ataupun kua-
litas,” tuturnya.
Tak hanya itu, Mondelēz Internaonal
sejak 2013 juga telah berkontribusi me-
ningkatkan taraf hidup petani kakao di
Indonesia melalui program Cocoa Life,
yang telah menjangkau lebih dari 43.000
petani kakao.
Sementara itu, Co-Founder & CEO Dir-
ector PT Bali Coklat (Pod Chocolate) Toby
Garri mengatakan dengan seretnya
wisatawan berkunjung ke Bali selama
pandemi, membuat pihaknya harus me-
ngurangi kapasitas produksi. Hal ini ber-
dampak pada permintaan ke petani lokal.
Memang, sejak didirikan pada 2010,
Pod Chocolate memiliki misi untuk me-
ngembangkan bisnis berkelanjutan dan
memberdayakan petani serta masyara-
kat setempat.
Pada awalnya, petani kakao nyatanya
meninggalkan lahan pertanian mereka ka-
rena hama merajalela, kualitas buruk, dan
harga yang dibayarkan sangat rendah.
Toby dan mnya lantas menghabiskan
waktu dua tahun bekerja dengan petani
untuk mengembangkan model pertanian
sederhana namun berkelanjutan meng-
gunakan mikroorganisme dan pengelola-
an hama yang lebih baik daripada perta-
nian kimia intensif.
Mereka berupaya meningkatkan teknik
pascapanen seper fermentasi dan pe-
ngeringan matahari untuk meningkatkan
kualitas biji kakao. Dari awalnya hanya
gubuk beratap jerami, kini Pod Chocolate
pun telah berkembang sebagai pabrik co-
kelat naba pertama di dunia dan tempat
wisata edukasi cokelat.
Kini, pandemi mengubah segalanya.
Toby tak mau diam. Dia dan rekan-rekan-
nya yang mengembangkan pabrik ini
terus posif, kreaf, dan berupaya me-
ngembangkan ide-ide baru dan menguji
pasar tanpa membuang waktu.
Tahun lalu, strategi Pod Chocolate ada-
lah bertahan. Namun pada 2021, strate-
gi pabrikan cokelat ini adalah fokus pada
profitabilitas, meningkatkan produksi,
dan mendukung petani Indonesia untuk
menghasilkan kakao, gula kelapa, dan
bahan-bahan lain yang berkualitas nggi
yang membuat Pod Chocolate enak.
"Sekaranglah waktunya untuk melam-
paui pandemi dan melihat bagaimana
kita dapat membentuk bisnis yang meng-
untungkan di masa sulit," kata Toby.
WEEKLY
 Khasiat
Hebat
si Biji Cokelat
• MEMULIHKAN KONDISI KULIT mengalami permasalahan kulit seper eksim kulit. Namun, untuk mengatasi dua masalah
Selain diolah

R
un menggunakan kos- dan psoriasis lantaran dak berisiko mengiritasi tersebut, harus dipaskan produk yang
menjadi berbagai mek yang memiliki kan-
dungan mentega kakao
kulit mereka yang sensif. Oleh karena itu,
produk-produk kosmek atau perawatan kulit
dipakai dak mengandung bahan-bahan
yang dapat menyebabkan iritasi seper al-
jenis makanan atau cocoa buer diyakini yang mengandung cocoa buer seringkali kohol atau pengharum arisial.
mampu mengembalikan diklaim aman bagi kulit sensif.
dan minuman, kesehatan kulit Anda. Kan- • MENGUSIR KANTUNG MATA
mentega kakao dungan omega 3, omega 6,
omega 9, vitamin E, vitamin K, seng, zat besi,
• MENCEGAH GURAT KULIT
Guratan-guratan pada kulit akibat pere-
Kandungan berbagai macam nutrisi yang
dimiliki oleh cocoa buer, ternyata mampu
atau cocoa butter dan lain-lain yang dimiliki oleh cocoa buer gangan (stretchmarks) menjadi permasalah- mengatasi permasalahan kantung mata
diyakini mampu mengatasi berbagai perma- an kulit yang dialami pascamelahirkan atau menghitam atau mata panda akibat kurang
kerap digunakan salahan kulit akibat pengaruh buruk dari ling- mereka dengan berat badan berlebih atau israhat. Untuk menghilangkan kantung ma-
sebagai kandungan kungan, kurang jam dur, dan stres.
Selain itu, dalam cocoa buer juga ter-
obesitas. Cocoa buer dengan kemampuan
menjaga kelembaban kulit diyakini dapat
ta, gunakan produk yang mengandung cocoa
buer sebagai krim mata.
utama kosmetik atau kandung berbagai zat anoksidan, salah munculnya stretchmarks. Namun, prosesnya tentu saja dak bisa
satunya adalah polifenol. Polifenol diyakini Meski demikian, beberapa penelian be- instan. Krim tersebut harus digunakan seap
produk kecantikan. mampu mengurangi peradangan dan men- lum berhasil menemukan buk efekvitas hari secara run agar kantung mata yang
jaga kulit dari kerusakan akibat paparan sinar cocoa buer untuk mencegah stretchmarks. menghitam memudar perlahan-lahan.
Bahan ini juga ultra violet, meningkatkan elassitas kulit, Gurat kulit diyakini akan menghilang dengan
berkhasiat untuk hingga mencegah penuaan dini. sendirinya atau menjadi samar seiring deng-
an berjalannya waktu.
• MENGOBATI BIBIR PECAH
Cocoa buer juga dapat diaplikasikan pada
perawatan kulit. • MELEMBAPKAN KULIT Namun, tak ada salahnya juga untuk meng- bibir yang kering dan pecah-pecah. Meng-
Produk perawatan kulit dengan kandungan gunakan produk perawatan kulit dengan kan- gunakannya mudah saja, karena banyak pro-
cocoa buer diyakini mampu membantu dungan cocoa buer untuk mempercepat duk lip balm yang tersedia di pasaran men-
REZHA HADYAN menjaga kelembapan kulit. Pasalnya, cocoa proses menghilangkan stretchmarks yang jadikan cocoa buer sebagai bahan utamanya.
redaksi@bisnis.com buer kaya akan asam lemak yang dapat tentunya memerlukan waktu cukup panjang. Penggunaan cocoa buer untuk mengatasi
membentuk lapisan pelindung kulit sehingga bibir pecah-pecah tak terlepas dari kandung-
kelembapan tetap terjaga dan lebih elass • MEREDAKAN LUKA BAKAR an asam lemak yang mampu menjaga kelem-
atau kenyal. Kandungan nutrisi yang dimiliki oleh bapan kulit. Bibir yang run dioleskan produk
Kandungan asam lemak yang ada di cocoa cocoa buer ternyata mampu meredakan dengan kandungan cocoa buer diyakini akan
buer juga sangat baik bagi orang-orang yang ruam-ruam atau mengoba luka bakar di jauh lebih kenyal dan terlihat segar.

ASCOTT KEMBANGKAN MEREK CITADINES DI

INDONESIA DENGAN DIBUKANYA CITADINES
BERAWA BEACH BALI
BALI — Unit bisnis penginapan yang
dimiliki sepenuhnya oleh CapitaLand, The
ƐĐŽƩ >ŝŵŝƚĞĚ ;ƐĐŽƩͿ͕ ƚĞůĂŚ ŵĞŵďƵŬĂ
Citadines Berawa Beach Bali di jantung kota
ĂŶŐŐƵ͕ ƐĞďƵĂŚ ĚĞƐƟŶĂƐŝ Ěŝ ƉĂŶƚĂŝ ďĂƌĂƚ
daya Bali, Indonesia. Hunian berlayanan 224
unit ini sangat dekat dari Pantai Berawa dan
dikelilingi oleh sejumlah kafe, restoran, ritel
dan pilihan rekreasi.
Seminyak hanya berjarak 20 menit
ďĞƌŬĞŶĚĂƌĂ ĚĂƌŝ ƉƌŽƉĞƌƟ͕ ƚƵũƵĂŶ ǁŝƐĂƚĂ
terkenal dengan toko-toko kelas atas, bar,
ĚĂŶ ƌĞƐƚŽƌĂŶ͘ WƌŽƉĞƌƟ ŝŶŝ ŚĂŶLJĂ ďĞƌũĂƌĂŬ
30 menit berkendara dari Bandara Interna-
sional Ngurah Rai. Dengan adanya Citadines
ĞƌĂǁĂĞĂĐŚĂůŝ͕ƐĐŽƩŵĞŵŝůŝŬŝůĞďŝŚĚĂƌŝ
ϭϱϬƉƌŽƉĞƌƟĚĂŶůĞďŝŚĚĂƌŝϮϯ͘ϬϬϬƵŶŝƚLJĂŶŐ
tersebar di lebih dari 40 kota di Indonesia.
Untuk merayakan dibukanya Citadines
Berawa Beach Bali, anggota program loyali-
ƚĂƐƐĐŽƩ͕ƐĐŽƩ^ƚĂƌZĞǁĂƌĚƐ;^ZͿ͕ĚĂƉĂƚ
ŵĞŶŝŬŵĂƟ ĚŝƐŬŽŶ ϯϱй ĚĂƌŝ ĞƐƚ &ůĞdžŝďůĞ
Rate. Tamu dapat memesan kamar mulai dari
Rp650.000 ++ per malam atau Rp750.000
++ per malam, sudah termasuk makan pagi
untuk dua orang, upgrade ŬĂŵĂƌ ŐƌĂƟƐ͕
check-in lebih awal atau check-out lebih
lambat. Untuk informasi lebih lanjut atau
reservasi, silakan kirim email ke reservasi.
ĐďďďΛƚŚĞͲĂƐĐŽƩ͘ĐŽŵ͘;ΎͿ
EL HOTEL INTERNATIONAL TAWARKAN PROMO
STAYCATION
JAKARTA — Industri Hotel yang terdampak eL Hotel. Layanan Catering Service bagi Keluarga
pandemi Covid19 memacu para pelaku usaha di LJĂŶŐŵĞŶũĂůĂŶŬĂŶ/ƐŽůĂƐŝDĂŶĚŝƌŝĚŝƌƵŵĂŚ͕ĚĞŶŐĂŶ
industri ini untuk terus berupaya meraih pasar varian menu yang beragam dan menarik, serta
di tengah kondisi yang masih sulit saat ini. eL ŚĂƌŐĂŬŽŵƉĞƟƟĨ͘
,ŽƚĞů/ŶƚĞƌŶĂƟŽŶĂůLJĂŶŐƐĂĂƚŝŶŝŵĞŶŐĞůŽůĂϲƵŶŝƚ Hotel yang mengusung tagline “Hospitality
,ŽƚĞůŶLJĂĚŝďĞƌďĂŐĂŝ<ŽƚĂ͕ƐĞƉĞƌƟ:ĂŬĂƌƚĂ͕ĂŶĚƵŶŐ͕ DĞĞƚƐ dƌĂĚŝƟŽŶ͟ ŝŶŝ͕ ŚĂĚŝƌ ĚĞŶŐĂŶ ŬĞƵŶŝŬĂŶ ƉƌŽͲ
:ŽŐũĂŬĂƌƚĂ͕ĂƚƵ͕DĂůĂŶŐ͕ƐĞƌƚĂĂŶLJƵǁĂŶŐŝ͕ƚĞƌƵƐ ƉĞƌƟLJĂŶŐŵŽĚĞƌŶĚĂŶůĞŶŐŬĂƉ͕ƐĞƌƚĂŵĞŶŐĂŶĚƵŶŐ
mengembangkan strategi dengan berbagai promo unsur kearifan serta keramahtamahan budaya
menarik bagi para Pelanggan. lokal yang tentu akan memanjakan Pelanggan di
Paket menariknya yakni Promo ^ƚĂLJĐĂƟŽŶ, bagi unit eL Hotel manapun yang ingin dicoba. Sebagai
Pelanggan beserta keluarga yang ingin melakukan catatan, seluruh Unit eL Hotel saat ini telah
ŝƐŽůĂƐŝ ŵĂŶĚŝƌŝ ;EŽŶ WŽƐŝƐŝƞ ŽǀŝĚ ϭϵͿ͘ dĂŶƉĂ ƚĞƌƐĞƌƟĮŬĂƐŝ ,^ ;Cleanliness, Healthy, Safety,
ƉĞƌůƵŬŚĂǁĂƟƌ͕ŬĂƌĞŶĂ^ƚĂŶĚĂƌWĞůĂLJĂŶĂŶĚĞŶŐĂŶ EnvirontmentͿĚĂƌŝ<ĞŵĞŶƉĂƌĞŬƌĂĨĚĂŶ^ƵĐŽĮŶĚŽ͘
standar Protokol Kesehatan yang ketat akan selalu Untuk informasi lebih jelas, silahkan kunjungi
diterapkan saat Anda berkunjung ke seluruh Unit website͖ǁǁǁ͘ĞůͲŚŽƚĞůƐ͘ĐŽŵ͘;ΎͿ

WEEKLY Minggu, 21 Februari 2021 9

 Penanaman kapuk dan kakao di perusahaan perkebunan Cultuur-Maatschappij Siloewok
Sawangan di Weleri dekat Kendal.
Ironi Santapan Dewa
di Nusantara
Kakao memiliki sejarah panjang di Indonesia. Penjajah Eropa
lah yang membawa tanaman tersebut ke Nusantara. Usaha
mereka untuk mengembangkan tanaman ini pun sukses,
ditandai dengan keberhasilan kakao menembus pasar ekspor
kala itu.
REZHA HADYAN
redaksi@bisnis.com
B
icara soal kakao, ternyata tak bisa
dilepaskan dari Minahasa. Kabu-
paten yang letaknya sekitar 40
km sebelah selatan Manado, Ibu
Kota Sulawesi Utara itu menjadi
tempat kakao untuk pertama ka-
linya masuk ke Tanah Air.
Kakao sendiri dalam bahasa lannya bernama
theobroma cacao berar santapan dewa.
Menurut sejarawan kuliner dari Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Padjajaran Fadly Rahman
kakao diperkenalkan oleh bangsa Spanyol yang
berkunjung ke Minahasa pada 1560. Kakao
tersebut dibawa dari hutan-hutan tropis Amerika
Tengah dan Amerika Selatan.
Sebelum memperkenalkan tanaman itu ke bumi
Nusantara, mereka sudah mempopulerkannya
terlebih dahulu di daratan Eropa. Pada pertengahan
abad ke-16 beberapa pabrik pengolahan kakao
diketahui telah berdiri di benua tersebut, seper
di Lisbon (Portugal), Genoa, Turin (Italia), dan
Marseille (Prancis).
“Pamor kakao sebagai komoditas awalnya kalah
dengan kopi dan teh. Pemerintah Hindia Belanda
baru gencar mengembangkannya pada abad ke-
18. Pada abad ke-19 seiring dengan meluasnya
distribusi hingga mancanegara, produksi kakao
mulai dingkatkan,” ujarnya.
Hingga awal abad ke-20 kakao belum menjadi
bagian dari industri makanan dan minuman di
Hindia Belanda. Namun produksinya dari seluruh
perkebunan yang tersebar di beberapa wilayah
PERJALANAN COKELAT
DI BUMI INDONESIA
1560
Tanaman kakao masuk ke Nusantara lewat Sulawesi Utara.
Bibitnya berasal dari Filipina yang dibawa oleh pelaut
Spanyol. Bibit tersebut berjenis Criollo ;ŇĂǀŽƵƌĐŽĐŽĂͿ yang
berasal dari Venezuela. Walaupun kualitasnya terbilang
bagus, bibit ini mudah terserang penyakit dan hama.
1806
Kakao mulai dibudidayakan di Jawa. Kakao ditanam di
sela-sela tanaman kopi yang sudah lebih dahulu dikenal oleh
masyarakat. Bibit yang digunakan masih berjenis Criolla atau
ƐĂŵĂƐĞƉĞƌƟLJĂŶŐƉĞƌƚĂŵĂŬĂůŝŵĂƐƵŬŵĞůĂůƵŝ^ƵůƵƚ͘
1880
Tanaman kakao yang lebih kuat terhadap penyakit atau
serangan hama mulai diperkenalkan di Nusantara. Bibitnya
ďĞƌũĞŶŝƐ&ŽƌĞƐƚƌŽĚĂŶĚŝďĂǁĂĚĂƌŝsĞŶĞnjƵĞůĂƐĞƉĞƌƟƌŝŽůůŽ͘
<ĂƌĂŬƚĞƌŝƐƟŬďŝďŝƚŝŶŝĂĚĂůĂŚďĞŶƚƵŬŶLJĂůĞďŝŚďĞƐĂƌĚĂŶďƵůĂƚ
dibandingkan Criollo.
1888
Tanaman kakao jenis Java Criollo mulai dibudidayakan di
Jawa. Bibitnya dikembangkan dari bibit Criollo yang
didatangkan dari Venezuela dan masuk lewat Sulawesi
Utara.
Sumber: PTPN XII,
Kementerian Pertanian,
Coffee and Cocoa
1914
Training diolah Buku tentang cokelat pertama di Nusantara yang ditulis oleh
Dr. J.C.C Van Hall diterbitkan.
10
Pemanen kakao di Jawa.
Para pemanen tengah membersihkan kulit kakao
diekspor ke Eropa.
Menurut Fadly, baru pada pertengahan abad ke-
20 pabrik-pabrik pengolahan kakao bermunculan
seiring dengan meningkatnya produksi perkebunan
kakao. Kakao yang dak terserap oleh pasar ekspor
akhirnya diolah di dalam negeri.
“Produksi kakao yang surplus kemudian diolah
menjadi lemak kakao dan bubuk cokelat. Kemudian
bubuk cokelat itu dijadikan sebagai bahan pembuat
minuman, menciptakan rasa pada kue-kue atau
ro. Hal ini terinspirasi dari apa yang dilakukan di
Inggris, Jerman, dan Prancis,” tuturnya.
Sementara itu Bandung menjadi salah satu pusat
pengolahan kakao di Hindia Belanda, setelah C.J.
Van Houten mendirikan pabriknya di kota tersebut
pada pertengahan abad ke-20. Sebagai catatan, C.J.
Van Houten merupakan penemu cara mengekstrak
biji kakao menjadi lemak kakao dan bubuk cokelat
pada 1828 di Amsterdam, Belanda.
Kepopuleran cokelat di Hindia Belanda, menurut
Fadly tak bisa dilepaskan dari iklan-iklan yang
menyebut cokelat punya khasiat tertentu. Salah
satunya meningkatkan stamina. Kala itu, banyak
ditemukan iklan cokelat bubuk yang menyebut
minum cokelat dapat meningkatkan gairah seksual
peminumnya.
“Cokelat waktu itu walaupun belum ada
penelian secara sainfik sudah diiklankan
sebagai penambah gairah atau dipercaya sebagai
minuman dengan khasiat afrodisiak. Sesuai
dengan apa yang dipercayai oleh suku Maya dan
Aztec,” ujarnya.
1920
Muncul beragam iklan produk cokelat sebagai penambah
rasa pada makanan atau minuman. Selain itu, cokelat juga
diiklankan sebagai produk penambah stamina.
1938
Perkebunan cokelat mulai berkembang pesat. Tercatat ada
29 perkebunan cokelat yang tersebar di seantero Hindia
Belanda.
1973
Pemerintah yang dalam hal ini adalah Departemen Pertanian
mulai memperkenalkan jenis kakao baku hasil seleksi dari PT
Perkebunan Nusantara VI dan Balai Pengembangan
Perkebunan (BPP) Medan yang lebih tahan penyakit dan
ŚĂŵĂƐĞƌƚĂƉƌŽĚƵŬƟǀŝƚĂƐŶLJĂƟŶŐŐŝ͘ŝďŝƚŬĂŬĂŽŝŶŝ
ĚŝŬĞŵďĂŶŐŬĂŶĚĂƌŝďŝďŝƚ&ŽďƌĂƌĞƐƚŽLJĂŶŐƐĞĐĂƌĂƌĂƐĂƟĚĂŬ
seenak Criollo.
1980
Produksi kakao Indonesia mengalami peningkatan yang
sangat pesat. Bahkan, Indonesia tercatat sebagai negara
ƉĞŶŐŚĂƐŝůŬĂŬĂŽƚĞƌďĞƐĂƌŬĞƟŐĂĚŝĚƵŶŝĂ͘
1984
Menteri Pertanian Soewono menetapkan 16 Oktober
sebagai Hari Kakao Indonesia.
2011
Pemerintah Indonesia menginisiasi hilirisasi industri cokelat.
Penjualan biji kakao mentah mulai dilarang dan mendorong
produksi cokelat jadi.
Minggu, 21 Februari 2021
Foto-foto: KITLV
di Buitenzorg (Bogor).
Apa yang disampaikan oleh iklan-iklan tersebut
dalam perkembangannya ternyata ada benarnya.
Tak sedikit penelian yang membukkan bahwa
cokelat mempunyai fungsi sebagai penambah
gairah.
Senyawa yang terdapat dalam cokelat,
fenelamin disebut-sebut mampu membantu
pengeluaran hormon endorfin bagi mereka yang
mengonsumsinya. Hormon yang dapat dihasilkan
secara alami oleh tubuh itu berfungsi mengurangi
efek buruk dari stres dan rasa sakit.
Bukan hanya itu, senyawa itu juga bisa
melepaskan hormon seksual, menambah nafsu
makan dan meningkatkan respons kekebalan
tubuh.
Hal lain yang tak kalah menarik adalah cokelat
juga pernah menjadi simbol status sosial bagi
mereka yang mengonsumsinya waktu itu.
Minuman dari bubuk cokelat di era kolonial idenk
dengan minuman untuk kaum bangsawan.
Menurut Fadly, harga cokelat yang terbilang
nggi untuk masyarakat pribumi juga ikut menjadi
penyebabnya.
IRONI
Di sisi lain, populernya penggunaan cokelat da-
lam berbagai jenis sajian kuliner Nusantara dinilai
belum diiku peningkatan kualitasnya. Koki seka-
ligus pakar kuliner kawakan William Wongso me-
nyebut cokelat dengan kualitas nggi yang selama
ini digunakan di Tanah Air masih didatangkan dari
luar negeri.
Hal tersebut tentunya menjadi sebuah ironi kare-
na selama ini Indonesia dikenal sebagai salah satu
negara dengan produksi kakao terbesar di dunia.
Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai pengha-
sil salah satu jenis kakao terbaik di dunia. Kakao ter-
baik yang dimaksud adalah kakao edel atau kakao
mulia. Kakao tersebut dibudidayakan di Perkebun-
an Kendeng Lembu, Banyuwangi, Jawa Timur yang
dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII.
“Kakao terbaiknya ada, tetapi cokelat terbaiknya
masih dari Swiss karena disini belum banyak yang
mengolah. Kakao terbaik jika diproses dengan cara
yang dak tepat tentunya dak akan menghasilkan
cokelat terbaik,” tuturnya.
Walaupun demikian, bukan berar dak ada
yang mampu mengolah kakao menjadi cokelat
berkualitas baik di Indonesia. Namun, jumlahnya
sangat terbatas dan skalanya masih terbilang kecil
atau tergolong sebagai usaha mikro, kecil, dan me-
nengah (UMKM).
Terbatasnya cokelat berkualitas nggi di Indo-
nesia tak terlepas dari anggapan cokelat sebagai
makanan atau minuman bagi kaum bangsawan di
era kolonial Belanda. Di samping itu, sajian kuliner
asli Nusantara yang menggunakan cokelat sebagai
bahan baku juga sangat terbatas.
“[Kuliner Nusantara] yang pakai bahan cokelat ini
dak banyak. Kalaupun ada ini sebelumnya dak
menggunakan cokelat dan dimodifikasi menggu-
nakan cokelat seper terang bulan atau martabak
manis contohnya,” ujarnya.
WEEKLY
 Potensi yang
Belum Terolah
Sejauh ini cokelat masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Pamornya jauh tertinggal dibandingkan dengan kopi. Padahal
negara ini merupakan salah satu penghasil kakao di dunia. Pelaku
usaha pun ditantang untuk mengakrabkan publik dengan cokelat.
S
oal peluang dan tantangan pada industri
cokelat di Indonesia, kita seper diha-
dapi dengan paradoks. Di satu sisi, alam
Indonesia diberkahi dengan hasil tani
kakao yang berkualitas dan dimina ba-
nyak konsumen baik di dalam maupun di
luar negeri.
Pelaku industrinya juga sudah banyak dan terus tum-
buh. Mulai dari perusahaan besar hingga pelaku
usaha mikro, kecil dan menengah.
Di sisi lain, cokelat bukan produk yang sifatnya
trendi dan dikonsumsi oleh banyak orang di seap
kesempatan seper kopi atau teh.
Di luar negeri, hot chocolate jadi minuman yang ba-
nyak dikonsumsi keka musim dingin.
Adapun, cokelat memiliki senmen khusus dan lebih
banyak dinikma pada momen-momen tertentu seper
hari Valenne, hari Paskah, dan hari Natal.
Bagi Jeffry Lukito, pendiri Korte Chocolate, ini jadi tan-
tangan dan peluang bagi para pelaku usaha yang meng-
gelu bisnis berbahan dasar cokelat.
"Cokelat belum punya budaya yang establish di Indo-
nesia. Namun meskipun dak booming, cokelat secara
konsisten selalu ada," ujarnya.
Jeffry yang memulai bisnis cokelatnya sejak 2014 me-
lihat bahwa saat ini keberadaan usaha berbahan dasar
cokelat di Indonesia memang belum begitu ramai, tetapi
dak sedikit dari mereka yang memiliki produk berkua-
litas baik.
Korte Chocolate sendiri misalnya, mendatangkan ba-
han baku dari Lampung, Jawa, dan Bali sebagai peng-
hasil kakao andalan yang kemudian diproses menjadi
cokelat bubuk.
Dia menyebutkan bahwa cokelat memiliki pasarnya
sendiri dan satu hal yang dibutuhkan oleh industri se-
karang adalah untuk mendorong lebih banyak pelaku
usaha yang akan memperluas eksposur produk cokelat
kepada masyarakat.
Pada 8 tahun lalu Jeffry memulai bisnisnya dengan
mendirikan sebuah kafe di Surabaya, Jawa Timur, setelah
sebelumnya bekerja di perusahaan cokelat.
Di kafenya itu, dia menawarkan produk andalan yang
bukan kopi, melainkan berbagai minuman cokelat seba-
gai menu andalannya.
Masalah operasional pun akhirnya menjadi sebab
Jeffry harus menutup kafenya. Namun, konsumen
loyalnya tetap mencari produk cokelat dari kafe ter-
sebut.
Sehingga pada awal 2014 dan dengan
modal sekitar Rp50 juta, dia mem-
buat produk minuman co-
kelat siap saji yang
dijual tanpa
merek.
Setelah
beberapa
bulan penju-
alan cukup
bagus jadi
dia putuskan
untuk kem-
bangkan produk
yang kemudian menja-
di Korte Chocolate pada De-
sember 2014.
"Ada demand untuk minuman berba-
han dasar cokelat dengan cita rasa yang khas.
Seper kopi yang punya berbagai rasa khas dari
masing-masing varietasnya, demikian pula dengan
cokelat," tuturnya.
Target pasar Korte Chocolate adalah milenial me-
nengah ke atas yang punya kesadaran dengan pro-
duk organik, serta komunitas cokelat di Indonesia
yang menginginkan minuman cokelat bukan sekadar
instan tapi punya cita rasa khusus.
Dengan kualitas cokelat terbaiknya, produk Korte Cho-
colate berhasil diekspor ke beberapa negara seper Ma-
laysia, Singapura serta sedang dalam proses untuk pe-
ngiriman ke Kuwait.
"Cokelat Indonesia itu punya kualitas bagus dan ba-
nyak peminatnya. Sejak awal mendirikan Korte Choco-
late kami fokus untuk mendukung dan menonjolkan ba-
han baku dari petani lokal," ujar Jeffry.
Cokelat berkualitas dari produsen indonesia banyak,
tetapi dari segi selera dan rasanya mudah diterima ma-
WEEKLY Minggu, 21 Februari 2021
NIRMALA ANINDA
nirmala.aninda@bisnis.com
MANISNYA PASAR KAKAO
& COKELAT GLOBAL
Nilai Pasar
Rp622,27 triliun*/US$44,35 miliar (2019)
Rp860,66 triliun/US$61,34 miliar** (2027)
Pendorong dan Tren Pasar
• Tingginya permintaan produk kembang
gula atau permen cokelat
• Meningkatnya popularitas produk-
produk makanan berbasis cokelat
• Kebutuhan untuk kakao bubuk dan
mentega
• Meningkatnya permintaan produk-
produk organik
• Permintaan untuk cokelat-cokelat spesial
syarakat adalah cokelat dari Pulau Jawa dan Bali.
Cokelat tersebut banyak disukai masyarakat karena
rasanya sedikit lebih manis beraroma kekacang-kacang-
an, roasty, dan agak pahit. Adapun rasa ini cukup fa-
miliar ditemukan pada produk-produk yang beredar di
pasaran.
Dalam pengembangan usaha mikro kecil dan mene-
gah (UMKM), Korte Chocolate banyak menjalin kerja-
sama dengan pelaku usaha dan perusahaan lain. Hal ini
dilakukannya supaya produknya unggul dalam kompesi
dari segi kualitas dan kuantas.
Kolaborasi ini juga dia jalani untuk membentuk indus-
tri yang solid, dengan lebih dulu mendorong sesama pe-
laku usaha cokelat untuk berkembang sama-sama. Korte
Chocolate turut mengusung konsep kemitraan melalui
kerjasama dengan kafe ataupun hotel.
PEMANFAATAN POTENSI
Pada kesempatan lain, Founder dan Chief Execut-
ive Officer Krakakoa Sabrina Mustopo menuturkan,
peluang usaha berbahan dasar cokelat untuk tumbuh
masih sangat besar. Ada banyak pasar yang belum ter-
sentuh.
"Orang-orang mungkin banyak yang suka cokelat tapi
Tingkat Pertumbuhan
masih sebatas dalam bentuk minuman atau makanan
Tahunan Rata-rata ringan. Bukan chocolate bar," ungkapnya.
(CAGR) Peluang ini diterapkan pada strategi pemasaran Kraka-
4,4% koa yang memperkenalkan cokelat dengan konsep pa-
(2020 - 2027) sangan, seper wine dengan keju.
Pasangan cokelat dan kopi juga akan menjadi sangat
Produk Turunan menarik apalagi jika menggunakan bahan-bahan ber-
• Makan dan Minuman
karakterisk khusus yang dapat menciptakan profil rasa
• Kosmetik
baru.
• Farmasi
Catatan:
Krakakoa menjalin kerjasama dengan perusahaan
*) Kurs saat ini Rp14.031
*) Nilai proyeksi atau komunitas kopi untuk memperkenalkan cokelat ke-
Sumber: pada orang-orang yang sudah biasa menikma specialty
fortunebusinessinsights.com
coffee.
"Kami bermitra dengan petani dengan memberikan
pendampingan proses penanaman kakao dan fermenta-
si biji kakao serta memberikan harga terbaik untuk peta-
ni ga kali lipat dari pasaran," tutur Sabrina.
Krakakoa sendiri fokus pada produksi cokelat dengan
biji kakao berkualitas nggi yang secara khusus ditanam
secara organik dan melalui proses fermentasi, tahapan
yang belum banyak diaplikasikan oleh petani kakao In-
donesia.
Upaya yang sama juga dilakukan oleh Yayasan Kalima-
jari, pendamping program Kakao Lestari di Kabupaten
Jembrana, Bali.
Pemberdayaan petani dan UMKM kakao di Jembrana
dilakukan dengan mendukung penjualan hasil panen
kakao petani setempat kepada pembeli domesk dan
internasional.
Sejak 2011 kakao menjadi komoditas unggulan
di Kabupaten Jembrana berkat pendampingan
dan pelahan dari Koperasi Kerta Semaya Sama-
niya (KSS) dan Yayasan Kalimajari melalui pro-
gram Kakao Lestari.
Direktur Yayasan Kalimajari I Gus
Agung Widiastu mengatakan
saat ini ada 609 petani
yang tergabung da-
lam Koperasi
KSS. Lebih dari
50% petani
adalah perem-
puan. Sebelum
pandemi da-
tang, Koperasi
KSS memiliki
21 pembeli te-
tap dari dalam dan
luar negeri.
Sejak 2015 hingga 2019, para
petani kakao di Desa Jembrana sudah
memproduksi sekitar 81,6 ton biji ka-
kao fermentasi yang sebagian besar
dikirimkan ke negara-negara seper
Prancis, Belgia, Jepang dan Australia.
Desa Jembrana juga merupakan
satu-satunya komunitas produsen biji
kakao terbesar di Indonesia yang mela-
kukan proses fermentasi sebelum biji diproses
ke tahap selanjutnya hingga menjadi cacahan atau
nibs.
11
 Si Manis
nan
Eksotis
Siapa tak kenal cokelat? Cokelat adalah satu di antara
jenis makanan paling populer di seluruh dunia, karena
memiliki rasa yang manis dan lezat. Digemari berbagai
kalangan usia, mulai anak-anak hingga lanjut usia.

RACHMAN
redaksi@bisnis.com

E
ksosme cokelat memang luar
biasa. Tak sekadar makanan,
bagi sebagian orang, terutama
di kalangan anak muda, coke-
lat merupakan simbol. Sering
kali mereka menggunakan co-
kelat untuk menyimbolkan pe-
rasaan kasih dan sayangnya terhadap orang
tercinta.
Sejarah cokelat telah ada sejak 4.000 tahun
silam, membuatnya dianggap sebagai 'ma-
kanan para dewa'.
Di balik popularitas cokelat, mungkin cuma
sedikit orang yang paham proses pembuatan
cokelat. Dihasilkan dari biji buah kakao ber-
warna-warni dan berdaging puh, yang telah
diproses mulai dari fermentasi, pemanasan,
dan pencampuran dengan bahan makanan
lainnya, hingga berbentuk seper yang kita
sering temui di pasaran.
Indonesia adalah salah satu penghasil ka-
kao terbesar di dunia. Pohon kakao yang
mempunyai nama lan Theobroma Cacao

ideal ditanam di negara dengan ik- Covid-19 menyebabkan proses im-

lim tropis seper Indonesia.
Tak heran, dengan potensi tanah
subur yang kita miliki, banyak peta-
ni kita membudidayakan salah satu
komoditas yang awalnya berasal da-
ri Amerika Selatan ini.
Namun demikian, citra sebagai
produsen cokelat justru ada pada
Eropa, yakni Swiss, Belgia, Prancis,
dan Spanyol. Bahkan, kerap kali
masyarakat mengira bahwa coke-
lat berasal dari negara-negara ter-
sebut, tetapi nyatanya suplai bahan
bakunya berasal dari kita.
Dan lebih Ironi lagi, sebagai nega-
ra yang tercatat sebagai penghasil
kakao terbesar di Asia, produksi ka-
kao dalam negeri terancam sejum-
lah persoalan, yang dalam 10 tahun
terakhir produksinya semakin me-
Foto-foto: Bisnis/Rachman
landai.
Imbasnya, pabrikan cokelat do-
mesk harus mengimpor biji kakao
untuk memenuhi kebutuhan bahan
baku industri pengolahannya. Di-
tambah dengan adanya pandemi
por bahan baku agak tersendat.
Berbeda dengan peliknya per-
masalahan di industri hulu, di in-
dustri hilir pengolahan kakao dini-
lai masih bakal terus tumbuh dan
berkembang, karena produknya
telah menjadi bagian dari gaya hi-
dup masyarakat saat ini. Bisnis co-
kelat dan produk turunannya diya-
kini sangat prospekf pada masa
depan, mengiku tren kopi yang
sudah booming.
Terlebih ada berbagai momen-
tum di sepanjang tahun yang dapat
dimanfaatkan untuk mendongkrak
penjualan, seper Hari Kasih Sayang
atau hari Valenne, serta hari-hari
raya seper Imlek, Idulfitri dan Natal.
Cokelat yang beragam, kini da-
pat diolah menjadi berbagai jenis
kudapan dengan nilai bisnis yang
menggiurkan. Oleh karena itulah,
potensi itu harus ditangkap pelaku
usaha UMKM di Indonesia, untuk
mengembangkan produk turunan
dari cokelat.

12 Minggu, 21 Februari 2021 WEEKLY