Anda di halaman 1dari 2

Pembubaran Consultative Group on Indonesia (CGI)

Pengertian Consultative Group on Indonesia


Consultative Group on Indonesia (CGI) merupakan konsorsium negara - negara dan lembaga
- lembaga kreditur dan donor untuk Indonesia yang dirancang oleh Pemerintah Indonesia
dengan Bank Dunia. CGI dibentuk pada tahun 1992 sebagai pengganti dari Inter-
Govermental Group on Indonesia (IGGI). Keanggotaan CGI terdiri dari 30 kreditur bilateral
dan multilateral, termasuk Bank Dunia, ADB, IMF, dan negara-negara industri seperti Jepang
dan Amerika Serikat serta beberapa negara lain yang lebih kecil dan beberapa lembaga
pemberi bantuan finansial lainnya.
Pada tahun 2006, CGI telah memberikan bantuan pinjaman segar sebesar US $5,4 miliar
kepada Indonesia.
CGI dibubarkan secara resmi setelah pengumuman Presiden Republik Indonesia pada tanggal
24 Januari 2007. Indonesia tidak lagi membutuhkan bantuan khusus dari CGI karena
Indonesia sekarang telah mampu untuk mengatasi masalah utang luar negerinya sendiri.
Pembubaran CGI ini ternyata tidak hanya didukung oleh Lembaga-lembaga multilateral
seperti Bank Dunia, ADB, dan IMF, akan tetapi juga didukung oleh sebagian besar negara-
negara donor itu sendiri.
Adapun alasan dibubarkannya IGGI antara lain bahwa Indonesia tidak dapat menerima kredit
atau bantuan ekonomi bila dikaitkan dengan hak asasi manusia atau bila bersifat mencampuri
urusan dalam negeri Indonesia. Maka kelanjutannya dibentuk konsorsium CGI dengan syarat
tanpa Belanda di dalamnya.
Keanggotaan CGI adalah Amerika Serikat, Australia, Beigia, Jepang, Jerman, lnggris, Italia,
Kanada, Prancis, Selandia Baru, dan Swis. CGI didirikan oleh Bank Dunia atas permintaan
pemerintah Indonesia dan lembaga-lembaga internasional yang sebagian besar merupakan
mantan anggota IGGI.
Tujuan CGI adalah membantu pembangunan Indonesia untuk pengembangan berbagai
proyek di lndonesia. Pinjaman melalui angsuran dalam jangka waktu 30 sampai 50 tahun.
Membantu Indonesia yang sedang mengadakan pembangunan ekonomi, agar Indonesia dapat
berkembang sehingga menjadi negara yang maju. Membantu program pembangunan
Indonesia dan mengkoordinasikan bantuan keuangan kepada Indonesia.
Sri Mulyani yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Keuangan menegaskan bahwa
CGI tidak lagi dibutuhkan sebagai kreditur utama bagi negara Indonesia karena Indonesia
lebih suka melakukan negosiasi bilateral (one-on-one negotiations) dibandingkan dengan
perjanjian multilateral (round table negotiations).
Hal senada diungkapkan oleh Aviliani (2007), CGI dibubarkan karena kepentingannya
bersifat multinasional. Urusan mengenai utang luar negeri akan lebih bagus dalam bentuk
bilateral karena nanti bisa mengarah pada peningkatan hubungan perdagangan dan industri.
Di samping itu, setelah dibubarkannya CGI “portofolio utang” akan semakin banyak
sehingga memperkuat posisi tawar (bargaining position) Indonesia di luar negeri.
Selanjutnya, Drajad Wibowo (2007) menyatakan bahwa pembubaran CGI menimbulkan
konsekuensi bagi perekonomian Indonesia baik dari segi keuntungan maupun kerugian:
1. Dari segi Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh Indonesia setelah pembubaran CGI antara lain:
a. Utang luar negeri yang dipergunakan untuk infrastruktur dan proyek - proyek
yang memiliki arus kas positif akan semakin selektif dan utang luar negeri bisa
diperoleh dari negara - negara atau lembaga - lembaga yang memang benar benar
tertarik pada proyek tersebut.
b. Dengan dibubarkan CGI, kompetisi akan terjadi sehingga tidak ada lagi “kartel
utang” terhadap Indonesia.

2. Dari segi Kerugian


Kerugian yang dialami Indonesia setelah pembubaran CGI antara lain:
a. Indonesia harus mencari utang luar negeri lewat forum bilateral atau melalui
negosiasi dengan negara-negara donor. Dalam hal ini Indonesia harus menghadapi
rumitnya proses birokrasi karena Indonesia harus berhadapan satu per satu dengan
negara donor.
b. Dari sisi neraca pembayaran memang ada risiko berkurangnya arus modal masuk
sehingga neraca modal menjadi merosot. Tetapi hal ini bisa diimbangi dengan
arus modal dari portofolio jangka pendek dan investasi asing langsung.
https://tirto.id/organisasi-pendonor-utang-bwif

Anda mungkin juga menyukai