Anda di halaman 1dari 23

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Hadis-Hadis Ekonomi Muhammad Arief Budiman, M. Sy

“HADIS-HADIS TENTANG PEMASARAN”

Disusun Oleh:

Kelompok VIII

Muslimah : 180105010133
Hilya Aulia Nufila : 180105010072
Noormilasari : 180105010268

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

BANJARMASIN

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hadis-Hadis Tentang
Pemasaran” ini. Makalah ini dibuat sebagai bagian dalam memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah “Hadis-Hadis Ekonomi”. Shalawat serta salam tak lupa pula kami kirimkan
kepada junjungan kita tercinta, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat,
kerabat, beserta seluruhpengikut dan kaum muslimin yang tetap teguh dalam memegang dan
melaksanakan ajaran beliau.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
keterbatasan dan kekurangan kami sebagai penulis dalam memahami materi, bacaan, dan tata
cara penulisan. Akan tetapi, terlepas dari itu semua, semoga makalah ini bisa memberi
manfaat dan pengerjaannya dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT.

Selasa, 24 November 2020

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Pengertian Pemasarann................................................................................................ 2
B. Pemasaran dalam Persfektif Islam.............................................................................. 5
C. Konsep Pemasaran Syariah ......................................................................................... 4
D. Karakteristik Pemasaran dalam Islam ....................................................................... 6
E. Etika Pemasaran dalam Islam ..................................................................................... 8
F. Strategi Pemasaran dalam Islam ............................................................................... 12
G.Konteks Hadis dan Relevansinya dengan Kondisi Sekarang .................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18
Kesimpulan ......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada pihak
yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik perhatian yang sangat
besar baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa. Bergesernya sifat baik
perusahaan, lembaga maupun antar bangsa. Berbagai organisasi dalam melaksanakan
pemasaran seperti lembaga-lembaga pemerintah, organisasi keagamaan dan lain-lain
memandang pemasaran sebagai suatu cara baru untuk berhubungan dengan
masyarakat umum.
Dari segi pemasaran syariah pasar yang emosional (emotional market) dimana
orang tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan finansial semata,
sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional (rational market) yaitu
orang-orang cenderung berbisnis hanya untuk mendapatkan keuntungan finansial
yang sebesar-besarnya tidak peduli apakah itu halal atau haram.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pemasaran?
2. Bagaimana pemasaran dalam persfektif islam?
3. Bagaimana konsep pemasaran syariah?
4. Bagaimana karakteristik pemasaran dalam islam?
5. Bagaimana etika pemasaran dalam islam
6. Bagaimana strategi pemasaran dalam islam?
7. Bagaimana konteks hadis dan relevansinya dengan kondisi sekarang?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa pengertian pemasaran
2. Mengetahui bagaimana pemasaran dalam persfektif islam
3. Mengetahui bagaimana konsep pemasaran syariah
4. Mengetahui bagaimana karakteristik pemasaran dalam islam
5. Mengetahui bagaimana etika pemasaran dalam islam
6. Mengetahui bagaimana strategi pemasaran dalam islam
7. Mengetahui bagaimana konteks hadis dan relevansinya dengan kondisi
sekarang.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran secara umum adalah suatu proses social dan manejerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dangan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
yangbernilai dengan pihak lain.
Pemasaran menurut Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, pemasaran Islami
adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang
dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip-prinsip al-Qur‟an dan
hadis.
Menurut Kertajaya sebagaimana dikutip Bukhari Alma dan Donni Juni
Priansa, bahwa secara umum pemasaran Islami adalah strategi bisnis, yang harus
memayungi seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses,
menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau satu
perusahaan, atau perorangan, yang sesuai dengan ajaran Islam.
Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai wadah
bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Keberadaan pasar yang terbuka memberikan
kesempatan bagi masyarakat untuk ambil bagian dalam menentukan harga, sehingga
harga ditentukan oleh kemampuan riil masyarakat dalam mengoptimalisasikan faktor
produksi yang ada di dalamnya. Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat berperan
efektif dalam kehidupan ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara
efektif. Pasar syari‟ah adalah pasar yang emosional (emotional market) dimana orang
tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan financial semata, tidak
ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah ia mengandung nilai-nilai
ibadah, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An‟am ayat 162:

ًٍَُِ َ‫ة ٱ ْن َٰ َعه‬


ِ ّ ‫بي َو َي ًَب ِتً ِ َّّلِلِ َس‬ َ ٌَّ‫لُ ْم ِإ‬
ُ َُ‫ص ََل ِتً َو‬
َ َُ ْ‫س ِكً َو َيح‬

2
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Dalam Syari‟ah marketing, bisnis yang
disertai keikhlasan semata- mata hanya untuk mencari ridha Allah, maka bentuk
transaksinya insyaAllah menjadi nilai ibadah dihadapan Allah SWT.1

Hadist Tentang Pemasaran

َ ٍُّ ‫طعَب َو فََُ َهب ََب انَُّ ِج‬


َّ ًَّ‫صه‬
ُ‫َل‬ ْ ََُ‫انش ْكجَب ٌَ ف‬
َّ ‫شت َ ِشٌ ِي ُْ ُه ُى ان‬ ُّ ًَّ‫ع ُُّْ لَب َل ُكَُّب ََتَهَم‬
َ ُ‫ع ْج ِذ هللاِ َس ِض ٍَ هللا‬ َ ٍَْ ‫ع‬
ٌ‫ سواِ انجخب س‬. ‫طعَب ِو‬ َّ ‫ق ان‬
ُ ‫سى‬ ُ ِّ ‫سهَّ َى أ َ ٌْ ََ ِج ُْعَُّ َحتًَّ َُ ْج َه َغ ِث‬
َ ‫ع َه ُْ ِّ َو‬
َ

Artinya : (Hadis yang diterima dari) „Abdullah r.a., ia berkata : “ Kami dahulu biasa
menyongsong kafilah dagang lalu kami membeli makanan. Maka, Kemudian Nabi
saw. Melarang kami membelinya hingga makanan tersebut sampai dipasar makanan.
Kita ketahui dalam sejarah, bahwa masyarakat arab banyak mata pencariannya
sebagai pedagang. Mereka berdagang dari negeri yang satu ke negeri yang lain.
Ketika mereka kembali, mereka membawa barang-barang yang sangat dibutuhkan
oleh penduduk mekkah. Mereka datang bersama rombongan besar yang disebut
kafilah. Penduduk arab berebut untuk mendapatkan barang tersebut karena harganya
murah. Oleh karena itu banyak tengkulak atau makelar mencegat rombongan tersebut
di tengah jalan atau memborong barang yang dibawa oleh mereka. Para tengkulak
tersebut menjualnya kembali dengan harga yang sangat mahal. Membeli barang
dagangan sebelum sampai dipasar atau mencegatnya di tengah jalan merupakan jual
beli yang terlarang didalam agama islam.
Menurut Hadawiyah dan Asy-syafi‟I melarang mencegat barang diluar daerah,
alasannya adalah karena penipuan kepada kafilah, sebab kafilah belum mengetahui
harganya. Malikiyah, Ahmad, dan Ishaq berpendapat bahwa mencegat para kafilah itu
dilarang, sesuai dengan zahir hadits. Hanafiyah dan Al-Auja‟i membolehkan
mencegat kafilah jika tidak mendatangkan mudarat kepada penduduk, tapi jika
mendatangkan mudarat pada penduduk, hukumnya makruh.2

1
http://repository.radenintan.ac.id/1167/3/BAB_II.pdf
2
http://anthyscrub.blogspot.com/2014/12/hadis-hadis-iqtishad-part-1.html?m=1

3
B. Pemasaran Dalam Perspektif Islam
Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat
beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin untuk
kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan
sendiri.3
Islam agama yang sangat luar biasa. Islam agama yang lengkap, yang berarti
mengurusi semua hal dalam hidup manusia. Islam agama yang mampu
menyeimbangkan dunia dan akhirat; antara hablum minallah (hubungan dengan
Allah) dan hablum minannas (hubungan sesama manusia). Ajaran Islam lengkap
karena Islam agama terakhir sehingga harus mampu memecahkan berbagai masalah
besar manusia.
Islam menghalalkan umatnya berniaga. Bahkan Rasulullah Shallallahu „alaihi
wa sallam seorang saudagar – sangat terpandang pada zamannya. Sejak muda beliau
dikenal sebagai pedagang jujur. “Sepanjang perjalanan sejarah, kaum Muslimin
merupakan simbol sebuah amanah dan di bidang perdagangan, mereka berjalan di atas
adab islamiah,” ungkap Syekh Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam
Ensiklopedi Adab Islam Menurut Alquran dan Assunnah.
Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah mengajarkan pada umatnya
untuk berdagang dengan menjunjung tinggi etika keislaman. Dalam beraktivitas
ekonomi, umat Islam dilarang melakukan tindakan bathil. Namun harus melakukan
kegiatan ekonomi yang dilakukan saling ridho, sebagaimana firman Allah Ta‟ala,
yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisaa: 29)
Berdagang penting dalam Islam. Begitu pentingnya, hingga Allah Subhanahu
wa ta‟ala menunjuk Muhammad sebagai seorang pedagang sangat sukses sebelum
beliau diangkat menjadi nabi. Ini menunjukkan Allah Subhanahu wa ta‟ala
mengajarkan dengan kejujuran yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdullah saat
beliau menjadi pedagang bahwa dagangnya tidak merugi, namun malah menjadikan
beliau pengusaha sukses. Oleh karena itu, umat Islam (khususnya pedagang)
hendaknya mencontoh beliau saat beliau berdagang.

3
https://www.academia.edu/36492186/makalah_pemasaran_dalam_perspektif_islam_docx

4
C. Konsep Pemasaran Syariah
Konsep Pemasaran yaitu cara-cara menyusun strategi untuk mencapai
kesuksesan suatu usaha atau bisnis. Kemudian konsep pemasaran bertujuan untuk
memberikan kepuasan dan keinginan kepada kebutuhan konsumen.
Definisi Konsep Pemasaran menurut Staton, 1978 : Konsep pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Kemudian ada tiga faktor penting yang di gunakan sebagai dasar dalam konsep
pemasaran diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Orientasi pada konsumen
Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini,
maka:
a) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b) Menentukan produk dan program pemasarannya.
c) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan,sikapserta tingkah laku mereka.
d) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang
menarik.
2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan.
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen
pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan antara
perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi
masalah koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang
mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer
pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam
perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan
kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba.
Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan
kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari
sebuah perusahaan. Dengan menggunakan konsep pemasaran ini, hubungan antara

5
perusahaan dan konsumen akan dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan
menguntungkan bagi perusahaan.4

Dalam perspektif Islam pemasaran merupakan suatu yang sangat penting, Al-
Qur‟an menggunakan konsep pemasaran dalam arti yang sangat luas. Tekanan Al-
Qur‟an diarahkan pada manfaat barang yang diproduksi. Memproduksi barang
harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan mhidup manusia.
Sejak zaman Rasulullah Islam telah mengajarkan tentang cara pemasaran yang
sesuai dengan ajaran Islam, termasuk dalam ruang lingkup bisnis. Pemasaran
syariah merupakan sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari suatu inisiator kepada
stakeholder-nya, yang dalam keseluruhannya prosesnya sesuai dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.
Disamping itu, Islam Mengajarkan untuk menjaga kualitas dan keberadaan
produk. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (Gharar) bagi
Pembeli. Pasalnya, disini berpotensi terjadi penipuan dan ketidak adilan terhadap
salah satu pihak. Oleh karna itu Rasulallah SAW mengharamkan jual beli barang
yang tidak jelas produknya. Produk dalam perspektif syari‟ah harus memenuhi
standarisasi mutu dan keberadaan barang. Fiqih Muamalah tegas mengharamkan
praktek jual beli yang menipu dengan ketidak jelasan mutu dan keberadaan bank.
D. Karakteristik Pemasaran dalam Islam
1. Teistis (Rabbaniyah)
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran
konvensional yang di kenal selama ini adalah sifatnya yang religius
(diniyyah).Kondisi seperti ini tercipta karena tidak keterpaksaan, tetapi berangkat
dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang di pandang penting dan mewarnai
aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain.
Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teistis
atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna,
paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala
bentuk kerusakan dan paling mampu mewujudkan kebenaran.

4
http://daniearabas.blogspot.com/2013/10/hadis-pemasaran-dalam-islam.html?m=1

6
Allah swt, berfirman “Barang siapa yang melakukan suatu kebaikan sebesar biji
atom sekalipun, maka dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang melakukan
kejahatan sebesar atom sekalipun, maka dia akan melihatnya pula”. (Qs. Al –
Zalzalah 99:7-8)
2. Etis (Akhlaqiyyah)
Keistimewaan yan lain dari syariah marketer selain karena teitis (rabbaniyyah),
juga karena sangat mengendapkan maslah akhlak(moral, etika) dalam seluruh
aspek kehidupannya. Sifat etis ini merupakan turunana dari sifat teistis
(rabbaniyyah) di atas. Dengan demikian syariah marketing adalah konsep
pemasaran yang sangat mengendapkan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apa
pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat
universal yang di ajarkan oleh semua agama.
Rasulullah Saw, pernah bersabda kepada umatnya, “sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Karena itu sudah sepatutnya bisa
menjadi paduan bagi syariah marketer untuk selalau memelihara moral dan etika
dalam setiap tutur kata, perilaku, dan keputusan-keputusannya.
3. Realistis (Al-waqi‟iyyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif,fanatis,anti-modernitas dan
kaku. Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan penampilan yang
bersih,rapi,dan bersahaja,apa pun model atau gaya berpakaian yang di
kenakannya. Jadi syariah marketer bukanlah berarti para pemasaran yang harus
berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap
merupakan simbol masyarakat barat.
4. Humanistis (Al-insaniyyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang humanistis
universal. Pengertian Humanistis (Al-insaniyyah) adalah bahwa syariahici
diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,sifat kemanusiaannya terjaga
dan terpelihara, serta sifat kehewannanya dapat terkekang dengan panduan
syariah. Dengan memiliki nilai humanistis maka akan menjadi manusia yang
terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penderitaan orang lain atau
manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial.

7
Syariah islam adalah syariah humainistis (insaniyyah), yang di ciptakan untuk
manusia sesuai dengan kepastiannya tanpa menghiraukan ras, warna kulit,
kebangsaan, dan status. Hal inilah yang membuat ayariah memiliki sifat universal
sehingga menjadi syariat humainistis universal. Allah swt, berfirman,
“sesungguhnya kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan. Dan kami menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
maha mengetahui lagi maha mengenal” (Qs. Al-Hujurat 49:13). Ayat itu
mengingkari keragaman suku suku dan bangsa,tetapi menyuruh semua manusia
mengingat asal tempat mereka tumbuh. Mereka juga tidak boleh melupakan
tujuan di balik perbedaan tersebut, yaitu untuk saling mengenal dan menolong,
bukan saling menaklukan dan memerangi.
E. Etika Pemasaran dalam Islam
Ada sembilan etika pemasaran, yang akan menjadi prinsip-prinsip bagi syariah
marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran,yaitu:
1. Memiliki kepribadian spiritual (Takwa)

‫س ْى ل‬ ُ ‫ع ُْ ُه ًَب ع ٍَْ َس‬ َ ‫انشحْ ًٍَ ُيعَب ِر ث ٍِْ َججَ ٍّم َس ِض ٍَ هللا‬ َ ٍِ‫ة ث ٍِْ ُجَُب َدحَ َوأَث‬
َّ ‫ع ْج ِذ‬ ِ ‫ع ٍَْ أَثٍِ رَ ٍّ ّس ُج ُْ ُذ‬
ِ ‫سَُخَ ت َ ًْ ُح َهب َو َخب ِن‬
‫ك انَُّبس‬ َ ‫س ُِّئ َخَ ا ْن َح‬
َّ ‫ َوأَتْجِعِ ان‬، َ‫ك هللا َح ُْث ُ ًَب ُك ُْت‬
ِ َّ ‫ ات‬:َ‫سهَّى لَبل‬
َ ‫عهَ ُْ ِّ َو‬
َ ‫صهًَّ هللا‬ َ ‫هللا‬
‫ وفٍ ثعض انُسخ حسٍ صحُح‬،ٍ‫س ٍٍّ)) سواِ انتشيزٌ ولبل حذَث حس‬ َ ‫ك َح‬ ٍّ ُ‫ ِث ُخه‬.

Daripada Abu Zar Jundub ibn Junadah dan Abu Abdul Rahman Mu'az ibn Jabal,
r.a., ‫ رضياللهعنهما‬daripada Rasulullah SAW, bahawa Baginda bersabda:
Bertaqwalah engkau kepada Allah walaupun di mana engkau berada, dan
iringilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapuskan kejahatan
tersebut dan bergaullah sesama manusia dengan budi pekerti yang baik. Hadis
riwayat al-lmam al-Tirmizi.
Kemudian ada lagi sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Umar r.a. yang
mengatakan, “aku mendengar rasulullah saw. Bersabda: sekiranya kalian
bertawakal (menyerah) kepada allah dengan sungguh-sungguh, maka allah akan
memberikan rezeki kepada kalian seperti burung yang keluar di pagi hari dengan
perut kosong (lapar), tetapi kembali disore hari dengan perut penuh

8
(kenyang).”[1] Hadis ini dengan jelas menerangkan bahwa betapa allah swt akan
memudahkan rezeki kepada kita sepanjang kita tetap bertawakal kepada-Nya
dengan sungguh-sungguh.
Sekalipun islam menyatakan bahwasanya berbisnis merupakan pekerjaan
halal, pada tataran yang sama ia mengingatkan secara eksplisit bahwa semua
kegiatan bisnis tidak boleh menghalangi mereka untuk selalu ingat pada allah dan
melanggar rambu-rambu peritah-Nya. Seorang muslim diperintahkan untuk selalu
memiliki kesadaran tentang allah meskipun ia sedang sibuk mengurusi kekayaan
dan anak-anaknya.
Dalam hal pemasaran, aktivitas dengan nilai-nilai seperti inilah yang disebut
dengan spiritual marketing. Nilai-nilai religius hadir ditengah-tengah kita dikala
sedang melakukan bisnis. Kita selalu mengingat kebesaran Allah, dan karenanya
kita terbebas dari sifat-sifat kecurangan, kebohongan, kelicikan, dan penipuan
dalam melakukan bisnis.
2. Berperilaku Baik dan Simpatik (Shidq)

Hadis Bukhori:

ٍ‫حذ ثُب عُب ش حذ ثُب ا ثى غسب ٌ دمحم ثٍ يطش ف لب ل حذ ثٍُ دمحم ثٍ ا نًُكذ س عٍ جب ثش ث‬
‫عجذ ا هلل س ضً ا هلل عُهًب ا ٌ س سى ل ا هلل صهً ا هلل عهُّ و سهى لب ل س حى ا هلل س جَل‬
ً‫سًحب ا ر ا ثب ع و ا ر ا ا شتش ي و ار ا ا لتض‬
Artinya : Rasulullah Saw, bersabda :”Allah swt, merahmati seseorang yang ramah
ketika menjual,membeli dan membayar hutang.”

Al-qur'an mengajarkan untuk senantiasa berwajah manis, berperilaku


baik dan simpatik. Allah SWT, berfirman dalam Qs.Al-Hajr ayat 15:88 yang
artinya "Dan berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman". Al-
Qur‟an juga mengajarkan untuk senantiasa rendah hati dan bertutur kata yang
manis. Jadi dalam pemasaranpun seseorang harus berperilaku baik dan simpatik,
karena apabila seorang marketer itu baik dan simpatik maka akan banyak di sukai
orang banyak termasuk si konsumen.

3. Berperilaku Adil (al-„adl)


Berbisnis secara adil adalah wajib hukumnya , bukan hanya imbauan dari Allah
Swt. Sikap Adil termasuk di atara nilai-nilai yang telah di tetapkan oleh islam

9
dalam semua aspek ekonomi islam. Dalam bisnis modern, sikap adil harus
tergambarkan bagi semua stakehorder, semuanya harus merasakan keadilan.
Tidak boleh ada satupun pihak yang hak-hak nya terzalimi, terutama bagi ketiga
stakehorder, yaitu pemegang saham, pelanggan dan karyawan.
4. Bersikap Melayani dan Rendah Hati

‫حذ ثُب عُب ش حذ ثُب ا ثى غسب ٌ دمحم ثٍ يطش ف لب ل حذ ثٍُ دمحم ثٍ ا نًُكذ س عٍ جب ثش‬
‫ثٍ عجذ ا هلل س ضً ا هلل عُهًب ا ٌ س سى ل ا هلل صهً ا هلل عهُّ و سهى لب ل س حى ا هلل س‬
ً‫جَل سًحب ا ر ا ثب ع و ا ر ا ا شتش ي و ار ا ا لتض‬
Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar. Tanpa sikap
melayani , yang melekat kedalam kepribadiannya dia bukanlah seorang yang
berjiwa pemasar. Melekat dalam sikap melayani ini adalah sikap sopan santun
dan rendah hati. Dengannya, orang yang bertakwa mencapai derajat kemuliaan.
Jadi bersikap melayani dan rendah hati merupakan sikap yang penting yang harus
di miliki oleh seorang pemasar. Allah swt berfirman,” dan berbuat baiklah kepada
ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim,dan orang-orang miskin, serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia”.
5. Menepati Janji dan Tidak Curang
Hadis Bukhori:
‫حذ ثُب يى سً ثٍ اء سًب عجذ ا نعز َز ثٍ يسهى حذ ثُب عجذ هللا ثٍ د َُب س لب ل سًعت ا‬
‫ثٍ عًش س ضٍ ا هلل عُهًب لب ل كب ٌ س جم َخذ ع فً ا نجُع فمب ل نّ ا نُجٍ صهً ا هلل‬
ّ‫عهُّ و سهى اد ا ثب َعت فمم ال خَل ثّ فكب ٌ َمى ن‬

Artinya : Nabi Muhammad bersabda :”Jika kalian sedang melakukan jual beli
maka tidak boleh ada tipuan.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang pemasar itu harus bisa menepati janji
dan apabila di kasih amanah dari dari perusahaan untuk memasarkan dan
mempromosikan produk ke pelanggan maka bisa menjaga amanah itu dan tidak
berkhianat ataupun curang.`

6. Jujur dan terpecaya.


Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syariah dalam setiap gerak geriknya
adalah jujur.

10
ّ ِ ٌَّ‫ْق فَ ِإ‬
َ‫انص ْذق‬ ّ ِ ِ‫عهَ ُْ ُك ْى ث‬
ِ ‫بنصذ‬ َ : ‫ لبل سسىل هللا ملسو هيلع هللا ىلص‬: ‫عٍ عجذ هللا ثٍ يسعىد سضٍ هللا عُّ لبل‬
ّ ِ ‫ق َوََت َ َح َّشي‬
َّ ‫انص ْذقَ َح‬
ً‫ت‬ ُ ‫ص ُذ‬ ْ ََ ‫انش ُج ُم‬ َّ ‫نً ان َجَُّ ِخ َو َيب ََ َزا ُل‬
َ ِ‫ٌِ إ‬ َّ ٌَِّ‫نً انجِ ِ ّش َوإ‬
ْ ‫انجش ََ ْهذ‬ َ ِ‫ََ ْهذٌِ إ‬
َ ‫نً انفُ ُج ْى ِس َوإٌَِّ انفُ ُج ْى َس ََ ْهذٌِ ِإ‬
ً‫ن‬ َ ِ‫ِة ََ ِهذِي إ‬ َ ‫ِة فَ ِإٌَّ ان َكز‬
َ ‫ت ِع ُْ َذ هللاِ ِص ِذَْمب ً َوإََِّب ُك ْى َوان َكز‬
َ َ ‫َُ ْكت‬
‫ت ِع ُْ َذ هللاِ كزاثب ً سواِ يسهى‬ َ َ ‫ِة َحتًَّ َُ ْكت‬َ ‫ِة َوَت َ َح َّشي ان َكز‬ُ ‫انش ُج ُم ََ ْكز‬ َّ ‫انَُّ ِبس َو َيب ََ َزا ُل‬

Abdullah bin Mas‟ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena
sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu
menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur
sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian
dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan
keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan
berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta”.
7. Tidak suka berburuk sangka (su‟uzh-zhann)
Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi Muhammad saw,
yang harus di implementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh satu
pengusaha menjelekan pengusaha yang lain, hanya bermotif pesaingan bisnis.
8. Tidak suka Menjelek-jelekan (Ghibah)
Ghibah disebut juga suatu ejekan merusak,sebab sedikit sekali orang yang
lidahnya dapat selamat dari cela dan cerca. Oleh karena itu, tidak mengherankan
apabila al-quran melukiskan dalam bentuk tersendiri yang cukup meggetarkan
hati dan menggugah perasaan. Firman allah, “ dan janganlah sebagian dari kamu
mengumpat sebagian yang lain, apakah salah seorang di antara kamu suka makan
daging bangkai saudaranya padahal mereka tidak menyukainya?”
9. Tidak melakukan sogok/suap (risywah)
Ahmad muhammad Al-Asal mengatakan bahwa Rasulullah sendiri pernah
melaknat orang yang memberikan uang sogok agar mencapai kedudukan yang
tidak semestinya atau mengambil bukan haknya. Beliaupun melaknat orang yang
menerima uang sogok,yaitu yang mau mengambilnya, dan juga
perantaranya,yaitu orang yang menjembatani diantara penyogok dan yang
disogok.5

5
http://daniearabas.blogspot.com/2013/10/hadis-pemasaran-dalam-islam.html?m=1

11
Selain sembilan etika tersebut, marketer syariah harus menghindari hal-hal
sebagai berikut: (1) Tidak adil dalam penentuan tarif dan uang pertanggungan; (2)
Melakukan transaksi terhadap produk yang mengandung unsur maisar, gharar,
dan riba maisar; transaksi tadlis; (3) Khianat atau tidak menepati janji; (4)
Menimbun barang untuk menaikkan harga; (5) Menjual barang hasil curian dan
korupsi; (6) Sering melakukan sumpah palsu atau sering berdusta; (7) Melakukan
penekanan dan pemaksaan terhadap pelanggan; (8) Mempermainkan harga; (9)
Mematikan pedagang kecil; (10) Melakukan monopoli‟s rent seeking atau
ikhtikar; (11) Tallaqi rukban; (12) Melakukan suap atau sogok untuk melancarkan
kegiatan bisnis (riswah); dan (13) Melakukan tindakan korupsi ataupun money
laundry.
Jika para pemasar menjalankan aktivitas pemasaran yang diperintahkan dan
meninggalkan larangan yang dilarang, pemasaran tersebut menjadi suatu aktivitas
diperbolehkan dalam Islam. Oleh karena itu, dalam perspektif syariah pemasaran
adalah segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan
penciptaan nilai (value creating activities) yang memungkinkan siapa pun yang
melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi
atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang
berprinsip pada akad bermuamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam
Islam.

F. Strategi Pemasaran dalam Islam


Strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh perusahaan
dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan. Setiap perusahaan
harus mmembagi pasar totalnya, memilih segmen terbaik, dan merancang strategi-
strategi untuk meraih laba dengan melayani segmen yang dipilih lebih baik dari pada
pesaingnya. Proses tersebut terdiri dari 3 peroses, yaitu:
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan pengelompokan konsumen dalam berbagi macam
cara tegantung pada faktor demografis (jenis kelamin, usia, pendapatan,
pendidikan), faktor geografis (Negara, wilayah, kota), faktor prilaku (waktu
pembelian, pencarian manfaat, tingkat pemakaia) dan faktor pisikografis (kelas
social, gaya hidup).

12
b. Market Targeting
Market targeting adalah mengevaluasi setiap daya tarik segmen dan memilih salah
satu atau lebih segmen yang akan dimasuki.
c. Market Positioningh
Market Positioningh adalah mengatur sebuah produk untuk menempati tempat
yang jelas, berbeda, dan diinginkan relative terhadap produk-produk saingan
dalam pemikiran konsumen sasaran. Positioning Nabi Muhammad SAW yang
sangat mengesankan dan tidak terlupakan oleh pelanggan merupakan kunci
kenapa Muhammad menjadi pebisnis yang sukses. Beliau menjual barang-barang
asli yang memang original serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Tidak pernah terjadi pertengkaran atau klaim dari pihak pelanggan
bahwa pelayanan dan produk yang dijual Muhammad mengecewakan.6
Semua aktivitas kehidupan perlu dilakukan berdasarkan perencanaan yang
baik. Islam agama yang memberikan sintesis dan rencana yang dapat
direalisasikan melalui rangsangan dan bimbingan. Perencanaan tidak lain
memanfaatkan “karunia Allah” secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu,
dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat dan nilai kehidupan yang berubah-
ubah. Dalam arti lebih luas, perencanaan menyangkut persiapan menyusun
rancangan untuk setiap kegiatan ekonomi. Konsep modern tentang perencanaan,
yang harus dipahami dalam arti terbatas, diakui dalam Islam. Karena perencanaan
seperti itu mencakup pemanfaatan sumber yang disediakan oleh Allah Subhanahu
wa ta‟ala dengan sebaik-baiknya untuk kehidupan dan kesenangan manusia.
Meski belum diperoleh bukti adanya sesuatu pembahasan sistematik tentang
masalah tersebut, namun berbagai perintah dalam Al-Quran dan Sunnah
menegaskannya. Dalam Al-Quran tercantum: QS. Al-Jumu„ah: 10, yang artinya,
“Apabila telah ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah kamu di muka bumi,
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.” Berdasarkan ayat ini dapat dijelaskan makna dalam kata “carilah
karunia Allah” yang digunakan di dalamnya dimaksudkan untuk segala usaha
halal yang melibatkan orang untuk memenuhi kebutuhannya.
Di samping itu, pelaksanaan rencana pemasaran dalam Islam, kita tergantung
pada prinsip syarikat (kerjasama) yang telah diakui secara universal. Hal ini

6
file:///C:/Users/PC/Downloads/BAB_II.pdf

13
berarti pelaksanaan perencanaan dilaksanakan melalui partisipasi sektor
pemerintah dan swasta atas dasar kemitraan. Yakni terlaksana melalui prinsip
abadi mudharabah, yakni tenaga kerja dan pemilik modal dapat disatukan sebagai
mitra. Dalam arti, dengan mempraktekkan prinsip mudharabah dan dengan
mengkombinasikan berbagai unit produksi, proyek industri, perdagangan dan
pertanian dalam kerangka perencanaan dapat diterapkan atas dasar prinsip
tersebut. Pendapatan yang dihasilkan oleh usaha seperti itu dapat dibagi secara
sebanding setelah dikurangi segala pengeluaran yang sah.

Dalam sistem perencanaan Islam, kemungkinan rugi sangat kecil karena


merupakan hasil kerjasama antara sektor pemerintahan dan swasta. Investasi yang
sehat akan mendorong kelancaran arus kemajuan ekonomi menjadi lebih banyak.
Dalam kegiatan pemasaran, tentu lebih dahulu menyusun perencanaan strategis untuk
memberi arah terhadap kegiatan perusahaan yang menyeluruh, yang harus didukung
rencana pelaksanaan lebih rinci di bidang-bidang kegiatan perusahaan. Dalam Islam,
bukanlah suatu larangan bila seorang hamba mempunyai rencana atau keinginan
untuk berhasil dalam usahanya. Namun dengan syarat, rencana itu tidak bertentangan
dengan ajaran (syariat) Islam. Ditandaskan dalam Al-Quran, yang artinya, “Atau
apakah manusia akan mendapat segala yang diciptakannya? Tidak, maka hanya bagi
Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia.” (QS. An-Najm: 24-25)
Dari kedua ayat tersebut, bila dihubungkan dengan strategi pemasaran,
kegiatan strategi (rencana) pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk
menciptakan atau mencapai sasaran pemasaran seperti yang diharapkan untuk
mencapai keberhasilan. Dan sudah menjadi sunnatullah bahwa apa pun yang sudah
kita rencanakan, berhasil atau tidaknya, ada pada ketentuan Tuhan (Allah). Dalam
pelaksanaan suatu perencanaan dalam Islam haruslah bergerak ke arah suatu sintesis
yang wajar antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial melalui penetapan
kebijaksanaan yang pragmatik, namun konsisten dengan jiwa Islam yang tidak
terlepas dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis, juga sesuai dengan kode etik ekonomi
Islam.
Selain itu, dalam kegiatan perdagangan (muamalah), Islam melarang adanya
unsur manipulasi (penipuan), sebagaimana hadis Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi
wa sallam: ”Jauhkanlah dirimu dari banyak bersumpah dalam penjualan, karena
sesungguhnya ía memanipulasi (iklan dagang) kemudian menghilangkan keberkahan.

14
”(HR. Muslim, An-Nasa‟i dan lbnu Majah). Islam menganjurkan umatnya untuk
memasarkan atau mempromosikan produk dan menetapkan harga yang tidak
berbohong, alias harus berkata jujur (benar). Oleh sebab itu, salah satu karakter
berdagang yang terpenting dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa ta‟ala adalah
kebenaran. Sebagaimana dituangkan dalam hadis: “Pedagang yang benar dan
terpercaya bergabung dengan para nabi, orang-orang benar (siddiqin), dan para
syuhada di surga.” (HR. Turmudzi).

G. Konteks Hadis dan Relevansinya dengan Kondisi Sekarang


1. Hadis pemasaran tentang dilarang mencegat barang dagangan atau melakukan
transaksi sebelum memasuki pasar.
Maksud dari hadist tersebut adalah bahwa seorang pembeli dilarang mencegat
barang dagangan yang belum memasuki pasar ataupun melakukan transaksi di
luar pasar, karena hal ini merugikan pihak pedagang yang dicegat barang
dagangannya sebelum tiba di pasar dan pedagang tersebut belum mengetahui
harga yang sesungguhnya dari barang dagangan mereka, sehingga dalam hal ini
pedagang yang dicegat cukup dirugikan karena bisa saja pembeli tersebut
membeli dagangan itu sangat dibawah standar dari harga pasar.
Terkait relevansi hadis ini pada masa sekarang masih relevan karena sebegai
landasan kita setelah Al-Qur‟an untuk melakukan suatu kegiatan pemasaran atau
semacamnya, akan tetapi dalam kondisi sekarang masih ada saja oknum-oknum
yang melakukan sesuatu yang dilarang tersebut misalnya saja seperti para petani
dari desa yang akan menjual barang dagangannya ke pasar kota. Namun dicegat
oleh para pengusaha atau tengkulak dan barang mereka dengan harga murah
dengan memanfaatkan ketidaktahuan para pedagang tersebut.
2. Hadist tentang Memiliki kepribadian spiritual (Takwa).
Maksud dari hadist ini adalah seorang pedagang diharuskan memiliki
kepribadian spritual (Takwa), karena hadis tersebut menjelaskan mengenai
Bertaqwalah engkau kepada Allah walaupun di mana engkau berada, dan
iringilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapuskan kejahatan
tersebut dan bergaullah sesama manusia dengan budi pekerti yang baik.
Pedagang di pasar ataupun dimanapun harus mempunyai budi pekerti atau
kepribadian yang baik dalam hal berdagang agar apa yang dia lakukan bukan
hanya mendapatkan keuntungan melainkan juga akan mendapat berkah dari Allah

15
SWT, dengan cara para pedagang harus menghindari sifat yang buruk yang
berasal dari syaitan yakni seperti kecurangan, kebohongan, kelicikan, dan
penipuan dalam melakukan bisnis.
Terkait relevansi hadis ini pada masa sekarang masih relevan karena sebegai
landasan kita setelah Al-Qur‟an untuk melakukan suatu kegiatan pemasaran atau
semacamnya. Akan tetapi hal itu tidak relevan dengan kondisi sekarang karena
masih banyak pedagang atau pembisnis yang melakukan sebuah
kebohongan,penipuan dan semacamnya khususnya dalam dunia perdagangan
online yang sangat marak sekarang, baik itu dalam hal perdagangan, strategi
pemsasaran atau semacamnya yang akan merugikan banyak pihak.
3. Hadist tentang Berperilaku Baik dan Simpatik (Shidq)
Dalam hal ini hadis tersebut menjelaskan mengenai bahwa dalam
menjual,membeli,membayar hutang atau pelayanan harus dilakukan dengan
perilaku baik dengan salah satunya yakni bermuka manis, ramah terhadap
seseorang yang kita layani ataupun sebaliknya. Jadi dalam pemasaranpun
seseorang harus berperilaku baik dan simpatik, karena apabila seorang marketer
itu baik dan simpatik maka akan banyak di sukai orang banyak termasuk si
konsumen.
Terkait relevansi hadis ini pada masa sekarang masih relevan karena sebegai
landasan kita setelah Al-Qur‟an untuk melakukan suatu kegiatan pemasaran atau
semacamnya. Namun, dalam kondisi sekarang masih saja ada orang atau oknum-
oknum yang tidak berperilaku baik atau ramah terhadap seseorang yang sedang
dihadapinya baik perihal menjual,membeli,bayar hutang,pelayanan atau
semacamnya. Contohnya saja dalam hal pelayanan jasa, masih ada jasa-jasa yang
sangat tidak baik pelayanannya sehingga itu sangat memengaruhi pola pikir
konsumen terhadap suatu jasa tersebut dikarenakan pelayanannya yang buruk dan
membuat orang mungkin tidak lagi mengambil jasatersebut, dan walaupun
menggunakan juga itu dalam keadaan terpaksa dan ini sangat realistis.
Kemudian perihal membayar hutang itu pun masih sering terjadi bahwa pihak
yang membayar hutang merasa tidak suka dan menampilkan raut muka yang tidak
manis kepada yang menghutangkan karena dia sebenarnya tidak ingin membayar
hutang dan marah saat ditagih. Dan bahkan sekarang banyak pihak yang
memberikan hutang berasa menjadi orang yang berhutang dikarenakan hal-hal
seperti itu karena dia merasa tidak enak.

16
4. Hadis tentang berperilaku adil
Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi,
ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah oran gyang sesuai
dengan standar hukum baik hukum agama, hukum adat, maupun hukum negara.
Hadis ini tidak relevan dengan kondisi sekarang, karena masih banyak oknum-
oknum yang melakukan hal tersebut dan tidak memperdulikan akan hukum dan
sebagainya. Contohnya saja di masa sekarang banyak beredar kosmetik atau
perawatan wajah yang dibuat dan tidak memiliki izin resmi, kemudian dijual
dipasaran dan berpengaruh negatif bagi orang yang membeli barang tersebut.

17
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
a. Pemasaran secara umum adalah suatu proses social dan manejerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dangan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
yangbernilai dengan pihak lain. Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari
fungsi pasar sebagai wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Konsep Islam
memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi bila
prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif.
b. Pasar syari‟ah adalah pasar yang emosional (emotional market) dimana orang
tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan financial semata, tidak
ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah ia mengandung nilai-
nilai ibadah.
c. Konsep Pemasaran yaitu cara-cara menyusun strategi untuk mencapai kesuksesan
suatu usaha atau bisnis. Kemudian konsep pemasaran bertujuan untuk
memberikan kepuasan dan keinginan kepada kebutuhan konsumen. ada tiga faktor
penting yang di gunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran diantaranya yaitu
Orientasi pada konsumen, Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan,dan
Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
d. Ada beberapa Karakteristik Pemasaran dalam Islam yakni Teistis (Rabbaniyah,
Etis (Akhlaqiyyah), Realistis (Al-waqi‟iyyah), Humanistis (Al-insaniyyah),
e. Ada sembilan etika pemasaran, yang akan menjadi prinsip-prinsip bagi syariah
marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran,yaitu Memiliki kepribadian
spiritual (Takwa), Berperilaku Baik dan Simpatik (Shidq), Berperilaku Adil (al-
„adl), Bersikap Melayani dan Rendah Hati, Menepati Janji dan Tidak Curang,
Jujur dan terpecaya, Tidak suka berburuk sangka (su‟uzh-zhann), Tidak suka
Menjelek-jelekan (Ghibah), Tidak melakukan sogok/suap (risywah),
f. Dalam hal melakukan kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam perspektif Islam
harus dengan landasan kedua belah pihak saling suka dan saling ridho. Kemudian
pelaksanaan rencana pemasaran dalam Islam, tergantung pada prinsip syarikat
(kerjasama) yang telah diakui secara universal. Hal ini berarti pelaksanaan

18
perencanaan dilaksanakan melalui partisipasi sektor pemerintah dan swasta atas
dasar kemitraan.
g. Adapun konteks hadis yang relevansi pada masa sekarang yaitu mengenai Hadis
pemasaran tentang dilarang mencegat barang dagangan atau melakukan transaksi
sebelum memasuki pasar, Hadist tentang Memiliki kepribadian spiritual (Takwa),
Hadist tentang Berperilaku Baik dan Simpatik (Shidq), dan hadis tentang
berprilaku adil masing tidak relevan pada masa sekarang.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.radenintan.ac.id/1167/3/BAB_II.pdf

http://anthyscrub.blogspot.com/2014/12/hadis-hadis-iqtishad-part-1.html?m=1

https://www.academia.edu/36492186/makalah_pemasaran_dalam_perspektif_islam_docx

http://daniearabas.blogspot.com/2013/10/hadis-pemasaran-dalam-islam.html?m=1

file:///C:/Users/PC/Downloads/BAB_II.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai