Surat Kesepakatan Perdamaian Terintegrasi Dalam Putusan Peradilan Agama 1
Surat Kesepakatan Perdamaian Terintegrasi Dalam Putusan Peradilan Agama 1
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum
Bahwa sebelum dibahas lebih lanjut, maka ada baiknya dicatatkan beberapa
dasar hukum yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui tentang seluk beluk
mediasi di pengadilan seperti :
1
tetapi dalam ruang ini hanya dibatasi dengan mengambil pengertian mediasi
berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 PERMA No.1 Tahun 2016, yakni mediasi adalah cara
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan
para pihak dengan dibantu oleh mediator. Selanjutnya pengertian tentang Mediator
menurut Pasal 1 Ayat 2 PERMA No.1 Tahun 2016, adalah Hakim atau pihak lain
yang memiliki Sertifikat Mediator sebagai pihak netral yang membantu para pihak
dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian
sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah
penyelesaian.
Mengenai subyek hukum yang dapat ditunjuk sebagai mediator adalah seperti
criteria yang dikemukakan oleh Pasal 13 PERMA No.1 Tahun 2016 :
1. Mereka yang telah memiliki sertifikat Mediator yang diperoleh setelah
mengikuti dan dinyatakan lulus dalam pelatihan sertifikasi Mediator yang
diselenggarakan oleh Mahkamah Agung atau lembaga yang telah
memperoleh akreditasi dari Mahkamah Agung.
2. Jika terdapat ketiadaan atau keterbatasan jumlah Mediator bersertifikat maka
Hakim yang tidak bersertifikat atau Pegawai Pengadilan seperti Panitera,
Sekretaris, Panitera Pengganti, Jurusita/Jurusita Pengganti, Calon Hakim dan
pegawai lainnya dapat menjalankan fungsi mediator berdasarkan Surat
Keputusan Ketua Pengadilan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara sertifikasi Mediator dan
pemberian akreditasi lembaga sertifikasi Mediator ditetapkan dengan
Keputusan Ketua Mahkamah Agung.
Berdasarkan Pasal 8–10 PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang Biaya Jasa
Mediator dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Jasa Mediator Hakim dan Pegawai Pengadilan tidak dikenakan biaya.
2. Biaya jasa Mediator nonhakim dan bukan Pegawai Pengadilan ditanggung
bersama atau berdasarkan kesepakatan para pihak.
3. Biaya pemanggilan para pihak untuk menghadiri proses mediasi dibebankan
terlebih dahulu kepada pihak Penggugat melalui panjar biaya perkara dengan
menambahkan pada perhitungan biaya pemanggilan para pihak untuk
menghadiri sidang.
4. Dalam hal para pihak berhasil mencapai kesepakatan perdamaian, biaya
pemanggilan ditanggung bersama atau sesuai kesepakatan para pihak.
5. Dalam hal mediasi tidak dapat dilaksanakan atau tidak berhasil mencapai
kesepakatan, biaya pemanggilan para pihak dibebankan kepada pihak yang
kalah, kecuali perkara cerai di PA.
6. Biaya lain-lain di luar biaya jasa Mediator dibebankan kepada para pihak
berdasarkan kesepakatan.
Sedangkan akibat hukum bagi pihak Penggugat yang tidak beritikad baik
apabila terdapat kriteria sesuai dengan 5 point tersebut di atas, maka menurut Pasal
22 PERMA No. 1 Tahun 2016, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan oleh
Hakim Pemeriksa Perkara yakni :
1. Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima (NO)
2. Dikenai kewajiban pembayaran Biaya Mediasi
3. Berdasarkan Laporan ketidakberhasilan atau tidak dapat
dilaksanakannya mediasi dari Mediator kepada Hakim Pemeriksa
Perkara disertai rekomendasi pengenaan dan perhitungan besaran
biaya mediasi, maka Hakim Pemeriksa Perkara mengeluarkan putusan
yang merupakan putusan akhir yang menyatakan gugatan tidak dapat
diterima disertai penghukuman pembayaran biaya mediasi dan biaya
perkara.
4. Biaya mediasi sebagai penghukuman kepada Penggugat dapat diambil
dari panjar biaya perkara atau pembayaran tersendiri oleh
Penggugat dan diserahkan kepada Tergugat melalui Kepaniteraan
Pengadilan.
Sedangkan akibat hukum bagi pihak Tergugat yang tidak beritikad baik
apabila terdapat kriteria sesuai dengan 5 point tersebut di atas, maka menurut Pasal
23 PERMA No. 1 Tahun 2016, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan oleh
Hakim Pemeriksa Perkara yakni :
1. Dikenai kewajiban pembayaran Biaya Mediasi
2. Berdasarkan Laporan ketidakberhasilan atau tidak dapat
dilaksanakannya mediasi dari Mediator kepada Hakim Pemeriksa
Perkara disertai rekomendasi pengenaan dan perhitungan besaran
biaya mediasi, maka Hakim Pemeriksa Perkara sebelu melanjutkan
pemeriksaan wajib mengeluarkan putusan sela / penetapan yang
menyatakan Tergugat tidak beritikad baik dan menghukum Tergugat
untuk membayar biaya mediasi.
4
3. Biaya mediasi sebagai penghukuman kepada Tergugat merupakan
bagian dari biaya perkara yang wajib disebutkan dalam amar putusan
akhir.
4. Dalam hal Tergugat dimenangkan dalam putusan, amar
putusan menyatakan biaya mediasi dibebankan kepada Tergugat
sedangkan biaya perkara tetap dibebankan kepada Penggugat sebagai
pihak yang kalah.
5. Dalam perkara perceraian di lingkungan peradilan agama, Tergugat
yang dinyatakan tidak beritikad baik dihukum membayar biaya mediasi,
sedang biaya perkara dibebankan kepada kepada Penggugat.
6. Pembayaran biaya mediasi oleh Tergugat yang akan diserahkan
kepada Penggugat melalui kepaniteraan Pengadilan mengikuti
pelaksanaan putusan yang telah BHT.
7. Dalam hal para pihak secara bersama-sama dinyatakan tidak beritikad
baik oleh Mediator, gugatan dinyatakan tidak dapat diterima (NO) oleh
Hakim Pemeriksa Perkara tanpa penghukuman biaya mediasi.
6
5. Salinan Akta Perdamaian atas gugatan untuk menguatkan Kesepakatan
Perdamaian tersebut wajib disampaikan kepada para pihak pada hari
yang sama dengan pengucapan Akta Perdamaian.
Bahwa dari seluruh rangkaian tulisan ini dapatlah kiranya ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Bahwa dasar hukum tentang Proses Mediasi di Pengadilan telah direvisi dan
sekarang ini yang berlaku adalah PERMA No.1 Tahun 2016 sehingga PERMA
No.1 Tahun 2008 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 04 Februari
2016 sesuai dengan tanggal diundangkan peraturan yang baru tersebut.
2. Bahwa tahapan Proses Mediasi di Pengadilan terdiri atas 4 macam tahapan
yakni sebagai berikut :
2.1.Tahapan Pramediasi
2.2.Tahapan Proses Mediasi
2.3.Tahapan Perdamaian Sukarela
2.4.Tahapan Perdamaian di Luar Pengadilan
3. Bahwa yang sering terjadi di Pengadilan Agama adalah tahapan Pramediasi
untuk jenis perkara perceraian baik untuk Cerai Talak maupun Cerai Gugat serta
jenis perkara kumulasi Hadlanah dan Nafkah Anak.
4. Bahwa keberhasilan mediasi berupa Akta Perdamaian yang terintegrasi dalam
putusan yang memuat Surat Kesepakatan Perdamaian yang disetujui oleh
kedua belah pihak berperkara dan atau dapat juga berupa Penetapan yang
isinya Penggugat telah mencabut gugatannya.
B. Saran-saran
Adapun saran – saran yang dapat diberikan dan sebagai bahan pertimbangan
selanjutnya adalah sebagai berikut :
8
2. Masih perlu tim tentang PERMA No.1 Tahun 2016, yang melibatkan unsur
dari Hakim maupun Kepaniteraan, terutama untuk Kasir, Jurusita/Jurusita
Pengganti dan Panitera/Panitera Pengganti.
3. Masih perlu sosialisasi bagi semua aparatur pengadilan terutama yang
berkaitan dengan PERMA No.1 Tahun 2016 dari segi petunjuk tekhnis
pelaksanaannya di lapangan.
BIODATA PENULIS