Paper Maritim TKN
Paper Maritim TKN
indo-pasifik pertama kali dikenalkan oleh perdana mentri jepang,Shinzo abe pada saat
menyampaikan pidatonya yang terkenal tahun 2007 didepan parlemen india. Dalam
memahami arsitektur geopolitik indo-pasifik adalah bagaimana kecenderungan negara negara
besar bermain dikawasan dan apa peran Indonesia yang harus dimainkan dalam proses
persaingan politik tersebut. Indonesia lebih fokus pada berbagai isu strategis di indo-pasifik
bersifat imperatif,mengingat Indonesia berada tepat ditengah pusaran rivalitas antar negara.
Berbeda dengan Australia yang meskipun secara geografis berada di antara dua
samudera,namun wilayahnya tidak menjadi jalur perlintasan perdagangan internasional.
Indonesia memiliki selat malaka,selat sunda,selat Lombok,selat ombai/wetar,dan tiga alur
laut kepulauan Indonesia(ALKI) yang sangat vital bagi detak perekomomian global. Hal ini
membuat perairan Indonesia sedemikian padat menjadi lalu lintas kepentingan internasional.
. Apa yang sudah berhasil dilakukan oleh pemerintah melalui PMD (Poros Maritim Dunia)
dalam lingkungan kementeriannya (kementerian coordinator kemaritiman, KEMENHAN,
KKP) dan analisa apa yang belum atau bahkan kebijakan yg salah diterapkan.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk
menjadi Poros Maritim Dunia. Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai
negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia
sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan
potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.
Untuk menuju negara Poros Maritim Dunia akan meliputi pembangunan proses maritim dari
aspek infrastruktur, politik, sosial-budaya, hukum, keamanan,dan ekonomi. Penegakkan
kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan
pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi
biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan, merupakan program-
program utama dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia .
Dalam mencapai program tersebut diperlukan juga koordinasi yang baik dari berbagai
kementrian terkait khususnya koordinasi dari Kemenko kemaritiman dengan beberapa
kementrian dibawahnya seperti Kementrian Pertahanan dan Kementrian Kelautan Perikanan
dan beberapa elemen lain yang terlibat.
pengawalan program prioritas nasional dan kebijakan lain yang telah ditetapkan dalam
Sidang Kabinet;
Dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, Presiden Joko Widodo
mencanangkan lima pilar utama dalam
Pilar kedua : Berkomitmen dalam menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus
membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan
menempatkan nelayan sebagai pilar utama.
Pilar keempat : Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama
pada bidang kelautan
Cita-cita dan agenda pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di atas akan menjadi fokus
Indonesia di abad ke-21. Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, kekuatan yang
mengarungi dua samudera sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa. Dalam
mengawal visi Laut Masa Depan Bangsa
dan mendukung misi nawacita yang diamanatkan Presiden Joko Widodo Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan
dengan berbagai kebijakan. Kebijakan KKP tersebut diterjemahkan ke dalam misi tiga pilar
yakni kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan, yaitu:
KEDAULATAN. Mandiri dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan dan
perikanan dengan memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum di
laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang dilakukan melalui pengawasan
pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) dan sistem perkarantinaan ikan,
pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan.
KESEJAHTERAAN Mengelola sumber daya kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui pengembangan kapasitas SDM dan
pemberdayaan masyarakat; dan pengembangan inovasi iptek kelautan dan perikanan.
Dalam rangka memperkuat jatidiri sebagai negara maritim telah dilakukan pemberantasan
illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing serta pengembangan ekonomi maritim dan
kelautan. Pemberantasan IUU fishing telah menjadi prioritas utama pemerintah dalam
melindungi sumber daya kelautan dan perikanan.Keberhasilan penanganan pencegahan dan
pemberantasan illegal fishing dikarenakan telah berjalannya pelaksanaan pengawasan
terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Indonesia memiliki bentang alam yang luas dan sumber daya alam yang luar biasa, dari
berbagai sektor seperti pertanian, pangan, energi, dan kemaritiman yang bisa dimanfaatkan.
Sektor Kemaritiman pengelolaan dan pemanfaatannya harus dilaksanakan secara bertanggung
jawab, guna menjaga kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan NKRI.
Badan Koordinasi Keamanan Laut pada awalnya telah dibentuk tahun 1972 melalui
Keputusan Bersama Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata,
Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, Menteri Kehakiman, dan Jaksa Agung, Nomor:
KEP/B/45/XII/1972; SK/901/M/1972; KEP.779/MK/III/12/1972; J.S.8/72/1;KEP-
085/J.A/12/1972 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Keamanan di Laut dan Komando
Pelaksana Operasi Bersama Keamanan di Laut.
Adanya perubahan tata pemerintahan dan perkembangan lingkungan strategis dewasa ini,
Badan Koordinasi Keamanan Laut memerlukan pengaturan kembali dalam rangka
meningkatkan koordinasi antar berbagai instansi pemerintah di bidang keamanan laut.
Pemikiran tentang perlunya pengaturan kembali Badan Koordinasi Keamanan Laut sebagai
penganti Badan yang telah dibentuk sebelumnya (1972), pada tahun 2003 melalui Keputusan
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Nomor Kep.05/Menko/Polkam/2/2003
maka dibentuk kelompok Kerja Perencanaan Pembangunan Keamanan dan Penegakan
Hukum di Laut.
Melalui serangkaian seminar dan rapat koordinasi lintas sektoral, maka pada tanggal 29
Desember 2005, maka ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2005 tentang Badan
Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) yang menjadi dasar hukum dari Badan Koordinasi
Keamanan Laut.
Badan Keamanan Laut mempunyai tugas melakukan patroli keamanan dan keselamatan di
wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia. Dalam melaksanakan tugas,
Badan Keamanan Laut menyelenggarakan fungsi:
memberikan bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah
yurisdiksi Indonesia; dan
Kementerian KKP sendiri pernah melakukan beberapa program besar khususnya di era
menteri susi pujiastuti. Beberapa program ini juga mendongkrak perekonomian Indonesia
khususnya di bidang perikanan. Beberapa programnya yaitu,
(1) KKP akan mereview perizinan kapal baru penangkap ikan.
(2) Berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) untuk menghapus biaya perizinan
dan retribusi kapal tangkap di bawah 10 gross ton (GT).
(3) Mewajibkan semua pemda membuat peraturan yang melarang penebangan hutan bakau
dan penangkapan benih lobster.
(4) Perangi pelaku illegal fishing
Indonesia sebagai nagara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan,mau tidak mau kedepannya
akan menjadi negara maritim. Sebagai negara yang dikelilingi oleh lautan, maka Indonesia
kental akan budaya maritim. Jatidiri bangsa kita sejak zaman nenek moyang terletak di laut,
bahkan ada sebuah lagu yang memiliki lirik “nenek moyangku seorang pelaut”. Dengan
dikelilinginya negara kita dengan lautan yang seluas 3.544.743,9 km, maka sudah seharusnya
kita sebagai anak bangsa menjaga lautan kita. Adapun cara menjaga laut serta biotanya,
adalah :
Tidak membuang sampah sembarangan. Di laut maupun di sungai. Sungai adalah
aliran air yang akan bermuara ke laut. Jika air sungai kotor, maka laut ikut kotor.
Tidak membuang limbah pabrik ke laut.
Tidak memakai pukat harimau atau bom dalam menjaring ikan. Hal ini akan
melestarikan dan menjaga populasi ikan tetap seimbang.
Tidak membuang sampah di pantai. Pantai adalah daratan yang paling dekat dengan
laut. Jika pantai kotor, akan berdampak pada kebersihan laut.
Tidak menyentuh terumbu karang saat sedang menyelam di laut.
Tidak membunuh hewan yang terancam punah di laut.
Melakukan penanaman kembali terumbu karang.
Memberikan sangsi tegas pada pelaku pengerusakan hewan laut.
Batas pertama adalah laut teritorial yang diukur sepanjang 12 mil laut dari garis
pangkal pulau. Di area ini, Indonesia berdaulat penuh (sovereignty) atas segala
sumber daya alam. Indonesia memiliki batas teritorial yang berbatasan langsung
dengan Malaysia dan Singapura.
Selanjutnya, landas kontinen. Area ini berupa dasar laut dan tanah di bawahnya,
lanjutan dari laut teritorial hingga 200 mil laut dari garis pangkal pulau. Indonesia
hanya memiliki hak berdaulat (sovereign right) untuk eksplorasi dan eksploitasi
sumber mineral di area ini. Meski begitu, pemanfaatan landas kontinen oleh negara
lain harus sesuai izin Indonesia. Negara yang memiliki batas laut ini dengan Indonesia
adalah India, Thailand, Malaysia, Vietnam, Australia, dan Papua Nugini
Kategori ketiga adalah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), diukur sejauh 200 mil laut
dari garis pangkal pulau. Seperti landas kontinen, Indonesia hanya punya hak
berdaulat di area ini untuk eksplorasi, eksploitasi, dan konservasi sumber daya alam,
terutama perikanan. Filipina dan Australia memiliki batas ZEE dengan Indonesia.
Daftar Pustaka
Arungi samudra bersama sang naga karya untung suropati,yohanes sulaiman, pt. alexmedia
komputindo,jakarta
Aulia. Bentuk Pemerintahan Negara Argentina. Guruppkn.com. 2019. Diambil dari URL:
https://www.google.com/amp/s/guruppkn.com/bentuk-pemerintahan-negara-argentina/amp.
Diakses pada 17 Oktober 2019.
https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/infografik/2020/01/11/negara-maritim-
ini-tiga-batas-laut-indonesia
https://www.google.com/amp/s/ilmugeografi.com/biogeografi/cara-melestarikan-alam-laut-
dan-lingkungan/amp