Disusun oleh :
Kelas : A
FAKULTAS FARMASI
2017
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beseerta keluarga dan
para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah, inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan 4
1.2 Tujuan 4
1.3 Manfaat 4
Bab II Isi 5
2.2.2 Metode 8
2.1 Kesimpulan 12
Daftar Pustaka13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada proses komunikasi ada 4 komponen penting yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yaitu :
4
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan wacana bagi peneliti dan para
akademisi yang mempelajari mengenai perilaku komunikasi risiko yang terjadi antara
dokter dengan pasien.
Manfaat Praktis
Memberikan kontribusi untuk para dokter mengenai komunikasi risiko yang terjadi
antara dokter dengan pasien.
5
BAB II
ISI
Dalam profesi kedokteran, komunikasi antar dokter dan pasien merupakan salah
satu kompetensi yang harus dikuasai dokter. Keberhasilan kompetensi komunikasi
menentukan keberhasilan dalam membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
Komunikasi antara dokter dan pasien dibedakan menjadi 2, yaitu komunikasi efektif dan
komunikasi tidak efektif. Berikut diberikan contoh hasil komunikasi efektif dan contoh
komunikasi tidak efektif antara dokter dengan pasien.
4. Pasien mau bekerja sama dengan dokter selama menjalankan semua upaya
pengobatan kesehatannya.
6
seperlunya, melakukan pemeriksaan, menulis resep, memesankan untuk
kembali, atau memeriksakan ke laboratorium/ foto rontgen, dan sebagainya.
3. Pasien ragu apakah dia harus mematuhi anjuran dokter atau tidak
5. Pasien merasa usahanya sia sia karena sepulang dari dokter ia tetap tidak tahu
apa-apa, hanya mendapat resep saja
7
4. Pekataan lemah lembut
5. Bijaksana
Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan oleh seseorang dokter Muslim
dalam melakukan anamnesis dan memberikan penjelasan pada pasien:
3. Dalam bertanya hendaklah bertanya dengan perktaan yang jelas, tidak malas
berkomunikasi karena banyak pasiennya, seorang dokter Muslim harus
menunaikan hak pasien yaiu menyelesaikan pelayanan kepadanya dengan baik
tanpa diganggu oleh waktu yang terbatas sehingga hak pasien untuk bertanya
tidak tertunaikan.
8
Selain anamnesis, maka hal yang juga selalu berkaitan dengan profesi dokter
adalah Informed consenst. Menurut Wujoso (2009), informed consenst dalam
profesi kedokteran (juga tenaga kesehatan lainnya) adalah pernyataan setuju
(consent) atau ijin dari pasien yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa
paksaan tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah
mendapatkan informasi cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.
9
DAFTAR PUSTAKA
Al Quranul Karim
Djauzi, S & Supartondo. 2004. Komunikasi dan Empati Dalam Hubungan Dokter-
Pasien. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Sutrisna EM, Dr. dr., M.Kes., dkk. 2016. Islam dan Iptek. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPIK) Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
10
11