Anda di halaman 1dari 36

EKSPLORASI ~

2020
LAPORAN 9
~

BAB V

LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

5.1. Lingkungan
5.1.1. Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
PT. Prafa Coal Mining melakukan Program Pengelolaan Lingkungan
sebagai upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan,
pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan
lingkungan hidup.
Dalam hal ini PT. Prafa Coal Mining mempunyai Visi untuk
menjalankan operasinya di lingkungan yang bersih dengan
melaksanakan peningkatan yang berkelanjutan dalam kinerja
lingkungan hidup, serta akan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan guna memenuhi tanggung jawab sosial di bidang
lingkungan dan berguna bagi masyarakat sekitar.

a. Penanganan Air
Baku Mutu Lingkungan yang sesuai standard maka PT. Prafa Coal
Mining akan menjalankan kaidah atau standard yang berlaku
sesuai dengan BML (Baku Mutu Lingkungan). Menjaga kualitas
air dari area tambang sebelum keluar ke perairan umum
agar tetap memenuhi standard Baku Mutu Lingkungan (BML),
dengan melakukan :
1) Perawatan fasilitas Kolam Pengendap Lumpur (KPL)
Teknologi peningkatan kualitas air dengan cara in-situ
treatment dan passive treatment. Passive treatment
adalah pengolahan air dengan menggunakan beberapa
kolam, yaitu settling pond atau kolam penampungan
sedimentasi, dan kolam penampungan terakhir. Pada
periode semester I, PT. Prafa Coal Mining terdapat 2 (dua)
unit KPL aktif, yaitu 1 (satu)
unit pada areal pit dan 1 (satu) unit di areal stockpile.
Setiap
lokasi terdapat perlakuan yaitu :

5-1

--- ------
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434
EKSPLORASI ~
2020
LAPORAN 9
~

--- ------
a) Proses sedimentasi untuk memisahkan antara partikel
padatan dengan air yang terdapat di dalam limbah cair,
proses ini terjadi pada kolam inlet.
b) P
r
o
s
e
s

n
e
t
r
a
l
i
s
a
s
i
yang ditujukan untuk menaikkan tingkat keasaman limbah
cair dan dilakukan dengan penambahan kapur. Proses
ini juga dapat menghambat proses oksidasi besi
dan
pelepasan logam ke air (metal leaching).

5-2
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434
Gambar 5.1. Contoh kegiatan pola Aliran Air dan Pengapuran di KPL

Gambar 5.2. Denah dan potongan settling pond

2) Pembuatan saluran
Pada areal
tambang juga
dilengkapi
dengan
pembuatan
saluran
terbuka.
Pembuatan
saluran seiring
T AK
dengan
kemajuan tambang. Selain itu dibuat sumuran (sump)
pengumpul. Bentukan bukaan tambang diatur dengan

5-3

® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434

--- -----------
menyesuaikan elevasi tanah, sehingga pola aliran air akan
mengalir secara alami menuju main sump karena
perbedaan
elevasi tanah.

G
a
m
b
a
r
5.3.
Contoh kegiatan pembuatan saluran terbuka di areal backfilling

3) Pengurasan lumpur
Untuk memastikan pemenuhan standar kualitas air yang keluar dari
kegiatan penambangan, maka upaya perbaikan akan dilakukan
dengan pengurasan lumpur. Lumpur yang telah terkumpul, terendap
dan memenuhi areal main sump akan dikuras. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengurangi sedimen pada air yang akan di
pompa ke areal
KPL.

5-4
--- ------
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434

--- ------
b. Penanganan Debu dan Kebisingan
Pada umumnya menjaga kualitas udara dilakukan dengan
cara melakukan penyiraman secara rutin pada jalan yang dilalui
oleh truck pengangkut batubara, khususnya di musim kemarau
guna menghindari tereksposenya debu. Kegiatan penyiraman
pada jalan angkut batubara dari stockpile hingga jalan negara.
Kegiatan penyiraman juga dilakukan di jalan tambang untuk
menghindari terjadinya kecelakaan tambang akibat debu yang
tebal yang dapat menutup pandangan driver unit angkut
overburden dari tambang k
e

a
r
e
a
l

d
i
s
posal.
Gambar 5.4.
Contoh kegiatan pengambilan sample udara
c. Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau
menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan
usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna
sesuai peruntukannya. Revegetasi termasuk sebagai bagian dari
reklamasi. Revegetasi adalah usaha atau kegiatan
penanaman kembali lahan bekas tambang (Direktorat Jenderal
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Departemen Kehutanan,
1997). Menurut
Setiadi (2006), tujuan dari revegetasi akan mencakup
re-

5-5

--- ---------
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434

--- ---------
establishment komunitas tumbuhan asli secara berkelanjutan
untuk menahan erosi dan aliran permukaan, perbaikan
biodiversitas dan pemulihan estetika lanskap. PT. Prafa Coal
Mining dalam hal ini berencana akan melakukan
kegiatan reklamasi pada saat maupun setelah selesai
penambangan. Adapun rencana kegiatannya sebagai berikut :
1) Penatagunaan Lahan
a) Pengaturan permukaan lahan
Kegiatan pengaturan permukaan lahan yaitu melakukan
perataan dan pemadatan di areal disposal serta Areal
Back Filling.
b) Pengendalian erosi dan pengelolaan
Pengendalian erosi dengan pengaturan pola aliran
air, dan pembuatan bench.
2) Revegetasi
a) Penebaran LCC di disposal.
Legume Cover Crop (LCC) atau disebut sebagai
tanaman penutup tanah adalah sangat penting artinya
dalam melindungi dan menyelamatan tanah. Tanaman
LCC memiliki syarat sebagai tanaman yang mudah
diperbanyak, perakaran dangkal, memiliki pertumbuhan
y
a
n
g

c
e
p
a
t dan berdaun banyak, dan dapat menyuburkan
tanah.

5-6

--- ------
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434

--- ------
Gambar 5.5. Contoh pertumbuhan LCC di Areal
Disposal

Ada banyak jenis LCC yang biasa digunakan di areal


perkebunan. PT. Prafa Coal Mining berencana
menggunakan jenis Calopoginium mucunoide (CM) dan
Pueraria javanica (PJ)
LCC memiliki peran penting karena dapat memperbaiki
sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi
dan mempertahankan kelembapan tanah, serta menekan
pertumbuhan gulma. LCC dapat menambah bahan
organic tanah, dan dengan cara demikian
dapat membantu absorpsi nutrisi-nutrisi tanaman yang
sudah berkurang akibat kegiatan penambangan.
Penanaman LCC sebaiknya dilaksanakan segera setelah
persiapan lahan selesai.

3) Pencegahan dan penanggulangan Air Asam Tambang


(AAT)
Air asam tambang terbentuk saat mineral sulphida
tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi
dimana terdapat air dan oksigen yang menyebabkan
terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan
kondisi asam.
AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
pada air asam yang timbul akibat kegiatan
penambangan,
untuk membedakan dengan air asam yang timbul
oleh
5-7

® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434


kegiatan lain seperti : penggalian untuk pembangunan
pondasi bangunan, pembuatan tambak, dan sebagainya.
Penanganan AAT yang telah terbentuk, yang berpotensi
keluar dari lokasi penambangan, dilakukan untuk
mencapai kondisi kualitas air seperti yang disyaratkan
dalam peraturan pemerintah tentang kualitas air. Secara
umum terdapat dua cara pengolahan air, yaitu secara
aktif dan pasif.
Sebagai contoh, seperti disebutkan diatas, salah satu
parameter penting yaitu pH. Untuk menaikkan nilai pH
ke kondisi normal, maka dilakukan beberapa upaya
diantaranya adalah dengan penambahan bahan kimia
seperti kapur (lime). Secara aktif, kapur (berbentuk
serbuk/tepung) dicampurkan secara langsung dengan air
asam di saluran air atau wadah khusus, atau di kolam
penampungan air. Sedangkan secara pasif, air
asam dialirkan melalui saluran-saluran dimana terdapat
kapur (dalam bentuk batuan) sebagai “media penetral”
air asam yang melaluinya.
PT. Prafa Coal Mining berencana melakukan upaya
penanganan AAT yaitu dengan cara :
a. Pemeriksaan pH air
b. Distribusi kapur dolomit dan pengapuran di KPL

5-8
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434
\

Gambar 5.6 Hasil Pemantauan Lingkungan

d. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Target pengolaan limbah B3 PT. Prafa Coal Mining adalah


untuk meminimalkan pencemaran lingkungan akibat bahan –
bahan yang mengandung racun dan berbahaya. Pengelolaan
limbah B3 di area bengkel, genset dam lain – lain berupa
ceceran minyak
dan oli dikelola dengan cara membuat oil trap. Ceceran
minyak

5-9
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434
dan oli bekas yang terkumpul di oil trap selanjutnya diambil
secara periodic, dimasukkan kedalam drum, disimpan
atau dikirim ke tempat pengelolaan oli bekas yang telah
ditunjuk/mendapat izin pemerintah.

Gambar 5.7. Lay Out Gudang penyimpanan sementara limbah B3

5.1.2. Kegiatan Pemantauan Lingkungan


Dalam program Pemantauan Lingkungan PT. Prafa Coal Mining
melakukan rencana pekerjaan pemantauan lingkungan diantaranya
yaitu kualitas air. Kegiatan pemantauan lingkungan merupakan
hal yang penting bagi areal pertambangan. Sebagai penunjang
kegiatan pemantauan lingkungan ini, PT. Prafa Coal Mining telah
bekerja sama dengan BLHD Kabupaten Tanah Laut dalam kegiatan
pengambilan sampel dan analisa laboratorium.
a. Pemantauan Kualitas Air
Pengambilan contoh diperlukan untuk keperluan pemeriksaan
kualitas, baik air, udara dan tanah. Contoh merupakan media
yang diambil untuk menvalidasi lingkungan tambang. Untuk
pengambilan contoh uji kualitas air menggunakan bahan yang tidak
mempengaruhi sifat contoh yaitu dengan wadah plastik ukuran 2
liter, dimana wadah terlebih dahulu dicuci agar steril.
Titik
pengambilan sampel air adalah inlet dan outlet KPL serta hulu anak

5 - 10
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434
Sungai Kersik, dimana setiap pengambilan sampel, akan dicatat
koordinat titik pantaunya dengan menggunakan Global Positioning
System (GPS). Parameter yang digunakan dalam analisa uji
kualitas air berdasarkan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 20
Tahun 2007.

Gambar 5.8. Peralatan sampling Air untuk Pemantauan Kualitas


Air

Untuk memantau tingkat keasaman air pada areal tambang, dilakukan


pemantauan dan pengambilan sampel air untuk dianalisa di
laboratorium BLHD Kabupaten Tanah Laut. Hasil pengujian sampel
air berdasarkan analisa laboratorium semua titik pantau
dengan
tingkat keasaman memenuhi Baku Mutu Lingkungan.
5 - 11

® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434


EKSPLORASI ~
2020
LAPORAN 9
~

LAPORANHASILWI ( LHU )

Gambar 5.9. Hasil Pengujian Kualitas Air

b. Pemantauan Kualitas Udara


Jenis dampak yang dipantau berupa Kandungan debu, gas CO,
NO2, dan SO2 di udara, lokasi pemantauan debu, gas CO, NO2, dan
SO2 di udara dilakukan pada titik pantau sebagai berikut; sekitar lokasi
front tambang, jalan tambang, mess karyawan/kantor dan ROM
stockpile. Waktu pemantauan dilakukan sejak tahap konstruksi
hingga tahap operasi dengan frekuensi per-semester.dalam hal ini
bahwa metode pemantauan dilakukan dengan observasi, pengukuran
dan Analisa laboratorium. Tolakukur dan dampak mengacu baku mutu
yang dipersyaratkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 41
3
Tahun 1999 (Baku mutu debu = 230 µmg/m dan SO2 = 900 µmg/m)

c. Pemantauan Tingkat Erosi


Pemantauan ini dilakukan secara kontinu, terutama pada areal
lereng, tanggul dan daerah timbunan. Perkembangan kondisi lapangan
selalu dilaporkan untuk mengantisipasi terjadinya longsoran. Hal yang
selalu diwaspadai pada saat pemantauan erosi adalah adanya
rekahan atau kantung-kantung air, dengan curah hujan yang tinggi
untuk mengantisipasi terjadinya longsoran, intensitas pemantauan
erosi
ditingkatkan.

5 - 12
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING

-----------------------
~ (021)83795434
EKSPLORASI ~

LAPORAN
2020
9 ~

-------------------------------
EKSPLORASI ~
2020
LAPORAN 9
~

~o Kementerian BADAN FM.S.10.OO.02-LHU

PENEUllAN DAN PENGEMBANGAN

INDUSTRI
.. ~ Perindustria~ BA~~~~:!.~!~:~K:~~~~~~~'~~~U~~~:I
Jol., PongIlmo Ba1IIr BInINo. 2 Telp. (0511)4n48814.
n2481
F.... (0511)4772115 E_: bari,t..ld.ba")arbaruCto ... I.com
~:bari.tandblnja'baru,k.menperf".go.ld
BANJARBARU - KAUMANTAN SELATAN (70711)

LAPORAN HASIL UJI ( LHU )

Nom 0r : 0435·E/BPPI/BRSBB/01/2019.
T91. diterbitkan : 15 Januari 2019.
Con t 0 h : Tanah.
HaslluJ)
No ParametarUjl Satuan
P.6445 - Metod8Uji

1. Tekstur: Pasir
Debu
". 42,86
54,80 Gravimetn
List % 2,52
2. pH-H,O 4,95 PotenSiomeb'i
pH-KCI
,~ 3,68 Potenslometri

_.
C-Organik 1,00 SpekllOfotometri
5. Bahan Organik % 1.72 SpekIIOfotomGtri
Pemlrungan
~ 7 ~) ~ - I- ~
4,65

KjeIdah)

9.
P.o. Bray
Kation dapal dilukar :
mgllOOg I--
~ -. Spoktrofotometn

Mg mollOOg 0,020
Ca mollOOg <0,001
K mollOOg 0,059 AAS
-- Na mollOOg 0,093
10
11
KTK
KB
mollOOg
%
10,383
1,66 -- ~ I
12 Ii' mdlOOg 2,039 TiInmetl1
-AM
13. PiriI ppm 7276,47

Halaman 2 dati 2.

Lap"..... .....,..... bc*tllIlplld.bn.bIg ... ICIIU~~ ........ ~"" ••~kIoriIm ...... IIY1IMrtP.. .COff_~ .. IICU
Industrialiusimonl4u kahid...,.ny ... g lebthbalk

Gambar 5.9. Hasil Pengujian Kualitas Tanah

d. Pemantauan Revegetasi
Pemantauan revegetasi saat ini dilakukan pada areal yang telah
disebar LCC. Pemantauan yang dilakukan adalah tingkat
pertumbuhan LCC. Pada areal pembibitan dilakukan kegiatan
pemantauan pada bibit tanaman, terutama pemantauan terhadap ada
tidaknya hama pengganggu tanaman. Selain itu juga dilakukan
pemantauan atas perkembangan tanaman.

5.2. Keselamatan Pertambangan


Pengaturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tambang umum telah diatur
dalam Kepmen Pertambangan dan Energi No. 1827 K/30/ MEM/2018 pada
Lampiran III tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan
dan
Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan
Batubara.
5 - 13
EKSPLORASI ~
2020
LAPORAN 9 ~

® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus dilaksanakan dengan baik karena
dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan. Setiap pekerja tambang wajib
untuk memperhatikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
serta orang-orang lain yang mungkin terkena dampak dari perbuatannya.
Dengan demikian peralatan yang dapat menunjang K3 diperlukan untuk
terciptanya kondisi yang dapat mencegah atau mengurangi kecelakaan di
tempat kerja.
 Sasaran Keselamatan Kerja yaitu :
1. Mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan, baik yang
berakibat cacat tidak tetap atau tetap.
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan
3. Mengamankan material, alat-alat kerja, mesin-mesin dan
konstruksi pemakaian.
4. Menjamin tempat kerja yang bersih dan sehat.
 Tujuan Keselamatan Kerja :
a. Mencegah atau mengadakan usaha pencegahan agar karyawan
tidak mendapat luka atau cidera atau meninggal
b. Tidak terjadinya kerusakan atau kerugian pada alat atau
material atau produksi
c. Upaya pengawasan terhadap 4 M yaitu : manusia,
material, mesin, metode kerja yang dapat memberikan
lingkungan kerja aman dan nyaman sehingga tidak terjadi
kecelakaan
 Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah “Adalah usaha untuk melindungi
karyawan dari sakit akibat lingkungan kerja ataupun akibat
kerja”

A. Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Dalam pelaksanaan program K3 di area kerja suatu kegiatan
penambangan perlu dipahami prinsip dasar dari Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, prinsip dasar K3 yaitu :
1. Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya
2. Penyebab kecelakaan harus dicegah / ditiadakan
3. Setiap pekerjaan pasti dapat dilakukan dengan aman dan
selamat

--- ------
5 - 14

® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434

--- ------
B. Kunci Bekerja dengan
Aman
Setiap pekerjaan adalah penting dalam suatu area kerja,
namun demikian seberapa pentingnya pekerjaan tersebut haruslah tetap
memperhatikan agar melakukan pekerjaan dengan aman. Agar
bekerja dengan aman maka setiap karyawan diharapkan
mengetahui kunci bekerja dengan aman, yaitu :
1. Mengetahui / memahami pekerjaan yang akan dilakukan
2. Mengetahui potensi bahaya yang mungkin
terjadi
3. Melengkapi dengan alat perlengkapan kerja yang diperlukan

C. Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kesehatan dan Keselamatan Kerja akan menyelamatkan karyawan dan
perusahaan dari kerugian yang mungkin timbul, dengan demikian maka
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menyelamatkan karyawan, dari :
sakit, sedih, penderitaan, kehilangan gaji.
2. Menyelamatkan keluarga, dari :
kesedihan, masa depan, dan lain – lain.
3. Menyelamatkan perusahaan, dari :
kerusakan alat, kehilangan tenaga kerja, melatih/mengganti
karyawan yang celaka bahkan bisa sampai stop produksi.

Dalam rencana kerja bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, perusahaan


berkomitmen untuk melaksanakan K3 dan pengawasan. Serta
meminimalkan kecelakan yang berpotensi terjadi di area kerja dan juga
perhatian khusus difokuskan terhadap kesehatan keryawan.
a. Komitmen Manajemen tentang
K3

1. Melaksanakan serta mentaati peraturan maupun perundang-undangan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Pencapaian sasaran mutu kearah zero fatal accident

b. Wadah Organisasi K3
5 - 15

® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434


PT. Prafa Coal Mining membentuk suatu wadah untuk memudahkan
pengawasan dalam pelaksanaan penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di area kerja PT. Prafa Coal Mining . Organisasi yang
akan dibentuk terdiri dari :
- Kepala Teknik Tambang
- Pengawas operasional
- Pengawas teknik
- Petugas K3
- Komite K3

Komite K3 adalah suatu wadah yang terdiri dari seluruh perwakilan dari
setiap jenjang struktural perusahaan, perwakilan pemerintah.
Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah K3, menyebarluaskan
hasil informasi K3, Inspeksi bersama dan Pemeriksaan bersama.

c. Pengertian Kecelakaan :
Adalah suatu kejadian yang, antara lain :
1. Tidak direncanakan
2. Tidak diinginkan
3. Tidak diduga
4. Terjadi kapan saja, dimana saja dan dapat menimpa siapa
saja

d. Kecelakaan Tambang :
1. Benar-benar terjadi
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi
izin
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan
4. Terjadi pada jam kerja
5. Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau
area proyek

e. Akibat kecelakaan :
- Dapat cidera, cacat bahkan sampai dapat menimbulakan
kematian
- Dapat menimbulkan kerusakan peralatan yang
dipergunakan
(harganya mahal)
5 - 16

® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434


- Dapat menimbulkan terganggunya produksi bahkan dapat
sampai dengan stop produksi
- Dan itu semua merupakan suatu kerugian yang tidak diinginkan
baik oleh tenaga kerja ataupun oleh perusahaan.
f. Penyebab Kecelakaan :
1. Versi Heinrich
 Tindakan tidak aman (88%)
 Kondisi tidak aman (10%)
 Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)
2. Versi OSHA
 Tindakan tidak aman (68%)
 Kondisi tidak aman (20%)
 Failure of procces (11,2%)
 Others/lain-lain (0,8%)
g. Klasifikasi Cidera Akibat Kecelakaan Tambang
1. Cidera Ringan
Adalah bila kurang atau maximum 3 minggu pekerja sudah
dapat bekerja kembali.
2. Cidera Berat
- apabila lebih dari 3 minggu pekerja baru dapat kembali bekerja
- cacat tetap sehingga tidak dapat menjalankan tugas semula
- patah/retak/dislokasi (Kepmen 555. K)
3. Meninggal
apabila meninggal dalam waktu 24 jam sejak kecelakaan.
h. Pemeriksaan Kecelakaan :
Tujuan dilakukan pemeriksaan kecelakaan
Adalah untuk, antara lain :
 Mencari penyebab dari terjadinya kecelakaan tersebut
 Memberikan rekomendasi atau tindakan untuk koreksi dari
penyebab tersebut di atas
 Memberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan tersebut
 Akhirnya diharapkan dengan tindakan koreksi atau pencegahan
yang diberikan, maka tidak terjadi kecelakaan yang sama atau
sejenis
i. Statistik Kecelakaan Tambang

5 - 17
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434
1. Berdasarkan FR (Kekerapan Kecil)
Adalah jumlah kecelakaan kumulatif dibagi jumlah jam kerja kali
1.000.000
Atau :
Jumlah kecelakaan kumulatif
FR = -------------------------------------- x 1.000.000
Jumlah jam kerja
2. Berdasarkan SR (Keparahan Kecil)
Adalah jumlah hari yang hilang dibagi jumlah jam kerja kali 1.000.000
Atau :
Jumlah hari yang hilang
SR = -------------------------------- x 1.000.000
Jumlah jam kerja

j. Biaya Kecelakaan
A. Biaya Langsung
antara lain : - biaya kompensasi
- biaya perawatan/pengobatan
- biaya reparasi peralatan
- biaya penyelidikan

B. Biaya Tidak Langsung


antara lain : - Biaya penggantinya jam kerja pekerja
yang hilang
- Biaya pendidikan/keahlian
- Biaya pengganti menurunnya atau
berhentinya produksi
Program K3 yang dilaksanakan di area kerja PT. Prafa Coal Mining
antara lain :
1. Kebersihan dan kerapihan tempat kerja dan bangunan
2. Pengamanan peralatan mekanis dan elektrik serta perlindungan diri
3. Perlindungan dan pencegahan bahaya kebakaran
4. Pelaporan, pencatatan dan investigasi kecelakaan

5 - 18

® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434


5. Pengorganisasian Keselamatan dan Kesehatan kerja

Pembinaan K3 yang akan dilakukan oleh PT. Prafa Coal Mining antara
lain dengan cara sebagai berikut :
1. Safety Talk/penyuluhan, dapat berupa : ceramah-ceramah K3,
pemasangan poster-poster K3, pemutaran film/slide K3
2. Safety Committe/pertemuan K3
Pertemuan di sini membahas permasalahan K3,menanamkan
rasa kesadaran K3 terhadap segenap karyawan tanpa kecuali
3. Inspeksi K3 : dilakukan rutin dan dapat dilakukan bersama
4. Pendidikan dan Pelatihan K3
5. Penyediaan Alat-alat perlengkapan K3
Penyediaan APD : sepatu/kaca mata/sarung tangan pengaman, dll
Penyediaan Alat Keselamatan Kerja, seperti APAR, jaket
renang, lampu tambang, dll
6. Program K3 mencakup : JSA(Job Safety Analisys), SOP (Standard
Operation Procedur), Inspeksi K3, pemeriksaan kecelakaan, Audit
K3, dll
7. Lingkungan Kerja
Pembinaan K3 terhadap lingkungan kerja dilakukan antara lain :
- debu : Dalam ukuran tertentu dapat terhirup alat pernafasan
& juga mengganggu pandangan mata sehingga
cukup membahayakan
- kebisingan : kebisingan bila cukup tinggi dan terpapar
lama maka dapat menggangu fungsi pendengaran.

5 - 19
® PT PRAFACOALMINING [QJ PT PRAFACOALMINING ~ (021)83795434

Anda mungkin juga menyukai