Anda di halaman 1dari 54

Manajemen

Konstruksi
Sanimas
2021
Pemantauan dan
Pengendalian

I. Tujuan :
 Peserta dapat memahami prinsip konsep
dasar manajemen konstruksi SANIMAS

II. Output :
 Peserta dapat terampil mengawal
pelaksanakan konstruksi pembangunan
SPALD-T sesuai dengan ketentuan
dalam pedoman teknis

III. Sasaran Materi :


 Tenaga Fasilitator Lapangan Peserta
Peningkatan Kapasitas TFL Kawasan
DAS Citarum T.A 2021
Pendahuluan

Manajemen Konstruksi (MK)


adalah:
ilmu yang mempelajari dan
mempraktikkan aspek-aspek
manajerial dan teknologi
konstruksi serta mengelola
pekerjaan pelaksanaan
pembangunan yang ditangani
secara multi disiplin
profesional.
Permasalahan dalam
pelaksanaan Konstruksi
1. Tahap persiapan
 Kesulitan mencari tenaga kerja
 Kesulitan mencari bahan/material
 Dana belum cair
 Masyarakat kurang suport/tidak peduli
 Dominasi dari golongan tertentu/intervensi

2. Tahap pekerjaan IPAL


 Kondisi tanah keras
 Kondisi tanah gembur/longsor
 Kondisi tanah berair/dirawa
 Kesulitan media filter

3. Tahap Pekerjaan Perpipaan & Bangunan Pelengkap


 Elevasi tidak sesuai rencana pelayanan
 Terjadi perubahan jalur pipa karena ada penolakan
warga/tidak ada lahan
 Jalur pipa ketemu sungai/saluran
 Tidak ada lahan untuk greastrap danbak kontrol
Pengendalian dan
Pengawasan
Kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk menjamin
keberhasilan pencapaian tujuan suatu
kegiatan/Program secara efisien.

Tujuan Utama Pengendalian dan Pengawasan


(Dalwas):
 Meminimalkan penyimpangan
 Kualitas dan kuantitas sesuai spesifikasi teknis
 Waktu penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal
 Biaya tidak membengkak

Sasaran : Biaya, Mutu dan Waktu


10 Unsur Dalam Rencana
Dalwas Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan SPALD-T yaitu:

1. Pencatatan dan Perlakuan Bahan,


2. Manajemen Tenaga Kerja,
3. Penyusunan Jadwal Kerja,
4. Pencatatan Peralatan Kerja,
5. Precast Bak Kontrol,
6. Pemasangan Pipa di Jalan
7. Pemasangan SR,
8. Kontruksi IPAL,
9. Standard Keselamatan Kerja / K3,
10. Progress Kerja.

Kapan?
Dalwas dilakukan mulai dari
tahap persiapan sampai
pekerjaan selesai atau serah
terima pekerjaan
Pencatatan dan
Perlakuan Bahan

Pencatatan :
1. Material masuk
2. Material keluar
3. Stok material

Perlakuan :
1. Pengadaan material harus seuai
dengan kebutuhan
2. Penyimpanan material disesuaikan
dengan kondisi material
Manajemen
Tenaga Kerja
Perekrutan :
Tenaga kerja direkrut dari tenaga kerja
MASYARAKAT setempat lokasi kegiatan.
Dilakukan pengumuman terbuka.

Apabila di lokasi tersebut tidak terdapat tenaga


kerja dari calon pemanfaat, maka dapat
direkrut dari tempat lain.
Pengupahan :
Besar pengupahan tenaga kerja dilakukan
berdasarkan hasil survey di masyarakat
setempat.

Penyusunan Jadwal Kerja:


1. Mengetahui waktu mulai dan selesainya
kegiatan;
2. Merencanakan aliran kas;
3. Mengevaluasi efek perubahan terhadap
waktu penyelesaian dan biaya kegiatan.
Time Schedule :
Diagram Balok atau Bar Chart
• Merupakan jadwal yang paling mudah dibuat
dan dimengerti oleh pembacanya;
• Pembuatan dan penampilan informasinya sederhana dan hanya
menyampaikan dimensi waktu dari masing-masing kegiatannya,
• Lebih tepat menjadi alat komunikasi untuk menggambarkan kemajuan
pelaksanaan kegiatan.
Kurva-S
Pelaksanaan Konstruksi
Spald-T
1. Mengacu pada Gambar Lay Out dalam DED
2. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
3. Mempersiapkan rambu pengaman
Membaca Gambar
Sub-Sistem Pelayanan
Untuk menghubungkan sumber limbah dari rumah
(km, wc, dapur, air cuci) kecuali air hujan, menuju ke
bak kontrol.
inlet dari WC

inlet dari dapur & K M 2 p la t p e n u tu p


p ip a PVC d . 3 ”

1 in le t d a ri
d a p u r d a n KM in le t d a ri WC
water level
outlet k e IPA L

p re ca st 30
13 ke IPAL p la t la n ta i 7 cm
p a sir u ru g 5 cm

5 30 5 5 30 5
5 30 5 5 30 5

DENAH BAK KONTROL DAN GREASE TRAP POTONGAN BAK KONTROL DAN GREASE TRAP
Skala 1 : 20 Skala 1 : 20
Sub-Sistem Pelayanan

Contoh Bak Kontrol

Contoh type Grease Trap dengan


menggunakan precast
Contoh type
Grease Trap
dengan
menggunakan
ember bekas cat
Sub-Sistem Pengumpulan
• Penggalian
Sub-Sistem Pengumpulan
• Peletakan Perpipaan
Sub-Sistem Pengumpulan
• Peletakan Perpipaan
Sub-Sistem Pengumpulan
• Peletakan Perpipaan
Sub-Sistem Pengumpulan
• Pemasangan Bak Kontrol
Sub-Sistem Pengolahan
Memastikan lahan dapat diakses
& siap untuk dikerjakan sesuai
kebutuhan, bentuk & ukuran
rencana yang disepakati

1. pembersihan lahan kerja

2. pengukuran

3. pemasangan papan referensi


Sub-Sistem Pengolahan
• Pembersihan Lahan Kerja
Sub-Sistem Pengolahan
• Pengukuran
Sub-Sistem Pengolahan
• Pemasangan Papan Patok
Sub-Sistem Pengolahan
• Pekerjaan Galian

1
1. penyiapan galian

2
2. galian pondasi

3. galian tangki
3
4. pengamanan4

memastikan adanya lubang galian berukuran


memadai untuk pembangunan pondasi,
bangunan IPAL, perpipaan & saluran di tempat
serta sesuai bentuk yang sudah ditentukan
Sub-Sistem Pengolahan
• Penyiapan Galian
Sub-Sistem Pengolahan
• Galian Pondasi
Sub-Sistem Pengolahan
• Galian IPAL
Sub-Sistem Pengolahan
• Pengamanan
Sub-Sistem Pengolahan
• Pekerjaan Pembesian

1. Pembesian sesuai dengan


gambar kerja baik dimensi
besi dan jarak antar besi.
2. Ujung besi harus diberi
hak atau bengkok dengan
sudut minimal 45˚.
3. Dalam pemasangan besi
harus memenuhi
persyaratan yang diijinkan
(lihat gambar).
4. Untuk menjaga selimut
beton dipasang beton
tahu/beton deking t = 2 – 3
Cm
5. Untuk menjaga jarak
lapisan 1 dan lapisan 2
dipasang Tee Bare.
Sub-Sistem Pengolahan
• Pembuatan Pondasi

1. pondasi tapak

2. pondasi batu kali

3. pondasi bored pile

4. pondasi cerucuk

memastikan bangunan layanan sanitasi


komunal akan didirikan di atas struktur
pondasi yang kuat sesuai kondisi tanah &
beban di atasnya, dengan tentu
mempertimbangkan daerah proyek yang
padat & sumberdaya yang terbatas
Sub-Sistem Pengolahan
• Pondasi Tapak
Sub-Sistem Pengolahan
• Pondasi Batu Kali
Sub-Sistem Pengolahan
• Pondasi Cecuruk
Sub-Sistem Pengolahan
• Pembetonan

1.penulangan

2.bekisting

3.campuran beton

4.pengecoran

5.tangki beton

memastikan terbuatnya kolom, balok, pelat,


penutup lubang dan boks beton yang
cukup kuat untuk menahan beban rencana
& tahan lama
Sub-Sistem Pengolahan
• Penulangan
Sub-Sistem Pengolahan
• Bekisting
Sub-Sistem Pengolahan
• Campuran Beton
Sub-Sistem Pengolahan
• Pengecoran
Sub-Sistem Pengolahan
• Pengecoran

sumber: perencanaanstruktur.com
Sub-Sistem Pengolahan
• Watersop (PVC Polyvynilchloride)
 PVC Water Stop digunakan untuk sambungan konstruksi dan
sambungan menerus beton dengan masing-masing ukuran serta
bentuk yang berbeda-beda sesuai kebutuhn konstruksi yang di ijinkan.
 Water stop adalah mengandung bahan yang fleksibel dan elastisitas
melekat sangat baik serta ketahanan terhadap bahan kimia dan
tekanan air
 Digunakan untuk sambungan antara beton lantai, dinding dengan
lantai dan untuk sambungan menerus beton.
Sub-Sistem Pengolahan
• Beton Deking
Sub-Sistem Pengolahan
• Pekerjaan Pengecoran
1. Bahan material beton (bahan dari alam : pasir,
split) harus bersih.
2. Komposisi campuran beton sesuai dengan
rencana yaitu 1 : 2 : 3, maksudnya 1 bagian
semen, 2 bagian pasir beton, dan 3 bagian
split (ukuran split/batu pecah 2-3 cm).
3. Air harus bersih.
4. Proses pencampuran bahan material beton
menggunakan mesin molen.
5. Pengecoran dilakukan bertahap setiap tinggi ±
0,50 meter, dilakukan terus menerus.
6. Apabila terjadi pemberhentian pengecoran
maka ditempat/posisi tersebut dipasang water
stop dengan ukuran 15 s/d 25 cm keliling
sepanjang dinding beton (lebih baik pada
posisi pengecoran dinding ± 0,50 m dari plat
lantai atau pada ketinggian dinding yang
sejajar atau selevel posisinya water stop).
Sub-Sistem Pengolahan
• Pekerjaan Pengecoran

7. Pengecoran dilaksanakan pada plat lantai,


plat dinding, dan plat penutup atap.
8. Kegiatan setelah pengecoran plat lantai dan
plat dinding selesai, dilanjutkan pemasangan
instalasi pipa didalam IPAL, pemasangan
balok penggantung, pemasangan bak guiter,
dinding penyekat bak AF, jika menggunakan
batu bata/bataco harus diplester/acian halus,
pemasangan penyangga media saringan dan
media saringan.
9. Dalam pemasangan instalasi pipa pada bak
AF, posisi elevasi pipa dibuat beda tinggi.
10. Sebelum dilanjutkan pekerjaan plat penutup
IPAL, dilakukan tes rendam selama 2 x 24
jam, untuk mengetahui IPAL bocor atau tidak.
11. Dengan memanfaatkan bekas bongkaran
bekisting plat dinding, bisa dimanfaatkan
untuk bekisting pada plat penutup IPAL.
Sub-Sistem Pengolahan
• Bahan-bahan
Penyusun Beton

1 m3 beton kurang lebih terdiri dari:


0.125 m3 air
0.250 m3 semen
0.500 m3 pasir
0.750 m3 kerikil
Jadi perbandingan air : semen : pasir :
kerikil kurang lebih 1 : 2 : 4 : 6
Sub-Sistem Pengolahan
• Campuran Beton

• Dengan perbandingan semen : pasir : kerikil = 1:2:3


• 1 m3 campuran beton kurang lebih terdiri dari:
• 324 kg semen (6½ zak semen @ 50 kg) = 0.258 m3 semen,
• 0.516 m3 pasir, dan
• 0.774 m3 kerikil
Sub-Sistem Pengolahan
• Campuran Beton

Semen : Pasir : Kerikil = 1:2:3


40 l (50 kg) semen + 80 l pasir + 120 l kerikil
Semen : Pasir : Kerikil = 1:3:5
40 l (50 kg) semen + 120 l pasir + 200 l kerikil

Campuran 1:2:0 1:2:1 1:2:2 1:2:4

Kuat tekan 360 379 399 405


beton
(kg/cm2)
Semen per 1 727 571 467 340
m3 beton
(kg)
Kekuatan 1 0.5 0.66 0.85 1.19
kg semen
(kg/cm2)
Sub-Sistem Pengolahan

• Air Campuran Beton


• Air yang digunakan untuk
campuran beton adalah air bersih.
• Air harus bebas dari bahan-bahan
yang merugikan beton a.l.: sulfat,
minyak, dsb.
• Air selokan, air sisa industri TIDAK
boleh digunakan.

• Penggunaan Air
• Banyaknya air yang digunakan tergantung
dari mobilitas dan pengerjaan beton yang
diinginkan.
• Semakin banyak air yang digunakan,
semakin berkurang kuat tekan beton yang
dihasilkan.
• Absorbsi agregat kasar harus diperhatikan
dalam penentuan kebutuhan air.
Sub-Sistem Pengolahan
• Air Campuran Beton
• Air yang digunakan untuk campuran
beton adalah air bersih.
• Air harus bebas dari bahan-bahan yang
merugikan beton a.l.: sulfat, minyak, dsb.
• Air selokan, air sisa industri TIDAK boleh
digunakan.

• Penggunaan Air
• Banyaknya air yang digunakan tergantung dari
mobilitas dan pengerjaan beton yang diinginkan.
• Semakin banyak air yang digunakan, semakin
berkurang kuat tekan beton yang dihasilkan.
• Absorbsi agregat kasar harus diperhatikan dalam
penentuan kebutuhan air.

• Perbandingan Air & Semen


• Perbandingan air (water) dengan semen (cement,
c) agar beton dapat mudah dikerjakan adalah w/c
= 0.4-0.7
• Sisa air yang tidak ikut bereaksi dengan semen
dalam adukan beton akan menguap, membentuk
pori-pori di dalam beton yang dapat mengurangi
kerapatan dan kekuatan beton.
Sub-Sistem Pengolahan
• Air Campuran Beton

1. Tes kadar air dalam pasir


Pasir yang digunakan dalam
campuran seharusnya lembab.
Pasir di tangan dapat dibentuk.
2. Banyaknya kerikil, pasir, dan
semen ditakar sesuai dengan
perbandingan yang diinginkan.
Umumnya perbandingan
semen:pasir:kerikil = 1:2:3.
Letakan berurutan dari bawah ke
atas : kerikil, pasir, dan terakhir
semen.
Standar Keselamatan
Kerja (K3)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam K3:

1. Rambu-rambu & terkait Pengendalian


Resiko lainnya
2. Alat pelindung diri (APD): Sarung
tangan, Helm, Sepatu.
3. Fasilitas Sarana Kesehatan
4. Asuransi Keselamatan Kerja
Progress Kerja

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam


Penyusunan Progres Kerja:

1. Laporan Progres Fisik ( 0 %, 25%, 50%,


75%, 100% )
2. Laporan Progres Keuangan KSM
3. Laporan Visualisasi/Dokumentasi
http://bit.ly/evaluasicitarum

http://bit.ly/materitflcitarum

Anda mungkin juga menyukai