Dhenny Arman Siregar-Fikes
Dhenny Arman Siregar-Fikes
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana farmasi (S.Farm)
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
Diabetes Mellitus is commonly referred as the slinets killer because the disease
may effect all organs of the body and cause a variety of complaints. Hypertension
is often called the silent and invisible killer because it commonly symptomsless
and potentially lethal. According to the American Society of Hypertension (ASH),
hypertension is a syndrome or collection symtoms that influences of
progressiveness a cardiovascular problem. Drug related problems (DRPs) are the
state where the medicine therapy is potential to affect the expected clinic outcome.
DRPs identification is prominent to improve the effectiveness therapy,
particularly to the illness which needs a long life medical treatment such as
hypertension. The aim and objectives of the present study is to determine how
many the DRP in hospitalized patients with hypertension accompanied with coronary
heart disease in Fatmawati Central General Hospital. The categories of DRPs that
included are drug interactions and dosing problem. This study was an observational
study used cross sectional study design, by collected data retrospectively. The data
used patient's medical records. The data obtained were examined descriptively
based on the literature 30 patient medical records were identified for this study.
The result of the study points that incidence of DRPs in the category of drug
interactions in theory was potentially 220 times (90%). Major potential drug
interaction accounted for 16.36 % of the total number of interactions while
moderate potential drugs interaction and minor potential drugs interaction were
70,90 % and 12.72 % respectively. In category of dosing problems, there were 18
cases of drugs dose too low and 18 cases of drug dose too high.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirarahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah
Subhānahu wa ta’ālā atas limpahan nikmat iman, Islam, kesehatan, kekuatan
serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi ini dengan baik. Iringan Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad Shallallāhu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya, yang
telah memberikan keteladanan kepada seluruh umat, sehingga dapat membedakan
mana yang hak dan mana yang batil dan mampu melaksanakan risalah Islam yang
sesuai dengan agama yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya, sebagai
agama yang rahmatan lil ‘ālamīn.
Skripsi dengan judul “Identifikasi Drug Related Problem (Drps) Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Penyakit Penyerta Hipertensi Di Lantai 5
Teratai Rumah Sakit Umum Pusat (Rsup) Fatmawati Periode Bulan Januari-Juni
2016” ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan gelar sarjana farmasi di Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis menyadari
begitu banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah
meluangkan waktunya dalam mendidik, membimbing, dan mendoakan yang
terbaik kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Arief Sumantri, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku kepala Program Studi Farmasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Dra Delina Hasan, M.Kes., Apt dan Ibu Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt
selaku pembimbing 1 dan 2 yang dengan sabar senantiasa meluangkan waktu
dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan arahan selama proses
penyusunan skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis.
vii
5. Segenap staff dan pegawai RSUP Fatmawati yang telah membantu penulis
selama proses penelitian.
6. Keluarga tercinta, Ayahanda Ahmad Dahruddin Siregar dan Ibunda
Nurdingin Hasibuan yang senantiasa memberikan dukungan, doa, semangat,
dan kasih sayang yang terus mengalir tanpa henti, Abang, kakak dan adik
serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan serta doa pada
penulis.
7. Sahabat Miyadah, Nurul, Fifi, Okka, Meryza, Munee, Sausan, Philia, Rais,
Monic,Vernanda, Mufida, Puspita, Akas, Rifqi, Arsyad, Nicky, Ali, Ayu,
Titis, Mazay, Tari, Dini, Firda, Rika, Kiki, Nana, Dana, Wafa, yang tidak
pernah berhenti memberikan semangat, bantuan dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan dukungan dan kerjasamanya selama perkuliahan.
9. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dan berpartisipasi dalam berbagai
hal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semua itu karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh sebab
itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengharap kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga seluruh ilmu dan
pengalaman yang telah didapatkan selama menjalani perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini dapat memberikan berkah dan manfaat khususnya bagi penulis serta
para pembaca umumnya.
Semoga Allah subhānahu wa ta’ālā senantiasa meridhai dan memberikan
petunjuk kepada seluruh hamba-Nya yang senantiasa berusaha dan melakukan
kebaikan kepada seluruh makhluk hidup di dunia ini.
Penulis
viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
NIM : 1111102000012
Identifikasi Drug Related Problem (Drps) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
2 Dengan Penyakit Penyerta Hipertensi Di Lantai 5 Teratai Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Periode Bulan Januari – Juni Tahun 2016
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Yang menyatakan,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
x
2.2. Drug Related Problem (DRPs) ................................................... 6
xi
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 25
4.1.1.Lokasi Penelitian................................................................ 25
xii
5.2.1.1 Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia ................. 35
Keparahan ............................................. 39
Lampiran .......................................................................................................... 51
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
3) Peresepan berlebihan
4) Peresepan kurang
5) Peresepan majemuk
b. Peresepan dua atau lebih bersamaan yang tidak tepat
c. Cara pemakaian atau rute pemberian yang tidak tepat
d. Pemberian obat yang salah
e. Dosis pemberian yang kurang tepat
f. Kegagalan dalam menyesuaikan dosis obat karena perubahan pola
metabolisme dan ekskresi
g. Kegagalan dalam mengenali dini efek samping obat atau interaksi obat
h. Masalah ketidakpatuhan penderita terhadap aturan penggunaan obat (Hubeis,
2002)
1. Problem mana yang harus diselesaikan (atau dicegah) dengan segera dan mana
yang diselesaikan.
2. Problem mana yang akan diidentifikasi oleh farmasis sebagai perhatian
utamanya.
3. Problem mana yang dapat dipecahkan oleh terapis dan pasien secara langsung.
4. Problem mana yang memerlukan intervensi orang lain (mungkin anggota
keluarga, dokter, perawat, atau spesialis lainnya) (Cipolle, dkk., 1998)
Jenis-jenis Drug Related Problems (DRPs) dan penyebabnya menurut
Cipolle, dkk., (2004) disajikan sebagai berikut:
1. Membutuhkan terapi tambahan obat
a. Pasien mempunyai kondisi medis baru yang membutuhkan terapi awal pada
obat.
b. Pasien mempunyai penyakit kronik yang membutuhkan terapi obat
berkesinambungan.
c. Pasien mempunyai kondisi kesehatan yang membutuhkan farmakoterapi
kombinasi untuk mencapai efek sinergis atau potesiasi.
d. Pasien dalam keadaan risiko pengembangan kondisi kesehatan baru yang
dapat dicegah dengan penggunaan alat pencegah penyakit pada terapi obat
dan / atau tindakan pramedis.
2. Terapi obat yang tidak perlu
a. Pasien yang sedang mendapatkan pengobatan yang tidak tepat indikasi pada
waktu itu.
b. Pasien yang tidak sengaja maupun sengaja kemasukan sejumlah racun dari
obat atau kimia, sehingga menyebabkan rasa sakit pada waktu itu.
c. Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat, alkohol, dan rokok.
d. Kondisi kesehatan pasien lebih baik diobati dengan terapi tanpa obat.
e. Pasien yang mendapatkan beberapa obat untuk kondisi yang mana hanya
satu terapi obat yang terindikasi.
f. Pasien yang mendapatkan terapi obat untuk pengobatan yang tidak tepat
dihindarkan dari reaksi efek samping yang disebabkan dengan pengobatan
lainnya.
1. Pengaturan diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan
diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak. Tujuan pengobatan diet
pada diabetes adalah:
a. Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati kadar normal.
b. Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal.
c. Mencegah komplikasi akut dan kronik.
d. Meningkatkan kualitas hidup.
Terapi nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes Melitus,
yang terpenting dari semua terapi nutrisi adalah pencapian hasil metabolis
yang optimal dan pencegahan serta perawatan komplikasi. Untuk pasien
DM tipe 1, perhatian utamanya pada regulasi administrasi insulin dengan
diet seimbang untuk mencapai dan memelihara berat badan yang sehat.
Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin
dan memperbaiki respon sel-sel β terhadap stimulus glukosa.
2. Olah raga
Berolah secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula
darah tetap normal. Prinsipya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan
asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi
kesehatan.
Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari
pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olah raga akan
memperbanyak jumlah dan juga meningkatkan penggunaan glukosa (Ditjen
Bina Farmasi dan Alkes, 2005).
b. Golongan Biguanida
Golongan ini yang tersedia adalah metformin, metformin
menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin
pada tingkat selular dan menurunkan produksi gula hati. Metformin juga
menekan nafsu makan hingga berat badan tidak meningkat, sehingga
layak diberikan pada penderita yang overweight (Ditjen Bina Farmasi
dan Alkes, 2005).
c. Golongan Tiazolidindion
Golongan obat baru ini memiliki kegiatan farmakologis yang luas
dan berupa penurunan kadar glukosa dan insulin dengan jalan
meningkatkan kepekaan bagi insulin dari otot, jaringan lemak dan hati,
sebagai efeknya penyerapan glukosa ke dalam jaringan lemak dan otot
meningkat. Tiazolidindion diharapkan dapat lebih tepat bekerja pada
sasaran kelainan yaitu resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia dan juga tidak menyebabkan kelelahan sel β pankreas.
Contoh: Pioglitazone, Troglitazon.
2.4 Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami kenaikan tekanan
darah di atas normal atau kronis (dalam waktu yamg lama). Menurut WHO, tidak
bergantung pada usia, pada keadaan istirahat batas normal teratas untuk tekanan
sistolik 140 mmHg, sedangkan tekan diastolik 90 mmHg. Daerah batas yang
harus diamati bila sistolik 140-149 mmHg dan diastolik 90-94 mmHg (Anonim,
2008).
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi
dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Peninggian tekanan
darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda pada hipertensi primer.
Bergantung pada tingginya tekanan darah gejala yang timbul dapat berbeda-beda,
kadang-kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala
setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak, dan jantung.
3. Diuretik
a. Diuretik Hemat Kalium
Diuretik hemat kalium bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus
kolingentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorbsi natrium dan
sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif. Contoh diuretik hemat
kalium adalah spironolakton. Diuretik ini menyebabkan diuresis tanpa
menyebabkan kehilangan kalium dalam urin (Anonim, 2009).
Efek hiperglikemik yang ditimbulkan diuretik nampaknya ditunjukkan
dengan hilangnya kalium. Pasien dengan penurunan konsentrasi serum
potasium menunjukkan lebih mengganggu toleransi glukosa dan dengan
suplementasi potasium dapat mencegah terjadinya hiperglikemia.
Mempertahankan konsentrasi serum kalium normal pada pasien yang
dirawat dengan terapi diuretik merupakan hal yang penting (Saseen dan
Carter, 2005).
b. Diuretik Thiazid
Diuretik Thiazid sangat bermanfaat pada para penderita diabetes, baik
dalam bentuk tunggal maupun gabungan. Perhatian utamanya adalah
kecenderungan menjadikan lebih buruk hiperglikemia, tetapi efek ini
cenderung menjadi kecil dan tidak memproduksi kejadian kardiovaskuler
lebih dibandingkan dengan kelas obat lainnya (Chobanian, dkk., 2004).
Selain itu, merubah diet atau dosis pengobatan diabetes dapat mengatur
hiperglikemia jika hal tersebut terjadi (Saseen dan Carter, 2005).
Diuretik Thiazid merupakan obat pilihan kedua dalam hipertensi pada
DM tipe I dengan nefropathi dan hipertensi pada DM tipe II tanpa
nefropathi. Thiazide Diuretics dalam dosis besar dapat menyebabkan
gangguan toleransi glukosa, memperburuk fraksi lipid, menyebabkan
hipokalemia, dan impotensi (Bakri, dkk., 2001). Contoh obat-obat golongan
Thiazide Diuretics adalah Khorthalidon, Hidrolorotiazid, Indapamid, dan
Metolazon (Saseen dan Carter, 2005).
4. Beta Blocker (β-blocker)
Beta blocker ditujukan untuk resiko kardiovaskular pada pasien
diabetes, dan bahan ini digunakan ketika dibutuhkan. Beta blocker telah
ditunjukan paling tidak pada satu studi menjadi sama efektif dengan ACE
inhibitor dalam hal perlindungan terhadap morbiditas dan mortalitas pasien
diabetes (Saseen dan Carter, 2005).
Obat ini dapat menghambat sekresi insulin dan menyebabkan
hiperglikemia, tetapi resiko rendah yang relatif dari efek ini biasanya lebih
banyak dalam penurunan pada hipertensi yang berkaitan dengan komplikasi.
Jika glukosa darah meningkat, dosis beta blocker dapat dikurangi atau dapat
dilakukan dengan terapi diabetes (Saseen dan Carter, 2005)
Beta blocker merupakan obat pilihan kedua dalam hipertensi pada DM
tipe I dengan nefropati dan hipertensi pada DM tipe II tanpa nefropati. Beta
blocker bersifat netral terhadap metabolisme glukosa dan lipid serta
mempunyai efek renoprotektif dan kardioprotektif. Efek samping dari obat
ini selain menghambat sekresi insulin, juga mengaburkan gejala-gejala
hipoglikemia serta memperberat gangguan aliran darah perifer yang biasa
terjadi pada penyandang diabetes. Selain itu obat ini dapat memperburuk
profil lipid. Efek samping ini dapat dikurangi dengan pemakaian Beta
Blocker kardioselektif (Bakri, dkk., 2001). Contoh obat-obat golongan ini
yaitu Betaxolol, Atenonol, Metoprolol, dan Bisoprolol (Saseen dan Carter,
2005).
Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol adalah penyekat beta
yang kardioselektif, jadi lebih aman daripada penyekat beta yang
nonselektif pada penyakit arteri perifer dan diabetes yang karena alasan
khusus harus diberi penyekat beta. Tetapi kardioselektif adalah fenomena
yang tergantung dosis. Pada dosis yang lebih tinggi, penyekat beta yang
kardioselektif kehilagan selektifitas relatifnya untuk reseptor beta-1 dan
akan memblok reseptor beta-2 seefektif memblok reseptor beta-1 (Ditjen
Bina Farmasi dan Alkes, 2006).
Obat penyakit
Diabetes
Melitus tipe 2
Obat penyakit
Hipertensi
Obat lainnya
DRP
b). DRPs : suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien akibat
terapi obat, sehingga secara aktual maupun potensial dapat mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang diharapkan
c). Interaksi obat : situasi dimana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat, yaitu
meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek baru yang
tidak diinginkan atau direncanakan.
d). Dosis terlalu rendah : keadaan dimana pasien diberikan obat dengan dosis
terlalu rendah untuk mencapai respon, jika jarak interval pemberian terlalu
jarang atau ketika interaksi obat dapat mengurangi bioavailabilitas obat.
e). Dosis terlalu tinggi : keadaan dimana pasien diberikan obat dengan dosis terlalu
tinggi, jika jarak interval pemberian obat terlalu pendek, jika durasi kerja obat
terlalu panjang, jika terjadi interaksi obat yang dapat menyebabkan reaksi
toksik, atau jika sediaan obat diadministrasikan terlalu cepat.
2. Coding Data
Peneliti melakukan coding terhadap data yang terpilih dari proses
seleksi untuk mempermudah analisis di program Microsoft Excel.
3. Entry Data
Peneliti memasukan data yang telah dilakukan proses coding ke dalam
program Microsoft Excel dalam bentuk tabel.
4. Cleaning data
Kegiatan pengecekan kembali sebelum dilakukan analisis lebih lanjut
untuk menghindari terjadinya ketidaklengkapan atau kesalahan data.
4.5.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan
akan dianalisis dengan analisa univariat. Analisa univariat dilakukan untuk
menganalisis setiap variabel (terikat maupun bebas) yang akan diteliti secara
deskriptif. Adapun pengolahan data dengan menggunakan analisis univariat ialah:
1. Karakteristik Pasien
a. Jenis Kelamin
b. Usia Pasien
c. Penyakit Komplikasi
2. Penggunaan antidiabetes dan obat antihipertensi tunggal.
3. Penggunaan antidiabetes dan obat antihipertensi kombinasi.
5.1 Hasil
5.1.1 Karakteristik Pasien
Demografi pasien meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit
penyerta. Identifikasi Drug Related Problems pada pasien digambarkan
secara deskriptif dalam bentuk persentase. Jumlah pasien Diabetes Melitus
type 2 yang disertai dengan penyakit hipertensi di instalasi rawat inap teratai
lantai 5 selatan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati pada bulan Januari -
Juni 2016 terdapat 150 pasien dan didapat 30 pasien yang masuk kriteria
inklusi dalam penelitian ini. Untuk data karakteristik pasien yang menerima
terapi obat dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 5.1 Karakteristik Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang Disertai
dengan Penyakit Hipertensi di instalasi rawat inap Teratai lantai V
RSUP Fatmawati, 2016 (n=30)
Karekteristik Pasien Jumlah Presentase (%)
Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan 17 56%
Laki-laki 13 44%
Berdasarkan Usia
Dewasa Awal (26 – 35 tahun) - -
Dewasa Akhir (36 – 45 tahun) 1 3%
Lansia Awal (46-55 tahun) 8 27%
Lansia Akhir (56 – 65 tahun) 11 37%
Manula (> 65 tahun) 10 33%
Dari tabel di atas, terlihat bahwa pasien Diabetes Melitus type 2 yang
disertai penyakit hipertensi didominasi oleh perempuan sebanyak 56%, dan
selebihnya laki-laki sebanyak 44%.
Tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa pasien Diabetes Melitus type 2 yang
disertai penyakit hipertensi yang paling banyak adalah kelompok lansia akhir
sebanyak 37%, kemudian manula yaitu 33%, lansia awal sebanyak 27%, dewasa
akhir sebanyak 3% sedangkan kelompok dewasa awal tidak mengalami. Untuk
data distribusi penyakit penyerta lain yang diderita pasien Diabetes Melitus type 2
yang disertai penyakit hipertensi dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa hasil DRP kategori interaksi obat pada
pada pasien Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan hipertensi, terdapat 27
pasien (90%) yang berpotensi mengalami interaksi obat. Berdasarkan tingkat
keparahan interaksi obat yang terjadi pada pasien Diabetes Melitus type 2 yang
disertai dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan tingkat keparahan interaksi obat yang terjadi pada pasien
Diabetes Melitus type 2 yang disertai dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.7 Data Potensi Interaksi Obat pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 yang disertai dengan Penyakit Hipertensi Berdasarkan
Tingkat Keparahan
Potensi Interaksi Obat Berdasarkan
Tingkat Keparahan Jumlah Persentase (%)
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa potensi interaksi obat berdasarkan
tingkat keparahannya paling tinggi yaitu moderate sebanyak 70,90%, disusul
tingkat major sebanyak 16,36%, kemudian minor sebanyak 12,72%.
Tabel 5.8 Distribusi Jumlah DRP Dosis Di Bawah Dosis Terapi (%)
No Golongan Terapi Nama Generik Rute Dosis yang Dosis Normal Frekuensi Presentase
Obat Digunakan (%)
1 Antiulserasi Lansoprazole IV 30mg - 1x 30 mg secara 3 16.66%
inj IV lambat
2x/hari
Lansoprazole IV 30mg - 1x 30 mg secara
inj IV lambat
2x/hari
Lansoprazole IV 1ampul -2x 30 mg secara
inj IV lambat
2x/hari
2 Obat SSP golongan Prohiper PO 1/2tab - 2x 20-30 mg/hari 2 11.11%
lain (Methylphenidate) diberikan
dalam 2-3
dosis terbagi
Prohiper PO 1/2-0-0 20-30 mg/hari
(Methylphenidate) diberikan
dalam 2-3
dosis terbagi
3 Antikonvulsan, Fenitoin PO 100mg - 1x 100mg - 3- 2 11.11%
antiepilepsi 4xsehari
Fenitoin PO 100mg - 2x 100mg - 3-
4xsehari
4 Antihipertensi Bisoprolol PO 1.25mg - 1x 5mg/hari 2 11.11%
Bisoprolol PO 1.25mg - 1x 5mg/hari
Vbloc (Carvedilol) PO 3,125mg - 1x 6.25mg/hari 1 5.56%
5 Vitamin, elektrolit KSR PO 600mg - 2x 1-2 tab 3x 1 5.56%
/hari
6 Antirefluks Sucralfat PO 1c - 3x 1gr-4x/hari 1 5.56%
7 Diuretic Mannitol IV 50cc - 4x 250 ml-1 L 1 5.56%
dalam 24 jam
8 Antihiperlipidemia Gemfibrozil PO 300mg - 1x 600mg 2x/hari 1 5.56%
9 Antidiabetik Glucophage PO 1 - 1x 500 mg 2- 1 5.56%
(Metformin) 3xsehari
10 Insufisiensi ginjal Ketosteril (Asam PO II - 3x 4-8 kapsul 1 5.56%
kronik Amino Esensial) 3x/hari
11 Suplemen, Natrium Bikarbonat PO 1-3x 1-5gr/hari 1 5.56%
elektrolit, antidote
12 Calcium Channel Amlodipine PO 2.5mg-1x 5-10mg 1 5.56%
Blocker
Total 18 100%
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk kategori DRPs pada dosis
dibawah dosis terapi, paling banyak pada penggunaan lansoprazol sebanyak 3
pasien (25%).
5.1.3.3 Dosis yang Didapatkan Diatas Dosis Terapi
Berdasarkan kejadian DRPs kategori dosis diatas dosis terapi pada
penggunaan obat antidiabetes pada pasien penderita Diabetes Melitus type 2 yang
disertai dengan hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.9 Distribusi Jumlah DRP Dosis Di Atas Dosis Terapi (%)
No Golongan Terapi Nama Generik Rute Dosis yang Dosis Normal Frekuensi Presentase
Obat Digunakan (%)
1 Antiulserasi Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari 7 38.89%
Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari
Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari
Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari
Omeprazole IV 40mg - 2x 40 mg 1x/hari
Omeprazole IV 1amp - 2x 40 mg 1x/hari
Omeprazole IV 1gr - 2x 40 mg 1x/hari
2 Vasodilator perifer Citicolin IV 1000mg - 2x Max 1000mg/hari 3 16.67%
dan activator cerebral
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk kategori DRPs dosis diatas
dosis terapi, paling banyak pada penggunan citicolin jalur intravena sebanyak
7kali (38.89%).
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakter Pasien
5.2.1.1 Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia
Didapat sampel sebanyak 30 pasien yang masuk kriteria inklusi dari total
populasi sebanyak 150 pasien. Hal ini dikarenakan banyak data yang tidak masuk
kriteria inklusi seperti umur pasien yang dibawah 25tahun, data rekam medis
yang tidak lengkap, tekanan darah harian yang tidak dipantau, hasil lab yang tidak
lengkap, tidak terdapat data umur, dan berat badan pasien.
Terlihat pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa penderita Diabetes Melitus
type 2 yang disertai dengan Hipertensi terbanyak adalah pasien pada rentang usia
56-65 tahun, yaitu sebanyak 11pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Prima Ayu Oktavia pada tahun 2014 yang menunjukkan prevalensi
paling banyak pada usia 51-60 sebanyak 28.6%, lalu diikuti pada usia 61-70
sebanyak 25.4%. Peningkatan risiko diabetes seiring dengan berjalannya umur,
khususnya pada usia lebih dari 40tahun yang disebabkan karena pada usia tersebut
mulai terjadi peningkatan intoleransi glukosa. Adanya proses penuaan
menyebabkan berkurangnya kemampuan sel β pancreas dalam memproduksi
insulin (Sunjaya, 2009). Selain itu pada individu yang berusia lebih tua terdapat
penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel otot sebsar 35%. Hal ini berhubungan
dengan peningkatan kadar lemak di oto sebesar 30% dan memicu terjadinya
resistensi insulin.
5.2.1.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa pasien penderita Diabetes Melitus
type 2 yang disertai hipertensi lebih banyak pada perempuan yaitu sebanyak 17
pasien (56%) dan sisanya pada laki-laki sebanyak 13 pasien (44%). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas pada tahun 2013 yang
menunjukkan prevalensi penderita Diabetes Melitus lebih besar pada wanita
(7.70%) dibandingkan pria (5.60%).
Diabetes Melitus merupakan salah saatu penyakit dengan angka kejadian
tertinggi di Indonesia dan tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia
peringkat keempat jumlah DM terbanyak di dunia setelah India, China, dan
Amerika Serikat (Suyono, 2006). Tingginya kejadian DM type 2 pada perempuan
20 Bisoprolol Fenitoin fenitoin dapat ↑ pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat
metabolisme berinteraksi untuk menghindari kegagalan
bisoprolol sehingga terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara
dapat ↑ resiko khusus dikontraindikasikan oleh produsen.
kegagalan terapi Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan
oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket
yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP
jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan
peningkatan efek jika inducer CYP
dihentikan/dosis menurun
21 Ultracet Alprazolam alprazolam dapat ↑ hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan
efek ultracet bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila
memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh
dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif
tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan
durasi setiap obat hingga seminimal mungkin
sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.
peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko
pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit.
22 Ultracet Esilgan esilgan dapat ↑ efek hindari penggunaan bersama analgesik opioid dan
ultracet bezodiazepin atau depresan SSP lainnya bila
memungkinkan. Obat-obat ini hanya boleh
dikombinasikan jika pilihan pengobatan alternatif
tidak memadai. Jika digabungkan, batasi dosis dan
durasi setiap obat hingga seminimal mungkin
sambil mencapai efek klinis yang diinginkan.
peringatkan pasien dan pengasuh tentang resiko
pernapasan/sedasi yang diperlambat atau sulit.
23 Amlodipine Rifampicin rifampicin dapat ↓ pertimbangkan terapi alternatif untuk obat
konsentrasi serum kontraindikasi ini pada pasien yang menerima
amlodipine rifampicin. Penghambat calcium channel blockers
(CCBs) kemungkinan akan berinteraksi dengan
turunan rifampicin hingga setidaknya beberapa
derajat. Jika menggunakan kombiasi ini, monitor
pasien secara dekat untuk tanda-tanda klinis efek
terapi CCB yang berkurang. peningkatan dosis
CCB atau terapi alterantif (non-CCB) mungkin
diperlukan
24 Haloperidol Fenitoin fenitoin dapat ↑ pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat
metabolisme berinteraksi untuk menghindari kegagalan
haloperidol terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara
khusus dikontraindikasikan oleh produsen.
Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan
oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket
yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP
jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan
peningkatan efek jika inducer CYP
dihentikan/dosis menurun
25 Haloperidol Rifampicin rifampicin dapat ↑ pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat
metabolisme berinteraksi untuk menghindari kegagalan
haloperidol terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara
khusus dikontraindikasikan oleh produsen.
Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan
oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan palket
yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP
jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan
peningkatan efek jika inducer CYP
dihentikan/dosis menurun
Interaksi obat yang terjadi pada pasien secara umum dapat dibedakan ke
dalam 2 kategori yaitu interaksi obat potensial dan interaksi obat aktual. Interaksi
obat potensial merupakan interaksi obat yang diprediksikan dapat terjadi pada
pasien yang mendapatkan terapi obat. Prediksi pada interaksi ini dapat dilihat
pada literatur. Interaksi obat potensial ini dapat menjadi prediktor akan terjadinya
interaksi obat aktual. Interaksi obat aktual adalah interaksi obat yang terjadi pada
pasien dan ditandai dengan munculnya gejala yang terjadi pada pasien akibat
interaksi yang terjadi.
5.2.3.2 Dosis Dibawah Dosis Terapi
Dosis kurang adalah dosis yang terlalu kecil yaitu dibawah 20% dari yang
seharusnya diberikan pada pasien atau yang frekuensi pemberiannya kurang
berdasarkan dosis standar. Kejadian DRPs akibat dosis yang tidak adekuat atau
efektif merupakan masalah kesehatan yang serius dan dapat menambah biaya
terapi bagi pasien. Sebaik apapun diagnosis dan penilaian yang dilakukan hal itu
tidak akan ada artinya apabila pasien tidak menerima dosis yang tepat sesuai
dengan kebutuhannya. Secara garis besar, suatu regimen obat dianggap sesuai
dengan indikasinya, tidak mengalami efek samping akibat obat, akan tetapi tidak
memperoleh manfaat terapi yang diinginkan (Masitoh, 2009).
Data dosis pasien dibandingkan dengan beberapa literature seperti ISO dan
MIMS Indonesia. Penilaian evaluasi DRPs dosis dibawah dosis terapi pada pasien
didasarkan pada dosis regimen yang diberikan lalu dibandingkan dengan yang
terdapat di dalam literatur.
Dari hasil analisa deskriptif pada dosis dibawah dosis terapi pada pasien
yang didasarkan pada dosis regimen yang diberikan, terdapat 18 kali kejadian
dosis obat yang diberikan pada pasien tidak sesuai dengan yang terdapat dalam
literature. Diantaranya adalah penggunaan lansoprazole sebanyak 3 kali, diikuti
dengan fenitoin, bisoprolol, dan prohiper yang masing-masing sebanyak 2 kali.
5.2.3.3 Dosis Diatas Dosis Terapi
Pemberian obat dengan dosis diatas dosis terapi dapat meningkatkan
resiko toksisitas. Dosis berlebih dalam penelitian ini adalah obat yang diterima
pasien melebihi dosis pemakaian normal. Batasan dosis yang dianggap dosis
berlebih adalah dosis yang diberikan 20% lebih tinggi dari dosis standar
(Masitoh, 2009). Data dosis pasien dibandingkan dengan beberapa literatur seperti
ISO dan MIMS Indonesia. Penilaian evaluasi DRPs dosis diatas dosis terapi pada
pasien didasarkan pada dosis regimen yang diberikan lalu dibandingkan dengan
yang terdapat di dalam literatur.
Dari hasil analisa deskriptif pada dosis regimen yang diberikan, ditemukan
18 kejadian dosis diatas dosis terapi, dan seluruhnnya diberikan di atas 20 % dari
dosis yang seharusnya. Diantaranya yang paling banyak adalah pada penggunaan
omeprazol secara intravena.
5.3.2 Kelemahan
1. Penelitian retrospektif
Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, cara ini mempunyai
kelemahan karena waktu kejadian sudah berlalu, sehingga tidak dapat dilakukan
pertanyaan secara langsung pada pasien, terutama untuk meneliti potensi interaksi
obat.
5.3.3 Kekuatan
1. Penelitian ini sebelumnya belum pernah dilakukan di RSUP Fatmawati
dan di UIN Syarif Hidaya tullah Jakarta. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
referensi dan gambaran Drug Related Problems kategori penyesuaian dosis dan
interaksi obat pada pasien rawat inap yang menderita Diabetes Melitus type 2
yang disertai dengan Hipertensi. Data yang diambil sesuai kriteria inklusi dan
ekslusi.
6.1 Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada 90% pasien dari subjek penelitian
berpotensi terjadi Drug Related Problems (DRPs) pada kategori interaksi obat
sebanyak 220 kali.
2. Untuk Drug Related Problems (DRPs) dosis dibawah terjadi pada 12 golongan
terapi, yang terbanyak diantaranya adalah Lansoprazole yaitu hampir 18%.
3. Untuk Drug Related Problems (DRPs) dosis diatas terjadi sebanyak 7
golongan terapi, yang terbanyak diantaranya adalah omeprazol intravena yaitu
hampir 39%.
6.2 Saran
1. Perlu adanya monitoring dan evaluasi terapi pada pasien Diabetes melitus tipe
2 dengan penyakit penyerta Hipertensi mengingat 90% pasien penelitian terjadi
interaksi obat.
2. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat antara dokter, apoteker, dan
tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian
dan pengobatan pada pasien, sehingga didapatkan terapi yang tepat, efektif,
dan aman.
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
1 1400 NUR BAETI p/u 22- hipokalemia nyeri Domperido domperidone antiemetik 10mg - po tgl 22-12- tgl 1-1-2016 : tgl 1-1-
555 : 12- berat, dada ne 3x 2015 sd 7- 130/80, 2016 :
50th 2015 hiponatremia atipikal 1-2016 140/80, 184,318,
/ bb sd 5- , amlodipin amlodipin antihipertens 5gr - 1x po tgl 21-12- 130/80, tgl 2- tgl 2-1 :
: 55 1- hipomagnese i 2015 sd 1 : 120/80, 188,151,21
/t: 2016 mia, 23-12- 140/90, tgl 3- 5,183, tgl
150 hipocalsemia 2015 1 :140/80, tgl 3-1 :
, dm tipe 2, amlodipin amlodipin antihipertens 10mg - po tgl 23-12- 4-1 : 110/60, 132,175,19
hipertensi i 1x 2015 sd 7- 140/90, tgl 5- 1, tgl 4-1 :
grade 1, cap, 1-2016 1 : 110/70, 133,190,27
aspar k kalium L- suplementasi 1tab - po tgl 24-12- 140/80, tgl 6- 5, tgl 5-1 :
aspartate kalium 3x 2015 sd 2- 1 : 130/80, 162,236,26
1-2016 150/90, tgl 7- 9, tgl 6-1 :
sulfat ferrous sulphate anemia 1tab - po tgl 26-12- 1 : 100/80 144, tgl 7-1
ferrous defenisi besi 3x 2015 sd 7- : 122
1-2016
Ksr kcl pencegahan 2tab - po tgl 23-12-
dan 3x 2015 sd
pengobatan 26-12-
hipokalemia 2015
Ksr kcl pencegahan 600mg - po tgl 30-12-
dan 3x 2015 sd 7-
pengobatan 1-2016
hipokalemia
novorapid insulin aspart antidiabetik 500cc sc tgl 23-12-
injeksi 2015
novorapid insulin aspart antidiabetik 6unit - sc tgl 30-12-
injeksi 3x 2015
novorapid insulin aspart antidiabetik 8unit - sc tgl 4 -1-
injeksi 3x 2016
lantus insulin glargine antidiabetik 6unit - sc tgl 30-12-
injeksi 1x 2015 sd 2-
1-2016
lantus insulin glargine antidiabetik 8unit - sc tgl 4-1-
injeksi 1x 2016 sd 7-
1-2016
lantus insulin glargine antidiabetik 10unit - sc tgl 7-1-
injeksi 1x 2016
53 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
54
cairan,
Aritmia,
Hipertensi
injeksi
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
7 1418 DETRIS l/u 2-3- sepsis dd, penurun fenitoin phenytoin antikonvulsa 100mg - po tgl 2 - 9 tgl 4 : 153/96, tgl 2 : 519,
119 SAPUTRA : 47 2016 cvd stroke, an n, 2x 217/121, 472, 366,
sd 9- sepsis ec kesadara antiepilepsi 176/103, tgl 5 414, 203,
3- community n, amlodipin amlodipin antihipertens 10mg - po tgl 2 - 9 : 183/113, 177, tgl 3 :
2016 acquired kejang i 1x 167/96, 180, 202,
pneumoniae insulin drip antidiabetik iv tgl 4 - 6 175/108, tgl 7 218, 138,
dengan injeksi : 155/94, 135, 180,
retensi perdipine nicardipine HCL antihipertens iv tgl 4 - 9 194/93, 304, 203,
sputum , drip i 143/78, tgl 8 : tgl 4 : 203,
ketoacidosis ventolin+bi salbutamol antiasma /8jam - inhal tgl 4 - 9 165/102, 254, 297,
dm pada dm solvon 3x asi 155/79 176, tgl 5 :
tipe 2 dalam insulin insulin reguler antidiabetik 3unit/ja iv tgl 2 226, 216,
regulasi injeksi m - 1x 215, 165,
insulin, omeprazole omeprazole obat 40mg iv tgl 2 - 6 269, tgl 6 :
hipertensi on lambung 311, 165,
pedipine citicoline citicoline Vasodilator 500mg - iv tgl 7 - 9 235, 287,
dengan perifer dan 2x 274, 169,
riwayat HT Aktivator tgl 7 : 244,
emergency, cerebral 251, 257,
riwayat meropenem meropenem beta-lactam 1gram - iv tgl 3- 9 tgl 8 : 309,
kejang 3x 339, 367
dexametaso dexametason corticosteroi 5mg iv tgl 3 - 9
n d hormones extra
premix /12jam iv
NaCl 0,9%
+ kcl 25
meq
ivfd nacl 2000cc - iv tgl 2
0,9% 1x
ivfd nacl /12jam iv tgl 2
0,9% + kcl
12,5meq
d10% dextrose antidiabetik 500ml/2 iv tgl 3 - 4
injeksi 4jam
106, 146,
tgl 21-3 :
126, 159,
111, tgl 22-
3 : 145
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
10 1007 PARNI p/u 20-4- dm tipe 2 muntah valsartan valsartan angiotensin 80mg - po tgl 22- 27 tgl 20-4 : tgl 18-4 :
464 SATIMAN : 2016 dengan - II antagonist 1x 150/90, 363, 209,
48th sd komplikasi muntah alprazolam alprazolam antiansietas 0,5mg - po tgl 22-27 130/70, 196, 198,
/ bb 27-4- KAD, 0-0-1 160/100, tgl tgl 20-4 :
: 2016 hipertensi, lantus insulin glargine antidiabetik 10unit - sc tgl 23 - 25 21-4 : 137/76, 127, tgl 21-
55k hipertrigliser injeksi 1x tgl 22-4 : 4 : 258,
g/t idemia, AKI, lantus insulin glargine antidiabetik 12unit - sc tgl 25 150/90, 187, 94, tgl
: dispepsia injeksi 1x 140/80, tgl 22-4 : 175,
155 ceftriaxon ceftriaxone antibiotik 2gr - 1x iv tgl 18 - 27 23-4 : 120/80, 125, 157,
golongan tgl 24-4 : tgl 23-4 :
sefalosporin 120/80, 63, 164,
omeprazole omeprazole obat 40mg - iv tgl 18 - 27 120/80, tgl 253, tgl 24-
lambung 1x 25-4 : 110/60, 4 : 260,
ondansetro ondansetron antiemetik 4mg - iv tgl 18 - 27 110/70, tgl 208, 260,
n 3x 26-4 : 130/80, tgl 25-4 :
clinimix amino acids, parenteral 1000 - iv tgl 22-25 130/80, tgl 286, 224,
glucose, nutritional 1x 27-4 : 110/80 213, tgl 26-
electrolyte products 4 : 203,
nacl 0,9 % 500cc - iv tgl 18 - 23 104
2x
ranitidin ranitidin antiulserasi 1ampul iv tgl 18
extra
ondansetro ondansetron antiemetik 4mg - iv tgl 18 - 20
n 2x
insulin insulin reguler antidiabetik 2unit/24 iv tgl 18 - 20
injeksi jam
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
11 1417 H. p/u 19-3- dm tipe 2, kejang- fenitoin phenytoin antikonvulsa 300mg po tgl 18 tgl 19 : tgl 18 :
069 NURHASA : 2016 hipertensi, kejang n, loading 149/93, tgl 20 408, 277,
N SATIM 57th sd ISK, antiepilepsi : 163/94, 175, 39,
/ bb 28- hipokalemia fenitoin phenytoin antikonvulsa 100mg - po tgl 18 - 28 159/90, 105, 87,
: 60 2016 n, 3x 146/89, tgl 21 58, 85, tgl
/t: antiepilepsi : 147/105, 19 : 69, 94,
160 adalat oros nifedipin GTS antihipertens 30mg - po tgl 18 - 28 140/80, 65, 115,
i & angina 1x 145/85, 141, 146,
clopidogrel clopidogrel antikoagulan 75mg - po tgl 18 - 28 142/102, tgl 155, tgl 20
, antiplatelet, 1x 23 : 142/109, : 220, 200,
& tgl 24 : 324, 400,
fibrinolitik 120/80, tgl 21 :
(trombolitik) 130/80, tgl 25 466, 416,
citicoline citicoline Vasodilator 500mg - iv tgl 18 - 23 : 140/90, 376, 319,
perifer dan 2x 130/80, tgl 26 tgl 23 :
Aktivator : 150/80, 321, 274,
cerebral 120/80, tgl 27 259, tgl 24
nacl 0,9 % 500ml/1 iv tgl 18 - 23 : 120/80, : 384, tgl
+ kcl 2jam 130/80, tgl 28 25 : 170,
25meq : 150/90 tgl 27 : 136
nacl 0,9% 2000cc loadi tgl 18
ng
d40% dextrose antidiabetik 3flash iv tgl 18
injeksi
d10% dextrose antidiabetik 500cc/8j iv tgl 18
injeksi am
nacl 3% /24jam iv tgl 20
novorapid insulin aspart antidiabetik 8unit - iv tgl 23 - 28
injeksi 3x
nacl 0,9% 500cc - iv tgl 23 - 28
2x
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
12 2999 ASNGARI l/u 20-4- stroke ec penurun amlodipin amlodipin antihipertens 5mg - po tgl 21 - 28 tgl 21 : tgl 23 :
19 : 57 2016 perdarahan an i 1x 170/80, 206, 197,
/ bb sd intra kesadara asam asam mefenamat Anti 500mg - po tgl 21 - 29 170/80, tgl 22 109, tgl 24
: 60 29-4- serebral, n 5jam mefenamat Inflamasi 3x : 170/80, : 146, 413,
/t: 2016 hipertensi, sebelum Non Steroid 175/95, tgl 25 :
160 dm tipe 2 masuk captopril captopril antihipertens 12,5mg extra tgl 21 - 29 188/99, tgl 24 110, 173,
mia ascardia aspirin antiplatelet 80mg - po tgl 5-16 160/100, 254, 247,
1x 180/100, tgl 9 tgl 8 : 196,
amlodipin amlodipin antihipertens 10mg - po tgl 5-16 : 140/80, 212, 227,
i 1x 170/94, tgl 10 tgl 9 : 107,
cardace ramipril antihipertens 5mg - po tgl 5-16 : 100/70, 182, 220,
i 2x 140/70, tgl 11 tgl 10 :
ksr kcl pencegahan 1tab - po tgl 8-16 : 130/80, 148, 200,
dan 2x 140/90, tgl 12 233, tgl 11
pengobatan : 150/80, tgl : 148, 219,
hipokalemia 13 : 140/90, 159, tgl 12
gemfibrozil gemfibrozil antihiperlipi 300mg - po tgl 8-16 169/93, tgl 14 : 140, 122,
e demia 1x : 150/90, tgl 13 :
ambroxol ambroxol antibronkiek 1c - 3x po tgl 10-16 120/80, 118, 252,
syr tis, 150/90, tgl 15 tgl 14 :
antiemfisme : 120/80, 139, 218,
(obat batuk) 130/80 132, tgl 15
gliquidone gliquidone antidiabetik 30mg - po tgl 14-16 : 158
2x (pagi
dan
sore)
citicoline citicoline Vasodilator 1000mg iv tgl 5-16
perifer dan - 2x
Aktivator
cerebral
nacl 0,9% 500/12ja iv tgl 12-16
m
d 10% dextrose antidiabetik 500 - 3x iv tgl 10
injeksi
nacl+kcl /12jam iv tgl 5-14
25meq
d10% dextrose antidiabetik /8jam iv tgl 5-7
injeksi
d40% 25ml iv tgl 5
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
14 1440 BACHTIAR l/u 2-6- gastritis hemator sukralfat sucralfat obat saluran 1c - 3x po tgl 2 - 16 tgl 2 : tgl 3 : 183,
100 SJAMSUDI : 2016 erosif, ax cerna (30meni 160/100, tgl 3 165, tgl 4 :
N 76th sd esofagitis melatoni lainnya t a.c) : 150/90, tgl 4 167, 102,
/ bb 16-6- grade A, dm n, BAB gliquidone gliquidone antidiabetik 1 - 1x po tgl 2 - 14 : 140/90, tgl 5 tgl 7 : 116,
: 2016 tipe 2, hitam : 140/80, 112, tgl 8 :
glucophage metformin antidiabetik 1 - 1x po tgl 2 - 16
76k anemia, 140/90, tgl 6 : 100, tgl 10
g/t AKI, ceftriaxon ceftriaxone antibiotik 2gr - 1x iv tgl 2 - 16 120/80, : 108, 108,
: hipertensi, golongan 120/80, tgl 7 : tgl 11 :
168 sefalosporin 120/80, 117, tgl 12
cm lansoprazol lansoprazole antiulserasi 1ampul iv tgl 2 - 16 160/80, tgl 8 : : 145, 146,
- 2x 130/80, 183, tgl 14
vit k vitamin k antikoagulan 1ampul iv tgl 2 - 10 160/100, tgl 9 : 99, 157,
, vitamin - 3x : 120/80, 142, tgl 15
transamin asam traneksamat antifibrinolit 1ampul iv tgl 2 - 10 150/100, tgl : 114, 115
ik - 3x 10 : 120/80,
lantus insulin glargine antidiabetik 16unit - sc tgl 2 - 12 tgl 11 :
injeksi 1x 130/80,
nacl 0,9% 500cc - iv tgl 2 - 16 110/80,
2x 160/90, tgl 12
amlodipin amlodipin antihipertens 5mg - po tgl 8 - 14 : 110/70,
i 1x 144/75, tgl 13
bisoprolol bisoprolol antihipertens 2,5mg - po tgl 8 - 16 : 120/80,
i 1x 120/90, tgl 14
cetirizine cetirizine antialergi 1tab - po tgl 9 - 16 : 110/78,
1x 110/80, tgl 15
amlodipin amlodipin antihipertens 1mg -1x po tgl 14 - 16 : 130/80,
i 120/85,
120/80
lactulax lactulax antidiare 1c - 1x po tgl 14 - 16
microlax microlax antidiare 1 - 1x recta tgl 9
supp l
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
15 1424 SAODAH p/ 26-3- stroke, lemah betaserc betahistine antivertigo 8mg - po tgl 28-3 sd tgl 27-3 : tgl 30-3 :
794 44th 2016 hipertensi, anggota dihydrochloride 3x 5-4 150/90, 186, 159,
/ bb sd 5- dm tipe 2, gerak amlodipin amlodipin antihipertens 5mg - po tgl 30-3 sd 170/80, tgl 234, tgl 31-
: 4- dislipid, i 1x 5-4 28-3 : 3 : 126,
75k 2016 sequele valsartan valsartan angiotensin 80mg - po tgl 30-3 sd 160/100, 159, 234,
g/t stroke II antagonist 1x 5-4 150/90, tgl tgl 1-4 :
: atorvastatin atorvastatin antikolestero 20mg - po tgl 30-3 sd 29-3 : 160/90, 184, 226,
155 l 1x 4-4 187/99, tgl 161, tgl 2-4
cm (malam) 30-3 : 180/90, : 172, 185,
ascardia aspirin antiplatelet 80mg - po tgl 30-3 sd 150/80, tgl 141, tgl 3-4
1x 5-4 31-3 :
metformin metformin antidiabetes 500mg - po tgl 30-3 sd 160/100,
1-0-1 5-4 160/100, tgl
paracetamo paracetamol analgesik, 500mg - po tgl 30-3 sd 1-4 : 150/100,
l antipiretik 3x 5-4 140/90, tgl 2-
cilostazol cilostazol antiplatelet 100mg - po tgl 30-3 sd 4 : 150/80,
1x 5-4 160/90, tgl 3-
citicoline citicoline Vasodilator 500mg - po tgl 1-4 sd 4 : 150/90,
perifer dan 2x 5-4 150/100, tgl
Aktivator 4-4 : 140/80,
cerebral 134/75, tgl 5-
citicoline citicoline Vasodilator 500mg - iv tgl 26-3 sd 4 : 140/80
perifer dan 2x 1-4
Aktivator
cerebral
ranitidin ranitidin antiulserasi 1ampul iv tgl 26-3 sd
- 2x 1-4
na cl 0,9 500/12ja iv tgl 26-3 sd
m 1-4
cardace ramipril antihipertens 2,5 mg - po tgl 28 – 30
i 1x
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
16 1437 SALIMIN l/ 15-5- cvd s1 tidak ascardia aspirin antiplatelet 320mg - po tgl 15-18 tgl 15 : tgl 14 : 284
097 ABD 64th 2016 batang otak, sadar 1x 122/89,
HAMID / bb sd sepsis forneuro forneuro vitamin 1tab - po tgl 15-20 101/67, tgl 16
: 20-5- pneumonia, 1x : 124/80,
70k 2016 fraktur simvastatin simvastatin antikolestero 20mg - po tgl 15-20 141/88,
g/t humarius, l 1x 141/87, tgl 17
: hipertensi, pradaxa dabigatran anti 75mg - po tgl 18-20 : 122/75,
170 dm tipe 2, pembekuan 1x 117/68, tgl 18
cm isk darah, : 121/75,
antiplatelet 155/100,
& 153/80, tgl 19
fibrinolytics : 134/90,
fujimin pujimin vitamin 3x1 po tgl 19 137/86,
116/71
asam asam mefenamat Anti 500mg - po tgl 19 - 20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
71
mefenamat Inflamasi 2x
Non Steroid
citicoline citicoline Vasodilator 500mg - iv tgl 15-20
perifer dan 2x
Aktivator
cerebral
meropenem meropenem beta-lactam 1gr - 3x iv tgl 16-20
paracetamo paracetamol analgesik, 4x1 po tgl 16-17
l antipiretik
paracetamo paracetamol analgesik, 1gr - 3x iv tgl 16-20
l antipiretik
nebulizer antiasma 3x/hari inhal tgl 16-19
vetolin : asi
bisolvon :
NaCl
keterolac ketorolac Anti 30mg - iv tgl 15-19
Inflamasi 3x
Non Steroid
manitol mannitol diuretik 125iu 4x iv tgl 16
manitol mannitol diuretik 100iu - iv tgl 18
4x
manitol mannitol diuretik 75iu - iv tgl 20
4x
nacl 0,9% 500cc - iv tgl 15-20
2x
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
17 1460 DEDEH BT p/ 11-9- hipertensi, lemas clopidogrel clopidogrel antikoagulan 75mg - po tgl 11 - 19 tgl 11-9 : tgl 11-9 :
395 SANIN 55th 2016 dm tipe 2, seluruh , antiplatelet, 1x 147/90, 230, tgl 13-
/ bb sd cvd, caf, af badan & 147/90, 9 : 196,
: 23-9- fibrinolitik 148/99, 205, 208,
55k 2016 (trombolitik) 142/89, 203, 207,
g/t atorvastatin atorvastatin antikolestero 20mg - po tgl 11 - 22 139/85, tgl 23-9 :
: l 1x 155/95, 261,
150 furosemid furosemid antidiuretik 40mg - po tgl 13 - 23 153/89,
cm 1x 141/93,
spironolact spironolactone antidislipide 25mg - po tgl 13 - 23 134/89,
one mia 1x 142/85,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
72
140/93,
135/90,
145/80,
143/85,
140/80,
125/85,
149/92, tgl
14-9 : 138/98,
140/90,
138/90,
146/90,
125/84,
130/80,
127/76,
127/76,
131/82,
138/81,
134/84,
132/84,
136/77,
135/79,
128/83,
119/77,
130/80,
124/77,
103/62,
127/81,
132/82,
116/80,
137/77, tgl
16-9 : 110/70,
110/80, tgl
17-9 : 120/90,
130/90, tgl
18-9 : 130/90,
140/80, tgl
19-9 : 140/80,
110/80,
120/80, tgl
20-9 : 120/80,
120/80,
110/90, tgl
21-9 : 130/90,
110/70, tgl
22-9 : 110/70,
110/90
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
18 1448 YANTO l/ 18-7- ckd, Lemas ketosteril asam keto esensial insufisiensi II - 3x po tgl 17 - 22 tgl 18-7 : tgl 17-7 :
164 74th 2016 hiponatremia ginjal kronis 150/80, 109, tgl 19-
/ bb sd , dm ttipe 2, b12 vitamin b12 vitamin, 1 - 3x po tgl 17 – 22 140/70, tgl 7 : 99, 158
: 22-7- hipertensi, mineral 19-7 : 160/90,
50k 2016 anemia caco3 calsium carbonat antacid, 1 - 3x po tgl 17 – 22 tgl 20-7 :
g/t antidot, 160/90,
: calcium salt, 163/99, tgl
160 electrolyte 21-7 : 150/90,
cm supplement 150/90, tgl
oral 22-7 : 120/80,
bicnat natrium urine 1 - 3x po tgl 17 - 22 110/80
bicarbonat alkalinizatio
n, antasida
asam folat asam folat vitamin 3tab - po tgl 17 - 22
1x
valsartan valsartan angiotensin 80 - 1x po tgl 21 -22
II antagonist
omeprazole omeprazole obat 40mg - iv tgl 17 - 22
lambung 2x
ondansetro ondansetron antiemetik 4mg - iv tgl 17 - 22
n 3x
venofer on venofer antianemia 100mg - iv tgl 22
hd 1x
na cl 0,9 500cc/2 iv tgl 17 - 18
4jam
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
19 5267 ADIDJAN l/ 23-4- sea in diare, new diatab attapulgite antidiare II - 3x po tgl 23 - 28 tgl 23-4 : tgl 23-4 :
14 PANUT 74th 2016 geriatric, mual, 150/80, tgl 180
b complex vitamin b vitamin 1 - 3x po tgl 23 – 28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
75
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
24 4737 SURIPTO l/ 17- dm tipe 2 , Lemas ascardia aspirin antiplatelet 80mg - po tgl 17 - 23 tgl 17-11 : tgl 17-11 :
22 67th 11- retinopati, 1x 110/70, tgl 132, tgl 18-
/ 2016 hipertensi, Paracetamo paracetamol analgesik, 500mg - po tgl 17 - 23 18-11 : 11 : 116,
sd infrontrensia l antipiretik 3x 140/90, 113, 180,
23- urine, isk, bisoprolol bisoprolol antihipertens 2,5 - 1x po tgl 19 - 23 110/70, tgl tgl 19-11 :
11- parfensiom i 19-11 : 114, 126,
2016 syndrome simvastatin simvastatin antikolestero 10mg - po tgl 19 - 23 130/70, tgl 108, tgl 21-
l 1x 20-11 : 11 : 122,
levazide levodopa antiparkinso 1tab - po tgl 21 - 23 130/80, 153, 153,
n 2x 133/86, tgl tgl 23-11 :
asam folat asam folat vitamin 1tab - po tgl 21 - 23 21-11 : 136, 104,
2x 130/70, 179
heximer hexymer antiparkinso 1tab - po tgl 21 - 23 140/80, tgl
n 2x 22-11 :
brainact citicoline Vasodilator 500 - 3x po tgl 21 - 23 150/70,
oral perifer dan 151/90, tgl
Aktivator 23-11 :
cerebral 140/90
metformin metformin antidiabetes 500mg - po tgl 23
2x
valsartan valsartan angiotensin 80 - 1x po tgl 23
II antagonist
ceftriaxon ceftriaxone antibiotik 2gr - 1x iv tgl 17 - 23
golongan
sefalosporin
novorapid insulin aspart antidiabetik 4unit - iv tgl 17 - 23
injeksi 3x
rl ringer laktat 1500/24 iv tgl 17 - 23
jam
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
25 1437 MAIMUNA p/ 14-5- CUD s2, demam simvastatin simvastatin antikolestero 20mg - po tgl 14 - 22 tgl 14-5 : tgl 14-5 :
033 H 57th 2016 hipertensi, l 1x 150/90, 163
MUHARAL / bb sd dm tipe 2, captopril captopril antihipertens 12,5mg po tgl 14 - 23 160/100, tgl
: 50 23-5- isk i - 3x 15-5 : 140/90,
AT AN NAAN
26 613532 TJUK p/ 30-8- bisitopenia, nyeri sukralfat sucralfat obat saluran 1c - 3x po tgl 29-8 sd tgl 30-8 : tgl 29-8 :
SUNARTI 63th 2016 korutiopesi, perut , cerna 9-9 140/80, 194, tgl 2-9
/ bb sd 9- hipercoagula pusing , lainnya 160/80, tgl : 108, tgl
: 60 9- ble state, dm demam amlodipin amlodipin antihipertens 10 mg - po tgl 31-8 sd 31-8 : 130/80, 3-9 : 121,
/t: 2016 tipe 2, low i 1x 9-9 130/80, 124, tgl 4-9
158 back pain, valsartan valsartan angiotensin 160 mg po tgl 31-8 sd 130/70, tgl 1- : 120, tgl
sisa akar / II antagonist - 1x 9-9 9 : 130/70, 5-9 : 100,
radix, lactulax lactulax antidiare 15ml - po tgl 31-8 sd 140/80, 93,
dementra, 3x 9-9 140/80, tgl 2-
hipertensi diazepam diazepam ansiolitik cps po tgl 2-7 sd 9 : 140/80,
campura 8-9 130/70,
n - 2x 130/80, tgl 3-
epsonal eperisone HCL antispasmodi cps po tgl 2-7 sd 9 : 120/ 70,
k campura 8-9 110/60,
n - 2x 120/70, tgl 4-
Paracetamo paracetamol analgesik, cps po tgl 2-7 sd 9 : 110/70,
l antipiretik campura 8-9 130/90,
n - 2x 110/70, tgl 5-
metformin metformin antidiabetes 500mg - po tgl 3-9 sd 9 : 110/60,
2x 9-9 140/90,
newdiatab attapulgite antidiare 2tab / po tgl 8 130/80, tgl 6-
diare 9 : 100/60,
cefotaxim cefotaxime antibakteri 1gr - 3x iv tgl 5-9 sd 100/60,
8-9 100/70, tgl 7-
9 : 120/80,
clobazam clobazam ansiolitik 1caps - po tgl 29-8 sd
110/80,
3x 2-9
120/80, tgl 8-
curcuma curcuma suplemen 1tab - po tgl 31-8
9 : 120/70,
3x
120/80,
omeprazole omeprazole obat 1gr - 2x iv tgl 29-8 sd 120/80, tgl 9-
lambung 31-8 9 : 120/70,
na cl 0,9 120/80
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
27 6135 SUYONO l/u 28 dm tipe 2, kejang amlodipin amlodipin antihipertens 5 mg po tgl 28-7 sd tgl 28-7 : tgl 28-7 :
32 SUPENO : juli hipertensi diatas i 8-8 130/97, 815, 511,
49th 2016 3x sejak clopidogrel clopidogrel antikoagulan 75 mg - po tgl 28-7 sd 155/102, tgl tgl 29 -7 :
/ bb sd 8 1 hari , antiplatelet, 1x 8-8 29-8 : 145/96, 340, 244,
: 70 agust SMrs & 151/90, 176, 327,
/t: us fibrinolitik 167/86, tgl tgl 29 - 7 :
172 2016 (trombolitik) 30-7 : 143/78, 263, 246,
asam folat asam folat vitamin 1tab - po tgl 29-7 sd 130/95,127/84 192, tgl 30-
2x 8-8 , tgl 31-7 : 7 : 374,
etambutol ethambutol anti 1000 - po tgl 31-7 sd 120/78, 142, 134,
tuberkulosis 1x (ada 6-8 120/78, tgl 31-7 :
di 125/76, 93, 159,
pasien) 115/76, tgl 1- 141, tgl 1-8
rifampicin rifampin anti 1x ( ada po tgl 31-7 sd 8 : 124/81, tgl : 73, 195,
tuberkulosis di 6-8 2-8 : 141/97, 188, tgl 2-8
pasien) 140/80, : 216, 259,
inh isoniazid antituberkul 1x ( ada po tgl 31-7 sd 120/90, tgl 3- tgl 3-8 :
osisi di 6-8 8 : 140/90, 232, 244,
pasien) 130/80, tgl 4- tgl 5-8 :
pioglitazon pioglitazone antidiabetes 30mg - po tgl 2-8 sd 8 : 130/90, 215, 259,
1x 9-8 110/80, tgl 5- 342, tgl 7-8
haloperidol haloperidol antipsikotik 0,5mg po tgl 5-8 sd 8 : 130/80, : 127, 169,
2x 8-8 130/81, tgl 6- 185
novorapid insulin aspart antidiabetik 8unit - sc tgl 28-7 sd 8 : 130/90, tgl
injeksi 3x 8-8 7-8 : 120/80,
novorapid insulin aspart antidiabetik 6unit - sc tgl 5-8 sd 120/108, tgl
injeksi 3x 6-8 8-8 : 120/80,
tgl 9-8 :
insulin insulin reguler antidiabetik 1unit - iv tgl 28-7
130/80
injeksi 1x
insulin insulin reguler antidiabetik 5unit/ja iv tgl 28-7
injeksi m
insulin insulin reguler antidiabetik 1unit/ja iv tgl 28-7
injeksi m
levemir levemir (insulin antidiabetes 8ui - 1x sc tgl 6-8 sd
detemir) 7-8
fenitoin phenytoin antikonvulsa 100mg - iv tgl 28-7 sd
n, 3x 3-8
antiepilepsi
citicoline citicoline Vasodilator 500mg - iv tgl 28-7 sd
perifer dan 3x 3-8
Aktivator
cerebral
ivfd nacl 1500ml iv tgl 28-7
0,9% - LD
ivfd nacl 500ml/6 iv tgl 28-7 sd
0,9% jam 1-8
na cl 0,9 500 ml - iv tgl 1-8 - 3-
2x 8
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
28 1444 NURATI P /u 22-6- subarachonoi SAH, amlodipin amlodipin antihipertens 10mg - po tgl 21-6 sd tgl 22-6: tgl 21-6 :
284 : 2016 d OS i 1x 7-7 160/85, 358, 88, tgl
57th sd 7- hemorrhage, pejalan candesartan candesartan antihipertens 32mg - po tgl 21-6 sd 159/80, tgl 22-6 :
7201 traumatic kaki i 1x 6-7 23-6: 171/92, 367tgl 23-6
6 brain injurg, tertabra manitol mannitol diuretik 125cc - iv tgl 21-6 sd 172/95, : 156, 195,
hipantremia k motor 4x 3-7 155/82, tgl tgl 24-6 :
berat, dm 6jam manitol mannitol diuretik 100cc - iv tgl 3-7 sd 24-6 : 179/93, 238, 260,
tipe 2 gula SMRS 4x 7-7 168/91, 182, 276,
darah tidak ranitidin ranitidin antiulserasi 50mg - iv tgl 21-6 sd 186/116, tgl tgl 25-6:
terkontrol, 3x 7-7 25-6: 165/95, 280, 221,
hipertensi fenitoin phenytoin antikonvulsa 100mg - iv tgl 21-6 sd 197/116, 262, 269,
n, 3x 27-6 181/100, tgl tgl 26-6:
antiepilepsi 26-6: 267, 147,
fenitoin phenytoin antikonvulsa 100mg - po tgl 1-7 sd 191/114, 273, tgl 27-
n, 3x 7-7 166/87, tgl 6: 216,
antiepilepsi 27-6: 219, 264,
ceftriaxon ceftriaxone antibiotik 2gr - 1x iv tgl 21-6 sd 190/100, 323, tgl 28-
golongan 7-7 180/90, 6: 176,
sefalosporin 172/91, tgl 279, 369,
actrapid insulin human antidiabetes kelipata iv tgl 21-6 sd 28-6: 266, tgl 29-
n 4unit 1-7 159/100, 6: 193,
155/80, 258, 315,
ceremax nimodipine Profilaksis 2cc/jam iv tgl 21-6 sd
160/86, tgl 241, tgl 30-
dan 30-6
pengobatan 29-6: 144/90, 6: 184,
defisit 144/96, tgl 233, 243,
30-6: 140/90, 196, tgl 1-
neurologik
150/90, 7: 206, tgl
iskemik
karena 130/80, tgl 1- 2-7: 322,
vasospasme 7: 140/80, 182, 255,
SONTODIH 73th sd 1- (recurrent), glimepirid glimepirid antidiabetik 2mg - po tgl 27-6 sd 26-6 : 219, tgl 26-
ARDJO 7- hiponatremia 1x ( 1-7 140/80,150/80 6 : 137,
2016 , hipertensi 30menit , 140/80, tgl 192, 380,
sebelum 27-6 : 160/80, 209, tgl 27-
makan 130/80, tgl 6 : 140,
pagi) 28-6 : 140/80, 340, 387,
lantus insulin glargine antidiabetik 14unit - sc tgl 27-6 sd 160/80, tgl tgl 28-6 :
injeksi 1x 30-6 29-6 : 100/80, 218, 159,
valsartan valsartan angiotensin 80mg - po tgl 29-6 sd 160/80, tgl 182, tgl 1-7
II antagonist 1x 1-7 30-6 : 140/80, : 109, 241
na cl 0,9 500 - 3x iv tgl 25-6 sd 130/80
30-6
nacl 0,9 500/8ja iv tgl 29-6 sd
m 30-6
betahistin betahistine antivertigo 24mg - po tgl 24-6 sd
dihydrochloride 3x 1-7
frego flunarizine antivertigo 5mg - po tgl 27-6 sd
2x 1-7
ascardia aspirin antiplatelet 80mg - po tgl 28-6 sd
1x 1-7
microlax microlax antidiare extra recta tgl 27-6
supp l
humalog insulin lispro antidiabetik 15ui - sc tgl 25-6 sd
injeksi 2x 27-6
ranitidin ranitidin antiulserasi 1amp - iv tgl 24-6 sd
2x 27-6
ondansetro ondansetron antiemetik 4mg - iv tgl 24-6 sd
n extra 1-7
citicoline citicoline Vasodilator 500mg - po tgl 1-7
perifer dan 2x
Aktivator
cerebral
tramadol tramadol analgesik 50mg - iv tgl 30-6 sd
opioid 2x/drip 1-7
dalam
nacl
100cc
largactil chlorpromazine antipsikotik 25mg - po tgl 26-6
extra
NO NO NAMA P/W TGL DIAGNOSA KELUH OBAT YG NAMA KETERAN DOSIS RUT WAKTU HASIL LAB
RM RAW AN DIGUNAK GENERIK GAN E PENGGU
TD GD
AT AN NAAN
30 7281 RM l/u 15-7- dm tipe 2, lemas novomix insulin aspart antidiabetes 2x (22- sc tgl 15 - 22 tgl 16-7-2016 tgl 16-7 :
70 SADEWO : 2016 twnsion biphasic 0-24) : 130/80, 240, 263,
DRS 76th sd typeheadche, novomix insulin aspart antidiabetes 2x (20- sc tgl 18 - 19 130/80, tgl 17 :
22-7- hipertensi, biphasic 0-20) 150/80, tgl 178, tgl 18
2016 chronisc novorapid insulin aspart antidiabetik 1x (0- sc tgl 20 - 21 17-7 : 160/80, : 86, tgl 19
venous injeksi 15-0) 165/84, : 226, 189,
insuffianci metformin metformin antidiabetes 500mg - po tgl 21 170/85, tgl 260, tgl 20
1x 18-7 : 168/84, : 103, 236,
(malam) 175/85, 447, tgl 21
valsartan valsartan angiotensin 160 - 1x po tgl 18 - 21 180/113, tgl : 234, 276,
II antagonist 19-7 : 160/85, 296, tgl 22
adalat oros nifedipin GTS antihipertens 30mg - po tgl 19 - 21 148/73, : 156, 200
i & angina 1x 162/91, tgl 20
Paracetamo paracetamol analgesik, 500mg - po tgl 20 - 21 : 127/77,
l antipiretik 1x cps 144/80,
campura 169/90, tgl
n 21-7 : 141/84,
diazepam diazepam ansiolitik 1mg - po tgl 20 - 21 127/78,
1x cps 157/81, tgl
campura 22-7 : 127/67,
n 137/70
captopril captopril antihipertens 12,5 - po tgl 17 - 18
i 1x extra
na cl 0,9 /16jam iv tgl 16 - 18
omeprazole simvastatin amlodipin amlodipine Major hindari penggunaan amlodipine bersamaan dengan
dapat ↑ kadar simvastatin bila memungkinkan. jika digunakan
simvastatin bersama, hindari dosis simvastatin lebih dari 20mg /
dalam darah hari, dan pantau secara ketat untuk tanda-tanda
dan ↑ efek toksisitas inhibitor HMG-CoA reduktase (misalnya.
samping Myositis, rhabdomyolysis)
amlodipine simvastatin fenitoin fenitoin dapat Moderate pertimbangkan untuk menghindari penggunaan
↓ efek fenitoin dan simvastatin secara bersamaan. pantau
simvastatin untuk mengurangi efek terapi simvastatin jika
fenitoin dimulai/dosis naik, atau peningkatan efek
(kemungkinan toksisitas) jika fenitoin
dihentikan/dosis menurun. beras ragi merah
mengandung lovastatin (mungkin 2.4mg per 600mg
beras ragi) dan beberapa senyawa asam mevinic
lainnya
ksr amlodipine antasida antasida dapat Moderate monitor untuk efek terapi yang menurun dari
↓ efek terapi amlodipine jika antasida dimulai/dosis meningkat,
amlodipine atau peningkatan efek jika antasida dihentikan/dosis
menurun
simvastatin captopril antasida antasida dapat Moderate monitor untuk mengurangi efek captopril jika
↓ efek diberikan dengan antasida
captopril
domperidone captopril Aspirin aspirin dapat ↑ Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari
efek captopril, jika dikombinasikan dengan salisilat.
nefrotoksik Selain itu, pantau untuk gagal ginjal akut ketika
captopril dan obat-obat ini digabungkan
dapat ↓ efek
terapi captopril
minosep humalog Aspirin aspirin dapat ↑ Moderate pantau efek farmakologis yang berlebihan (mis.
efek hipoglikemia) pada pasien yang menerima aspirin
hipoglikemik dengan humalog. ini mungkin lebih menjadi
Humalog perhatian pada pasien yang menerima aspirin
dengan dosis 3gram atau lebih per hari
fenitoin humalog novorapid novorapid Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari dua atau
dapat ↑ efek lebih obat yang dapat menyebabkan hipoglikemia
hipoglikemik (baik sebagai terapi atau sebagai efek samping)
Humalog sering sesuai secara klinis, penggunaan kombinasi
tersebut sering secara substansial meningkatkan
risiko hipoglikemia. pantau pasien secara dekat
untuk efek hipoglikemik tambahan jika dua atau
lebih dari obat ini digabungkan
humalog humalog Lantus lantus dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari humalog dan
efek lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
Humalog sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
lantus humalog insulin insulin dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari humalog dan
efek insulin yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
Humalog sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
captopril novorapid aspirin aspirin dapat ↑ Moderate pantau efek farmakologis yang berlebihan (mis.
efek hipoglikemia) pada pasien yang menerima aspirin
hipoglikemik dengan novorapid. ini mungkin lebih menjadi
novorapid perhatian pada pasien yang menerima aspirin
dengan dosis 3gram atau lebih per hari
ascardia novorapid lantus lantus dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari novorapid dan
efek lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
novorapid sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
insulin novorapid insulin insulin dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari novorapid dan
efek insulin yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
novorapid sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
novorapid lantus aspirin aspirin dapat ↑ Moderate pantau efek farmakologis yang berlebihan (mis.
efek hipoglikemia) pada pasien yang menerima aspirin
hipoglikemik dengan lantus. ini mungkin lebih menjadi perhatian
lantus pada pasien yang menerima aspirin dengan dosis
3gram atau lebih per hari
cefotaxime lantus insulin insulin dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari lantus dan
efek insulin yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
lantus sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
insulin aspirin aspirin dapat ↑ Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan
resiko (mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima
hipoglikemik aspirin dengan insulin. Ini mungkin lebih menjadi
insulin dan ↓ perhatian pada pasien yang menerima aspirin
gula darah dengan dosis 3 gram atau lebih per hari
fenitoin omeprazole fenitoin dapat Moderate monitor untuk mengurangi efek terapi dari
↓ efek omeprazole serta untuk peningkatan efek fenitoin
omeprazole, (yang terakhir terutama dengan dosis omeprazol
omeprazole harian 40mg atau lebih besar) kapan saja obat ini
dapat ↑ efek digunakan dalam kombinasi. dosis omeprazole
allopurinol
asam folat allopurinol Ramipril ramipril dapat Major jika allopurinol harus digunakan pada pasien yang
↑ potensi menggunakan ramipril, pantau reaksi
reaksi alergi hipersensitivitas setelah inisiasi terapi allopurinol
atau minimal selama 5 minggu
hipersensitivit
as terhadap
allopurinol
caco3 domperidone metoclopram dapat saling ↑ Major penggunaan bersamaan harus dihindari bila
ide efek QTc- memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan
Prolonging secara substansial meningkatkan resiko untuk
toksisitas yang serius, termasuk pengembangan
torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel
yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor resiko
yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua, jenis
kelamin perempuan, bardikardia, hipokalemia,
hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsetrasi
obat yang lebih tinggi), akan memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk toksisitas yang berpotensi
mengancam nyawa ini. penggunaan kombinasi
semacam itu harus disertai dengan pemantauan
ketat untuk bukti perpanjangan QT atau perubahan
lain dari ritme jantung
bicnat lasix sucralfat sucralfat dapat Major hindari pemberian oral lasix dan sucralfat secara
↓ efek lasix, bersamaan. Pemberian terpisah paling tidak 2 jam.
dapat merusak Tidak berlaku untuk lasix yang diberikan secara
penyerapan parenteral
lasix
amlodipine ramipril candesartan candesartan Major penggunaan bersamaan secara khusus tidak
dapat ↑efek dianjurkan dan merupakan kontraindikasi pada
toxic ramipril pasien dengan nefropati diabetik. Jika kombinasi
seperti itu harus digunakan, monitor pasien lebih
dekat untuk respon yang lebih besar dari yang
ramipril ramipril Lasix lasix dapat ↑ Moderate monitor untuk hipotensi gejala dan gagal ginjal jika
efek hipotensi ramipril dimulai pada pasien yang menerima
ramipril , dan furosemid. Koreksi deplesi volume oleh gangguan
↑ efek terapi diuretik atau pengurangan dosis diuretik
nefrotoksik sebelum inisiasi ramipril/peningkatan dosis
Ramipril dianjurkan. jika terapi diuretik tidak dapat dikurangi
(misalnya. pada pasien dengan gagal jantung),
memulai ramipril pada dosis yang sangat rendah
dan peningkatan dosis dengan sedikit peningkatan
dapat menimimalkan interaksi ini
ranitidin asprin calcium calcium Minor pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari
carbonate carbonat dapat aspirin jika calcium carbonat dimulai/dosis
↓ konsentrasi meningkat, atau peningkatan efek jika calcium
serum aspirin carbonat dihentikan/dosis menurun. Interaksi ini
tidak boleh menjadi perhatian pada pasien yang
menerima dosis salisilat intemiten
tramadol lantus Ramipril ramipril dapat Minor Tidak perlu tindakan. Pendidikan hipoglikemia
↑ efek reguler dan pemantauan (yang menyertai
hipoglikemik penggunaan lantus) harus cukup untuk manajemen
lantus dan ↓ kemungkinan interaksi ini
gula darah
new diatab paracetamol metoclopram metoclopramid Minor tidak perlu tindakan
ide e dapat ↑
konsentrasi
serum
paracetmol
paracetamol tramadol tramadol dapat Minor tidak perlu tindakan
↓ absorpsi
paracetamol
ranitidin calcium calcium Minor tidak perlu tindakan
carbonate carbonat dapat
↓ konsentrasi
serum
ranitidine
6 domperidone tidak terjadi
ksr interaksi obat
amlodipine
fluimucil
lansoprazol
ceftriaxon
7 fenitoin fenitoin amlodipin amlodipin Moderate pantau toksisitas fenitoin jika amlodipin
dapat ↑ dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek
konsentrasi fenitoin jika amlodipin dihentikan/dosis menurun.
serum fenitoin, Pantau untuk mengurangi efek terapeutik amlodipin
fenitoin dapat dengan penggunaan bersamaan fenitoin.
↓ konsentrasi
serum
amlodipin
amlodipine fenitoin perdipine perdipine Moderate pantau toksisitas fenitoin jika perdipine
dapat ↑ dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek
konsentrasi fenitoin jika perdipine dihentikan/dosis menurun.
serum fenitoin, Pantau untuk mengurangi efek terapeutik perdipine
fenitoin dapat dengan penggunaan bersamaan fenitoin.
↓ konsentrasi
serum
perdipine
insulin insulin Lantus lantus dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari insulin dan
efek lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
insulin sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
perdipine insulin novorapid novorapid Moderate meskipun penggunaan bersama dari insulin dan
dapat ↑ efek novorapid yang menyebabkan hipoglikemia secara
asam folat
bicnat
caco3
vitamin b12
fujimin
azitromisin
fluimucil
furosemid
ceftriaxon
9 lisinofril tidak terjadi
interaksi obat
ondansetron
cefotaxime
ceftriaxon
10 valsartan insulin lantus lantus dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari insulin dan
efek lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
insulin sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
alprazolam
lantus
ceftriaxon
omeprazole
ondansetron
ranitidin
insulin
11 fenitoin fenitoin adalat oros adalat oros Moderate pantau lebih dekat untuk melihat efek yang diubah
metoclopram
ide
humalog
13 clopidogrel ascardia cardace ascardia dapat Moderate pantau untuk mengurangi efek terapeutik dari
↑ efek cardace jika dikombinasikan dengan ascardia.
nefrotoksik Selain itu, pantau untuk gagal ginjal akut ketika
dan ↓ efek obat-obat ini digabungkan
terapeutik
cardace
ascardia ascardia gliquidone ascardia dapat Moderate
↑ efek
hipoglikemik
gliquidone
amlodipine cardace gliquidone cardace dapat Moderate
↑ efek
gliquidone
cardace ascardia clopidogrel clopidogrel Moderate meskipun terapi kombinasi kadang-kadang
dapat ↑ efek digunakan secara menguntungkan, peningkatan
negatif/toksik resiko perdarahan mungkin terjadi. Pantau
ascardia, ↑ peningkatan pada penurunan fungsi platelet
resiko (misalnya. Perdarahan, memar, dll.) selama
perdarahan penggunaan clopidogrel dan ascardia secara
bersamaan
ksr gemfibrozil gliquidone gemfobrozil Moderate
dapat ↑ efek
hipoglikemik
gliquidone
gemfibrozile cardace ksr ksr dapat ↑ Moderate pantau tanda dan gejala hiperkalemia selama
efek penggunaan bersamaan cardace dan ksr
hiperkalemia
Ramipril
ambroxol ksr gliquidone ksr dapat ↑ Minor
efek
hipoglikemik
gliquidone
gliquidone
citicolin
14 sucralfat metformin lantus lantus dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari lantus dan
efek metformin yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
metformin sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
gliquidone
glucophage
ceftriaxon
lansoprazol
vitamin k
transamin
lantus
amlodipine
bisoprolol
cetirizine
lactulax
microlax
15 betaserc cardace valsartan valsartan dapat Moderate penggunaan bersamaan secara khusus tidak
↑ efek toksik dianjurkan dan merupakan kontraindikasi pada
dan ↑ pasien dengan nefropati diabetik. Jika kombinasi
konsentrasi seperti itu harus digunakan, monitor pasien lebih
serum cadace dekat untuk respon yang lebih besar dari yang
diperkirakan pada kombinasi, termasuk pemantauan
tekanan darah, fungsi ginjal, dan konsentrasi kalium
amlodipine ascardia cilostazol cilostazol Moderate meskipun terapi kombinasi kadang-kadang
asam folat
valsartan
omeprazole
ondansetron
venofer
19 new diatab ciprofloxasin Ondansetron dapat saling ↑ Major penggunaan bersamaan harus dihindari bila
efek QTc- memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan
Prolonging secara substansial meningkatkan resiko untuk
toksisitas yang serius, termasuk pengembangan
torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel
yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor resiko
yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua, jenis
kelamin perempuan, bardikardia, hipokalemia,
hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsetrasi
obat yang lebih tinggi), akan memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk toksisitas yang berpotensi
mengancam nyawa ini. penggunaan kombinasi
semacam itu harus disertai dengan pemantauan
ketat untuk bukti perpanjangan QT atau perubahan
lain dari ritme jantung
b complex ciprofloxasin Ulsafat ulsafat dapat ↓ Major interaksi dapat diminimalkan dengan pemberian
konsentrasi ciprofloxasin oral sitidaknya 2jam sebelum atau
serum 6jam sebelum dosis ulsafat. Pemisahan yang lebih
ciprofloxasin besar dari kedua obat tampaknya akan mengurangi
resiko untuk interaksi yang signifikan lebih jauh.
Jika harus diberikan lebih dekat bersama daripada
yang diinginkan, pantau untuk penurunan efek
terapeutik dari ciprofloxasin oral
paracetamol ciprofloxasin Miniaspi minispi dapat Moderate untuk menimalkan potensi interaksi, pertimbangkan
↓ konsentrasi pemberian ciprofloxasin minimal 2jam, atau 6jam
serum setelah, miniaspi. Pantau penurunan kadar/efek
ciprofloxasin ciprofloxasin bila digunakan bersama dengan
paracetamol ondansetron
miniaspi simvastatin Ciprofloxasi ciprofloxasin Moderate tidak ada tindakan yang dipelukan
n dapat ↑ efek
myophatic (
rhabdomyolysi
s) dari
simvastatin
ulsafat b complex Miniaspi miniaspi dapat Minor tidak ada tindakan yang diperlukan
↓ konsentrasi
serum b
complex
ciprofloxasin
omeprazole
ondansetron
20 paracetamol domperidone Ondansetron dapat saling ↑ Major penggunaan bersamaan harus dihindari bila
efek QTc- memungkinkan. Penggunaan bersama diharapkan
Prolonging secara substansial meningkatkan resiko untuk
toksisitas yang serius, termasuk pengembangan
torsades de pointes(TdP) atau takiaritmia ventrikel
yang signifikan lainnya. pasien dengan faktor resiko
yang hadir (misalnya. usia yang lebih tua, jenis
kelamin perempuan, bardikardia, hipokalemia,
hipomagnesemia, penyakit jantung, dan konsetrasi
obat yang lebih tinggi), akan memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk toksisitas yang berpotensi
mengancam nyawa ini. penggunaan kombinasi
semacam itu harus disertai dengan pemantauan
ketat untuk bukti perpanjangan QT atau perubahan
lain dari ritme jantung
amlodipine metformin Ondansetron ondansetron Moderate pantau peningkatan efek metformin/toksisitas bila
dapat ↑ dikombinasikan dengan ondansetron
konsentrasi
serum
metformin
new diatab amlodipine Asam asam Minor tidak ada tindakan yang diperlukan
mefenamat mefenamat
dapat ↓ efek
hipertensi
amlodipine
asam paracetamol Ondansetron ondansetron Minor tidak ada tindakan spesifik yang diperlukan, tetapi
mefenamat dapat ↓ perlu diketahui bahwa paracetamol mungkin kurang
analgesik efektif pada pasien yang diobati dengan
paracetamol ondansetron
omeprazole
ondansetron
domperidone
metformin
21 paracetamol metformin Captopril captopril Moderate pantau respon pasien terhadap metformin lebih
dapat ↑ efek ketat jika pasien menggunakan obat ini secara
toksik bersamaan, terutama pasien memilik faktor resiko
metformin lain untuk hipoglikemia atau asidosis laktat. Sejauh
yaitu mana captopril berkontribusi pada peningkatan
hipoglikemik resiko tidak jelas, tetapi pemantaun yang lebih
dekat cenderung bijaksana bila memungkinkan
metformin
captopril
simvastatin
omeprazole
22 platogrix platogrix Amlodipine amlodipin Moderate pantau respon pasien terhadap platogrix secara
dapat ↓ efek dekat saat menggunakan platogrix dengan
terapi amlodipin. Baik signifikansi klinis dari interaksi ini
clopidogrel dan perbedaan resiko di antara individu CCB tidak
pasti
atorvastatin platogrix Asam dapat saling ↑ Moderate tingkatkan pemantauan ketekunan untuk tanda dan
mefenamat efek gejala perdarahan jika beberapa obat dengan sifat
antiplatelet antiplatelet digunakan bersamaan
amlodipine glimepirid Lantus lantus dapat ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari glimepirid dan
efek lantus yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
glimepirid sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
metformin glimepirid Metformin metformin ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari glimepirid dan
efek metformin yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
glimepirid sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
glimepirid isdn Amlodipine amlodipin Moderate meskipun penggunaan dari dua atau lebih obat yang
dapat ↑ efek dapat menurunkan tekanan darah(baik sebagai niat
hipotensi isdn terapeutik atau sebagai efek buruk) sering secara
klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
sering secara substansial meningkatkan hipotensi.
Pantau pasien secara dekat untuk efek hipotensi
aditif jika dua atau lebih dari obat ini digabungkan
asam lantus Metformin metformin ↑ Moderate meskipun penggunaan bersama dari lantus dan
mefenamat efek metformin yang menyebabkan hipoglikemia secara
hipoglikemik klinis sesuai, penggunaan kombinasi semacam itu
lantus sering secara substantif meningkatkan risiko
hipoglikemia. pantau pasien secara dekat untuk efek
hipoglikemik jika obat ini digabungkan
paracetamol amlodipine asam asam Minor tidak ada tindakan yang diperlukan
mefenamat mefenamat
dapat ↓ efek
hipertensi
amlodipine
trizedon mr platogrix Atorvastatin atorvastatin Moderate tidak ada tindakan yang diperlukan
dapat ↓ efek
antiplatelet
platogrix
lantus glimepirid asam asma Minor tidak ada tindakan yang diperlukan
mefenamat mefenamat
dapat ↑ dan ↓
efek
hipoglikemik
glimepirid
isdn
23 laxadyne bisoprolol Fenitoin fenitoin dapat Major pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat
↑ metabolisme berinteraksi untuk menghindari kegagalan
bisoprolol terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara
sehingga dapat khusus dikontraindikasikan oleh produsen.
↑ resiko Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan
kegagalan oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket
terapi yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP
jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan
peningkatan efek jika inducer CYP dihentikan/dosis
menurun
paracetamol fenitoin Amlodipine amlodipin Moderate pantau toksisitas fenitoin jika amlodipin
dapat ↑ serum dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek
konsentrasi fenitoin jika amlodipin dihentikan/dosis menurun.
fenitoin dan Pantau untuk mengurangi efek terapeutik amlodipin
fentoin dapat ↓ jika digunakan bersamaan dengan fenitoin.
serum
konsentrasi
amlodipin
amlodipine amlodipine Prohiper prohiper dapat Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang
↓ efek dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan
antihipertensi darah dengan seksama ketika memulai prohiper
amlodipine atau selama penyesuaian dosis
prohiper bisoprolol Prohiper prohiper dapat Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang
↓ efek dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan
antihipertensi darah dengan seksama ketika memulai prohiper
bisoprolol atau selama penyesuaian dosis
ramipril glimepirid Bisoprolol bisoprolol Moderate monitor kadar glukosa darah secara dekat karena
dapat ↑ resiko bisoprolol dapat menurunkan efektivitas obat-
hipoglikemik obatan jenis cardioselective beta-blocker (misalnya.
glimepirid Atenolol, metoprolol) mungkin lebih kecil
kemungkinannya untuk berinteraksi atau mungkin
kurang berpengaruh pada respon sulfonylurea.
perhatikan bahwa cardioselective berkurang pada
peningkatan dosis . anjurkan pasien bahwa
takikardia, sebagai tanda hipoglikemia, mungkin
tidak ada opthalmic beta-blocker terkait dengan
resiko yang lebih rendah daripada obat sistemik
fenitoin glimepirid Hct hct dapat ↓ Moderate monitor glukosa darah lebih sering ketika pasien
efek terapi yang diobati dengan glimepirid memulai terapi
glimepirid dengan hct. Peningkatan dosis glimepirid, atau
kebutuhan obat tambahan, mungkin diperlukan
asam folat glimepirid Metformin metformin Moderate meskipun penggunaan bersamaan dari metformin
dapat ↑ efek dan glimepirid menyebabkan hipoglikemia sering
hipoglikemik tepat secara klinis, penggunaan kombinasi semacam
glimepirid itu sering secara substansial meningkatkan resiko
hipoglikemia. Pantau pasien secara lebih dekat
untuk efek hipoglikemik jika obat ini digabungkan
aspar k hct Prohiper prohiper dapat Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang
↓ efek dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan
antihipertensi darah dengan seksama ketika memulai prohiper
hct atau selama penyesuaian dosis
metformin metformin Hct hct dapat ↓ Moderate monitor glukosa darah lebih sering ketika pasien
efek terapi yang diobati dengan metformin memulai terapi
metformin dengan hct. Peningkatan dosis metformin, atau
kebutuhan obat tambahan, mungkin diperlukan
ksr metformin Ramipril ramipril dapat Moderate pantau respon pasien terhadap metformin lebih
↑ efek toksik ketat jika pasien menggunakan obat ini secara
metformin bersamaan, terutama jika pasien memiliki faktor
yaitu resiko lain untuk hipoglikemia atau asidosis laktat.
hipoglikemik Sejauh mana ramipril berkontribusi pada
dan asidosis peningkatan resiko tidak jelas, tetapi pemantauan
laktat yang lebih dekat cenderung bijaksana bila
memungkinkan
manitol paracetamol Fenitoin fenitoin dapat Moderate pantau untuk paracetamol hepatoksisitas yang
↓ konsentrasi diinduksi jika dosis besar (penggunaan jangka
serum panjang) dari paracetamol digunakan pada pasien
paracetamol yang memakai fenitoin atau fosphenytoin. Efek
penurunan paracetamol dapat dilihat
citicolin fenitoin asam folat asam folat Moderate pantau untuk penurunan konsentrasi serum dan
dapat ↓ efektivitas fenitoin jika asam folat dimulai/dosis
konsentrasi meningkat. Demikian pula, pantau peningkatan
serum fenitoin konsentrasi fenitoin (dan kemungkinan toksisitas)
jika asam folat dihentikan/dosis menurun
vitamin c fenitoin Prohiper prohiper dapat Moderate pantau untuk penurunan konsentrasi serum dan
↑ konsentrasi efektivitas fenitoin jika prohiper dimulai/dosis
serum fenitoin meningkat. Demikian pula, pantau peningkatan
konsentrasi fenitoin (dan kemungkinan toksisitas)
jika asam prohiper dihentikan/dosis menurun
vitamin k ramipril Hct hct dapat ↓ Moderate monitor glukosa darah lebih sering ketika pasien
efek terapi yang diobati dengan ramipril memulai terapi
ramipril dengan hct. Peningkatan dosis ramipril, atau
kebutuhan obat tambahan, mungkin diperlukan
kalnex ramipril Prohiper prohiper dapat Moderate ketika menggunakan prohiper pada pasien yang
↓ efek dirawat karena hipertensi, pantau respon tekanan
antihipertensi darah dengan seksama ketika memulai prohiper
ramipril atau selama penyesuaian dosis
ceftriaxon ramipril Ksr ksr dapat ↑ Moderate pantau tanda dan gejala hiperkalemia selama
efek penggunaan bersamaan dari ramipril dan ksr
hiperkalemia
ramipril
hct ramipril Glimepiride ramipril dapat Minor tidak ada tindakan yang diperlukan. Pendidikan dan
↑ efek pemantauan hipoglikemia regular (yang menyertai
hipoglikemik penggunaan obat penurun glukosa darah) harus
glimepirid memadai untuk manajemen kemungkinan interaksi
bisoprolol
glimepirid
piracetam
24 ascardia levazide Bisoprolol bisoprolol Moderate pasien yang berhati-hati tentang kemungkinan
dapat ↑ efek peningkatan resiko untuk hipotensi postural
hipotensi simptomatik ketika menggunakan levazide dalam
levazide kombinasi dengan obat lain yang dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah. Anjurkan
pasien untuk berdiri perlahan dari posisi duduk atau
berbaring untuk meminimalkan resiko pusing atau
jatuh terkait dengan hipotensi ortostatik
paracetamol levazide Valsartan valsartan dapat Moderate pasien yang berhati-hati tentang kemungkinan
↑ efek peningkatan resiko untuk hipotensi postural
hipotensi simptomatik ketika menggunakan levazide dalam
levazide kombinasi dengan obat lain yang dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah. Anjurkan
pasien untuk berdiri perlahan dari posisi duduk atau
berbaring untuk meminimalkan resiko pusing atau
jatuh terkait dengan hipotensi ortostatik
bisoprolol metformin Ascardia ascardia dapat Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan
↑ efek (mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima
hipoglikemik ascardia dengan metformin. Ini mungkin lebih
metformin menjadi perhatian pada pasien yang menerima
ascardia dengan dosis 3 gram atau lebih per hari
simvastatin novorapid Ascardia ascardia dapat Moderate Pantau untuk efek farmakologis yang berlebihan
↑ efek (mis. hipoglikemia) pada pasien yang menerima
ranitidin
ceftriaxon
manitol
26 sukralfat clobazam Diazepam diazepam Moderate penggunaan bersamaan dari dua atau lebih obat
dapat ↑ efek yang memiliki potensi untuk menekan fungsi CNS
toksik (baik sebagai niat atau efek samping) sering tepat
clobazam secara klinis. Namun, penting untuk mngenali
bahwa resiko efek yang tidak diinginkan dapat
meningkat dengan penggunaan seperti itu.
pertimbangkan durasi penggunaan depresan SSP
dan setiap respon pasien (terutama toleransi
terhadap efek depresan SSP) ketika memilih obat
tambahan dan dosis. monitor untuk efek aditif
CNS-depresan setiap kali dua atau lebih depresan
SSP secara bersamaan digunakan. anjurkan pasien
untuk menghindari penggunaan depresan SSP lain
yang tidak terdaftar, terlarang, atau rekreasional
amlodipine clobazam Epsonal epsonal dapat Moderate penggunaan bersamaan dari dua atau lebih obat
↑ efek toksik yang memiliki potensi untuk menekan fungsi CNS
clobazam (baik sebagai niat atau efek samping) sering tepat
secara klinis. Namun, penting untuk mngenali
bahwa resiko efek yang tidak diinginkan dapat
meningkat dengan penggunaan seperti itu.
pertimbangkan durasi penggunaan depresan SSP
dan setiap respon pasien (terutama toleransi
terhadap efek depresan SSP) ketika memilih obat
tambahan dan dosis. monitor untuk efek aditif
CNS-depresan setiap kali dua atau lebih depresan
SSP secara bersamaan digunakan. anjurkan pasien
untuk menghindari penggunaan depresan SSP lain
yang tidak terdaftar, terlarang, atau rekreasional
valsartan clobazam Omeprazole omeprazole Moderate pantau dengan seksama untuk melihat efek samping
pioglitazon
28 amlodipine ceremax Fenitoin fenitoin dapat Major hindari penggunaan bersamaan dari ceremax dan
↓ konsentrasi fenitoin
serum ceremax
candesartan nimotop Fenitoin fenitoin dapat Major hindari penggunaan bersamaan dari nimotop dan
↓ konsentrasi fenitoin
serum nimotop
manitol bisoprolol Fenitoin fenitoin dapat Major pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat
↑ metabolisme berinteraksi untuk menghindari kegagalan
bisoprolol terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara
khusus dikontraindikasikan oleh produsen.
Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan
oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket
yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP
jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan
peningkatan efek jika inducer CYP dihentikan/dosis
menurun
ranitidin captopril Candesartan candesartan Moderate penggunaan bersamaan secara khusus tidak
dapat ↑ efek dianjurkan dan merupakan kontraindikasi pada
toksik pasien dengan nefropati diabetik. Jika kombinasi
captopril seperti itu harus digunakan, monitor pasien lebih
dekat untuk respon yang lebih besar dari yang
diperkirakan pada kombinasi, termasuk pemantauan
tekanan darah, fungsi ginjal, dan konsentrasi kalium
fenitoin diazepam Fenitoin fenitoin dapat Major pertimbangkan alternatif untuk salah satu obat
↑ metabolisme berinteraksi untuk menghindari kegagalan
diazepam terapeutik subtrat. Beberapa kombinasi secara
khusus dikontraindikasikan oleh produsen.
Penyesuaian dosis yang disarankan juga ditawarkan
oleh beberapa produsen. harap tinjau sisipan paket
yang berlaku. pantau efek penurunan substrat CYP
jika inducer CYP dimulai/dosis meningkat, dan
peningkatan efek jika inducer CYP dihentikan/dosis
menurun
ceftriaxon fenitoin Amlodipine amlodipin Moderate pantau toksistas fenitoin jika amlodipin
dapat ↑ dimulai/dosis meningkat, atau penurunan efek
konsentrasi fenitoin jika amlodipin dihentikan/dosis menurun.
serum fenitoin, Pantau untuk mengurangi efek terapeutik amlodipin
fenitoin dapat dengan penggunaan bersamaan fenitoin. Pelabelan
↓ konsentrasi nifedipine merekomendasikan untuk menghindari
serum penggunaan bersamaan dengan fenitoin, dan
amlodipin nimodipine label kontraindikasi kanada
menggunakan fenitoin secara bersamaan
acrtapid actrapid Bisoprolol bisoprolol Moderate pantau peningkatan efek terapeutik actrapid jika
dapat ↑ efek bisoprolol dimulai/dosis meningkat, atau efek
hipoglikemik menurun jika bisoprolol bisoprolol dihentikan/dosis
actrapid menurun. Cardioselective beta-blocker mungkin
lebih aman daripada beta-bolcker non-selektif.
Catatan : cardioselective terkait dengan dosis, dan
setiap beta-blocker dapat menyebabkan masalah.
anjurkan pasien bahwa takikardia, sebagai tanda
hipoglikemia, mungkin tidak ada. resiko yang
terkait dengan beta-blocker opthalmic mungkin
kurang dari yang terkait dengan obat sistemik.
opthalmic beta-blocker tidak mungkin menjadi
perhatian
ceremax ceremax Amlodipine amlodipin Moderate pantau peningkatan efek ceremax pada pasien yang
dapat ↑ menerima amlodipin
konsentrasi
serum ceremax
nimotop nimotop Amlodipine amlodipin Moderate pantau peningkatan efek nimotop pada pasien yang
dapat ↑ menerima amlodipin
konsentrasi
serum nimotop
captopril paracetamol Fenitoin fenitoin dapat Moderate pantau untuk paracetamol hepatoksisitas yang
↓ konsentrasi diinduksi jika dosis besar (penggunaan jangka
blocker (antagonis
kalsium
simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat
omeprazole antireflux agents 1x1 20-40mg/hari IV Tepat
(PPI)
farmadol Analgesik (Non- 1x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari IV Tepat
opioid)
transamin Haemostatik 500mg - 3x1 0,5-1g atau 10mg/kg 25-50mg/kg IV Tepat
No Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan
Pasien
5 vitamin b12 Vitamin 1tab - 3x1 250mcg/hari PO Tepat
asam folat Vitamin 1tab - 3x1 5mg/hari PO Tepat
caco3 Mineral 3x1 max 16 tab/hari PO Tepat
bicnat suplemen 3x2 1-5gr/hari PO Tepat
elektrolit,antidote
amlodipine calcium-channel 10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat
blocker (antagonis
kalsium
ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg, PO Tepat
diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:
dosis awal 162-325 mg, diikuti
dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari
mertigo Antibiotik 500mg - 1x1 500mg PO Tepat
(Macrolida)
allopurinol Sediaan 100mg - 3x1 100-300 mg/hari PO Tepat
Hiperurisemia dan
gout (Xantine
Oksidase Inhibitor)
simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat
sucralfat Antirefluks 4x1 1gr-4x/hari PO Tepat
metoclopramide Antiemetik 1amp - 3x1 2mg/kg IV Tepat
v bloc Antihipertensi 3,125mg - 1x1 6.25mg/hari PO Kekurangan
agent)
lansoprazol Antiulserasi 30mg - 1x1 30 mg secara inj IV lambat 2x/hari IV Kekurangan
ceftriaxone Antibiotik 2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat
(Sefalosporin)
No Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan
Pasien
7 fenitoin antikonvulsan, 100mg - 2x1 100mg - 3-4xsehari PO Kekurangan
antiepilepsi
amlodipine calcium-channel 5mg - 1x1 5-10mg PO Tepat
blocker (antagonis
kalsium
perdipine drip Antihipertensi hipertensi darurat 0,5-6 iv
mcg/kg/menit,krisis hipertensi akut
2-10mcg/kg/menit
ventolin+bisolvon Antiasma Per 8jam Bisolvon nebulizer dewasa:1 ml, inhalasi Tepat
Ventolin nebulizer dewasa: 2.5-5
mg, max 40 mg
omeprazole antireflux agents 2x1 20-40mg/hari IV Tepat
(PPI)
citicolin vasodilator perifer 500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000 PO Tepat
dan aktivator mg/hari dalam dosis terbagi
serebral
meropenem Antibiotik 500mg - 2x1 500mg/8jam IV Tepat
(Betalactam)
dexametason Antiemetik 5mg - 3x1 15-20mg/hari IV Tepat
(kortikosteroid)
valsartan Diuretik 80mg - 1x1 80mg PO Tepat
(Angiotensin II
Receptor blocker)
novorapid Antidiabetes 10iu - 3x1 0.15-0.2 unit/kg/hari SC Tepat
lantus Antidiabetes 6iu - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100 SC Tepat
(Insulin) unit/hari
humalog Antidiabetes 10ui - 3x1 Diabetes mellitus tipe 2: dosis awal: SC Tepat
0.15 - 0.2 unit/kg/hari
lantus Antidiabetes 12unit - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100 SC Tepat
(Insulin) unit/hari
No Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan
Pasien
13 clopidogrel Antikoagulan, 75mg - 1x1 75mg/hari PO Tepat
antiplatelet
ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg, PO Tepat
diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:
dosis awal 162-325 mg, diikuti
dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari
metformin Antidiabetes 500mg - 1-0-1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat
paracetamol Analgesik (Non- 500mg - 4x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat
opioid)
cilostazol Antiplatelet 100mg - 1x1 50-100mg/hari PO Tepat
citicolin vasodilator perifer 500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000 PO Tepat
dan aktivator mg/hari dalam dosis terbagi
serebral
citicolin vasodilator perifer 500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000 IV Tepat
dan aktivator mg/hari dalam dosis terbagi
serebral
ranitidin antagonis histamin 1amp - 2x1 50mg IV Kelebihan
cardace Antihipertensi 2,5 mg - 1x1 2.5-5 mg/hari, max. 20 mg/hari PO Tepat
No Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan
Pasien
16 ascardia Antiplatelet 320mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg, PO Tepat
diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:
dosis awal 162-325 mg, diikuti
dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari
digoxin obat jantung 0.125 - 1x1 Dosis awal: 0.75-1.5 mg, dosis PO Tepat
pemeliharaan 0.125-0.5 mg
simarc Antikoagulan 4mg - 1x1 5mg/hari PO Tepat
(Diuretik)
ramipril Antihipertensi 10mg - 1x1 2.5-5 mg /hari, max: 20 mg/hari Tepat
metformin Antidiabetes 500mg - 1x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat
citicolin vasodilator perifer 500mg - 3x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000 PO Tepat
dan aktivator mg/hari dalam dosis terbagi
serebral
piracetam Neurotropik 12gr - 1x1 Kasus akut: 3-9 g/hari dalam 3-4 IV Tepat
dosis terbagi, kasus kronik: 1.2-4.8
g diberikan 2-3x/hari, kasus berat:
s/d 12 g/hari bila perlu
piracetam Neurotropik 3gr - 4x1 Kasus akut: 3-9 g/hari dalam 3-4 IV Tepat
dosis terbagi, kasus kronik: 1.2-4.8
g diberikan 2-3x/hari, kasus berat:
s/d 12 g/hari bila perlu
asam mefenamat Anti Inflamasi Non 1x1 Dosis awal 500 mg, kemudian 250 PO Tepat
Steroid mg setiap 4 jam jika dibutuhkan,
maksimum diberikan selama 1
minggu
paracetamol Analgesik (Non- 500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat
opioid)
trizedon mr Antianginal 2x1 35 mg 2x/hari PO Tepat
lantus Antidiabetes 12u - 1x1 1x/hari secara injeksi SK, 2-100 SC Tepat
(Insulin) unit/hari
isdn Anti-anginal 5mg - 3x1 15-120mg/hari PO Tepat
(vasodilator)
No Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan
Pasien
23 laxadyne Laxative 1x1 (2 sdm) 1-2 sdm (15-30 mL) 1 x/hr PO Tepat
paracetamol Analgesik (Non- 500mg - 4x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat
opioid)
amlodipine calcium-channel 10mg - 1x1 5-10mg PO Tepat
blocker (antagonis
kalsium
prohiper obat SSP golongan 1/2tab - 2x1 20-30 mg/hari diberikan dalam 2-3 PO Kekurangan
lain dosis terbagi
ramipril Antihipertensi 10mg - 1x1 2.5-5 mg /hari, max: 20 mg/hari PO Tepat
fenitoin antikonvulsan, 100mg - 3x1 100mg - 3-4xsehari PO Tepat
antiepilepsi
asam folat Vitamin 3tab - 1x1 5mg/hari PO Tepat
aspar k Elektrolit 1tab - 1x1 1-3 tab 3x/hari PO Tepat
metformin Antidiabetes 500mg - 3x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat
ksr Vitamin,elektrolit 1tab - 3x1 1-2 tab 3x /hari PO Tepat
24 ascardia Antiplatelet 80mg - 1x1 NSTEMI: dosis awal 162-325 mg, PO Tepat
diikuti 75-100 mg/hari, STEMI:
dosis awal 162-325 mg, diikuti
dosis pemeliharaan 75-162 mg/hari
paracetamol Analgesik (Non- 500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat
opioid)
bisoprolol Antihipertensi (Beta 2,5mg - 1x1 5mg/hari PO Tepat
Blocker)
simvastatin Agen dislipidemia 10mg - 1x1 10-20mg/hari PO Tepat
levazide Antiparkinson 1tab - 2x1 70-100mg/hari; maksimal PO Tepat
200mg/hari
asam folat Vitamin 3tab - 1x1 5mg/hari PO Tepat
heximer Antiparkinson 1tab - 2x1 1-2mg/hari kemudian 3-5mg/hari, PO Tepat
bila perlu 6-10mg/hari atau 12-
15mg/hari di bagi 3-4dosis/hari
brainact Pheripheral 1tab - 2x1 500mg 2x/hari PO Tepat
Vasodilator
metformin Antidiabetes 500mg - 2x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat
valsartan Diuretik 80mg - 1x1 80mg PO Tepat
(Angiotensin II
Receptor blocker)
ceftriaxon Antibiotik 2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat
(Sefalosporin)
novorapid Antidiabetes 4unit - 3x1 0.15-0.2 unit/kg/hari IV Tepat
No Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan
Pasien
25 simvastatin Agen dislipidemia 20mg - 2x1 10-20mg/hari PO Tepat
paracetamol Analgesik (Non- 500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat
opioid)
alprazolam Antiansietas 0,25mg - 1x1 250-500mcg PO Tepat
(benzodiazepin)
ultracet Analgesik (Non- 3x1 max 8tab/hari PO Tepat
opioid+opioid)
Co-Trimoxazole Antibiotic 2x1 960mg - 2x/hari PO Tepat
ambroxol Obat Batuk 15cc - 3x1 10 mL (2 sdt) 2-3 x/hr. PO Tepat
aciclovir Antivirus 500mg 0-1-0 200mg - 400mg/hari maksimal PO Tepat
800mg/hari
arcalion Vitamin 2-0-0 1-3tab/hari PO Tepat
prohiper obat SSP golongan 1/2-0-0 20-30 mg/hari diberikan dalam 2-3 PO Kekurangan
lain dosis terbagi
esilgan hiponatik dan 1mg - 1x1 1-2mg sebelum tidur PO Tepat
sedative
citicolin vasodilator perifer 500mg - 2x1 tablet/kaplet/bubuk 1000-2000 PO Tepat
dan aktivator mg/hari dalam dosis terbagi
serebral
ranitidin antagonis histamin 1amp - 2x1 50mg IV kelebihan
ceftriaxon Antibiotik 2gr - 1x1 1gr/hari IV Tepat
(Sefalosporin)
ceremax Profilaksis dan 2cc per jam dosis awal : 1 mg/jam (sampai 500 IV Tepat
pengobatan defisit mg/jam, tingkatkan setelah 2 jam
neurologik iskemik menjadi 2 mg/jam
karena vasospasme
serebral setelah
perdarahan
subarakhnoid
(SAH)
nimotop Profilaksis dan 2tab - 4x1 oral 60 mg setiap 4 jam (dosis total PO Tepat
pengobatan defisit sehari 360)
neurologik iskemik
karena vasospasme
serebral setelah
perdarahan
subarakhnoid
(SAH)
tramadol analgesik opioid 50mg - 2x/drip 50 mg sebagai dosis tunggal, dapat IV Tepat
dalam nacl 100cc ditambahkan 50 mg sesudah selang
waktu 30-60 menit, max:400 gr/hari
largactil Antipsikotik 25mg - extra awal : 10-25 mg sehari 1-2 kali, PO Tepat
naikkan pada interval 4-7 hari
dengan 10-25 mg/hari
Bila perlu, dosis maksimum : 800
mg
No Obat Golongan Obat Dosis Digunakan Dosis Normal Rute Keterangan
Pasien
30 novomix Antidiabetes 2x (22-0-24) dosis awal 6u saat makan pagi dan SC Tepat
6u saat makan malam atau 1x/hari
dosis 12u saat makan malam
novorapid Antidiabetes 1x1 0.15-0.2 unit/kg/hari SC Tepat
metformin Antidiabetes 500mg - 1x1 500 mg 2x/hari, max: 2250 mg/hari PO Tepat
(malam)
valsartan Diuretik 80mg - 1x1 80mg PO Tepat
(Angiotensin II
Receptor blocker)
adalat oros antihipertensi & 30mg - 1x1 10-30 mg 3 x/hari, max: 120-180 PO Tepat
angina mg/hari
paracetamol Analgesik (Non- 500mg - 3x1 0,5-1g tiap 4-6 jam, max 4g/hari PO Tepat
opioid)
diazepam Antikonvulsan, 1x1 max 30mg/hari IV Tepat
ansiolitik
captopril Antihipertensi 25mg - 2x1 6,25 mg/hari max 37,5mg PO Tepat
(ACE Inhibitor)