Makalah Hukum Perusahaan
Makalah Hukum Perusahaan
MAKALAH
ANASISIS YURIDIS TENTANG BERAKHIRNYA
PERSEKUTUAN PERDATA DAN PERTANGGUNG JAWABAN
TERHADAP PIHAK KETIGA
DISUSUN OLEH :
1. WARIDI NIM. 201420088
2. TRI CAHYANI NIM. 201420086
3. SUMARTONO NIM. 201420087
4. KRISTIYANTI A. CAHYANINGRUM NIM. 201420099
A. Latar Belakang
Secara umum,`perusahaan didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang
menggunakan yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk
memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi diatas
maka dapat dilihat adanya lima unsur penting dalam sebuah perusahaan, yaitu organisasi,
produksi, sumberekonomi, kebutuhan dan cara yang menguntungkan. Adapun jenis-jenis
perusahaan : Usaha Perseorangan, Persekutuan Perdata (Persekutuan perdata
Vennootschap), Firma (Fa), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT),
Perseroan Terbatas Negara (Persero), Perusahaan Daerah (PD), Perusahaan Negara
Umum (PERUM), Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN), Koperasi, dan Yayasan.
Dalam makalah ini kami akan mencoba membahas salah satu bentuk perusahaan
yang ada, yaitu persekutuan perdata, tetapi sebelum kita membicarakan mengenai
Persekutuan dan Perserikatan Perdata, alangkah baiknya kita mengetahui lebih dahulu
pemahaman mengenai perkumpulan. Hal ini dirasa penting karena perkumpulan merupakan
cikal bakal atau latar belakang terbentuknya Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma,
Persekutuan Komanditer (CV). Perkumpulan dalam pengertian ini, dapat dibedakan 2 (dua)
bentuk, yaitu :
1. Perkumpulan dalam arti luas
Adalah perkumpulan yang tidak memiliki kepribadian tertentu dan tidak dapat
dibedakan dengan perkumpulan jenis lain. Prosedur terbentuknya perkumpulan ini, terjadi
dari beberapa peristiwa dan perbuatan, yaitu:
a. Adanya beberapa orang yang sama-sama memiliki kepentingan terhadap sesuatu;
b. Beberapa orang tersebut berkehendak (sepakat) untuk mendirikan perkumpulan;
c. Memiliki tujuan tertentu dalam mendirikan perkumpulan;
d. Untuk melaksanakan tujuan bersama tersebut dengan cara mengadakan kerjasama
pada koridor perkumpulan yang dibentuk.
Beberapa peristiwa dan perbuatan diatas, yang ada pada setiap perkumpulan
merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam semua bentuk persekutuan. Perkumpulan
dalam arti luas ini dibentuk untuk menjalankan Perusahaan. Perusahaan ini sebagai bentuk
usaha untuk mewujudkan tujuan bersama dari perkumpulan yaitu untuk memperoleh
Keuntungan atau Laba bersama.
Beberapa pengertian tentang Perusahaan antara lain :
a. Menurut Molengraaff adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus
menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara perniagaan
barang-barang, menyerahkan barang-barang atau mengadakan perjanjian-perjanjian
perdagangan.
b. Menurut Pembentuk Perundang-undangan adalah perbutan yang dilakukan secara
terus-menerus, terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan bertujuan untuk
mencara laba;
c. Menurut Polak Perusahaan baru ada, apabila diperlukan adanya perhitungan-
perhitungan laba-rugi yang dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu dicatat dalam
pembukuan.
Bentuk perkumpulan ini dapat berupa badan hukum maupun bukan badan
hukum. Perkumpulan ini sama-sama menjalankan Perusahaan. Tetapi perbedaannya pada
cara atau prosedur dalam mendidirikan badan-badan perkumpulan ini. Adapun bentuk-
bentuk perkumpulan tersebut adalah :
a. Perkumpulan yang tidak berbadan hukum, yaitu :
1) Persekutuan Perdata
2) Persekutuan Firma
3) Persekutuan Komanditer
b. Perkumpulan yang berbadan hukum, yaitu :
1) Perseroan Terbatas
2) Koperasi
3) Yayasan
4) Perkumpulan saling menanggung
Jadi perkumpulan dalam arti luas ini, bentuk dasar dari semua bentuk Persekutuan Perdata
(Persekutuan perdata Vennootschap).
2. Perkumpulan dalam arti sempit
Adalah perkumpulan yang bukan menjadi bentuk dasar dari persekutuan dan
sebagainya, yang berdiri sendiri dan terpisah dari bentuk lainnya serta diatur dalam
perundang-undangan tersendiri. Perkumpulan dalam arti sempit ini tidak berorientasi pada
tujuan utama berupa keuntungan atau laba serta tidak menjalankan perusahaan.
Perkumpulan ini disebut dengan istilah vereniging, yang merupakan awal terbentuknya
Perserikatan Perdata (Burgelijk vennootschap)
Kedua bentuk perkumpulan ini, perbedaannya terdapat pada kepribadian
tersendiri dan tujuan utamanya. Pada Perkumpulan dalam arti luas memiliki tujuan utama
yaitu untuk memperoleh keuntungan atau laba, Sedangkan pada Perkumpulan dalam
pengertian yang sempit tidak semata-mata untuk memperoleh keuntungan berupa uang
tetapi tujuan lainnya berupa kemanfaatan dari perkumpulan tersebut. Persamaan dari kedua
bentuk Perkumpulan ini, adalah masing-masing memiliki atau mengandung unsur-unsur
yang sama dalam pembentukannya, unsur-unsur tersebut, yaitu :
1. Kepentingan bersama;
2. Kehendak bersama;
3. Tujuan bersama;
4. Kerja sama;
8. Pertanggungjawaban
Bila persekutuan perdata bubar, maka harta kekayaan persekutuan perdata
akan dibagi kepada anggota persekutuan perdata berdasarkan perjanjian terdahulu, setelah
dikurangi utang-utang terhadap pihak ketiga.
Bila kekayaan persekutuan perdata justru tidak cukup untuk membayar utang,
maka utang tersebut akan ditanggung bersama (tanggung renteng) oleh para sekutu
berdasarkan perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. berdasarkan pasal 1646 KUHPer Berakhirnya persekutuan perdata karena:
a. lewatnya waktu yang ditentukan dalam perjanjian persekutuan perdata;
b. musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok permitraan;
c. atas kehendak beberapa atau seseorang sekutu;
d. jika seorang sekutu ditempatkan dibawah pengampuan atau dinyatakan pailit.
2. Pertanggungjawaban apabila terjadi berakhirnya persekutuan perdata, akan dibebankan
(menjadi tanggungjawab) kepada masing – masing sekutu sesuai perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya.
Daftar Pustaka