Anda di halaman 1dari 20

OSMOREGULASI l y

n
tf O
r a
Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air

D Ani Rahmawati
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
UNTIRTA
OSMOREGULASI
 Berasal dari kata osmo dan regulasi

y
 Artinya pengaturan tekanan osmotik (tekanan

n l
untuk mempertahankan partikel zat pelarut
agar tidak mudah berpindah ke larutan
O
konsentrasi tinggi) dalam tubuh
t
f
 Kegunaan: supaya proses fisiologis dapat

a
r
berjalan dengan baik

D
 Proses fisiologis hanya dapat terjadi pada
keadaan tertentu
 Kenapa terjadi: hidup pada lingkungan tidak
iso osmotik, perlu mempertahankan
keseimbangan (homeostasis)
Pengaturan osmoregulasi

y
 Iso osmotik

n l
O
 Lingkungan hiperosmotik

f t
a
 Lingkungan hipoosmotik
r
D
Isoosmotik (kadar garam sama)

l y
n
t O
af
r
D
Lingkungan hiperosmotik
mekanisme adaptasi untuk
menghindari kehilangan air dari
65% H2O
tubuhnya. Kehilangan air dari
tubuhnya terjadi melalui insang. Ikan

y
akan minum air laut dalam jumlah

l
banyak (menyebabkan garam yang
ikut masuk ke dalam tubuh menjadi

n
banyak pula). Kelebihan garam ini
harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
80% H2O
O
Pengeluaran kelebihan garam dalam
jumlah besar dilakukan melalui

t
insang, karena insang ikan

f
mengandung sel khusus yang disebut
sel klorit. Sel klorit adalah sel yang

a
berfungsi untuk mengeluarkan NaCl

r NaCl;
dari plasma ke air laut secara aktif

D
20% Minum

Sel cloride insang:


NaCl (transpor aktif)
35% NaCl;
Lingkungan hipoosmotik 100% H2O

y
0% NaCl;

n l
93% H2O
t O Ikan membatasi pemasukan air
(dan kehilangan ion) dengan cara

f
membentuk permukaan tubuh yang

a
7% NaCl; impermeable terhadap air, dimana

r
air dan ion tetap dapat bergerak
melewati insang yang relatif

D
terbuka. Air yang masuk ke dalam
tubuh dikeluarkan dalam bentuk
urin. Laju aliran urin lebih tinggi.
Pengeluaran urin juga
menyebabkan pengeluaran ion.
Oleh karena itu, ikan perlu
Sel cloride insang: melakukan transport aktif untuk
memasukkan ion ke dalam
NaCl (transpor aktif) tubuhnya terutama melalui insang..
Ikan laut

l y
n
t O
af
r
D
Schmidt-Nielsen (1995)
Ikan air tawar

l y
n
t O
af
r
D
Schmidt-Nielsen (1995)
l y
n
t O
af
r
D
l y
n
t O
af
r
D
 Ikan hidup di lingkungan perairan: tawar, payau, laut
 Kulit ikan bersifat impermeabel, tetapi ikan memiliki insang dan membran
oral yang berperan dalam pertukaran gas. Air juga akan tertelan saat

y
makan

n l
 Ikan laut memiliki cairan tubuh lebih encer (hipoosmotik) daripada
lingkungannya  cenderung kehilangan air dan mendapat tambahan

O
ion-ion

t
 Ikan air tawar memiliki cairan tubuh yang konsentrasinya lebih besar

f
daripada lingkungan (hiperosmotik)  ikan kehilangan garam dan

a
r
mengambil air melalui insang
 Ikan yang bermigrasi dapat merubah sistem osmoregulasinya saat

D
berpindah lingkungan (tawar ke laut atau sebaliknya)
Sifat

y
 Osmokonformer: tekanan osmotik tubuh

osmotik lingkungan n l
berubah mengikuti perubahan tekanan

Contoh: dapnia
t O
a f

r
Osmoregulator: tekanan osmotik tubuh
D
tetap walau terjadi
osmotik lingkungan
perubahan tekanan

Contoh: udang, ikan, dsb


Pengontrolan lingkungan internal (dalam tubuh)

Sebagian besar hewan hidup


pada lingkungan yang terlalu

l y
n
ekstrim buat individu sel

t O
2 proses homeostasis:

af
r
D
1. Osmoregulasi  pengaturan keseimbangan cairan tubuh dan kelebihan/
kehilangan air

2. Ekskresi  membuang zat yang terkandung dalam sisa metabolisme


Prinsip Dasar (Rankin & Davenport, 1981)

osmosis

l y
n
t O
Air

af
Pelarut
r
D
Membran semipermeabel

Osmosis melewati membran semipermeabel (garis


putus-putus).
Semipermeabel  tidak dapat dilewati oleh pelarut
Euryhaline (euri = lebar, halo = garam) | Stenohaline (stenos = sempit)

Satuan: mol per liter atau mmol per liter

y
Osmolarity (osmolaritas) yaitu osmol per liter.

l
Osmolaritas suatu larutan tergantung kepada jumlah partikel2 terlarut.

n
Air laut mengandung 470 mmol sodium (Na+) dan 550 mmol chlorida (Cl-)

O
ditambah dengan jumlah ion2 divalen (magnesium dan sulfat), memiliki

t
f
konsentrasi osmotik 1000 miliosmol (mOsm) per liter.

Isotonic ≠ isosmotic.

r a
Sel hidup dikatakan isotonik jika dimasukkan ke dalam larutan tidak mengkerut

D
atau membengkak (ukuran, bentuk dan volume tetap).
Contoh: sel mamalia dicelupkan ke dlm larutan NaCl 150 mmol per liter (0,9%)
akan tetap. Namun jika dicelupkan ke dalam larutan urea 0,3 mol per liter, sel
tersebut akan membengkak dan pecah karena penetrasi urea ke dalam sel
sehingga Konsentrasi urea dalam larutan dan dalam sel sama. Elektrolit tidak
bergerak meninggalkan sel.
Avertebrata yang hidup di air tawar dan air payau

Hewan air laut akan beradaptasi terhadap perubahan salinitas (pada


level yang tidak Ekstrim). Avertebrata laut yang masuk perairan payau
terdiri dari 2 tipe:

l y
n
1. Pasif osmoconformer
2. Aktif osmoconformer (memiliki daya tahan lebih baik)

t O
f
Mekanisme osmoregulasi pada avertebrata

a
r
Jika hewan bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan, maka:

D
(a) Air akan cenderung masuk ke dalam tubuhnya
(b) Bahan2 terlarut akan berkurang

Hal ini dpt dikurangi dengan membuat permukaan tubuh impermeabel,


tetapi pada organ respirasi hal ini tidak dapat dihindari. Untuk itu perlu
transport aktif, yaitu mengambil bahan-bahan terlarut tadi yang
diperoleh dari makanan.
Avertebrata yang menempati salinitas tinggi (melebihi normal
air laut): hyporegulation

y
Pada udang Palemonetes dan Leander, berbeda dengan hewan

l
lainnya.

n
Jika dalam kondisi normal, mereka hipotonik terhadap medium.

O
Jika pada kondisi salinitas ekstrim terjadi hyporegulation

t
(mengatur konsentrasi osmotik tubuh tetap lebih rendah dari
medium)

af
r
D
Artemia salina yang ditemukan di danau garam dan kolam-
kolam di daerah pantai yang mengalami evaporasi tinggi. Pada
air laut yang salinitasnya rendah berperilaku seperti hewan
yang hidup di air payau. Jika hidup dikondisikan pada air laut
dengan kadar garam tinggi (sampai 300 gram garam per liter)
berperan sebagai hyporegulator
Hewan air vertebrata

(a) Hewan yang konsentrasi osmotiknya sama atau sedikit lebih tinggi dari air
laut (Hagfish, Elasmobranchii, Latimeria, dan kodok pemakan kepiting
(crab-eating, frog)

l y
(b) Hewan yang konsentrasi osmotik tubuhnya sekitar sepertiga dari
konsentrasi osmotik air laut (lampreys dan teleostei).

Elasmobranchii laut (hiu dan pari)


n
O
- Konsentrasi garam dalam tubuh sekitar sepertiga dari konsentrasi garam air

t
laut

f
- Mempertahankan keseimbangan osmotik dengan bahan organik, terutama

a
urea (Urea yang dilepas sebagai urin diserap kembali oleh ginjal, sehingga

r
tertahan dalam darah). Namun urea dapat mendestabilisasi protein dan
enzim. Tetapi mekanisme ini diredam dengan adanya TMAO

D
(Trimethylamine oxide) dalam darah. Selain TMAO juga terdapat amines,
betaine, dan sarcosine yang peranannya sama dengan TMAO.

Elasmobranchii tawar
Memiliki konsentrasi darah lebih rendah daripada spesies laut. Hal ini
mengurangi Problem osmoregulasi karena jumlah zat terlarut yang lebih
sedikit.
IKAN TELEOSTEI

Spesies air laut mempertahankan tekanan osmotik tubuh sekitar 1/4 - 1/3 tekanan
osmotik air laut. Beberapa memiliki toleransi yang tinggi thd salinitas sehingga
dapat bergerak antara laut, payau dan air tawar (contoh salmon dan sidat). Terjadi

l y
proses perubahan mekanisme osmoregulasi sesuai dengan stadia hidupnya.

n
Ikan air laut:
- Hypoosmotik terhadap lingkungan

O
- Air cenderung keluar dari tubuhnya terutama melalui insang yang bersifat

t
permeabel

f
- Meminum air, tetapi sekaligus menambah garam dalam tubuhnya, oleh sebab itu

a
garam tersebut harus dibuang melalui insang melalui transport aktif.

r
- Permeabilitas yang rendah terhadap ion. Transport ion dilakukan melalui sel-sel

D
klorida yang memiliki enzim Na+/K+ ATPase atau dikenal dg pompa sodium

Ikan air tawar:


- Hiperosmotik terhadap medium
- Air cenderung masuk dari lingkungan. Kelebihan air dibuang melalui urin yang
encer
- Insang agak permeabel terhadap ion, sehingga kehilangan ion dikompensasi
dengan ion uptake (pengambilan ion dari lingkungan)
l y
n
t O
af
r
D

Anda mungkin juga menyukai