Anda di halaman 1dari 64

PANDUAN PRAKTIS PERANCANGAN

REPORT DAN PENGELOLAAN KAWASAN


2019 KONSERVASI PERAIRAN (KKP)
HIU DAN PARI
(MPA GUIDE FOR SHARKS AND RAYS)
Program ini adalah kolaborasi antara the Centre for PENULIS UTAMA:
Sustainable Tropical Fisheries and Aquaculture (CSTFA) Cassandra L Rigby, James Cook
di James Cook University, Australia, dan WWF. University

TENTANG WWF
PARA PENULIS:
WWF merupakan salah satu organisasi konservasi
independen terbesar dan paling berpengalaman Colin Simpendorfer, James Cook
dengan lebih dari lima juta pendukung dan jaringan University
global yang aktif di lebih dari 100 negara. WWF Andy Cornish, WWF-Hong Kong
memiliki misi untuk menghentikan degradasi
lingkungan alam di bumi dan membangun masa
depan di mana manusia dapat hidup berdampingan SITASI:
dengan harmonis bersama alam dengan melestarikan Rigby, C.L., Simpfendorfer, C.A.
keanekaragaman hayati dunia dan memastikan and A. Cornish (2019) A Practical
penggunaan sumber daya alam terbarukan secara Guide to Effective Design and
berkelanjutan serta mempromosikan pengurangan Management of MPAs for Sharks
polusi dan konsumsi yang berlebihan. WWF bekerja and Rays. WWF, Gland, Switzerland.
untuk memulihkan populasi hiu yang menurun melalui
sebuah inisiatif global Sharks: Restoring the Balance. DESAIN DAN PRODUKSI:
www.panda.org Evan Jeffries, Catherine Perry –
sharks.panda.org Swim2Birds Ltd
www.swim2birds.co.uk

TENTANG CSTFA
Penelitian oleh the Centre for Sustainable Tropical Dipublikasikan pada
Fisheries and Aquaculture (CSTFA) tidak hanya Mei 2019 oleh WWF – World
terfokus pada sistem akuatik dan akuakultur yang Wide Fund for Nature, Gland,
menghasilkan pangan, tetapi juga terkait industri Switzerland
dan komunitas yang memanfaatkannya. Kolaborasi
multidisiplin antara para peneliti kami menyediakan
sinergi untuk menanggulangi masalah penelitian yang Segala penggandaan atau
substansial yang tidak dapat dilakukan oleh peneliti produksi sebagian atau
secara individual. CSTFA memberikan hasil penelitian keseluruhan panduan ini wajib
untuk produksi pangan yang berkelanjutan kepada mencantumkan judul dan sitasi
pengelola sumber daya, baik pemerintah maupun penerbit sebagai pemilik hak cipta.
sektor swasta, di tingkat lokal, negara bagian, federal,
dan internasional. CSTFA merupakan pemain kunci FOTO SAMPUL:
dalam membantu mempertahankan produksi pangan © naturepl.com / Cheryl-Samantha
akuatik di wilayah tropis untuk generasi di masa yang Owen / WWF
akan datang.
www.jcu.edu.au/tropical-fisheries-and-aquaculture

WWF dan James Cook University ingin mengucapkan terima kasih kepada Shark
Conservation Fund atas dukungan finansial untuk program yang dipimpin oleh James
Cook University, ‘Memaksimalkan dampak pada KKP hiu dan pari’, yang berkontribusi
besar terhadap penyusunan Panduan ini. Kami juga berterima kasih kepada institusi
mitra program ini – the Australian Institute of Marine Science, the University of
Queensland dan Simon Fraser University – dan tim program atas masukan, komentar,
dan pemikirannya.

WWF International, WWF-Germany dan WWF-Netherlands sebagai penyedia dana untuk


produksi dan pencetakan panduan ini.
DAFTAR ISI

TENTANG
TENTANG
BAB 3
UPAYA PENATAAN 16
BAB 6
MERANCANG KKP 32
PANDUAN INI 5 RUANG PERIKANAN HIU DAN PARI

BAB 1 BAB 4
MENENTUKAN TUJUAN
BAB 7
KKP YANG TELAH PEMANTAUAN DAN 40
TERBENTUK 6 DAN SASARAN KKP HIU EVALUASI
DAN PARI 20

BAB 2 BAB 5 INDEKS


INFORMASI, 44
PENGELOLAAN 12 INFORMASI PENTING
KKP YANG EFEKTIF YANG DIBUTUHKAN UCAPAN TERIMA KASIH
DALAM PERENCANAAN DAN REFERENSI
KKP HIU DAN PARI 24

3
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
FEATURE 4

DATA

4
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
DATA
The Office of the Comptroller of benefitted from waivers from certain
the Currency is warning banks provisions of the SRA Handbook, an
to review their risk management extraordinarily dangerous precedent for
programs and take necessary a licensing authority, which purports to
precautions against escalating be consumer-focused, to establish.
attacks by fraud-minded hackers. Once again, the security of the waivers

TENTANG PANDUAN INI


from rules rooted in the LSA and
In an alert issued to national banks designed for the protection of the
and federal savings associations, the consumer, enables ABSs to operate
regulator is warning of Distributed their business and adopt practices
Denial of Service (DDoS) attacks being which are not necessarily consistent
used to perpetrate customer account Populasi
with the best interests of hiu dan pari menurun secara global,
clients. In
fraud. A DDoS attack seeks to deny dan seperempat
addition, the recent removal of the dari seluruh spesiesnya
Internet access to b diyakini
‘sunset clause’ in the LSA to allow terancam punah.1 Kawasan Konservasi
viser who is ‘tied’ to certain products. Perairan
ABSs to remain in the Solicitors’ (KKP) berpotensi menjadi kunci dalam
Concentrating on the latter, the new Compensatio melindungi dan melestarikan populasi hiu dan
rule is dangerous, because it allows pari. Namun, untuk memastikan efektivitas
legal practices to absolve themselves suatu KKP, perencanaan, perancangan,
of all responsibility by transferring the dan pengelolaannya perlu mencerminkan
risk to the financial adviser. Further, the karakteristik unik dari spesies tersebut.
absence of any incentive to monitor the
performance of the financial adviser to KKP untuk perlindungan hiu dan pari membutuhkan
ascertain whether or not the referral tujuan, sasaran, dan target konservasi yang jelas.
was in the client’s best interests could Kawasan tersebut harus memadukan pengetahuan
actually encourage lawyers to make ilmiah yang mendalam tentang pergerakan hiu
referrals where the risk transfer is in line dan pari, biologi dan pemanfaatan habitat dengan
with their own interests. mempertimbangkan aspek sosial ekonomi dan
budaya; serta harus memiliki pengelolaan dan
ABS WAIVER POLICY penegakan hukum yang kuat untuk jangka panjang.
Another case in point is the treatment
Panduan ini disusun untuk memberikan saran
of Alternative Business Structure (ABS)
praktis berbasis ilmiah tentang cara memaksimalkan
applications during the SRA’s first 12
efektivitas KKP hiu dan pari baik yang telah ada
months as a licensing authority. When
maupun yang baru dibentuk agar spesies tersebut
the concept of non-lawyer ownership
dapat terlindungi pada saat ini dan di masa depan.
was unveiled, legitimate concerns were
Panduan ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum
raised over the SRA’s ability to properly
yang memiliki ketertarikan terhadap hiu dan pari,
assess the suitability of prospective,
panduan ini ditujukan untuk:
and in some cases, international,
investors in ABSs. In response, the
© Jarrett Corke / WWF-Canada

● Pengelola kawasan dan konservasi spesies


SRA asserted that it was acutely aware
● Pengelola perikanan di tingkat nasional
of the risks posed to consumers by
● O rganisasi Pengelolaan Perikanan Regional (RFMOs)
complex structures and the involvement
● L SM dan para praktisi konservasi
of external investors. However, the
● O perator wisata hiu dan pari.
regulator’s credibility was subsequently
called into question when three of
the first seven ABS licences granted

5
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 1
KKP YANG
TELAH
TERBENTUK
●P
 engenalan tentang
KKP
●S
 pesies hiu dan pari
yang sesuai untuk
KKP
●K
 arakteristik utama
dari KKP hiu dan pari
yang efektif
BAB 1
© Daniel Versteeg / WWF

KKP YANG TELAH TERBENTUK


HIU DAN PARI DALAM KRISIS

Hiu dan pari tengah mengalami krisis secara global. Banyak dari spesies
hiu dan pari mengalami penurunan karena penangkapan ikan berlebih,2
sementara populasinya juga dipengaruhi oleh degradasi dan hilangnya
habitat.3 Selain itu, populasi hiu dan pari cenderung sulit untuk pulih
ketika jumlahnya turun karena pertumbuhannya yang lambat, matang
pada usia lanjut, dan memiliki jumlah anakan yang sedikit.

Oleh karena itu, konservasi hiu dan pari menjadi penting dan mendesak.
Banyak dari spesies ini memainkan peran penting dalam ekosistem laut, dan
kepunahannya dapat menyebabkan masalah besar dalam jangka panjang
bagi lingkungan. 4 Spesies ini juga penting untuk ketahanan pangan, dan
menghasilkan pendapatan di banyak negara melalui sektor perikanan dan
pariwisata.5

© Ethan Daniels / WWF


spesifik sebagai kawasan konservasi hiu Mayoritas KKP untuk hiu dan pari
dan pari – dalam Panduan ini disebut tersebut mencakup seluruh Zona
PENGENALAN: sebagai ‘KKP hiu dan pari’. Kawasan Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan beberapa
PENGELOLAAN TATA ini biasanya menerapkan larangan menyebutnya sebagai ‘kawasan
RUANG DAN KKP penangkapan hiu dan pari, kepemilikan perlindungan hiu’ (shark sanctuary).
Semakin banyak pihak yang dari produk spesies tersebut, dan Ukurannya yang luas juga berpotensi
mendukung pengelolaan tata ruang bahkan larangan terhadap segala melindungi tidak hanya spesies di
untuk hiu dan pari yang bertujuan bentuk perdagangan produk hiu dan pesisir, juga spesies hiu dan pari yang
untuk melindungi hiu dan pari pari dalam wilayah tertentu. Penutupan memiliki wilayah jelajah yang luas
dari ancaman utama, seperti musiman suatu wilayah, pengaturan hingga ke perairan terbuka di lepas
penangkapan ikan berlebih, dan wilayah untuk aktivitas perikanan, dan pantai.
menghilangnya habitat hiu, serta pembatasan alat tangkap perikanan
untuk mengurangi dampak dari juga dapat diberlakukan dalam Sebagian besar KKP hiu dan pari
ancaman tersebut. kawasan tersebut. baru dibentuk sejak 2009; karena
pembentukannya yang tergolong
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) baru, pemantauan, evaluasi, dan
merupakan perangkat utama yang pengelolaan adaptif menjadi bagian
digunakan dalam pengelolaan tata yang sangat penting.
ruang. Bentuknya pun beragam,
mulai dari kawasan zona multi Banyak juga KKP yang dibentuk
pemanfaatan yang berukuran besar telah diimplementasikan untuk

38
hingga kawasan zona inti berukuran melindungi berbagai spesies dan
kecil – yang semuanya bertujuan untuk TAHUN 2018, SEKITAR habitat laut. Meskipun tidak
membatasi aktivitas yang memengaruhi 38 KKP HIU DAN PARI dirancang khusus untuk hiu
TELAH TERBENTUK dan pari, KKP tersebut dapat
kehidupan laut pada suatu kawasan
YANG MENCAKUP melindungi spesies tersebut bila
agar dapat memberikan manfaat
WILAYAH DENGAN berukuran luas dan mencakup
bagi keanekaragaman hayati dan

21
TOTAL LUAS SEKITAR
meningkatkan ketahanan ekosistem.6 wilayah jelajah, habitat kritis, atau
Tata kelola KKP juga sangat beragam, KM2, ATAU tahapan kehidupan yang penting
dari pengelolaan pemerintah pusat bagi spesies hiu dan pari, seperti

6%
hingga lokal. lokasi pengasuhan anakan atau
DARI PERMUKAAN
LAUT lokasi berkembang biak.7
Beberapa KKP telah dibentuk secara

7
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 1

KKP HIU DAN PARI YANG EFEKTIF


KKP YANG EFEKTIF

MELINDUNGI MELINDUNGI DAMPAK


MENURUNKAN
SPESIES DARI HABITAT POSITIF DARI
TINGKAT KEMATIAN
ANCAMAN UTAMA KRITIS KONSERVASI

mendapatkan manfaat terbesar seperti sharpnose shark dan


© naturepl.com / Doug Perrine / WWF

dari KKP. blacknose shark, dapat dilindungi


Spesies penghuni karang ini meliputi: oleh KKP di pesisir.8 Selain terumbu
 iu lonjor (Grey reef shark)
● H karang, habitat pesisir yang penting
 iu karang sirip putih (Whitetip reef
● H bagi hiu dan pari meliputi hutan
shark) bakau, padang lamun, dan dataran
 iu macan (Tiger shark)
● H
pasir.9
■ KKP juga dapat melindungi jenis
 iu karang sirip hitam (Blacktip reef
● H
pari gergaji yang menghuni
shark)
daerah pantai yang dangkal,
 iu martil (Scalloped hammerhead)
● H
termasuk muara dan habitat air
 iu bisu (Nurse shark)
● H tawar.10
 iu hoki karang (Silvertip shark)
● H ■ Beraneka ragam spesies yang
 iu lemon (Sharptooth lemon shark)
● H diperkirakan hidup di perairan
 iu Galapagos (Galapagos shark)
● H terbuka dapat menerima manfaat
 iu hitam (Blacktip shark)
● H dari KKP yang dibentuk di lepas
Hiu martil, Kepulauan Galapagos  iu karang Karibia (Caribbean reef
● H pantai. Kawasan tersebut dapat
shark) melindungi habitat penting
atau koridor migrasi, seperti
 ari manta oseanik (Giant manta
● P
Efektivitas KKP hiu dan pari koridor antara Cagar Alam Laut
rays)
bergantung pada konektivitas Galapagos dan Taman Nasional
antara wilayah perlindungan,  ari manta karang (Reef manta rays)
● P
Pulau Cocos yang digunakan oleh
jelajah, dan habitat kritis spesies Catatan: Nama-nama jenis hiu dan pari
berbagai spesies termasuk hiu
tersebut. Hal ini sangat bervariasi di Indonesia dapat berbeda di setiap
lanjaman dan hiu martil.11
berdasarkan spesies, artinya KKP daerah.
lebih efektif untuk beberapa jenis
hiu dan pari tertentu - penelitian Namun, karena sebagian besar studi SUMBER DI INTERNET
menunjukkan bahwa spesies ilmiah terfokus pada KKP di sekitar
yang sebagian atau sepanjang terumbu, mungkin terdapat unsur bias Untuk informasi interaktif tentang
dalam temuan-temuan ini. Spesies lain keanekaragaman wilayah jelajah
hidupnya berada di habitat
juga dapat memperoleh manfaat: hiu dan pari dan distribusinya
terumbu karang cenderung dengan KKP yang telah terbentuk,
■ Spesies hiu bertubuh kecil yang kunjungi https://rossdwyer.
menghuni di habitat pesisir pantai, shinyapps.io/sharkray_mpa/.

8
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
Tabel di bawah ini adalah beberapa contoh dari spesies hiu dan pari yang telah menunjukkan hasil yang baik dari KKP, serta
manfaat dan faktor penunjang pada setiap kasus (spesies lain juga dapat memperoleh manfaat di setiap KKP, tetapi data yang
dikutip terkait dengan studi tertentu).
KKP UMUM TAHUN LUASAN SPESIES YANG METODE MANFAAT FAKTOR
DIBENTUK (KM2) MENDAPATKAN EVALUASI PENUNJANG
MANFAAT
TAMAN 1978 1,997 Hiu martil, hiu Pengamatan Perjumpaan Keterikatan lokasi
NASIONAL macan, hiu dengan UVC meningkat dari dengan habitat karang,
PULAU COCOS, Galapagos, hiu selama 21 tahun, waktu ke waktu hiu macan penghuni
COSTA RICA 12 karang sirip hitam, telemetri selama berlakunya tetap,
hiu paus KKP, penghuni Jalur migrasi hiu martil
musiman dan hiu paus

CARAG ALAM 1997 328 Hiu karang Karibia, Telemetri & Populasi stabil dari Zona inti dikelilingi area
LAUT GLOVERS hiu bisu survei mandiri waktu ke waktu, perikanan terbatas,
REEF, perikanan rawai. perjumpaan paling konektivitas habitat
BELIZE13 sering di dalam KKP

TAMAN 1980 1,520 Pari manta karang Telemetri & Agregasi di lokasi Keterikatan area
NASIONAL pengamatan makan dan agregasi dalam KKP
KOMODO, visual. membersihkan diri
INDONESIA14 di dalam KKP yang
dapat diprediksi

TAMAN 2016 3,205 Pari kemejan Telemetri Meningkatnya Zona inti pada habitat
NASIONAL frekuensi kritis lamun
LAUT perjumpaan
MORETON BAY, dengan spesies usia
AUSTRALIA15 menjelang dewasa

Tabel 1: KKP umum yang bermanfaat pada hiu dan pari

© naturepl.com/naki Relanzon/WWF

Kawasan terumbu karang dapat memberikan manfaat konservasi tertentu bagi hiu dan pari

FAKTOR PERILAKU menghabiskan beberapa tahun di lokasi berkembang biak,


Cleveland Bay, Taman Nasional Laut pengasuhan anakan, dan
Perilaku utama hiu dan pari yang
Great Barrier Reef, Australia.18 mencari makan) Hiu martil usia
menentukan dalam pemilihan
lokasi KKP yang efektif meliputi: baru lahir dan remaja sebagai
● Area Jelajah Tetap penghuni musiman di Rewa
● Area Tinggal (Residency) dan (Philopatry) Hiu Bisu secara River MPA, Fiji.20 Pari manta
Keterikatan Lokasi (Site Fidelity) musiman kembali untuk karang membentuk agregasi
Hiu karang Karibia adalah penghuni berkembang biak di Taman di lokasi makan di Taman
tetap di Cagar Alam Laut Glovers, Nasional Dry Tortugas, Florida, Nasional Komodo, Indonesia.21
Belize.16 Hiu lemon remaja tetap AS.19 Hiu paus beragregasi hingga
berada di dalam kawasan Mangrove
Bay, Taman Nasional Laut Ningaloo, ratusan individu pada musim
● Habitat Krisis (penting bagi panas untuk makan di Yucatan
Australia.17 Pigeye shark remaja
spesies tertentu, seperti Peninsula Whale Shark Biosphere
Reserve, Mexico.22

9
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 1

KKP MENAWARKAN BERAGAM TINGKAT


PERLINDUNGAN YANG DIPREDIKSI DAN SECARA
BERKALA DAPAT DIGUNAKAN OLEH IKAN KARANG DI
PESISIR DAN JUGA SPESIES DENGAN JELAJAH YANG
LUAS
KARAKTERISTIK

© NASA
UTAMA KKP HIU DAN
PARI YANG EFEKTIF
 ersolasi – dipisahkan dari
● T
kawasan perikanan oleh
batasan habitat, seperti
kedalaman. Wilayahnya tidak
harus terpencil – dapat terdiri
dari kawasan terumbu karang
yang dipisahkan oleh laut
dalam yang jarang dilalui hiu
dan pari.23

● B
 erjangka panjang –
perlindungan jangka panjang.
Dibutuhkan waktu untuk
mengakumulasi manfaatnya.
Hal ini sangat penting
mengingat banyak spesies
hiu dan pari yang berumur
panjang, kematangan lambat,
dan fekunditas yang rendah.
Sehingga populasinya lambat
untuk pulih.

● Z
 ona inti atau mengurangi
tekanan perikanan– menekan
tingkat kematian hiu dan pari
dapat mengurangi penurunan
populasi dan bisa membantu
pemulihan populasinya.

● H
 abitat bernilai tinggi –
Lokasi pengasuhan anakan
(baik tempat mencari makan
bagi anakan dan perlindungan
dari pemangsa),24 lokasi
berkembang biak dan mencari Kawasan terumbu karang yang dipisahkan oleh laut dalam Great Barrier Reef,
makan bagi berbagai tahap Australia. Citra satelit oleh NASA
kehidupan spesies tersebut
merupakan habitat yang
bernilai tinggi.

10
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
KKP berfungsi dengan sangat TANGKAPAN NON-TARGET
efektif bila mengkombinasikan
Hiu dan pari dapat tertangkap ketika nelayan memancing untuk spesies
antara pengelolaan tata
ruang dan upaya pengelolaan lain. Mereka tidak menjadi target namun tetap ditangkap, sehingga menjadi
perikanan untuk mengurangi ‘tangkapan non-target’ atau ‘tangkapan sampingan’. Walaupun spesies
kematian hiu. tersebut bila tertangkap harus segera dilepaskan kembali, spesies tersebut
dapat mati ketika diangkat ke kapal, atau mati setelah dilepaskan. Oleh karena
itu, tangkapan non-target merupakan ancaman yang serius bagi populasi hiu
LIHAT BAB 4 dan pari di dunia.

LUASAN KKP

© Hélène Petit / WWF


Apabila dirancang dengan baik,
setiap luasan KKP dapat melindungi
hiu dan pari secara efektif:

● KKP hiu dan pari berukuran


besar
(>100–100,000km2)25 memberikan
perlindungan berbagai jenis habitat
yang penting bagi banyak spesies
hiu pada tahap kehidupan yang
berbeda; melindungi hiu pelagis
yang wilayah jelajahnya melampaui
wilayah pesisir yang merupakan
sebagian besar area KKP; dan
mencakup keragaman habitat yang
terhubung secara ekologis yang
bermanfaat bagi hiu dengan jelajah
yang luas.

● KKP hiu dan pari berukuran kecil


(<100km2) dapat secara efektif
melindungi habitat kritis seperti
lokasi berkembang biak, mencari
makan, dan pengasuhan anakan. Walapun di dalam KKP, tingkat kematian akibat tangkapan non-target menjadi
KKP tersebut dapat berukuran ancaman serius bagi hiu dan pari
kecil namun tetap efektif, terlebih
bila dirancang untuk spesies ekonomi yang penting bagi negara- lebih tinggi dibandingkan dengan
tertentu. Contohnya di Dry Tortugas negara tersebut, namun tujuan tali monofilamen. Larangan ini
Courtship and Mating Ground di AS, terbesar semua KKP adalah untuk mengurangi angka kejadian hiu
yang menjadi lokasi berkembang mengurangi angka kematian spesies terjerat tali kawat kemudian diangkat
biak hiu bisu seluas <1km2 yang non-target agar spesies tersebut dapat ke kapal.
dilindungi. 26 dipertahankan atau pulih ke tingkat
yang berkelanjutan.27 Perlindungan
MENEKAN ANGKA penuh hanya dapat tercapai ketika BAB 5
KEMATIAN AKIBAT tidak ada sama sekali kematian hiu Penting untuk
di dalam KKP yang disebabkan oleh
PERIKANAN manusia. Di beberapa KKP untuk hiu
memasukkan faktor sosial
ekonomi dan budaya dalam
Meskipun menargetkan hiu dan pari dan pari, pembatasan alat tangkap KKP hiu dan pari yang efektif.
dalam aktivitas perikanan sudah telah diperkenalkan untuk mengurangi Keterlibatan pemangku
dilarang di sebagian besar KKP, di kematian akibat tangkapan kepentingan, kepatuhan,
beberapa kawasan perikanan berskala sampingan. Contohnya adalah sumber daya alam,
besar dan kecil, hiu dan pari masih larangan penggunaan tali kawat penegakan hukum, dan tata
tertangkap sebagai tangkapan non- pada rawai tuna yang menyulitkan kelola yang baik merupakan
target. Penangkapan ikan spesies hiu untuk melepaskan diri sehingga kunci dari efektivitasnya.
lain seringnya merupakan kegiatan umumnya tingkat tangkapan hiu

11
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 2
PENGELOLAAN
KKP YANG
EFEKTIF
●K
 arakteristik
KKP hiu dan pari
untuk menunjang
pengelolaan yang
optimal
●T
 ata kelola yang baik
dan pengelolaan yang
efektif
●S
 olusi dari
permasalahan umum
dalam pengelolaan
BAB 2
© Beautiful Destinations

PENGELOLAAN KKP YANG EFEKTIF


KKP hiu dan pari yang efektif bawah ke atas (bottom-up) dengan pengelola.and management
memiliki karakteristik dasar keterlibatan masyarakat.29 ■ K erangka kerja pengelolaan
berikut ini:28 adaptif terkait dengan
TATA KELOLA YANG pemantauan kinerja dan
■ Tujuan dan sasaran yang jelas BAIK30 fleksibilitas tata kelola dengan
■ Ukuran, lokasi, dan rancangan ■ Pengaturan tata kelola yang tujuan untuk meningkatkan dan
yang sesuai untuk mencapai jelas, sah, adil, dan fungsional, memaksimalkan efektivitas
tujuan termasuk kemauan politik ■ Kerangka kerja legislatif dan
■ Rencana pengelolaan untuk untuk mengimplementasikan kelembagaan yang diterapkan
mencapai tujuan KKP. Proses pengambilan ■ Pengelolaan dan pengaturan
■ Batas-batas yang didefinisikan, keputusan yang transparan dan kegiatan ektraktif (bila ada yang
disepakati, dan diatur dengan tanggung jawab yang jelas dalam dikelola dan diatur dengan baik)
jelas implementasinya. ■ Sumber daya finansial dan
■ Dukungan dari pemangku ■ Memastikan keterwakilan kapasitas yang memadai,
kepentingan kunci setempat, dan pemenuhan kebutuhan termasuk personil dalam KKP
terutama masyarakat nelayan masyarakat, pemegang hak, dan ■ Investasi yang efektif dan sesuai
■ Sumber daya dan kapasitas untuk pemangku kepentingan. untuk meningkatkan kepatuhan
implementasi. ■ Strategi komunikasi untuk
PENGELOLAAN YANG menginformasikan para
Dibutuhkan tata kelola yang baik EFEKTIF31 pemangku kepentingan,
dan pengelolaan yang efektif, membangun kepercayaan
 encana pengelolaan dengan
■ R
biasanya paling baik dicapai melalui serta rasa kepemilikan, dan
peninjauan berkala dan proses
kombinasi pendekatan dari atas meningkatkan partisipasi.
amandemen untuk memperbarui
ke bawah (top-down) dan dari
tujuan, target konservasi, dan

PERMASALAHAN PENGELOLAAN DAN


SOLUSINYA
Setiap KKP hiu dan pari adalah unik, namun permasalahan utama
pengelolaan umumnya sama. Di bawah ini adalah permasalahan yang paling
sering ditemui.

KURANGNYA Ketika KKP hiu dan pari dibentuk, khususnya yang berukuran luas, komitmen sumber
SUMBER DAYA daya yang memadai menjadi sangat penting untuk pengelolaan yang efektif. Jika tidak,
maka akan berisiko KKP hanya akan menjadi ‘KKP di atas kertas’ yang tidak dapat
membatasi area dari eksploitasi perikanan, atau mengurangi ancaman lainnya.32 Sumber
daya finansial dan kapasitas teknis dibutuhkan untuk pengelolaan, pemantauan, dan
penegakan hukum.33

Banyak KKP hiu dan pari berlokasi di negara berkembang,34 dan dukungan eksternal
untuk sumber daya dan peningkatan kapasitas mungkin dibutuhkan, baik pada tahap
awal dan secara berkelanjutan. Dukungan tersebut perlu dikoordinasikan bersama
masyarakat setempat dan pengguna kawasan, serta memastikan dukungan para
pemangku kepentingan kunci, khususnya nelayan. Komitmen dari kelompok tersebut
dan lainnya, seperti operator wisata, dapat pula memperkuat pemantauan dan
penegakan hukum, terlebih untuk KKP di daerah terpencil.

13
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 2

© Antonio Busiello / WWF-US


Hiu karang Karibia (Carcharhinus perezi) dengan kail pancing, Roatan, Bay Islands, Honduras.

LEMAHNYA PENEGAKAN Ini merupakan permasalahan yang besar di beberapa KKP hiu dan pari yang telah
HUKUM terbentuk, seperti kegiatan perikanan ilegal yang dilaporkan di Kepulauan Marshall,
Palau dan Honduras.35 Pengawasan seringnya terbatas dikarenakan kurangnya kapal
patroli, staf perikanan, dan logistik. Hal ini dapat menyebabkan lambatnya respon
terhadap pelaporan kegiatan perikanan illegal.

Namun, perkembangan teknologi bisa mengurangi biaya pengawasan di daerah


terpencil, seperti menggunakan data satelit dan drone, yang terbukti bermanfaat
bagi pengawasan, khususnya di KKP hiu dan pari yang berukuran luas.

LIHAT BAB 5

14
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
PERENCANAAN YANG Meskipun dengan adanya larangan terhadap kegiatan ilegal tersebut, perencanaan
KURANG MATANG yang kurang matang menyebabkan berlanjutnya perdagangan produk hiu dan
terkadang menargetkan hiu di dalam beberapa KKP hiu dan pari. Di KKP hiu dan pari di
Maldives, pengaturan lintas lembaga belum dikoordinasikan ketika peraturan larangan
penangkapan dan perdagangan hiu tiba-tiba diterbitkan. Hal ini mengakibatkan konflik
legislatif sehingga perdagangan produk hiu tidak diatur. Tidak adanya konsultasi formal
dengan pemangku kepentingan, kurangnya dukungan terhadap mata pencaharian
alternatif bagi nelayan hiu, serta rendahnya tingkat pendidikan dan kesadaran berakibat
berlanjutnya penangkapan hiu oleh nelayan setelah diberlakukannya larangan tersebut.37

Konsolidasi lintas lembaga, keterlibatan pemangku kepentingan, pendidikan, komunikasi


dan penyadaratahuan merupakan aspek yang penting dalam perencanaan KKP yang
efektif. Pertimbangan sumber pendapatan dan mata pencaharian alternatif sangat
penting untuk menggalang dukungan masyarakat. 38 Terkadang pariwisata hiu memiliki
potensi sebagai sumber pendapatan alternatif non-konsumtif untuk perekonomian
lokal, namum tidak semua nelayan dapat beradaptasi dengan perubahan besar dalam
kehidupan kesehariannya, dan kebutuhannya harus dipertimbangkan dan dikelola
dengan hati-hati.39

KEMATIAN AKIBAT Cara paling efektif untuk menekan angka kematian hiu dan pari adalah dengan
menerapkan zona inti yang diawasi secara ketat. Tetapi cara ini tidak selalu menjadi solusi
AKTIVITAS PERIKANAN
yang praktis, atau dapat diterima secara sosial ekonomi dan budaya. Terlebih bila cara ini
diterapkan pada wilayah yang luas dan di negara berkembang yang bergantung pada
sumber daya laut untuk ketahanan ekonomi dan pangannya. 40 Pengaturan larangan
secara spasial untuk penangkapan hiu dan perdagangan produk hiu dapat menjadi solusi
yang lebih diterima di lokasi tersebut dan dapat menekan tingkat kematian hiu.

Pilihan lain yang lebih memungkinkan adalah dengan bekerja bersama industri perikanan
dan pembuat kebijakan untuk mendorong praktik perikanan dan penggantian alat
tangkap perikanan di dalam KKP untuk mengurangi tangkapan sampingan hiu dan
pari. Pendekatan ini masih dalam proses penerapan dalam perikanan tuna di Pasifik dan
wilayah lain. 41 Namun, hasilnya harus dipantau untuk mengetahui seberapa besar tingkat
penurunan dari ancaman tersebut. 42

Langkah dan metode yang dapat mengurangi kematian hiu dan pari akibat tangkapan
sampingan antara lain: 43
ƒƒ Larangan penggunaan tali kawat pada rawai tuna dan alat tangkap rawai lainnya
ƒƒ Penggunaan circle hooks ketimbang J-hooks
ƒƒ Uji coba magnet permanen, logam tanah jarang, dan penggunaan listrik lainnya
untuk menangkal hiu dan pari pada kait umpan
ƒƒ Uji coba pemasangan lampu LED pada jaring insang (baca https://sharks.panda.org/
stories-from-the-field/ seeing-the-light-in-reducing-wildlife-bycatch)
ƒƒ Praktik terbaik menangani dan metode melepaskan hiu di kapal
ƒƒ Pengelolaan/pengambilan alat tangkap yang tidak terpakai
ƒƒ Desain rumpon agar hiu tidak terjerat
ƒƒ Mengganti waktu penebaran jaring pada malam/siang hari tergantung perilaku
spesies.

PERGERAKAN HIU DAN KKP hiu dan pari tidak sepenuhnya dapat melindungi spesies tersebut dari ancaman
PARI DI LUAR KKP kematian akibat aktivitas perikanan karena spesies tersebut sering menjelajah
melampaui batas-batas KKP. 44 Perlindungan lebih menyeluruh dan pengurangan
tingkat kematian akibat aktivitas perikanan membutuhkan strategi penunjang,
seperti pendekatan pengelolaan berbasis ekosistem atau pengelolaan perikanan di
luar KKP.45

15
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 3
UPAYA
PENATAAN
RUANG
PERIKANAN
●  Beberapa KKP hiu
dan pari dibentuk
berdasarkan
bentuk pengelolaan
perikanan – dari
pembatasan alat
tangkap hingga
penutupan wilayah –
pada wilayah tertentu
●K
 ombinasi antara
perlindungan
berbasis spasial
dan pengelolaan
perikanan dapat
meningkatkan hasil
konservasi

Hiu hitam (Blacktip reef shark/


Carcharhinus melanopterus) berburu
di malam hari,Yap, Federated States
of Micronesia
BAB 3
© Simon Lorenz / WWF-Hong Kong

UPAYA PENATAAN RUANG PERIKANAN


Perlindungan berbasis spasial Beberapa KKP yang berukuran luas perikanan, badan pembuat kebijakan,
saja tidak cukup untuk – seperti Taman Laut Great Barrier dan organisasi pengelolaan perikanan
mengurangi kematian hiu Reef di Australia – memadukan regional.
hingga mencapai tingkat berbagai langkah pengelolaan
yang memungkinkan bagi perikanan. Beragam zona, mulai dari Langkah-langkah penataan ruang
populasinya untuk pulih. zona inti hingga zona pemanfaatan, perikanan yang diterapkan pada
Oleh karena itu, regulasi dipadukan dengan pengendalian ruang yang jelas tersebut belum
upaya perikanan, pembatasan alat dianggap sebagai salah satu bentuk
penunjang dan pengurangan
tangkap, dan pengaturan ukuran serta KKP. Namun, pandangan ini mulai
upaya penangkapan ikan
jumlah tangkapan. Hal ini diterapkan beralih. Upaya konservasi berbasis
dapat meningkatkan hasil
untuk mengelola dan melestarikan kawasan yang efektif ini diakui dalam
konservasi.46 Pengelolaan
keanekaragaman hayati (termasuk Sasaran Keanekaragaman Hayati Aichi
perikanan dan perlindungan
hiu dan pari) di wilayah yang luas.47 11
yang sekarang didefinisikan sebagai
berbasis spasial tentunya Dalam perencanaannya, dibutuhkan ‘upaya pengelolaan perikanan berbasis
dapat diterapkan untuk saling kerja sama dengan para pemangku kawasan’.48
melengkapi. kepentingan terkait, seperti industri

DEFINISI IUCN: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

“Sebuah wilayah geografi yang jelas, dikenal, ditujukan dan dikelola,


dengan aturan legal atau cara lain yang efektif, untuk mencapai
tujuan jangka panjang konservasi alam, terkait dengan jasa yang
disediakan ekosistem dan nilai budaya.”

Meskipun IUCN secara umum menjelaskan tujuan utama KKP adalah untuk
konservasi, definisi tersebut tidak menyebutkan jenis lain perlindungan
berbasis spasial yang dapat berkontribusi walaupun memiliki sasaran yang
berbeda – seperti upaya pengelolaan perikanan berbasis kawasan dan
wilayah yang ditetapkan dalam proses perencanaan tata ruang laut.

PEMBATASAN ALAT

© Simon Lorenz / WWF-Hong Kong


TANGKAP
Pembatasan alat tangkap di suatu
wilayah dengan batas yang jelas dapat
memberikan dampak positif terhadap
hiu dan pari. Namun, hingga saat ini
sebagian besar KKP hanya berbasis
pada perlindungan wilayah.

Di beberapa wilayah, pembatasan


alat tangkap mungkin lebih dapat
diterima secara sosial dibandingkan
dengan penutupan kawasan secara
penuh, salah satunya oleh nelayan Hiu hoki karang (Carcharhinus albimarginatus), Negara Bagian Chuuk, di Mikronesia
skala kecil yang lokasi penangkapan kegiatan perikanan tangkap masih tuna dapat mengurangi tingkat
tradisionalnya mengalami tekanan dari terus berlanjut. Sebagian besar kematian hiu dan pari.
meningkatnya upaya penangkapan perekonomian KKP di negara
ikan dan menurunnya hasil tangkapan. kepulauan Pasifik bergantung pada Pembatasan alat tangkap ini
perikanan tuna, sehingga pelarangan diberlakukan di Kepulauan Marshall,
Pembatasan alat tangkap dalam aktivitas penangkapan ikan tidak Kepulauan Cook, dan Federasi
KKP hiu dan pari dapat mengurangi dapat diterapkan. Namun, pelarangan Mikronesia.49
tingkat kematian hiu walaupun penggunaan tali kawat pada rawai

17
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 3

PEMBATASAN ALAT TANGKAP YANG BERHASIL DITERAPKAN

© Jürgen Freund / WWF


Biomassa Whaler sharks (Carcharhinids) telah
meningkat sebagai hasil dari diberlakukannya upaya
pengelolaan perikanan dengan pembatasan semua
alat tangkap kecuali pancing tonda di sejumlah
KKP.50
© Brian J. Skerry / WWF

Pukat dasar telah dilarang di wilayah perairan seluas 340km2


di pantai selatan Inggris sejak tahun 1978. Dalam kawasan
tersebut, ditemukan spotted skate dan smalleyed skate dengan
bobot yang lebih berat. Hal ini menunjukkan manfaat yang
dihasilkan dari cakupan habitat yang sesuai dengan pergerakan
pari yang terbatas.51
© Simon Buxton / WWF

Di Australia Barat, diberlakukan sebuah zona pemanfaatan


terbatas dengan larangan penggunaan alat tangkap rawai hiu
dan pancing dengan pemberat (dropline). Peraturan ini diterapkan
pada tahun 1993 untuk melindungi stok perkembangbiakkan
hiu jenis whaler shark dewasa, yaitu sandbar shark dan dusky
shark.52 Keduanya penting bagi perikanan, namun kawasan
dengan pembatasan alat tangkap tersebut dapat memberikan
perlindungan untuk berkembang biak.53

PENUTUPAN ■ Penutupan musiman pada shortfin mako, blue shark


kawasan tertentu untuk dan great hammerhead
KAWASAN UNTUK kegiatan perikanan telah – telah diprediksi menghuni
PERIKANAN diusulkan guna melindungi suatu lokasi, atau hotspots
Penutupan musiman pada kawasan speartooth shark yang habitat.56 Penutupan musiman
tertentu untuk kegiatan perikanan terancam punah di utara pada hotspots habitat
telah disarankan guna melestarikan Australia. Spesies ini tersebut dapat mengurangi
beberapa spesies hiu dan pari: bermigrasi secara musiman, hasil tangkapan sampingan,
sehingga penutupan yang namun penutupan tersebut
■ P enutupan musiman pada diusulkan bertujuan untuk juga sepertinya akan
kawasan selama tiga tahun melindungi habitat yang berdampak pada menurunnya
dijadikan percontohan paling sering disinggahi tangkapan ikan target. Oleh
sebagai cara yang efektif sementara memaksimalkan karena itu, hingga saat
untuk memastikan pemulihan area terbuka untuk ini belum ada penutupan
populasi thornback skate, perikanan.55 kawasan yang diterapkan
yang terancam akibat oleh organisasi pengelolaan
tingginya tingkat tangkapan ■ Beberapa spesies pelagis
tuna di tingkat regional.
sampingan, namun dengan yang merupakan tangkapan
meminimalkan kerugian pada sampingan dari perikanan
hasil perikanan.54 tuna – seperti hiu lanjaman,

18
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
Untuk hiu lanjaman, terdapat wilayah yang tinggi ■ Penutupan kawasan untuk perikanan pukat telah diajukan
kejadian tangkapan sampingan hiu berukuran di perairan Costa Rica hingga kedalaman 100m, di mana
kecil namun kawasan tersebut bukan menjadi kawasan tersebut merupakan lokasi penangkapan ikan dan
lokasi utama penangkapan tuna. Kawasan juga habitat untuk hiu dan pari yang terancam. Upaya ini
tersebut dapat menjadi kawasan perlindungan dapat diberlakukan dengan menggunakan sistem pelacakan
secara musiman yang sesuai untuk mengurangi kapal (Automatic Identification System/AIS) sebagai solusi
tangkapan sampingan hiu pelagis dengan yang hemat biaya.57 Cara ini yang kemudian mendorong
kerugian minimum pada tangkapan tuna. pelarangan lebih luas untuk alat tangkap pukat di Costa Rica.

PENUTUPAN KAWASAN YANG BERHASIL DITERAPKAN

© Boris Pamikova / Shutterstock


Sejak 2007, sebuah jejaring kawasan
yang ditutup secara musiman
telah ditetapkan untuk aktivitas
perikanan di timur dan selatan
Australia. Penetapan tersebut telah
memungkinkan pemulihan populasi
dua spesies gulper shark – Harrisson’s
dogfish dan southern dogfish – yang
telah menurun secara drastis akibat
aktivitas perikanan. Penutupan
© Rudolf Svenson / WWF yang ditetapkan melalui peraturan
tersebut mencakup wilayah
jelajahnya. Walaupun pemulihan
populasinya dapat membutuhkan
waktu puluhan tahun dikarenakan
rentang usianya yang panjang dan
produktivitasnya yang rendah,
penurunan biomassa spesies tersebut
telah dihentikan.58

© Brent Stirton / Getty Images / WWF-UK

Mendokumentasikan KKP dan program WWF di Tanzania, Afrika Timur

19
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 4
MENENTUKAN
TUJUAN DAN
SASARAN KKP
HIU DAN PARI

●B
 agaimana
menetapkan sasaran
dan tujuan KKP
●B
 agaimana KKP
dengan beragam zona
bermanfaat bagi hiu
dan pari
●J
 angan lupakan pari!

Warga desa Waisomo


mempersiapkan penurunan buoy
sebagai tanda batas KKP pertama
di Fiji
BAB 4
© Meg Gawler / WWF

MENENTUKAN SASARAN DAN TUJUAN UNTUK


KKP HIU DAN PARI
Ada berbagai alasan untuk melindungi hiu dan pari, dan alasan TUJUAN UMUM
tersebut mempengaruhi sifat dari perlindungan yang akan
Tujuan utama konservasi dari
diterapkan. Secara umum, tujuan KKP dapat dikelompokkan ke
pengelolaan kawasan adalah untuk
dalam tiga kategori utama:59
mempertahankan kelangsungan hidup
populasi hiu dan pari di lingkungan
alaminya.60 Berbagai tujuan dan
sasaran dapat mencapai tujuan umum
KKP hiu dan pari:

■ Mengkaji dan melindungi dari


ancaman utama - Penangkapan
ikan berlebih, hilangnya habitat,
EKOLOGIS EKONOMI SOSIAL AND dan perubahan iklim
Melindungi Menunjang mata BUDAYA ■ Mengembalikan dan memulihkan
keanekaragaman hayati, pencaharian masyarakat Mempromosikan populasi yang menurun –
habitat, dan spesies yang dan perikanan pariwisata, pendidikan, menurunkan tingkat kematian
terancam berkelanjutan dan penelitian hiu, melindungi habitat kritis
■ Melestarikan habitat kritis,
Mendefinisikan dan menetapkan sasaran dan tujuan dengan jelas merupakan koridor migrasi dan tahapan
langkah pertama yang penting dalam membentuk dan mengelola suatu KKP. hidup kritis
Tahapan ini memungkinkan pengembangan rancangan yang terarah, penilaian ■ Melestarikan spesies atau
efektivitas, dan penentuan keberhasilan. subsetnya yang terancam
■ Melindungi keanekaragaman
hayati dan kesehatan
EFEKTIVITAS KEBERHASILAN ekosistem, memberikan manfaat
beragam spesies
Kemampuan dan
Capaian dari
■ Melindungi hotspots
kapasitas KKP
sasaran KKP keanekaragaman hayati,
untuk mencapai
tujuannya
memprioritaskan kawasan
dengan konsentrasi tinggi spesies
endemik yang terancam akibat
hilangnya habitat61
TUJUAN REALISTIS: menangkap hiu dan pari? Apakah
■ Melindungi keunikan evolusi,
masyarakat bergantung pada
PERTANYAAN KUNCI aktivitas tersebut sebagai sumber
memprioritaskan spesies yang
tidak tergantikan dengan
Sebuah tujuan harus realistis agar pendapatan atau pangan? Atau
beberapa kerabat terdekatnya62
efektif – dan tersedianya sumber daya aktivitas manusia lainnya (seperti
■ Memastikan keberlanjutan hiu
yang dibutuhkan untuk mencapai penambangan minyak dan gas)
dan pari yang tertangkap sebagai
tujuan tersebut. Hal ini membutuhkan yang mempengaruhi hiu dan
ikan target dan/atau tangkapan
kejelasan dari beberapa pertanyaan pari?
sampingan
dasar: ■ Pengelolaan kawasan dan
■ Menurunkan angka kematian
perikanan apa yang paling efektif
– untuk memungkinkan
■ Spesies hiu dan pari apa yang untuk menurunkan ancaman?
pemulihan ke tingkat yang
perlu dilindungi? Apakah ■ Dapatkah kegiatan lainnya
berkelanjutan
habitatnya di pesisir, atau di diatur? Apakah lebih tepat
■ Meningkatkan manfaat sosial
perairan terbuka lepas pantai? melindungi di pesisir atau lepas
ekonomi – memberikan nilai
■ Aktivitas perikanan apa pantai?
budaya, ekonomi, dan pariwisata
di kawasan tersebut yang ■ Sumber daya apa yang tersedia?
sebagai kontribusi hiu dan pari.

21
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 4

Semua tujuan tersebut dapat diberlakukan pada tingkat lokal, regional, dan nasional. Beberapa
yang berkontribusi langsung terhadap kebijakan dan kesepakatan tingkat tinggi untuk hiu dan
pari, termasuk:
Rencana
 Aksi Nasional dan Internasional
The
 Memorandum of Understanding on Conservation of Migratory Sharks
The
 Convention on Biological Diversity (Aichi Targets 11 and 12)
The
 Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES)

SASARAN DAN TUJUAN


Melindungi hiu dan ekosistem
SASARAN KKP penunjangnya… melindungi 100 spesies
Satu pertanyaan kunci adalah hiu dan pari di barat Samudra Pasifik yang
apakah sasaran dari KKP untuk
melindungi semua hiu dan pari terancam punah… menjaga integritas
dalam kawasan tersebut, atau fokus ekosistem laut kita.”
pada spesies tertentu yang terancam
KKP hiu dan pari di Palau
punah:

SPESIES TERTENTU Sebagai suaka untuk melindungi dan


Mungkin lebih relevan untuk mengkonservasi mamalia laut dan hiu…
spesies yang sangat terancam,
seperti pari gergaji. Target
Mengambil tindakan yang tepat untuk
konservasi berbasis spesies lebih memastikan perlindungan hiu dan habitatnya
mungkin untuk memastikan
kebutuhan habitat kritis spesifik
dari dampak negatif aktivitas manusia, baik
spesies tersebut terpenuhi.63 yang langsung maupun tidak langsung,
BERAGAM SPESIES
dan yang sedang terjadi maupun yang
Kelompok spesies hiu dan pari berpotensi.”
dapat merespon secara berbeda KKP hiu dan pari Dutch Caribbean
terhadap ancaman yang sama.
Hal ini bergantung pada sifat STUDI KASUS: GLOVERS REEF MARINE RESERVE
sejarah hidup spesies, seperti
ukuran wilayah jelajah atau Glovers Reef Marine Reserve (GRMR) di Belize merupakan contoh yang baik
kecepatan untuk pulih bila dari efektivitas KKP umum yang berhasil melindungi hiu sejalan dengan
dilindungi.64 Perlindungan yang pernyataan tujuannya. Hiu karang Karibia adalah salah satu spesies target
efektif terhadap beragam spesies untuk konservasi dalam rencana pengelolaan GRMR,66 dan pemantauan
dapat meningkatkan kontribusi jangka panjang selama 13 tahun mengindikasikan populasinya tetap stabil
konservasi dari suatu KKP.65 tanpa ada perubahan yang tampak pada ukuran atau struktur populasinya.67
Sejumlah besar hiu adalah penghuni tetap, dan setiap tahapan hidupnya
Untuk menentukan pendekatan terpenuhi di rentang habitatnya.
yang paling sesuai, lakukan Jumlah hiu karang Karibia jauh lebih banyak di dalam kawasan ketimbang di
identifikasi hiu dan pari serta perairan terumbu karang di luar kawasan.
tahapan hidup yang akan
dilindungi. Selain itu, ketahui Faktor keberhasilan KKP tersebut ditunjang oleh kombinasi ukuran yang
habitat kritis yang dibutuhkan oleh luas, lokasi yang terpencil, berusia lama, penegakan hukum yang aktif, dan
spesies tersebut. Lalu, gunakan pendekatan beragam zona, di mana zona inti yang luas dengan habitat
informasi ini untuk menentukan yang saling terhubung dikelilingi zona yang lebih besar dengan pengaturan
lokasi terbaik untuk pembentukan perikanan termasuk pembatasan alat tangkap.68 Penelitian dan pemantauan
KKP dengan sasaran konservasi serta partisipasi masyarakat juga berkontribusi terhadap efektivitas KKP
tersebut. tersebut.

22
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BERAGAM ZONASI DALAM KKP

NA I
T
ZO
IN

ZONA MULTI
PEMANFAATAN
ZONA LARANG
TANGKAP
DARATAN
DARATAN

ZONA PENYANGGA

kemungkinan persinggungan dengan


SISTEM ZONASI aktivitas perikanan. Selain itu,
PARI
Pendekatan beragam sistem zonasi Ikan pari kurang mendapat perhatian
perlindungan terhadap jenis habitat
dapat menggabungkan berbagai namun statusnya lebih terancam
yang lebih beragam dapat berkontribusi
tujuan dalam satu KKP. Contohnya dibandingkan hiu. Spesies pari yang
pada konservasi berbagai spesies hiu
Taman Nasional Laut Great Barrier paling terancam termasuk pari gergaji,
dan tahapan kehidupannya.70
Reef di Australia. Kawasan ini pari kemejan, pari gitar, dan pari
meliputi berbagai tujuan di wilayah
KATEGORI lainnya.72 Beberapa KKP untuk hiu dan
yang berbeda, dari perlindungan
ketat untuk keanekaragaman hayati PENGELOLAAN pari berukuran besar menyertakan
perlindungan terhadap pari dalam
hingga pengelolaan sumber daya KAWASAN peraturan kawasannya, seperti di Dutch
yang berkelanjutan.69 Zonasi – yang KONSERVASI IUCN Caribbean, the British Virgin Islands,
merujuk pada empat dari enam kategori Kepulauan Cook, New Caledonia
I. Cagar alam dan kawasan
pengelolaan kawasan konservasi IUCN dan Maldives.73 Sayangnya, pari tidak
belantara
– merupakan penggabungan berbagai disertakan dalam peraturan pada KKP
II. Taman Nasional
jenis KKP dengan beragam tingkat di Bahamas, Honduras dan Kepulauan
III. Monumen alami
perlindungan yang bekerja bersama Marshall.
IV. Kawasan pengelolaan habitat/
untuk membentuk sebuah jejaring
spesies
dalam satu KKP yang lebih besar. KKP tingkat nasional pertama yang
V. Kawasan lindung bentang alam/
laut dibentuk khusus untuk konservasi pari
Pendekatan sistem zonasi dapat diumumkan di Belize pada Oktober
VI. Kawasan lindung dengan
memberikan perlindungan kepada 2017.74
pengelolaan sumber daya alam
spesies hiu dengan menurunkan
secara berkelanjutan71

23
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 5
INFORMASI
PENTING YANG
DIBUTUHKAN
UNTUK
PERENCANAAN
KKP HIU DAN
PARI

●P
 erlindungan
kawasan yang
efektif untuk hiu
dan pari bergantung
pada pengetahuan
tentang wilayah
jelajah, biologi, dan
habitatnya75
●K
 ontribusi konservasi
pada KKP dapat
ditingkatkan dengan
memfokuskan
pada hotspots
keanekaragaman
hayati dan spesies
yang terancam
● I nformasi tentang
faktor sosial ekonomi
menjadi kunci
keberhasilan KKP
secara ekologis 76

Cagar Alam Laut Glovers Reef di


Belize, sebuah contoh KKP hiu yang
efektif
BAB 5
© Beautiful Destinations

PERLINDUNGAN BERBASIS LOKASI


PERGERAKAN

Sumber: V. Udyawer unpublished data Australian Institute of Marine Science


Pergerakan hiu dan pari adalah jenis RERATA JARAK WILAYAH JELAJAH HIU PAUS
informasi utama yang dibutuhkan
untuk mempertimbangkan upaya
perlindungan berbasis lokasi HIU KARANG
- pengetahuan tentang pola SIRIP HITAM
pergerakan dan tahapan hidup akan BLUESPOTTED
menentukan lokasi perlindungan FANTAIL RAY
dan cakupan luasannya untuk
melindungi spesies dengan jelajah
yang luas dari aktivitas perikanan
dan ancaman lainnya.77 0.44 km2

Dalam beberapa dekade terakhir,


316 km2
penggunaan satelit telemetri dan
akustik, juga penandaan konvensional,
74,000 km2
telah memberikan banyak informasi
tentang pergerakan beragam jenis
hiu dan pari, khususnya yang terkait
Setiap spesies memiliki jarak wilayah jelajah yang berbeda
dengan KKP.78 Informasi tersebut
meningkatkan pemahaman tentang: penataan ruang yang efektif
sebagai informasi tambahan untuk
■ Jenis, skala, dan waktu dari pola dalam kawasan konservasi.82
perencanaan tata ruang pemilihan
pergerakan habitat, sebaran spesies, dan
■ Wilayah jelajah
■ Keterikatan lokasi (site fidelity)
pergerakannya. Data model tersebut BIOLOGI DAN EKOLOGI
memetakan karakteristik lingkungan
■ Konektivitas Aspek biologis dan ekologi hiu
dari habitat spesies yang pernah
■ Syarat penentuan habitat kritis. dan pari menentukan sebagian
dilakukan penandaan dan dapat
informasi lebih jauh, lihat Panduan pola pergerakannya. Karakteristik
digunakan untuk menemukan wilayah
Pendugaan Cepat Hiu dan Pari lain yang berpotensi menjadi habitat reproduksi, pola makan, dan
penting spesies tersebut.80 migrasi dapat dipadukan dengan
Informasi ini banyak tersedia di internet keterikatan lokasi, kemunculan
Contohnya:
dengan kata kunci pergerakan hiu dan
■ Data telemetri migrasi skala besar berulang di habitat kritis, dan
pari - bahkan jika informasi tentang
digunakan dalam pemodelan konektivitas ekologi antar habitat.
spesies atau kelompok spesies tertentu
habitat untuk mengkonfirmasi
tidak tersedia, data dari spesies atau
kelompok sejenis dapat digunakan
bahwa jejaring KKP di pantai HABITAT KRITIS
barat Australia merupakan
sebagai sumber keterwakilan.79 KKP sering dikritik karena ukurannya
habitat penting dan memberikan
■ Pencarian awal dapat yang terlalu kecil untuk memberikan
perlindungan kepada hiu paus.
dimulai dari https://www. perlindungan yang efektif bagi
Data tersebut juga mengungkap
shark- references.com spesies hiu dan pari yang memiliki
wilayah berukuran luas lainnya
■ Data pergerakan spesifik wilayah jelajah yang luas.
sebagai habitat yang sesuai bagi
spesies yang lebih rinci Namun, perlindungan terhadap
hiu paus untuk menjadi prioritas
tersedia di https:// kawasan konservasi di masa habitat hiu dan pari yang sangat
rossdwyer.shinyapps.io/ depan.81 penting bagi tahapan hidupnya
sharkray_mpa ■ Sebuah model sebaran spesies (lokasi berkembang biak,
juga digunakan sebagai prediksi pengasuhan anakan, mencari
Jika kawasan konservasi yang kemungkinan keberadaan angel makan, jalur migrasi) berkontribusi
direncanakan lebih besar dari shark yang kritis terancam punah pada konservasi beberapa spesies
informasi hasil penandaan atau di pesisir Kepulauan Canary. dan populasi84.
telemetri yang tersedia, data model Informasi penting ini menjadi
pergerakan tersebut dapat digunakan kunci untuk perancangan

25
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 5

© Jürgen Freund / WWF


Pengetahuan akan pergerakan migrasi harus dipadukan dalam KKP yang telah atau yang akan dibentuk untuk beragam spesies,
termasuk hiu paus.
Banyak spesies hiu sering kali melindungi whaler sharks94 dapat menyediakan mekanisme untuk
memisahkan diri berdasarkan ukuran ■ Western Australia – penutupan pengambilan tindakan berdasarkan
dan jenis kelamin, contohnya betina aktivitas perikanan untuk informasi baru tersebut.
dewasa, anakan, dan hiu yang melindungi southern dogfish dan
baru lahir tinggal di habitat yang whiskery sharks.95 PERGERAKAN
berbeda.85 Hiu anakan dan yang baru
lahir menunjukkan keterikatan lokasi Spesies lain yang menunjukkan
TERBATAS
pada habitat pesisir yang dangkal keterikatan lokasi untuk berkembang Beberapa spesies, seperti pari luncur
sebagai lokasi mencari makan dan biak termasuk hiu karang sirip hitam,96 dan pari yang kecil, dan beberapa
perlindungan dari pemangsa.86 hiu banteng,97 hiu bisu,98 Port Jackson hiu berukuran kecil, menunjukkan
Beberapa kawasan konservasi di shark,99 lemon shark100 dan smooth pergerakan yang terbatas sepanjang
penjuru dunia umumnya dapat stingrays.101 hidupnya. Informasi tentang
memberikan perlindungan kepada keberadaan jenis spesies ini di suatu
spesies pada tahapan hidup tersebut, Keterikatan lokasi untuk hiu anakan lokasi dapat menunjukkan apakah
termasuk spesies hiu lonjor,87 pigeye dan dewasa juga berkaitan dengan perlindungan kawasan habitatnya akan
shark,88 grey smoothhound,89 lemon ketersediaan mangsanya. Hal ini yang efektif.
shark,90 sharptooth lemon shark,91 hiu menyebabkan agregasi spesies (hiu Contoh spesies-spesies tersebut antara
karang Karibia, hiu karang sirip hitam, paus dan pari manta beragregasi lain:
spinner shark, milk shark, hiu bisu, untuk mencari makan) menjadi rentan ■ Nervous shark – menghuni pesisir,
dan southern stingray.92 terhadap kematian akibat aktivitas perairan dangkal105
perikanan.102 Penataan ruang untuk ■ Epaulette shark dan Pacific angel
Beberapa spesies hiu dan pari berulang perlindungan dapat diterapkan shark (dan lainnya) – memilih
kali kembali ke lokasi yang sama untuk untuk mengurangi kematian di lokasi tinggal di habitat dasar laut106
berkembang biak. Keterikatan lokasi spesies tersebut akan beragregasi – ■ Kermadac spiny dogfish di laut
seperti ini telah digunakan pada banyak contohnya di Whale Shark Biosphere dalam – dilindungi di Cagar
kasus sebagai dasar untuk melindungi Reserve di Semenanjung Yucatan, Alam Laut Kepulauan Kermadac
hiu: Mexico, dibentuk khusus untuk yang mencakup sebagian besar
■ Dry Tortugas, Florida – melindungi agreagasi hiu paus yang sebaran populasinya.107
penutupan musiman untuk mencari makan.103 Sejak dibentuk,
melindungi hiu bisu93 lokasi agregasi baru telah ditemukan
■ Western Australia – lebih jauh ke timur di sepanjang
pembatasan alat tangkap untuk semenanjung:104 Pengelolaan adaptif

26
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
JALUR MIGRASI yang menghubungkan antar KKP LAUT TERBUKA
Jalur migrasi merupakan habitat habitatnya dapat mengurangi
Banyak KKP hiu dan pari mencakup
penting bagi berbagai hiu dan pari. risiko dari kegiatan perikanan.119
laut terbuka di mana spesies dengan
Semakin banyak informasi yang ■ Hiu lanjaman dan hiu martil yang wilayah jelajah yang luas berada,
tersedia tentang jalur migrasi berbagai bermigrasi antara Cagar Alam Laut seperti hiu koboi. Jika KKP di laut
spesies,108 termasuk: Galapagos dan Taman Nasional terbuka dibentuk dan peraturannya
● Hiu paus109
Kepulauan Cocos bisa dilindungi ditegakkan, maka dapat melindungi
● Deepwater leafscale gulper sharks 110
dengan KKP yang mencakup koridor jenis spesies tersebut. Koridor migrasi
● Hiu banteng111
migrasinya.120 yang diajukan di Cocos, Galapagos,
● White sharks112
pada dasarnya merupakan KKP laut
● Pari manta karang113
● Hiu Lanjaman114 SUMBER DI INTERNET terbuka.

● Hiu Martil.115 MigraVia Beberapa hiu pelagis – seperti


Lebih dari satu dekade, MigraVia hiu mako, hiu biru, hiu martil –
Studi dan informasi ini menegasikan telah menghasilkan informasi menghuni hotspots habitat yang
bahwa pengetahuan tentang jalur pergerakan spesies yang bervariasi sesuai dengan perubahan
migrasi harus dipadukan ke dalam KKP bermigrasi di Pasifik Timur. musim suhu laut dan produktivitas
yang telah dan akan dibentuk untuk Informasi lebih jauh tersedia di primer. Penutupan sementara kawasan
meningkatkan perlindungan, khususnya http://migramar.org/hi/en/ secara dinamis dan musiman mungkin
terhadap spesies yang terancam migravia-2/ lebih tepat untuk melindungi spesies
punah.116
tersebut dibandingkan penutupan
permanen. Upaya ini membutuhkan
KONEKTIVITAS fleksibilitas pengelolaan yang lebih
EKOLOGIS DAN besar.
HABITAT
Pergerakan hiu dan pari antar Pada kasus industri tuna, dimana hiu
habitat menjadi hal penting dan pari menjadi hasil tangkapan
untuk kegiatan mencari makan sampingan, penutupan secara dinamis
dan berkembang biak. Meskipun mungkin akan berdampak secara
sulit untuk melindungi berbagai
JEJARING KKP ekonomis pada industri tersebut
spesies hiu dan pari dewasa yang Sebuah jejaring KKP yang namun dapat memberikan manfaat
tidak menunjukkan keterikatan terhubung secara ekologis yang pada upaya konservasi hiu dan pari.
lokasi, dalam beberapa kasus menunjang konektivitas habitat Penutupan kawasan secara dinamis
menunjukkan kemungkinan untuk dan mengurangi paparan seperti ini telah berhasil diterapkan
menyertakan konektivitas ekologis terhadap aktivitas perikanan di untuk membatasi hasil tangkapan
dari habitat dalam penataan ruang area yang luas. sampingan pada perikanan rawai tuna
untuk meningkatkan keberlanjutan di Australia.121
populasi dan dampak dari
© WWF-Indonesia / Amkieltiela

konservasi.117
Terkadang, pergerakan ini terjadi pada
skala yang memungkinkan untuk
melindungi spesies yang dewasa.
Contohnya:
■ Perlindungan hiu hoki karang
dan hiu lonjor jantan dewasa
dapat mencakup habitat
terumbu karang yang berjarak
dekat (<20km).118
■ Hiu bisu dan hiu karang
Karibia menggunakan habitat
yang beragam pada ekosistem
terumbu karang, seperti laguna,
kanal, dan terumbu karang.
Dengan melindungi ruang
Banyak KKP hiu dan pari mencakup kawasan di laut lepas

27
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 5

KONTRIBUSI KONSERVASI
Suatu hotspots keanekaragaman SPESIES TERANCAM famili hiu dan pari tersebut dapat
hayati umumnya didefinisikan menjadi bagian dalam perancangan
sebagai wilayah yang memiliki PUNAH suatu KKP, maka kontribusi
konsentrasi tinggi spesies endemik Daftar merah Spesies Terancam konservasinya akan meningkat.
yang terancam punah akibat Punah IUCN ( www.iucnredlist.
hilangnya habitat;122 walaupun org) mengidentifikasi spesies hiu dan .KEUNIKAN EVOLUSI
wilayah ini juga diartikan sebagai pari yang mengalami risiko tertinggi Ada kesepakatan umum bahwa
wilayah dengan kekayaan beragam kepunahan – pada banyak kasus setiap elemen keanekaragaman hayati
spesies (tidak harus endemik) yang spesies tersebut sangat terancam harus dilestarikan, termasuk informasi
tidak terdampak dari hilangnya akibat perikanan tangkap yang evolusinya.126 ‘Keunikan Evolusi’ (KE)
habitat. berlebih. adalah sebuah konsep bahwa setiap
cabang evolusi terpanjang suatu spesies
Hiu dan pari yang paling terancam mewakili tingkat evolusi yang lebih
kepunahan umumnya adalah spesies besar, lebih unik, dan memiliki beberapa
yang berukuran besar dan hidup kerabat dekat. Kepunahan suatu spesies
di pesisir yang mudah diakses oleh berarti sebuah kerugian besar dalam
aktivitas perikanan. Famili hiu dan informasi evolusi dibandingkan dengan
pari yang paling terancam adalah spesies yang baru berevolusi dengan
pari gergaji, dan famili pari besar kerabat yang banyak.Oleh karena
di pesisir – pari kemejan, pari itu, KE perlu dipertimbangkan dalam
gitar, sleeper rays dan stingrays. mempersiapkan prioritas konservasi
Angel sharks dan hiu monyet juga suatu KKP.127
menghadapi risiko yang tinggi.125 Jika

SPESIES ENDEMIK EDGE SPECIES


Hanya hidup terbatas pada
wilayah geografis tertentu.

Target Aichi 11 Konvensi


Keanekaragaman Hayati bertujuan
untuk melestarikan wilayah yang
penting bagi keanekaragaman
hayati.123 Mengingat terdapat lebih dari
1.100 spesies hiu dan pari di seluruh
dunia, diperlukan skala prioritas untuk
melindungi hotspots keanekaragaman © Shutterstock / Andrea © LuisMiguelEstevez / © Wild Wonders of Europe /
Izzotti / WWF Shutterstock Staffan Widstrand / WWF
hayatinya.
Program Edge of Existence ( www.edgeofexistence.org) menyajikan
Terdapat hotspots keanekaragaman daftar 50 spesies hiu dan pari teratas dengan KE tertinggi dan status
hayati hiu dan pari di hampir seluruh konservasi yang paling terancam. Spesies hiu dan pari dengan peringkat
perairan di negara-negara yang EDGE tertinggi adalah pari gergaji, angelsharks dan pari gitar.
menangkap hiu dan pari secara besar-
besaran.124 Memetakan jumlah spesies
di suatu wilayah, dan mengetahui Untuk memberikan kontribusi lokasi utama untuk konservasi hiu dan
status endemik atau keterancamannya terbesar, sebaiknya upayakan untuk pari, antara lain:
akan membantu menentukan menggabungkan indikator hotspots ● Samudra Pasifik Barat Daya
bagaimana KKP akan berkontribusi keanekaragaman hayati ini – endemik, ● Samudra Pasifik Barat Laut
terhadap konservasi keanekaragaman kekayaan spesies, dan KE. Sebuah ● Samudra Hindia Barat Daya
hayati. penelitian terbaru128 mengkaji indikator ● Afrika Barat
tersebut untuk memetakan 21 negara ● Samudra Atlantik Barat Daya
di lima kawasan hotspotst sebagai

28
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
FAKTOR SOSIAL EKONOMI
● Masyarakat harus dilibatkan KETERLIBATAN demografis.134
dalam perencanaan upaya
konservasi
PEMANGKU Pertimbangan sosial ekonomi dan
● Membangun modal dan keadilan KEPENTINGAN budaya dalam perencanaan KKP
sosial Untuk mencapai dampak konservasi cenderung beragam antara di negara
● Hiu dan pari dapat berkontribusi yang efektif dari suatu KKP, maju dan negara berkembang.
terhadap ketahanan pangan dan kebutuhan sosial dan ekonomi Di beberapa KKP hiu dan pari, –
pendapatan masyarakat harus diperhitungkan.129 seperti di Palau, Kepulauan Marshall
● KKP harus dapat Pemangku kepentingan dari dan the British Virgin Islands –
menyeimbangkan upaya masyarakat harus dilibatkan sejak kebutuhan masyarakat lokal yang
pelestarian dengan tahap perencanaan awal, proses memperbolehkan penangkapan hiu
kebutuhan ekonomi dan perancangan, dan pengelolaan, untuk kebutuhan subsisten telah
penghidupan karena pembentukan KKP akan dipertimbangkan dan tercantum
mengatur dan mengubah perilaku dalam peraturan.135
mereka.130 Pandangan masyarakat
BEKERJA DENGAN terhadap KKP menjadi sangat Di negara-negara berkembang,
MASYARAKAT penting karena jika mereka tidak pengelolaan KKP berbasis
merasakan manfaatnya, maka kecil masyarakat merupakan hal yang
kemungkinannya mereka akan umum. Membangun modal sosial
Pariwisata Hiu dan Pari yang
Bertanggung Jawab
mendukungnya.131 dengan masyarakat, khususnya
PEDOMAN kepercayaan dan transparansi dalam
PRAKTIK TERBAIK Dalam masyarakat mungkin kepemimpinan lokal, perlu dijajaki.
terdapat perbedaan persepsi. Sementara dukungan jangka panjang
Hal ini tergantung pada peran dan dampak positif kemungkinan
dan keterampilan orang yang akan bergantung pada pemerataan
bersangkutan. Contohnya, beberapa manfaat dari KKP.136 Kearifan lokal
nelayan merasa tidak mampu dan pengetahuan tradisional dapat
beradaptasi dengan hilangnya bermanfaat dalam perancangan
kebiasaan memancingnya dan dan perencanaan KKP hiu dan pari,
merasa terkucilkan oleh kegiatan terlebih bila data kurang memadai.
wisata yang menggantikan
kehidupan tradisional mereka.132 Data sosial ekonomi masyarakat
Ketidakadilan sosial seperti ini yang terpengaruh oleh KKP juga
dapat memicu konflik,133 dan harus penting untuk diperoleh. Data
WWF telah menyusun
dihindari. Oleh karena itu, libatkan tersebut termasuk data spasial –
Panduan untuk wisata hiu
semua pemangku kepentingan untuk seperti kepemilikan wilayah, lokasi
dan pari yang mencakup perikanan tradisional; atau non-
membangun dukungan masyarakat
panduan untuk membangun (kepercayaan, rasa menghormati). spasial – seperti tingkat pendidikan,
hubungan yang kuat mata pencaharian alternatif, dan
dengan masyarakat Jika suatu KKP akan mengurangi persepsi terhadap KKP. Semua
setempat. Panduan ini pendapatan atau ketahanan lokasi dan informasi tersebut
tersedia secara gratis di pangan masyarakat, maka sumber dikumpulkan untuk menentukan
https://sharks.panda.org/ pendapatan dan mata pencaharian zona-zona pemanfaatan dalam
images/PDF/SharkandRays_ alternatif, serta kompensasi yang KKP di Raja Ampat yang kemudian
BestPracticeGuide_2017_ layak harus dipertimbangkan. disahkan sebagai kawasan suaka
Bahasa_V2.pdf Pertimbangkan pula kapasitas hiu.137 Para pemangku kepentingan
masyarakat untuk bertahan, yaitu mendapatkan kesempatan untuk
kemampuan untuk mengatasi dan meninjau rancangan rencana zonasi
beradaptasi dengan perubahan untuk menghasilkan rencana yang
eksternal yang mungkin berbeda disepakati: kedua jenis data tersebut
pada setiap individu dan kelompok memandu rancangan KKP yang

29
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 5

didukung oleh masyarakat dan pemangku kepentingan juga harus dinas perikanan. Oleh karena itu,
pemerintah.138 memahami struktur rancangan, tata penting untuk memperhitungkan dan
kelola, dan dampak dari KKP bagi memprioritaskan sumber daya tersebut
Kemitraan bersama para pemangku mereka dan masyarakat. Proses secara efisien.143
kepentingan dalam KKP hiu dan perencanaan tata ruang yang rumit
pari juga bermanfaat dalam juga harus dipaparkan. Kegiatan Dalam beberapa situasi, mendorong
mendorong praktik perikanan yang edukasi dan penjangkauan secara masyarakat untuk bersedia mematuhi
berkelanjutan, mengumpulkan berkesinambungan juga penting peraturan akan mengurangi kebutuhan
informasi penangkapan dan untuk memberikan masyarakat akan penegakan hukum. Upaya
pelepasan kembali, dan informasi yang mereka butuhkan ini menitikberatkan pada perilaku,
meningkatkan nilai perikanan dalam proses pembentukan KKP, persepsi, dan motivasi masyarakat yang
berkelanjutan melalui sertifikasi. termasuk pembaruan tentang dipengaruhi oleh norma sosial dan
Keterlibatan langsung pemangku pemantauan dan perubahan pada personal. Dengan memahami norma-
kepentingan juga sangat berperan pengelolaan adaptif.139 norma tersebut, masyarakat dapat
dalam pengelolaan adaptif, diarahkan pada perubahan perilaku.
khususnya dengan meningkatnya KEPATUHAN DAN Contohnya, dengan melibatkan
pengaruh dari perubahan iklim.
PENEGAKAN HUKUM anggota atau tokoh masyarakat nelayan
untuk dapat memberikan tekanan sosial
Teberhasilan ekologis KKP sangat secara positif kepada anggota lainnya
bergantung pada kepatuhan agar mematuhi peraturan; atau dengan
masyarakat terhadap peraturan yang membangun rasa tanggung jawab
berlaku.140 Pemantauan yang intens dan untuk melestarikan sumber daya hiu
penegakkan hukum yang tegas terbukti dan pari untuk masyarakat.145
dapat meningkatkan efektivitas KKP, Memberikan insentif positif untuk
namun upaya ini cukup menantang dan merubah persepsi masyarakat juga
berbiaya tinggi, terlebih pada KKP yang dapat menjadi cara yang lebih hemat
SIAPA YANG berukuran luas.141 untuk meningkatkan kepatuhan
MEMILIKI Penggunaan teknologi dapat
dibandingkan dengan pemantauan
dan penegakan hukum.146 Memahami
KEPENTINGAN meringankan beban tersebut. Akses bagaimana cara menerapkan
TERHADAP KKP? terhadap data satelit, sistem pelacakan insentif dapat bermanfaat, baik
kapal (VMS) atau Sistem Identifikasi dengan pelibatan masyarakat dalam
Para pemangku kepentingan
Otomatis (AIS) dapat meningkatkan pengambilan keputusan pengelolaan,
dapat terdiri dari banyak
kapasitas pengawasan. Beberapa promosi dan edukasi tentang
kelompok yang memiliki
inisiatif yang menggunakan VMS dan manfaat dan peraturan KKP, atau
kepentingan terhadap suatu
AIS, seperti Global Fishing Watch, promosi tentang kearifan lokal.147
KKP – termasuk masyarakat
menyediakan informasi secara langsung Masyarakat juga dapat dilibatkan
setempat dan pemilik hak (real time).142 untuk membantu pemantauan dan
ulayat, industri perikanan,
penegakan hukum melalui kegiatan
LSM lingkungan, pemilik Kemampuan untuk menegakkan edukasi dan penjangkauan, serta
investasi etis, institusi peraturan akan bergantung pada dengan pengembangan peraturan yang
keuangan, pemerintah, dan faktor penunjang, seperti jumlah diusulkan oleh masyarakat sendiri.148
lainnya. dan kapasitas kapal patroli, serta Kepatuhan terhadap KKP juga lebih
ketersediaan staf unit pengelola dan tinggi ketika nelayan dan masyarakat
KESADARTAHUAN TATA KELOLA
PEMANGKU
KEPENTINGAN DAN [Tata kelola didefinisikan sebagai]
EDUKASI MASYARAKAT pengambil keputusan dan bagaimana
keputusan tersebut dicapai. Tata
Membangun kesadartahuan
akan nilai konservasi hiu dan kelola juga dijelaskan sebagai pihak
pari – dan peran KKP sebagai yang memiliki pengaruh, otoritas, dan
perangkatnya – harus menjadi
bagian inti dari perencanaan
akuntabilitas dengan memperhatikan hak-
dan pengelolaan KKP. Selain itu, hak para pihak pemilik kewenangan.”149

30
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
setempat terlibat dan diberdayakan terbatas untuk membantu pengawasan Setiap KKP memiliki perpaduan unik
untuk bekerja bersama pengelola, sehingga dapat menurunkan beban dari faktor sejarah, sosial-politik, dan
peneliti, dan LSM dalam sebuah pengawasan pada pihak yang sosial ekonomi yang diselaraskan
skema pengelolaan kolaboratif. Di berwenang. dengan tujuan ekologis tertentu
kawasan yang banyak kegiatan wisata, Menentukan jenis tata kelola yang sehingga memerlukan pendekatan
masyarakat pun dapat membantu paling sesuai untuk KKP hiu dan khusus dalam pengelolaannya.151
dalam kegiatan pemantauan. Dalam pari adalah bagian terpenting, KKP hiu dan pari berukuran luas yang
beberapa kasus - seperti di Shark Reef dan satu pembelajaran utama dari mencakup seluruh ZEE diatur di tingkat
di Fiji dan Monad Shoal di Filipina - dekade terakhir adalah tidak ada nasional, termasuk dalam penetapan
operator wisata memiliki sumber daya pendekatan tunggal atau terbaik.150 peraturannya seperti deklarasi

PARIWISATA HIU DAN PARI


PEDOMAN BERINTERAKSI DENGAN PARI MOBULID (PARI MANTA DAN PARI SETAN)
 
 
  
 
   
       

    
  
 


Jika dikelola dengan baik, pariwisata hiu dan pari dapat
menghasilkan pendapatan yang secara langsung berdampak pada
TE
R
perekonomian lokal dan upaya konservasi.154 Selain itu, pariwisata
E
M

PAJANG RAMBU ARAHAN PENEGAKKAN


10

dapat memberikan manfaat secara langsung kepada hiu dan pari


KODE ETIK DAN POSTER PENGANTAR HUKUM

ER
ET
3M

JUMLAH TIDAK MENYELAM KONTAK AKSESORIS


jika dilakukan secara berkelanjutan, dan melindungi spesies tersebut
yang terancam dari penangkapan atau ancaman lainnya. Oleh
KAPAL SCUBA EKSKLUSIF DILARANG

KECEPATAN KECEPATAN
PENARIKAN OLEH
KAPAL DILARANG
TIDAK MENGENAKAN
TABIR SURYA
karena itu, perlu mempertimbangkan secara matang dampak dari
potensi pariwisata hiu dan pari.155
MENIT

WAKTU DI
SEKITAR HEWAN
DILARANG
MENYENTUH ATAU
MENUNGGANGI HEWAN
PENGUMPANAN
DILARANG
JUMLAH ANGGOTA
KELOMPOK
MAKSIMAL 10
WWF telah menyusun panduan untuk pariwisata hiu dan pari
yang bertanggung jawab dan dapat diunduh di
Pariwisata Hiu dan Pari yang Bertanggung Jawab – Pedoman Praktik Terbaik 72
https://sharks.panda.org/images/PDF/SharkandRays_
BestPracticeGuide_2017_Bahasa_V2.pdf

KASUS PEMBELAJARAN : RAJA AMPAT


Kawasan suaka hiu di Raja Ampat telah diakui sebagai
keberhasilan secara ekologis dan sosial ekonomi. Jumlah
hiu lonjor dan hiu karang sirip hitam jauh lebih banyak di
zona inti yang dikelola oleh pihak swasta. Peningkatan
© Luky Pradita / Shutterstock

tersebut diketahui pada dua zona inti yang berukuran cukup


kecil dengan luas 425km2 and 403km2 melalui pendataan
menggunakan sistem video bawah laut jarak jauh dengan
umpan (BRUVS) pada tahun kedua dan ketujuh setelah
ditetapkan.Keberhasilan pengelolaan kawasan tersebut tidak
dikarenakan ukuran zona, kedalaman atau kompleksitas
habitat terumbu karang, tetapi lebih terkait dengan struktur
tata kelola. Faktor kesuksesannya adalah kemitraan antara
pihak swasta dan masyarakat setempat, dimana masyarakat
menerima pembayaran sewa atas wilayah kepemilikannya,
dan lapangan kerja sebagai imbalan untuk melindungi zona
Pemerintah Daerah Raja Ampat membentuk kawasan tersebut sehingga peraturan dapat secara efektif ditegakkan.156
suaka hiu pertama di Kawasan Segitiga Karang

pengesahan, amandemen peraturan perikanan, atau KEKURANGAN INFORMASI


perangkat hukum independen.152
Informasi kunci yang dibahas dalam bab ini mungkin tidak
Sebaliknya, KKP hiu dan pari berukuran lebih kecil memiliki
semuanya tersedia. Hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
kerangka tata kelola yang lebih beragam. Beberapa
kesenjangan pengetahuan dan memprioritaskan pekerjaan di
kawasan menunjukkan hasil yang efektif secara ekologis
jika dikelola bersama oleh pihak swasta dan masyarakat masa depan. Jika memungkinkan, informasi berkaitan dengan
(contohnya Kawasan suaka hiu di Raja Ampat) atau kawasan perairan, spesies, dan negara yang memiliki kesamaan
dengan lembaga pemerintah (seperti kawasan Dry dengan sumber daya yang serupa dalam penyusunan
Tortugas, Florida, USA).153 perencanaan kawasan konservasinya juga akan disertakan.

31
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 6
MERANCANG KKP
HIU DAN PARI

●R
 ancangan KKP
bergantung pada
tujuan dan kehadiran
spesiesnya
●T
 idak ada pendekatan
‘satu untuk semua’
dalam perancangan
●P
 anduan ekologi
mendukung banyak
tujuan KKP
●P
 ergerakan hiu dan
pari harus masuk
dalam perancangan
KKP

Hiu karang sirip hitam (Carcharhinus


melanopterus) berenang di perairan
dangkal yang jernih.
BAB 6
© naturepl.com / Cheryl-Samantha Owen / WWF

MERANCANG KKP HIU DAN PARI


Merancang KKP hiu dan pari harus melalui proses yang sistematis, terstruktur, dan strategis dengan tujuan
konservasi yang jelas,157 serta berdasarkan informasi sains yang paling relevan.

LANGKAH PERANCANGAN DAN PEMBENTUKAN KKP158


PROSES PENGELOLAAN PROSES ILMIAH PERANCANGAN KKP ATAU JEJARING KKP
INISIASI
LANGKAH 1. MENENTUKAN SASARAN DAN TUJUAN

LANGKAH 2. MENENTUKAN KRITERIA RANCANGAN UNTUK


MENCAPAI SASARAN DAN TUJUAN

LANGKAH 3. MENGHIMPUN DATA YANG DIBUTUHKAN UNTUK


MENERAPKAN KRITERIA RANCANGAN

LANGKAH 4. MERANCANG KKP ATAU JEJARING KKP

LANGKAH 5. GUNAKAN INDIKATOR KINERJA UNTUK


MENGEVALUASI DAN MENYEMPURNAKAN RANCANANGAN

PEMBENTUKAN
PENGELOLAAN
LANGKAH 6. MENGKAJI KKP ATAU JEJARING KKP UNTUK
PENGELOLAAN ADAPTIF

Perhatikan bahwa kerangka ini TIDAK ADA SATU (di bawah) dapat diterapkan untuk
mencakup model pengelolaan adaptif
RANCANGAN YANG melindungi hiu dan pari. Panduan
perancangan KKP yang secara spesifik
yang memberikan ruang untuk
menyesuaikan pengelolaan KKP dari
COCOK UNTUK SEMUA bertujuan untuk pariwisata dapat
Rancangan KKP hiu dan pari diunduh di WWF Pariwisata Hiu dan
waktu ke waktu untuk memaksimalkan
bergantung pada sasaran dan spesies Pari Bertanggung Jawab, Panduan
efektivitas dan keberhasilannya.
yang akan dilindungi. KKP dapat Praktik Terbaik
Sebagai contoh, telemetri Seychelles
dirancang untuk satu keperluan atau
menunjukkan bahwa dengan https://sharks.panda.org/
lebih:
memperluas batas KKP dari garis images/PDF/SharkandRays_
● Perlindungan satu jenis - spesies
pantai di saat air pasang hingga ujung BestPracticeGuide_2017_Bahasa_
yang sangat terancam punah
hamparan terumbu karang pada saat air ● Spesies ikan komersial penting –
V2.pdf
surut agar mencakup laguna yang luas perikanan
dan kawasan terumbu karang sebagai ● Beragam spesies– keanekaragaman
habitat hiu karang dapat memperluas hayati
sekitar sepertiga wilayah pergerakan hiu ● Pariwisata – sosial ekonomi
karang.159 Oleh karena itu, pemerintah Serangkaian panduan ekologis
dapat mengadopsi langkah tersebut. secara umum untuk merancang KKP

33
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 6

PRINSIP EKOLOGI UNTUK MERANCANG KKP HIU DAN PARI


KETERWAKILAN Melindungi sedikitnya 20% dari habitat1 penting bagi hiu dan pari di dalam KKP.
HABITAT

REPLIKASI HABITAT Melindungi setidaknya tiga perwakilan dari jenis habitat besar yang dihuni oleh hiu dan pari di
(MENYEBARKAN dalam KKP. Dengan menyebarkan habitat tersebut akan menurunkan kemungkinan kerusakan
RISIKO) dikarenakan gangguan yang sama.2

REHABILITASI HABITAT Mengelola ancaman3 secara efektif dan memulihkan populasi spesies prioritas4 melalui
DAN PEMULIHAN perlindungan habitat dan pengelolaan perikanan, seperti penutupan kawasan untuk perikanan di
POPULASI SPESIES dalam KKP.

PERLINDUNGAN Melindungi habitat kritis5 dalam tahapan kehidupan hiu dan pari4 di dalam KKP. Melindungi
TERHADAP HABITAT habitat kritis 5 untuk spesies yang terancam punah.4
KRITIS, SPESIAL, DAN Melindungi lokasi fenomena alam yang unik dan spesial6 di dalam KKP.
UNIK Melindung kawasan yang penting pada skala nasional, internasional atau global untuk konservasi
atau pengelolaan spesies prioritas.

MEMBUAT Mempertimbangkan keragaman dalam oseanografi,7 substrat dan kedalaman yang


KONEKTIVITAS: mempengaruhi sebaran materi biologis dan non-biologis.
OSEANOGRAFI

MEMBUAT KKP harus cukup besar untuk menunjang kehidupan hiu dan pari dewasa dan anakan di dalam
KONEKTIVITAS: kawasan.
PERGERAKAN SPESIES Jika memungkinkan, KKP harus mencakup seluruh unit ekologis.8 Jika tidak, pilih kawasan
DEWASA DAN ANAKAN yang lebih besar dibandingkan yang lebih kecil. Jika suatu habitat tidak menentukan bentuk
kawasannya, maka bentuk yang lebih kompak9 lebih mendukung perlindungan spesies daripada
bentuk memanjang tak teratur akibat adanya efek tepi.
Pastikan KKP cukup besar untuk menampung semua habitat1 yang digunakan oleh spesies
prioritas selama tahapan hidupnya;10 atau bentuk jejaring KKP yang cukup dekat untuk
memungkinkan pergerakan spesies prioritas di antara habitat yang dilindungi.11

BERIKAN WAKTU Bentuk KKP untuk tujuan jangka panjang (20-40 tahun), lebih baik jika permanen, dan pantau
UNTUK PEMULIHAN perubahannya secara berkala.

LINDUNGI LOKASI YANG Lindungi kawasan di mana habitat dan populasi spesies prioritas dalam kondisi baik dengan
KONDISINYA TERJAGA tingkat ancaman yang rendah.12
DAN TERHIDAR DARI Jika memungkinkan, hindari lokasi yang habitat dan populasi spesies prioritasnya dalam kondisi
ANCAMAN LOKAL buruk akibat ancaman lokal.
Kurangi ancamannya sebanyak mungkin.

BERADAPTASI DENGAN Lindungi lokasi yang penting secara ekologis serta peka terhadap perubahan iklim dan kimia air
PERUBAHAN IKLIM DAN laut13 di dalam zona inti.
KIMIA AIR LAUT Lindungi lokasi yang lebih memiliki daya tahan atau daya lenting terhadap perubahan lingkungan
global13 di dalam KKP.
Tingkatkan perlindungan terhadap spesies kunci yang memiliki peranan penting dalam
mendukung fungsional daya tahan ekosistem (contohnya predator puncak).
Pertimbangkan pengaruh perubahan iklim dan kondisi air laut pada tahapan kehidupan spesies
prioritas, dan dampaknya untuk menyesuaikan kriteria perancangan di atas.
Tanggulangi ketidakpastian dengan menyebarkan risiko (lihat di atas); dan meningkatkan
cakupan habitat kritis serta spesies yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan kimia air
laut.

Catatan penjelasan: 1. Terumbu karang, karang berbatu, bakau, padang lamun, dataran pasir, koridor migrasi 2. Badai kuat, pemutihan terumbu karang 3.
Penangkapan ikan berlebih, kehilangan habitat, perubahan iklim 4. Termasuk spesies penting perikanan; spesies terancam punah dan dilindungi dan/atau spesies
bermigrasi; spesies tingkat trofik tinggi yang penting untuk menjaga fungsi ekosistem 5. Lokasi pengasuhan anakan, pembiakkan dan mencari makan serta koridor
migrasi 6. Lokasi dengan keanekaragaman hayati tinggi, tingkat endemisme tinggi, keunikan komunitas biota laut atau produktivitas tinggi (contohnya habitat unik
untuk ikan pelagis seperti penaikan massa air laut (upwelling), pertemuan dua massa air (fronts), pusaran arus (eddies) 7. Tingkat kadar garam, arus, suhu 8. Seperti
terumbu karang dan gunung laut 9. Seperti kotak atau lingkar 10. Untuk lokasi wilayah jelajah, pengasuhan anakan, pembiakkan dan mencari makan 11. Perpindahan
habitat ikan saat perubahan dari tahap anakan menjadi dewasa (ontogenetic habitat shifts) dan migrasi 12. Contohnya lokasi yang berdekatan dengan kawasan
konservasi darat yang dikelola secara efektif 13. Peningkatan suhu, permukaan, air laut dan lainnya. Sumber: Dimodifikasi dari Green et al., 2014; Green et al., in prep.

34
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
pengelolaan aktivitas perikanannya besarnya ditujukan untuk
mungkin lebih cocok sebagai konservasi hiu lonjor.163
penghubung dalam jejaring KKP ■ Di Indonesia, suatu jejaring KKP
besar dan kecil agar dapat mencapai hiu dan pari dapat mencapai
tujuan pengelolaan perlindungan dampak konservasi yang lebih
keanekaragaman hayati dan baik ketimbang satu KKP yang
pemanfaatan perikanan. luas. Pendekatan ini memberikan
. kesempatan bagi nelayan
PERUBAHAN IKLIM Hal yang penting untuk hiu yang kehilangan lokasi
dipertimbangkan adalah berapa lama penangkapan hiu untuk dapat
Perubahan iklim adalah faktor hiu dan pari berada di luar KKP dan beralih ke sumber penghidupan
yang semakin penting untuk kemungkinannya untuk tertangkap.161 lainnya, seperti menggunakan
dipertimbangkan karena dapat Seberapa tinggi risiko kematian alat tangkap lainnya di
mempengaruhi habitat, atau hiu di luar KKP? Apakah ada yang lokasi terdekat (contohnya
berimbas pada suhu dan arus air dapat dikelola secara efektif untuk penangkapan ikan karang skala
laut yang berdampak langsung mengurangi ancaman kematian kecil selain hiu), daripada sekadar
terhadap sebaran hiu dan pari. terhadap spesies prioritas ini? mengalihkan upaya penangkapan
Saat ini, beberapa pendekatan hiu ke lokasi lain yang tidak
sedang dikembangkan Sebagai contoh, perikanan rawai dikelola.164
untuk memasukkan adalah ancaman bagi hiu macan di
antisipasi perubahan iklim luar KKP hiu di Karibia. Meskipun jika MENGGUNAKAN DATA
ke dalam perancangan KKP spesies tersebut dapat secara efektif
dilindungi dalam KKP, banyak dari
PERGERAKAN HIU
menggunakan perangkat lunak
wilayah jelajahnya hingga ke luar batas DAN PARI UNTUK
untuk perencanaan kawasan
konservasi seperti Marxan (lihat
KKP.162 PERANCANGAN
Ini artinya tingkat perlindungan spesies Informasi pergerakan hiu dan pari
di bawah) dan pemodelan
tersebut bergantung pada luasan, jenis dapat digunakan untuk membantu
dampak perubahan iklim
kawasan, dan pengelolaan perikanan perancangan KKP dalam dua aspek :165
dengan meta-analisis spasial.160
yang terkait, seperti penerapan
pembatasan alat tangkap (misalnya ■ Menentukan lokasi dan ukuran
larangan penggunaan tali kawat). KKP setelah spesies prioritas
TIDAK ADA SATU yang akan dilindungi sudah
UKURAN YANG COCOK teridentifikasi
UNTUK SEMUA JEJARING KKP HIU DAN ■ Mengidentifikasi lokasi KKP dan
KKP hiu dan pari dapat berukuran PARI spesies yang menghuni lokasi
dari <1km2 hingga <360,000km2 Suatu jejaring yang terdiri dari tersebut untuk dilindungi.
dan semuanya memiliki peran yang kawasan-kawasan konservasi hiu
penting. dan pari yang terpisah, terpencil,
dan berukuran kecil yang lebih
Ukuran KKP seharusnya mengikuti memungkinkan untuk diterima
tujuan dari pembentukannya dan secara sosial. Dibandingkan dengan
wilayah jelajah dari spesies prioritas. sebuah KKP hiu dan pari berukuran
Besarannya juga mempertimbangkan besar, jejaring tersebut tetap dapat
sumber daya yang tersedia, memberikan konektivitas ekologis
faktor sosial ekonomi, dan upaya dan manfaat konservasi untuk spesies
pengelolaan lainnya. dengan pergerakan yang aktif.

Kawasan di luar KKP yang memiliki ■ Di Australia, sebuah jejaring yang


tekanan penangkapan ikan yang luas terdiri dari 26 KKP terpisah di
tinggi dan tanpa ada upaya sepanjang pantai timur, sebagian

35
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 6

A Jika kawasan konservasi


Identifikasi jenis habitat,
mengakomodir rekomendasi
luas wilayah jelajah, dan Bentuk kawasan konservasi sesuai dengan tersebut, maka spesies tersebut
kawasan konservasi yang jenis habitat dalam wilayah jelajahnya dapat terlindungi
mencakup habitat kritis

Ketahui apakah spesies Jika kawasan konservasi


Identifikasi tidak dapat mengakomodir
tersebut sedang Jika iya, lindungi habitat kritis (seperti
spesies rekemondasi tersebut, maka
bermigrasi atau fase koridor migrasi, habitat pengasuhan
prioritas sesuaikan rancangan kawasannya
perindahan habitat anakan) pada masa-masa penting dalam
yang akan atau terapkan pendekatan
(ontogenetic habitat kawasan konservasi
dilindungi pengelolaan alternatif untuk
shifts)
melindungi spesies tersebut
(contohnya: pembatasan
Pastikan rancangan kawasan konservasi mencakup pertimbangan ekologis dan permanen atau musiman
sosial ekonomi lainnya (contohnya 20-40% perwakilan habitat) untuk kuota, ukuran, alat
tangkap, penjualan atau upaya
penangkapan)

B Jika kawasan konservasi


Tentukan apakah spesies tersebut akan dilindungi berdasarkan jenis habitat mengakomodir rekomendasi
dalam wilayah jelajahnya atau luasan wilayah jelajah tersebut, maka spesies tersebut
dapat terlindungi

Ketahui apakah spesies


Tentukan Jika iya, lindungi habitat kritis (seperti
tersebut sedang Jika kawasan konservasi
ukuran koridor migrasi, habitat pengasuhan
bermigrasi atau fase tidak dapat mengakomodir
dan lokasi anakan) pada masa-masa penting dalam
perindahan habitat rekemondasi tersebut, maka
kawasan kawasan konservasi
(ontogenetic habitat shifts) sesuaikan rancangan kawasannya
atau terapkan pendekatan
pengelolaan alternatif untuk
melindungi spesies tersebut
Pastikan rancangan kawasan konservasi mencakup pertimbangan ekologis dan (contohnya: pembatasan
sosial ekonomi lainnya (contohnya 20-40% perwakilan habitat) permanen atau musiman
untuk kuota, ukuran, alat
tangkap, penjualan atau upaya
penangkapan)

Protokol untuk menggunakan informasi konektivitas dalam perancangan jejaring KKP dan pengelolaan adaptif dapat
menerapkan antara (A) perlindungan spesies prioritas atau (B) ukuran dan lokasi KKP sebagai dasar. Spesies prioritas termasuk
spesies prioritas tinggi untuk perikanan, pariwisata atau konservasi. Sumber: Green et al., 2015
Saat ini terdapat sejumlah badan penelitian dan pendataan untuk pergerakan hiu dan pari yang dapat memberikan
manfaat besar dalam perancangan KKP hiu dan pari yang efektif, khususnya jika diterapkan pada awal tahap
perencanaan. Perangkat lunak perencanaan kawasan konservasi yang sistematis dapat mengolah data pergerakan
yang rumit ke dalam proses perancangan, seperti C-Plan, Zonation, dan Marxan.166

MARXAN dibahas sebelumnya, efektivitas dan karakteristik total yang tersedia).


keberhasilan rancangan KKP harus Informasi pergerakan adalah salah
Marxan adalah perangkat lunak
mempertimbangkan faktor sosial satu jenis data utama yang diolah
perancangan kawasan yang
ekonomi. dalam Marxan untuk menentukan
paling banyak digunakan karena
habitat kritis yang akan dipilih.169
terintegrasi dengan baik dengan data Terdapat sejumlah pilihan rancangan
Geographic Information Systems pengelolaan tata ruang yang dihasilkan ■ Informasi pergerakan speartooth
(GIS) dan berbagai jenis data lainnya. tergantung pada tujuan konservasinya sharks di Australia utara
Perangkat ini telah digunakan dalam (misalnya 50% perlindungan habitat mengidentifikasikan lokasi-lokasi
perancangan beberapa KKP di dunia, kritis) dan dampak dari perlindungan penting tempat tinggal dan
termasuk dalam perencanaan zonasi tersebut terhadap pengguna sumber koridor migrasinya. Informasi
Taman Nasional Laut Great Barrier daya kawasan saat ini atau di masa ini kemudian diolah Marxan
Reef, Australia.167 depan.168 untuk mengembangkan skema
penutupan musiman berbagai
Marxan bertujuan untuk Data konservasi yang dihasilkan
kawasan. Pemilihan lokasi
menemukan lokasi dan rancangan mencakup karakteristik biologis atau
tersebut ternyata menjadi strategi
tata ruang kawasan konservasi geografis lokasi yang akan dilindungi,
terbaik untuk melindungi habitat
yang optimal guna mencapai tujuan seperti lokasi berkembang biak, habitat
yang sering digunakan secara
konservasi dengan meminimalkan dan rentang kedalaman, dan target
musiman serta memaksimalkan
dampak sosial dan ekonomi dari konservasinya (target ini biasanya
kawasan terbuka untuk
penutupan kawasan. Seperti disajikan sebagai persentasi dari
perikanan.170

36
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
Marzone adalah perangkat lunak tingkat internasional.174 Dengan lepas, juga dikenal sebagai
perencanaan konservasi sistematis mempertimbangkan faktor ekonomi daerah di luar yurisdiksi nasional
lain yang dapat menggabungkan data pada tahap perencanaan, maka dapat (ABNJs).180 Perjanjian bilateral
sosial ekonomi dalam perancangan meningkatkan peluang efektivitas dapat menjadi salah satu opsi:
berbasis kriteria biologis. Perangkat KKP untuk upaya konservasi jangka Costa Rica dan Ekuador, misalnya,
ini digunakan untuk mengembangkan panjang. sedang mengerjakan perjanjian
rencana zonasi jejaring KKP Hiu untuk melindungi gunung laut yang
di Raja Ampat.171 Pendekatan TATA KELOLA menghubungkan Cagar Alam Laut
ini meningkatkan kemungkinan Galapagos dengan Taman Nasional
Salah satu struktur tata kelola
keberhasilan secara ekologis karena Pulau Cocos sebagai koridor migrasi
KKP yang paling sering diterapkan
para pemangku kepentingan lebih untuk hiu.181
adalah menggabungkan kontrol
terlibat dan dukungan masyarakat
pemerintah dari atas ke bawah
lebih besar.

© Jürgen Freund / WWF


dengan pendekatan dari bawah
ke atas yang terdesentralisasi. Tata
SUMBER DI INTERNET
kelola ini juga dipadukan dengan
Sebuah pusat data global pendekatan berbasis masyarakat
tentang perencanaan konservasi yang sangat penting dilakukan
sistematis dengan lebih banyak pada awal proses perencanaan
contoh dan penggunaannya dan perancangan.175 Strategi ini
tersedia di http://database. menggabungkan keuntungan dari
conservationplanning.org/ kendali legislatif yang kuat dengan
dukungan komunitas lokal yang
diberdayakan.176

FAKTOR SOSIAL Ketika suatu KKP dibentuk melintasi


EKONOMI DALAM batas administrasi pemerintahan,
PERANCANGAN merancang kerangka hukum yang
https://bigoceanmanagers.org/ sesuai akan menjadi lebih sulit.
termasuk pertimbangan sosial ekonomi Sementara sebagian besar KKP
untuk KKP hiu dan pari berukuran hiu dan pari berada dalam satu
besar telah disusun oleh sekelompok ZEE tunggal, perlindungan koridor
pengelola KKP skala besar yang migrasi dan hotspot habitat di
berpengalaman.172 berbagai yurisdiksi dan di laut
lepas akan bermafaat bagi spesies
KKP berskala besar memiliki beberapa bermigrasi yang besar.177
tantangan sosial, budaya dan ekonomi
yang unik. Ukurannya yang besar juga Nota Kesepahaman tentang
meningkatkan kompleksitas sosial- Konservasi Hiu Bermigrasi memiliki
politiknya, dan berbagai perspektif tujuan yang dinyatakan dalam
budaya. Ketika banyak pemegang hak, Lampiran 3 (Tujuan C, Kegiatan 9.1)
penting untuk melibatkan para pemilik “untuk menunjuk dan mengelola
hak adat, komunitas dan lembaga kawasan konservasi, cagar alam
terkait. Keterlibatan ini dibutuhkan atau zona pengecualian sementara
karena proses memastikan pilihan di sepanjang koridor migrasi dan di
mata pencaharian alternatif yang kawasan habitat kritis.”178 Landasan
berkelanjutan dan setara, ketahanan ini memberi para penandatangan
pangan, dan kompensasi yang adil bisa rencana dan sarana untuk
menjadi tahapan yang rumit.173 bekerja secara kolaboratif dalam
menyediakan perlindungan di laut
Perekonomian lokal, nasional, lepas untuk beberapa spesies yang
dan regional mungkin perlu bermigrasi.179
diperhitungkan dalam perancangan
KKP berskala besar, karena PBB memfasilitasi diskusi tentang
dapat memengaruhi permintaan, bagaimana menyederhanakan
pasokan, dan perdagangan di pasar proses membentuk KKP di laut

37
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 6

STUDI KASUS: SEPERTI APA RANCANGAN KKP HIU D


SASARAN:
KEANEKARAGAMAN
HAYATI –
MELINDUNGI
BERAGAM SPESIES
HIU DAN PARI

TUBBATAHA REEFS NATURAL PARK (TRNP),


PHILIPPINES
TRNP dibentuk pada tahun 1988 dengan luasan mencapai
~1,000km2. Kawasan ini ditujukan untuk melindungi kekayaan
keanekaragaman hayati yang tinggi, habitat terumbu karang dan laut
dalam yang kondisinya baik, dan biota laut yang terancam punah.184
Keseluruhan wilayah KKP ini adalah kawasan larang tangkap dengan
beberapa zona pemanfaatan terbatas karena lokasinya yang relatif
terpencil dan tidak terganggu. Kawasan ini dilindungi secara hukum
dengan penunjukkan yang jelas kepada badan pengelola daerah,
dan memiliki patroli penegakan hukum yang rutin serta pemantauan
radar terhadap aktivitas kapal. Mengingat tantangan logistik untuk
mengelola kawasan yang lokasinya terpencil, zona penyangga
sepanjang 10 mil ditetapkan di sekitar TRNP.

Penelitian menggunakan metode sensus visual bawah air (UVC)


dan sistem video bawah laut jarak jauh dengan umpan (BRUVS)
menunjukkan bahwa TRNP merupakan salah satu kawasan di dunia
yang memiliki kelimpahan hiu karang sirip putih dan hiu lonjor yang
tinggi.185

ROWLEY SHOALS MARINE PARK (RSMP),


AUSTRALIA
Dibentuk pada tahun 1990 dengan luasan 7,137km2, RSMP bertujuan
untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap kekayaan
keanekaragaman hayati dan ekologi laut yang memiliki kelimpahan
populasi hiu di dalam kawasan. Kawasan ini memiliki tujuan yang
jelas, rencana dan strategi pengelolaan, dan didukung dengan
penegakan hukum yang kuat.182

RSMP memiliki ukuran yang luas, lokasi yang terpencil, usia yang
tua, dan kombinasi zona inti dengan zona perikanan yang diatur
secara ketat. Setelah lebih dari 20 tahun pengelolaan, RSMP telah
melindungi beragam biota laut dari ancaman tangkap lebih. Populasi
dan keragaman hiu di dalam kawasan meningkat dua kali lipat,
rentang usia 20% lebih lama, dan memiliki biomassa 13 kali lebih
besar dibandingkan kawasan terpencil lain yang memiliki ekosistem
terumbu karang dan menjadi target perikanan hiu.183

38
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
DAN PARI YANG BAIK?
SASARAN:
MELINDUNGI
SPESIES YANG
TERANCAM
PUNAH

AUSTRALIA TIMUR
Sebuah jejaring kawasan larang tangkap dibentuk pada tahun 2007
untuk memulihkan populasi Harrisson dogfish dan southern dog.
Sebagai perangkat pengelolaan perikanan, kawasan tersebut tidak
ditutup secara permanen, namun untuk sementara selama lima
tahun. Larangan segala bentuk aktivitas perikanan hanya diberlakukan
pada wilayah yang ditutup. Lokasinya pun mencakup pergerakan
spesies dalam wilayah jelajahnya; dan beberapa upaya pengelolaan
diterapkan di luar kawasan larang tangkap, termasuk peraturan
praktik penanganan gulper sharks yang terluka akibat alat tangkap
perikanan dan penanganan pelepasan kembali untuk meningkatkan
kelangsungan hidup.186 Menghentikan penurunan biomassa kedua
spesies tersebut merupakan keberhasilan dari KKP.187

SASARAN:
SOSIAL EKONOMI/
PARIWISATA

SHARK REEF MARINE dan diberdayakan sebagai penjaga


kawasan untuk mengawasi zona
RESERVE (SRMR), FIJI inti tersebut. Kawasan suaka alam
Walaupun hanya seluas 0.09km2, tersebut dikelola dengan baik,
SRMR secara resmi dibentuk pada dijaga, dan menarik cukup banyak
tahun 2004 dan ditetapkan sebagai wisatawan untuk menyelam
suaka alam pada 2014.188 Tujuannya bersama hiu.189
adalah sebagai daya tarik pariwisata SRMR tidak dibentuk untuk
hiu, dan pemangku kepentingan perlindungan ekologis, namun
lokal telah menerima manfaat pemantauan jangka panjang
ekonomi yang besar sejak kawasan populasi hiu telah dilakukan sejak
tersebut dibentuk. 2003 menggunakan metode
sensus visual bawah air (UVC).
SRMR adalah kawasan yang Praktik pemberian makan hiu
dikelola oleh pihak swasta, dan oleh operator wisata telah
retribusi dibayarkan langsung ke menyebabkan perubahan bertahap
masyarakat sebagai kompensasi pada komposisi komunitas hiu.
untuk tidak memancing di dalam Namun hasil pengamatan tidak
kawasan tersebut. Masyarakat telah menunjukkan perubahan jangka
terlibat aktif dalam penerapan dan panjang terhadap keterikatan lokasi
pengembangan SRMR, termasuk atau pergerakan sebagian besar hiu
diperkerjakan oleh operator wisata banteng.190

39
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 7
PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
●T
 erdapat serangkaian
kriteria yang dapat
dipilih untuk menilai
efektivitas dan
keberhasilan KKP hiu
dan pari
●B
 eragam alat
pemantauan yang
aman

Beny Ahadian Noor, Pimpinan


Program Teluk Cenderawasih WWF-
Indonesia, memantau aktivitas hiu
paus (Rhincodon typus) .
BAB 7
© Jürgen Freund / WWF

PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Pemantuan dan evaluasi efektivitas sebelum dan sesudah implementasi. armada perikanan dapat digunakan
dan keberhasilan KKP hiu dan Pemantauan adalah proses yang untuk mengevaluasi efektivitas KKP.197
pari paling baik dilakukan berkelanjutan, dan penting untuk
menggunakan kriteria yang terukur mempertimbangkan metode serta Kriteria pemantauan dan evaluasi lain
sesuai dengan tujuan, sasaran, frekuensi yang paling efektif untuk yang dapat diterapkan antara lain:
dan target yang jelas.191 Kegiatan mencapai tujuan KKP tersebut. ● Penurunan angka kematian
ini juga sebaiknya mencakup ● Status konservasi
peninjauan berkala terhadap Meskipun tingkat efektivitas atau ● Potensi konservasi.
kondisi kawasan.192 keberhasilan KKP tergantung pada
tujuan spesifik KKP tersebut, namun
Pada akhirnya, proses ini menjadi kriteria-kriteria umum di bawah ini
penentu apakah perlindungan hiu dapat digunakan:
dan pari memberikan pengaruh yang ● K elimpahan
lebih baik dibandingkan dampak yang ● U kuran rerata ikan dalam waktu
mungkin terjadi tanpa adanya KKP.193 tertentu
● B iomassa.
Pemantauan dan evaluasi dimulai
dengan pengumpulan data dasar Kriteria yang lebih kompleks dan jarang PENURUNAN ANGKA
tentang: digunakan untuk menentukan populasi KEMATIAN
● Keragaman dan kelimpahan dalam KKP antara lain: Menurunkan angka kematian yang
● Sebaran ● P otensi reproduksi ikan disebabkan oleh tangkap lebih
● Struktur ukuran ● K eberhasilan rekrutmen ikan. merupakan aspek utama dalam
● Pergerakan dan tahapan hidup upaya konservasi hiu dan pari.198
● Kematian. Pendekatan statistik dalam pemantauan Efektivitasnya dapat diukur dari
Beberapa informasi tersebut mungkin dan evaluasi adalah metode terbaik, tingkat kematian hiu dan pari setelah
dapat mengutip dari hasil studi yang menyajikan data dampak sebelum dibentuknya KKP dan pada jangka
tersedia, dan beberapa mungkin harus dan sesudah adanya KKP yang panjang. Kriteria ini tidak hanya
dikumpulkan dari lapangan. memperhitungkan faktor usia, ukuran, berkaitan dengan perikanan tangkap
struktur habitat, dan tekanan perikanan hiu dan pari, namun juga harus
Data tentang kualitas habitat juga terhadap KKP tersebut.195 mengukur dampak terhadap kematian
bermanfaat untuk memantau adanya ikan non-target akibat aktivitas
penurunan kondisi habitat. Jika Selain itu, efektivitas dan keberhasilan perikanan tangkap di dalam KKP.199
memungkinkan, dapatkan juga data secara biologis dapat dievaluasi Penting juga untuk memperkirakan
tentang faktor lingkungan terkait dengan membandingkan data yang tingkat tangkapan hiu dan pari illegal
perubahan iklim, seperti suhu air laut, dikumpulkan di lapangan dengan yang dapat berkontribusi terhadap
tingkat salinitas dan keasaman.194 pemodelan estimasi untuk kriteria angka kematian akibat aktivitas
seperti biomassa, hasil perikanan, dan perikanan.200
respon terhadap tingkat trofik.196

Pendekatan ketiga adalah


menggunakan simulasi model untuk
menguji dan memprediksi dampak
KRITERIA UNTUK di masa depan. Pendekatan ini dapat
bermanfaat untuk spesies dengan
PEMANTAUAN DAN ruang jelajah luas dan KKP hiu dan
EVALUASI pari yang luas, di mana pengumpulan
data lapangan membutuhkan waktu
STATUS KONSERVASI
Metode yang paling umum untuk
dan sumber daya yang besar. Simulasi Status konservasi hiu dan pari dalam
memantau efektivitas dari KKP hiu
model berdasarkan individu spesies Daftar Merah IUCN juga dapat menjadi
dan pari adalah membandingkan
saat ini dapat digabungkan dengan kriteria yang bermanfaat untuk
kriteria di dalam kawasan dengan
data pergerakan yang kompleks dan mengukur keberhasilan, khususnya
kriteria di wilayah geografis yang sama
dinamis. Sementara model populasi dan pada tingkat regional atau nasional.

41
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
BAB 7

Status spesies dalam suatu KKP secara IUCN guidelines Panduan Pendugaan Cepat Hiu dan
berkala dapat dibandingkan dengan Management
 Effectiveness Tracking Pari oleh WWF memberikan panduan
kondisi di wilayah di luar kawasan. Tool praktis untuk menggunakan metode
Management Effectiveness pemantauan yang aman, termasuk
Assessment Tool informasi jenis data yang dikumpulkan,
Marine Reserve Evaluation biaya yang dikeluarkan, dan prasyarat
Application tingkat keahlian. Panduan tersebut
juga mencakup penentuan metode,
atau kombinasi beragam metode, yang
terbaik untuk memberikan informasi
spesies hiu dan pari yang menghuni
POTENSI KONSERVASI suatu KKP.
Potensi konservasi adalah indeks
gabungan dari faktor penentu seperti
tata kelola, ekonomi,kesejahteraan,
dan tekanan manusia. Indeks ini
dapat menunjukkan seberapa jauh
keberhasilan upaya konservasi di suatu PENUNJUKKAN
negara.201 Indeks ini juga menggunakan PENANGGUNG
pengukuran tingkat nasional sehingga JAWAB
sangat bermanfaat untuk mengukur
keberhasilan KKP hiu dan pari yang luas
Penanggung jawab untuk TELEMETRI DAN
yang mencakup seluruh ZEE. Indeks
pemantauan dan evaluasi perlu PENANDAAN
dan perubahan yang terjadi dapat ditunjuk secara jelas. Apakah akan Metode ini paling umum digunakan
dibandingkan dengan kondisi di dalam dilakukan oleh pemerintah pusat? dan diterapkan untuk mengevaluasi
dan di luar KKP tersebut Pemerintah daerah? Masyarakat efektivitas KKP. Melacak ruang gerak
setempat? Pertimbangkan sumber dan pergerakan sementara individu
daya yang dibutukan, dari mana yang diberikan penandaan (tagging)
sumber daya tersebut berasal, dan di dalam dan di luar KKP akan
siapa yang akan bertanggung jawab menunjukkan seberapa jauh suatu KKP
untuk mengelolanya. mencakup wilayah pola pergerakan hiu
dan pari.204

SOSIAL EKONOMI
Efektivitas dan keberhasilan KKP hiu
dan pari terkait sosial eknomi dapat
dievaluasi menggunakan kriteria
berikut ini:202
● Tingkat keterlibatan pemangku PEMANTAUAN YANG GENETIKA
kepentingan AMAN Genetika digunakan untuk memahami
● Tingkat kepatuhan Pemantauan tradisional sering gerakan dalam jangka waktu yang
● Persepsi keberhasilan bagi melibatkan pengambilan sampel yang lama. Banyak hiu dan pari memiliki
masyarakat berbahaya, seperti menangkap hiu dan rentang hidup yang panjang sehingga
● Resolusi konflik pari untuk identifikasi dan pengukuran, studi telemetri yang mencatat beberapa
● Manfaat ekonomi yang sepertinya kurang tepat untuk tahun kehidupannya kurang memadai.
diterapkan di dalam KKP. Analisis genetika dan genomik dapat
Namun, menerapkan kriteria sosial digunakan untuk menentukan tingkat
Pendekatan lain yang aman termasuk:
ekonomi dalam analisis ilmiah tidaklah pergerakan, perkawinan silang, dan
mudah. Berbagai panduan dan ● T elemetri konektivitas antar populasi di wilayah
perangkat telah dikembangkan untuk ● Genetika yang luas dan rentang waktu yang
bisa mengintegrasikan faktor sosial ● DNA Lingkungan lama.205
ekonomi dan ekologis yang bertujuan ● Analisa isotop stabil
untuk mengevaluasi keberhasilan ● Sistem video bawah laut jarak jauh
rencana pengelolaan KKP. Berikut ini dengan umpan (BRUV)
beberapa contoh panduannya:203 ● Sensus Visual Bawah Air (UVC)

42
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
di lereng terumbu di perairan Pasifik, Metode ini dapat digunakan untuk
SIA mengungkap bahwa mangsanya menilai keragaman, kelimpahan dan
sebagian besar berasal dari perairan ukuran populasi hiu dan pari di dalam
laut terbuka terdekat dan bukan dari dan di luar KKP.211 Untuk wilayah yang
wilayah lereng terumbu209 lebih luas dapat menggunakan teknik
manta tow – dimana seorang snorkeler
ditarik di belakang perahu kecil.
DNA LINGKUNGAN Penggunaan kamera yang dipasangkan
pada suatu alat yang dioperasikan
(EDNA) jarak jauh juga bisa untuk mengamati
Teknik baru ini menganalisa DNA dari sepanjang transek.
sampel air, dan merupakan pendekatan
yang cepat serta hemat biaya untuk
survei kawasan dan pemantauan
BRUVS

© Jürgen Freund / WWF


spesies. Teknik ini dapat secara akurat Sistem video bawah laut jarak jauh
mengidentifikasi individu-individu dengan umpan (BRUVS) digunakan
spesies hiu dan pari, dan dapat secara untuk menentukan spesies hiu
efisien mengambil sampel mereka di dan pari dan ukurannya di wilayah
kawasan yang luas dan skala tertentu. tertentu, dan untuk memperkirakan
Analisa DNA juga dapat secara kelimpahan antara wilayah yang
langsung mengidentifikasi beberapa berbeda. Mengingat metode ini
spesies dari sampel tunggal dengan bergantung pada penghitungan
tujuan untuk menilai keragaman visual dari video ketika spesies tertarik
spesies di suatu wilayah.206 pada umpan, BRUVS paling efektif
digunakan di perairan yang jernih dan
Metabarcoding eDNA sampel air sangat bermanfaat untuk pemantauan
dari perairan Karibia dan Samudra spesies karang di perairan dangkal.
Pasifik menunjukkan bahwa tingkat Stereo BRUVS – dengan pemasangan
keragaman hiu terbesar berada di KKP dua kamera – digunakan untuk
hiu dan pari di Bahama dibandingkan memperkirakan ukuran.
dengan daerah Karibia lainnya yang
tidak dilindungi. Tingkat keragaman FinPrint – sebuah penelitian berskala
yang tinggi juga ditermukan di wilayah global tentang keragaman hiu
yang terpencil dan tidak terjamah di menggunakan BRUVS, menyediakan
perairan New Caledonian207 data tentang spesies hiu dan pari serta
kelimpahannya dalam wilayah terumbu
karang di dalam dan di luar KKP di
seluruh dunia. Data ini terbuka untuk
diakses dan siapa pun dapat memeriksa
dan menggunakan data ini untuk
mengetahui spesies hiu dan pari di
wilayahnya.210
ANALISA ISOTOP
STABIL (SIA)
Teknik ini menggunakan sampel
jaringan dari hiu atau pari untuk
menentukan mangsanya – tidak
hanya apa yang dimakannya baru-
baru ini, tetapi jenis mangsa yang
dimakan selama enam hingga dua
belas bulan terakhir208. Teknik ini dapat UVC
mengungkap wawasan baru tentang Sensus visual bawah air (UVC) adalah
pemanfaatan habitat dan berguna pengamatan renang menggunakan
untuk pemantauan kawasan. Misalnya, transek untuk mengidentifikasi spesies
ketika hiu lonjor banyak ditemukan hiu dan pari pada suatu wilayah.

43
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
INFORMASI

INFORMASI LEBIH LANJUT


Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut dan panduan praktis tentang KKP secara umum yang bermanfaat
untuk setiap aspek perencanaan, perancangan, dan pengelolaan KKP hiu dan pari di sumber-sumber berikut ini:

Borrini-Feyerabend, G., Dudley, N., Jaeger, T., Lassen, B., Pathak Broome, N., Phillips, A., and Sandwith, T. (2013).
Governance of Protected Areas: From understanding to action. Best Practice Protected Area Guidelines Series No. 20, IUCN,
Gland, Switzerland: xvi + 124pp.

Gomei, M. and Di Carlo, G. 2012. Making Marine Protected Areas Work – Lessons Learned in the Mediterranean. WWF
Mediterranean.

Kelleher, G. (1999). Guidelines for Marine Protected Areas. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK. xxiv +107pp.

IUCN World Commission on Protected Areas (IUCN-WCPA) (2008). Establishing Marine Protected Area Networks – Making
It Happen. IUCN-WCPA, National Oceanic and Atmospheric Administration and The Nature Conservancy, Washington, D.C.,
USA 118pp.

Lewis, N., Day, J.C., Wilhelm, A., Wagner, D., Gaymer, C., Parks, J., Friedlander, A., White, S., Sheppard, C., Spalding, M., San
Martin, G., Skeat, A., Taei, S., Teroroko, T., Evans, J. (2017). Large-Scale Marine Protected Areas: Guidelines for design and
management. Best Practice Protected Area Guidelines Series, No. 26, IUCN, Gland, Switzerland. xxviii + 120pp.

Mitchell, B.A., Stolton, S., Bezaury-Creel, J., Bingham, H.C., Cumming, T.L., Dudley, N., Fitzsimons, J.A., Malleret-King, D.,
Redford, K.H. and Solano, P. (2018). Guidelines for privately protected areas. Best Practice Protected Area Guidelines Series
No. 29. IUCN, Gland, Switzerland. xii + 100pp.

Reuchlin-Hugenholtz, E., McKenzie, E. 2015. Marine protected areas: Smart investments in ocean health. WWF, Gland,
Switzerland.

44
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
UCAPAN TERIMA KASIH

UCAPAN TERIMA KASIH


Panduan Praktis untuk Perancangan dan Pengelolaan KKP Hiu dan Pari merupakan pandangan para penulis
untuk mencerminkan pengetahuan ilmiah terkini tentang KKP hiu dan pari. Panduan ini tidak mencerminkan
pandangan dari kontributor dan pengulas, atau Universitas James Cook dan WWF.

Para penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Expert Advisory Group atas bimbingan dalam pengembangan Panduan
ini: Ian Freeman, The Pacific Community; Dr Mario Espinoza, Universidad de Costa Rica; Gonzalo Araujo, Large Marine
Vertebrates Research Institute Philippines ; Dr Alison Green, The Nature Conservancy Asia Pacific Resource Centre; David
McCann, Scuba Junkie SEAS.

Terima kasih kepada WWF-Ecuador, WWF-Pakistan, WWF-India, WWF-Netherlands and WWF-Mediterranean yang telah
mengulas Panduan ini.

Penyebutan entitas geografis pada Panduan ini, dan pemaparan materinya tidak menyiratkan pendapat apa pun dari WWF
atau James Cook University mengenai status hukum negara, teritori, atau wilayah, atau otoritas, atau mengenai batas atau
perbatasannya.

WWF dan James Cook University organisasi pendukung tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang terjadi
dalam terjemahan ke Bahasa lain dari dokumen ini yang versi aslinya dalam Bahasa Inggris.

45
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
1. Dulvy et al., 2014 35. PEW 2013; Bradley 2016; Ward-Paige and
2. Simpfendorfer and Dulvy, 2017 Worm, 2017

3. Dulvy et al., 2014 36. De Santo, 2013; Brooke et al., 2015; Christie et
al., 2017; Bradley et al., 2018
4. Ruppert et al., 2013
37. Ali and Sinan, 2014
5. Gallagher et al., 2015; Jaiteh et al., 2016
38. Lewis et al., 2017
6. Christie et al., 2017
39. Gallagher et al., 2015; WWF, 2017
7. Espinoza et al., 2014; Osgood and Baum, 2015
40. Graham and McClanahan, 2013; Campbell et
8. Knip et al., 2010
al., 2017
9. Heupel et al., 2018 41. BMIS, 2018
10. Harrison and Dulvy, 2014 42. Welch et al., 2018
11. Penaherrara-Palma et al., 2018 43. BMIS, 2018
12. White et al., 2015; Nalesso et al., 2019 44. White et al., 2017
13. Bond et al., 2017; Chapman et al., 2005; 45. Espinoza et al., 2014; Chapman et al., 2015;
Pikitch et al., 2005 Garla et al., 2016
14. Dewar et al., 2008 46. Osgood and Baum, 2015; Shiffman and
15. Henderson et al., 2017 Hammerschlag, 2016
16. Bond et al., 2017 47. Day and Dobbs, 2013
17. Speed et al., 2016 48. CBD, 2018
18. Knip et al., 2012 49. Bromhead et al., 2012; Ward-Paige, 2017
19. Pratt et al., 2018 50. Campbell et al., 2018
20. Marie et al., 2017 51. Blyth-Skyrme et al., 2006
21. Dewar et al., 2008 52. Simpfendorfer and Donohue, 1998
22. de la Parra Venegas et al., 2011; Hueter et al., 53. Braccini et al., 2017
2013 54. Wiegand et al., 2011
23. Heupel and Simpfendorfer, 2014; Rudd, 2015 55. Dwyer et al., 2017
24. Heupel et al., 2018 56. Watson et al., 2009; Queiroz et al., 2016
25. Rudd, 2015; Lewis et al., 2017 57. Clarke et al., 2018
26. Pratt et al., 2018 58. Daley et al., 2014; AFMA, 2016
27. Worm et al., 2013 59. Bonfil, 1999
28. Gomei and Di Carlo, 2012; IUCN WPA, 2018 60. Dudley, 2008
29. Gomei and Di Carlo, 2012 61. Dulvy et al., 2014
30. IUCN WPA, 2018 62. Stein et al., 2018
31. Gomei and Di Carlo, 2012; IUCN WPA, 2018 63. Oh et al., 2017a
32. Cressey, 2011; Rife et al., 2013; White et al., 64. White et al., 2015
2015; Claudet, 2017 65. Knipp et al., 2012
33. Gomei and Di Carlo, 2012 66. Belize Fisheries Department, 2018
34. Ward-Paige, 2017 67. Bond et al., 2017

46
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
68. Bond et al., 2017 100. Chapman et al., 2009; Feldheim et al., 2014
69. Day et al., 2012 101. Le Port et al., 2012
70. Heupel et al., 2009; Knip et al., 2012; Espinoza 102. Green et al., 2015
et al., 2014 103. Hueter et al., 2013
71. Day et al., 2012 104. de la Parra Venegas et al., 2011
72. Dulvy et al., 2014 105. White and Potter, 2004
73. WP, 2017 106. Heupel and Bennett, 2007
74. Adkins, 2017 107. Duffy and Last, 2007; Duffy, 2011; Davidson
75. Knip et al., 2012; Davies et al., 2017 and Dulvy, 2017
76. MacKeracher et al. 108. Hussey, 2015
77. Knip et al., 2012; Speed et al., 2016; Crossin et 109. Reynolds et al., 2017
al., 2017 110. Rodríguez-Cabello et al., 2016
78. Chapman et al., 2005; Bond et al., 2012; Knip 111. Heupel et al., 2015
et al., 2012; Espinoza et al., 2015b; Osgood
112. Horton et al., 2017
and Baum 2015; Daly et al., 2018
113. Jaine et al., 2014
79. Speed et al., 2010; Osgood and Baum, 2015
114. Penaherrara-Palma et al., 2018
80. Abecasis et al., 2015; Raymond et al., 2015;
Robinson et al., 2017; Calich et al., 2018; 115. Penaherrara-Palma et al., 2018
Hazen et al., 2018 116. Graham et al., 2016
81. Reynolds et al., 2017 117. Espinoza et al., 2015b; Momigliano et al.,
82. Meyers et al., 2017 2015a

84. Heupel and Simpfendorfer, 2005; Chapman et 118. Espinoza et al., 2015b
al., 2015 119. Chapman et al., 2005
85. Wearmouth and Sims, 2008; Espinoza et al., 120. Penaherrara-Palma et al., 2018
2015a 121. Hobday et al., 2010
86. Heupel et al., 2018 122. Myers et al., 2000; Dulvy et al., 2014
87. Heupel et al., 2010 123. Day et al., 2012; Klein et al., 2015; CBD, 2017
88. Knip et al., 2012 124. Dulvy et al., 2014; Davidson and Dulvy, 2017
89. Espinoza et al., 2011 125. Dulvy et al., 2014
90. Henderson et al., 2016 126. W inter et al., 2013
91. Hodgkiss et al., 2017; Oh et al., 2017b 127. Isaac et al., 2007; Winter et al., 2013
92. White and Potter, 2004; Pikitch et al., 2005 128. Stein et al., 2018
93. Carrier and Pratt, 1998 129. MacKeracher et al.; Pollnac et al., 2010;
94. Braccini et al., 2017 Diedrich et al., 2017; Mizrahi et al., 2018
95. Fletcher and Santoro, 2013; Daley et al., 2014 130. Voyer et al., 2012; Howard et al., 2015
96. Mourier and Planes, 2013 131. Smith et al., 2010; Diedrich et al., 2017
97. Tillett et al., 2012 132. Voyer et al., 2012
98. Dicken et al., 2007 133. Smith et al., 2010; Diedrich et al., 2017
99. Bass et al., 2017 134. Cinner et al., 2009; Diedrich et al., 2017

47
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
135. Ward-Paige, 2017 164. Momigliano et al., 2015b; Jaiteh et al., 2016
136. Cinner et al., 2009; Basurto, 2017; Diedrich et 165. Green et al., 2015
al., 2017 166. Abecasis et al., 2015; Geange et al., 2017
137. Mangubhai et al., 2015; Jaiteh et al., 2016 167. Ball et al., 2009; Cressey, 2011; Abecasis et al.,
138. Mangubhai et al., 2015 2015; Marxan, 2017
139. Gomei and Di Carlo, 2012 168. Allnutt et al., 2012; Beger et al., 2015
140. Pollnac et al., 2010; Campbell et al., 2012b; 169. Campbell et al., 2012a; Abecasis et al., 2015;
Cinner et al., 2016; Rohe et al., 2017 D’Aloia et al., 2017
141. Mascia, 2004; Vianna et al., 2016; Pendleton et 170. Dwyer et al., in prep
al., 2017; Rohe et al., 2017
171. Mangubhai et al., 2015; Grantham et al. 2013
142. Global Fishing Watch, 2017; Lewis et al., 2017;
172. Big Ocean, 2017; Lewis et al., 2017
Bradley et al., 2018
173. Christie et al., 2017; Lewis et al., 2017
143. Lewis et al., 2017
174. Lewis et al., 2017
144. Ostrom, 1998; Schultz, 2011; Thomas et al.,
2016; Cinner, 2018 175. Sobel and Dahlgren, 2004; Jones et al., 2011;
Cinner et al., 2012; Gomei and Di Carlo, 2012;
145. Thomas et al., 2016; Bergseth 2017; Bergseth
Hoyt, 2014; Christie et al., 2017
et al., 2018
176. Jones et al., 2011; Quimby and Levine 2018
146. Kaplan et al., 2015; Pendleton et al., 2017
177. Watson et al., 2009; UNEP 2016; Fu et al.,
147. Kaplan et al., 2015
2017
148. Jaiteh et al., 2016; Lewis et al., 2017
178. UNEP, 2016
149. Lewis et al., 2017
179. Hoyt, 2014
150. Christie and White, 2007; Jones et al.,t 2011
180. Goodman and Matley, 2018; United Nations,
151. Christie and White, 2007; Borrini-Feyerabend
2018
et al., 2013
181. Penaherrara-Palma et al., 2018
152. Ward-Paige, 2017
182. DoE, 2007
153. Carrier and Pratt, 1998; Jaiteh et al., 2016
183. Barley et al., 2017
154. Brunnschweiler 2010; Gallagher et al., 2015;
Trave et al., 2017; Vianna et al., 2017 184. https://whc.unesco.org/en/list/653
155. Araujo et al., 2017 185. Murray et al., 2018
156. Jaiteh et al., 2016 186. AFMA, 2012
157. Sobel and Dahlgren, 2004; Green et al., 2014; 187. Daley et al., 2014; AFMA, 2016
Jessen et al., 2017; Lewis et al., 2017 188. WWF, 2017
158. Green, A.L. et al., in prep 189. Brunnschweiler, 2010; WWF, 2017
159. Lea et al., 2016 190. Brunnschweiler and Barnett, 2013;
160. Levy and Ban, 2013; Queirós et al., 2016 Brunnschweiler et al., 2014
161. Sobel and Dahlgren, 2004; Knip et al., 2012; 191. Pendleton et al., 2017
Osgood and Baum, 2015; White et al., 2017 192. Pomeroy et al., 2004; Agardy, 2017; Day,
162. Lea et al., 2018 2017
163. Lynch et al., 2013 193. Pressey et al., 2015; Pendleton et al., 2017

48
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
194. Chin et al., 2010
195. Sobel and Dahlgren, 2004; Claudet and
Guidetti 2010; White et al., 2011; Agardy
2017; Woodcock et al., 2017
196. White et al., 2011
197. Abecasis et al., 2015; Cornejo-Donoso et al.,
2017
198. Worm et al., 2013
199. Dulvy et al., 2017; Ward-Paige, 2017
200. Ward-Paige and Worm, 2017; Ferretti et al.,
2018
201. Davidson and Dulvy, 2017; Dulvy et al., 2017
202. Pomeroy et al., 2004; Rife et al., 2013
203. Pomeroy et al., 2004; Hockings et al., 2006;
DoF/FFI/BOBLME 2015; Gill et al., 2017;
Lewis et al., 2017; Villaseñor-Derbez et al.,
2018
204. Knip et al., 2012; Graham et al., 2016;
Doherty et al., 2017; White et al., 2017
205. Daly-Engel et al., 2012; Dudgeon et al.,
2012; Chapman et al., 2015; Osgood and
Baum, 2015; Pazmiño et al., 2018
206. Andruszkiewicz et al., 2017; Bakker et al.,
2017; Boussarie et al., 2018
207. Bakker et al., 2017
208. Munroe et al., 2018
209. Roff et al., 2016; Crossin et al., 2017
210. FinPrint, 2018
211. Friedlander and DeMartini, 2002; Robbins et
al., 2006; Juhel et al., 2017; Ahmadia et al.,
2013

49
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
Abecasis, D., Afonso, P., and Erzini, K. (2015) Toward Bakker, J., Wangensteen, O.S., Chapman, D.D.,
adaptive management of coastal MPAs: The influence of Boussarie, G., Buddo, D., Guttridge, T.L., Hertler,
different conservation targets and costs on the design of H., Mouillot, D., Vigliola, L., and Mariani, S. (2017)
no-take areas. Ecological Informatics 30(Supplement C), Environmental DNA reveals tropical shark diversity in
263-270. doi: 10.1016/j.ecoinf.2015.08.009 contrasting levels of anthropogenic impact. Scientific
Reports 7(1), 16886. doi: 10.1038/s41598-017-17150-2
Adkins, J. (2017) Belize to create world's first ray
sanctuary, guided by Global FinPrint. Available at https:// Ball, I.R., Possingham, H.P., and Watts, M.E.
news.fiu.edu/2017/10/belize-to-create-worlds-first-ray- (2009) Marxan and relatives: software for spatial
sanctuary-guided-by-global-finprint/115920 (accessed 20 conservation prioritization. In: Moilanen, A., Wilson,
December 2017) K.A. and Possingham, H.P. (eds.) Spatial Conservation
Prioritization: Quantative Methods and Computational
AFMA (2016) Australian Fisheries Management Authority. Tools. pp. 185- 195. Oxford University Press, Oxford,
Southern and Eastern Scalefish and Shark Fishery and UK.
Small Pelagic Fishery (Closures) Direction 2016. Available
at www.legislation.gov.au/Details/F2016L00549 (accessed Barley, S.C., Meekan, M.G., and Meeuwig, J.J. (2017)
3 January 2018) Species diversity, abundance, biomass, size and trophic
structure of fish on coral reefs in relation to shark
Agardy, T. (2017) Justified ambivalence about MPA abundance. Marine Ecology Progress Series 565, 163-
effectiveness. ICES Journal of Marine Science. doi: 179.
10.1093/icesjms/fsx083
Bass, N.C., Mourier, J., Knott, N.A., Day, J., Guttridge,
Ali, K., and Sinan, H. (2014) Shark ban in its infancy: T., and Brown, C. (2017) Long-term migration patterns
successes, challenges and lessons learnt. Journal of the and bisexual philopatry in a benthic shark species.
Marine Biological Association of India 56(1), 34-40. Marine and Freshwater Research 68(8), 1414-1421. doi:
10.1071/MF16122
Allnutt, T.F., McClanahan, T.R., Andréfouët, S., Baker,
M., Lagabrielle, E., McClennen, C., Rakotomanjaka, Basurto, X. (2017) Linking MPA effectiveness to the
A.J.M., Tianarisoa, T.F., Watson, R., and Kremen, C. future of local rural fishing societies. ICES Journal of
(2012) Comparison of marine spatial planning methods Marine Science. doi: 10.1093/icesjms/fsx075
in Madagascar demonstrates value of alternative
approaches. PLOS ONE 7(2), e28969. doi: 10.1371/ Beger, M., McGowan, J., Treml, E.A., Green, A.L.,
journal.pone.0028969 White, A.T., Wolff, N.H., Klein, C.J., Mumby, P.J.,
and Possingham, H.P. (2015) Integrating regional
Andruszkiewicz, E.A., Starks, H.A., Chavez, F.P., conservation priorities for multiple objectives into
Sassoubre, L.M., Block, B.A., and Boehm, A.B. (2017) national policy. Nature Communications 6, 8208. doi:
Biomonitoring of marine vertebrates in Monterey Bay 10.1038/ncomms9208
using eDNA metabarcoding. PLOS ONE 12(4), e0176343.
doi: 10.1371/journal.pone.0176343 Belize Fisheries Department (2018) Glover's Reef Marine
Reserve. Available at www.fisheries.gov.bz/glovers-reef
Araujo, G., Vivier, F., Labaja, J.J., Hartley, D., and Ponzo, (accessed 19 January 2018)
A. (2017) Assessing the impacts of tourism on the world's
largest fish Rhincodon typus at Panaon Island, Southern Leyte, Bergseth, B.J. (2017) Effective marine protected areas
Philippines. Aquatic Conservation: Marine and Freshwater require a sea change in compliance management. ICES
Ecosystems 27(5), 986-994. doi: 10.1002/aqc.2762 Journal of Marine Science. doi: 10.1093/icesjms/fsx105

50
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
Bergseth, B.J., Gurney, G.G., Barnes, M.L., Arias, A., Boussarie, G., Bakker, J., Wangensteen, O.S., Mariani,
and Cinner, J.E. (2018) Addressing poaching in marine S., Bonnin, L., Juhel, J.-B., Kiszka, J.J., Kulbicki, M.,
protected areas through voluntary surveillance and Manel, S., Robbins, W.D., Vigliola, L., and Mouillot, D.
enforcement. Nature Sustainability 1(8), 421-426. doi: (2018) Environmental DNA illuminates the dark diversity
10.1038/s41893-018-0117-x of sharks. Science Advances 4(5). doi: 10.1126/sciadv.
aap9661
Big Ocean (2017). Improving the design and effectiveness
of ocean conservation at-scale. Available at http:// Braccini, M., Rensing, K., Langlois, T., and McAuley,
bigoceanmanagers.org (accessed 21 December 2017) R. (2017) Acoustic monitoring reveals the broad-scale
movements of commercially important sharks. Marine
Blyth-Skyrme, R.E., Kaiser, M.J., Hiddink, J.G., Edwards- Ecology Progress Series 577, 121-129.
Jones, G., and Hart, P.J.B. (2006) Conservation benefits
of temperate marine protected areas: variation among Bradley, D. (2016) Combatting illegal fishing, one high
fish species. Conservation Biology 20(3), 811-820. doi: value fishery at a time. Bren School of Environmental
10.1111/j.1523-1739.2006.00345.x Science and Management.

BMIS (2018) Bycatch Management Information System. Bradley, D., Mayorga, J., McCauley, D.J., Cabral,
Common Oceans, Food and Agriculture Organization R.B., Douglas, P., and Gaines, S.D. (2018) Leveraging
of the United Nations, Western Central Pacific Fisheries satellite technology to create true shark sanctuaries.
Commission. Available at www.bmis-bycatch.org Conservation Letters, October 2018, e12610 doi:
(accessed 18 April 2018). 10.1111/conl.12610

Bond, M.E., Babcock, E.A., Pikitch, E.K., Abercrombie, Bromhead, D., Clarke, S., Hoyle, S., Muller, B.,
D.L., Lamb, N.F., and Chapman, D.D. (2012) Reef sharks Sharples, P., and Harley, S. (2012) Identification of
exhibit site-fidelity and higher relative abundance in factors influencing shark catch and mortality in the
marine reserves on the Mesoamerican Barrier Reef. PLOS Marshall Islands tuna longline fishery and management
ONE 7(3), e32983. doi: 10.1371/journal.pone.0032983 implications. Journal of Fish Biology 80(5), 1870-1894.
doi: 10.1111/j.1095-8649.2012.03238.x
Bond, M.E., Valentin-Albanese, J., Babcock, E.A.,
Abercrombie, D., Lamb, N.F., Miranda, A., Pikitch, Brooke, S., Graham, D., Jacobs, T., Littnan, C., Manuel,
E.K., and Chapman, D.D. (2017) Abundance and size M., and O’Conner, R. (2015) Testing marine conservation
structure of a reef shark population within a marine applications of unmanned aerial systems (UAS) in a remote
reserve has remained stable for more than a decade. marine protected area. Journal of Unmanned Vehicle
Marine Ecology Progress Series 576, 1-10. Systems 3(4), 237-251. doi: 10.1139/juvs-2015-0011

Bonfil, R. (1999) Marine Protected Areas as a shark Brunnschweiler, J.M. (2010) The Shark Reef Marine
fisheries management tool. In: Seret, B. and Sire, J.Y. Reserve: a marine tourism project in Fiji involving local
(eds.) 5th Indo-Pacific Fish Conference. Noumea, New communities. Journal of Sustainable Tourism 18(1), 29-
Caledonia, pp.217-230. 42. doi: 10.1080/09669580903071987

Borrini-Feyerabend, G., Dudley, N., Jaeger, T., Lassen, Brunnschweiler, J.M., Abrantes, K.G., and Barnett,
B., Broome, N.P., Phillips, A., and Sandwith, T. (2013) A. (2014) Long-term changes in species composition
Governance of protected areas: from understanding to and relative abundances of sharks at a provisioning
action. Best practice protected area guidelines. Series No. site. PLOS ONE 9(1), e86682. doi: 10.1371/journal.
20. IUCN, Gland, Switzerland. pone.0086682

51
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
Brunnschweiler, J.M., and Barnett, A. (2013) %E2%80%98other-effective-area-based-conservation-
Opportunistic visitors: long-term behavioural response measures%E2%80%99
of bull sharks to food provisioning in Fiji. PLOS ONE 8(3),
e58522. doi: 10.1371/journal.pone.0058522 Chapman, D.D., Babcock, E.A., Gruber, S.H., Dibattista,
J.D., Franks, B.R., Kessel, S.A., Guttridge, T., Pikitch, E.K.,
Calich, H., Estevanez, M., and Hammerschlag, N. (2018) and Feldheim, K.A. (2009) Long-term natal site-fidelity
Overlap between highly suitable habitats and longline by immature lemon sharks (Negaprion brevirostris) at a
gear management areas reveals vulnerable and protected subtropical island. Molecular Ecology 18(16), 3500-3507.
regions for highly migratory sharks. Marine Ecology doi: 10.1111/j.1365-294X.2009.04289.x
Progress Series 602, 183-195.
Chapman, D.D., Feldheim, K.A., Papastamatiou, Y.P.,
Campbell, H.A., Dwyer, R.G., Fitzgibbons, S., Klein, C.J., and Hueter, R.E. (2015) There and back again: A review
Lauridsen, G., McKeown, A., Olsson, A., Sullivan, S., of residency and return migrations in sharks, with
Watts, M.E., and Westcott, D.A. (2012a) Prioritising the implications for population structure and management.
protection of habitat utilised by southern cassowaries Annual Review of Marine Science 7(1), 547-570. doi:
Casuarius casuarius johnsonii. Endangered Species 10.1146/annurev-marine-010814-015730
Research 17(1), 53-61.
Chapman, D.D., Pikitch, E.K., Babcock, E., and Shivji,
Campbell, S.J., Edgar, G.J., Stuart-Smith, R.D., Soler, M.S. (2005) Marine reserve design and evaluation using
G., and Bates, A.E. (2018) Fishing-gear restrictions and automated acoustic telemetry: a case-study involving coral
biomass gains for coral reef fishes in marine protected reef-associated sharks in the Mesoamerican Caribbean.
areas. Conservation Biology 32(2), 401-410. doi: Marine Technology Society Journal 39(1), 42-55. doi:
doi:10.1111/cobi.12996 10.4031/002533205787521640

Campbell, S.J., Hoey, A.S., Maynard, J., Kartawijaya, T., Christie, P., Bennett, N.J., Gray, N.J., ‘Aulani Wilhelm, T.,
Cinner, J., Graham, N.A.J., and Baird, A.H. (2012b) Weak Lewis, N.A., Parks, J., Ban, N.C., Gruby, R.L., Gordon,
compliance undermines the success of no-take zones in a L., Day, J., Taei, S., and Friedlander, A.M. (2017) Why
large government-controlled marine protected area. PLOS people matter in ocean governance: Incorporating
ONE 7(11), e50074. doi: 10.1371/journal.pone.0050074 human dimensions into large-scale marine protected
areas. Marine Policy 84, 273-284. doi: 10.1016/j.
Carrier, J.C., and Pratt, H.L. (1998) Habitat management marpol.2017.08.002
and closure of a nurse shark breeding and nursery
ground. Fisheries Research 39(2), 209-213. doi: 10.1016/ Christie, P., and White, A.T. (2007) Best practices for improved
S0165-7836(98)00184-2 governance of coral reef marine protected areas. Coral Reefs
26(4), 1047-1056. doi: 10.1007/s00338-007-0235-9
CBD (2017) Convention on Biological Diversity. Aichi Cinner, J., Fuentes, M.M.P.B., and Randriamahazo, H.
Biodiversity Targets. Available at www.cbd.int/sp/targets (2009) Exploring social resilience in Madagascar’s marine
(accessed 30 November 2011) protected areas. Ecology and Society 14(1), 10.

CBD (2018) Protected areas and other effective area- Cinner, J.E., Huchery, C., MacNeil, M.A., Graham, N.A.J.,
based conservation measures. CBD/SBSTTA/22/L.2. McClanahan, T.R., Maina, J., Maire, E., Kittinger, J.N.,
Convention on Biological Diversity. Subsidiary Body on Hicks, C.C., Mora, C., Allison, E.H., D’Agata, S., Hoey,
Scientific, Technical and Technological Advice, Twenty- A., Feary, D.A., Crowder, L., Williams, I.D., Kulbicki,
second meeting, Montreal, Canada 2-7 July 2018. M., Vigliola, L., Wantiez, L., Edgar, G., Stuart-Smith,
www.iucn.org/news/protected-areas/201808/updates- R.D., Sandin, S.A., Green, A.L., Hardt, M.J., Beger, M.,

52
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
Friedlander, A., Campbell, S.J., Holmes, K.E., Wilson, D'Aloia, C.C., Daigle, R.M., Côté, I.M., Curtis, J.M.R.,
S.K., Brokovich, E., Brooks, A.J., Cruz-Motta, J.J., Booth, Guichard, F., and Fortin, M.-J. (2017) A multiple-species
D.J., Chabanet, P., Gough, C., Tupper, M., Ferse, S.C.A., framework for integrating movement processes across
Sumaila, U.R., and Mouillot, D. (2016) Bright spots among life stages into the design of marine protected areas.
the world’s coral reefs. Nature 535, 416. doi: 10.1038/ Biological Conservation 216(Supplement C), 93-100. doi:
nature18607 10.1016/j.biocon.2017.10.012

Cinner, J.E., McClanahan, T.R., MacNeil, M.A., Graham, Daley, R.K., Williams, A., Green, M., Barker, B., and
N.A.J., Daw, T.M., Mukminin, A., Feary, D.A., Rabearisoa, Brodie, P. (2014) Can marine reserves conserve vulnerable
A.L., Wamukota, A., Jiddawi, N., Campbell, S.J., Baird, sharks in the deep sea? A case study of Centrophorus
A.H., Januchowski-Hartley, F.A., Hamed, S., Lahari, R., zeehaani (Centrophoridae), examined with acoustic
Morove, T., and Kuange, J. (2012) Comanagement of coral telemetry. Deep Sea Research Part II: Topical Studies
reef social-ecological systems. Proceedings of the National in Oceanography 115, 127-136. doi: 10.1016/j.
Academy of Sciences 109(14), 5219-5222. doi: 10.1073/ dsr2.2014.05.017
pnas.1121215109
Daly-Engel, T.S., Seraphin, K.D., Holland, K.N., Coffey, J.P.,
Clarke, T.M., Espinoza, M., Romero Chaves, R., and Nance, H.A., Toonen, R.J., and Bowen, B.W. (2012) Global
Wehrtmann, I.S. (2018) Assessing the vulnerability of phylogeography with mixed-marker analysis reveals
demersal elasmobranchs to a data-poor shrimp trawl male-mediated dispersal in the Endangered scalloped
fishery in Costa Rica, Eastern Tropical Pacific. Biological hammerhead shark (Sphyrna lewini). PLOS ONE 7(1),
Conservation 217 (Supplement C), 321-328. doi: e29986. doi: 10.1371/journal.pone.0029986
10.1016/j.biocon.2017.11.015
Daly, R., Smale, M.J., Singh, S., Anders, D., Shivji, M.,
Claudet, J. (2017) Six conditions under which MPAs might Daly, C.A., Lea, J.S.E., Sousa, L.L., Wetherbee, B.M.,
not appear effective (when they are). ICES Journal of Fitzpatrick, R., Clarke, C.R., Sheaves, M., and Barnett,
Marine Science, fsx074-fsx074. doi: 10.1093/icesjms/fsx074 A. (2018) Refuges and risks: Evaluating the benefits of
an expanded MPA network for mobile apex predators.
Claudet, J., and Guidetti, P. (2010) Improving assessments Diversity and Distributions 24(9), 1217-1230. doi:
of marine protected areas. Aquatic Conservation: Marine 10.1111/ddi.12758
and Freshwater Ecosystems 20(2), 239-242. doi: 10.1002/
aqc.1087 Davidson, L.N.K., and Dulvy, N.K. (2017) Global marine
protected areas to prevent extinctions. Nature Ecology &
Cornejo-Donoso, J., Einarsson, B., Birnir, B., and Gaines, Evolution 1, 0040. doi: 10.1038/s41559-016-0040
S.D. (2017) Effects of fish movement assumptions on the
design of a marine protected area to protect an overfished Davidson, L.N.K., Krawchuk, M.A., and Dulvy, N.K.
stock. PLOS ONE 12(10), e0186309. doi: 10.1371/journal. (2016) Why have global shark and ray landings declined:
pone.0186309 improved management or overfishing? Fish and Fisheries
17, 438-458. doi: 10.1111/faf.12119
Cressey, D. (2011) Ocean conservation: Uncertain
sanctuary. Nature 480(7376), 166-167. doi: Davies, T.E., Maxwell, S.M., Kaschner, K., Garilao, C., and
10.1038/480166a Ban, N.C. (2017) Large marine protected areas represent
Crossin, G.T., Heupel, M.R., Holbrook, C.M., Hussey, biodiversity now and under climate change. Scientific
N.E., Lowerre-Barbieri, S.K., Nguyen, V.M., Raby, G.D., Reports 7(1), 9569. doi: 10.1038/s41598-017-08758-5
and Cooke, S.J. (2017) Acoustic telemetry and fisheries
management. Ecological Applications 27(4), 1031-1049. Day, J. (2017) Counterpoint to Agardy. ICES Journal of
doi: 10.1002/eap.1533 Marine Science. doi: 10.1093/icesjms/fsx131.

53
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
Day, J., Dudley, N., Hockings, M., Holmes, G., Laffoley, D., Speedie, C., and Witt, M.J. (2017) Testing the boundaries:
Stolton, S., and Wells, S. (2012) Guidelines for applying Seasonal residency and inter-annual site fidelity of basking
the IUCN protected area management categories to sharks in a proposed Marine Protected Area. Biological
marine protected areas. IUCN, Gland, Switzerland. Conservation 209, 68-75. doi:
10.1016/j.biocon.2017.01.018
Day, J.C., and Dobbs, K. (2013) Effective governance of
a large and complex cross-jurisdictional marine protected Dudgeon, C.L., Blower, D.C., Broderick, D., Giles,
area: Australia's Great Barrier Reef. Marine Policy 41, 14- J.L., Holmes, B.J., Kashiwagi, T., Krück, N.C., Morgan,
24. doi: 10.1016/j.marpol.2012.12.020 J.A.T., Tillett, B.J., and Ovenden, J.R. (2012) A review
of the application of molecular genetics for fisheries
De Santo, E.M. (2013) Missing marine protected area management and conservation of sharks and rays. Journal
(MPA) targets: How the push for quantity over quality of Fish Biology 80(5), 1789-1843. doi: 10.1111/j.1095-
undermines sustainability and social justice. Journal of 8649.2012.03265.x
Environmental Management 124 (Supplement C), 137-
146. doi: 10.1016/j.jenvman.2013.01.033 Dudley, N. (2008) Guidelines for applying protected area
management categories. IUCN, Gland, Switzerland.
Dewar, H., Mous, P., Domeier, M., Muljadi, A., Pet, J., and
Whitty, J. (2008) Movements and site fidelity of the giant Duffy, C.A.J., (2011) Squalus raoulensis. The IUCN Red
manta ray, Manta birostris, in the Komodo Marine Park, List of Threatened Species 2011: e.T161469A5431296.
Indonesia. Marine Biology 155(2), 121. doi: 10.1007/ Available at http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2011-2.
s00227-008-0988-x RLTS.T161469A5431296.en (accessed 27 November 2017)

Dicken, M.L., Booth, A.J., Smale, M.J., and Cliff, G. (2007) Duffy, C.A.J., and Last, P.R. (2007) Part 4 – Squalus
Spatial and seasonal distribution patterns of juvenile and raoulensis sp. nov, a new spurdog of the 'megalops-
adult raggedtooth sharks (Carcharias taurus) tagged off cubensis group' from the Kermadac Ridge. In: Last, P.R.,
the east coast of South Africa. Marine and Freshwater White, W.T. and Pogonoski, J.J. (eds.) Descriptions of new
Research 58(1), 127-134. doi: 10.1071/MF06018 dogfishes of the genus Squalus (Squaloidea: Squalidae) pp.
31-38. (CSIRO Marine and Atmospheric Research Paper No
Diedrich, A., Stoeckl, N., Gurney, G.G., Esparon, M., and 014)
Pollnac, R. (2017) Social capital as a key determinant of
perceived benefits of community-based marine protected Dulvy, N.K., Fowler, S.L., Musick, J.A., Cavanagh, R.D.,
areas. Conservation Biology 31(2), 311-321. doi: 10.1111/ Kyne, P.M., Harrison, L.R., Carlson, J.K., Davidson, L.N.,
cobi.12808 Fordham, S.V., Francis, M.P., Pollock, C.M., Simpfendorfer,
C.A., Burgess, G.H., Carpenter, K.E., Compagno, L.J.,
DoE (2007) Rowley Shoals Marine Park Management Plan. Ebert, D.A., Gibson, C., Heupel, M.R., Livingstone, S.R.,
2007-2017. Management Plan No 56. Department of Sanciangco, J.C., Stevens, J.D., Valenti, S., White, W.T.,
Environment and Conservation, Australia. and Baldwin, I.T. (2014) Extinction risk and conservation
of the world’s sharks and rays. eLife 3. doi: 10.7554/
DoF/FFI/BOBLME (2015) Assessment of the efficacy of eLife.00590
Mynamar's shark reserves. Department of Fisheries (DoF)
Myanmar, Fauna and Flora International (FFI) and the Bay Dulvy, N.K., Simpfendorfer, C.A., Davidson, L.N.K.,
of Bengal Large Marine Ecosystem project (BOBLME). Fordham, S.V., Bräutigam, A., Sant, G., and Welch,
D.J. (2017) Challenges and Priorities in Shark and Ray
Doherty, P.D., Baxter, J.M., Godley, B.J., Graham, R.T., Hall, Conservation. Current Biology 27(11), R565-R572. doi:
G., Hall, J., Hawkes, L.A., Henderson, S.M., Johnson, L., 10.1016/j.cub.2017.04.038

54
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
Dwyer, R.G., Watts, M., Campbell, H.A., Lyon, B., Pillans, FinPrint (2018) Global FinPrint. Available at https://
R.D., Guru, S., Dinh, M., Possingham, H.P., and Franklin, globalfinprint.org/about/ (accessed 12 October 2018)
C.E. (draft) Using individual-based movement information
to identify spatial conservation priorities for mobile species. Fletcher, W.J., and Santoro, K. (2013) Status Reports of
the Fisheries and Aquatic Resources of Western Australia
EDGE (2017) Evolutionary Distinct and Globally 2012/13: The State of the Fisheries. Department of
Endangered, Edge of Existence Programme. Available at Fisheries, Western Australia.
www.edgeofexistence.org (accessed 12 December 2017)
Friedlander, A.M., and DeMartini, E.E. (2002) Contrasts
Espinoza, M., Cappo, M., Heupel, M.R., Tobin, A.J., and in density, size, and biomass of reef fishes between the
Simpfendorfer, C.A. (2014) Quantifying shark distribution northwestern and the main Hawaiian islands the effects
patterns and species-habitat associations: implications of fishing down apex predators. Marine Ecology Progress
of marine park zoning. PLOS ONE 9(9), e106885. doi: Series 230, 253-264. doi:
10.1371/journal.pone.0106885
Fu, D., Roux, M., Clarke, S., Francis, M., Dunn, A., and
Espinoza, M., Farrugia, T.J., and Lowe, C.G. (2011) Hoyle, S. (2017) Pacific-wide sustainability risk assessment
Habitat use, movements and site fidelity of the gray of bigeye thresher shark (Alopias superciliosus). Common
smooth-hound shark (Mustelus californicus Gill 1863) in Oceans ABNJ Tuna Project. WCPFC-SC13-2017/SA-WP-11
a newly restored southern California estuary. Journal of (rev 2). Available at www.wcpfc.int/node/29524 (accessed
Experimental Marine Biology and Ecology 401(1), 63-74. 21 November 2017).
doi: 10.1016/j.jembe.2011.03.001
Gallagher, A.J., Vianna, G.M.S., Papastamatiou, Y.P.,
Espinoza, M., Heupel, M.R., Tobin, A.J., and Macdonald, C., Guttridge, T.L., and Hammerschlag, N.
Simpfendorfer, C.A. (2015a) Residency patterns (2015) Biological effects, conservation potential, and
and movements of grey reef sharks (Carcharhinus research priorities of shark diving tourism. Biological
amblyrhynchos) in semi-isolated coral reef habitats. Conservation 184, 365-379. doi: http://dx.doi.
Marine Biology 162(2), 343-358. doi: 10.1007/s00227- org/10.1016/j.biocon.2015.02.007
014-2572-x
Garla, R.C., Gadig, O.B.F., and Garrone-Neto, D. (2016)
Espinoza, M., Lédée, E.J.I., Simpfendorfer, C.A., Tobin, Movement and activity patterns of the nurse shark,
A.J., and Heupel, M.R. (2015b) Contrasting movements Ginglymostoma cirratum, in an oceanic Marine Protected
and connectivity of reef-associated sharks using acoustic Area of the South-western Atlantic. Journal of the Marine
telemetry: implications for management. Ecological Biological Association of the United Kingdom, 1-8. doi:
Applications 25(8), 2101-2118. doi: 10.1890/14-2293.1 10.1017/S0025315416001028
Geange, S.W., Leathwick, J., Linwood, M., Curtis, H.,
Feldheim, K.A., Gruber, S.H., DiBattista, J.D., Babcock, Duffy, C., Funnell, G., and Cooper, S. (2017) Integrating
E.A., Kessel, S.T., Hendry, A.P., Pikitch, E.K., Ashley, M.V., conservation and economic objectives in MPA network
and Chapman, D.D. (2014) Two decades of genetic planning: A case study from New Zealand. Biological
profiling yields first evidence of natal philopatry and Conservation 210, Part A, 136-144. doi: 10.1016/j.
long-term fidelity to parturition sites in sharks. Molecular biocon.2017.04.011
Ecology 23(1), 110-117. doi: 10.1111/mec.12583
Gill, D.A., Mascia, M.B., Ahmadia, G.N., Glew, L.,
Ferretti, F., Curnick, D., Liu, K., Romanov, E.V., and Block, Lester, S.E., Barnes, M., Craigie, I., Darling, E.S., Free,
B.A. (2018) Shark baselines and the conservation role of C.M., Geldmann, J., Holst, S., Jensen, O.P., White,
remote coral reef ecosystems. Science Advances 4(3). doi: A.T., Basurto, X., Coad, L., Gates, R.D., Guannel, G.,
10.1126/sciadv.aaq0333 Mumby, P.J., Thomas, H., Whitmee, S., Woodley, S.,

55
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
and Fox, H.E. (2017) Capacity shortfalls hinder the Green, A.L., Maypa, A.P., Almany, G.R., Rhodes, K.L., Weeks,
performance of marine protected areas globally. Nature R., Abesamis, R.A., Gleason, M.G., Mumby, P.J., and White,
543(7647), 665-669. doi: 10.1038/nature21708 A.T. (2015) Larval dispersal and movement patterns of coral
reef fishes, and implications for marine reserve network
Global Fishing Watch (2017) Global Fishing Watch. design. Biological Reviews 90(4), 1215-1247. doi: 10.1111/
Available at http://globalfishingwatch.org (accessed 21 brv.12155
December 2017)
Hazen, E.L., Scales, K.L., Maxwell, S.M., Briscoe, D.K., Welch,
Goodman, C., and Matley, H. (2018) Law Beyond H., Bograd, S.J., Bailey, H., Benson, S.R., Eguchi, T., Dewar,
Boundaries: innovative mechanisms for the integrated H., Kohin, S., Costa, D.P., Crowder, L.B., and Lewison, R.L.
management of biodiversity beyond national (2018) A dynamic ocean management tool to reduce bycatch
jurisdiction. ICES Journal of Marine Science, fsx242- and support sustainable fisheries. Science Advances 4(5). doi:
fsx242. doi: 10.1093/icesjms/fsx242 10.1126/sciadv.aar3001

Graham, F., Rynne, P., Estevanez, M., Luo, J., Ault, J.S., Henderson, A.C., Jourdan, A., and Bell, K. (2016) Assessing the
and Hammerschlag, N. (2016) Use of marine protected incidental value of a marine reserve to a lemon shark Negaprion
areas and exclusive economic zones in the subtropical brevirostris nursery. Aquatic Conservation: Marine and
western North Atlantic Ocean by large highly mobile Freshwater Ecosystems 26(3), 482-491. doi: 10.1002/aqc.2627
sharks. Diversity and Distributions 22(5), 534-546. doi:
10.1111/ddi.12425 Heupel, M.R., and Bennett, M.B. (2007) Estimating
abundance of reef-dwelling sharks: a case study of the
Graham, N.A.J., and McClanahan, T.R. (2013) The last Epaulette Shark, Hemiscyllium ocellatum (Elasmobranchii:
call for marine wilderness? BioScience 63(5), 397-402. Hemiscyllidae). Pacific Science 61(3), 383-394. doi:
doi: 10.1525/bio.2013.63.5.13 10.2984/1534-6188(2007)61[383:EAORSA]2.0.CO;2

Grantham, H.S., Agostini, V.N., Wilson, J., Mangubhai, Heupel, M.R., Kanno, S., Martins, A.P.B., and Simpfendorfer,
S., Hidayat, N., Muljadi, A., Muhajir, Rotinsulu, C., C.A. (2018) Advances in understanding the roles and benefits
Mongdong, M., Beck, M.W., Possingham, H.P. 2013. A of nursery areas for elasmobranch populations. Marine and
comparison of zoning analyses to inform the planning Freshwater Research. doi: 10.1071/MF18081
of a marine protected area network in Raja Ampat,
Indonesia. Marine Policy 38: 184-194. Heupel, M.R., and Simpfendorfer, C.A. (2005) Using acoustic
monitoring to evaluate MPAs for shark nursery areas: the
Green, A.L., Fajariyanto, Y., et al. A National importance of long-term data. Marine Technology Society
Framework for Designing and Evaluating Marine Journal 39(1), 10-18. doi: 10.4031/002533205787521749
Protected Area and Marine Protected Area Networks in
Indonesia. Report prepared by The Nature Conservancy Heupel, M.R., and Simpfendorfer, C.A. (2014) Importance of
for the USAID Sustainable Ecosystems Advanced environmental and biological drivers in the presence and space
Project. use of a reef‑associated shark. Marine Ecology Progress Series
496, 47-57.
Green, A.L., Fernandes, L., Almany, G., Abesamis, R.,
McLeod, E., Aliño, P.M., White, A.T., Salm, R., Tanzer, Heupel, M.R., Simpfendorfer, C.A., Espinoza, M.,
J., and Pressey, R.L. (2014) Designing marine reserves Smoothey, A.F., Tobin, A., and Peddemors, V. (2015)
for fisheries management, biodiversity conservation, Conservation challenges of sharks with continental scale
and climate change adaptation. Coastal Management migrations. Frontiers in Marine Science 2(12). doi: 10.3389/
42(2), 143-159. doi: 10.1080/08920753.2014.877763 fmars.2015.00012

56
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
Heupel, M.R., Simpfendorfer, C.A., and Fitzpatrick, R. Isaac, N.J.B., Turvey, S.T., Collen, B., Waterman, C.,
(2010) Large–scale movement and reef fidelity of grey and Baillie, J.E.M. (2007) Mammals on the EDGE:
reef sharks. PLOS ONE 5(3), e9650. doi: 10.1371/journal. conservation priorities based on threat and phylogeny.
pone.0009650 PLOS ONE 2(3), e296. doi: 10.1371/journal.
pone.0000296
Heupel, M.R., Williams, A.J., Welch, D.J., Ballagh, A.,
Mapstone, B.D., Carlos, G., Davies, C., and Simpfendorfer, IUCN WPA (2018) Applying IUCN's global conservation
C.A. (2009) Effects of fishing on tropical reef associated standards to Marine Protected Areas (MPA). Delivering
shark populations on the Great Barrier Reef. Fisheries effective conservation action through MPAs, to ensure
Research 95(2), 350-361. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j. ocean health & sustainable development. Version 1.
fishres.2008.10.005 Available at www.iucn.org/theme/protected-areas/
wcpa/what-we-do/marine/marine-protected-areas-
Hockings, M., Stolton, S., Leverington, F., Dudley, N., and global-standards-success (accessed 18 October 2018)
Courrau, J. (2006) Evaluating effectiveness: A framework
for assessing management effectiveness of protected areas. Jaine, F.R.A., Rohner, C.A., Weeks, S.J., Couturier,
2nd Edition. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK. L.I.E., Bennett, M.B., Townsend, K.A., and Richardson,
A.J. (2014) Movements and habitat use of reef manta
Hodgkiss, R.D., Grant, A., McClelland, J.H.R., Quatre, R., rays off eastern Australia: offshore excursions, deep
Rademakers, B., Sanchez, C., and Mason-Parker, C. (2017) diving and eddy affinity revealed by satellite telemetry.
Population structure of the sicklefin lemon shark Negaprion Marine Ecology Progress Series 510, 73-86. doi:
acutidens within the Curieuse Marine National Park, 10.3354/meps10910
Seychelles. African Journal of Marine Science 39(2), 225-
232. doi: 10.2989/1814232X.2017.1333453 Jaiteh, V.F., Lindfield, S.J., Mangubhai, S., Warren,
C., Fitzpatrick, B., and Loneragan, N.R. (2016) Higher
Howard, R., ALi, A., and Han Shein, U.S. (2015) Shark abundance of marine predators and changes in
and ray fisheries of Myanmar: status and socio-economic fishers' behavior following spatial protection within
importance. Report No. 12 of the Tanintharyi Conservation the world's biggest shark fishery. Frontiers in Marine
Programme, a joint initiative of Fauna & Flora International Science 3(43). doi: 10.3389/fmars.2016.00043
(FFI) and the Myanmar Forest Department, FFI, Yangon, Jessen, S., Morgan, L.E., Bezaury-Creel, J.E.,
and the Bay of Bengal Large Marine Ecosystem Project Barron, A., Govender, R., Pike, E.P., Saccomanno,
(BOBLME). V.R., and Moffitt, R.A. (2017) Measuring MPAs in
continental North America: how well protected are
Hoyt, E. (2014) The role of marine protected areas and the ocean estates of Canada, Mexico, and the USA?
sanctuaries. In: Techera, E.J. and Klein, N. (eds.) Sharks. Frontiers in Marine Science 4(279). doi: 10.3389/
Conservation, governance and management pp. 263-285. fmars.2017.00279
(Routledge Taylor and Francis Group)
Jones, P.J.S., Qiu, W., and De Santo, E.M. (2011)
Hueter, R.E., Tyminski, J.P., and de la Parra, R. (2013) Governing marine protected areas – Getting the
Horizontal movements, migration patterns, and population balance right. Technical Report, United Nations
structure of whale sharks in the Gulf of Mexico and Environment Programme.
Northwestern Caribbean Sea. PLOS ONE 8(8), e71883. doi:
10.1371/journal.pone.0071883 Juhel, J.-B., Vigliola, L., Mouillot, D., Kulbicki, M.,
Letessier, T.B., Meeuwig, J.J., and Wantiez, L. (2017)
Hussey, N.E. (2015) Aquatic animal telemetry: a panoramic Reef accessibility impairs the protection of sharks.
view into the underwater world. Science 348(6240), Journal of Applied Ecology, 55(2), 673-683. doi:
12255642. doi: 10.1126/science.1255642 10.1111/1365-2664.13007

57
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
Kaplan, K.A., Ahmadia, G.N., Fox, H., Glew, L., Lynch, T.P., Harcourt, R., Edgar, G., and Barrett, N.
Pomeranz, E.F., and Sullivan, P. (2015) Linking ecological (2013) Conservation of the Critically Endangered
condition to enforcement of marine protected area Eastern Australian population of the grey nurse
regulations in the greater Caribbean region. Marine shark (Carcharias taurus) through cross-jurisdictional
Policy 62(Supplement C), 186-195. doi: 10.1016/j. management of a network of marine-protected areas.
marpol.2015.09.018 Environmental Management 52(6), 1341-1354. doi:
10.1007/s00267-013-0174-x
Klein, C.J., Brown, C.J., Halpern, B.S., Segan, D.B.,
McGowan, J., Beger, M., and Watson, J.E.M. (2015) Mangubhai, S., Wilson, J.R., Rumetna, L., Maturbongs,
Shortfalls in the global protected area network at Y., and Purwanto (2015) Explicitly incorporating
representing marine biodiversity. Scientific Reports 5, socioeconomic criteria and data into marine
17539. doi: 10.1038/srep17539 protected area zoning. Ocean & Coastal Management
116(Supplement C), 523-529. doi: 10.1016/j.
Knip, D.M., Heupel, M.R., and Simpfendorfer, C.A. ocecoaman.2015.08.018
(2010) Sharks in nearshore environments: models,
importance, and consequences. Marine Ecology Progress Marie, A.D., Miller, C., Cawich, C., Piovano, S., and
Series 402, 1-11. Rico, C. (2017) Fisheries-independent surveys identify
critical habitats for young scalloped hammerhead
Knip, D.M., Heupel, M.R., and Simpfendorfer, C.A. sharks (Sphyrna lewini) in the Rewa Delta, Fiji. Scientific
(2012) Evaluating marine protected areas for the Reports 7(1), 17273. doi: 10.1038/s41598-017-17152-
conservation of tropical coastal sharks. Biological 0
Conservation 148(1), 200-209. doi: 10.1016/j.
biocon.2012.01.008 Marxan (2017) Marxan conservation solutions. Available
at http://marxan.org (accessed 18 December 2017)
Le Port, A., Lavery, S., and Montgomery, J.C. (2012)
Conservation of coastal stingrays: seasonal abundance Mascia, M.B. (2004) Social dimensions of marine
and population structure of the short-tailed stingray reserves. In: Sobel, J. and Dahlgren, C. (eds.) Marine
Dasyatis brevicaudata at a marine protected area. Reserves: a guide to science, design and use. pp. 164-
ICES Journal of Marine Science 69(8), 1427-1435. doi: 186. The Ocean Conservancy, Island Press, USA.
10.1093/icesjms/fss120
Meyer, L., Fox, A., and Huveneers, C. (2018) Simple
Lea, J.S.E., Humphries, N.E., von Brandis, R.G., Clarke, biopsy modification to collect muscle samples from
C.R., and Sims, D.W. (2016) Acoustic telemetry and free-swimming sharks. Biological Conservation 228,
network analysis reveal the space use of multiple reef 142-147. doi: 10.1016/j.biocon.2018.10.024
predators and enhance marine protected area design.
Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences Meyers, E.K.M., Tuya, F., Barker, J., Jiménez Alvarado,
283(1834). doi: 10.1098/rspb.2016.0717 D., Castro-Hernández, J.J., Haroun, R., and Rödder, D.
(2017) Population structure, distribution and habitat
Lewis, N., Day, J.C., Wilhelm, A., Wagner, D., Gaymer, use of the Critically Endangered Angelshark, Squatina
C., Parks, J., Friedlander, A., White, S., Sheppard, squatina, in the Canary Islands. Aquatic Conservation:
C., Spalding, M., San Martin, G., Skeat, A., Taei, S., Marine and Freshwater Ecosystems, 27(6), 1133-1144.
Teroroko, T., and Evans, J. (2017) Large-scale marine doi: 10.1002/aqc.2769
protected areas: guidelines for design and managment.
Best practice protected area guideline series. No. 26. Mizrahi, M.i., Diedrich, A., Weeks, R., and
IUCN, Gland, Switzerland. Pressey, R.L. (2018) A Systematic Review of

58
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
the Socioeconomic Factors that Influence How Conservation Biology 31(3), 635-645. doi: 10.1111/
Marine Protected Areas Impact on Ecosystems and cobi.12868
Livelihoods. Society & Natural Resources, 1-17. doi:
10.1080/08941920.2018.1489568 Oh, B.Z.L., Thums, M., Babcock, R.C., Meeuwig, J.J., Pillans,
R.D., Speed, C., and Meekan, M.G. (2017b) Contrasting
Momigliano, P., Harcourt, R., and Stow, A. (2015a) patterns of residency and space use of coastal sharks within
Conserving coral reef organisms that lack larval dispersal: a communal shark nursery. Marine and Freshwater Research
are networks of marine protected areas good enough? 68(8), 1501-1517. doi: 10.1071/MF16131
Frontiers in Marine Science 2(16). doi: 10.3389/
fmars.2015.00016 Osgood, G.J., and Baum, J.K. (2015) Reef sharks: recent
advances in ecological understanding to inform conservation.
Momigliano, P., Vanessa, J., and Condrad, S. Journal of Fish Biology 87(6), 1489-1523. doi: 10.1111/
(2015b) Predators in danger: shark conservation and jfb.12839
manageement in Australia, New Zealand, and their
neighbours. In: Stow, A., Holwell, G. and Norman, M. Ostrom, E. (1998) A behavioral approach to the rational
(eds.) Austral Ark: the state of wildlife in Australia and choice theory of collective action: Presidential address,
New Zealand. pp. 467-491. Cambridge University Press. American Political Science Association, 1997. American
Political Science Review 92(1), 1-22. doi: 10.2307/2585925
Mourier, J., and Planes, S. (2013) Direct genetic evidence for
reproductive philopatry and associated fine-scale migrations Pazmiño, D.A., Maes, G.E., Green, M.E., Simpfendorfer,
in female blacktip reef sharks (Carcharhinus melanopterus) C.A., Hoyos-Padilla, E.M., Duffy, C.J.A., Meyer, C.G.,
in French Polynesia. Molecular Ecology 22(1), 201-214. doi: Kerwath, S.E., Salinas-de-León, P., and van Herwerden, L.
10.1111/mec.12103 (2018) Strong trans-Pacific break and local conservation
units in the Galapagos shark (Carcharhinus galapagensis)
Murray, R., Conales, S., Araujo, G., Labaja, J., Snow, S.J., revealed by genome-wide cytonuclear markers. Heredity. doi:
Pierce, S.J., Songco, A., and Ponzo, A. (2018) Tubbataha 10.1038/s41437-017-0025-2
Reefs Natural Park: First comprehensive elasmobranch
assessment reveals global hotspot for reef sharks. Journal of Penaherrara-Palma, C., Aruaz, R., Bessudo, S., Bravo-
Asia-Pacific Biodiversity. doi: 10.1016/j.japb.2018.09.009 Ormaza, E., Chassot, O., Chinacalle-Martinez, N., Espinoza,
M., Forsberg, K., Garcia-Rada, E., Guzman, H., Hoyos, M.,
Myers, N., Mittermeier, R.A., Mittermeier, C.G., Da Hucke, R., Ketchum, J., Klimley, A.P., Lopez-Macias, J.,
Fonseca, G.A., and Kent, J. (2000) Biodiversity hotspots for Papastamatiou, Y., Rubin, R., Shillinger, G., Soler, G., Steiner,
conservation priorities. Nature 403(6772), 853 T.V., Zanella, I., Zarate, P., Zevallos-Rosada, J., and Hearn, A.
(2018) Justificacion bilogica para le creacion de la Migra Via
Nalesso, E., Hearn, A., Sosa-Nishizaki, O., Steiner, Coco-Galapagos. MigraMar Pontificia Universidad Catolica
T., Antoniou, A., Reid, A., Bessudo, S., Soler, G., del Ecuador Sede Manabi. Portoviejo, Manabi, Ecuador.
Klimley, A.P., Lara, F., Ketchum, J.T., and Arauz, R.
(2019) Movements of scalloped hammerhead sharks Pendleton, L.H., Ahmadia, G.N., Browman, H.I., Thurstan,
(Sphyrna lewini) at Cocos Island, Costa Rica and R.H., Kaplan, D.M., and Bartolino, V. (2017) Debating the
between oceanic islands in the Eastern Tropical Pacific. effectiveness of marine protected areas. ICES Journal of
PLOS ONE 14(3), e0213741. doi: 10.1371/journal. Marine Science. doi: 10.1093/icesjms/fsx154
pone.0213741
PEW (2013) Enforcing laws of the world's shark sanctuaries.
Oh, B.Z.L., Sequeira, A.M.M., Meekan, M.G., Ruppert, Available at www.pewtrusts.org/en/research-and-analysis/
J.L.W., and Meeuwig, J.J. (2017a) Predicting occurrence of analysis/2013/02/05/enforcing-laws-of-the-worlds-shark-
juvenile shark habitat to improve conservation planning. sanctuaries (accessed 21 December 2017)

59
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
Pikitch, E.K., Chapman, D.D., Babcock, E.A., and Shivji, Quimby, B., and Levine, A. (2018) Participation,
M.S. (2005) Habitat use and demographic population Power, and Equity: Examining Three Key Social
structure of elasmobranchs at a Caribbean atoll (Glovers Dimensions of Fisheries Comanagement.
Reef, Belize). Marine Ecology Progress Series 302, 187- Sustainability 10(9), 3324.
197.
Raymond, B., Lea, M.-A., Patterson, T., Andrews-
Pollnac, R., Christie, P., Cinner, J.E., Dalton, T., Daw, Goff, V., Sharples, R., Charrassin, J.-B., Cottin, M.,
T.M., Forrester, G.E., Graham, N.A.J., and McClanahan, Emmerson, L., Gales, N., Gales, R., Goldsworthy,
T.R. (2010) Marine reserves as linked social–ecological S.D., Harcourt, R., Kato, A., Kirkwood, R., Lawton,
systems. Proceedings of the National Academy of Sciences K., Ropert-Coudert, Y., Southwell, C., van den Hoff,
107(43), 18262-18265. doi: 10.1073/pnas.0908266107 J., Wienecke, B., Woehler, E.J., Wotherspoon, S., and
Hindell, M.A. (2015) Important marine habitat off
Pomeroy, R.S., Parks, J.E., and Watsone, L.M. (2004) east Antarctica revealed by two decades of multi-
How is your MPA doing? A guidebook of natural and species predator tracking. Ecography 38(2), 121-129.
social indicators for evaluating marine protected area doi: 10.1111/ecog.01021
management effectiveness. IUCN, Gland, Switzerland.
Available at https://portals.iucn.org/library/efiles/ Reynolds, S.D., Norman, B.M., Beger, M., Franklin,
documents/PAPS-012.pdf (accessed 1 May 2019) C.E., and Dwyer, R.G. (2017) Movement, distribution
and marine reserve use by an endangered migratory
Pratt, H.L., Pratt, T.C., Morley, D., Lowerre-Barbieri, giant. Diversity and Distributions, 23(11), 1268-1279.
S., Collins, A., Carrier, J.C., Hart, K.M., and Whitney, doi: 10.1111/ddi.12618
N.M. (2018) Partial migration of the nurse shark,
Ginglymostoma cirratum (Bonnaterre), from the Dry Rife, A.N., Erisman, B., Sanchez, A., and Aburto-
Tortugas Islands. Environmental Biology of Fishes. doi: Oropeza, O. (2013) When good intentions are not
10.1007/s10641-017-0711-1 enough … Insights on networks of “paper park”
Pressey, R.L., Mills, M., Weeks, R., and Day, J.C. (2013) marine protected areas. Conservation Letters 6(3),
The plan of the day: Managing the dynamic transition 200-212. doi: 10.1111/j.1755-263X.2012.00303.x
from regional conservation designs to local conservation Robbins, W.D., Hisano, M., Connolly, S.R., and Choat,
actions. Biological Conservation 166, 155-169. doi: http:// J.H. (2006) Ongoing collapse of coral-reef shark
dx.doi.org/10.1016/j.biocon.2013.06.025 opulations. Current Biology 16(23), 2314-2319.

Pressey, R.L., Visconti, P., and Ferraro, P.J. (2015) Making Robinson, N.M., Nelson, W.A., Costello, M.J.,
parks make a difference: poor alignment of policy, Sutherland, J.E., and Lundquist, C.J. (2017) A
planning and management with protected-area impact, systematic review of marine-based species distribution
and ways forward. Philosophical Transactions of the Royal models (SDMs) with recommendations for best
Society B: Biological Sciences 370(1681). doi: 10.1098/ practice. Frontiers in Marine Science 4(421). doi:
rstb.2014.0280 10.3389/fmars.2017.00421

Queiroz, N., Humphries, N.E., Mucientes, G., Rodríguez-Cabello, C., González-Pola, C., and
Hammerschlag, N., Lima, F.P., Scales, K.L., Miller, P.I., Sánchez, F. (2016) Migration and diving behavior
Sousa, L.L., Seabra, R., and Sims, D.W. (2016) Ocean-wide of Centrophorus squamosus in the NE Atlantic.
tracking of pelagic sharks reveals extent of overlap with Combining electronic tagging and Argo hydrography
longline fishing hotspots. Proceedings of the National to infer deep ocean trajectories. Deep Sea Research
Academy of Sciences 113(6), 1582-1587. doi: 10.1073/ Part I: Oceanographic Research Papers 115, 48-62.
pnas.1510090113 doi: 10.1016/j.dsr.2016.05.009

60
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
Roff, G., Doropoulos, C., Rogers, A., Bozec, Y.-M., Krueck, Smith, M.D., Lynham, J., Sanchirico, J.N., Wilson, J.A.,
N.C., Aurellado, E., Priest, M., Birrell, C., and Mumby, P.J. and Gaines, S.D. (2010) Political economy of marine
(2016) The ecological role of sharks on coral reefs. Trends reserves: Understanding the role of opportunity costs.
in Ecology & Evolution 31(5), 395-407. doi: http://dx.doi. Proceedings of the National Academy of Sciences of
org/10.1016/j.tree.2016.02.014 the United States of America 107(43), 18300-18305.

Rohe, J.R., Aswani, S., Schlüter, A., and Ferse, S.C.A. (2017) Sobel, J., and Dahlgren, C. (2004) Marine Reserves:
Multiple drivers of local (non-) compliance in community- a guide to science, design and use. The Ocean
based marine resource management: case studies from the Conservancy, Island Press, USA.
South Pacific. Frontiers in Marine Science 4(172). [In English].
doi: 10.3389/fmars.2017.00172 Speed, C., Field, I., Meekan, M., and Bradshaw, C. (2010)
Complexities of coastal shark movements and their
Rudd, M.A. (2015) Pathways from marine protected area implications for management. Marine Ecology Progress
design and management to ecological success. PeerJ 3, Series 408, 275-293. doi: 10.3354/meps08581
e1424. doi: 10.7717/peerj.1424
Speed, C.W., Meekan, M.G., Field, I.C., McMahon, C.R.,
Ruppert, J.L.W., Travers, M.J., Smith, L.L., Fortin, M.- Harcourt, R.G., Stevens, J.D., Babcock, R.C., Pillans, R.D.,
J., and Meekan, M.G. (2013) Caught in the middle: and Bradshaw, C.J.A. (2016) Reef shark movements
combined impacts of shark removal and coral loss on relative to a coastal marine protected area. Regional
the fish communities of coral reefs. PLOS ONE 8(9), Studies in Marine Science 3, 58-66. doi: 10.1016/j.
e74648. doi: 10.1371/journal.pone.0074648 rsma.2015.05.002

Schultz, P.W. (2011) Conservation means behavior. Stein, R.W., Mull, C.G., Kuhn, T.S., Aschliman, N.C.,
Conservation Biology 25(6), 1080-1083. doi: 10.1111/j.1523- Davidson, L.N.K., Joy, J.B., Smith, G.J., Dulvy, N.K., and
1739.2011.01766.x Mooers, A.O. (2018) Global priorities for conserving the
evolutionary history of sharks, rays and chimaeras. Nature
Shiffman, D.S., and Hammerschlag, N. (2016) Shark Ecology & Evolution 2(2), 288-298. doi: 10.1038/s41559-
conservation and management policy: a review and primer 017-0448-4
for non-specialists. Animal Conservation 19(5), 401-412. doi:
10.1111/acv.12265 Thomas, A.S., Milfont, T.L., and Gavin, M.C. (2016) A
new approach to identifying the drivers of regulation
Shipley, O.N., Howey, L.A., Tolentino, E.R., Jordan, L.K.B., compliance using multivariate behavioural models.
Ruppert, J.L.W., and Brooks, E.J. (2017) Horizontal PLOS ONE 11(10), e0163868. doi: 10.1371/journal.
and vertical movements of Caribbean reef sharks pone.0163868
(Carcharhinus perezi): conservation implications of
limited migration in a marine sanctuary. Royal Society Tillett, B.J., Meekan, M.G., Field, I.C., Thorburn, D.C.,
Open Science 4(2). doi: 10.1098/rsos.160611 and Ovenden, J.R. (2012) Evidence for reproductive
philopatry in the bull shark Carcharhinus leucas. Journal
Simpfendorfer, C., and Donohue, K. (1998) Keeping the of Fish Biology 80(6), 2140-2158. doi: 10.1111/j.1095-
fish in 'fish and chips': research and management of the 8649.2012.03228.x
Western Australian shark fishery. Marine and Freshwater
Research 49(7), 593-600. doi: 10.1071/MF97043 Trave, C., Brunnschweiler, J., Sheaves, M., Diedrich, A.,
and Barnett, A. (2017) Are we killing them with kindness?
Simpfendorfer, C.A., and Dulvy, N.K. (2017) Bright spots Evaluation of sustainable marine wildlife tourism.
of sustainable shark fishing. Current Biology 27(3), Biological Conservation 209(Supplement C), 211-222.
R97-R98. doi: 10.1016/j.cub.2016.12.017 doi: 10.1016/j.biocon.2017.02.020

61
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI

REFERENSI
UNEP (2016) Amendments to Annex 3 of the Sharks MOU: Watson, J.T., Essington, T.E., Lennert-Cody, C.E., and Hall,
Conservation Plan Memorandum of Understanding on the M.A. (2009) Trade-offs in the design of fishery closures:
Conservation of Migratory Sharks CMS/Sharks/Outcome 2.3. management of silky shark bycatch in the Eastern Pacific
Second Meeting of the Signatories San Jose, Costa Rica, 15- Ocean tuna fishery. Conservation Biology 23(3), 626-635. doi:
19 February 2016. Available at www.cms.int/en/document/ 10.1111/j.1523-1739.2008.01121.x
amendments-annex-3-sharks-mou-conservation-plan
(accessed 20 November 2017) Wearmouth, V.J., and Sims, D.W. (2008) Chapter 2 Sexual
segregation in marine fish, reptiles, birds and mammals.
United Nations (2018) Marine biological diversity beyond areas Advances in Marine Biology 54, 107-170. doi: 10.1016/
of national jurisdiction. Oceans & Law of the Sea, Office of S0065-2881(08)00002-3
Legal Affairs. Available at www.un.org/depts/los/biodiversity/
prepcom.htm (accessed 8 January 2018) Welch, H., Pressey, R.L., and Reside, A.E. (2018) Using
temporally explicit habitat suitability models to assess threats
Vianna, G.M.S., Meekan, M.G., Rogers, A.A., Kragt, M.E., to mobile species and evaluate the effectiveness of marine
Alin, J.M., and Zimmerhackel, J.S. (2017) Shark-diving tourism protected areas. Journal for Nature Conservation 41, 106-115.
as a financing mechanism for shark conservation strategies doi:
in Malaysia. PeerJ Preprints 5, e3481v1. doi: 10.7287/peerj. 10.1016/j.jnc.2017.12.003
preprints.3481v1
White, E.R., Myers, M.C., Flemming, J.M., and Baum, J.K.
Vianna, G.M.S., Meekan, M.G., Ruppert, J.L.W., Bornovski, (2015) Shifting elasmobranch community assemblage
T.H., and Meeuwig, J.J. (2016) Indicators of fishing mortality at Cocos Island – an isolated marine protected area.
on reef-shark populations in the world’s first shark sanctuary: Conservation Biology 29(4), 1186-1197. doi: 10.1111/
the need for surveillance and enforcement. Coral Reefs 35(3), cobi.12478
973-977. doi: 10.1007/s00338-016-1437-9
White, J.W., Botsford, L.W., Baskett, M.L., Barnett, L.A.K.,
Villaseñor-Derbez, J.C., Faro, C., Wright, M., Martínez, Barr, R.J., and Hastings, A. (2011) Linking models with
J., Fitzgerald, S., Fulton, S., Mancha-Cisneros, M.d.M., monitoring data for assessing performance of no-take marine
McDonald, G., Micheli, F., Suárez, A., Torre, J., and Costello, reserves. Frontiers in Ecology and the Environment 9(7), 390-
C. (2018) A user-friendly tool to evaluate the effectiveness 399. doi: 10.1890/100138
of no-take marine reserves. PLOS ONE 13(1), e0191821. doi:
10.1371/journal.pone.0191821 White, T.D., Carlisle, A.B., Kroodsma, D.A., Block, B.A.,
Casagrandi, R., De Leo, G.A., Gatto, M., Micheli, F., and
Voyer, M., Gladstone, W., and Goodall, H. (2012) Methods of McCauley, D.J. (2017) Assessing the effectiveness of a large
social assessment in marine protected area planning: Is public marine protected area for reef shark conservation. Biological
participation enough? Marine Policy 36(2), 432-439. doi: Conservation 207, 64-71. doi: 10.1016/j.biocon.2017.01.009
10.1016/j.marpol.2011.08.002
White, W.T., and Potter, I.C. (2004) Habitat partitioning among
Ward-Paige, C.A. (2017) A global overview of shark sanctuary four elasmobranch species in nearshore, shallow waters of a
regulations and their impact on shark fisheries. Marine Policy subtropical embayment in Western Australia. Marine Biology
82, 87-97. doi: 10.1016/j.marpol.2017.05.004 145(5), 1023-1032. doi: 10.1007/s00227-004-1386-7

Ward-Paige, C.A., and Worm, B. (2017) Global Wiegand, J., Hunter, E., and Dulvy, N.K. (2011) Are spatial
evaluation of shark sanctuaries. Global Environmental closures better than size limits for halting the decline of the
Change 47(Supplement C), 174-189. doi: 10.1016/j. North Sea thornback ray, Raja clavata? Marine and Freshwater
gloenvcha.2017.09.005 Research 62(6), 722-733. doi: 10.1071/MF10141

62
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENSI
Winter, M., Devictor, V., and Schweiger, O. (2013)
Phylogenetic diversity and nature conservation: where are
we? Trends in Ecology & Evolution 28(4), 199-204. doi: http://
dx.doi.org/10.1016/j.tree.2012.10.015

Woodcock, P., O'Leary, B.C., Kaiser, M.J., and Pullin, A.S.


(2017) Your evidence or mine? Systematic evaluation of
reviews of marine protected area effectiveness. Fish and
Fisheries 18(4), 668-681. doi: 10.1111/faf.12196

Worm, B., Davis, B., Kettemer, L., Ward-Paige, C.A., Chapman,


D., Heithaus, M.R., Kessel, S.T., and Gruber, S.H. (2013)
Global catches, exploitation rates, and rebuilding options
for sharks. Marine Policy 40(0), 194-204. doi: 10.1016/j.
marpol.2012.12.034

WWF (2017) Responsible shark and ray tourism. A guide to


best practice. WWF, Manta Trust, Project Aware. Availalble at
www.mantatrust.org/wp-content/uploads/2011/09/Shark-and-
Rays-Best-Practice-Guide_2017_High-Res.pdf

63
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019
REFERENCES

DATA

TENTANG WWF
WWF merupakan salah satu organisasi konservasi independen
terbesar dan paling berpengalaman dengan lebih dari lima
juta pendukung dan jaringan global yang aktif di lebih
dari 100 negara. WWF memiliki misi untuk menghentikan
degradasi lingkungan alam di bumi dan membangun
masa depan di mana manusia dapat hidup berdampingan
Why we are here
dengan harmonis bersama alam dengan melestarikan
RL To stop the degradation of the planet’s natural environment and
keanekaragaman hayati dunia dan memastikan penggunaan
to build a future in which humans live in harmony with nature.
sumber daya alam terbarukan secara berkelanjutan serta
mempromosikan pengurangan polusi dan konsumsi yang
berlebihan.
wwf.panda.org

Why we are here


To stop the degradation of the planet’s natural environment and
ular to build a future in which humans live in harmony with nature.
www.panda.org
wwf.org.uk

© 1986 Panda symbol WWF – World Wide Fund For Nature (Formerly World Wildlife Fund)
® “WWF” is a WWF Registered Trademark. WWF, Avenue du Mont-Blanc, 1196 Gland,
Switzerland – Tel. +41 22 364 9111; Fax. +41 22 364 0332. Untuk narahubung dan informasi
lebih lanjut, kunjungi situs web internasional kami di panda.org

64
Panduan KKP | Hiu dan Pari 2019

Anda mungkin juga menyukai