Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI VARIABEL KUNCI DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

BERDASARKAN PEMAHAMAN MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI YANG MENEMPUH


MATA KULIAH BISNIS PARIWISATA

Gde Bagus Brahma Putra1


I Gusti Ayu Asri Pramesti2
(Universitas Mahasaraswati Denpasar)
2
ajuzbp88@gmail.com

Abstract

Bali dengan segala gemerlap pariwisatanya wajib memberikan perhatian lebih terhadap
keberlanjutan industri pariwisata itu sendiri. Berbagai variabel yang berpengaruh terhadap
pariwisata di Bali telah ditelusuri secara luas oleh berbagai pihak. Penelitian ini mengidentifi-
kasi variabel pariwisata berkelanjutan berdasarkan pemahaman mahasiswa Jurusan Akun-
tansi yang menempuh Mata Kuliah Bisnis Pariwisata di FEB Unmas Denpasar. Hasil FGD
dianalisis menggunakan Software Matrix of Cross Impact Multiplications Applied to a Clas-
sification (MICMAC) sehingga didapatkan sembilan variabel meliputi : budaya masyarakat,
makanan, alam, wisatawan, pelayanan, tour operator, sejarah, kesenian dan fasilitas. Hal ini
penting sebagai stimulan terhadap pemikiran mahasiswa dalam memahami makna pariwisa-
ta berkelanjutan yang sebenarnya.

Kata Kunci : Pariwisata, Bali, Berkelanjutan, MICMAC, Akuntansi


I. PENDAHULUAN Penelitian ini berusaha mengiden-
Penelitian mengenai pembangunan tifikasi variabel pembangunan pariwisata
berkelanjutan sudah begitu familiar dalam berkelanjutan berdasarkan pemahaman
beberapa tahun terakhir (May, 1991; mahasiswa Jurusan Akuntansi yang mene-
Nash dan Butler, 1990). Pembangunan mpuh Mata Kuliah Bisnis Pariwisata di FEB
berkelanjutan selalu menjadi sebuah Unmas Denpasar. Hal ini penting sebagai
pernyataan dalam segala lini pembangunan, stimulan terhadap pemikiran mahasiswa da-
baik secara nasional maupun regional. Hal lam memahami makna pariwisata berkelan-
ini juga telah banyak di eksplorasi mulai dari jutan yang sebenarnya.
pemerintah, kalangan akademisi, hingga para
praktisi yang professional dalam bidangnya II. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
masing-masing. Namun, timbul sedikit
kerancuan dalam mebatasi pembangunan Pembangunan pariwisata berkelanjutan
berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena adalah pengelolaan sumber daya pariwisata
banyak pihak yang berusaha memberikan secara efisien dengan memperhitungkan ke-
batasan dalam paradigm pembangunan butuhan sekarang dan kebutuhan di masa
berkelanjutan tersebut. yang akan datang. Yoeti (2008) mengemuka-
Salah satu konsep pembangunan yang kan sedikitnya ada empat prinsip yang perlu
sangat familiar dengan daerah, terutama Bali dipegang agar mencapai sasaran, yaitu: per-
adalah pembangunan pariwisata berkelanju- tama, semua yang terlibat dalam perenca-
tan. Bali sebagai daerah pariwisata berkelas naan dan pengembangan pariwisata, harus
dunia harus mulai memikirkan bagaimana menjaga keseimbangan ekologi dan terjad-
nasib pariwisatanya di masa mendatang. inya kerusakan lingkungan harus dihindari;
Walaupun budaya diklaim sebagai roh dari kedua, pengembangan pariwisata sebagai
pariwisata Bali, namun pada kenyataannya suatu industri harus selalu dapat memper-
banyak hal yang berkaitan seiring perkem- tahankan nilai-nilai sosial yang hidup da-
bangan industri yang ada didalamnya. Di- lam masyarakat dengan jalan meningkatkan
ungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa kewaspadaan terhadap tingkah laku orang
mungkin saja bisa terjadi hal-hal yang dapat asing yang tidak sesuai dengan kepribadi-
memengaruhi perkembangan pariwisata itu an bangsa; ketiga, pengembangan pariwisa-
sendiri, seperti dampak terhadap ekonomi, ta sebagai suatu industri hendaknya dapat
sosial budaya, dan lingkungan. melibatkan rakyat banyak, khususnya pen-
duduk lokal mendapat kesempatan ikut ber-

122 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
partisipasi dan tidak hanya jadi penonton di 4. Hasil dan Diskusi
kampungnya sendiri; keempat, pengemban-
gan pariwisata sebagai suatu industri hen- 4.1I dentifikasi Elemen
daknya dapat meningkatkan kualitas hidup
Berdasarkan hasil Focus Group
masyarakat melalui peningkatan ke-
Discussion (FGD) disepakati sembilan
sempatan berusaha, kesempatan kerja,
elemen (variabel kunci). Tabel 3.1 berikut ini
pemerataan pendapatan, penerimaan pajak,
menunjukkan dimensi, long label dan short
pendapatan nasional, dan sekaligus dapat label dari masing-masing elemen yang di-
memperkuat neraca pembayaran Negara. input ke dalam software MICMAC.
Pariwisata berkelanjutan yang juga bisa di-
gambarkan sebagai pertemuan antara kebu- Tabel 4.1 Identifikasi Variabel Kunci
tuhan wisatawan dan daerah tujuan wisata
dalam usaha menyelamatkan dan memberi No Theme Long Label Short Label
peluang untuk lebih menarik lagi di waktu
Budaya Mas-
yang akan datang. Hal ini merupakan suatu 1 CULT
yarakat
pertimbangan agar semua sumber daya Culture
yang ada dapat dimanfaatkan untuk tujuan 2 Kesenian ART
ekonomi, sosial, keindahan dan memelihara 3 Sejarah HIST
integritas keanekaragaman budaya. Untuk 4 Food Makanan FOOD
mencapai semua itu, harus ada perubahan
Resourc-
sikap dan kemauan keras agar apa yang ada 5 Alam NATR
es
sekarang tidak habis tanpa memperhatikan
pariwisata yang akan datang. 6 Tourist Wisatawan TRST
Hospital-
III. Metode 7 Pelayanan SERV
ity
Dalam mengidentifikasi variabel ke- Ameni-
8 Tour Operator TOUROP
berlanjutan yang utama, dilakukan Focus tites
Group Discussion (FGD) dengan 34 orang 9 Ancillary Fasilitas FACI
mahasiswa Jurusan Akuntansi yang sedang
10
menempuh Mata Kuliah Bisnis Pariwisata
dan ditentukan secara sengaja (purposive). Sumber : Focus Group Discussion, 2019
MICMAC (Matrix of Cross Impact Multiplica- Keseluruhan elemen tersebut dieval-
tions Applied to a Classification) digunakan uasi melalui Matrix of Direct Influence (MDI)
untuk mengidentifikasi variabel yang ber- seperti pada Gambar 4.1 berikut ini
pengaruh dalam keberlanjutan pembangu-
nan pariwisata di Bali. Fauzi (2019) men- Gambar 4.1 Isi Tabel Matrix of Direct Influence
erangkan bahwa pola hubungan antarvari-
abel di dalam MICMAC bisa terjadi secara
langsung antara variabel satu dan variabel
7 : HIST
8 : ART
9 : FACI
5 : SERV
6 : TOUROP
1 : CULT
2 : FOOD
3 : NATR
4 : TRST

lainnya, atau terjadi karena adanya variabel


penghubung yang mempengaruhi keduanya.
MICMAC menggunakan tiga langkah dasar
yang harus dilakukan (Godet dan Roubelat, 1 : CULT 0 3 3 3 2 3 3 3 P
1996) antara lain : mengidentifikasi elemen 2 : FOOD 3 0 P 3 3 1 P 0 3
© LIPSOR-EPITA-MICMAC

(variabel), menjelaskan hubungan antara 3 : NATR 3 P 0 3 0 3 3 3 P


4 : TRST 3 3 P 0 3 3 P 3 3
variabel, dan mengidentifikasi variabel kun-
5 : SERV P 3 0 3 0 3 0 1 3
ci. Langkah pertama dari analisis MICMAC 6 : TOUROP 3 2 3 3 3 0 3 3 3
dalam studi ini dilakukan dengan mengiden- 7 : HIST 3 P 3 3 0 3 0 3 P
tifikasi variabel kunci dalam pembangunan 8 : ART 3 P 3 3 1 3 3 0 3
pariwisata berkelanjutan di Bali berdasarkan 9 : FACI 3 3 2 3 3 3 P 3 0
hasil Focus Group Disscisuion (FGD). Selan-
jutnya langkah kedua dan ketiga dilakukan 4.2 Peran Variabel
secara otomatis setelah data dimasukkan ke
dalam software MICMAC. Peran masing-masing variabel yang
muncul dapat terindetifikasi dalam Direct In-
fluence/Dependence Map seperti pada Gam-

VOL.9 NO. 2 SEPTEMBER 2019 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 123


bar 4.2. Variabel yang ada dalam Kuadran I da panah biru menunjukkan hubungan
merupakan variabel pemicu atau driver vari- yang moderat dan tanda panah putus-pu-
able, yaitu fasilitas (FACI). Fasilitas pariwisa- tus menunjukkan hubungan antar variabel
ta merupakan supply side dari sebuah sistem lemah.
Gambar 4.3
kepariwisataan. Dalam hal ini, fasilitas pari-
wisata berfungsi memberikan kemudahan Hubungan Pengaruh Langsung Antar Variabel
dan kenyamanan bagi wisatawan selama Keberlanjutan
melakukan kunjungan di suatu destinasi.

Variabel yang ada dalam Kuadran II


merupakan variabel yang sangat sensitif
(relay variabel), artinya jika variabel tersebut
mendapatkan intervensi maka akan
mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
Variabel tersebut antara lain kesenian (ART),
budaya masyarakat (CULT), dan tour operator
(TOUROP). Kesenian dan budaya masyarakat
harus selalu dimonitor dan ditakar
kondisinya dalam menyerap perilaku para
wisatawan yang datang. Hal ini juga harus
didukung dengan kesadaran masyarakat
setempat, terutama dalam meminimalkan
dampak-dampak negatif terhadap aspek
kesenian dan budaya masyarakat.

Pada Kuadran III terdapat variabel


tourist (TRST) yang merupakan variabel
terdampak dari variabel lainnnya. Kuadran
IV menunjukkan variabel yang memiliki Sebaliknya, hubungan pengaruh ti-
pengaruh kecil terhadap keseluruhan sistem, dak langsung antar variabel berkelanju-
yaitu sejarah (HIST), alam (NATR), makanan tan ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Varia-
(FOOD), dan pelayanan (SERV). bel lainnya memiliki hubungan yang relatif
kuat antar variabel dihubungkan oleh tanda
panah berwarna biru. Variabel yang memili-
ki pengaruh tidak langsung yang lemah di-
tunjukkan oleh tanda panah putus-putus.

Gambar 4.4
Hubungan Pengaruh Tidak Langsung Antar
Variabel Keberlanjuta

Selanjutnya pada Gambar 4.3 beri-


kut ini menunjukkan hubungan pengaruh
langsung antar variabel berkelanjutan. Tan-
da panah merah menunjukkan bahwa ter-
dapat hubungan yang sangat kuat antara
satu variabel dengan variabel lainnya. Tan-

124 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Pergeseran posisi keseluruhan variabel V. Penutup
dari pengaruh langsung ke tidak langsung Analisis variabel merupakan langkah
dapat ditunjukkan dalam displacement
awal yang penting dalam menganalisis
map pada Gambar 4.5. Garis terputus-pu-
keberlanjutan (Fauzi, 2019). Hasil analisis
tus menunjukkan perubahan posisi varia-
bel dari posisi awal ke posisi akhir setelah yang terindentifikasi dalam tahap ini dapat
memperhitungkan pengaruh tidak langsung. membantu pemerintah, pelaku pariwisata
Pergeseran tersebut masih terjadi dalam dan para stakeholder untuk mereferensi
kuadran yang sama setelah memperhitung- variabel-variabel kunci yang bisa membuat
kan pengaruhnya secara tidak langsung. sistem (dalam hal ini pariwisata) stabil atau
tidak dalam paradigma berkelanjutan.
Gambar 4.5

Diplacement Map Antar Variabel dari Pengaruh VI. Daftar rujukan


Langsung ke Tidak Langsung
Ashrama, Berata. 2006. Merekam Pariwisata
Bali Dalam 35 Tahun: Narasi
Mencemaskan Bagi Sustainable
Tourism. Seminar dan Lokakarya
Nasional Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Bali.

Fauzi, Akhmad. 2019. Teknik Analisis


Keberlanjutan. PT Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta.

Godet, M. dan F. Roubelat. 1996. Creating


The Future: The Use and Misuse of
Scenarios. Long Range Planning, Vol.
29, pp.164-171.

May, V. 1991. Tourism, Environment and


Development: Values, Sustainability and
Stewardship. Tourism Management,
12(2), 112–124.

Nash, D., dan R. Butler. 1990. Towards


Sustainable Tourism. Tourism
Management, 11(3), 263–264.

Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan


Pengembangan Pariwisata. PT Pradnya
Paramita: Jakarta.

VOL.9 NO. 2 SEPTEMBER 2019 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 125

Anda mungkin juga menyukai