Anda di halaman 1dari 19

TERAPI KOMPLEMENTER

“MASSAGE”

Disusun Oleh:
RAHMAT KURNIAWAN
NIM: 04121303055

Dosen Pembimbing:
__________

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA (NOVEMBER, 2013)

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah penulis tujukan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik, sehingga makalah yang berjudul ” Terapi Komplementer Massage”
dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan Makalah ini penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu _____ selaku dosen mata kuliah Keperawatan keluarga
2. Rekan-rekan dari Mahasiswa Ahli Program PSIK FK UNSRI
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna.
Penulis merasa berbahagia bila ada pembaca yang ingin memberikan saran dan
masukan bagi perbaikan tulisan ini.
Semoga tulisan ini memberikan manfaat yang baik guna kemajuan ilmu
pengetahuan terutama dalam study Terapi Komplementer, baik bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT
menjadikan makalah ini berguna bagi kita semua amin.
Wassalmu’alaikum wr.wb
Indralaya, November 2013

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ............................................................................................ 3
B. Sejarah ............................................................................................. 4
C. Cara Kerja ....................................................................................... 8
D. Implikasi Keperawatan ................................................................... 11
E. Penelitian ......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 13
B. Penutup ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Teknik massage selang-seling ............................................... 8


Gambar 2.2 : Teknik massage menggesek .................................................. 9
Gambar 2.3 : Teknik massage eflurasi ........................................................ 9
Gambar 2.4 : Teknik massage meremas ...................................................... 10
Gambar 2.5 : Teknik massage petrisasi ....................................................... 10
Gambar 2.6 : Teknik massage tekan menyikat ............................................ 10
Gambar 2.7 : Terapi Komplementer Massage ............................................ 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk
memenuhi memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan
tersebut membutuhkan energi dan kekuatan otot yang cukup besar sehingga
dapat menimbulkan berbagai macam keluhan, salah satunya adalah nyeri
pinggang bawah. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang.
Sekitar 80% setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami nyeri pada
daerah pinggang bawah karena kesalahan postural tanpa mengenal jenis
kelamin, tingkat sosial dan pekerjaan (Cailiet, 1981 dalam Ismiyati, 1997).
Angka kejadian nyeri pinggang bawah atau dalam bahasa Inggris disebut
Low Back Pain (LBP), hampir sama pada semua populasi masyarakat di
seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang (Elder
LAM & Burdoff, 2003 dalam Shocker, 2008). Dari hasil penelitian Cropcord
Indonesia (2004) menunjukkan bahwa penderita LBP pada jenis kelamin pria
prevalensinya sebesar 18,2% dan pada wanita sebesar 13,6%. Sedangkan dari
populasi pernah mengalami nyeri pinggang bawah sekali dan lebih selama
hidupnya antara 60% hingga 90% (Setyohadi, 2005).
Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi
nonfarmakologi. Terapi farmakologi dengan menggunakan siklooksigenase
inhibitor (COX inhibitor) sering menimbulkan efek samping yaitu gangguan
gastrointestinal (Kozier, 2004). Selain itu, penggunaan jangka panjangnya
dapat mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak peptik, perforasi
dan gangguan ginjal (Daniel, 2006).
Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk
menghilangkan nyeri. Salah satu langkah sederhana dalam upaya menurunkan
nyeri dengan menggunakan stimulus kutaneus adalah dengan melakukan
masase dan sentuhan. Masase dan sentuhan merupakan tehnik integrasi
sensori yang mempengaruhi aktifitas sistem saraf otonom (Meek, 1993 dalam
Potter & Perry, 2005). Apabila individu mempersepsikan sentuhan sebagai

1
2

stimulus untuk rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi. Relaksasi


sangat penting dalam membantu klien untuk meningkatkan kenyamanan dan
membebaskan diri dari ketakutan serta stres akibat penyakit yang dialami dan
nyeri yang tak berkesudahan (Potter & Perry, 2005). Selain itu rileks juga
membantu mengurangi rasa cemas, sehingga mencegah menghebatnya
stimulus nyeri (Long, 1996).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu menerapkan
terapi komplementer massage sebagai salah satu terapi pendamping
dalam proses pencegahan maupun rehabilitasi klien di lingkungan rumah
sakit, keluarga maupun komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari terapi komplementer
massage
b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah dari terapi komplementer
massage
c. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari terapi komplementer
massage
d. Mahasiswa dapat mengetahui implikasi keperawatan dari terapi
komplementer massage
e. Mahasiswa dapat mengetahui penelitian yang telah dilakukan
tentang terapi komplementer massage.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Massage
Masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan
lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau
melulut”. Akan tetapi istilah yang paling populer yang digunakan adalah
dalam bahasa Perancis “masser” yang artinya “menggosok”. Menurut
pengertiannya massase yang berasal dari bahasa Inggris “massage” adalah
pemijatan, pengurutan dan sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu
dengan tangan atau alat-alat khusus untuk melancarkan peredaran darah
sebagai cara pengobatan atau untuk menghilangkan rasa lelah.
Menurut Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi
yang bertujuan untuk memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan
genjotan-genjotan atau pijatan-pijatan kembali aliran darah pada titik-titik
sentrarefleks. Hal senada diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage
adalah manipulasi jaringan lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi
sistem saraf, otot, pernafasan, sirkulasi darah, dan limfa secara lokal maupun
umum. Massage menghasilkan suatu stimulus pada jaringan tubuh dengan
cara menekan dan meregangkan. Penekanan menyebabkan kompresi jaringan
lunak dan mengubah ujung-ujung saraf yang berupa jaringan reseptor,
sedangkan peregangan memberikan ketegangan pada jaringan-jaringan lunak.
Menurut Mumford (2001: 10) massage adalah rangkaian yang terstruktur dari
tekanan atau sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti lengan
bawah dan siku dapat digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit,
terutama pada bagian otot dengan gerakan mengurut, menggosok, memukul,
dan menekan.
Menurut Harrold (1992: 8) massage adalah teknik pengobatan yang
tertua dari model pengobatan ortodoks atau pengobatan-pengobatan lainnya.
Massage merupakan gabungan dari teknik pengobatan dan tindakan instingtif.
Menurut Harrold (1992: 16) massage merupakan tindakan instingtif dan
pengobatan yang berdasarkan intuisi (gerak hati). Pada perkembangan

3
4

selanjutnya teknik mengurut dan teknik-teknik yang lainnya berkembang dan


memiliki pengaruh yang spesifik pada pemberiannya. Menurut Katsusuke
(1996: 61) massage atau pijat didasarkan pada ide bahwa jantung ialah pusat
pertumbuhan. Karena itu, cara pengobatannya mengikuti sistem peredaran
darah, terutama nadi-nadi arteri, dan bergerak masuk ke dalam dari ujung
tubuh menuju jantung.

B. Sejarah
1. Sejarah Perkembangan Masase
Masase sebagai cara pengobatan, telah dikenal sejak zaman pra
sejarah oleh berbagai suku bangsa di dunia. Data-data menunjukkan
bahwa usia masase sama tuanya dengan peradaban manusia.
Cacatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Cina telah mengenal
masase kurang lebih 3.000 tahun sebelum masehi. Dalam ajaran-ajaran
Kung Fhu Tzu, diketahui bahwa masase telah dipergunakan bukan
semata-mata untuk pemeliharaan kesehatan saja tetapi juga sebgai salah
satu cara pengobatan. Demikian pula masase juga dikenal oleh bangsa
Yunani purba yang menggunakan masase sebagai bentuk kemewahan
setelah melakukan latihan-latihan gymnastik untuk membentuk
keindahan tubuh.
Bapak dari ilmu kedokteran yaitu Hippocrates (430-360 SM)
menggunakan masase untuk para pasiennya, disamping dengan sinar
matahari, mandi air panas, serta latihan-latihan badan untuk
menyembuhkan kekuatan pada sendi dan otot-otot yang lemah.
Menurut Hipocrates “Bahwa seorang dokter harus memiliki
keterampilan dalam banyak hal, lebih-lebih dalam menggunakan
masase”. Masase dapat menguatkan sendi-sendi yang lemah dan
melemaskan sendi-sendi yang kaku. Dalam mempraktekkan masase,
beliau menggunakan istilah “Anaptripsis” yang berarti pemijatan menuju
ke arah jantung, yaitu mulai dari kaki menuju ke atas, sedangkan dari
atas yaitu kepala atau leher ke bawah ke arah jantung. Hal ini merupakan
suatu bukti adanya dasar ilmiah dalam melakukan masase pada jaman itu.
5

Pada abad XVI pengetahuan tentang anatomi semakin maju, hal


tersebut semakin menambah gairah dari pemakaian masase. Pada tahun
1975, seorang dokter berkebangsaan Perancis yaitu Ambroise Para
menjelaskan tentang teknik serta efeknya masase friction yang lembut,
sedang dan kaku dan menganjurkan untuk salah sendi (dislokasi).
Pada tahun-tahun berikutnya masase semakin mengalami
perkembangan, apalagi setelah Pehr Hendrik Ling (1976-1839) yang
berkebangsaan Swedia menciptakan Gymnastic Sistem Swedia yang
sekarang lebih dikenal dengan Masase Sistem Swedia. Ling menyusun
Gymnasticnya dalam empat bentuk yaitu : educational gymnastic,
military gymnastic, medical gymnastic, dan aesthetic gymnastic.
Tahun 1913 Ling mendirikan “Central Instituteof Gymnastic” di
Stocholm, ia mengajar sampai saat meninggalnya pada tahun 1839. Ling
dan para pengikutnya telah banyak berjasa dalam memajukan masase
tidak hanya di Swedia tetapi juga di beberapa Negara Eropa.
Menjelang akhir abad XIX masase telah benar-benar mempunyai
kedudukan yang baik di dalam dunia pengobatan. Dr. Mezger dari
Amsterdam adalah dokter terkenal yang menyebarluaskan masase bahkan
ia sendiri bertindak sebagai masseur. Sejak saat itu masase menjadi suatu
cara perawatan yang terkenal di Eropa dan Amerika.
Pada tahun 1894 kaum wanita di Inggris membentuk perhimpunan
Masseuse yaitu “The Sociaty of Trained Masseuse” dengan tujuan
meningkatkan standar masase dan memperbaiki status wanita yang
memilih masase sebagai profesinya. Perhimpunan tersebut kemudian
bergabung dengan “The Institut of Massage And Remedial Exercice”
yang akhirnya membuat peraturan untuk menyelenggarakan pendidikan
dan ujian. Pada waktu itu di kota Manchester anggotanya telah mencapai
5.000 orang. Masase dan Medical Gimnastycnya terus berkembang dan
dipergunakan secara luas sebagai Physical Treatment untuk melengkapi
perawatan dengan pengobatan dan pembedahan.
6

2. Perkembangan Masase di Indonesia


Di Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah :
pijat, urut atau lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek
moyang kita dengan sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”. Dukun
pijat sebagai orang yang mempraktekkan pijat sering ditafsirkan
bermacam-macam, antara lain :
a. Dukun pijat adalah orang yang menyegarkan tubuh (raga) dari rasa
lelah atau penat.
b. Dukun pijat adalah orang yang menangani patah tulang, terkilir atau
salah urat, kemudian lebih dikenal dengan dukun sangkal putung.
c. Dukun pijat dapat pula sebagai masseur atau ahli masase, yang
umumnya menangani olahragawan.
d. Dukun pijat diartikan pula sebagai dukun alusan atau pijat alus
karena pemijatnya terdiri dari wanita yang umumnya berparas
cantik.
Dalam melakukan pemijatan seorang dukun pijat memperoleh
keahliannya karena bakat, keturunan dan pengalaman prateknya.
Semakin tua, si dukun dianggap ahli oleh masyarakat awam. Bahkan ada
anggapan bahwa dengan berpantang dan berpuasa kemampuan seorang
dukun pijat akan semakin bertambah. Namun seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik-teknik pijat sebagai salah satu
upaya penyembuhan alternatif juga mengalami kemajuan.
Di Indonesia, kiranya pijat atau lulut yang sekarang dikenal dengan
nama “masase” sudah bukan hal yang asing lagi, karena di setiap daerah
sampai ke pelosok-pelosok pun dapat dengan mudah ditemukan, seorang
pemijat laki-laki atau wanita. Mereka melakukan pekerjaan memijat
biasanya sebagai pekerjaan sambilan, tetapi ada pula yang merupakan
pekerjaan utamanya (profesi).
Pada umumnya hasil pemijatan memberikan rasa nyaman dan
memuaskan pasiennya, tetapi ada pula setelah dipijat justru
meninggalkan rasa sakit yang disebabkan karena tekanan-tekanan yang
diberikan terlalu kuat atau keras. Hal tersebut dapat terjadi karena
7

minimnya pengalaman atau pengetahuan tentang teknik masase yang


benar.
Menyadari akan kurangnya pengetahuan tentang masase, di Solo
pada tahun 1960, pernah diajarkan sistem dan teknik masase Swedia
(swedish massage) sebagai suatu pedoman cara memijat yang benar.
Masase sistem swedia merupakan salah satu dari sistem masase yang
paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Mengenai baik atau tidaknya suatu sistem masase ditentukan oleh
berhasilnya pelaksanaan masase tersebut. Jadi setelah menguasai teori
maka tahap berikutnya ialah mempraktekkannya dengan mengarahkan
seluruh manipulasi ke arah jantung. Sejauh teori dapat mencapai
tujuannya, maka dapat dikatakan bahwa teori dari sistem tersebut adalah
baik dan benar. Misalkan seorang yang menderita kelelahan atau cedera
ringan karena mengikuti suatu perlombaan atau pertandingan, apabila
orang tersebut dimasase dengan cara yang benar maka seharusnya rasa
sakit yang di derita akan semakin berkurang atau hilang sama sekali.
Masase atau pijat merupakan keterampilan yang melibatkan unsur-
unsur pengetahuan, naluri dan seni merawat tubuh yang diperoleh dari
seringnya melakukan praktek masase atau dalam istilah masase telah
memiliki “jam terbang yang tinggi”. Selain itu seorang pemijat harus
mempunyai kekuatan, kelincahan dan kerja tangan secara mekanis
diarahkan ke jantung untuk menghasilkan rasa enak dan menyegarkan
yang menghasilkan pengurangan rasa sakit dari suatu cedera tertentu.
Banyaknya kegiatan olahraga khususnya olahraga yang memerlukan
gerakan-gerakan yang cepat dan kuat (explosive) seperti : sepak bola,
bola basket, bulu tangkis, dan lain-lain dapat menyebabkan terjadinya
terkilir atau keseleo yang diikuti dengan pembengkakan. Maka dalam
sebuah Tim Olahraga, hal itu merupakan tugas dan tanggung jawab
masseur/masseuse untuk memberikan perawatan dengan teknik dan
metode yang benar. Sedangkan, jika terjadi patah tulang (fracture)
sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, karena hal tersebut merupakan
tanggung jawab dokter yang ahli di bidangnya (ortopedi).
8

C. Cara Kerja
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien
dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau
pada otot/ tulang. Tujuan tindakan masase ini hanya untuk membantu
mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya sirkulasi yang diantaranya
adalah Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasase dan meningkatkan
relaksasi.
1. Alat dan Bahan
a. Minyak untuk masase
b. Handuk
2. Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10
menit.
d. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari
dengan tekanan halus.
e. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
f. Catat tindakan dan respon pasien terhadap tindakan.
3. Teknik Massage
a. Teknik masase dengan gerakan tangan selang - seling (tekanan
pendek, cepat, dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak
tangan dan jari dengan memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila
nyeri terjadi di pinggang.

Gambar 2.1 Teknik massage selang-seling


9

b. Teknik masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan


ibu jari dan gerakan memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri
dirasakan di daerah punggung dan pinggang secara menyeluruh.

Gambar 2.2 Teknik massage menggesek


c. Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri
terjadi di daerah punggung dan pinggang.

Gambar 2.3 Teknik massage eflurasi


10

d. Teknik remasan (mengusap otot bahu), dapat dilakukan bila nyeri


terjadi pada daerah sekitar bahu.

Gambar 2.4 Teknik massage meremas


e. Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal

Gambar 2.5 Teknik massage petrisasi


f. Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari,
digunakan pada akhir masase daerah pinggang.

Gambar 2.6 Teknik massage tekan menyikat


11

D. Implikasi Keperawatan
1. Ancietas / Kegelisahan
2. Arthritis / Peradangan
3. Nyeri punggung ( Upper and Low Back Pain )
4. Rasa nyeri yang kronis
5. Konstipasi / sulit buang air besar
6. Depresi
7. Sakit Kepala
8. Tekanan Darah Tinggi
9. Insomnia

E. Penelitian (Manfaat Dan Keuntungan Massage)

Gambar 2.7 Terapi Komplementer Massage


Massage atau therapy pijat bisa di katakana sebagai salah satu tradisi
penyembuhan yg tertua. Pada banyak kebudayaan diantaranya Yunani Kuno,
Mesir, China dan India, meyakini bahwa theerdasarrapy massage selalu
digunakannya untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.Kulit adalah
organ tubuh terbesar dari manusia dan dipenuhi dengan ujung-ujung syaraf.
Dimana selain kulit, therapy pijat / Massage juga bekerja dengan
melembutkan otot dan menghasilkan relaksasi khususnya efektif dalam
mengatasi keluhan gangguan sirkulasi, misalnya, sakit kepala yang amat
sangat biasanya terjadi berlarut-larut, oleh karena rasa sakit tersebut maka
12

membuat penderita merasakan kaku pada otot yang terserang. Hal ini
akhirnya akan menimbulkan lebih banyak lagi rasa sakit pada organ
lainnya.Tepat apabila pijatan dilakukan pada leher dan bahu secara perlahan
dapat melepaskan tekanan pada otot dan mengurangi rasa sakit.
Penelitian modern menunjukkn bahwa massage dapat digunakan utk
mengatasi berbagai macam gangguan, diantaranya :
1. Ancietas / Kegelisahan
2. Arthritis / Peradangan
3. Nyeri punggung (Upper and Low Back Pain) dan Rasa nyeri yang kronis
4. Konstipasi / sulit buang air besar
5. Depresi
6. Sakit Kepala
7. Tekanan Darah Tinggi
8. Insomnia
Relaksasi menyeluruh Salah satu manfaat yang langsung terasa dengan
therapy massage adalah merasakan relaksasi yang menyeluruh dan
ketenangan. Hal ini terjadi karena massage adalah sebagai pemicu terlepasnya
Endorfin, Zat Kimia Otak ( Neuro Transmitter ) yang menghasilkan perasaan
nyaman. Tingkat Hormon Stress, seperti : Adrenalin, Kortisol,
Norephinefrine tentunya juga akan berkurang.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon stress yang tinggi dapat
menurunkan system immun pada tubuh. Beberapa Keuntungan fisik dari
terapi pijat diantaranya :
1. Mengurangi Tekanan pada Otot
2. Memperbaiki Sirkulasi Darah
3. Merangsang System Lymfatik
4. Mengurangi Hormon Stress
5. Meningkatkan Mobilitas Persendian & Kelenturan
6. Menyegarkan permukaan kulit agar terlihat cerah.
7. Mempercepat penyembuhan cederanya pada jaringan lunak.
8. Menambah kewaspadaan mental
9. Mengurangi kegelisahaan dan depresi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan
lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau
melulut”. Di Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah :
pijat, urut atau lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek
moyang kita dengan sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”.
Terapi massage mampu memacu relaksasi secara menyeluruh dan
menenangkan. Hal ini terjadi karena massage adalah sebagai pemicu
terlepasnya Endorfin, Zat Kimia Otak (Neuro Transmitter) yang
menghasilkan perasaan nyaman. Tingkat Hormon Stress, seperti : Adrenalin,
Kortisol, Norephinefrine tentunya juga akan berkurang.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon stress yang tinggi dapat
menurunkan system immun pada tubuh. Beberapa Keuntungan fisik dari
terapi pijat diantaranya : (1) mengurangi tekanan pada otot, (2) memperbaiki
sirkulasi darah, (3) merangsang system lymfatik, (4) mengurangi hormon
stress, (5) meningkatkan mobilitas persendian & kelenturan, (6) menyegarkan
permukaan kulit agar terlihat cerah (7) mempercepat penyembuhan cederanya
pada jaringan lunak, (8) menambah kewaspadaan mental dan (9) mengurangi
kegelisahaan dan depresi.
Berdasarkan fakta yang telah diperoleh oleh penelitian modern maka
teknik terapi komplementer Massase sangat baik untuk mengatasi
penyakit/masalah yang diantaranya berupa: (1) ancietas/kegelisahan, (2)
arthritis/peradangan, (3) nyeri punggung atau upper and low back pain, (4)
rasa nyeri yang kronis, (5) konstipasi/sulit buang air besar, (6) depresi, (7)
sakit kepala, (8) tekanan darah tinggi (9) insomnia.

13
14

B. Saran
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Diharapkan mahasiswa dapat lebih banyak lagi melakukan penelitian
seputar manfaat dari terapi komplementer massage guna memperkaya
ilmu keperawatan yang dapat dikembangkan dimasyarakat, juga dapat
lebih teliti untuk meneliti efeksamping dari terapi massage ini sehingga
dapat mengurangi dampak negative saat diimplementasikan dimasyarakat.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Diharapkan sebagai perawat professional yang turup mengemban tugas
dalam mencapai visi Indonesia Sehat 2015 dapat memaksimalkan
penggunaan terapi komplementer dalam upayah pencegahan terhadap
penyakit dan rehabilitasi pada klien yang berada dalam proses
penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. (2004). Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Sumber:http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2
239760-pengertian-pijat-atau-massage/#ixzz2fiflIzBa

15

Anda mungkin juga menyukai