Terapi Komplementer Massage Finis
Terapi Komplementer Massage Finis
“MASSAGE”
Disusun Oleh:
RAHMAT KURNIAWAN
NIM: 04121303055
Dosen Pembimbing:
__________
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah penulis tujukan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik, sehingga makalah yang berjudul ” Terapi Komplementer Massage”
dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan Makalah ini penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu _____ selaku dosen mata kuliah Keperawatan keluarga
2. Rekan-rekan dari Mahasiswa Ahli Program PSIK FK UNSRI
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna.
Penulis merasa berbahagia bila ada pembaca yang ingin memberikan saran dan
masukan bagi perbaikan tulisan ini.
Semoga tulisan ini memberikan manfaat yang baik guna kemajuan ilmu
pengetahuan terutama dalam study Terapi Komplementer, baik bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT
menjadikan makalah ini berguna bagi kita semua amin.
Wassalmu’alaikum wr.wb
Indralaya, November 2013
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk
memenuhi memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan
tersebut membutuhkan energi dan kekuatan otot yang cukup besar sehingga
dapat menimbulkan berbagai macam keluhan, salah satunya adalah nyeri
pinggang bawah. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang.
Sekitar 80% setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami nyeri pada
daerah pinggang bawah karena kesalahan postural tanpa mengenal jenis
kelamin, tingkat sosial dan pekerjaan (Cailiet, 1981 dalam Ismiyati, 1997).
Angka kejadian nyeri pinggang bawah atau dalam bahasa Inggris disebut
Low Back Pain (LBP), hampir sama pada semua populasi masyarakat di
seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang (Elder
LAM & Burdoff, 2003 dalam Shocker, 2008). Dari hasil penelitian Cropcord
Indonesia (2004) menunjukkan bahwa penderita LBP pada jenis kelamin pria
prevalensinya sebesar 18,2% dan pada wanita sebesar 13,6%. Sedangkan dari
populasi pernah mengalami nyeri pinggang bawah sekali dan lebih selama
hidupnya antara 60% hingga 90% (Setyohadi, 2005).
Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi
nonfarmakologi. Terapi farmakologi dengan menggunakan siklooksigenase
inhibitor (COX inhibitor) sering menimbulkan efek samping yaitu gangguan
gastrointestinal (Kozier, 2004). Selain itu, penggunaan jangka panjangnya
dapat mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak peptik, perforasi
dan gangguan ginjal (Daniel, 2006).
Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk
menghilangkan nyeri. Salah satu langkah sederhana dalam upaya menurunkan
nyeri dengan menggunakan stimulus kutaneus adalah dengan melakukan
masase dan sentuhan. Masase dan sentuhan merupakan tehnik integrasi
sensori yang mempengaruhi aktifitas sistem saraf otonom (Meek, 1993 dalam
Potter & Perry, 2005). Apabila individu mempersepsikan sentuhan sebagai
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu menerapkan
terapi komplementer massage sebagai salah satu terapi pendamping
dalam proses pencegahan maupun rehabilitasi klien di lingkungan rumah
sakit, keluarga maupun komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari terapi komplementer
massage
b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah dari terapi komplementer
massage
c. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari terapi komplementer
massage
d. Mahasiswa dapat mengetahui implikasi keperawatan dari terapi
komplementer massage
e. Mahasiswa dapat mengetahui penelitian yang telah dilakukan
tentang terapi komplementer massage.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Massage
Masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan
lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau
melulut”. Akan tetapi istilah yang paling populer yang digunakan adalah
dalam bahasa Perancis “masser” yang artinya “menggosok”. Menurut
pengertiannya massase yang berasal dari bahasa Inggris “massage” adalah
pemijatan, pengurutan dan sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu
dengan tangan atau alat-alat khusus untuk melancarkan peredaran darah
sebagai cara pengobatan atau untuk menghilangkan rasa lelah.
Menurut Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi
yang bertujuan untuk memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan
genjotan-genjotan atau pijatan-pijatan kembali aliran darah pada titik-titik
sentrarefleks. Hal senada diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage
adalah manipulasi jaringan lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi
sistem saraf, otot, pernafasan, sirkulasi darah, dan limfa secara lokal maupun
umum. Massage menghasilkan suatu stimulus pada jaringan tubuh dengan
cara menekan dan meregangkan. Penekanan menyebabkan kompresi jaringan
lunak dan mengubah ujung-ujung saraf yang berupa jaringan reseptor,
sedangkan peregangan memberikan ketegangan pada jaringan-jaringan lunak.
Menurut Mumford (2001: 10) massage adalah rangkaian yang terstruktur dari
tekanan atau sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti lengan
bawah dan siku dapat digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit,
terutama pada bagian otot dengan gerakan mengurut, menggosok, memukul,
dan menekan.
Menurut Harrold (1992: 8) massage adalah teknik pengobatan yang
tertua dari model pengobatan ortodoks atau pengobatan-pengobatan lainnya.
Massage merupakan gabungan dari teknik pengobatan dan tindakan instingtif.
Menurut Harrold (1992: 16) massage merupakan tindakan instingtif dan
pengobatan yang berdasarkan intuisi (gerak hati). Pada perkembangan
3
4
B. Sejarah
1. Sejarah Perkembangan Masase
Masase sebagai cara pengobatan, telah dikenal sejak zaman pra
sejarah oleh berbagai suku bangsa di dunia. Data-data menunjukkan
bahwa usia masase sama tuanya dengan peradaban manusia.
Cacatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Cina telah mengenal
masase kurang lebih 3.000 tahun sebelum masehi. Dalam ajaran-ajaran
Kung Fhu Tzu, diketahui bahwa masase telah dipergunakan bukan
semata-mata untuk pemeliharaan kesehatan saja tetapi juga sebgai salah
satu cara pengobatan. Demikian pula masase juga dikenal oleh bangsa
Yunani purba yang menggunakan masase sebagai bentuk kemewahan
setelah melakukan latihan-latihan gymnastik untuk membentuk
keindahan tubuh.
Bapak dari ilmu kedokteran yaitu Hippocrates (430-360 SM)
menggunakan masase untuk para pasiennya, disamping dengan sinar
matahari, mandi air panas, serta latihan-latihan badan untuk
menyembuhkan kekuatan pada sendi dan otot-otot yang lemah.
Menurut Hipocrates “Bahwa seorang dokter harus memiliki
keterampilan dalam banyak hal, lebih-lebih dalam menggunakan
masase”. Masase dapat menguatkan sendi-sendi yang lemah dan
melemaskan sendi-sendi yang kaku. Dalam mempraktekkan masase,
beliau menggunakan istilah “Anaptripsis” yang berarti pemijatan menuju
ke arah jantung, yaitu mulai dari kaki menuju ke atas, sedangkan dari
atas yaitu kepala atau leher ke bawah ke arah jantung. Hal ini merupakan
suatu bukti adanya dasar ilmiah dalam melakukan masase pada jaman itu.
5
C. Cara Kerja
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien
dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau
pada otot/ tulang. Tujuan tindakan masase ini hanya untuk membantu
mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya sirkulasi yang diantaranya
adalah Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasase dan meningkatkan
relaksasi.
1. Alat dan Bahan
a. Minyak untuk masase
b. Handuk
2. Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10
menit.
d. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari
dengan tekanan halus.
e. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
f. Catat tindakan dan respon pasien terhadap tindakan.
3. Teknik Massage
a. Teknik masase dengan gerakan tangan selang - seling (tekanan
pendek, cepat, dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak
tangan dan jari dengan memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila
nyeri terjadi di pinggang.
D. Implikasi Keperawatan
1. Ancietas / Kegelisahan
2. Arthritis / Peradangan
3. Nyeri punggung ( Upper and Low Back Pain )
4. Rasa nyeri yang kronis
5. Konstipasi / sulit buang air besar
6. Depresi
7. Sakit Kepala
8. Tekanan Darah Tinggi
9. Insomnia
membuat penderita merasakan kaku pada otot yang terserang. Hal ini
akhirnya akan menimbulkan lebih banyak lagi rasa sakit pada organ
lainnya.Tepat apabila pijatan dilakukan pada leher dan bahu secara perlahan
dapat melepaskan tekanan pada otot dan mengurangi rasa sakit.
Penelitian modern menunjukkn bahwa massage dapat digunakan utk
mengatasi berbagai macam gangguan, diantaranya :
1. Ancietas / Kegelisahan
2. Arthritis / Peradangan
3. Nyeri punggung (Upper and Low Back Pain) dan Rasa nyeri yang kronis
4. Konstipasi / sulit buang air besar
5. Depresi
6. Sakit Kepala
7. Tekanan Darah Tinggi
8. Insomnia
Relaksasi menyeluruh Salah satu manfaat yang langsung terasa dengan
therapy massage adalah merasakan relaksasi yang menyeluruh dan
ketenangan. Hal ini terjadi karena massage adalah sebagai pemicu terlepasnya
Endorfin, Zat Kimia Otak ( Neuro Transmitter ) yang menghasilkan perasaan
nyaman. Tingkat Hormon Stress, seperti : Adrenalin, Kortisol,
Norephinefrine tentunya juga akan berkurang.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon stress yang tinggi dapat
menurunkan system immun pada tubuh. Beberapa Keuntungan fisik dari
terapi pijat diantaranya :
1. Mengurangi Tekanan pada Otot
2. Memperbaiki Sirkulasi Darah
3. Merangsang System Lymfatik
4. Mengurangi Hormon Stress
5. Meningkatkan Mobilitas Persendian & Kelenturan
6. Menyegarkan permukaan kulit agar terlihat cerah.
7. Mempercepat penyembuhan cederanya pada jaringan lunak.
8. Menambah kewaspadaan mental
9. Mengurangi kegelisahaan dan depresi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan
lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau
melulut”. Di Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah :
pijat, urut atau lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek
moyang kita dengan sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”.
Terapi massage mampu memacu relaksasi secara menyeluruh dan
menenangkan. Hal ini terjadi karena massage adalah sebagai pemicu
terlepasnya Endorfin, Zat Kimia Otak (Neuro Transmitter) yang
menghasilkan perasaan nyaman. Tingkat Hormon Stress, seperti : Adrenalin,
Kortisol, Norephinefrine tentunya juga akan berkurang.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon stress yang tinggi dapat
menurunkan system immun pada tubuh. Beberapa Keuntungan fisik dari
terapi pijat diantaranya : (1) mengurangi tekanan pada otot, (2) memperbaiki
sirkulasi darah, (3) merangsang system lymfatik, (4) mengurangi hormon
stress, (5) meningkatkan mobilitas persendian & kelenturan, (6) menyegarkan
permukaan kulit agar terlihat cerah (7) mempercepat penyembuhan cederanya
pada jaringan lunak, (8) menambah kewaspadaan mental dan (9) mengurangi
kegelisahaan dan depresi.
Berdasarkan fakta yang telah diperoleh oleh penelitian modern maka
teknik terapi komplementer Massase sangat baik untuk mengatasi
penyakit/masalah yang diantaranya berupa: (1) ancietas/kegelisahan, (2)
arthritis/peradangan, (3) nyeri punggung atau upper and low back pain, (4)
rasa nyeri yang kronis, (5) konstipasi/sulit buang air besar, (6) depresi, (7)
sakit kepala, (8) tekanan darah tinggi (9) insomnia.
13
14
B. Saran
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Diharapkan mahasiswa dapat lebih banyak lagi melakukan penelitian
seputar manfaat dari terapi komplementer massage guna memperkaya
ilmu keperawatan yang dapat dikembangkan dimasyarakat, juga dapat
lebih teliti untuk meneliti efeksamping dari terapi massage ini sehingga
dapat mengurangi dampak negative saat diimplementasikan dimasyarakat.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Diharapkan sebagai perawat professional yang turup mengemban tugas
dalam mencapai visi Indonesia Sehat 2015 dapat memaksimalkan
penggunaan terapi komplementer dalam upayah pencegahan terhadap
penyakit dan rehabilitasi pada klien yang berada dalam proses
penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. (2004). Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Sumber:http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2
239760-pengertian-pijat-atau-massage/#ixzz2fiflIzBa
15