Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 5 Maret 2021

Pengantar Biokimia Waktu : 11.00 – 13.50 WIB


PJP : Dr. rer. nat. Rahadian Pratama,
S.Si, M.Si
Asisten : Khalida Syifa

LIPID

Kelompok 4
Maulani Nurul Murtias J0308201051

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
PENDAHULUAN

Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang terlarut dalam air yangdiekstraksi


dari makhluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang polar atau pelarut non-
polar. Istilah lipid mencakup golongan senyawa-senyawa yang memiliki
keanekaragaman struktur, dan tidak ada skema penggolongan lipid yang bisa diterima
diseluruh dunia. Ciri khas yang umum dijumpai disemua lipid adalah kandungan
hidrokarbonnya diturunkan dari polimerasi asetat yang diikuti dengan reduksi rantai
itu terbentuk (Kuchel, 2006).
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol
yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak memiliki rumus molekul
yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan
kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu
asam lemak, lemak dan fosfolipid (Saliswati, 2007).Asam lemak merupakan asam
organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon 4 sampai 24. Asam lemak
memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang
(Lehninger 2004). Asam lemak dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu asam
lemak jenuh (saturated acid) dan asam lemak tak jenuh (unsaturated acid) (Jain 2005).
Asam lemak tidak jenuh lebih mudah diabsorpi oleh usus dan lebih mudah
dicerna daripada asam lemak jenuh. Kandungan asam linoleat minyak kedelai
mencapai 64%, paling tinggi diantara minyak sumber asam lemak tak jenuh seperti
minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak kacang tanah (Gunawan, 2003).
Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap pada
atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi
danpembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak jenuh. Efek dominan
dari asam lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol total dan K-LDL (Sartika,
2008).Dalam uji kualitatif lipid terdapat, uji kelarutan, uji akrolein, uji ketidakjenuhan,
uji ketengikan, uji Salkowski, dan uji Lieberman-Buchard. Praktikum kali ini
bertujuan menganalisis sifat dan struktur lipid melalui uji kualitatif yaitu, uji kelarutan,
METODE
Alat dan bahan
Alat – alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gelas kaca, sendok
makan, dan sendok teh. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air, alkohol
dingin,alkohol suhu ruang, minyak goring dan margarin.
Prosedur
Sebanyak 3 sendok makan bahan pelarut dimasukkan kedalam gelas kaca,
kemudian tambahkan bahan percobaan sebanyak 3 sendok teh, isi gelas dikocok dan
diamati perubahannya. Pelarut yang digunakan iah air, alcohol dingin dan alkohol suhu
ruang. Sedangkan bahan percobaan yang digunkan ialah minyadan margarin.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kelarutan lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam
lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalm pelarut polar,
sedangkan asam lemak nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Daya kelarutan asam
lemak biasanya lebih tinggi dari komponen gliseridanya, dan dapat larut dalam pelarut
organik yang bersifat polar dan nonpolar. Semakin panjang rantai karbon lemak
semakin sukar larut dalam pelarut polar. Asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan
tinggi lebih mudah larut dibandingkan dengan yang derajat ketidakjenuhannya rendah
(Ketaren 2008).
Percobaan uji kelarutan pada minyak goreng dan margarin dapat dilihat dalam
Tabel 1. Berdasarkan hail percobaan air, alcohol suhu ruang dan akohol dingin tidak
dapat melarutkan minyak goreng dan margarin. Perbedaan dari setiap bahan uji dapat
terlihat pada posisi bahan uji di setiap pelarut, seperti pada air margarin dan minyak
goreng berada diatas permukaan atau mengapung dan menggumpal. Sedangkan pada
alcohol dingin dan alcohol suhu ruang posisi minyaak goreng dan margarin berada
didasar dan menggumpal.
Air dan alcohol dalam percobaan uji kelarutan ini tidak dapat melarutkan
minyak goreng dan mentega. Hal tersebut dikarenakan air dan alcohol adalah pelajut
bersifat polar, sedangkan minyak dan margarin adalah contoh dari lipid yang memiiki
sifat nonpolar. Lipid tidak dapat terlarut apabila sifat dari pelarut dan zat terlarut
berbeda, namun lipid akan terlarut jika kedua bahan uji yaitu pelarut dan zat terlarutnya
memiliki sifat yang sama, jika zat terlarut nopolar maka akan terlarut dengan pelarut
nonpolar. Sehingga, dalam hal ini minyak goreng dan margrin tidak dapat terlarut
dikarenakan sifat dari bahan pelarut yaitu air dan alcohol bersifat polar, sedangkan zat
terlarut yaitu minyak goreng dan margarin bersifat nonpolar.
Table 1.

Bahan Pelarut
Uji Air Alkohol suhu ruang Alkohol dingin
Margarin Tidak terlarut Tidak terlarut Tidak terlarut
Minyak goreng Tidak terlarut Tidak terlarut Tidak terlarut

Gambar 1.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)


Keterangan : a. Margarin + air d. Minyak goreng + air
b. Margarin + alcohol e. Minyak goreng + alcohol suhu
suhu ruang ruang
c. Margarin + alcohol f. Minyak goreng + alcohol dingin
dingin
KESIMPULAN
Sifat lipid dapat diketahui melalui uji kelarutan. Air dan alcohol tidak dapat
melarutkan minyak dan margarin. Lipid memiliki sifat yaitu lipid akan terlarut jika
lipid dengan pelarut memiliki sifat yang sama. Jika zat pelarut tersebut adalah nonpolar
maka pelarut jug harus nonpolar agar bisa melarutkan lipid.

DAFTAR PUSTAKA
Saliswati, dkk. (2007). Belajar Kimia. Jakarta: Grasindo.
Kuchel, P. (2006). BIOKIMIA. Jakarta: Erlangga.
Sartika, R. (2008). Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
terhadap Kesehatan. Jurnal Gizi Kesmas, Vol 4(2), 154-160.
Gunawan, d. (2003). Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas pada
Minyak Kedelai dengan Variasi Menggoreng. Jurnal KSA, Vol 6(3), 1216.
Jain JL, Jain S, Jain N. 2005. Fundamentals of Biochemistry. S. New Delhi : Chand &
Co.
Ketaren S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Lehninger. 2004. Dasar-dasar Biokimia. Maggy T, penerjemah; Jakarta: Erlangga.
Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.

Anda mungkin juga menyukai