Anda di halaman 1dari 15

PREVALENSI STUNTING PADA BALITA (0-59 BULAN)

DI PUSKESMAS NGAJUM TAHUN 2019

A. Gambaran Umum

Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang badan atau tinggi badan kurang
jika dibandingkan dengan umur (pendek dan sangat pendek). Kondisi gagal tumbuh pada anak
balita ini dapat terjadi karena kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK). Stunting dapat diketahui dengan indikator panjang badan atau tinggi badan
balita menurut umur kurang dari minus dua standar deviasi (<-2 SD) median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Kategori pengukuran z-score dari panjang badan atau tinggi
badan menurut umur dibagi menjadi empat kategori, yaitu sangat pendek, pendek, normal, dan
tinggi. Dimana jika balita memiliki nilai ambang batas di bawah -2 SD yang berarti pendek (-3
SD sd -2 SD) atau sangat pendek (<-3 SD), maka balita tersebut mengalami stunting
(Kemenkes, 2010).
Penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan
gizi dan status kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab
masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses
terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian
makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk
pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi
tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat faktor tersebut mempengaruhi
asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak.
Kejadian stunting dapat dicegah dengan cara intervensi dari pemerintah dan pelayanan
kesehatan. Pencegahan stunting meliputi pemenuhan gizi bagi ibu hamil, memberikan ASI
eksklusif serta MP-ASI, akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak, serta pemantauan
pertumbuhan balita di posyandu. Beberapa indikator tersebut dapat diterapkan dan
dilaksanakan dengan program 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, upaya perbaikan gizi
masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain
melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses
dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuasi dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Maka
dari itu, untuk melihat adanya permasalahan gizi di masyarakat adalah dengan melakukan
surveilans gizi. Surveilans balita stunting dilakukan dengan sistem pencatatan dan pelaporan
dari puskesmas, dengan perhitungan jumlah kasus balita (0-59 bulan) pendek dan sangat
pendek terhadap jumlah balita (0-59 bulan) yang ditimbang setiap bulan serta di setiap desa
wilayah kerja Puskesmas Ngajum dikalikan 100% (PMK, 2019). Presentase tersebut
dibandingkan dengan target capaian balita stunting (0-59 bulan) dengan program PKTD (Padat
Karya Tunai Desa) pada tahun 2019 yaitu kurang dari 28% dan target capaian daerah sebesar
25,2% pada tahun 2018.
B. Grafik dan Analisis Stunting pada Balita (0-59 tahun) di Puskesmas Ngajum Tahun
2019

1. Desa Ngajum

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Ngajum Tahun 2019
60.0
54 TARGET RPJMN 2015-
55.0 2019 : 28%
50.0 47
TARGET RENSTRA
45.0
42.9 JATIM 2018 : 25,2%
40.0
35.0 36.5
34.7
Presentase (%)

30.0
25.021.5 25.2 25.1
20.0 20.8 STUNTING (<-2SD)
15.0 15.9
10.0 5.1
5.0 4.7
0.0
ri ri et ril ei ni li s
be
r er be
r
be
r
nua r ua ar Ap M Ju Ju
ustu m tob m m
Ja b M te
Fe Ag p Ok ve se
Se No De

 Presentase balita pendek pada awal tahun (Januari) sebesar 13,8% dan mengalami
penurunan pada bulan berikutnya hingga mencapai 4%.
 Pada bulan Juli mecapai presentase tertinggi sepanjang tahun 2019 hingga mencapai
28,3%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita pendek mengalami naik dan turun
hingga didapatkan angka 17,2% pada akhir tahun (Desember).
 Presentase perkembangan balita sangat pendek pada awal tahun sebesar 7,7% dan
menurun pada bulan berikutnya hingga mencapai 1,1%.
 Pada bulan Mei mecapai presentase tertinggi sepanjang tahun 2019 hingga mencapai
25,7%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita sangat pendek mengalami naik dan
turun hingga pada akhir tahun (Desember) didapatkan presentase sebesar 7,9%.
2. Desa Palaan

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Palaan Tahun 2019
50.0
45.0
TARGET RPJMN 2015-
42.8
40.0 2019 : 28%
37.9 38.7
35.0 TARGET RENSTRA
JATIM 2018 : 25,2%
30.0 28.8
26.5
Presentase (%)

25.0 24
20.0
18.1 17.9
15.0 15.4
STUNTING (<-2 SD)
10.0 9.8
5.0 5.6 6.2

0.0

 Presentase balita pendek pada awal tahun (Januari) sebesar 32,2% dan mengalami
penurunan yang sangat drastis di bulan berikutnya hingga mencapai 4,7%.
 Lima bulan berikutnya mengalami kenaikan berturut-turut hingga mencapai angka
28,8% pada bulan Juli dimana angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang
tahun 2019.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita pendek mengalami naik dan turun
hingga mencapai angka 14,6% pada akhir tahun (Desember).
 Presentase balita sangat pendek pada awal tahun (Januari) sebesar 5,7% dan
mengalami penurunan pada bulan berikutnya hingga mencapai 0,9%.
 Pada bulan-bulan berikutnya mengalami naik dan turun hingga bulan November
mengalami peningkatan tertinggi yaitu 18,9%.
 Lalu, pada akhir tahun (Desember) kembali mengalami penurunan yang cukup banyak
hingga mencapai 3,3%.
3. Desa Ngasem

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Ngasem Tahun 2019
50
45
39.4
40 37 TARGET RPJMN 2015-
2019
32.7 : 28%
35
30 TARGET RENSTRA
23.9 23.9 JATIM 2018 : 25,2% 23.5
Presentase (%)

25 21
20.3
20 16.1 17
15.5
15
STUNTING (<-2 SD)
10
5 3
0
ri ar
i et r il ei ni li s r er r r
ua ru ar Ap M Ju Ju stu be ob be be
n b M u m t m m
Ja Fe Ag pt
e
Ok ve se
Se No De

 Presentase balita pendek pada awal tahun (Januari) sebesar 17,9% dan mengalami
penurunan pada bulan berikutnya hingga mencapai angka 2,6%.
 Pada akhir tahun (Desember) presentase balita pendek kembali mengalami penurunan
hingga mencapai 20,3%.
 Presentase balita sangat pendek pada awal tahun (Januari) menunjukkan angka 3,1%
dan mengalami penurunan di bulan berikutnya hingga mencapai angka 0,4%.
 Pada akhir tahun (Desember) presentase balita sangat pendek mencapai angka 3,2%.
 Prevalensi balita stunting tertinggi sepanjang tahun 2019 didapatkan pada bulan
November, yaitu 27% untuk balita pendek dan 12,4% untuk balita sangat pendek.
4. Desa Banjarsari

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Banjarsari Tahun 2019
80
68.8
70
63.6 62
61.4
60 TARGET RPJMN 2015-
57.1
2019 : 28%
50 45 44.7 TARGET RENSTRA
43.2
JATIM 2018 : 25,2%
Presentase (%)

40
29.6
30
23
20 15.7 STUNTING (<-2 SD)

10 4.6

0
ar
i ri et ril ei ni li s
be
r er be
r
be
r
u r ua ar Ap M Ju Ju
ustu m tob m m
n b M
Ja Fe Ag pt
e
Ok ve se
Se No De

 Pada awal tahun (Januari) presentase balita pendek sebesar 32,3% dan mengalami
penurunan yang sangat drastis pada bulan berikutnya hingga mencapai angka 2,9%.
 Pada empat bulan berikutnya secara berturut-turut mengalami kenaikan hingga pada
bulan Juni didapatkan presentase tertinggi sepanjang tahun 2019 yaitu sebesar 34%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita pendek mengalami kenaikan dan
penurunan hingga pada akhir tahun (Desember) mencapai angka 22,5%.
 Presentase balita sangat pendek pada awal tahun (Januari) menunjukkan angka 12,7%
dan mengalami penurunan cukup banyak pada bulan berikutnya hingga mencapai
angka 1,7%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita sangat pendek mengalami kenaikan dan
penurunan hingga didapatkan presentase tertinggi sepanjang tahun 2019 pada bulan
Desember sebesar 46,3%.
5. Desa Kranggan

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Kranggan Tahun 2019
90
80
76.8 74.3 TARGET RPJMN 2015-
70 2019 : 28%
60 60.7
55.5 TARGET RENSTRA
50
Presentase (%)

49.5 JATIM 2018 : 25,2%


40 33
34 36.4
30 30.9
20 21.6
STUNTING (<-2 SD)
10 8.1 9.3
0
ar
i ri et ril ei ni li s r
be
r
be
r
be
r
u r ua ar Ap M Ju Ju
ustu be o
n b M
Ag em t em em
Ja Fe pt Ok ov Des
Se N

 Presentase balita pendek pada awal tahun (Januari) sebesar 21,2% dan mengalami
penurunan di bulan berikutnya hingga mencapai 6,8%.
 Pada tiga bulan berikutnya, presentase tersebut mengalami peningkatan terus menerus
hingga mencapai angka 43,5% di bulan Mei, yang mana merupakan presentase tertinggi
di sepanjang tahun 2019.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita pendek mengalami naik dan turun
hingga akhir tahun (Desember) mencapai angka 25%.
 Presentase perkembangan balita sangat pendek di awal tahun (Januari) sebesar 11,8%
dan mengalami penurunan di bulan berikutnya hingga mencapai 1,8%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita sangat pendek mengalami naik dan
turun hingga bulan Juli mendapatkan angka 35,3% yang merupakan presentase
tertinggi di sepanjang tahun 2019.
 Di akhir tahun (Desember) presentase balita sangat pendek menunjukkan angka
sebesar 11,4%.
6. Desa Kesamben

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Kesamben Tahun 2019
50
45
40
37.9 TARGET RPJMN 2015-
35 2019 : 28%
32.6
30 29.3 TARGET RENSTRA
Presentase (%)

27.5 26.6
25 JATIM 2018 : 25,2%
22.5 23.5
20 19.2
15.7 16.9
15
13.2
10 STUNTING (<-2 SD)

5
0 1.3
ri ri et ril ei ni li s
be
r
be
r
be
r
be
r
nua r ua ar Ap M Ju Ju
ustu m to m m
Ja b M
Fe Ag pt
e
Ok ve se
Se No De

 Presentase balita pendek sebesar 13,2% dan mengalami penurunan yang cukup drastis
pada bulan berikutnya hingga mencapai angka 1,3%.
 Pada tiga bulan berikutnya, secara berturut-turut presentase balita pendek mengalami
kenaikan hingga mencapai angka tertinggi sepanjang tahun 2019 pada bulan Mei
sebesar 27,6%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase mengalami kenaikan dan penurunan hingga
pada akhir tahun (Desember) didapatkan angka sebesar 15,6%.
 Presentase balita sangat pendek pada awal tahun sebesar 2,5% dan mengalami
penurunan pada bulan berikutnya hingga tidak ada kasus balita pendek pada bulan
berikutnya (Februari).
 Pada bulan-bulan berikutnya mengalami kenaikan dan penurunan hingga akhir tahun
(Desember) didapatkan angaka sebesar 1,3%.
7. Desa Babadan

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Babadan Tahun 2019
60
54.8
50 45.4
42.6 43.9
TARGET RPJMN 2015-
40 41.1
2019 : 28%
35.3
31.8
Presentase (%)

30 29.8 TARGET RENSTRA


JATIM 2018 : 25,2%

20 18.6 18.3
16.3
STUNTING (<-2 SD)
10

1.9
0
ar
i ri et ril ei ni li s r er r r
u ua ar Ap M Ju Ju tu be ob be be
n br M us m t m m
Ja Fe A g
pt
e
Ok v e se
Se No De

 Pada awal tahun (Januari) didapatkan presentase balita pendek dan sangat pendek
sebesar 9,3%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita pendek mengalami kenaikan dan
penurunan hingga pada bukan November didapatkan angka tertinggi sepanjang tahun
2019 sebesar 36,2%.
 Bulan berikutnya (Desember), presentase mengalami penurunan hingga mencapai
angka sebesar 30,1%.
 Presentase balita sangat pendek pada bulan kedua (Februari) mengalami penurunan
drastis hingga mencapai angka 0,2%.
 Pada bulan-bulan berikutnya presentase balita sangat pendek mengalami kenaikan dan
penurunan hingga pada bulan November didapatkan presentase tertinggi sepanjang
tahun 2019 sebesar 18,6%.
 Pada bulan berikutnya (Desember), presentase balita sangat pendek mendapatkan
angka sebesar 15,3%.
8. Desa Balesari

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Balesari Tahun 2019
60
54.2
50 50.9
47.7 47.3 46.1
TARGET RPJMN 2015-
40 39.5 2019 : 28%
38.4
36.2 35.8
TARGET RENSTRA
Presentase (%)

30 JATIM 2018 : 25,2%

20 20.5
17.2
STUNTING (<-2 SD)
10

2.3
0
et
ri

ril

li

s
ei

ni

r
i

be

be
be

be
tu
Ju
ar

ua

Ju
ar

Ap

us
nu

m
em

m
to
M
br

ve

se
Ag

Ok
Ja

Fe

pt

De
No
Se

 Pada awal tahun (Januari) didapatkan presentase sebesar 18,6% dan terjadi penurunan
yang sangat drastis pada bulan Februari hingga mencapai 1,8%.
 Pada bulan Maret kejadian balita pendek kembali mengalami peningkatan hingga
mencapai 12% dan mengalami angka tertinggi sepanjang tahun pada bulan April
sebesar 28,0%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase balita pendek menunjukkan naik dan turun
hingga pada akhir tahun (Desember) presentase balita pendek menjadi 22%.
 Presentase balita sangat pendek pada awal tahun (Januari) sebesar 17,6% dan
mengalami penurunan yang sangat drastis pada bulan Februari hingga mencapai 0,5%.
 Pada bulan Maret kembali mengalami peningkatan hingga 8,1% dan pada bulan-bulan
berikutnya terus mengalami naik dan turun hingga pada akhir tahun (Desember)
presentase balita sangat pendek mencapai 28,9% dimana angka tersebut adalah
pencapaian tertinggi di tahun 2019.
9. Desa Maguan

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Desa Maguan Tahun 2019
50
45
41.8
40 39.3
35.7 TARGET RPJMN 2015-
35 2019 : 28%
30 29.7
TARGET RENSTRA
Presentase (%)

25 24.7 JATIM 2018 : 25,2%


23.5
20 19.6 19.6
15 14 14.2
12.2
10 STUNTING (<-2 SD)
5 5.6
0

 Presentase balita pendek pada awal tahun (Januari) menunjukkan angka sebesar
20,9% dimana pada bulan berikutnya mengalami penurunan hingga mencapai 5,6%.
 Pada tiga bulan berturut-turut presentase balita pendek meningkat hingga mencapai
presentase tertinggi sepanjang tahun pada bulan Mei sebesar 22,4%.
 Bulan-bulan berikutnya, kejadian balita pendek mengalami naik dan turun hingga
mencapai 9% pada akhir tahun (Desember).
 Presentase balita sangat pendek pada awal tahun menunjukkan angka yang sama
dengan balita pendek sebesar 20,9% yang merupakan presentase tertinggi sepanjang
tahun 2019 dan mengalami penurunan di bulan berikutnya hingga 0%.
 Di bulan-bulan berikutnya presentase balita sangat pendek kembali menunjukkan
presentase naik dan turun hingga akhir tahun sebesar 3,2%.
10. Puskesmas Ngajum

Data Laporan Bulanan Prevalensi Stunting (TB/U)


di Puskesmas Ngajum Tahun 2019
50

45 43.9
40 40.4 39.8
TARGET
35.3 RPJMN 2015-
35
2019 : 28%
32.2
30 30 30.5
TARGET RENSTRA
26.7
25 JATIM 2018 : 25,2%
24
20
17.5
15 14.6 STUNTING (<-2 SD)

10

5
3.5
0

 Presentase balita pendek pada awal tahun (Januari) sebesar 17,4% dan mengalami
penurunan yang cukup drastis pada bulan berikutnya hingga mencapai angka 2,9%.
 Pada bulan-bulan berikutnya presentase mengalami kenaikan dan penurunan hingga
pada akhir tahun (Desember) mencapai 18,9%.
 Presentase balita sangat pendek pada awal tahun (Januari) sebesar 9,3% dan
mengalami penurunan pada bulan berikutnya hingga mencapai angka 0,6%.
 Pada bulan-bulan berikutnya, presentase mengalami kenaikan dan penurunan hingga
pada akhir tahun (Desember) mencapai angka sebesar 11,6%.
 Angka prevalensi stunting tertinggi sepanjang tahun 2019 didapatkan pada bulan
November yaitu 26,5% untuk balita pendek dan 17,4% untuk balita sangat pendek.
11. Grafik berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Ngajum sepanjang tahun 2019

Data Laporan Bulanan Gizi (TB/U) di Wilayah Kerja Puskesmas Ngajum Tahun 2019

50.0

45.0 42.9
40.0
35.5
35.0
31.2
30.0 28.01
Presentase (%)

27.1
25.7
25.0 22.6 22.7 22.6 23.3
STUNTING
20.0 (<-2 SD)

15.0

10.0

5.0

0.0
Ngajum Palaan Ngasem Banjarsari Kranggan Kesamben Babadan Balesari Maguan Puskesmas

 Berdasarkan data grafik prevalensi stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ngajum tahun
2019, menunjukkan bahwa angka prevalensi balita stunting tertinggi berada di Desa
Banjarsari yaitu sebesar 22,8% untuk balita pendek dan 20,1% untuk balita sangat
pendek.
 Sedangkan untuk prevalensi balita pendek terendah berada di Desa Maguan sebesar
15,1% dan untuk balita sangat pendek berada di Desa Ngasem sebesar 4,6%.
 Jika dibandingkan dengan target tahun 2019, capaian stunting di Puskesmas Ngajum
menunjukkan bahwa setiap wilayah kerja telah mencapai target RPJMN 2015-2019
yang ditetapkan yaitu kurang dari 28% serta target capaian daerah kurang dari 25,2%
pada tahun 2018.
 Tingginya kejadian stunting di beberapa wilayah kerja Puskesmas Ngajum disebabkan
karena adanya penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting yaitu
rendahnya asupan gizi dan status kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada
penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan
pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang
terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses
terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta
kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi
(lingkungan). Keempat faktor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan
ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 tahun 2019 tentang


Penanggulangan Masalah Gizi bagi Anak Akibat Penyakit. Jakarta.
Kemenkes, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 tahun 2019 tentang
Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi. Jakarta.
Kemenkes, 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Pusat Data dan
Informasi, Kementerian Kesehatan. Jakarta.
Kemenkes, 2019. Studi Status Gizi Balita Terintegrasi Susenas 2019. Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Balitbangkes Kemenkes RI.
Jakarta.
Teja, M., 2019. Stunting Balita Indonesia dan Penanggulangannya. Kajian Singkat
terhadap Isu Aktual dan Strategis Vol.XI No. 22/II. Jakarta.
Dinkes, 2019. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2019-
2024. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai