Anda di halaman 1dari 54

Disusun oleh Ichsan Ibnudin

Edisi Pertama
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, atas segala Rahmat dan

Karunianya kepada kita semua sehingga Modul Praktis, Pengantar Akuntansi 1 ini berhasil

diselesaikan. Pembuatan Modul ini bertujuan untuk memudahkan para mahasiswa baru untuk

lebih mengetahui tentang akuntansi dan ingin memperdalam dasar – dasar akuntansi .

Modul Praktis ini berisi materi – materi yang penting mengenai dasar – dasar

akuntansi. Seperti, Persamaan Akuntansi, Siklus Akuntansi, Tipe – tipe Perusahaan, Jenis –

Jenis Transaksi, Tahap pencatatan Jurnal hingga tahap Penutupan. Selain itu, ada stimulus

tambahan berupa pengetahuan umum yang akan memperluas khazana akuntansi pembaca.

Akhirnya, Penulis menyadari, bahwa Modul Praktis ini masih sangat jauh dari kata

sempurna. Untuk itu, segala kritik dan saran dari pembaca akan sangat berguna dalam rangka

pengembangan Modul Praktis ini.

Palu, 07 Juli 2012

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1: DASAR – DASAR AKUNTANSI ........................................................................ 1

BAB 2: PERSAMAAN AKUNTANSI .............................................................................. 5

BAB 3: KLARIFIKASI PERUSAHAAN .......................................................................... 7

BAB 4: PENJURNALAN................................................................................................... 8

BAB 5: BUKU BESAR ...................................................................................................... 11

BAB 6: NERACA SALDO (SEBELUM PENYESUAIAN) ............................................. 13

BAB 7: TRANSAKSI ......................................................................................................... 14

BAB 8: PENJUALAN ........................................................................................................ 15

BAB 9: PEMBELIAN ........................................................................................................ 22

BAB 10: PEMBAYARAN ................................................................................................. 28

BAB 11: SEWA MENYEWA ............................................................................................ 30

BAB 12: NERACA LAJUR ............................................................................................... 32

BAB 13: LAPORAN LABA – RUGI ................................................................................. 41

BAB 14: NERACA ............................................................................................................. 46

BAB 15: JURNAL PENUTUP ........................................................................................... 48

BAB 16: NERACA SALDO PENUTUP ........................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

iii
Bab 1
Dasar - Dasar Akuntansi

1.1 Pendahuluan

American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai


proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi,
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Dari definisi yang dijabarkan oleh American Accounting Association
menyebutkan bahwa, akuntansi merupakan sebuah siklus (proses) dalam
melakukan pencatatan aktivitas keuangan, baik itu aktivitas keuangan
perusahaan, organisasi, dan pemerintah dan hasil dari pencatatan tersebut
menghasilkan sebuah laporan (ikhtisar) keuangan yang berisi semua
aktivitas keuangan yang terjadi selama 1 periode akuntansi (1 tahun); dan
laporan keuangan tersebut digunakan oleh pihak yang mempunyai
kepentingan terhadap suatu entitas tertentu, seperti seorang manajer dan
investor yang mempunyai wewenang dalam melakukan pengambilan
keputusan disuatu entitas.
Akuntansi sudah lama dikenal oleh masyarakat bisnis sebagai bahasa
dalam melakukan aktivitas keuangan. Penerapan akuntansi sudah terjadi
sejak beribu – beribu abad oleh para pedagang mesir pada zaman romawi
kuno. Mereka lakukan pencatatan diberbagai media penulisan pada saat itu
seperti batu dan di dedaunan. Tujuan awal mereka melakukan pencatatan
agar mengetahui seberapa besar transaksi yang mereka lakukan dengan
keuntungan yang mereka dapatkan pada saat itu.
Akuntansi modern dikenalkan didunia publik pada tahun 1495 oleh
luca pacioli (dikenal sebagai bapak akuntansi) dalam buku nya yang
berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica Proporpioni et

1
Proportionalita. Dari buku itulah, berkembang ilmu – ilmu akuntansi
modern seperti sistem continental (Belanda) dan Inggris (Anglo Saxxon).
Perkembangan Akuntansi saat ini sudah sangat pesat. Akuntansi
bukan hanya sebagai alat untuk mengetahui berapa keuntungan entitas yang
diraih dari aktivitas keuangan yang dilakukan, tetapi lebih merujuk pada
bagaimana suatu entitas dengan laporan keuangannya dapat mendapat
modal dari para investor, dan sebagai acuan pemerintah dalam menetapkan
pemotongan pajak penghasilan dari keuntungan yang diperoleh sebuah
entitas.

2.1 Metode pencatatan akuntansi


Ada dua metode pencatatan akuntansi yang digunakan untuk
melakukan pencatatan aktivitas keuangan. Yang pertama yaitu basis kas
(cash basic) dan yang kedua yaitu basis akrual (accrual basic). Kedua basis
ini digunakan untuk menentukan tingkat pendapatan dan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan laba dari aktivitas keuangan yang
dilakukan.
Basis kas (cash basic) menjelaskan seluruh pengeluaran dan biaya-
biaya diakui sebagai pengeluaran dan biaya-biaya pada periode tersebut
berdasarkan realitas pembayaran tunai dan pendapatan diakui pada saat uang
dari pendapatan tersebut sudah diterima atau direaliasasikan.
Basis akrual (accrual basic) menjelaskan seluruh pengeluaran dan
biaya-biaya yang diakui dan dibukukan pada periode tersebut berdasarkan
pembayaran tunai serta pengeluaran/ penerimaan tidak tunai yang jatuh
tempo pada periode tersebut dan pendapatan diakui pada saat telah ada
keyakinan bahwa entitas akan menerima pendapatan atas transaksi tersebut.
Di Indonesia, penggunaan Basis kas (cash basic) sebagai metode
yang digunakan dalam pencatatan sudah mulai ditinggalkan. Baik itu
disektor swasta maupun di sektor pemerintahan. Penerapan basis akrual
(accrual basic) di Indonesia khusus untuk sektor swasta telah diatur dalam

2
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP) yang mengharuskan penerapakan dasar akrual
didalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan. Sedangkan disektor
pemerintahan, aturan tersebut sudah dimuat dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun
2010 yang mewajibkan penerapan akuntansi berbasis akrual disektor
pemerintah mulai tahun 2012. Peralihan dari basis kas menuju basis akrual
terjadi diakibatkan peralihan standar akuntansi keuangan indonesia yang
dulunya menggunakan standar akuntansi keuangan Amerika (Financial
Accounting Standard Board atau FASB) ke standar akuntansi keuangan
internasional (International Financial Reporting Standart atau IFRS).
Perubahan basis ini sangat berpengaruh signifikan dalam
melakakukan pecatatan dan penyajian laporan keuangan diindonesia. Basis
akrual dipercaya dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam
kegiatan atau aktivitas keuangan.

3.1 Profesi Akuntan Di Indonesia


Praktik akuntansi di Indonesia dimulai sejak zaman VOC (1642).
Akuntan – akuntan Belanda yang mendominasi profesi akuntan di
perusahaan – perusahaan yang di monopoli penjajahan hingga abad 19. Pada
masa pendudukan Jepang, pendidikan akuntansi hanya diselenggarakan oleh
Departemen Keuangan berupa kursus akuntansi di Jakarta. Persertanya saat
itu 30 orang termasuk Prof.Sumardjo dan Prof.Hadibroto. Bersama 4
akuntan lulusan pertama FE-UI dan 6 lulusan Belanda, Prof.Sumardjo
merintis pendirian Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tanggal 23 Desember
1957. Pada tahun yang sama pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap
perusahaan – perusahaan milik Belanda. Hal ini menyebabkan akuntan –
akuntan Belanda kembali ke negerinya dan pada saat itu akuntan Indonesia
semakin berkembang. Perkembangan itu semakin pesat setelah Presiden
meresmikan kegiatan pasar modal 10 Agustus 1977 yang membuat peranan

3
akuntansi dan laporan keuangan menjadi penting. Bulan Januari 1977
Mentri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 43/1977 Tentang
Jasa Akuntan menggantikan Kepmenkeu 763/1968. Selain mewajibkan
akuntan publik memiliki sertifikat akuntan publik, juga akuntan publik asing
diperbolehkan praktik di Indonesia sepanjang memenuhi syarat.

Pesan Prof. FIFO


Kebutuhan akuntan di
Indonesia mencapai 25 ribu.
Namun, hingga saat ini baru
terpenuhi sekitar 3.500
akuntan aktif. Peluang ini
seharusnya dimanfaatkan
dengan baik oleh mahasiswa
Akuntansi

4
Bab 2
Persamaan Akuntansi

2.1 Siklus Akuntansi


Siklus Akuntansi adalah Serangkaian Aktivitas atau proses dalam
menyajikan Laporan keuangan perusahaan. Siklus akuntansi terdiri atas 10
siklus, yaitu
1. Transaksi
2. Bukti Transaksi
3. Penjurnalan
4. Pembuatan Buku Besar
5. Neraca Saldo sebelum penyesuaian
6. Neraca Lajur (Penyesuaian)
7. Laporan Laba Rugi
8. Neraca/Laporan Perubahan Posisi Keuangan
9. Laporan Arus Kas
10. Catatan Atas Laporan Keuangan.

2.2 Persamaan Akuntansi


Persamaan Akuntansi persamaan untuk menggambarkan hubungan
antara elemen-elemen dalam laporan keuangan. dinyatakan dalam rumus
sebagai berikut
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Aset merupakan harta yang dimiliki oleh perusahaan. Aset memiliki 2
klarifikasi, yaitu aset tetap dan aset lancar. Aset tetap adalah harta yang
diperoleh perusahaan yang memilki masa manfaat ekonomi lebih dari 1
periode akuntansi (12 Bulan). Aset tetap biasanya berupa Kendaraan, Mesin,
Gedung dan Bangunan yang dapat digunakan lebih dari 12 bulan.
Sedangkan Aset lancar adalah harta yang dimiliki perusahaan dengan
umur ekonomis tidak lebih dari 1 periode akuntansi (12 Bulan). Aset Lancar

5
biasanya berupa peralatan dan perlengkapan Alat Tulis Kantor (ATK) yang
memiliki masa manfaat kurang dari 12 bulan.
Kewajiban merupakan sumber pembelanjaan yang diperoleh
perusahaan dari para pemberi pinjaman kredit atau sering disebut kreditor.
Kewajiban juga diklarifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah sumber
pembelanjaan yang diperoleh oleh kreditor dengan umur jatuh tempo
kewajiban tersebut kurang dari 12 bulan. Contoh kewajiban jangka pendek
seperti utang dagang dan utang usaha. sedangkan kewajiban jangka panjang
adalah sumber pembelanjaan yang diperoleh kreditor dengan umur jatuh
tempoh lebih dari 12 bulan seperti utang bank.
Ekuitas adalah modal perusahaan yang disertakan untuk menjalankan
kegiatan operasional dan non operasional perusahaan.
Dari definisi ini, rumus persamaan akuntansi dapat dikembangkan menjadi
(Aset Lancar + Aset Tetap) = (Kewajiban Lancar + Kewajiban jangka
panjang) + Ekuitas.

6
Bab 3
Klarifikasi Perusahaan

3.1 Tipe Perusahaan


Ada 3 tipe perusahaan yang mempengaruhi sistem Akuntansi di
perusahaan. 3 tipe perusahaan itu adalah
1. Perusahaan Jasa
2. Perusahaan Dagang
3. Perusahaan Manufaktur
3.2 Perusahaan Jasa
Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
pelayanan (service) atau jasa yang diberikan kepada konsumen. Ciri – ciri
dari perusahaan jasa itu sendiri adalah lebih mengutamakan sumber daya
manusia yang berkualitas yang mampu memberikan pelayanan lebih
kepada konsumen. Contoh perusahaan jasa seperti PT. Telkom Indonesia,
yang memberikan pelayanan telekomunikasi di indonesia.
3.3 Perusahaan Dagang
Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
jual beli barang dagangan. Ciri – ciri utama dari perusahaan dagang adalah
melakukan transaksi secara sah atas penyerahan barang dagang dari
perusahaan ke konsumen. Contoh perusahaan dagang seperti pedagang
grosir atau partai. Mereka melakukan transaksi jual beli kepada pembeli
dengan menyepakati nilai transaksi.
3.4 Perusahaan Manufaktur
Perusahaan Manufaktur adalah Perusahaan yang bergerak pada
bidang produksi suatu barang. Ciri – ciri utamanya adalah perusahaan
menghasilkan suatu produk yang nantinya akan dijual ke konsumen.
Contoh perusahaan manufaktur adalah PT. Semen Gresik yang bergerak
pada bidang bahan – bahan konstruksi dan memproduksi semen sebagai
produk utama untuk dipasarkan ke masyarakat sebagai bahan konstruksi.

7
Bab 4
Penjurnalan (journal)

4.1 Pengertian Jurnal


Jurnal adalah catatan transaksi yang telah terjadi dalam aktivitas
keuangan. Jurnal menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan
bertransaksi, sehingga dari jurnal tersebut, diketahui berapa jumlah harta,
utang, modal, pendapatan, dan biaya yang terjadi.
4.2 Pos & Akun
Pos merupakan penglarifikasian dari Aset, Kewajiban, Ekuitas,
Pendapatan, dan modal. Sedangkan akun adalah bagian dari pos. Contoh
akun seperti
 Pos Aset = Akun Kas, Piutang, Perlengkapan, & Peralatan
 Pos Kewajiban = Akun utang bank, utang usaha, & utang dagang
 Pos Ekuitas = Akun Prive (pengambilan uang perusahaan untuk
kepentingan pribadi), & akun Modal
 Pos Pendapatan = Akun Harga Pokok Penjualan & Akun Penjualan
 Pos Biaya = Akun Biaya listrik, Biaya Air, & Biaya Telepon, dan
Biaya Administrasi & umum
4.3 Aturan Penjurnalan
Dalam melakukan penjurnalan, ada aturan yang perlu diketahui,
sehingga jurnal tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Aturan
penjurnalan meliputi aturan debet – kredit.
Debet – kredit merupakan pegklarifikasian akun – akun/pos didalam
sebuah jurnal. Untuk lebih memudahkan, perhatikan pengklarifikasian 5
pos pokok dalam laporan keuangan.
 Pos Aset (Harta) = Bertambah didebet, Berkurang dikredit
 Pos Kewajiban (Utang) = Bertambah dikredit, Berkurang didebet
 Pos Ekuitas (Modal) = Bertambah dikredit, Berkurang didebet

8
 Pos Pendapatan = Bertambah dikredit, Berkurang didebet
 Pos Biaya = Bertambah didebet, Berkurang dikredit.
4.4 Model Penjurnalan
Model Penjurnalan yang lebih dikenal masyarakat akuntansi saat ini
adalah model “Double Entry”. Double Entry merupakan penjurnalan
dengan penggunaan 2 atau lebih akun dalam melakukan pencatatan.
Double Entry juga menjelaskan hubungan antara sebuah akun terhadap
transaksi yang terjadi didalam aktivitas keuangan perusahaan. Format
model Double Entry sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
00/00/00 Akun Debet xxx

Akun Kredit xxx

4.5 Pengaplikasian
Untuk lebih memahami lebih lanjut tentang tata cara penjurnalan,
perhatikan contoh soal berikut:
 Pada tanggal 01 Januari 2012 PT. Ananda membeli sebuah
perlengkapan tulis secara tunai dengan harga Rp. 100.000; jurnal
untuk pembelian perlengkapan alat tulis dicatat sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
01/01/12 Pembelian ATK Rp. 100.000

Kas Rp. 100.000

Pada jurnal diatas, akun pembelian ATK diklarifikasikan sebagai akun


debet, dan akun Kas sebagai akun kredit, maksudnya, pembelian ATK
adalah sebuah penambahan harta atau aset keperusahaan yang
menyebabkan akun pembelian berada diposisi debet (ingat, Aturan Debet –
kredit harta. jika bertambah di debet dan jika berkurang di kredit, akun

9
pembelian merupakan pos dari harta). Sedangkan untuk akun kas
diposisikan sebagai akun Kredit, karena uang yang ada dikas perusahaan
dikeluarkan (berkurang) untuk memperoleh sebuuah alat tulis perangkat.
(ingat, Aturan Debet – Kredit harta, jika bertambah di debet dan berkurang
di kredit, akun kas merupakan pos dari harta).
 Pada tanggal 2 Januari 2012, PT. Ananda menjual sebuah produk
rumah tangga berupa Kompor kepada konsumen dengan harga Rp.
125.000; secara tunai. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat
transaksi penjualan tunai adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
02/01/12 Kas Rp. 125.000

Penjualan Tunai Rp. 125.000

Pada jurnal diatas, akun kas berada di posisi debet dan akun penjualan
tunai berada di posisi kredit, artinya, perusahaan melakukan penjualan
tunai dan mendapatkan uang (bertambahnya kas) atas penjualan tersebut.
Sehingga akun kas berada diposisi debet (ingat, Aturan Debet – Kredit
harta, jika bertambah di debet dan berkurang di kredit, akun kas merupakan
pos dari harta). Sedangkan penjualan tunai diposisi kredit karena penjualan
merupakan sumber dari penjualan. Ketika terjadi penjualan, maka akan
menambah akun kas sehingga berada diposisi kredit (ingat, Aturan Debet –
Kredit Pendapatan, jika bertambah di Kredit dan berkurang di Debet, akun
Penjualan merupakan pos dari Pendapatan).
Untuk lebih memahami mengenai jurnal tiap transaksi yang terjadi
didalam perusahaan, akan dibahas dibagian bab khusus pada modul ini.
Pengetahuan Umum
Untuk lebih memudahkan perusahaan dalam melakukan pencatatan jurnal ,
Perusahaan menggunaan aplikasi akuntansi dalam melakukan pencatatan,
seperti MYOB, Zahir Accounting, SQL – Ledger dan Grisbi (berbasis Linux).

10
Bab 5
Buku Besar (General Ledger)

5.1 Pengertian Buku Besar


Buku Besar merupakan kumpulan beberapa transaksi yang dihimpun
(dikumpulkan) menjadi satu kesatuan transaksi dalam satu akun. Buku besar
menjadi dasar seorang akuntan untuk membuat neraca saldo sebelum dan
sesudah penyesuaian. Buku besar memberikan gambaran himpunan aktivitas
transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
5.2 Model Buku Besar
Dalam membuat buku besar, dikenal 2 model pembuatan buku besar.
Model pertama adalah model Dua Kolom (model T) dan model Empat
Kolom. Perbedaan kedua model tersebut hanya terletak pada kolom yang
dibuat untuk merancang format buku besar. Untuk lebih memahami model
Dua Kolom dan Empat Kolom, silahkan lihat format kolom berikut
 Model Dua Kolom kas
Akun Kas
Debet Kredit
Saldo Debet Saldo Kredit

 Model Empat Kolom kas


Tanggal Transaksi Akun Kas Debet Kredit

Untuk penggunaan Buku Besar disesuaikan dengan keinginan para


pengelola data tersebut, karena pada hakikatnya, yang menjadi poin penting
dalam Buku Besar adalah saldo akhir dari tiap akun, bukan model dari
pembuatan buku besar tersebut.

11
5.3 Pengaplikasian
Untuk lebih memudahkan dalam mengaplikasian buku besar,
perhatikan contoh transaksi yang terjadi pada akun kas
 Pada tanggal 1 januari, Broto sebagai pemilik perusahaan
menyetorkan modal ke kas perusahaan sebesar Rp. 1.000.000; (kas
bertambah = debet)
 Pada tanggal 2 januari, Perusahaan Membeli Barang dagangan
dengan total belanja sebesar Rp. 500.000; secara tunai (kas
berkurang = kredit)
 Pada tanggal 5 januari, Perusahaan menjual barang dagangan ke
pengecer sebesar Rp. 125.000; tunai (kas bertambah = debet)
Untuk mengambarkan transaksi diatas kedalam buku besar, perhatikan
format Buku Besar berikut (format yang digunakan adalah format Empat
Kolom)
Tanggal Transaksi Akun Kas Debet Kredit
01/01/12 Penyetoran Modal Rp.1.000.000
02/01/12 Pembelian Rp.500.000
05/01/12 Penjualan Rp.125.000
Saldo akun kas Rp. 1.125.000 RP. 500.000
Total Kas(Debet – Kredit) Rp. 625.000

Pesan Prof. FIFO


Ada dua aktivitas jurnal
yang akan mempengaruhi
Buku besar , yaitu jurnal awal
dan jurnal penyesuaian.

12
Bab 6
Neraca Saldo (Trial Balance) Sebelum Penyesuaian

6.1 Pengertian Neraca Saldo


Neraca Saldo adalah kumpulan beberapa akun yang telah dihimpun
kedalam buku besar. Jadi, neraca saldo adalah neraca sementara yang
memperlihatkan aktivitas sementara dari kejadian transaksi. Neraca saldo
nantinya dijadikan dasar untuk melakukan penyesuaian ketika tutup buku
perusahaan dilakukan.
6.2 Model Neraca Saldo
Untuk lebih memahami format neraca saldo, perhatikan format neraca
saldo yang umum digunakan
Nama Akun Debet Kredit
Kas Rp. 1.000.000
Piutang Rp. 500.000
Perlengkapan Rp. 125.000
Peralatan Rp. 300.000
Utang Bank Rp. 2.175.000
Biaya Administrasi Rp. 250.000
Saldo Rp. 2.175.000 Rp. 2.175.000
(contoh neraca saldo)
Data – data yang diperoleh untuk menyusun Neraca Saldo adalah berasal
dari Data – Data transaksi yang telah dihimpun kedalam Buku Besar.

Pesan Prof. FIFO


Didalam neraca saldo, akun
debet dan kredit harus
seimbang (sama nominal)

13
Bab 7
Transaksi

7.1 Pengertian Transaksi


Sebelum melangkah ke bab berikutnya mengenai neraca lajur
(penyesuaian), perlu diketahui, bahwa pembuatan jurnal dan buku besar
diperlukan suatu kejadian transaksi dan bukti transaksi. Transaksi adalah
kejadian ekonomi yang terjadi antara 2 orang atau lebih yang melakukan
tukar menukar barang atau jasa dengan menggunakan alat pembayaran yang
disetujui kedua belah pihak.
Dari kegiatan tukar menukar barang atau jasa tersebut, dibuatlah
bukti transaksi untuk digunakan sebagai bukti otentik (bukti fisik) bahwa
pernah terjadi suatu transaksi. Bukti transaksi biasanya berupa kuitansi,
nota, memo dan lain – lain.
7.2 Jenis – jenis Transaksi
Ada beberapa jenis – jenis transaksi yang sering dilakukan oleh
perusahaan. Jenis – jenis transaksi tersebut antara lain
 Penjualan
 Pembelian
 Pembayaran
 Sewa Menyewa
Penjualan merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan dengan
penyerahan barang atau jasa perusahaan kepada konsumen. Pembelian
merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan dengan perolehan barang
perusahaan. Pembayaran merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan
dengan pengeluaran kas untuk menjalankan aktivitas operasional dan non
operasional perusahaan. Dan yang terakhir, Sewa Menyewa adalah aktivitas
keuangan yang berhubungan dengan penyerahan sementara atau perolehan
sementara atas barang atau jasa.

14
Bab 8
Penjualan

8.1 Pengertian Penjualan


Penjualan merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan dengan
penyerahan barang atau jasa perusahaan kepada konsumen. Syarat
terjadinya Penjualan adalah adanya persetujuan atas nilai transaksi yang
diberikan perusahaan kedapa konsumen. Aktivitas penjualan terdiri atas dua,
yaitu penjualan secara tunai (cash) atau penjualan secara kredit (credit).
Selain itu, aktivias penjualan juga mencakup pemberian diskon atau hak
retur (pengembalian barang dari konsumen ke perusahaan dikarenakan
barang yang dibeli rusak atau tidak sesuai dengan kebutuhan kosumen).
Penjualan juga merupakan sumber pendapatan yang didapat perusahaan.
8.2 Penjualan tunai
Penjualan tunai merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan
dengan penyerahan barang atau jasa perusahaan kepada konsumen secara
tunai. Artinya, pembayaran berlangsung satu kali transaksi (pembayaran
lunas). Jurnal yang digunakan untuk mencatat pejualan tunai adalah
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
00/00/00 Kas xxx

Penjualan Tunai xxx

Untuk lebih memahami, perhatikan contoh soal berikut


 Pada tanggal 10 januari 2012, PT. Ananda menjual paket komputer
lengkap berupa monitor, printer, keyboard, dan CPU dengan total
penjualan sebesar Rp. 5.000.000 kepada PT. Cahaya secara tunai
 Pada tanggal 11 januari 2012, PT. Ananda menjual paket komputer
jenis 1 berupa monitor, keyboard, dan CPU sebesar Rp. 4.500.000
kepada PT. Hakim secara tunai

15
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas adalah
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
10/01/12 Kas Rp. 5.000.000

Penjualan Tunai Rp. 5.000.000

(Penjualan PT. Cahaya)

Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit


11/01/12 Kas Rp. 4.500.000

Penjualan Tunai Rp. 4.500.000

(Penjualan PT. Hakim)

8.3 Penjualan Tunai dengan diskon


Penjualan Tunai dengan diskon merupakan aktivitas keuangan yang
berhubungan dengan penyerahan barang atau jasa perusahaan kepada
konsumen secara tunai dengan adanya syarat – syarat diskon yang diberikan.
Diskon berupa potongan harga yang diberikan perusahaan kepada konsumen
dimaksudkan untuk merangsang konsumen agar membeli produk yang
ditawarkan perusahaan. Atau dengan tujuan pencucian gudang perusahaan
sehingga dikenakan diskon untuk barang yang dijual.
Untuk lebih memahami mekanisme pencatatan penjualan tunai
dengan diskon, perhatikan contoh soal berikut
 Pada tanggal 31 Desember 2012, PT. Ananda menjual paket
komputer lengkap berupa monitor, printer, keyboard, dan CPU
dengan total penjualan sebesar Rp. 5.000.000 kepada PT. Cahaya
secara tunai. Karena PT. Ananda ingin melakukan pencucian gudang,
maka setiap pembelian pake lengkap akan dikenakan diskon sebesar
20% .

16
Sebelum melakukan penjurnalan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan
diskon yang diberikan PT.Ananda kepada PT. Cahaya. PT. Ananda
memberikan diskon 20% setiap pembelian paket lengkap komputer. Jadi
yang harus dibayar oleh PT. Cahaya adalah Rp. 4.000.000 (Rp. 5.000.000 x
20% = Rp. 1.000.000, Rp. 5.000.000 – Rp. 1.000.000 = Rp. 4.000.000).
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Kas Rp. 4.000.000
Potongan Penjualan Rp. 1.000.000
Rp. 5.000.000
Penjualan

8.4 Penjualan Kredit


Penjualan Kredit merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan
dengan penyerahan barang atau jasa perusahaan kepada konsumen secara
Kredit. Artinya, pembayaran atas penjualan dilakukan lebih dari satu kali
(penjualan dengan menggunakan sistem utang). Jurnal yang digunakan
untuk mencatat transaksi penjualan kredit adalah
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
00/00/00 Piutang Dagang xxx

Penjualan Kredit xxx


Untuk lebih memahami transaksi penjualan kredit, perhatikan soal dibawah
ini
 Tanggal 2 maret 2012 PT. Aditama menjual perlengkapan ATK
secara kredit kepada PT. Putra sebesar Rp. 200.000.
 Tanggal 6 maret 2012 PT. Nuansa membayar utang atas perolehan
Perlengkapan ATK pada tanggal 2 Maret 2012 kepada PT. Aditama
sebesar Rp. 200.000

17
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas adalah
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
02/03/12 Piutang Dagang Rp. 200.000

Penjualan Kredit Rp. 200.000

(Penjualan PT. Putra)

Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit


06/03/12 Kas Rp. 200.000

Piutang Dagang Rp. 200.000

(Pelunasan PT. Nuansa)

8.5 Penjualan Kredit dengan diskon


Penjualan Kredit dengan diskon merupakan aktivitas keuangan yang
berhubungan dengan penyerahan barang atau jasa perusahaan kepada
konsumen secara Kredit dengan adanya syarat – syarat diskon yang
diberikan. Syarat – syarat diskon yang dimaksud adalah, adanya pemberian
diskon kepada konsumen yang melakukan pembelian secara kredit kepada
perusahaan jika konsumen membayar sesuai tanggal jatuh tempo yang telah
ditetapkan perusahan.
Penggunaan diskon tersebut dimaksudkan untuk mempercepat
konsumen untuk melakukan pembayaran sehingga menghindari kejadian
kredit macet yang diakibatkan konsumen tidak membayar seluruh utang –
utangnya. Contoh syarat diskon yang sering digunakan oleh perusahaan atas
penjualan kredit nya seperti syarat “2/10 n/30” arti dari “2/10” adalah jika
konsumen melunasi utangnya kurang dari atau sampai 10 hari setelah
tanggal transaksi terjadi, maka konsumen akan mendapatkan diskon sebesar
2% dari total utang yang ditanggung oleh konsumen, jika pembayaran lebih

18
dari 10 hari, maka konsumen tidak dikenakan diskon. Arti dari “n/30”
adalah, konsumen mempunyai waktu 30 hari untuk melunasi semua utang –
utangnya kepada perusahaan.
Untuk lebih penggunaan diskon pada penjualan, perhatikan contoh soal
dibawah ini
 Pada tanggal 10 Januari 2012, PT. ABC menjual barang dagangannya
kepada CV. KRL sebesar Rp. 1.000.000; secara kredit dengan syarat
2/10 n/30
 Pada tanggal 15 januari 2012, CV. KRL melunasi semua utang –
utang nya kepada PT. ABC atas perolehan barang dagangan pada
tanggal 10 Januari 2012.
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
10/01/12 Piutang Dagang Rp. 1.000.000

Penjualan Kredit Rp. 1.000.000

(Penjualan CV. KRL)


Sebelum mencatat transaksi pelunasan, perhatikan syarat diskon dan tanggal
pembayaran yang dilakukan CV. KRL terhadap PT. ABC. PT. ABC menjual
barang dagang kepada CV. KRL pada tanggal 10 januari. CV. KRL
membayar utangnya kepada PT. ABC pada tanggal 15 januari. Syarat diskon
yang digunakan PT. ABC kepada CV. KRL 2/10 n/30. Sesuai dengan syarat
diskon yang diberikan, maka CV. KRL berhak mendapatkan diskon sebesar
2% dari total utangnya (hanya selang 5 hari dari tanggal penjualan, CV.
KRL sudah membayar lunas utangnya).

19
Jadi, total utang yang dibayar CV. KRL adalah Rp. 98.000; (diskon
2% dari Rp. 1.000.000 sebesar Rp. 20.000).
Maka jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Kas Rp. 98.000
Potongan Penjualan Rp. 20.000
Rp. 1.000.000
Piutang Dagang

8.6 Penjualan dengan hak retur (pengembalian)


Penjualan dengan hak retur merupakan aktivitas keuangan yang
berhubungan dengan penyerahan barang atau jasa perusahaan kepada
konsumen dengan memberikan hak retur atau pengembalian barang yang
telah dibeli oleh konsumen karena rusak atau tidak sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan konsumen. Pemberian hak retur biasanya dilakukan
perusahaan ketika terjadi penjualan barang dagang kepada konsumen
dengan jumlah yang besar atau konsumen yang telah menjadi langganan
(patner) dalam berbisnis.
Hak retur merupakan hak istimewa yang diberikan perusahaan
kepada konsumen untuk mengembalikan barang yang telah dibeli kepada
perusahaan. Untuk lebih memahami pengaplikasian hak retur ke konsumen,
perhatikan contoh soal berikut ini
 Pada tanggal 11 januari 2012, PT. Ananda menjual paket komputer
jenis 1 berupa monitor, keyboard, dan CPU sebesar Rp. 4.500.000
kepada PT. Hakim secara tunai dengan hak retur
 Pada tanggal 12 Januari 2012, PT. Hakim mengembalikan barang atas
pembelian tanggal 11 dengan alasan sebagian barang yang diserahkan
cacat sebesar Rp. 100.000

20
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai
berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
11/01/12 Kas Rp. 4.500.000

Penjualan Tunai Rp. 4.500.000

(Penjualan PT. Hakim)

Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit


12/01/12 Retur Penjualan Rp. 100.000

Kas Rp. 100.000

(Retur PT. Hakim)

Pesan Prof. FIFO


penjualan titipan disebut juga
dengan penjualan konsinyasi,
pihak yang menyarankan
barang (pemilik) disebut
consignor (konsinyor) atau
pengamat, sedang pihak yang
menerima titipan barang
tersebut disebut konsinyi.

21
Bab 9
Pembelian

9.1 Pengertian Pembelian


Pembelian merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan dengan
perolehan barang atau jasa perusahaan. Syarat terjadinya pembelian sama
halnya dengan syarat terjadinya penjualan. Harus ada pihak penjual dan
pembeli yang menyepakati nilai transaksi. Begitu juga halnya dengan
aktivitas pembelian. Ada pembelian secara tunai, pembelian secara kredit,
pembelian dengan diskon, dan hak retur pembelian.
9.2 Pembelian Tunai
Pembelian tunai merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan
dengan perolehan barang atau jasa perusahaan dari penjual secara tunai.
Artinya, pembayaran atas pembelian berlangsung satu kali transaksi
(pembayaran lunas). Jurnal yang digunakan untuk mencatat pembelian tunai
adalah
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
00/00/00 Pembelian xxx

Kas xxx
Untuk lebih memahami tentang mekanisme pencatatan pembelian tunai,
perhatikan contoh soal berikut
 Pada tanggal 10 Maret 2012, PT. Karya membeli Mesin Injeksi
kepada PT. Kontan sebesar Rp. 10.000.000; secara tunai
 Pada tanggal 15 Maret 2012, PT. XYZ memperoleh mesin bubut dari
PT. BBM dengan nilai perolehan sebesar Rp. 5.000.000;

22
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat kedua transaksi diatas adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
10/03/12 Pembelian Mesin Rp. 10.000.000

Kas Rp. 10.000.000

(Pembelian Mesin
Injeksi)

Tanggal Nama Akun Debet Kredit


10/03/12 Pembelian Mesin Rp. 5.000.000

Kas Rp. 5.000.000

(Pembelian Mesin
Bubut)

9.3 Pembelian Tunai dengan Diskon


Pembelian Tunai dengan diskon merupakan aktivitas keuangan yang
berhubungan dengan perolehan barang atau jasa perusahaan secara tunai
dengan adanya syarat – syarat diskon yang diberikan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut
 Pada tanggal 10 Maret 2012, PT. Karya mendapatkan diskon
pembelian sebesar 20% atas pembelian Mesin Injeksi kepada PT.
Kontan sebesar Rp. 10.000.000;
Sebelum melakukan penjurnal, hitunglah terlebih dahulu diskon yang
diperoleh PT. Karya. Diskon yang didapat oleh PT. Karya adalah sebesar
20%, jadi total yang dibayarkan atas pembelian tersebut sebesar Rp.
8.000.000 (20% dari Rp. 10.000.000 sebesar RP. 2.000.000, Rp. 10.000.000
– Rp. 2.000.000 = Rp. 8.000.000)

23
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
10/03/12 Pembelian Rp. 10.000.000
Potongan Pembelian Rp. 2.000.000
Kas Rp. 8.000.000

9.4 Pembelian Kredit


Pembelian kredit merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan
dengan perolehan barang atau jasa perusahaan dari penjual secara kredit.
Artinya, pembayaran atas pembelian berlangsung beberapa kali transaksi
(pembayaran bertahap).
Jurnal yang digunakan untuk mencatat pembelian kredit adalah
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
00/00/00 Pembelian xxx

Utang xxx
Untuk lebih memahami tentang mekanisme pencatatan pembelian kredit,
perhatikan contoh soal berikut
 Pada tanggal 15 Januari 2012, PT. Eksrima membeli mesin hitung
menghitung dengan nilai nominal Rp. 4.500.000; kepada PT. MTK
secara kredit
 Pada tanggal 20 Januari, PT. Eksrima melunasi seluruh utangnya
kepada PT. MTK, transaksi pembelian tanggal 15 januari 2012.
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat kedua transaksi tersebut adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Pembelian Rp. 4.500.000

Utang Rp. 4.500.000

(Pembelian mesin hitung)

24
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
20/01/12 Utang Rp. 4.500.000

Kas Rp. 4.500.000

(Pelunasan mesin hitung)

9.5 Pembelian kredit dengan diskon


Pembelian Kredit merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan
dengan perolehan barang atau jasa perusahaan konsumen secara Kredit
dengan syarat diskon. Sama hal nya dengan penjualan, syarat diskon yang
biasa diterapkan dalam pembelian kredit adalah “2/10 n/30”.
Untuk lebih memahami, perhatikan contoh soal dibawah ini
 Pada tanggal 15 Januari 2012, PT. Eksrima membeli mesin hitung
menghitung dengan nilai nominal Rp. 4.500.000; kepada PT. MTK
secara kredit dan mendapatkan syarat diskon 2/10 n/30.
 Pada tanggal 15 Februari 2012, PT. Eksrima membayar semua
utangnya kepada PT. MTK atas transaksi pembelian tanggal 15
januari.
Sebelum melakukan penjurnalan, perhatikan syarat diskon yang diberikan
PT. MTK. Pembayaran yang dilakukan PT. Eksrima dilakukan 15 Februari
2012, artinya, pembayar dilakukan tepat jatuh tempo pembayaran utang
(lewat dari masa diskon). Maka PT. Eksrima tidak mendapatkan diskon dan
membayar total utangnya sebesar nilai nominal mesin hitung tersebut.
Jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Pembelian Rp. 4.500.000

Utang Rp. 4.500.000

(Pembelian mesin hitung)

25
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/02/12 Utang Rp. 4.500.000

Kas Rp. 4.500.000

(Pembayaran mesin hitung)

9.6 Pembelian dengan hak retur


Pembelian dengan hak retur merupakan aktivitas keuangan yang
berhubungan dengan perolehan barang atau jasa perusahaan dengan
memberikan hak retur atau pengembalian barang yang telah dibeli oleh
perusahaan karena rusak atau tidak sesuai dengan spesifikasi. Artinya,
perusahaan dapat sewaktu – waktu mengembalikan barang yang telah
diperoleh karena barang yang dibeli rusak/cacat atau tidak sesuai dengan
spesifikasi.
Untuk pemahaman lebih lanjut, perhatikan contoh soal berikut
 Pada tanggal 15 Januari 2012, PT. Eksrima membeli mesin hitung
menghitung dengan nilai nominal Rp. 4.500.000; kepada PT. MTK
 Tanggal 20 Januari 2012, PT. Eksrima mengembalikan barang karena
barang yang dikirim PT. MTK tidak sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan perusahaan. Total pengembalikan sebesar Rp. 1.000.000;

26
Jurnal yang diperlukan adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Pembelian Mesin Rp. 4.500.000

Kas Rp. 4.500.000

(Pembelian Mesin
Hitung)

Tanggal Nama Akun Debet Kredit


20/01/12 Kas Rp. 1.000.000

Retur Pembelian Rp. 1.000.000


(Pengembalian Mesin
Injeksi)

27
Bab 10
Pembayaran

10.1 Pengertian Pembayaran


Pembayaran merupakan aktivitas keuangan yang berhubungan
dengan pengeluaran kas untuk menjalankan aktivitas operasional dan non
operasional perusahaan. Aktivitas operasional merupakan aktivitas yang
berhubungan langsung dengan kegiatan utama perusahaan. Contoh,
pembayaran listrik, air, telepon. Sedangkan aktivitas non operasional
merupakan aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas
utama perusahaan. Seperti biaya administrasi dan umum.
Ada dua hal yang mendasari pembayaran yang dilakukan perusahaan.
Yaitu pembayaran yang berklarifikasi biaya dan pembayaran yang
berklarifikasi beban.
10.2 Pembayaran berklarifikasi Biaya
Pembayaran berklarifikasi biaya diartikan sebagai semua
pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang
dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik
yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua,
yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang
terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud
dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung,
misalnya biaya kesempatan.
10.3 Pembayaran berklarifikasi Beban
Pembayaran berklarifikasi beban diartikan sebagai semua
pengorbanan yang perlu dilakukan untuk mengharapkan manfaat dimasa
akan datang. Bedanya beban dengan biaya adalah, biaya merupakan
pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan sedangkan beban adalah biaya
yang sudah dimanfaatkan atau sudah digunakan.

28
10.4 Pengaplikasian
Untuk lebih mengetahui tentang pencatatan jurnal atas pembayaran,
perhatikan contoh soal dibawah ini. Kasus PT. A&Z
 Tanggal 10 Januari 2012, Perusahaan membayar Gaji pegawai
produksi sebanyak 15 orang total pembayaran sebesar Rp.
15.000.000;
 Tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan membayar jasa periklanan
dikoran Kota sebesar Rp. 500.000;
 Tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan membayar jasa reparasi
mesin injeksi sebesar Rp. 100.000;
 Tanggal 30 Januari 2012, Perusahaan membayar Gaji bagian
Administrasi sebesar Rp. 3.000.000;
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua pembayaran perusahaan
per bulan Januari 2012 adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
10/01/12 Beban Gaji Rp. 15.000.000

Kas Rp. 15.000.000


15/01/12 Biaya Iklan Rp. 500.000

Kas Rp. 500.000


25/01/12 Beban Reparasi Rp. 100.000

Kas Rp. 100.000


30/01/12 Beban Gaji Rp. 3.000.000

Kas Rp. 3.000.000

29
Bab 11
Sewa Menyewa

11.1 Pengertian Sewa Menyewa


Sewa Menyewa adalah aktivitas keuangan yang berhubungan dengan
penyerahan sementara atau perolehan sementara atas barang atau jasa.
Definisi perjanjian sewa-menyewa menurut Pasal 1548 KUH Perdata
menyebutkan bahwa: “ Perjanjian sewa-menyewa adalah suatu perjanjian,
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan
kepada pihak yang lainya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu
tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut
belakangan telah disanggupi pembayaranya.” Untuk penjelasan lebih lanjut
mengenai transaksi sewa menyewa, akan dibahas lebih lanjut pada
matakuliah akuntansi keuangan menengah 1 (accounting intermediate 1)
pada semester tiga, untuk di pengantar, hanya menjelaskan pengertian dan
penjurnalan.
11.2 Pengaplikasian
Jurnal – jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi sewa
menyewa perusahaan adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Sewa xxx

Kas xxx
(pencatatan sewa yang dilakukan perusahaan)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Sewa dibayar dimuka xxx

Kas xxx
(pencatatan sewa yang dilakukan perusahaan, tetapi belum menikmati jasa
sewa yang telah dibayarkan)

30
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut
 Pada tanggal 10 Maret 2012, PT Putra Perdana menyewa sebuah
gudang PT. Aditama untuk tujuan penyimpanan bahan baku dengan
selama 5 tahun dengan nilai sewa sebesar Rp. 25.000.000
 Pada tanggl 12 Maret 2012, PT H&R membayar sewa mesin injeksi
yang telah digunakan selama 2 minggu kepada CV. Perak sebesar Rp.
250.000
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat aktivitas sewa tersebut adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
10/03/12 Sewa dibayar dimuka Rp. 25.000.000

Kas Rp. 25.000.000

Tanggal Nama Akun Debet Kredit


12/03/12 Beban sewa Rp. 250.000

Kas Rp. 250.000

31
Bab 12
Neraca Lajur

(contoh neraca lacur, sumber: asistenvb.blogspot.com)

12.1 Pengertian Neraca Lajur


Neraca Lajur adalah alat yang digunakan akuntan untuk melakukan
penyesuaian neraca saldo pada akhir tahun, dan menyusun laporan laba rugi
dan neraca. Neraca lajur dilakukan pada saat akhir periode akuntansi (per
bulan, triwulan, per semester, per tahun). Neraca lajur bertujuan untuk
melakukan penyesuaian – penyesuaian pada akun yang mengalami
perubahan.
12.2 Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk
menyesuaikan jurnal yang telah dibuat. Jurnal penyesuaian juga merupakan
jurnal koreksi terhadap jurnal sebelumnya. Akun yang harus mengalami
penyesuaian pada akhir periode adalah (1) Beban dibayar dimuka, (2)
Pemakaian Aset tetap, (3) Pengakuan Beban terutang, dan (4) Koreksi
Persediaan.

32
12.3 Beban Dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka adalah biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan tetapi manfaat atas biaya belum diterima atau dirasakan
perusahaan. Beban dibayar dimuka dimaksudkan perusahaan untuk
menghindari lonjakan harga beban yang diperkirakan semakin mahal dimasa
akan datang. Contoh aktivitas perusahaan yang melakukan pembayaran
beban dimuka adalah sewa bangunan, gedung, perlengkapan dan peralatan.
Beban dibayar dimuka perlu dilakukan penyesuaian setiap akhir
tahun, untuk menghitung sudah berapa yang menjadi beban (yang telah
dirasakan manfaatnya) atas pembayaran yang dilakukan dimuka. Sehingga
akan mengoreksi akun sebelumnya.
Jurnal – jurnal yang diperlukan untuk mencatat penyesuaian atas
beban dibayar dimuka adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Perlengkapan xxx

Perlengkapan xxx
(mencatat penyesuaian atas pemakaian perlengkapan)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Asuransi xxx

Asuransi dibayar dimuka xxx


(mencatat penyesuaian atas Asuransi yang telah jatuh tempo)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Sewa xxx xxx

Sewa dibayar dimuka


(mencatat penyesuaian atas manfaat sewa yang telah dirasakan)

33
12.4 Pemakaian Aset Tetap
Pemakaian Aset Tetap dalam aktivitas perusahaan akan menurunkan
nilai ekonomis atas aset tetap tersebut. Penurunan nilai pada aset tetap
berdampak pada nilai aset tetap sewaktu pertama dibeli atau dibangun,
sehingga diperlukan penyesuaian nilai ekonomis atas aset tetap tersebut.
Penurunan nilai aset tetap sering disebut sebagai penyusutan aset tetap.
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis terhadap nilai ekonomi
suatu aset tetap yang dapat disusutkan selama masa manfaat ekonomi aset
tetap tersebut masih ada dan dilakukan per periode akuntansi. Penyusutan
memperlihatkan berapa beban yang telah terjadi atas perolehan suatu aktiva
tetap. Contohnya saja, seperti mobil. Saat pertama kali dibeli, harga mobil
sebesar Rp. 100.000.000; setelah dipakai selama 5 tahun, mobil tersebut
dinilai dengan harga Rp. Rp. 25.000.000; dari kasus mobil tersebut kita
dapat menarik kesimpulan, mengapa perusahaan setelah menilai harga mobil
dengan harga yang berbeda pada saat membeli dan pada saat telah dipakai.
Ini menandakan, adanya penyusutan (penurunan nilai aset tetap) sebesar Rp.
75.000.000 selama 5 tahun pemakaian mobil tersebut.
Ada tiga metode dalam melakukan penyusutan atas aset tetap. Tiga
metode itu yakni
 Metode Garis Lurus
 Metode Saldo Menurun (2 kali garis lurus)
 Metode Jumlah Angka Tahun
 Metode Unit Produksi
 Metode Jam Kerja Operasional
Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai metode – metode yang digunakan
perusahaan untuk menentukan besar penyusutan akan dibahas di mata kuliah
Pengantar Akuntansi 2 di semester 2.

34
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat pennyesuaian atas Aset Tetap adalah
sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Penyusutan xxx

Akumulasi Penyusutan Gedung xxx


(mencatat penyesuaian nilai gedung)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Penyusutan xxx

Akumulasi Penyusutan Kendaraan xxx


(mencatat penyesuaian nilai Kendaraan)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Penyusutan xxx

Akumulasi Penyusutan Peralatan xxx


(mencatat penyesuaian nilai Peralatan)

Pengetahuan Umum
Untuk metode penyusutan, didalam perpajakan agak berbeda pengakuannya
dengan metode penyusutan yang diakui akuntansi. Dalam perpajakan, hanya
mengenal 2 metode, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun,
sedangkan dalam pemerintahan, hanya dikenal 3 metode, yaitu metode garis
lurus, saldo menurun, dan unit produksi.

Pesan Prof. FIFO


Walaupun Aset tetap perlu
dilakukan penyesuaian tiap
tahun, tetapi, Aset tetap
berupa “Tanah” tidak perlu
dilakukan penyesuaian karna
tanah tidak akan pernah
menyusut

35
12.5 Pengakuan Beban Terutang
Beban Terutang adalah Beban yang telah dirasakan manfaatnya oleh
perusaaan, tapi belum melakukan pengorbanan atas manfaat yang telah
dirasakan. Beban Terutang menjadi wajib hukumnya bagi perusahaan untuk
membayar atau melunasi beban – beban yang masih belum dibayar.
Pengakuan Beban terutang biasanya berkaitan dengan Utang Gaji dan Utang
Bunga. Utang Gaji dan Utang Bunga dilakukan penyesuaian tiap tahun
selama Utang tersebut masih ada.
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat jurnal pengakuan Beban
terutang adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Gaji xxx
Utang Gaji xxx
(mencatat utang gaji yang masih harus dibayar oleh perusahaan)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Bunga xxx
Utang Bunga xxx
(mencatat utang Bunga yang masih harus dibayar oleh perusahaan)

12.6 Koreksi Persediaan


Koreksi Persediaan perlu dilakukan perusahaan tiap tahunnya.
Aktivitas pembelian dan penjualan persediaan sangat mempengaruhi nilai
persediaan yang ada digudang. Jika terjadi pembelian persediaan, maka akan
menambah persediaan digudang, dan sebaliknya, jika terjadi penjualan,
maka persediaan akan berkurang digudang. Sama halnya dengan retur, jika
terjadi retur penjualan, maka akan menambah jumlah persediaan, sedangkan
ketika terjadi retur pembelian, maka akan mengurangi jumlah persediaam
yang berada digudang.
Ada 3 metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan
dalam menilai persediaan akhir, ketiga metode itu adalah (1) First In First
36
Out, (2) Last In Last Out, (3) Average. Fisrt In Firs Out (FIFO) adalah
Metode penilaian yang berasumsi bahwa barang yang pertama masuk
digudang adalah barang yang pertama dijual. Last In Last Out (LIFO)
adalah metode yang berasumsi, barang yang masuk terakhir adalah barang
yang pertama dijual, sedangkan metode Average adalah metode rata – rata
antara pengeluaran dan penerimaan persediaan, itulah persediaan akhir.
Untuk lebih mengetahui tentang ketiga metode tersebut, akan dibahas dilain
kesempatan.
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat penyesuaian atas persediaan
adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Ikhtisar Laba Rugi xxx
Persediaan Barang dagang xxx
Persediaan Barang dagang xxx
Ikhtisar Laba Rugi xxx

Pengetahuan Umum
Dalam perpajakan, metode yang digunakan dalam melakukan penilaian
persediaan hanya dua, yaitu metode First In First Out (FIFO) dan Average.
Metode LIFO tidak diakui oleh perpajakan walaupun digunakan
perusahaan dalam melakukan penilaian persediaan.

Pesan Prof. FIFO


Penggunaan Metode LIFO di
indonesia sudah ditinggalkan,
sebab PSAK sudah berkiblat
pada IFRS, sama halnya
dipemerintahan yang diatur
dalam PSAP.

37
12.7 Pengaplikasian
Perhatikan neraca saldo sebelum penyesuaian berikut, kasus pada PT.
Kujang tahun 2011
Nama Akun Debet Kredit
Kas Rp. 26.700
Piutang Rp. 33.700
Persediaan Barang dagang Rp. 45.000
Perlengkapan toko Rp. 5.500
Peralatan Toko Rp. 85.000
Akmulasi Penyusutan Rp. 18.000
(Peralatan Toko)
Peralatan Pengiriman Rp. 48.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 6.000
(Peralatan Pengiriman)
Wesel bayar Rp. 51.000
Hutang usaha Rp. 48.500
Saham biasa Rp. 90.000
Laba ditahan Rp. 8.000
penjualan Rp. 757.200
Retur penjualan Rp. 4.200
Harga Pokok Penjualan Rp. 497.400
Beban Gaji Rp. 140.000
Beban Iklan Rp. 26.400
Beban utilitas Rp. 14.000
Beban reparasi Rp. 12.100
Beban Pengiriman Rp. 16.700
Beban Sewa Rp. 24.000
Saldo Rp. 987.700 Rp. 987.700

38
Data – data yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian
 Perlengkapan toko yang masih ditangan adalah Rp.3.500
 Penyusutan atas peralatan toko adalah Rp.9.000
 Penyusutan atas peralatan pengiriman adalah Rp. 7.000
 Bunga Akrual atas wesel bayar pada akhir periode adalah Rp. 11.000
Jurnal yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian adalah sebagai
berikut
Nama Akun Debet Kredit

Beban Perlengkapan Rp. 2.000


Perlengkapan Toko Rp. 2.000

Beban Penyusutan Peralatan toko Rp. 9.000


Akumulasi Penyusutan Peralatan toko Rp. 9.000

Beban Penyusutan Peralatan Pengiriman Rp. 7.000


Akumulasi Penyusutan Peralatan Pengiriman Rp. 7.000

Beban Bunga Rp. 11.000


Utang Bunga Rp. 11.000
 Untuk pencatatan penyesuaian pada beban perlengkapan, perhatikan
soal, akun perlengkapan dari Rp. 5.500, pada akhir tahun 2011,
perlengkapan yang masih tersisa adalah sebesar Rp. 3.500. Artinya,
ada sebesar Rp. 2.000 yang terpakai atau telah dirasakan manfaatnya
pada tahun 2011 (yang menjadi beban sebesar Rp. 2.000)
Setelah melakukan penjurnalan penyesuaian, maka langka selanjutnya
adalah menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, susunan laba rugi, dan
neraca. Perhatikan necara lanjur dihalaman selanjutnya.

39
40
Bab 13
Penyusunan Laporan Laba Rugi

12.1 Pengertian Laporan Laba – Rugi


Laporan Laba – Rugi adalah laporan yang memuat tentang berapa
pendapatan yang diperoleh dan berapa biaya dan beban yang telah
dikeluarkan selama satu periode akuntansi, sehingga diketahui, berapa besar
laba atau rugi yang dialami dan diderita perusahaan. Laporan laba rugi dapat
menjadi ukuran bagi seorang manajer untuk membuat suatu keputusan.
Misalnya saja, diketahui dengan penjualan pada tahun 2010 sebesar 1000
unit, perusahaan mendapat laba sebesar Rp. 1.000.000, maka manajer dapat
membuat keputusan untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari tahun sebelumnya.
12.2 Jenis - Jenis Laporan Laba Rugi
Jenis Laporan Laba Rugi dibagi menjadi 3 jenis, sesuai dengan tipe
perusahaan yang dijalankan. Ke-3 jenis laporan laba rugi adalah sebagai
berikut
 Laporan laba-rugi perusahaan jasa
 Laporan laba-rugi perusahaan dagang
 Laporan laba-rugi perusahaan manufaktur
Perbedaan dari ke-3 laporan laba rugi tersebut terletak pada akun – akun
yang digunakan dalam menyusun laporan laba rugi, untuk lebih jelasnya,
perhatikan sub – bab berikut
12.3 Laporan Laba-Rugi perusahaan jasa
Laporan Laba Rugi perusahaan jasa memuat komponen pendapatan
jasa, biaya dan beban yang terjadi didalam perusahaan, sehingga diketahui
berapa laba yang diperoleh dan rugi yang diderita perusahaan. Untuk
mengetahui lebih lanjut, perhatikan format laporan laba rugi untuk
perusahaan jasa berikut ini

41
PT. Young Adv.
Laporan Laba Rugi
Tahun Buku 2010

Pendapatan
Pendapatan Jasa xxx
Total Pendapatan xxx

Beban
Beban Operasional xxx
Beban Administrasi dan umum xxx
Beban Lain Lain xxx
Total Beban (xxx)

Laba/Rugi (Total Pendapatan - Total Beban) xxx


(contoh format laporan laba rugi perusahaan jasa)

12.4 Laporan Laba-Rugi Perusahaan Dagang


Laporan Laba Rugi perusahaan Dagang memuat komponen
pendapatan penjualan, Retur dan potongan Penjualan, Pembelian, Retur dan
potongan Pembelian, Persediaan awal, persediaan akhir, harga pokok
penjualan, biaya dan beban yang terjadi didalam perusahaan, sehingga
diketahui berapa laba yang diperoleh dan rugi yang diderita perusahaan.
Untuk mengetahui lebih lanjut, perhatikan format laporan laba rugi untuk
perusahaan Dagang berikut ini

42
PT. Young Adv.
Laporan Laba Rugi
Tahun Buku 2010

Penjualan xxx
Retur dan pengurang Penjualan (xxx)
Total Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal xxx
Pembelian xxx
Retur dan pengurang Pembelian (xxx)
Biaya Angkut Pembelian (xxx)
Pembelian Bersih xxx
Barang siap dijual xxx
Persediaan Akhir (xxx)
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba Kotor xxx

Beban
Beban Penjualan xxx
Beban Adm & umum xxx
Beban Lain – Lain xxx
Total Beban (xxx)

Laba/ Rugi (Penjualan – Harga Pokok Penjualan – Beban) xxx


(contoh format laporan laba rugi perusahaan Dagang)

43
12.5 Laporan Laba-Rugi perusahaan manufaktur
Laporan Laba Rugi perusahaan Manufaktur memuat komponen
pendapatan penjualan, Retur dan potongan Penjualan, Pembelian, Retur dan
potongan Pembelian, Persediaan awal, persediaan akhir, harga pokok
penjualan, harga pokok produksi, biaya dan beban yang terjadi didalam
perusahaan, sehingga diketahui berapa laba yang diperoleh dan rugi yang
diderita perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut, perhatikan format
laporan laba rugi untuk perusahaan Manufaktur berikut ini

PT. Young Adv.


Laporan Laba Rugi
Tahun Buku 2010

Penjualan xxx
Retur Penjualan (xxx)
Total Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan
Bahan Baku
Persediaan bahan-awal xxx
Pembelian xxx
Bahan Siap Digunakan xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
Total Biaya Produksi xxx
Barang dalam Proses-awal xxx
Barang dalam proses-akhir (xxx)
Harga Pokok Produk Jadi xxx
Persediaan Barang jadi-awal xxx
Barang siap dijual xxx
Persediaan barang jadi-akhir (xxx)

44
Harga Pokok Penjualan xxx
Beban Penjualan (xxx)
Beban Administrasi (xxx)
Laba/Rugi xxx
(contoh format laporan laba rugi perusahaan Manufaktur)
*didalam buku pengantar, kalian hanya belajar membuat laporan laba rugi
perusahaan jasa dan perusahaan dagang, untuk perusahaan manufaktur, akan
diulas lebih lanjut dimatakuliah akuntansi biaya pada semester tiga.

45
Bab 14
Neraca

14.1 Neraca
Neraca adalah suatu daftar sistematis yang berisi tentang total Aset,
Kewajiban dan Ekuitas pada akhir periode akuntansi. Disebut sebagai daftar
yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam
neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan
perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh
tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi
tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi
pemilik yang ada di dalam perusahaan tersebut.
14.2 Format Neraca
Ada 2 model neraca yang digunakan masyarakat bisnis untuk
menggambarkan total Aset, Kewajiban, dan Ekuitas perusahaan. Dua model
itu adalah Model Rekening T (Account Form) dan Model Laporan (Report
Form). Neraca dengan Model Rekening T (Account Form) disusun menjadi
2 bagian. Bagian kanan untuk pos Aset, sedangkan bagian kiri untuk pos
kewajiban dan ekuitas. Untuk Neraca Model Laporan (Report Form), aset,
kewajiban, dan ekuitas disusun secara vertikal.
Untuk lebih mengetahui letak perbedaan diantara 2 model neraca,
perhatikan format neraca dibawah ini. Format Neraca model T
Aset Kewajiban + Ekuitas
Aset Lancar Kewajiban
Kas xxx Utang Lancar xxx
Piutang xxx Utang Jangka Panjang xxx
Aset Tetap Ekuitas
Tanah xxx Modal xxx
Total Aset xxx Total Kewajiban + Ekuitas xxx

46
Format Neraca model laporan
Aset
Aset Lancar
Kas xxx
Piutang xxx
Total Aset Lancar xxx
Aset Tetap
Tanah xxx
Bangunan xxx
Total Aset Tetap xxx
Total Aset xxx
Kewajiban
Utang Lancar xxx
Utang Jangka Panjang xxx
Total Kewajiban xxx
Ekuitas
Modal xxx
Total Kewajiban + Ekuitas xxx

Untuk penggunaan model neraca, tergantung keputusan perusahaan ingin


menggunakan model neraca T atau Laporan. Karena dari kedua model
tersebut hanya berbeda tata letak tiap Pos neraca. Dan tidak mempengaruhi
isi dari neraca tersebut.

Pesan Prof. FIFO


Nilai di pos aset dan kewajiban
+ ekuitas harus sama atau
seimbang (balance)

47
Bab 15
Jurnal Penutup

15.1 Pengertian Jurnal Penutup


Jurnal penutup adalah jurnal yang dilakukan setelah laporan laba rugi
dan neraca dibuat. Tujuan dari jurnal penutup ini adalah untuk menutup
semua akun – akun laporan laba rugi yang terjadi pada tahun bersangkutan.
Sehingga akun – akun yang ada pada laporan laba rugi tidak mempunyai
hubungan lagi dengan akun – akun laporan laba rugi diperiode berikutnya.
Akibat dari peutupan ini, saldo rekening yang ada dilaporan laba rugi
menjadi nol (0)
15.2 Mekanisme Jurnal penutup
Ada 4 tahap dalam melakukan jurnal penutup. Keempat tahap
tersebut adalah sebagai berikut
 Penutupan akun pendapatan
Semua akun pendapatan yang awalnya dikredit ditutup didebet
dengan akun akun kredit yaitu ikhtisar Laba Rugi. Sehingga, akun
pendapatan menjadi nol (0). Jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Pendapatan xxx
Ikhtisar Laba Rugi xxx
 Penutupan akun beban
Semua akun beban yang awalnya didebet ditutup dikredit dengan
akun debet yaitu ikhtisar laba rugi. Sehingga, akun beban menjadi nol
(0). Jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Ikhtisar Laba Rugi xxx
Beban xxx

48
 Penutupan akun ikhtisar laba rugi
Selisih antara jumlah sisi kredit dengan jumlah sisi debet pada akun
ikhtisar laba rugi dipindahkan ke akun modal. Apabila memperoleh
laba, maka, sisi kredit akun ikhtisar laba rugi akan lebih besar
dibandingkan sisi debetnya. Untuk memindahkan laba ke akun
modal, akun ini didebet sebesar selisih antara jumlah sisi kredit dan
sisi debet, akun modal dikredit dengan jumlah yang sama. Apabila
perusahaan mengalami rugi, maka sebaliknya. Jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Ikhtisar Laba Rugi xxx
Modal xxx
(Jika Laba)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Modal xxx
Ikhtisar Laba Rugi xxx
(Jika Rugi)
 Akun prive
Akun prive yang awalnya didebet, ketika ditutup akan berada diposisi
kredit, dengan akun modal yaitu modal. Sehingga akun prive akan
bernilai nol (0), jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Modal xxx
Prive xxx

49
Bab 16
Neraca Saldo Penutup

16.1 Pengertian Neraca Saldo Penutup


Neraca Saldo Penutup adalah kumpulan beberapa akun yang telah
dihimpun kedalam buku besar yang telah mengalami penyesuaian atas
pencatatan jurnal penyesuaian. Sama halnya dengan neraca saldo sebelum
penyesuaian, neraca saldo penutup menggambarkan keadaan tiap akun –
akun diperusahaan. Neraca saldo penutup adalah neraca akhir yang dibuat
perusahaan.
16.2 Format Neraca Saldo Penutup
Untuk lebih memahami format neraca saldo penutup, perhatikan
format neraca saldo yang umum digunakan
Nama Akun Debet Kredit
Kas Rp. 1.000.000
Piutang Rp. 500.000
Perlengkapan Rp. 125.000
Peralatan Rp. 300.000
Utang Bank Rp. 2.175.000
Biaya Administrasi Rp. 250.000
Saldo Rp. 2.175.000 Rp. 2.175.000
(contoh neraca saldo)
Data – data yang diperoleh untuk menyusun Neraca Saldo Penutup adalah
berasal dari Data – Data transaksi yang telah dihimpun kedalam Buku Besar
yang telah mengalami penyesuaian.

50
DAFTAR PUSTAKA

Keiso, Donal E., Weygandt, Jerry J.,Warfield, Terry D. (2002),

Akuntansi Intermediate, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Shahab, Abdullah. (1986), Intermediate Accounting, Penerbit SAS,

Bandung

Mursyidi. (2010), Akuntansi Biaya, Penerbit Refika Aditama, Bandung

Sumarso. (2010), Pengantar Akuntansi, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta

Akuntansi. From: http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai