Pengantar Akuntansi PDF
Pengantar Akuntansi PDF
Edisi Pertama
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, atas segala Rahmat dan
Karunianya kepada kita semua sehingga Modul Praktis, Pengantar Akuntansi 1 ini berhasil
diselesaikan. Pembuatan Modul ini bertujuan untuk memudahkan para mahasiswa baru untuk
lebih mengetahui tentang akuntansi dan ingin memperdalam dasar – dasar akuntansi .
Modul Praktis ini berisi materi – materi yang penting mengenai dasar – dasar
akuntansi. Seperti, Persamaan Akuntansi, Siklus Akuntansi, Tipe – tipe Perusahaan, Jenis –
Jenis Transaksi, Tahap pencatatan Jurnal hingga tahap Penutupan. Selain itu, ada stimulus
tambahan berupa pengetahuan umum yang akan memperluas khazana akuntansi pembaca.
Akhirnya, Penulis menyadari, bahwa Modul Praktis ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, segala kritik dan saran dari pembaca akan sangat berguna dalam rangka
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 4: PENJURNALAN................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
iii
Bab 1
Dasar - Dasar Akuntansi
1.1 Pendahuluan
1
Proportionalita. Dari buku itulah, berkembang ilmu – ilmu akuntansi
modern seperti sistem continental (Belanda) dan Inggris (Anglo Saxxon).
Perkembangan Akuntansi saat ini sudah sangat pesat. Akuntansi
bukan hanya sebagai alat untuk mengetahui berapa keuntungan entitas yang
diraih dari aktivitas keuangan yang dilakukan, tetapi lebih merujuk pada
bagaimana suatu entitas dengan laporan keuangannya dapat mendapat
modal dari para investor, dan sebagai acuan pemerintah dalam menetapkan
pemotongan pajak penghasilan dari keuntungan yang diperoleh sebuah
entitas.
2
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP) yang mengharuskan penerapakan dasar akrual
didalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan. Sedangkan disektor
pemerintahan, aturan tersebut sudah dimuat dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun
2010 yang mewajibkan penerapan akuntansi berbasis akrual disektor
pemerintah mulai tahun 2012. Peralihan dari basis kas menuju basis akrual
terjadi diakibatkan peralihan standar akuntansi keuangan indonesia yang
dulunya menggunakan standar akuntansi keuangan Amerika (Financial
Accounting Standard Board atau FASB) ke standar akuntansi keuangan
internasional (International Financial Reporting Standart atau IFRS).
Perubahan basis ini sangat berpengaruh signifikan dalam
melakakukan pecatatan dan penyajian laporan keuangan diindonesia. Basis
akrual dipercaya dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam
kegiatan atau aktivitas keuangan.
3
akuntansi dan laporan keuangan menjadi penting. Bulan Januari 1977
Mentri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 43/1977 Tentang
Jasa Akuntan menggantikan Kepmenkeu 763/1968. Selain mewajibkan
akuntan publik memiliki sertifikat akuntan publik, juga akuntan publik asing
diperbolehkan praktik di Indonesia sepanjang memenuhi syarat.
4
Bab 2
Persamaan Akuntansi
5
biasanya berupa peralatan dan perlengkapan Alat Tulis Kantor (ATK) yang
memiliki masa manfaat kurang dari 12 bulan.
Kewajiban merupakan sumber pembelanjaan yang diperoleh
perusahaan dari para pemberi pinjaman kredit atau sering disebut kreditor.
Kewajiban juga diklarifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah sumber
pembelanjaan yang diperoleh oleh kreditor dengan umur jatuh tempo
kewajiban tersebut kurang dari 12 bulan. Contoh kewajiban jangka pendek
seperti utang dagang dan utang usaha. sedangkan kewajiban jangka panjang
adalah sumber pembelanjaan yang diperoleh kreditor dengan umur jatuh
tempoh lebih dari 12 bulan seperti utang bank.
Ekuitas adalah modal perusahaan yang disertakan untuk menjalankan
kegiatan operasional dan non operasional perusahaan.
Dari definisi ini, rumus persamaan akuntansi dapat dikembangkan menjadi
(Aset Lancar + Aset Tetap) = (Kewajiban Lancar + Kewajiban jangka
panjang) + Ekuitas.
6
Bab 3
Klarifikasi Perusahaan
7
Bab 4
Penjurnalan (journal)
8
Pos Pendapatan = Bertambah dikredit, Berkurang didebet
Pos Biaya = Bertambah didebet, Berkurang dikredit.
4.4 Model Penjurnalan
Model Penjurnalan yang lebih dikenal masyarakat akuntansi saat ini
adalah model “Double Entry”. Double Entry merupakan penjurnalan
dengan penggunaan 2 atau lebih akun dalam melakukan pencatatan.
Double Entry juga menjelaskan hubungan antara sebuah akun terhadap
transaksi yang terjadi didalam aktivitas keuangan perusahaan. Format
model Double Entry sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
00/00/00 Akun Debet xxx
4.5 Pengaplikasian
Untuk lebih memahami lebih lanjut tentang tata cara penjurnalan,
perhatikan contoh soal berikut:
Pada tanggal 01 Januari 2012 PT. Ananda membeli sebuah
perlengkapan tulis secara tunai dengan harga Rp. 100.000; jurnal
untuk pembelian perlengkapan alat tulis dicatat sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
01/01/12 Pembelian ATK Rp. 100.000
9
pembelian merupakan pos dari harta). Sedangkan untuk akun kas
diposisikan sebagai akun Kredit, karena uang yang ada dikas perusahaan
dikeluarkan (berkurang) untuk memperoleh sebuuah alat tulis perangkat.
(ingat, Aturan Debet – Kredit harta, jika bertambah di debet dan berkurang
di kredit, akun kas merupakan pos dari harta).
Pada tanggal 2 Januari 2012, PT. Ananda menjual sebuah produk
rumah tangga berupa Kompor kepada konsumen dengan harga Rp.
125.000; secara tunai. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat
transaksi penjualan tunai adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
02/01/12 Kas Rp. 125.000
Pada jurnal diatas, akun kas berada di posisi debet dan akun penjualan
tunai berada di posisi kredit, artinya, perusahaan melakukan penjualan
tunai dan mendapatkan uang (bertambahnya kas) atas penjualan tersebut.
Sehingga akun kas berada diposisi debet (ingat, Aturan Debet – Kredit
harta, jika bertambah di debet dan berkurang di kredit, akun kas merupakan
pos dari harta). Sedangkan penjualan tunai diposisi kredit karena penjualan
merupakan sumber dari penjualan. Ketika terjadi penjualan, maka akan
menambah akun kas sehingga berada diposisi kredit (ingat, Aturan Debet –
Kredit Pendapatan, jika bertambah di Kredit dan berkurang di Debet, akun
Penjualan merupakan pos dari Pendapatan).
Untuk lebih memahami mengenai jurnal tiap transaksi yang terjadi
didalam perusahaan, akan dibahas dibagian bab khusus pada modul ini.
Pengetahuan Umum
Untuk lebih memudahkan perusahaan dalam melakukan pencatatan jurnal ,
Perusahaan menggunaan aplikasi akuntansi dalam melakukan pencatatan,
seperti MYOB, Zahir Accounting, SQL – Ledger dan Grisbi (berbasis Linux).
10
Bab 5
Buku Besar (General Ledger)
11
5.3 Pengaplikasian
Untuk lebih memudahkan dalam mengaplikasian buku besar,
perhatikan contoh transaksi yang terjadi pada akun kas
Pada tanggal 1 januari, Broto sebagai pemilik perusahaan
menyetorkan modal ke kas perusahaan sebesar Rp. 1.000.000; (kas
bertambah = debet)
Pada tanggal 2 januari, Perusahaan Membeli Barang dagangan
dengan total belanja sebesar Rp. 500.000; secara tunai (kas
berkurang = kredit)
Pada tanggal 5 januari, Perusahaan menjual barang dagangan ke
pengecer sebesar Rp. 125.000; tunai (kas bertambah = debet)
Untuk mengambarkan transaksi diatas kedalam buku besar, perhatikan
format Buku Besar berikut (format yang digunakan adalah format Empat
Kolom)
Tanggal Transaksi Akun Kas Debet Kredit
01/01/12 Penyetoran Modal Rp.1.000.000
02/01/12 Pembelian Rp.500.000
05/01/12 Penjualan Rp.125.000
Saldo akun kas Rp. 1.125.000 RP. 500.000
Total Kas(Debet – Kredit) Rp. 625.000
12
Bab 6
Neraca Saldo (Trial Balance) Sebelum Penyesuaian
13
Bab 7
Transaksi
14
Bab 8
Penjualan
15
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas adalah
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
10/01/12 Kas Rp. 5.000.000
16
Sebelum melakukan penjurnalan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan
diskon yang diberikan PT.Ananda kepada PT. Cahaya. PT. Ananda
memberikan diskon 20% setiap pembelian paket lengkap komputer. Jadi
yang harus dibayar oleh PT. Cahaya adalah Rp. 4.000.000 (Rp. 5.000.000 x
20% = Rp. 1.000.000, Rp. 5.000.000 – Rp. 1.000.000 = Rp. 4.000.000).
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Kas Rp. 4.000.000
Potongan Penjualan Rp. 1.000.000
Rp. 5.000.000
Penjualan
17
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas adalah
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
02/03/12 Piutang Dagang Rp. 200.000
18
dari 10 hari, maka konsumen tidak dikenakan diskon. Arti dari “n/30”
adalah, konsumen mempunyai waktu 30 hari untuk melunasi semua utang –
utangnya kepada perusahaan.
Untuk lebih penggunaan diskon pada penjualan, perhatikan contoh soal
dibawah ini
Pada tanggal 10 Januari 2012, PT. ABC menjual barang dagangannya
kepada CV. KRL sebesar Rp. 1.000.000; secara kredit dengan syarat
2/10 n/30
Pada tanggal 15 januari 2012, CV. KRL melunasi semua utang –
utang nya kepada PT. ABC atas perolehan barang dagangan pada
tanggal 10 Januari 2012.
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
10/01/12 Piutang Dagang Rp. 1.000.000
19
Jadi, total utang yang dibayar CV. KRL adalah Rp. 98.000; (diskon
2% dari Rp. 1.000.000 sebesar Rp. 20.000).
Maka jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Kas Rp. 98.000
Potongan Penjualan Rp. 20.000
Rp. 1.000.000
Piutang Dagang
20
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai
berikut
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
11/01/12 Kas Rp. 4.500.000
21
Bab 9
Pembelian
Kas xxx
Untuk lebih memahami tentang mekanisme pencatatan pembelian tunai,
perhatikan contoh soal berikut
Pada tanggal 10 Maret 2012, PT. Karya membeli Mesin Injeksi
kepada PT. Kontan sebesar Rp. 10.000.000; secara tunai
Pada tanggal 15 Maret 2012, PT. XYZ memperoleh mesin bubut dari
PT. BBM dengan nilai perolehan sebesar Rp. 5.000.000;
22
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat kedua transaksi diatas adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
10/03/12 Pembelian Mesin Rp. 10.000.000
(Pembelian Mesin
Injeksi)
(Pembelian Mesin
Bubut)
23
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
10/03/12 Pembelian Rp. 10.000.000
Potongan Pembelian Rp. 2.000.000
Kas Rp. 8.000.000
Utang xxx
Untuk lebih memahami tentang mekanisme pencatatan pembelian kredit,
perhatikan contoh soal berikut
Pada tanggal 15 Januari 2012, PT. Eksrima membeli mesin hitung
menghitung dengan nilai nominal Rp. 4.500.000; kepada PT. MTK
secara kredit
Pada tanggal 20 Januari, PT. Eksrima melunasi seluruh utangnya
kepada PT. MTK, transaksi pembelian tanggal 15 januari 2012.
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat kedua transaksi tersebut adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Pembelian Rp. 4.500.000
24
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
20/01/12 Utang Rp. 4.500.000
25
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/02/12 Utang Rp. 4.500.000
26
Jurnal yang diperlukan adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
15/01/12 Pembelian Mesin Rp. 4.500.000
(Pembelian Mesin
Hitung)
27
Bab 10
Pembayaran
28
10.4 Pengaplikasian
Untuk lebih mengetahui tentang pencatatan jurnal atas pembayaran,
perhatikan contoh soal dibawah ini. Kasus PT. A&Z
Tanggal 10 Januari 2012, Perusahaan membayar Gaji pegawai
produksi sebanyak 15 orang total pembayaran sebesar Rp.
15.000.000;
Tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan membayar jasa periklanan
dikoran Kota sebesar Rp. 500.000;
Tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan membayar jasa reparasi
mesin injeksi sebesar Rp. 100.000;
Tanggal 30 Januari 2012, Perusahaan membayar Gaji bagian
Administrasi sebesar Rp. 3.000.000;
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua pembayaran perusahaan
per bulan Januari 2012 adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
10/01/12 Beban Gaji Rp. 15.000.000
29
Bab 11
Sewa Menyewa
Kas xxx
(pencatatan sewa yang dilakukan perusahaan)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Sewa dibayar dimuka xxx
Kas xxx
(pencatatan sewa yang dilakukan perusahaan, tetapi belum menikmati jasa
sewa yang telah dibayarkan)
30
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut
Pada tanggal 10 Maret 2012, PT Putra Perdana menyewa sebuah
gudang PT. Aditama untuk tujuan penyimpanan bahan baku dengan
selama 5 tahun dengan nilai sewa sebesar Rp. 25.000.000
Pada tanggl 12 Maret 2012, PT H&R membayar sewa mesin injeksi
yang telah digunakan selama 2 minggu kepada CV. Perak sebesar Rp.
250.000
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat aktivitas sewa tersebut adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
10/03/12 Sewa dibayar dimuka Rp. 25.000.000
31
Bab 12
Neraca Lajur
32
12.3 Beban Dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka adalah biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan tetapi manfaat atas biaya belum diterima atau dirasakan
perusahaan. Beban dibayar dimuka dimaksudkan perusahaan untuk
menghindari lonjakan harga beban yang diperkirakan semakin mahal dimasa
akan datang. Contoh aktivitas perusahaan yang melakukan pembayaran
beban dimuka adalah sewa bangunan, gedung, perlengkapan dan peralatan.
Beban dibayar dimuka perlu dilakukan penyesuaian setiap akhir
tahun, untuk menghitung sudah berapa yang menjadi beban (yang telah
dirasakan manfaatnya) atas pembayaran yang dilakukan dimuka. Sehingga
akan mengoreksi akun sebelumnya.
Jurnal – jurnal yang diperlukan untuk mencatat penyesuaian atas
beban dibayar dimuka adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Perlengkapan xxx
Perlengkapan xxx
(mencatat penyesuaian atas pemakaian perlengkapan)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Asuransi xxx
33
12.4 Pemakaian Aset Tetap
Pemakaian Aset Tetap dalam aktivitas perusahaan akan menurunkan
nilai ekonomis atas aset tetap tersebut. Penurunan nilai pada aset tetap
berdampak pada nilai aset tetap sewaktu pertama dibeli atau dibangun,
sehingga diperlukan penyesuaian nilai ekonomis atas aset tetap tersebut.
Penurunan nilai aset tetap sering disebut sebagai penyusutan aset tetap.
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis terhadap nilai ekonomi
suatu aset tetap yang dapat disusutkan selama masa manfaat ekonomi aset
tetap tersebut masih ada dan dilakukan per periode akuntansi. Penyusutan
memperlihatkan berapa beban yang telah terjadi atas perolehan suatu aktiva
tetap. Contohnya saja, seperti mobil. Saat pertama kali dibeli, harga mobil
sebesar Rp. 100.000.000; setelah dipakai selama 5 tahun, mobil tersebut
dinilai dengan harga Rp. Rp. 25.000.000; dari kasus mobil tersebut kita
dapat menarik kesimpulan, mengapa perusahaan setelah menilai harga mobil
dengan harga yang berbeda pada saat membeli dan pada saat telah dipakai.
Ini menandakan, adanya penyusutan (penurunan nilai aset tetap) sebesar Rp.
75.000.000 selama 5 tahun pemakaian mobil tersebut.
Ada tiga metode dalam melakukan penyusutan atas aset tetap. Tiga
metode itu yakni
Metode Garis Lurus
Metode Saldo Menurun (2 kali garis lurus)
Metode Jumlah Angka Tahun
Metode Unit Produksi
Metode Jam Kerja Operasional
Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai metode – metode yang digunakan
perusahaan untuk menentukan besar penyusutan akan dibahas di mata kuliah
Pengantar Akuntansi 2 di semester 2.
34
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat pennyesuaian atas Aset Tetap adalah
sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Penyusutan xxx
Pengetahuan Umum
Untuk metode penyusutan, didalam perpajakan agak berbeda pengakuannya
dengan metode penyusutan yang diakui akuntansi. Dalam perpajakan, hanya
mengenal 2 metode, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun,
sedangkan dalam pemerintahan, hanya dikenal 3 metode, yaitu metode garis
lurus, saldo menurun, dan unit produksi.
35
12.5 Pengakuan Beban Terutang
Beban Terutang adalah Beban yang telah dirasakan manfaatnya oleh
perusaaan, tapi belum melakukan pengorbanan atas manfaat yang telah
dirasakan. Beban Terutang menjadi wajib hukumnya bagi perusahaan untuk
membayar atau melunasi beban – beban yang masih belum dibayar.
Pengakuan Beban terutang biasanya berkaitan dengan Utang Gaji dan Utang
Bunga. Utang Gaji dan Utang Bunga dilakukan penyesuaian tiap tahun
selama Utang tersebut masih ada.
Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat jurnal pengakuan Beban
terutang adalah sebagai berikut
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Gaji xxx
Utang Gaji xxx
(mencatat utang gaji yang masih harus dibayar oleh perusahaan)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Beban Bunga xxx
Utang Bunga xxx
(mencatat utang Bunga yang masih harus dibayar oleh perusahaan)
Pengetahuan Umum
Dalam perpajakan, metode yang digunakan dalam melakukan penilaian
persediaan hanya dua, yaitu metode First In First Out (FIFO) dan Average.
Metode LIFO tidak diakui oleh perpajakan walaupun digunakan
perusahaan dalam melakukan penilaian persediaan.
37
12.7 Pengaplikasian
Perhatikan neraca saldo sebelum penyesuaian berikut, kasus pada PT.
Kujang tahun 2011
Nama Akun Debet Kredit
Kas Rp. 26.700
Piutang Rp. 33.700
Persediaan Barang dagang Rp. 45.000
Perlengkapan toko Rp. 5.500
Peralatan Toko Rp. 85.000
Akmulasi Penyusutan Rp. 18.000
(Peralatan Toko)
Peralatan Pengiriman Rp. 48.000
Akumulasi Penyusutan Rp. 6.000
(Peralatan Pengiriman)
Wesel bayar Rp. 51.000
Hutang usaha Rp. 48.500
Saham biasa Rp. 90.000
Laba ditahan Rp. 8.000
penjualan Rp. 757.200
Retur penjualan Rp. 4.200
Harga Pokok Penjualan Rp. 497.400
Beban Gaji Rp. 140.000
Beban Iklan Rp. 26.400
Beban utilitas Rp. 14.000
Beban reparasi Rp. 12.100
Beban Pengiriman Rp. 16.700
Beban Sewa Rp. 24.000
Saldo Rp. 987.700 Rp. 987.700
38
Data – data yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian
Perlengkapan toko yang masih ditangan adalah Rp.3.500
Penyusutan atas peralatan toko adalah Rp.9.000
Penyusutan atas peralatan pengiriman adalah Rp. 7.000
Bunga Akrual atas wesel bayar pada akhir periode adalah Rp. 11.000
Jurnal yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian adalah sebagai
berikut
Nama Akun Debet Kredit
39
40
Bab 13
Penyusunan Laporan Laba Rugi
41
PT. Young Adv.
Laporan Laba Rugi
Tahun Buku 2010
Pendapatan
Pendapatan Jasa xxx
Total Pendapatan xxx
Beban
Beban Operasional xxx
Beban Administrasi dan umum xxx
Beban Lain Lain xxx
Total Beban (xxx)
42
PT. Young Adv.
Laporan Laba Rugi
Tahun Buku 2010
Penjualan xxx
Retur dan pengurang Penjualan (xxx)
Total Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal xxx
Pembelian xxx
Retur dan pengurang Pembelian (xxx)
Biaya Angkut Pembelian (xxx)
Pembelian Bersih xxx
Barang siap dijual xxx
Persediaan Akhir (xxx)
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba Kotor xxx
Beban
Beban Penjualan xxx
Beban Adm & umum xxx
Beban Lain – Lain xxx
Total Beban (xxx)
43
12.5 Laporan Laba-Rugi perusahaan manufaktur
Laporan Laba Rugi perusahaan Manufaktur memuat komponen
pendapatan penjualan, Retur dan potongan Penjualan, Pembelian, Retur dan
potongan Pembelian, Persediaan awal, persediaan akhir, harga pokok
penjualan, harga pokok produksi, biaya dan beban yang terjadi didalam
perusahaan, sehingga diketahui berapa laba yang diperoleh dan rugi yang
diderita perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut, perhatikan format
laporan laba rugi untuk perusahaan Manufaktur berikut ini
Penjualan xxx
Retur Penjualan (xxx)
Total Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan
Bahan Baku
Persediaan bahan-awal xxx
Pembelian xxx
Bahan Siap Digunakan xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
Total Biaya Produksi xxx
Barang dalam Proses-awal xxx
Barang dalam proses-akhir (xxx)
Harga Pokok Produk Jadi xxx
Persediaan Barang jadi-awal xxx
Barang siap dijual xxx
Persediaan barang jadi-akhir (xxx)
44
Harga Pokok Penjualan xxx
Beban Penjualan (xxx)
Beban Administrasi (xxx)
Laba/Rugi xxx
(contoh format laporan laba rugi perusahaan Manufaktur)
*didalam buku pengantar, kalian hanya belajar membuat laporan laba rugi
perusahaan jasa dan perusahaan dagang, untuk perusahaan manufaktur, akan
diulas lebih lanjut dimatakuliah akuntansi biaya pada semester tiga.
45
Bab 14
Neraca
14.1 Neraca
Neraca adalah suatu daftar sistematis yang berisi tentang total Aset,
Kewajiban dan Ekuitas pada akhir periode akuntansi. Disebut sebagai daftar
yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam
neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan
perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh
tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi
tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi
pemilik yang ada di dalam perusahaan tersebut.
14.2 Format Neraca
Ada 2 model neraca yang digunakan masyarakat bisnis untuk
menggambarkan total Aset, Kewajiban, dan Ekuitas perusahaan. Dua model
itu adalah Model Rekening T (Account Form) dan Model Laporan (Report
Form). Neraca dengan Model Rekening T (Account Form) disusun menjadi
2 bagian. Bagian kanan untuk pos Aset, sedangkan bagian kiri untuk pos
kewajiban dan ekuitas. Untuk Neraca Model Laporan (Report Form), aset,
kewajiban, dan ekuitas disusun secara vertikal.
Untuk lebih mengetahui letak perbedaan diantara 2 model neraca,
perhatikan format neraca dibawah ini. Format Neraca model T
Aset Kewajiban + Ekuitas
Aset Lancar Kewajiban
Kas xxx Utang Lancar xxx
Piutang xxx Utang Jangka Panjang xxx
Aset Tetap Ekuitas
Tanah xxx Modal xxx
Total Aset xxx Total Kewajiban + Ekuitas xxx
46
Format Neraca model laporan
Aset
Aset Lancar
Kas xxx
Piutang xxx
Total Aset Lancar xxx
Aset Tetap
Tanah xxx
Bangunan xxx
Total Aset Tetap xxx
Total Aset xxx
Kewajiban
Utang Lancar xxx
Utang Jangka Panjang xxx
Total Kewajiban xxx
Ekuitas
Modal xxx
Total Kewajiban + Ekuitas xxx
47
Bab 15
Jurnal Penutup
48
Penutupan akun ikhtisar laba rugi
Selisih antara jumlah sisi kredit dengan jumlah sisi debet pada akun
ikhtisar laba rugi dipindahkan ke akun modal. Apabila memperoleh
laba, maka, sisi kredit akun ikhtisar laba rugi akan lebih besar
dibandingkan sisi debetnya. Untuk memindahkan laba ke akun
modal, akun ini didebet sebesar selisih antara jumlah sisi kredit dan
sisi debet, akun modal dikredit dengan jumlah yang sama. Apabila
perusahaan mengalami rugi, maka sebaliknya. Jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Ikhtisar Laba Rugi xxx
Modal xxx
(Jika Laba)
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Modal xxx
Ikhtisar Laba Rugi xxx
(Jika Rugi)
Akun prive
Akun prive yang awalnya didebet, ketika ditutup akan berada diposisi
kredit, dengan akun modal yaitu modal. Sehingga akun prive akan
bernilai nol (0), jurnalnya adalah
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
00/00/00 Modal xxx
Prive xxx
49
Bab 16
Neraca Saldo Penutup
50
DAFTAR PUSTAKA
Bandung
Jakarta