Anda di halaman 1dari 4

LAPORAAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTRI MELALUI PEMBENTUKAN KADER


REMAJA ANTI ANEMIA DALAM UPAYA PENURUNAN PREVALENSI
KEJADIAN ANEMIA DI DESA DUTOHE KECAMATAN KABILA KABUPATEN
BONE BOLANGO

A. Latar Belakang
Dari hasil pendataan di desa Dutohe di dapatkan bahwa sebagian anak remaja
yang berada di desa Dutohe tidak mengkonsumsi tablet Fe. Batasan umur pada anak
remaja. Menurut Kartono (1990), remaja terbagi atas 3 yaitu remaja awal (12 – 15
tahun), remaja pertengahan (15 – 18 tahun) dan remaja akhir (18 – 21 tahun).
Berdasarkan data jumlah remaja yang tidak mengkonsumsi tablet Fe sebesar
66%dari jumlah seluruh remaja yang tidak mengkonsumsi tablet Fe. Untuk itu perlu
adanya penyuluhan pentingnya mengkonsumsi tablet Fe dan makanan yang
mengandung zat besi terutama pada ana kremaja.
Anemia remaja umumnya terjadi karena kurangnya konsumsi makanan
mengandung zat besi karena mempertahankan body image untuk berpenampilan ideal.
Masalah anemia yang tidak diatasi akan berdampak pada prestasi belajar di sekolah
dan bagi remaja putri, anemia akan mempengaruhi fungsi reproduksinya.
Anemia pada remaja juga dapat disebabkan oleh kebiasaan atau gaya hidup
yang kurang baik. Faktor risiko gaya hidup remaja yang kurang baik seperti makan
atau nutrisi yang tidak seimbang, merokok, penggunaan obat-obatan, pengaruh polusi
lingkungan, stress, makanan siap saji, dan tidak adanya dukungan dalam
meningkatkan kesehatan seperti dukungan motivasi untuk makan sehat.
Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk mencegah
kondisi kekurangan sel darah merah atau anemia. Zat besi bisa berasal dari sayuran
ataupun makanan hewani seperti daging, telur, dan ikan.Jika kekurangan zat besi ini
terjadi setiap hari, dan jika dibiarkan terus menerus, maka bisa memicu kekurangan
zat besi kronis yang bisa menyebabkan anemia.
Ada banyak makanan sumber zat besi yang mudah didapatkan, antara lain
daging merah, telur, hingga ikan. Sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan.

Salah satu pencegahan anemia yang bisa dilakukan adalah menjaga pola makan. Pola
makan seseorang telah diatur dalam porsi isi piringku. Isi Piringku merupakan salah
satu panduan makan sehat yang bisa digunakan sebagai acuan sajian sekali makan.
Panduan tersebut meliputi, dalam satu piring makan terdapat lauk-pauk, buah-buahan,
sayuran, dan makanan pokok yang bisa dikonsumsi masyarakat yang ingin menjaga
berat badan yang sehat. Pembagian porsi isi piringku untuk kelompok remaja sama
dengan kelompok dewasa, yaitu 1/3 makanan pokok, 1/3 sayur-sayuran, 1/6 lauk-
pauk, dan 1/6 buah-buahan. Dengan mengetahu pembagian porsi pada isi piringku,
maka seseorang akan bisa memenuhi kebutuhan gizinya sendiri setiap hari, dan bisa
terhindar dari penyakit, terutama penyakit anemia.

B. Tujuan

1. Dapat meningkatkan tingkat pemahaman remaja terkait anemia


2. Dapat memahami pentingnya pencegahan anemia pada remaja
3. Dapat mengetahui porsi isi piringku serta pembagian porsi isi piringku pada remaja
4. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan ramuan herbal untuk penambah
darah pada remaja

C. Sasaran

Masyarakat kelompok khusus remaja di Desa Dutohe.

D. WaktudanTempat

Hari / Tanggal : 24 Februari 2021

Waktu : 14.30 WITA s/d selesai

Topik : Pemberdayaan remaja putri melalui pembentukan kader remaja anti


anemia dalam upaya penurunan prevalensi kejadian anemia serta
demonstrasi pada isi piringku dengan pengolahan ramuan herbal untuk
penambah darah pada remaja.

E. Penanggung Jawab

Ketua : Agita Widyawati

Anggota :
1. Citra Yunita Kasim
2. Mafira Tunisa Unti
3. Nindi Fricilia Duda
4. Novita K. Baderan
5. Tiara Indah Nuraini Latief
6. Aberto Kasiaradja
7. Ilma Tianingsih Anune
8. Nur Anisa Dj. Mantali
9. Nur Indah Saraswati R. Hasan
10. Priola Delvia Datau
11. Siti Lutvia M. Balise
12. Sinta Nanda Risman
13. Siska Lahay
14. Ananda Sefriyani Buloto
15. Fahrudin Pateda

F. Alat dan Bahan

a. Alat
1 LCD
2. Laptop
3. Microphone
4. Wireless
5. Kursi
6. Meja
7. Konektor
b. Bahan:
1. Leaflet
2. Air
3. Kue
4. Bahan isi piringku (nasi, ikan, sayur, tahu, jagung, semangka)
5. Ramuan (kunyit, asam jawa, gula merah)

G. Biaya
Biaya yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pemberdayaan
remaja putri melalui pembentukan kader remaja anti anemia dalam upaya penurunan
prevalensi kejadian anemia serta demonstrasi pada isi piringku dengan pengolahan
ramuan herbal untuk penambah darah pada remaja merupakan dana pribadi Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Gorontalo.

Rincian Biaya :
1. Konsumsi : Rp.100.000
2. Baliho : Rp.50.000
3. Bahan isi piringku : Rp.72.000
4. Bahan ramuan : Rp. 38.000
5. Perlengkapan surat (tinta print, HVS, FC) : Rp.50.000
6. Lefleat : Rp.144.000

Total Rp 454 (Empat Ratus Lima Puluh Empat)

MENGETAHUI

Koordinator Desa Pembimbing Pkl

Agita Widyawati Endah Yulianingsih, S.SiT, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai