Memasuki era globalisasi dengan revolusi 4.0 yang berbasis pada kecanggihan
teknologi menjadi tantangan tersendiri dalam setiap bidang kehidupan, tak terkecuali dalam
hal transportasi. Transportasi dewasa ini telah menjadi bagian penting di semua lini dan bagi
setiap kalangan. Namun, kecanggihan mode trasportasi yang berkembang ternyata tidak
dibarengi dengan kesadaran untuk meningkatkan keselamatan dalam berkendara. Mengutip
data dari Korlantas Polri bahwa kecelakaan lalu lintas pada tahun 2019 meningkat
dibandingkan tahun 2018, yaitu sebanyak 107.500 peristiwa dengan 23.530 korban
meninggal dunia. Kendati demikian dapat disimpulkan bahwa road safety yang sudah lama
digaungkan oleh pemerintah masih menjadi bahan bacaan semata. Jika melihat ke lapangan
banyak faktor yang membuat minimnya prinsip road safety ini dilaksanakan, seperti
kurangnya informasi dalam berkendara, tidak adanya jaminan atau asuransi jiwa saat
mengalami kecelakaan, serta kurangnya kelengkapan surat kendaraan.
Melihat fakta demikian, rasanya sangat berbanding terbalik dengan amanah konstitusi
yang menjamin keselamatan berkendara, salah satunya dengan mendirikan Jasa Raharja
sebagai pengelolah asuransi kecelakaan lalu lintas baik darat, laut, maupun udara. Sebagai
penanggung jawab asuransi kecelakaan, Jasa Raharja memiliki beberapa program yang
bersinergi dengan lembaga terkait untuk menjalankan amanah konstitusi agar road safety
dapat dengan mudah ditenggakan. Berikut beberapa programnya :
2. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah iuran wajib yang harus dibayarkan bagi
setiap pemilik kendaraan bermotor setiap tahunnya, besaran pajak yanh harus
dibayarakan sesuai dengan nilai jual kendaraan bermotor, bobot, hingga tarif pajak
progresif sebagaimana yang diatur pada Pasal 1 angka 12 dan 13 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 atas kepemilikan dan/atau penguasaan
kendaraan bermotor. Pajak ini merupakan bagian dari pajak daerah yangmasuk
kedalam pajak provinsi. Dalam pelaksanaan pemungutannya dilakukan di cabang
SAMSAT terdekat.