Anda di halaman 1dari 10

KANTOR ADVOKAT DAN BANTUAN HUKUM

PRASTYO & PARTNERS


Jln. Nangka No.59 Kel. Panorama, Kec. Singaran Pati, Kota Bengkulu
Email: lbh.prasetyo@gmail.com No. Telpon (0736) 343481

Bengkulu, 4 April 2022


Nomor : 130/LBH-PAP/2022
Perihal : Gugatan Wanprestasi

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
Jl. W.R.Supratman, Kandang Limun, Kota Bengkulu
di-
Bengkulu
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama : Muhammad Randy Eko Prasetyo, S. H., M.H
Pekerjaan : Advokat
Alamat : Jln. Nangka No.59 Kel. Panorama Kec. Singaran Pati, Kota
Bengkulu
2. Nama : Zeri Saputri , S.H
Pekerjaan : Advokat
Alamat : Jln. Nangka No.59 Kel. Panorama Kec. Singaran Pati Kota
Bengkulu
Masing-masing adalah Advokat/Pengacara pada Kantor Advokat dan Bantuan Hukum
PRASETYO & PARTNERS yang beralamat di Jln. Nangka No.59 Kel. Panorama, Kec.
Singaran Pati, Kota Bengkulu, sesuai dengan Surat Kuasa Khusus tertanggal 25 Februari
2022, bertindak untuk dan atas nama serta sah mewakili :
Nama : Julman Efendi Bin Pendi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 43 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Jalan R.E. Martadinata Nomor 110, Kelurahan Kandang
Mas, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu
Selanjutnya disebut PENGGUGAT

Dengan ini perkenankanlah kami mengajukan gugatan Perjanjian Hutang Piutang terhadap:
Nama :
Ahmad Pujiantoro Bin Toro
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Umur :
37 Tahun
Kewarganegaraan :
Indonesia
Pekerjaan :
Swasta
Agama :
Islam
Alamat :
Jln. Meranti 4 No. 4 Kel. Sawah Lebar Baru Kec. Ratu
Agung Kota Bengkulu
Selanjutnya disebut TERGUGAT

Adapun dasar-dasar diajukannya Gugatan Wanprestasi ini diuraikan sebagai berikut:


A. DASAR HUKUM
Bahwa dasar hukum Penggugat untuk mengajukan gugatan Wanprestasi terhadap
Tergugat adalah berdasarkan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata Indonesia, Yurisprudensi
Mahkamah Agung R.I., dan Ajaran Para Ahli Hukum/doktrin, sebagai berikut:
1. Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Menyebutkan :
“Semua persetujuan yang dibuat secara sah sesuai dengan undang-undang berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. “
Agar suatu kontrak dapat dianggap sah oleh hukum, haruslah memenuhi beberapa
persyaratan yuridis tertentu. Terdapat 4 persyaratan yuridis agar suatu kontrak
dianggap sah, sebagai berikut:
 Syarat sah yang obyektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a. Objek / Perihal tertentu
b. Kausa yang diperbolehkan / dihalalkan / dilegalkan
 Syarat sah yang subjektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a. Adanya kesepakatan dan kehendak
b. Wenang berbuat
 Syarat sah yang umum di luar pasal 1320 KUH Perdata
a. Kontrak harus dilakukan dengan I’tikad baik
b. Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
c. Kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan
d. Kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum

2. Menurut Pasal 1338 ayat (1) bahwa : “perjanjian yang mengikat hanyalah perjanjian
yang sah”. Supaya sah pembuatan perjanjian harus mempedomani Pasal 1320
KUHPerdata. Oleh karena itu kedua pasal dalam KUHPerdata tersebut saling
mempunyai hubungan yang erat dalam perjanjian/perikatan. Dari pasal 1320
KUHPerdata dan Pasal 1338 KUHPerdata tersebut terdapat beberapa hubungan atau
azas-azas atau bisa dikatakan juga prinsip-prinsip yang berlaku dalam perjanjian
diantaranya adalah :

1) Asas Kebebasan Berkontrak/Keterbukaan Hukum


Asas ini dapat disimpulkan dari pasal 1338 KUHPerdata yang menerangkan bahwa
segala perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya. Sebenarnya yang dimaksudkan oleh pasal tersebut tidak
lain dari pernyataan bahwa setiap perjanjian mengikat kedua belah pihak, tetapi
dari pasal ini kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa orang leluasa untuk
membuat perjanjian apa saja asal tidak melanggar ketertiban umum atau
kesusilaan, bahkan pada umumnya juga diperbolehkan mengesampingkan
peraturan-peraturan yang termuat dalam KUHPerdata. Sistem tersebut lazim
disebut dengan sistem terbuka (openbaar system) asas ini dibatasi dengan
ketentuan dalam pasal 1320 KUHPerdata yaitu isi dari perjanjian tidak boleh
melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan umum
sistem terbuka artinya para pihak dalam melakukan perjanjian bebas
mengemukakan kehendak, mengatur hubungan yang berisi apa saja, asalkan
memenuhi syarat sahnya perjanjian.
2) Asas Itikad Baik
Berarti bahwa setiap orang yang membuat suatu perjanjian harus dilakukan dengan
itikad baik. Asas itikad baik ini dapat dibedakan atas itikad baik yang subyektif dan
itikad baik yang obyektif. Itikad baik dalam pengertian yang subyektif dapat
diartikan sebagai kejujuran seseorang dalam melakukan suatu perbuatan hukum
yaitu apa yang terletak pada sikap bathin seseorang pada saat diadakan suatu
perbuatan hukum. Sedangkan, itikad baik dalam pengertian yang obyektif
dimksudkan adalah pelaksanaan suatu perjanjian yang harus didasarkan pada
norma kepatutan atau apa yang dirasakan patut dalam suatu masyarakat.
3) Asas Pacta Sun Servada
Perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak adalah mengikat bagi mereka
yang membuat seperti kekuatan mengikat suatu undang-undang, artinya bahwa
perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak akan mengikat mereka seperti
undang-undang. Dengan demikian maka pihak ketiga tidak bisa menerima
kerugian karena perbuatan mereka dan juga pihak ketiga tidak menerima
keuntungan karena perbuatan mereka itu, kecuali kalau perjanjian itu termasuk
dimaksudkan untuk pihak ketiga. Asas ini dalam suatu perjanjian dimaksudkan
tidak lain adalah untuk mendapatkan kepastian hukum bagi para pihak yang telah
membuat perjanjian itu. Hal ini juga disebut kebebasan berkontrak yang artinya
boleh membuat perjanjian, baik perjanjian yang sudah diatur adalah KUHPerdata
maupun dalam kitab undang-undang hukum dagang atau juga perjanjian jenis baru,
sehingga tersirat adanya larangan bagi hukum untuk mencampuri isi dari suatu
perjanjian.
4) Asas Konsensualitas / Konsensuil (Kesepakatan)
Maksud dari asas ini ialah bahwa suatu perjanjian cukup ada suatu kata sepakat
dari mereka yang membuat perjanjian tanpa diikuti oleh perbuatan hukum lain,
kecuali perjanjian yang bersifat formil. Ini jelas sekali terlihat pada syarat-syarat
sahnya suatu perjanjian dimana harus ada kata sepakat dari mereka yang membuat
perjanjian (pasal 1320 KUHPerdata). Perjanjian itu sudah ada dalam arti telah
mempunyai akibat hukum atau sudah mengikat sejak tercapainya kata sepakat.
Artinya mengikat apabila sudah tercapai kata sepakat mengenai hal-hal pokok dari
apa yang diperjanjikan.
5) Asas Berlakunya Suatu Perjanjian
Asas berlakunya suatu perjanjian ini diatur dalam pasal 1315 KUHPerdata, yang
berbunyi “umumnya tidak seorangpun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri
atau meminta ditetapkannya suatu janji daripada untuk dirinya sendiri”. Pasal
1340 KUHPerdata berbunyi “persetujuan-persetujuan hanya berlaku antara pihak-
pihak yang membuatnya. Persetujuan-persetujuan ini tidak dapat membawa rugi
kepada pihak-pihak ketiga; tidak dapat pihak ketiga mendapat manfaat karenanya;
selain dalam hal yang diatur dalam pasal 1317.
3. Dasar hukum seseorang dinyatakan lalai melaksanakan kewajiban atau prestasinya
diatur dalam Pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata),
berbunyi: “Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis
itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini
mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan lewatnya waktu yang
ditentukan”. Dari rumusan Pasal 1238 KUHPerdata di atas dapat diketahui bahwa ada
dua kondisi kapan seseorang dianggap lalai atau cedera janji, yaitu:

1) Dalam hal ditetapkan suatu waktu di dalam perjanjian,tapi dengan lewatnya


waktu tersebut (jatuh tempo) debitur belum juga melaksanakan kewajibannya.
2) Dalam hal tidak ditentukan suatu waktu tertentu, lalu kreditur sudah
memberitahukan kepada debitur untuk melaksanakan kewajiban atau prestasinya
tapi kreditur tetap juga tidak melaksanakannya kewajibanya kepada kreditur.

4. Pasal 1239 KUHPerdata yang telah memberikan pengaturan sebagai berikut: “Tiap-
tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, apabila si
berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya dalam
kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga.”
5. Bahwa Pasal 1246 Kitab undang-undang hukum perdata Menyatakan: “Biaya, Ganti
Rugi Dan Bunga, Yang Boleh Dituntut Kreditur, Terdiri Atas Kerugian Yang Telah
Dideritanya Dan Keuntungan Yang Sedianya Dapat Diperolehnya”.

B. OBJEK JAMINAN
Bahwa yang menjadi objek jaminan dalam perkara wanprestasi ini adalah:
1. Sebidang tanah beserta bangunannya, dikenal terletak di Jalan Rawa Makmur Nomor
233A, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu
dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 21 Tahun 1990 atas nama Ahmad Pujiantoro
seluas 20.000 m2
2. Sebidang tanah perkebunan kelapa sawit, dikenal terletak di Jalan Pekik Nyaring,
Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah sebagaimana dinyatakan
dalam sertifikat Hak Milik Nomor 305 Tahun 2003 atas nama Roline Azhar
Pujiantoro seluas 30.000 m2
C. URAIAN PERISTIWA
1. Bahwa perkara ini bermula ketika Tergugat dalam kapasitasnya sebagai Direktur
Utama PT. Sengkala Bumi yang berkantor pusat di Jalan Meranti 4 No. 4 Kel. Sawah
Lebar Baru, Kec. Ratu Agung, Kota Bengkulu dan merupakan rekan bisnis Penggugat
selaku Direktur Utama PT Bumi Langit yang berkantor di Jalan R.E. Martadinata
Nomor 110, Kelurahan Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu,
berniat untuk meminjam sejumlah uang dari Penggugat sebagai modal untuk
memperluas cakupan usahanya yang bergerak di bidang produksi garmen dengan objek
jaminan berupa sertifikat hak milik berupa dua bidang tanah dan bangunan.
2. Bahwa pada tanggal 23 agustus 2019, untuk memastikan kepemilikan objek jaminan itu
benar milik Tergugat, maka Penggugat dipertunjukkan oleh Tergugat sebidang tanah
beserta bangunan dan sebidang tanah perkebunan kelapa sawit dan sesuai dengan
sertifikat yang dijaminkan.
3. Bahwa pada tanggal 25 Agustus 2019, Tergugat bersama-sama dengan penggugat
menghadap kepada Indah Cantika, S.H. selaku notaris di Bengkulu untuk mengadakan
perjanjian utang piutang dan dalam hal ini juga disaksikan oleh Delfi Febrilya Mahmud
selaku bendahara PT. Bumi Langit dan Sofie Arfianti Dwi Lestari selaku bendahara PT
Sengkala Bumi.
4. Bahwa melalui akta perjanjian utang piutang nomor 255 tersebut, dalam Pasal 1 ayat
(1) dan ayat (2) disebutkan bahwa Tergugat dengan sungguh-sungguh dan sadar telah
berhutang kepada Penggugat sejumlah uang dengan nominal Rp. 15.000.000.000 (lima
belas miliar rupiah) dan Penggugat telah menerima pengakuan hutang dari Tergugat.
Kemudian, berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Akta Perjanjian a quo disebutkan bahwa
Tergugat wajib membayar seluruh jumlah hutang kepada Penggugat dalam tempo 2
(dua) tahun, yaitu selambat-lambatnya pada tanggal 25 Agustus 2021 dengan cara
mengansur sebesar Rp. 210.000.000,- (Dua Ratus Sepuluh Juta Rupiah) perbulan.
5. Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) akta perjanjiana quo, maka tergugat memberikan
jaminan berupa:
a. Sebidang tanah beserta bangunannya, dikenal terletak di Jalan Rawa Makmur
Nomor 233A, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu,
Kota Bengkulu dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 21 Tahun atas nama
Ahmad Pujiantoro seluas 20.000 m2
b. Sebidang tanah perkebunan kelapa sawit, dikenal terletak di Jalan Pekik
Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah
sebagaimana dinyatakan dalam sertifikat Hak Milik Nomor 305 Tahun 2003
atas nama Roline Azhar Pujiantoro seluas 30.000 m2
Dan sertifikat hak milik dari objek jaminan tersebut langsung diserahkan kepada
Penggugat pada saat penandatanganan akta perjanjian a quo.
6. Bahwa fungsi jaminan sertifikat ini secara yuridis adalah demi menciptakan kepastian
hukum pelunasan hutang didalam perjanjian hutang piutang. Fungsi lain dari jaminan
yaitu untuk pembayaran hutang seandainya terjadi wanprestasi yaitu dengan cara
menguangkan atau menjual jaminan itu. Sebagai akibat dari indikator pertama, yaitu
penentuan jumlah pembiayaan atau pinjaman utang yang akan diberikan kepada
Tergugat, dan sebagai salah satu parameter memperoleh keyakinan bahwa Tergugat
mempunyai kemampuan untuk melunasi hutang yang diberikan kepadanya sesuai yang
diperjanjikan.
7. Bahwa dengan adanya Akta Perjanjian a quo, maka antara Penggugat dan Tergugat
telah terjadi perikatan yang sah menurut hukum sesuai Pasal 1320 KUHPerdata dan
terhadap hal itu berlaku Pasal 1338 KUHPerdata. Mengenai klausa perjanjian
ditentukan dan dituangkan dalam surat perjanjian tanggal 25 agustus 2019 dan
dihadapan notaris dan para saksi.
8. Bahwa sebenarnya Tergugat telah berhasil mengangsur secara baik dengan mencicil
jumlah hutangnya dalam waktu satu tahun tepatnya tanggal 25 Agustus 2020 dengan
total nominal sebesar Rp. 7.500.000.000,-(tujuh milyar lima ratus juta rupiah).
9. Bahwa kemudian terhitung sejak tanggal 25 September 2020 sampai dengan batas
waktu yang telah ditentukan pada tanggal 25 Agustus 2021, Tergugat tidak lagi
memenuhi prestasinya kepada Penggugat baik sebagian maupun seluruhnya. Dengan
demikian perbuatan Tergugat dikualifikasi sebagai perbuatan wanprestasi dan
mengakibatkan kerugian bagi penggugat. Oleh karenanya sudah sepantasnya apabila
tergugat dihukum untuk membayar sisa hutang kepada Penggugat dengan segala akibat
hukum yang menyertainya.
10. Bahwa dengan adanya tindakan wanprestasi tersebut, Penggugat melalui kuasa hukum
telah menyampaikan somasi secara tertulis pertama dan kedua kepada Tergugat akan
tetapi tidak diindahkannya, padahal didalam somasi yang disampaikan kepadanya telah
memuat perihal untuk mengalihkan hak atas tanah objek jaminan bila Tergugat tidak
segera melunasi hutang dalam batas waktu yang ditentukan. Namun, sampai surat
gugatan ini dibuat tidak ada tindakan yang konkrit dan solutif dari Tergugat untuk
menyelesaikan persoalan yang ada. Dengan demikian Tergugat telah menunjukan sikap
beriktikad tidak baik terhadap suatu perikatan yang dibuat atas kesepakatan bersama.
11. Bahwa agar kerugian Penggugat tidak semakin membesar dan/atau semakin
menumpuknya hutang Tergugat, maka Penggugat mohon kepastian hukum kepada
Yang Mulia Mejelis Hakim agar Tergugat dihukum untuk membayar ganti kerugian
kepada Penggugat dengan cara memberikan hak bagi Penggugat untuk menjual baik
sebagian maupun seluruhnya tanpa persetujuan Tergugat dan/atau melakukan
perbuatan hukum apa saja terhadap objek Jaminan berupa:
a. Sebidang tanah beserta bangunannya, dikenal terletak di Jalan Rawa Makmur
Nomor 233A, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota
Bengkulu dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 21 Tahun 1990 atas nama Ahmad
Pujantoro seluas 20.000 m2
b. Sebidang tanah perkebunan kelapa sawit, dikenal terletak di Jalan Pekik Nyaring,
Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah sebagaimana dinyatakan
dalam sertifikat Hak Milik Nomor 305 Tahun 2003 atas nama Roline Azhar
Pujiantoro seluas 30.000 m2
12. Bahwa untuk menjamin hak Penggugat dan untuk menjamin pelaksanaan putusan
dalam perkara ini Penggugat mohon agar Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu melakukan sita jaminan terhadap tanah bersetifikat hak milik
sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
13. Bahwa karena perbuatan ini termasuk cidera janji (wanprestasi) yang disebabkan
kesengajaan Tergugat dengan cara tidak memenuhi prestasinya kepada Penggugat,
maka Tergugat patut dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap hari lalai dalam melaksanakan putusan
terhitung sejak putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht) hingga
Tergugat melaksanakan isi putusan perkara ini.

Berdasarkan dalil-dalil gugatan tersebut diatas, dengan ini Penggugat memohon kepada
majelis Hakim Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum Universitas Bengkulu yang
memeriksa, mengadili perkara dan memutus perkara ini dengan memberikan putusan sebagai
berikut:
PETITUM
Primair
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya
2. Menyatakan sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan Penggugat dalam
perkara ini
3. Menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan Perbuatan Wanprestasi
4. Menyatakan penggugat berhak menjual ataupun melakukan peralihan hak apa saja
terhadap objek jaminan dalam akta perjanjian utang-piutang nomor 255 berupa:
a. Sebidang tanah beserta bangunannya, dikenal terletak di Jalan Rawa Makmur
Nomor 233A, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota
Bengkulu dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 21 Tahun 1990 atas nama Ahmad
Pujantoro seluas 20.000 m2
b. Sebidang tanah perkebunan kelapa sawit, dikenal terletak di Jalan Pekik Nyaring,
Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah sebagaimana
dinyatakan dalam sertifikat Hak Milik Nomor 305 Tahun 2003 atas nama Roline
Azhar Pujiantoro seluas 30.000 m2
Dengan ketentuan apabila hasil penjualan ternyata belum mencukupi pelunasan
hutang dan kerugian penggugat, maka tergugat dibebani kewajiban untuk
melunasinya
5. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap hari apabila lalai menjalankan isi putusan
6. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap objek jaminan berupa:
a. Sebidang tanah beserta bangunannya, dikenal terletak di Jalan Rawa Makmur
Nomor 233A, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota
Bengkulu dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 21 Tahun 1990 atas nama Ahmad
Pujantoro seluas 20.000 m2
b. Sebidang tanah perkebunan kelapa sawit, dikenal terletak di Jalan Pekik Nyaring,
Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah sebagaimana
dinyatakan dalam sertifikat Hak Milik Nomor 305 Tahun 2003 atas nama Roline
Azhar Pujiantoro seluas 30.000 m2
7. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij
vorraad) meskipun ada perlawanan (verset), banding, kasasi;
8. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini

Subsider:
Apabila yang muli majelis hakim berpendapat mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aquo et bono).
Demikian gugatan ini kami ajaukan, atas perhatian dan terkabulnya gugatan ini kami
mengucapkan terima kasih

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat

Muhammad Randy Eko Prasetyo, S.H., M.H.

Zeri Saputri, S.H.

Anda mungkin juga menyukai