UNIVERSITAS WARMADEWA Review Jurnal Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik Pada Iklim Tropis
I. A. Judul : Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik Pada Iklim Tropis
B. Jurnal : Langkau Bentang Jurnal Arsitektur C. Volume : Vol. 6 No. 2, Hal: 87-100 D. Tahun : 2019 E. Penulis : Jarwa Prasetya Sih Handoko & Ikaputra (Jurusan Arsitektur FTSP UII, Mahasiswa Program Doktor Arsitektur DTAP UGM) F. Reviewers : PUTU DINDA PRADNYA PARAMITHA (202062121026) G. Tanggal : 1 Oktober 2020
II. Latar Belakang
Latar belakang jurnal berikut ini adalah mengacu bagaimana pertumbuhan pembangunan saat ini sangatlah mengkhawatirkan bagi kondisi alam, oleh sebab itu dilakukannya sebuah pendekatan desain yakni arsitektur bioklimatik yang mengarahkan sang pendesain yakni arsitek untuk mendesain bangunan yang berbasis lingkungan sesuai dengan kondisi alam di daerah tersebut. Karena iklim sangat berhubungan bagaimana sebuah bangunan arsitektur itu di desain. III. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dibuatnya jurnal ini yakni sebagai berikut, yakni diantaranya: 1. Jurnal ini ditunjukkan untuk mengatahui bagaiman prinsip sebuah desain bangunan arsitektur beergantung kepada iklim di daerahnya. 2. Tujuan yang lainnya yakni untuk mengetahui bagaimana arsitektur bioklimatik yang diterapkan pada iklim tropis berguna sebagai langkah awal menciptakan bangunan yang ramah terhadap lingkungan sekitarnya. IV. Metode Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah studi pustaka. Adapun metode penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan yaitu berisi teori teori yang relevan dengan masalah-masalah penelitian. Pada bagian ini dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur prinsip arsitektur bioklimatik di iklim tropis. Peneliti melakukan pengkajian pustaka berfungsi untuk membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi dalam penelitian. Tujuan dari kajian ini membahas mengenai prinsip arsitektur bioklimatik pada iklim tropis. Pembahasan kajian ini dimulai dengan ulasan tentang zona iklim dan karakteristiknya yang selanjutnya dikaji pendapat beberapa ahli terkait arsitektur bioklimatik. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat disusun theoritical framework terkait prinsip desain arsitektur pada iklim tropis. V. Pendahuluan Terjadinya fenomena perubahan iklim yang mengakibatkan menipisnya sumber daya alam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya design arsitektur yang berbasis dengan iklim setempat. Masalah bioklimatik dalam bangunan diidentifikasi pertama kali oleh Olgyay pada tahun 1950an dan dikembangkan sebagai proses desain pada tahun 1960-an. Mengingat daerah iklim tropis meliputi wilayah dekat dengan ekuator diantara garis balik Tropic of cancer dan Tropic of Capricons. Oleh karena itu diperlukan adanya kajian dalam mengeksplorasi prinsip desain arsitektur bioklimatik khususnya di daerah yang beriklim tropis. VI. Kajian Pustaka Arsitektur dan Iklim Hubungan antara iklim indoor dan iklim outdoor sangat bergantung pada desain arsitektur dan struktur bangunan, selanjutnya iklim dalam ruangan dapat dikendalikan oleh desain bangunan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kenyamanan manusia menurut Givoni, 1998. Menurut Givoni (1998) terdapat beberapa fitur desain arsitektur dari desain bangunan yang mempengaruhi iklim dalam ruangan. Fitur tersebut melakukan ini dengan memodifikasi empat bentuk interaksi antara bangunan dan lingkungannya : 1. Paparan sinar matahari yang efektif dari elemen berlapis kaca dan buram envelope bangunan (dinding dan atapnya) 2. Perolehan panas matahari efektif bangunan 3. Tingkat perolehan panas konduktif dan konvektif dari udara sekitar 4. Potensi ventilasi alami dan pendinginan pasif bangunan. Menurut Olgyay,1963 terdapat empat bidang yang saling mempengaruhi dalam desain arsitektur terkait iklim yaitu klimatologi, biologi, teknologi dan arsitektur. Arsitektur Bioklimatik Bioklimatik adalah ilmu yang mempelajari antara hubungan iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Arsitektur bioklimatik sebagai wadah konsektual utama desain dengan menggunakan energi minimal untuk menciptakan kenyamanan termal di dalam ruangan. Contoh bangunan karya Arsitek Ken Yeang yang menerapkan konsep arsitektur bioklimatik diantaranya Menara Mesiniaga, Plaza Atrium dengan penerapan vertikal landscape. Jadi arsitektur bioklimatik menurut Ken Yeang, 1996 yakni adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya iklim daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektur yang dihasilkan dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini akan berpengaruh pada arsitektur yang akan ditampilkan dari suatu bangunan, selain itu pendekatan bioklimatik akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur terhadap sumber energi yang tidak dapat dipengaruhi. Kenyamanan Bangunan Menurut Karyono, 1996, terdapat dua aspek kenyamanan yang perlu dipenuhi oleh suatu karya arsitektur yakni: 1. Kenyamanan Psikis Kenyamanan psikis banyak kaitannya dengan kepercayaan, agama, aturan adat dan sebagainya. 2. Kenyamanan Fisik Kenyamanan fisik lebih bersifat universal dan dapat dikuantifikasikan. Terdiri dari : kenyamanan ruang, kenyamanan penglihatan, kenyamanan pendengaran dan kenyamanan suhu (Karyono, 1989) VII. Hasil dan Pembahasan Zona Iklim Tropis dan Karakteristiknya Daerah tropis adalah daerah antara garis balik Cancer di utara khatulistiwa pada 23 ° 27” LU dan garis balik Capricorn di selatan khatulistiwa pada 23 ° 27” LS. Iklim dibedakan menurut iklim makro dan mikro. Iklim makro adalah keseluruhan kejadian meteorologis khusus di atmosfer. Iklim makro berhubungan dengan ruang yang besar seperti negara, benua dan lautan. Iklim mikro berhubungan dengan ruang terbatas, yaitu ruang dalam, jalan, kota atau taman kecil. Menurut Mangunwijaya,2000, kondisi iklim mikro dipengaruhi oleh yang pertama data tentang temperature udara maksimum dan minimum, tingkat kelembaban maksimum dan minimum, jumlah hari hujan beserta curah hujan, lama penyinaran, kecepatan angin dan kecenderungan arah angin dan besarnya radiasi matahari. Menurut Szokolay (1980) terdapat karakter empat musim utama yaitu iklim dingin ,iklim sedang , iklim panas kering dan iklim panas lembab. Zona tropis merujuk pada wilayah yang terletak dekat katulistiwa Daerah iklim tropis terletak di antara 23½ ° LS dan 23½° LU dan hampir 40% dari permukaan bumi yang mendapatkan sinar matahari secara vertikal pada siang hari. Zona tropis dibagi menjadi 2 daerah iklim, yaitu (1) Tropika basah , ditandai dengan kondisi kelembaban tinggi, curah hujan tinggi, serta temperatur rata-rata tahunan diatas 18ºC. (2) Tropika kering terletak antara 15º LU - 30º LU dan 15º LU - 30º LS. Prinsip Umum Desain Bioklimatik Dalam membahas arsitektur bioklimatik, matahari sebagai sumber energi utama yang akan mempengaruhi kondisi iklim. Radiasi matahari juga berperan penting dalam ciri umum iklim dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Selain bergantung pada jumlah radiasi matahari, kondisi iklim setempat juga dipngaruhi oleh topografi, vegetasi, kondisi bentang alam dan aspek detail site. Merespon musim panas dengan Resist Heat Gain berguna untuk menurunkan perolehan panas dan Promote Heat Loss berguna untuk mengotimalkan pengeluaran panas. Sedangkan merespon musim dingin dengan Promote Heat Gain untuk mengoptimalkan perolehan panas dan Resist Heat Loss berguna agar meminimalkan pengeluaran panas, (Watson, 1983). VIII. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Kelebihan jurnal ini, yakni sudah mampu menjabarkan bagaimana arsitektur bioklimatik yang tepat di wilayahnya masing-masing serta mampu memberikan penjelasan rinci mengenai perbedaan iklim yang dapat mempengaruhi suatu bangunan. Kekurangan jurnal ini, kurang merangkum poin point yang dibahas secara lebih detail misalkan kurang dideskripsikan bagaiamana contoh bangunan yang harusnya diterapkan dalam arsitektur bioklimatik. IX. Kesimpulan Dari kajian mengenai Arsitektur Bioklimatik dan kondisi iklim di daerah Tropis diatas dapat dirangkum hasil pembahasan mengenai Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik pada Iklim tropis yakni prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik pada iklim tropis terdiri dari 2 (dua) tipe meliputi prinsip desain untuk bangunan pada daerah iklim tropika basah dan daerah iklim tropika kering. Kedua prinsip desain ini dipengaruhi beberapa perbedaan kondisi iklim diantaranya perbedaan suhu. Kondisi ini memerlukan respon yang berbeda di rancangan bangunannya. X. Daftar Pustaka
Almusaed, A., (2011), Aronin, Jefrey Ellis (1953),
Biophilic and Bioclimatic Architecture, Climate and Architecture, Reinhold Springer-Verlag London Limited 2011 Publishing Company, New York. Evans, Martin, (1980), Vol 18 No. 1, issues period 2018, ISSN Housing, Climate and Comfort, John (P) 0853-2877 (E) 2598327X, Wiley& Sons, Inc, New York. Fountain http://ejurnal.undip.ac.id/index.php/ M., Brager Gail, de Dear R. (1996), modul Expectation Of Indoor Climate Hastings, R. S., (1989) Control, Energy and Buildings. Vol. 24. Computer Design Tools for Climate- Issue 3, 1 Oktober 1996, P. 179-182. Responsive Architecture in Solar and Givoni, B, (1998), Climate Wind Technology, Vol. 6. Issue 4, Consideration in Building and Urban P.357-363. Design, John Wiley &Sons, Inc, Karyono, (1996), Arsitektur, Canada. Ilmu Pengetahuan dan Energi, Hyde, Richard, (2000), Climate Konstruksi , Mei hal22. Karyono, Responsive Design : A Study of (1989), Solar Energi and Architecture: Building in Moderate and Hot Humid A Study of Passive Solar Design for Climate, St Edmundsbury Press, Bury Hospital St Edmunds, Suffolk, Great Britain. Wards in Indonesia, MA Dissertation, Hyde, School of Advanced Architectural Richard, ( Editor) (2008), Studies, University of York, UK. Bioclimatic Housing : Innovative Karyono, T.H., (2006), Design for Warm Climates, Cromwell Antisipasi Arsitek dalam Memodifikasi Press, Trowbridge, United Kingdom. Iklim Melalui Karya Arsitektur, Jurnal Mangunwijaya, Y. B., (2000), Sains dan Teknologi EMAS- Elektro Pengantar Fisika Bangunan, Mesin Arsitektur Sipil, Vol.16, No.3, Djambatan, Jakarta. Agustus, Fakultas Teknik, Universitas Mahdavi K. (1996), Kristen Indonesia. Koenigsberger, Implications Of Indoor Climate Ingersoll, Mayhew, Szokolay (1973) Control For Comfort, Energy and Manual of Tropical Housing and Environment In Energy And Buildings, Building, Commonwealth Printing Vol.24. Issue 3, 1 Oktober 1996, Press Ltd. Amsterdam: Elsevier Science Ltd, P. Krishan, A., Baker, N., Yannas, 167-177. S., Szokolay, S.V., (2001), Climate Oliver, P. (editor) (1997), Responsive Architecture: Design Encyclopedia of Vernacular Handbook for Energi Efficient Architecture of The World. Vol 1, Buildings, Tata McGraw- Hill United Kingdom, Cambridge Publishing Company Limited, New University Press. Olgyay, V. (1963), Delhi. Kukreja, C.P., (1978), Tropical Design with Climate : Bioclimatic Architecture, Tata McGraw-Hill Approach to Architectural Publishing Company Limited, New Regionalism. Princeton : Pronceton Delhi. University Press. Looman, R. (2017), Climate- Prianto E., Suyono, B., Responsive design : A Framework for Septana, B.P., Indraswara, M.S., an energi concept design- decision (2018), Resilient Desain Tropis pada support tool for architects using Bangunan Kampus Universitas principles of climate-responsive Diponegoro Semarang, Jurnal Modul design A+BE/ Architecture and the Built Environment: DOI: 10.7480/abe.2017.1 Lippsmeier, G., (1980), Bangunan Tropis, Penerbit Erlangga, Jakarta.