Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN BIOLOGI

“STRUKTUR TUBUH JAMUR (FUNGI)”

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

WARTINI

ANGGI MARYA PUTRI ARIVIA

DEWI RIZQIYATI AMALYAH

LALU ARIP FATHURRAHMAN

LAYYA KARUNIA KHIDMA

Jl.Raya Ubung Km 16 Jonggat Lombok Tengah NTB 83561

Laman:www.sman1jonggat.sch.id; Surel:smansa_jgt@yahoo.co.id
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang…………………………………………………………………….

B.Rumusan Masalah…………………………………………………………………

C.Tujuan Praktikum………………………………………………………………….

D.Hipotesis…………………………………………………………………………..

BAB II KERANGKA TEORI/TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

A.Tempat Waktu…………………………………………………………………….

B.Alat dan Bahan……………………………………………………………………

C.Cara Kerja…………………………………………………………………………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Praktikum…………………………………………………………………...

a.Gambar Hasil dan Gambar Pembanding………………………………………….

B.Pembahasan……………………………………………………………………….

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………………….

B.Saran………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Jamur banyak terdapat dilikungan yang bentuknya bermacam-macam ada yang


seperti payung, dan sebagainya. Jamur berada pada tempat lembab dan
mengandung sisa-sisa organik, pada kayu yang lapuk, tempat pembuangan
sampah, dan banyak tumbuh ketika musim hujan.
Jamur adalah mikroorganisme eukariotik. Jamur tidak hidup secara autotrof
karena tidak memiliki klorofil. Jamur hidup secara heterotrof dengan menguraikan
bahan-bahan organik yang ada di likunganya. Misalnya hidup secara saprofit
artinya hidup dari penguraian sampah-sampah organik (seperti banagkai, sisa
tumbuhan, makanan, kayu lapuk) menjadi bahan-bahan organik. Jamur dapat pula
hidup sebagai parasit dengan mendapatkan bahan organik dari inangnya (kulit
manusia, binatang dan tumbuhan). Selain itu ada pula jamur yang hidup secara
simbiosis yakni hidup brsama-sama dengan organisme lain agar dapat saling
menguntungkan (simbiosis muualisme) seperti jamur yang hidup bersama
ganggang.
Jamur tidak berklorofil, dinding sel jamur mengandung kitin. Kitin adalah
polisakaria yang terdapat pa kulit kepiting dan udag-udangan (jika dipanaskan
berubah warna menjadi kemerahan). Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian
sel yang membentuk benang seperti kapas yang disebut hifa. Dilihat dari
mikroskop hifaada yang bersekat-sekat melintang. Tiap-tiap sekat mempunyai satu
sel dengan satu inti ata beberapa inti sel. Dan ada pula hifa yang tida bersekat
melintang dan mengandung banyak inti.Kumpulan hifa membentuk jaringan
benang disebut miselium.
Jamur berkembangbiak dengan spora pada umumnya secara seksual ataupun
aseksual.kingdom jamur dibagi menjadi lima divisi: Oomycota (suda bukan
merupakan kelompok jamur),Zygomycota,Ascomycota, Basidiomycota, dan
Deuteromyota.

B.Rumusan Masalah

1.Bagaimana struktur jamur pada roti jika dilihat melalui mikroskop?

2.Bagaimana struktur jamur pada nasi basi jika dilihat melalui mikroskop?

3.Bagaiman struktur jamur pada tempe jika dilihat melalui mikroskop?

C.Tujuan Praktikum /Penelitian

Untuk mengetahui struktur tubuh berbagai jenis jamur.

D.Hipotesis

Hasil yang diperoleh dari pengamatan pada jamur tempe lebih mudah digambar
atau disketsakan daripada hasil pengamatan pada jamur roti dan nasi basi.
BAB II

KERANGKA TEORI/TINJAUAN PUSTAKA

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil,berbentuk hifa atau sel


tunggal,eukariotik,berdinding sel dari kitin atau selulosa,berproduksi seksual atau
aseksual.Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri,karena cara
mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu
melalui absorpsi (Gandjar, 1999).Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas
benang-benang yang disebut hifa,yang saling berhubungan menjalin semacam jala
yaitu miselium.Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi
meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi
dalam reproduksi.

Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa
benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa.Fungi dibedakan menjadi
dua golongan yaitu kapang dan khamir.Kapang merupakan fungi yang berfilamen
atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan
tidak berfilamen (Medhy, 2013). 115

Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk


dunia jamur atau regnum. Fungi umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya.
Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan
pembentuk jaringan yang disebut miselium.
Miselium yang menyusun jalinan-jalinan semua menjadi tubuh.Bentuk hifa
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma. Kebanyakan hifa dibatasi oleh
dinding melintang atau septa. Septa umumnya mempunyai pori besar yang cukup
untuk dilewati ribosom, mitokondria dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel
ke sel.Akan tetapi adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa sinostik.

Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak
diikuti dengan pembelahan sitoplasma (Aqsha, 2013). Baik jamur yang bersahaja
maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas yaitu
berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium, atau berupa
kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi
(sacharomycetes) itu tubuhnya berupa sel-sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak
mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof.Sifat ini menguatkan
pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi
(Waluyo, 2005).

Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh
melebihi jumlah spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan 116.
Pendapat yang menyeluruh diantara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur
merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai
diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus (thallophyta), lengkapnya
thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil
(Waluyo, 2005). Jamur dibagi menjadi 2 yaitu khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan Khamir
mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang
paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam
ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau
lebih.Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola.

Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan
murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel- sel individu,
tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum
atau organ-organ penggerak lainnya. Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya
terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman).
Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa
lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter
1μm.

Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Coyne, 2009). Ciri-ciri


jamur organisme yang termasuk dalam kelompok jamur, anggotanya mempunyai
ciri-ciri umum yaitu uniseluler atau bersel satu atau multi seluler (benang-benang
halus), tubuhnya tersusun atas hifa (jalinan benang- 117 benang halus), eukariotik
(mempunyai membran inti), tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
yaitu secara saprofit, parasit dan simbiosis, dinding selnya tersusun atas zat kitin,
cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein, pencernannya
berlangsung secara ekstraseluler, dimana makanan sebelum diserap
disederhanakan terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler yang dikeluarkan dari hifa
jamur, memiliki keturunan yang bersifat haploid lebih singkat, reproduksi jamur
uniseluler dilakukan secara aseksual dengan membentuk spora.
Jamur multiseluler secara aseksual dengan cara memutuskan benang hifa
( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan konidia. Sedangkan secara seksual
melalui peleburan inti jantan dan inti betina sehingga dihasilkan spora askus atau
basidium (Ita, 2013 ). Jamur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi,
badan hewan, makanan, dibangunan, bahkan pada tubuh manusia. Jamur dapat
tumbuh dan berkembang pada kelembaban dan pada suhu yang tinggi. Saat ini di
Indonesia diperkirakan terdapat 4.250 sampai 12.000 jenis jamur.

Dari jumlah tersebut dalam kehidupan memiliki peran masing-masing


dihabitatnya baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung bagi manusia
Jamur merupakan organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki klorofil.
Dalam klasifikasi system tiga kingdom, jamur (fungi) dikelompokkan sendiri
terlepas dari kelompok plantae (tumbuhan) karena jamur tidak berfotosintesis dan
dinding selnya bukan dari selulosa (Yamin, 2013). 118
BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu

Tempat: Laboratorium Biologi SMAN 1 Jonggat

Hari /Tanggal : Sabtu, 04-01-2020

B.Alat dan Bahan

NO Alat Bahan
.
1. Kaca penutup Jamur tempe
2. Kaca benda Jamur nasi
3. Jarum pentul Jamur roti
4. Pipet Air
5. Tissue kering Jamur makroskopis

C.Cara Kerja

1.Ambil sedikit jamur tempe/jamur roti/jamur nasi dengan menggunkakan jarum


pentul, kemudian letakkan di atas kaca objek (dapat ditetesi air sedikit atau boleh
tidak ditetesi air), kemdian tutup dengan kaca penutup.

2.Amati dengan mikroskop, dapat menggunakan perbesaran 4x sampai 100x.


Aturlah pantulan cahayanya diusahakan agar tidak terlalu banyak dan tidak terlalu
sedikit cahaya.
3.Jika sudah terlihat amati dan gambarlah tubuh jamur yang diamati tersebut.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Praktikum

a.gambar hasil dan gambar pembanding

1).Jamur pada tempe

 Gambar hasil pengamatan

 Gambar pembanding
2.)Jamur pada nasi

 Gambar hasil pengamatan

 Gambar pembanding
3.)Jamur pada roti
 Gambar hasil pengamatan
 Gambar pembanding

B.Pembahasan

A.Tempe

Berdasarkan hasil penganamatan pada tempe me penganamatan pada tempe


menunjukkan bagian mikroskopis berupa sporangiofor dan hifa stolon. Hal ini
menunjukkan bahwa jamur yang tumbuh pada tempe adalah Rhizopus sp.Menurut
Rhizopus yaitu Hayati (2009) yang menyatakan bahwa beberapa r\Rhizopus yang
berperan dalam pembuatan tempe adalah Rhizopus oligosporus dan Rhizopus
oryzae. Berdasarkan hala tersebut dapat diduga bahwa pengamatan jamur tempe
termasuk di anatara Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Menurut Pitt dan
Hocking (1985 diacu dalam Dewi dan Aziz 2011), hal yang membedakan
Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae yaitu panjang sporangiosfor. Rhizopus
oligosporus 150-400 mm lebih pendek dari Rhizopus oryzae.

B.Nasi Basi

Berdasarkan hasil pengamatan pada nasi basi menunjukkan bagian mikroskopis


yaitu berupa sporangium dan hifa.

C.Roti

Berdasarkan hasil pengamatan

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Struktur tubuh jamur jika diamati dengan menggunakan mikroskop akan


tampak lebih jelas bagian-bagiannya.Beraneka ragam jenis jamur mempunyai
struktur tubuh yang berbeda-beda.

B.Saran
Pada saat melakukan pengamatan lebih baik jika dilakukan pada ruangan dengan
pencahayaan yang cukup dan objek atau jamur yang akan diteliti tidak boleh
bertumpuk.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai