Anda di halaman 1dari 17

Kurikulum 2006/2013

Kel a sKelIX
IX as

matematika
BENTUK AKAR

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami definisi akar pangkat bilangan.
2. Memahami definisi bentuk akar.
3. Dapat menyederhanakan bentuk akar.
4. Dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan bentuk akar.
5. Dapat melakukan perkalian dan pembagian bentuk akar.
6. Dapat merasionalkan bentuk akar.
7. Dapat menerapkan bentuk akar dalam pemecahan masalah.

A. Definisi Akar Pangkat Bilangan


Simbol akar ( ) pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli aljabar Jerman, Christoff
Rudolf (1500 – 1545) dalam bukunya yang berjudul Die Coss pada tahun 1525. Simbol ini
dipilih karena terlihat seperti huruf r dari kata radix, yang dalam bahasa Latin berarti akar.
Untuk memahami definisi akar pangkat bilangan, perhatikan perpangkatan berikut.
1. 23 = 8
2. 32 = 9
Pada bentuk 23 = 8, dapat dikatakan bahwa 2 adalah akar pangkat 3 (akar kubik) dari
8 atau ditulis dengan 3 8 = 2 . Begitu juga pada bentuk 32 = 9, dapat dikatakan bahwa
3 adalah akar pangkat 2 (akar kuadrat) dari 9 atau ditulis dengan 2 9 = 3 . Khusus untuk
akar kuadrat, cukup ditulis 9 = 3 . Berdasarkan penjelasan tersebut, diperoleh definisi
berikut.
Misalkan n bilangan asli (n ≥ 2), a dan b bilangan real sehingga berlaku an = b, maka a
adalah akar pangkat n dari b.
an = b → a = n b

Keterangan:
= simbol akar;
n = indeks atau pangkat akar;
a = hasil penarikan akar; dan
b = radikan atau bilangan di bawah tanda akar.

Nilai radikan b berupa bilangan real positif atau nol untuk n bilangan asli (n ≥ 2). Akan
tetapi, untuk n bilangan ganjil, nilai radikan b dapat berupa bilangan real negatif.
Lantas, bagaimana dengan bilangan negatif yang dikuadratkan seperti –2? Kuadrat
dari 2 dan –2 adalah 22 = 4 dan (–2)2 = 4 yang nilainya sama. Apakah nilai akar kuadrat dari
4 atau 4 adalah 2 dan –2? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan definisi berikut.

Jika x2 = a dan x ≥ 0 maka a=x.

Jadi, nilai dari 4 adalah 2. Nilai 2 ini disebut sebagai akar kuadrat utama dari 4, yaitu akar
kuadrat positifnya.

B. Bentuk Akar
Bentuk akar adalah akar dari suatu bilangan rasional yang hasilnya bilangan irasional.
a
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk dengan a,
b
1
b bilangan bulat dan b ≠ 0. Contoh bilangan rasional adalah 2, , dan 5. Sementara itu,
2 a
bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk dengan
b
a, b bilangan bulat dan b ≠ 0. Contoh bilangan irasional adalah 2 dan 5. Bilangan
irasional seperti 2 dan 5, untuk selanjutnya disebut dengan bentuk akar.
1
Perlu diperhatikan bahwa 4, 0 , 25 , , dan akar kuadrat dari bilangan kuadrat
16
lainnya bukan termasuk bentuk akar. Hal ini dikarenakan hasil dari penarikan akar tersebut
berupa bilangan rasional. Bentuk akar dibagi menjadi dua, yaitu akar senama dan akar
sejenis.

2
1. Akar senama
Bentuk-bentuk akar dikatakan senama jika indeks atau akar pangkatnya sama.
Contoh:
a. 2, 3 , dan 5 mempunyai indeks yang sama, yaitu 2.
3
b. 3
5, 7 , dan 3 14 mempunyai indeks yang sama, yaitu 3.

2. Akar sejenis
Bentuk-bentuk akar dikatakan sejenis jika indeks dan radikannya sama.
Contoh:
3 3 2 , 4 3 2 , dan 3 2 mempunyai indeks 3 dan radikan 2.

C. Menyederhanakan Bentuk Akar


Beberapa bentuk akar dapat diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Penyederhanaan ini dapat dilakukan dengan menyatakan radikan sebagai perkalian dari
dua bilangan. Satu di antara kedua bilangan itu harus dapat dinyatakan dalam bentuk
kuadrat murni.
Contoh:
1. 8 = 4 ×2 = 4 × 2 = 2× 2 = 2 2
2. 18 = 9 × 2 = 9 × 2 = 3 × 2 = 3 2

Dengan demikian, secara umum diperoleh definisi berikut.

Untuk n bilangan asli (n ≥ 2) dan a, b bilangan rasional positif, berlaku:


n
ab = n a × n b

Beberapa sifat lain yang dapat digunakan dalam menyederhanakan bentuk akar adalah
sebagai berikut.

m n
1. a = mn a
a na
2. n =
b nb

3
Contoh Soal 1
Sederhanakan bentuk-bentuk akar berikut.
a. 12
3
b. 128

c. 9
10
3
d. 5
e. 7 + 2 10
Pembahasan:
Dengan menggunakan konsep penyederhanaan bentuk akar dan sifat-sifatnya, diperoleh:
a. 12 = 4 × 3
= 4× 3
=2 3

3
b. 128 = 3 64 × 2
= 3 64 × 3 2
= 43 2

9 9
c. =
10 10
3
=
10

3
d. 5 = 2.3 5
=65
e. Jika menemui bentuk akar seperti ini, gunakan langkah penyederhanaan berikut.

( )
2
a+ b = a + 2 ab + b
kedua ruas diakarkan

a + b = a + 2 ab + b
a+ b= (a + b) + 2 ab
Inii berarti:

(a + b) + 2 ab = a + b

4
Dengan demikian, diperoleh:

7 + 2 10 = (5 + 2) + 2 5.2
= 5+ 2

Contoh Soal 2
Jika diketahui 2, 57 = 1, 60 dan 25, 7 = 5, 07 , nilai dari 2570 adalah ....
Pembahasan:
Bentuk radikan pada soal dapat ditulis sebagai berikut.
2570 = 25,70 × 100
Dengan demikian, diperoleh:
2570 = 25, 70 × 100
= 25, 7 × 100
= 5, 07 × 10
= 50 , 7
Jadi, nilai dari 2570 = 50 , 7.

D. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Akar


Penjumlahan dan pengurangan bentuk akar hanya bisa dilakukan pada akar-akar yang
sejenis. Komponen yang dijumlahkan atau dikurangkan adalah koefisien dari masing-
masing bentuk akar. Hasil dari penjumlahan atau pengurangan koefisien ini lalu dikalikan
dengan bentuk akar tersebut. Berikut ini adalah bentuk umum dari penjumlahan dan
pengurangan bentuk akar.

Untuk n bilangan asli (n ≥ 2) dan a, b, c bilangan real dengan c ≥ 0, berlaku:


an c + b n c = (a + b) n c
an c − b n c = (a − b) n c

Contoh Soal 3
Hitunglah operasi bentuk akar berikut.
a. 2 3+4 3
3
b. 5 − 23 5
c. 3 5 − 5 +2 5
d. 6 7 + 53 7 − 23 7 − 5 7

5
Pembahasan:
Dengan menggunakan konsep penjumlahan dan pengurangan bentuk akar, diperoleh:
a. 2 3 + 4 3 = (2 + 4 ) 3
=6 3

b. 3
5 − 2 3 5 = (1− 2 ) 3 5
= −3 5

c. 3 5 − 5 + 2 5 = ( 3 − 1+ 2 ) 5
=4 5

d. ( ) (
6 7 + 53 7 − 23 7 − 5 7 = 6 7 − 5 7 + 53 7 − 23 7 )
= (( 6 − 5) 7 ) + ((5 − 2 ) 7 )
3

= 7 + 33 7

Contoh Soal 4
Hitunglah operasi bentuk akar berikut dengan terlebih dahulu menyederhanakan bentuk
akarnya.
a. 2 + 32
b. 6 + 54 − 250
c. 32 − 2 + 8
d. 4 3− ( 27 + 12 )
e. 16
3 + 4 3 54 − 3 2
125
Pembahasan:
Dengan menggunakan konsep pernyederhanaan bentuk akar serta konsep penjumlahan
dan pengurangan bentuk akar, diperoleh:

a. 2 + 32 = 2 + 16 × 2
= 2+ ( 16 × 2 )
= 2 + (4 × 2 )

= 2 +4 2
=5 2

6
b. 6 + 54 − 250 = 6 + 9 × 6 − 25 × 10
= 6+ ( 9 × 6 ) − ( 25 × 10 )
= 6 + ( 3 × 6 ) − ( 5 × 10 )

= 6 + 3 6 − 5 10
= 4 6 − 5 10

c. 32 − 2 + 8 = 16 × 2 − 2 + 4 × 2

= ( 16 × 2 ) − 2 + ( 4 × 2 )
= ( 4 × 2 ) − 2 + (2 × 2 )

= 4 2 − 2 +2 2
=5 2

d. 4 3− ( )
27 + 12 = 4 3 − ( 9×3 + 4×3 )
=4 3− (( 9 × 3 ) + ( 4 × 3 ))
=4 3 − ((3 × 3 ) + (2 × 3 ))

(
= 4 3 − 3 3 +2 3 )
= 4 3 −3 3 −2 3
=− 3

16 8×2
e. 3 + 4 3 54 − 3 2 = 3 + 4 3 27 × 2 − 3 2
125 125

=
23
5
( )
2 + 4 × 33 2 − 3 2

2
= 3 2 + 12 3 2 − 3 2
5
2 
=  + 12 − 1 3 2
5 
 2 + 60 − 5  3
=  2
 5 
57 3
= 2
5
2
= 11 3 2
5

7
E. Perkalian Bentuk Akar
Perkalian bentuk akar senama sama dengan perkalian radikan dari masing-masing bentuk
akar tersebut. Bentuk umum dari perkalian ini adalah sebagai berikut.

Untuk n bilangan asli (n ≥ 2) serta a, b, c, d bilangan real dengan b ≥ 0 dan d ≥ 0, berlaku:

a n b × c n d = ac n b × d

Jika bentuk akarnya tidak senama, perkalian bentuk akar dapat dilakukan dengan
menggunakan sifat-sifat bilangan berpangkat, tepatnya bilangan berpangkat pecahan.

Contoh Soal 5
Sederhanakan bentuk-bentuk perkalian berikut.
a. 3× 6
b. 2 5 × 15
c. 3 ( 2+ 6 )
d. ( 2+ 5 )( 2− 5 )
( 7)
2
e. 5+

Pembahasan:
Dengan menggunakan konsep perkalian bentuk akar, diperoleh:
a. 3 × 6 = 3× 6
= 18
= 9×2
=3 2

b. 2 5 × 15 = 2 5 × 15
= 2 75
= 2 25 × 3
=2 5 3 ( )
= 10 3

c. 3 ( )
2 + 6 = 3× 2 + 3× 6
= 6 + 18
= 6 + 9×2
= 6 +3 2

8
d. ( 2+ 5 )( )
2− 5 = 2 ( )
2− 5 + 5 ( 2− 5 )
= 2 2− 2 5+ 5 2− 5 5
= 4 − 10 + 10 − 25
=2−5
= −3
Secara umum, dapat dituliskan ( a+ b )( )
a − b = a − b.

( ) =( )( )
2
e. 5+ 7 5+ 7 5+ 7

= 5( 5 + 7)+ 7( 5 + 7)

= ( 5× 5 + 5×7 ) + ( 7× 5 + 7×7 )

= ( 5 + 35 ) + ( 35 + 7 )

= 5 + 35 + 35 + 7
= 12 + 2 35

( )
2
Secara umum, dapat dituliskan a+ b = a + 2 ab + b.

F. Pembagian Bentuk Akar


Pembagian bentuk akar senama sama dengan pembagian radikan dari masing-masing
bentuk akar tersebut. Bentuk umum dari pembagian ini adalah sebagai berikut.

Untuk n bilangan asli (n ≥ 2) serta a, b, bilangan real dengan a ≥ 0 dan b > 0, berlaku:
n
a a
=n
n
b b

Contoh Soal 6
Sederhanakan bentuk-bentuk pembagian berikut.
18
a.
3
6 15
b.
3 3
4 25 x 2
c.
2 5x

9
Pembahasan:
Dengan menggunakan konsep pembagian bentuk akar, diperoleh:

a. 18 18
=
3 3
= 6

b. 6 15 6 15
=
3 3 3 3
=2 5

4 25 x 2 4 25 x 2
c. =
2 5x 2 5x
= 2 5x

Contoh Soal 7
Hasil dari 0 , 0625 + 0 , 022 adalah ....
Pembahasan:
Dengan menggunakan konsep pembagian bentuk akar, diperoleh:
625
0 , 0625 =
10000
625
=
10000
25
=
100
= 0 , 25

Dengan demikian, diperoleh:


0 , 0625 + 0 , 022 = 0 , 25 + ( 0 , 02 )( 0 , 02 )

= 0,25 + 0,004
= 0,2504

Jadi, hasil dari 0 , 0625 + 0 , 022 adalah 0,2504.

Contoh Soal 8
1
2
Hasil dari y 72 x 3 + 0 , 08 xy 2 − y ( 2 x ) 2 adalah ....
x

10
Pembahasan:
Dengan menggunakan sifat-sifat bentuk akar, diperoleh:
1
2 2 8
y 72 x 3 + 0 , 08 xy 2 − y ( 2 x ) 2 = y 36 × 2 × x 2 × x + xy 2 − y 2 x
x x 100
2 4
= y × 6x 2x + 2 xy 2 − y 2 x
x 100
2
= 12 y 2 x + y 2 x − y 2 x
10
 2 
=  12 y + y − y  2 x
 10 
 120 y + 2 y − 10 y 
=  2x
 10 
112
= y 2x
10
2
= 11 y 2 x
10
1
2 2
Jadi, hasil dari y 72 x 3 + 0 , 08 xy 2 − y ( 2 x ) 2 adalah 11 y 2 x .
x 10

G. Merasionalkan Penyebut Suatu Pecahan


Merasionalkan penyebut suatu pecahan dapat dilakukan dengan mengalikan
pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan bentuk sekawan dari penyebutnya.
Secara umum, bentuk pecahan yang dapat dirasionalkan penyebutnya adalah
a c c
, , dan , dengan a, b, c, d bilangan real serta b > 0 dan d < 0. Bentuk
b a± b b± d
sekawan dari penyebut pecahan-pecahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bentuk sekawan dari b adalah b.
2. Bentuk sekawan dari a ± b adalah a  b .
3. Bentuk sekawan dari b ± d adalah b  d.

Perkalian penyebut suatu pecahan yang memuat bentuk akar dengan sekawannya
akan menghasilkan bilangan rasional. Perhatikan perkalian berikut.
( b)
2
1. b× b = =b
2. ( a ± b )( a  b ) = a − b 2

( b ± d )( b  d ) = ( b ) − ( d )
2 2
3. =b−d

11
Agar kamu lebih memahami cara merasionalkan penyebut suatu pecahan, perhatikan
penjabaran berikut.

a a b b
1. = × Ingat, =1
b b b b

a b
=
( b)
2

a b
=
b
a
= b
b

c c a− b a± b
2. = × Ingat, =1
a+ b a+ b a− b a± b

=
(
c a− b)
a −( b)
2
2

=
c
2
a −b
(a − b )
c c a+ b
3. = ×
a− b a− b a+ b

=
(
c a+ b)
a −( b)
2
2

=
c
a −b
(a + b )
2

c c b− d
4. = ×
b+ d b+ d b− d
=
c
b−d
b− d ( )
c c b+ d
5. = ×
b− d b− d b+ d
=
c
b−d
b+ d ( )

12
SUPER "Solusi Quipper"
Untuk memudahkan dalam mengingat cara merasionalkan penyebut suatu pecahan,
gunakan SUPER “Solusi Quipper” berikut.

KANTUK KARYAWAN

Maksudnya: kalikan dengan bentuk akar sekawan.

Contoh Soal 9
Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut ini.
a. 12
6
6
b.
5− 2
5
c.
5 5+ 7

Pembahasan:
Dengan mengalikan pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan bentuk sekawan
dari penyebutnya, diperoleh:
12 12 6
a. = ×
6 6 6
12 6
=
6
=2 6

6 6 5+ 2
b. = ×
5− 2 5− 2 5+ 2

=
6 ( 5+ 2 )
5−2

=
6 ( 5+ 2 )
3
=2 ( 5+ 2 )

13
5 5 5 5− 7
c. = ×
5 5+ 7 5 5+ 7 5 5− 7

=
(
5 5 5− 7 )
(5 5 ) − ( 7 )
2 2

5(5 5 − 7 )
=
25 ( 5 ) − 7

=
(
5 5 5− 7 )
125 − 7
=
5
118
(
5 5− 7 )
H. Penerapan Bentuk Akar dalam Pemecahan Masalah
Untuk memahami penerapan bentuk akar dalam pemecahan masalah, perhatikan contoh-
contoh soal berikut.

Contoh Soal 10
Berdasarkan gambar berikut ini, panjang BC adalah ....

3 cm

A 6 cm B

Pembahasan:
Diketahui:
AB = 6 cm
AC = 3 cm
Oleh karena ∆ABC siku-siku, maka panjang BC dapat ditentukan dengan menggunakan
teorema Pythagoras berikut.

14
BC = ( AB )2 + ( AC )2
= 62 + 32
= 36 + 9
= 45
= 9×5
=3 5

Jadi, panjang BC = 3 5 cm .

Contoh Soal 11
Sebuah kerucut memiliki jari-jari 5 2 cm. Jika tinggi kerucut tersebut 18 5 cm, volume
kerucut adalah ....
Pembahasan:
Diketahui:
Jari-jari: r = 5 2 cm
Tinggi: t = 18 5 cm
Ditanya: V = ...?
Dijawab:
Volume kerucut dapat ditentukan dengan rumus berikut.
1
V= × luas alas × tinggi
3
Mula-mula, tentukan luas alasnya.
Oleh karena alas kerucut berbentuk lingkaran, maka:

Luas alas = π × r 2
22
( )
2
= × 5 2
7
22
= × ( 25 × 2 )
7
22
= × 50
7
1100
=
7

15
Dengan demikian, diperoleh:
1
V= × luas alas × tinggi
3
1  1100 
= × × 18 5
3  7 
1100 × 18 5
=
3×7
1100 × 6 5
=
7
6600 5
=
7
6600
Jadi, volume kerucut tersebut adalah 5 cm3 .
7

Contoh Soal 12
Panjang diagonal sebuah persegi adalah 20 cm. Tentukan panjang sisi persegi tersebut.
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut.

d = 20 cm s

Panjang diagonal sebuah persegi dapat ditentukan dengan teorema Pythagoras berikut.

d = s2 + s2
= 2 s2
=s 2

Oleh karena panjang diagonalnya 20 cm, maka panjang sisinya adalah sebagai berikut.

d=s 2
⇔ 20 = s 2
20
⇔s=
2
20 2
⇔s= ×
2 2
20 2
⇔s=
2 16
⇔ s = 10 2
d=s 2
⇔ 20 = s 2
20
⇔s=
2
20 2
⇔s= ×
2 2
20 2
⇔s=
2
⇔ s = 10 2

Jadi, panjang sisi persegi tersebut adalah 10 2 cm.

17

Anda mungkin juga menyukai