Tugas Teknik Pengecoran Proposal Skripsi Renhard 1007113735
Tugas Teknik Pengecoran Proposal Skripsi Renhard 1007113735
Oleh :
Renhard Niptro G
NIM : 1007113735
NAMA/NIP PARAF
Nama jelas dan gelar
NIP.
Nama jelasdan gelar
NIP.
Menyetujui,
Mengetahui,
Program Studi Teknik Mesin S1
Ketua,
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................... v
1. Judul Penelitian ......................................................................................................... 1
2. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
3. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
4. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2
5. Batasan Masalah........................................................................................................ 2
6. Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 3
6.1 HPDC (High Pressure Of Die Casting) .............................................................. 3
6.2 Pembekuan Logam .............................................................................................. 6
6.3 Tingkat Pemadatan .............................................................................................. 9
6.4 Aluminium (Al) ................................................................................................. 11
6.5 Struktur Mikro ................................................................................................... 13
6.6 Dasar-Dasar Dalam Senyawa Logam................................................................ 17
6.7 Pengaruh Tekanan Injeksi terhadap Porositas ................................................... 17
6.8 Sifat Mekanik Dengan Memvariasikan Tekanan .............................................. 18
7. Metodologi Penelitian ............................................................................................. 20
7.1 Penelusuran Literatur ........................................................................................ 21
7.2 Pengumpulan Bahan.......................................................................................... 21
7.3 Pembuatan Cetakan ........................................................................................... 21
7.4 Pengujian Komposisi......................................................................................... 23
7.5 Peleburan Material ............................................................................................ 23
7.6 Penuangan Logam Cair ..................................................................................... 24
7.7 Penekanan pada tekanan 3 MPa, 5 MPa, dan 7 MPa ........................................ 25
ii
7.8 Pelepasan dari cetakan....................................................................................... 25
7.9 Pengamatan struktur mikro benda cor ............................................................... 25
7.10 Metode Penelitian............................................................................................ 26
7.11 Teknik pengumpulan data ............................................................................... 26
8. Jadwal Kegiatan ...................................................................................................... 27
9. Biaya Kegiatan ........................................................................................................ 28
10. Daftar Pustaka ....................................................................................................... 29
11. Lampiran ............................................................................................................... 30
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
1. Judul Penelitian
Pengaruh Tekanan Dan Ketebalan Rongga Cetakan Terhadap Mekanisme
Pembekuan Pada Proses HPDC (High Pressure Die Casting) Untuk Material
ADC 12
2. Latar Belakang
Pengunaan Aluminium dan logam paduan Aluminium didunia industri terus
berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat ini, menuntut manusia untuk
melaksanakan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak
terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting dalam kelangsungan hidup
manusia seperti dalam hal rekayasa dan proses perlakuan pada logam yang
mempunyai pengaruh fital karena merupakan elemen dasar untuk membuat sesuatu
yang berguna dalam bidang kontruksi bangunan khususnya.
Struktur logam yang terjadi pada pemadatan merupakan suatu proses transisi
fase dari fase cair ke fase padat yang berlangsung secara diskontinu. Ketika cairan
logam mulai membeku, struktur butir kristal yang terjadi pada umumnya tidak
seragam. Tingkat ketidak seragaman tersebut akan bergantung pada gradien
temperatur likuidus-solidus, laju pemindahan kalor, geometri cetakan dan faktor
pengiring lainnya. Pada saat cairan bersentuhan dengan dinding cetakan, cairan akan
mengalami pendinginan dan kristalisasi. Laju pendinginan yang tinggi tersebut
menyebabkan nukleasi kristal-kristal lebih efektif dibanding dengan pertumbuhannya
masing-masing. Dengan menurunnya, temperatur dan laju pendinginan akibat
perbedaan suhu antara cairan dan dinding cetakan yang semakin mengecil.
Pertumbuhan kristal-kristal akan semakin efektif dibanding dengan pertumbuhan inti-
inti kristal baru.
Proses perlakuan ini dapat di artikan sebagai suatu metode untuk membuat
suatu material menjadi suatu produk yang siap pakai yang didukung data-data
empiris. Metode tersebut dapat dijabarkan melalui proses pembuatan untuk
1
mendapatkan data-data seperti sifat-sifat material (kimia, fisika, mekanik, dan
teknologi).
3. Rumusan Masalah
Mengetahui mekanisme pembekuan pada proses pengecoran HPDC (High
Pressure Die Casting) untuk material ADC 12 pada tekanan dan ketebalan rongga
cetakan yang berbeda.
4. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pola pembekuan terhadap pengaruh variasi tekanan pada proses
HPDC (High Pressure Die Casting) untuk material ADC 12.
2. Mengetahui pola pembekuan terhadap variasi ketebalan rongga cetakan pada
proses HPDC (High Pressure Die Casting) untuk material ADC 12.
3. Mengetahui pola pembekuan yang dominan terjadi pada proses HPDC (High
Pressure Die Casting) untuk material ADC 12.
5. Batasan Masalah
1. Material benda uji adalah ADC 12.
2. Variabel tekanan yang akan di uji 3 MPa, 5 MPa, dan 7 MPa dengan
temperature tuang 750˚C (Jurnal Pengaruh Tekanan Pada Proses HPDC
Terhadap Kekerasan Dengan Material ADC 12 Oleh Sri Harmanto, A.P.
Bayuseno, Sri Nugroho Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Semarang)
3. Variabel ketebalan rongga cetakan pengecoran 4 mm, 8 mm, dan 12 mm.
(Jurnal Pengaruh Tebal Coran Pada Proses HPDC Terhadap Porositas
Dengan Material ADC 12 Oleh Sri Harmanto)
4. Eksprimen difokuskan pada proses pengecoran dengan HPDC (High Pressure
Die Casting).
2
6. Tinjauan Pustaka
6.1 HPDC (High Pressure Of Die Casting)
Pengecoran logam merupakan proses yang melibatkan pencairan logam,
membuat cetakan, menuang, membongkar dan membersihkan logam. Dalam
mencairkan logam dapat digunakan berbagai macam tanur seperti kupola atau
tanur induksi frekuensi rendah dipergunakan untuk besi cor, tanur busur listrik
atau tanur induksi busur tinggi dipergunakan untuk baja cor dan tanur kurs untuk
paduan tembagaatau paduan coran ringan, karena tanur –tanur ini dapat
menghasilkan logam yang baik dan sangat ekonomis untuk pengecoran logam –
logam tersebut.
Teknik Pengecoran HPDC ini dilakukan dengan menginjeksikan logam
cair dengan tekanan kedalam cetakan logam. Prinsip HPDC adalah mendorong
logam cair pada shot tube kedalam cetakan dengan tekanan, tekanan ini dapat
mencapai 100 MPa. Tabel 1 menunjukkan tekanan yang digunakan untuk
beberapa jenis material yang digunakan.
Tabel 1. Pedoman angka untuk pengecoran bertekanan.
3
a) b)
Gambar 1. Skema mesin pengecoran HPDC; a) Cold Chamber, b) Hot Chamber
Bagaimanapun metode pengecoran ini secara optimal yang dikendalikan
dngan cara model injeksi. Pada zaman dulu, pengecoran HPDC menggunakan
pemukulan injeksi. Prinsip injeksi dapat digunakan untuk mengisi stiap rongga
cetakan dalam deretan langkah-langkah, dapat dilihat sebagai contoh pada Gambar
2.
a) b)
Gambar 2. Model pergerakan logam cair di dalam saluran injeksi (Bar-Meirs, 2000)
4
Gambar 3. Siklus Injeksi Pada Tekanan Die Casting
Langkah 1– pengeluaran udara dari shot sleeve
Langkah 2– Logam di injeksikan ke dalam Die
Langkah 3– Penekanan selama proses pembekuan
Langkah 4– pengeluaran cetakan
5
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan proses HPDC
Keuntungan Kekurangan
Proses sangat cepat, Biaya bengkel sangat mahal karena
Dapat membuat komponen sangat penggunaan tekanan tinggi dan
tipis dan rumit thermal fatigue tinggi
Tingkat presisi tinggi dibandingkan Proses pengisian sangat cepat
dengan proses konvensional mengakibatkan aliran turbulen yang
Hanya memerlukan sedikit dapat menyerap gas dalam jumlah
pengerjaan untuk finishing besar
Part inset dapat digunakan pada Komponen dengan menggunakan
awal proses contoh bearing dan baut inti biasanya sangat sulit untuk
dicor.
Hanya dapat mengecor logam
dengan titik lebur rendah.
6
Gambar 4. Proses pembekuan logam cair
8
kasar akan mengeras secara merata, sedangkan yang berbutir halus tidak mudah
retak sewaktu dicelup (pendinginan secara tiba-tiba).
Ada dua macam pembekuan pada logam cair yaitu :
1. Pembekuan Paduan
Apabila logam yang terdiri dari dua unsur atau lebih didinginkan dari
keadaan cair, maka butir-butir kristalnya akan berbeda dengan butir-butir kristal
logam murni. Dalam ilmu logam struktur yang sama disebut fasa. Oleh karena itu
paduan adalah susunan dari beberapa fasa larutan padat, senyawa antara logam dan
logam murni.
2. Pembekuan Coran
Pembekuan coran dimulai dari bagian logam yang bersentuhan dengan
cetakan, yaitu ketika panas dari logam cair diambil oleh cetakan sehingga bagian
logam yang bersentuhan dengan cetakan yang mendingin sampai titik beku, dan
kemudian inti-inti kristal terbentuk. Bagian dalam dari coran akan mengalami
pendinginan lebih lambat dibandingkan dengan bagian bagian luar, sehingga
kristal dari inti mengarah kebagian dalam coran dan butir-butir kristal tersebut
berbentuk panjang seperti kolom. Bagian tengah coran mempunyai gradien
temperatur yang kecil sehingga susunan butir-butir kristal dengan bentuk
sembarang (tidak beraturan).
Cetakan logam dapat menyebabkan permukaan logam menjadi halus dan
cetakan pasir menyebabkan permukaan menjadi kasar. Dalam suatu daerah beku
kristal-kristal dendrit yang berbentuk lebar terbentuk dari inti-inti dan akhirnya
pembekuan berakhir pada keadaan dendrit-dendrit tersebut membeku (Sudjana,
2008).
9
mana tingkat kehilangan panas dari pengecoran dikendalikan oleh konduktivitas
cetakan, diberikan oleh hukum ketebalan yang berbentuk parabolik:
Keterangan:
t = waktu
k = konstanta
x = ketebalan
s = solid
2. Pembekuan Panjang
11
Aluminium Paduan Al-Si
Paduan Al-Si merupakan material yang memiliki sifat mampu cor yang
baik, dapat diproses dengan permesinan, dan dapat dilas. Paduan Al-Si cocok
digunakan pada pengecoran HPDC (High Pressure Die Casting). Diagram fasa
paduan Al-Si ditunjukkan pada Gambar 2.4 dimana diagram fasa ini digunakan
sebagai pedoman umum untuk menganalisa perubahan fasa pada proses
pengecoran Al-Si.
a. Hypoeutectic
Padual Al-Si disebut Hypoeutectic yaitu apabila pada paduan tersebut
terdapat kandungan silikon <11.7% dimana struktur akhir yang terbentuk pada
fasa ini adalah struktur ferrite (alpha) yang kaya akan aluminium dengan struktur
eutektik sebagai tambahan.
12
b. Eutectic
Paduan Al-Si disebut Eutectic yaitu apabila pada paduan tersebut terdapat
kandungan silikon sekitar 11.7% sampai 12.2%. Pada komposisi ini paduan Al-Si
dapat membeku secara langsung (dari fasa cair ke fasa padat).
c. Hypereutectic
Paduan Al-Si disebut Hypereutectic yaitu apabila pada paduan tersebut
terdapat kandungan silikon lebih dari 12.2% sehingga kaya akan kandungan
silicon dengan fasa eutektik sebagai fasa tambahan. Dengan adanya struktur
Kristal silicon primer pada daerah ini mengakibatkan karakteristik sebagai
berikut:
1. Ketahanan aus paduan meningkat.
2. Ekspansi termal rendah.
3. Memiliki ketahanan retak panas yang baik.
Karateristik ADC 12
ADC 12 paduan aluminium dan Silikon 12% digunakan sebagai bahan
untuk membuat sepatu rem. ADC 12 memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Memiliki berat yang relati ringan.
2. Tahan terhadap korosi.
3. Konduktivitas termal tinggi.
4. Lunak tapi kuat sehingga apabila kampas rem habis, sepatu rem tidak
merusak drum.
5. Ulet sehingga jarang ditemuan retakan.
13
baik (good corossion resistance), ketahanan aus (wear resistance), dan mampu
mesin yang baik (machinability). Sifat mekanik pada dasarnya dikontrol oleh
struktur mikro dari logam coran tersebut.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan suatu komposisi dari aluminium cor
sangat dimungkinkan dengan mengoptimasi ukuran butir, struktur eutektik, ukuran
sel, serta ukuran dan distribusi dari fasa intermetalik sehingga didapatkan sifat
mekanik yang diinginkan. Penurunan kekuatan tarik yang kecil terjadi pada
aluminium A356 dengan meningkatnya ukuran butir. Semakin besar ukuran butir,
nilai kekerasannya semakin menurun.
Sifat mekanik aluminium juga dipengaruhi oleh ukuran sel dendrit
(dendrite cell size). Tegangan tarik ultimate dan nilai elongasi mengalami
penurunan dengan meningkatnya ukuran sel dendrit. Struktur eutektik dan ukuran
sel pada aluminium paduan terdapat dendrite fibers, yang dapat ditingkatkan sifat
mekaniknya melalui perlakuan panas.
14
Gambar 11. Struktur Mikro Aluminium
16
6.6 Dasar-Dasar Dalam Senyawa Logam
Pemilihan dan penentuan macam-macam unsur yang akan digunakan
sebagai unsur paduan dianalisis sesuai dengan kebutuhan sifat bahan yang
diinginkan serta kemungkinan terjadinya larutan berbagai unsur tersebut baik
dalam senyawa kimia atau pun dalam bentuk campuran, dimana proses
pencampurannya dilakukan dalam keadaan terurai (cair), sehingga menghasilkan
larutan unsur paduan yang homogen. Pemilihan bahan paduan yang tidak tepat
dari suatu unsur paduan baik jenis maupun jumlahnya, walaupun terjadi larutan,
unsur tersebut akan larut dalam keadaan bebas dalam bentuk partikel partikel
hingga pembekuan pada temperatur ruangan.
Jika partikel dari unsur-unsur ini memiliki persentase jumlah yang relatif
besar maka akan mereduksi atau mempengaruhi sifat akhir dari bahan paduan
yang kita kehendaki. Walaupun pada kondisi tertentu keadaan partikel bebas ini
juga diperlukan apabila dikehendaki sifat free cutting dari bahan tersebut, seperti
lead dan brass ke dalam baja paduan, tellurium ke dalam paduan tembaga.
Senyawa unsur-unsur dalam paduan logam juga dipengaruhi oleh proses
pendinginan yang mengakibatkan pembekuan dari paduan ini. Namun yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan unsur sebagai bahan paduan antara lain (Sudjana,
2008)
17
Tabel 3. Pengaruh Tekanan Terhadap Porositas
Tekanan akan mendorong keluar gas dalam cairan dan udara yang terdapat
pada celah antara dinding cetakan dengan cairan logam (Ghomashchi, M.R.,1998).
Volume gas di dalam coran berbanding terbalik dengan tekanan, di mana semakin
tinggi tekanan, volume gas semakin kecil, dan porositas gas semakin rendah (John
Champbell, 2003). Jika penyusutan selama pembekuan tidak diimbangi dengan
kecepatan pengisian cairan logam (feeding), maka akan timbul porositas
penyusutan. Semakin tinggi tekanan, semakin tinggi feeding, coran semakin padat
(soundness), dan porositas penyusutan semakin rendah (Elfendri, 2009).
18
Tabel 4. Pengaruh Tekanan Terhadap Kekerasan
19
7. Metodologi Penelitian
Mulai
STUDI LITERATUR
Metode Pengujian
HPDC (High Pr es sure
Die Casting)
Struktur Mikro.
Pengumpulan Bahan
Pembuatan Cetakan
Peleburan Material
Pengamatan Struktur
Mikro Benda Cor
Kesimpulan
Selesai
20
Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: penelusuran
literatur, pengumpulan bahan, pembuatan cetakan, uji komposisi, peleburan
material, penuangan logam, penekanan pada tekanan 3 MPa, 5 MPa, dan 7 MPa,
pelepasan dari cetakan, pengamatan struktur mikro benda cor, hasil dan analisa,
dan kesimpulan dapat diuraikan sebagai berikut:
21
Gambar 15 Skema Cetakan HPDC
Keterangan : 12. Piston hidrolik
1. Ulir penjepit cetakan 13. Poros pengikat dudukan
2. Cetakan bergerak 14. Bak Oli
3. Rongga cetak 15.Motor
4. Cetakan tetap 16. Pompa Oli
5. Dudukansilinder pengecoran 17. Tombol On/OFF
6. Silinder pengecoran 18. Pengatur tekanan
7. Lubang pengecoran 19. Tuas Penggerak Piston hidrolik
8. Piston penekan 20. Pengukur Tekanan
9. Ladel/ kowi 21. Selang saluran oli
10. Penghubung poros 22. Thermokopel
11. Silinder hidrolik 23. Digital Temperatur
22
Gambar 16. Mesin HPDC
23
Gambar 17. Skema Peleburan
25
1. Pemotongan (Sectioning)
2. Pengamplasan (Grinding)
3. Pemolesan (Polishing)
4. Pengetsaan (Etching)
Setelah semua proses persiapan dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik dengan
berbagai varisasi pembesaran. Dari hasil pengamatan mikroskopis akan
diperoleh informasi dan analisa data tentang struktur mikro yang terbentuk.
Proses pengujian mikrografi ditunjukkan pada Gambar
27
9. Biaya Kegiatan
Biaya yang Diusulkan
No. Jenis Pengeluaran
(Rp)
1 Pembuatan cetakan 3.000.000,
2 Bahan bakar 600.000,
3 Pembelian aluminium ADC 12 600.000,
4 Biaya survei pengumpulan bahan 150.000,
Jumlah 4.350.000,
28
10. Daftar Pustaka
Surdia, Tata & Saito, Shinroku. 1992.“Pengetahuan Bahan Teknik. (edisi
kedua)”. Jakarta: Pradnya Paramita.
Masnur Dedy, 2008, “Pengaruh Parameter Proses Terhadap Fluiditas dan
Kualitas Coran ADC 12 dengan High Pressure Die Casting”, Thesis S-2
Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada.
Harmanto Sri, Bayuseno A.P, & Nugroho Sri, 2012, “Pengaruh Tekanan
Pada Proses HPDC Terhadap Kekerasan Dengan Material ADC 12”, Jurnal
Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang, Semarang
Bar-Meirs, G., 2000, “Fundamental of Die Casting Design”,Gnu Free
Document
Campbell, J., 2003, “Casting 2nd Edition”, Butterworth-Heinemann
Campbell, J. dan Harding, R. A., 1994, “Talat 3205 Fluidity of Molten
Metals”, European Aluminium Association
JIS Handbook Non Ferrous Metals and Metallurgy, 1997, Japanese Standards
Association
Conditions”, Scripta Materialia, Elsevier, vol. 53, pp. 7-10.
Vinarcik, E. J., 2003, “High Integrity Die Casting Processes”, John Wiley &
Sons
Masnur Dedy dan Nawangsari Putri, “Analisa Cacat Coran pada High
Pressure Die Casting (HPDC) dengan bahan ADC12” Jurnal Teknik Mesin
Universitas Riau Pekanbaru
Harmanto Sri, “Pengaruh Tebal Coran Pada Proses HPDC Terhadap
Porositas Dengan Material ADC 12”, Jurnal Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Semarang, Semarang
29
11. Lampiran
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Renhard Niptro G
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi S1
4 NIM 1007113735
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kota Pinang, 06 Oktober 1991
6 E-mail gultomrenhard@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081362410193
2. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SMK Swasta
Nama SD Swasta SMP Swasta Indonesia
Institusi YP.Bina Ilmu YP.Bina Ilmu Membangun 2,
Torgamba
Teknik Mekanik
Jurusan - -
Otomotif
Tahun
1998 – 2004 2004 – 2007 2007 - 2010
Masuk-Lulus
30