Anda di halaman 1dari 36

UNIT KEGIATAN BELAJAR

(UKB KIMIA 3.5)

1. Identitas
- Nama Mata Pelajaran : Kimia X (Peminatan)
- Semester : Ganjil
- Kompetensi Dasar :

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi
dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antarpartikel
(atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

- Indikator Pencapaian Kompetensi :

3.5.1 Menjelaskan hubungan kestabilan unsur dengan konfigurasi elektron gas mulia
3.5.2 Menggambarkan lambang Lewis suatu unsur berdasarkan elektron valensi yang
dimiliki
3.5.3 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
3.5.4 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
3.5.5 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam

- Materi Pokok : Ikatan Kimia


- Alokasi Waktu : 9 JP
- Tujuan Pembelajaran :

Melalui diskusi, Tanya jawab, pnugasan, presentasi dan analisis, peserta ddik dapat
menjelaskan kecenderungan atom-atom membentuk ikatan, serta pross terjadinya ikatan
dan dapat memprediksikan jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan
membandingkan sifat fisisnya, sehingga peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan sikap jujur , peduli, dan
bertanggungjawab, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
berkomunikasi, berkolaborasi dan berkreasi(4C).
- Materi Pembelajaran
Lihat dan baca pada Buku Teks Pelajaran (BTP):
- Prof. Effendy. 2016. Ilmu Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Malang: Indonesian
Academic Publishing.
- Purba, Michael .2007. Buku Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

B. Peta Konsep
C. Kegiatan Pembelajaran
A. Pendahuluan
Sebelum belajar pada materi ini silahkan kalian membaca dan memahami penjelasan dibawah ini :

“Garam dapur senantiasa tersedia di atas meja saat kita


hendak menyantap semangkuk bakso. Garam dapur yang
memberikan rasa asin ini juga digunakan sebagai cairan
oralit untuk mencegah dehidrasi pada penderita diare

Tahukan anda:
a. Apakah unsur-unsur yang membetuk garam dapur
berdiri sendiri ataukah membentuk senyawa?
b. Bagaimana proses penggabungan itu terjadi?”

Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silahkan kalian lanjutkan ke kegiatan belajar berikut dan
ikuti petunjuk yang ada dalam UKB- 3.5 ini.

B. Kegiatan Inti

1) Petunjuk Umum UKB


a) Baca dan pahami materi pada buku
1. Prof. Effendy. 2016. Ilmu Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Malang: Indonesian Academic
Publishing.
2. Purba, Michael .2007. Buku Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
b) Setelah memahami isi materi dalam bacaan berlatihlah untuk berfikir tinggi melalui tugas- tugas
yang terdapat pada UKB-3.5 ini baik bekrja sendiri maupun bersama teman sebangku atau
teman lainnya.
c) Kerjakan UKB 3.5 ini dibuku kerja atau langsung mengisikan pada bagian yang telah
tersediakan.
d) Kalian dapat belajar bertahap dan berkelanjutan melalui kegiatan ayo berlatih, apabila kalian
yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan- permasalahan dalam kegiatan
belajar, kalian boleh sendiri atau mengajak teman- teman lain yang sudah siap untuk mengikuti
tes formatif agar kalia dapat belajar ke kegiatan berikutnya.

2) Kegiatan Belajar

Ayo… ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh kesabaran dan konsentrasi !!!

Kegiatan Belajar 1
Bacalah uraian singkat materi dan contoh berikut dengan penuh konsentrasi !!!!

KONFIGURASI ELEKTRON GAS MULIA DAN LAMBANG LEWIS


A. Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Konfigurasi dari atom gas mulia merupakan konfigurasi elektron yang stabil yaitu
konfigurasi penuh.Tiap unsur unsur gas mulia kecuali helium mempunyai elektron valensi 8,
kecuali helium yang mempunyai elektron valensi 2. Atom- atom yang mempunyai elektron
valensi 2 mengikuti kaidah duplet, sedangkan atom- atom yang mempunyai elektron valensi
8 mengikuti kaidah oktet.
Atom- atom yang elektron valensinya sesuai dengan kaidah oktet dan duplet merupakan
atom- atom yang stabil, hal itu yang menyebabkan unsur- unsur gas mulia bersifat stabil.

Tabel 3.1 Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Unsur gas Lambang Nomor Konfigurasi Elektron Elektron


mulia Atom Valensi
Helium He 2 2 2
Neon Ne 10 2 8 8
Argon Ar 18 2 8 8 8
Kripton Kr 36 2 8 18 8 8
Xenon Xe 54 2 8 18 18 8 8
Radon Rn 86 2 8 18 32 18 8 8

B. Pencapaian Kestabilan Suatu Unsur


Suatu senyawa terbentuk dari unsur- unsur yang bergabung dengan cara berikatan dengan
unsur lain. Penggabungan antar unsur dari unsur yang sama maupun unsur yang berbeda
terjadi melalui ikatan kimia. Salah satu tujuan penggabungan ialah pencapaian kestabilan
suatu unsur melalui ikatan kimia tersebut.Jadi yang dimaksud dengan ikatan kimia adalah
ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul.
Cara- cara suatu atom untuk mencapai kestabilan ( mencapai seperti gas mulia) yaitu :

1. Dengan cara melepaskan elektron, sehingga bermuatan positif.


Atom- atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah sedikit, misalnya unsur-
unsur golongan IA (kecuali atom H), IIA dan IIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah
oktet dengan cara melepas elektron. Nilai muatan positif yang terjadi sesuai dengan elektron
valensi atom- atom tersebut.

Tabel 3.2 Pembentukan Ion Positif Beberapa Unsur.


Konfigurasi Jumlah elektron
Konfigurasi elektron ion Gas Mulia yang
Atom Elektron yang Bentuk ion
( konfigurasi oktet) sesuai
atom dilepas
11Na 2 8 1 1 Na+ 2 8 10Ne
2+
12Mg 2 8 2 2 Mg 2 8 10Ne
13Al 2 8 3 3 Al3+ 2 8 10Ne

Dari Tabel 3.2 kita ambil contoh :

Kalau kita perhatikan dari konfigurasi elektronnya :


12Mg : 2 8 2 (tidak stabil)
2+
12Mg : 2 8 (stabil, seperti Ne)

2. Dengan cara menarik elektron, sehingga menjadi bermuatan negatif.


Atom- atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah banyak, misalnya unsur-
unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet
dengan cara menerima elektron untuk membentuk ion negatif. Nilai muatan negatif yang
terjadi sesuai dengan elektron yang diterimanya.

Tabel 3.3 Pembentukan Ion Negatif Beberapa Unsur


Konfigurasi
Konfigurasi
Jumlah elektron yang Bentuk elektron ion ( Gas mulia yang
Atom elektron
diterima ion konfigurai sesuai
atom
oktet)
9F 2 7 1 F- 2 8 10Ne
8O 2 6 2 O2- 2 8 10Ne
7N 2 5 3 N3- 2 8 10Ne

Dari tabel diatas kita ambil contoh :

Kalau kita perhatikan dar konfigurasi elektronnya:


9F : 2 7 (tidak stabil)
9F : 2 8 (stabil, seperti Ne)

3. Dengan menggunakan bersama pasangan elektron yang berasal dari kedua atom yang
mulia, jika sama- sama kekurangan elektron.
Contoh : atom 1H dan 17Cl jika keduanya berikatan maka yang dilakukan oleh masing- masing
atom :
1H :1 ( untuk stabil seperti He, kurang 1 elektron)
17Cl : 2 8 7 (untuk stabil seperti Ar, kurang 1 elektron)
Supaya kedua atom dapat mengikuti kaidah duplet (atom H) dan kaidah oktet ( atom Cl) maka
dalam membentuk ikatan harus menggunakan elektron bersama dari kedua atom.

C. Lambang Lewis
Cara serah terima atau pemasangan elektron biasanya ditunjukkan dengan menggunakan
lambang Lewis. Simbol Lewis atau lambang Lewis adalah simbol suatu atom yang dikelilingi
oleh tanda titik ( dot) yang menyatakan elektron valensi dari atom tersebut. Simbol Lewis dari
unsur- unsur golongan utama pada periode 1,2,3 ditunjukkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Simbol Lewis dari Unsur- unsur golongan utama pada periode 1,2,3

Atom- atom yang memiliki elektron terluar sama, maka simbol Lewisnya juga sama, misalnya
unsur- unsur yang terletak dalam golongan IA seperti Li, Na, Rb, Cs,, Fr.

ATAU

Ayoo berlatih………….!

Setelah anda mempelajari cara- cara atom untuk mencapai keadaan stabil, untuk menguji kepahaman
anda diskusikan pertanyaan berikut dengan kelompok yang sudah dibentuk !

1. Tentukan konfigurasi elektron, kemudian gambarkan lambang Lewisnya dengan melengkapi


tabel berikut !
Elektron
Gol VIIIA Konfigurasi Elektron Oktet/duplet Lambang Lewis
valensi
2He

10Ne

18Ar

36Kr

54Xe

86Rn
Berdasarkan tabel diatas ;
a. Apakah yang dimaksud dengan konfigurasi duplet?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
b. Apakah yang dimaksud dengan konfigurasi Oktet?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
2. Untuk mengetahui bagaimana unsur- unsur selain gas mulia dapat mencapai keadaan stabil
maka lengkapilah tabel berikut !
Atom Konfigurasi Elektron GO Lambang Melepas/ Ion Konfigurasi
elektron valensi L Lewis menerima elektron ion
elektron
13 Al

11Na

12Mg

16S

17Cl

19K

20Ca

Berdasarkan tabel diatas maka :


a. Unsur-unsur golongan berapakah yang cenderung melepas elektron?
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………................................................
b. Unsur- unsur golongan berapakah yang cenderung menangkap elektron?
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………................................................
3. Diketahui : unsur A, B, dan C berturut- turut dengan nomor atom 34, 36, dan 38
a. Diantara ketiga unsur tersebut, unsur manakah yang stabil?
b. Unsur mana yang tidak stabil?
Bagaimana cara mencapai stabil? Gambarkan pula lambang Lewisnya!

Jawab :
Apabila kalian telah mampu menyelesaikan soal- soal tersebut, maka kalian bisa melanjutkan ke
kegiatan belajar 2.

Kegiatan Belajar 2

Setelah kalian belajar tentang kestabilan unsur dan struktur lewis pada kegiatan 1,
pada kegiatan berikutnya kalian akan mempelajari tentang ikatan ion dan logam
beserta sifat fisisnya. Bacalah uraian singkat materi dan contoh berikut dengan
penuh konsentrasi !!

IKATAN IONIK
Dalam kehidupan sehari- hari tentu kalian pernah menjumpai orang- orang yang
mempunyai kelebihan uang (orang kaya) dan orang- orang yang kekurangan uang (orang miskin).
Kebanyakan orang yang memiliki kelebihan uang akan mnyumbangkan sebagian uangnya kepada
orang yang membutuhkan. Demikian halnya terjadi dalam unsur- unsur kimia, yang digambarkan
dengan ikatan ion.
Ikatan ionik terbentuk antara atom yang mudah melepas elektron (atom logam) dan atom
lan yang mudah menerima elektron (atom non logam). Ikatan ion disebut juga ikatan elektrovalen.
Atom- atom yang mempunyai kecenderungan membentuk ion positif dan atom- atom yang
mempunyai kecenderungan membentuk ion negatif sudah kita pelajari pada LKS 3.1
Ikatan ionik terbentuk antara atom yang mudah melepas elektron ( yaitu atom logam yaitu
golongan IA, IIA) dan atom lain yang mudah menerima elektron( yaitu atom nonlogam yaitu
golongan VIA dan VIIA) pada fase gas. Ion positif akan tarik menarik dengan ion negatif karena
ada gaya elektrostatis dan membentuk ikatan ion. Sebagai contoh pada senyawa NaCl yang
terbentuk antara atom Na dan Cl yaitu :
• Struktur elektronnya adalah:

Atom 11Na yang memiliki konfigurasi elektron : 2 8 1 , cenderung melepas sebuah


elektron valensinya sehingga membentuk ion Na+ (2 8 ). Atom 17 Cl yang berkonfigurasi elektron
: 2 8 7, cenderung menerima sebuah elektron sehingga membentuk on Cl- (2 8 8).

• Ikatan yang terbentuk

Na (g) + Cl (g) Na+ (g) + Cl- (g)


Na+ (g) + Cl- (g) NaCl (g)
• Struktur Lewisnya adalah
Contoh- contoh lain senyawa ionik sederhana (biner) yang terbentuk dari atom logam dan atom
nonlogam, antara lain :
1. Golongan alkali dan golongan halogen contoh NaF, NaBr, KI, RbI, CsF dan LiF
2. Golongan alkali dan golongan oksigen contoh Na2O, Na2S, K2O dan Rb2S
3. Golongan alkali tanah dan golongan oksigen contoh MgO, CaO CaS, BaO, dan MgS.

Selain senyawa ionik biner juga terdapat senyawa ionik poliatomik yang dibentuk antara
1. Kation sederhana dengan anion poliatomik contoh KNO3, Na2SO4
2. Kation poliatomik dengan anion sederhana contoh NH4Cl
3. Kation poliatomik dengan anion poliatomik contoh NH4NO3, (NH4)2SO4.

Gambar struktur lewis senyawa KNO3, Na2SO4, NH4Cl dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Struktur Lewis KNO3, Na2SO4, dan NH4Cl


Berdasarkan contoh- contoh di atas diketahui bahwa senyawa ionik tidak selalu dibentuk
antara unsur logam dan non logam saja, tetapi selalu terbentuk antara ion positif dan ion
negatif.Sementara itu ion positif tidak hanya dibentuk oleh unsur logam tetapi dapat juga terbentuk
ion poliatomik yang komponennya dari unsur nonlogam seperti NH4+. Jadi ion NH4+ jika berikatan
dengan ion negatif apa saja (Cl-, SO42-, NO3- ) maka jenis ikatan yang terbentuk yaitu ikatan ionik.

INGAT YAAA......

Cara menulis senyawa ionik


Untuk dapat menulis senyawa ionik aturan dibawah ini perlu diikuti :
1. Dalam senyawa ionik, ion positif selalu dituliskan pada urutan pertama.
2. Tanda yang menunjukkan jumlah muatan ion ditulis pada bagian atas dengan angka kecil.
3. Jumlah muatan positif harus sama dengan jumlah muatan negatif sehingga senyawa bersifat
netral.
4. Secara umum rumus pembentukan ikatan ionik biasa dituliskan sebagai berikut :

AY+ + BX- AxBY

Ayoo berlatih………….!
Setelah anda mempelajari bagaimana proses terjadinya ikatan ionik, maka untuk mengetahui uji
pemahaman anda jawab pertanyaan berikut dengan diskusi kelompok.
1. Lengkapi tabel berikut untuk dapat menjelaskan langkah- langkah proses terjadinya ikatan
ionik pada senyawa NaCl !

No Spesi 11Na(g) 17Cl(g)


a. Jumlah elektron

b. Konfigurasi elektron

c. Elektron valensi

d. Mencapai keadaan
stabil
(melepas/ menangkap
elektron )

e. Ion yang dibentuk

f. Ikatan yang dibentuk .................... + ..................... .....................

g. Gambar struktur
Lewis

1 Lengkapi tabel berikut untuk dapat menjelaskan langkah- langkah proses terjadinya
ikatan ionik pada senyawa MgCl2

No Spesi 12Mg(g) 17Cl(g)


a. Jumlah elektron

b. Konfigurasi elektron

c. Elektron valensi

d. Mencapai keadaan
stabil
(menangkap/menerima
elektron )

e. Ion yang dibentuk


f. Ikatan yang dibentuk …….......... + .................. .....................

g. Gambar struktur Lewis

2 Berdasarkan soal nomor 1 dan 2 kesimpulan apa yang dapat peroleh tentang ikatan ionik ?

3 Diketahui pasangan unsur berikut :


a. 11Na dengan 9F
b. 20Ca dengan 17Cl
c. 11Na dengan8O
Tentukan
1. Rumus kimia yang dapat dibentuk !
2. Gambarkan proses pembentukan ikatannya dengan struktur Lewis

4 Manakah diantara pasangan unsur berikut yang dapat diharapkan dapat membentuk ikatan
ionik?
a. Natrium + oksigen
b. Klorin + oksigen
c. Magnesium + Oksigen

Jawab
UNIT KEGIATAN BELAJAR
(UKB Kimia - 2.6)

1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : KIMIA
b. Semester : GANJIL
c. Kompetensi Dasar :

2.6 Menerapkan Teori Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan Teori Domain
elektron dalam menentukan bentuk molekul
3.7. Menganalisis kepolaran senyawa
4.6 Membuat model bentuk molekul dengan menggunakan bahan-bahan yang ada
di lingkungan sekitar atau perangkat lunak komputer

d. Indikator Pencapaian Kompetensi :

3.6.1 Menjelaskan teori domain elektron


3.6.2 Menjelaskan teori VSEPR
3.6.3 Menentukan tipe molekul berdasarkan jumlah PEI dan PEB disekitar atom pusat
3.6.4 Menentukan bentuk suatu molekul dengan menggunakan teori VSEPR
3.6.5 Mengidentifikasi kepolaran suatu molekul berdasarkan bentuk molekulnya
3.6.6 Mengasosiasikan hubungan antara bentuk molekul dan sifat fisis suatu molekul
3.7.1 Menganalisis kepolaran senyawa
4.6.1 Merancang pembuatan model bentuk suatu molekul
4.6.2 Menentukan jumlah pasangan elektron ikatan dan pasangan elekton bebas suatu
molekul
4.6.3 Menentukan bentuk molekul berdasarkan prinsip teori VSEPR
4.6.4 Menggambarkan bentuk molekul yang sesuai
4.6.5 Membuat model bentuk molekul dengan menggunakan bahan-bahan yang ada
di lingkungan sekitar atau perangkat lunak komputer

e. Materi Pokok : Bentuk Molekul


f. Alokasi Waktu : 9 X 45 menit
g. Tujuan Pembelajaran :

Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan, dan percobaan bentuk molekul,


peserta didik dapat menerapkan teori tolakan pasangan elektron kulit
valensi (VSEPR) dan teori domain elektron dalam menentukan bentuk
molekul dan membuat model bentuk molekul dengan menggunakan
bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar atau perangkat lunak
komputer, sehingga peserta dapat menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya, mengembangakan sikap jujur, peduli, dan
bertanggungjawab, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas (4C).
h. Materi Pembelajaran

o Lihat dan baca pada Buku Teks Pelajaran (BTP): Endang Susilowati, Tarti Harijani. 2013.
Buku Siswa Kimia 1untuk kelas X SMA/MA. Solo: Wangsa Jatra Lestari, hal 119 sd 124.

2. Peta Konsep

Bentuk Molekul
dijelaskan dalam teori memiliki

Domain elektron VSEPR Jenis-jenis


memiliki

Domain 2 Domain 3 Domain 4 Domain 5 Domain 6

memiliki memiliki
bentuk memiliki memiliki
bentuk bentuk bentuk
memiliki
bentuk
Oktahedral
Tetrahedral
Piramida
Linear Segitiga Huruf V Seesaw terdistorsi
Planar
Trigonal Trigonal Huruf T Bujur
Piramida Bipiramida bengkok Sangkar
3. Kegiatan Pembelajaran
A. Pendahuluan
Sebelum belajar pada materi ini silahkan kalian membaca dan memahami cerita di bawah ini.

Perhatikan gambar berikut!

Kalian pasti sering mendengar kalimat air. Air merupakan hal yang
paling penting dalam kehidupan sehari – hari. Secara mikroskopis atau
menurut ilmu sains khususnya kimia, molekul yang menjadi penyusun air
adalah H2O. Molekul air atau H2O memilik bentuk V. Mengapa memiliki
bentuk V dan bagaimana bentuk molekul berbagai senyawa? Untuk itu mari
kita pelajari materi bentuk molekul.

Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silahkan kalian lanjutkan ke kegiatan belajar
berikut dan ikuti petunjuk yang ada dalam UKB ini.

B. KEGIATAN INTI

1) Petunjuk Umum UKB


o Baca dan pahami materi pada buku Endang Susilowati, Tarti Harijani. 2013. Buku Siswa
Kimia 1 untuk kelas X SMA/MA. Solo: Wangsa Jatra Lestari, hal 119 sd 124.
o Setelah memahami isi materi dalam bacaan berlatihlah untuk berfikir tinggi melalui
tugas-tugas yang terdapat pada UKB ini baik bekerja sendiri maupun bersama teman
sebangku atau teman lainnya.
o Kerjakan UKB ini dibuku kerja atau langsung mengisikan pada bagian yang telah
disediakan.
o Kalian dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan ayo berlatih, apabila
kalian yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam
kegiatan belajar 1, 2, dan 3 kalian boleh sendiri atau mengajak teman lain yang sudah siap
untuk mengikuti tes formatif agar kalian dapat belajar ke UKB berikutnya.

2) Kegiatan Belajar

Ayo……ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh kesabaran dan konsentrasi !!!

Kegiatan Belajar 1
Teori yang digunakan untuk memperkirakan bentuk molekul adalah teori VSEPR (valence shell
elektron pair repulsion). Teori ini menyatakan bahwa baik pasangan elektron dalam ikatan kimia
(PEI) ataupun pasangan elektron bebas (PEB) saling menolak. Pasangan elektron cenderung untuk
berjauhan. Tabel berikut merupakan penataan pasangan elektron yang menghasilkan gaya tolak
minimum.

Domain Tipe Bentuk/Geometri Molekul CONTOH


elektron Molekul
2 AX2 Linear BeCl2,BeH2,
1800 HgCl2,HgI2,HgBr
2,
X A X
CdCl2, [Ag(CN)2]-

3 AX3 Trigonal planar BF3, BCl3, GaI3,


X In (CH3)3

1200
A
X X
AX2E Huruf V SnCl2, SnBr2,
A SnI2,
PbCl2, PbBr2,
X X PbI2
<1200
4 AX4 Tetrahedral BF4-, BeCl42-,CH4,
X CCl4, SiCl4, GeCl4,
109028' SnCl4, AsCl4+,
A X FeCl42-
X
X
AX3E Trigonal piramidal NH3, NCl3, H3O+,
A X PCl3, AsCl3, SbCl3
X
X
<109.50
AX2E2 Huruf V H2O, OCl2, SCl2,
A SeCl2, TeCl2
X X
<109.50
AXE3 Linear HF, OH-
A X
5 AX5 Trigonal Bipiramidal (TBP) PF5,PCl5,
X SbCl5,NbCl5,
90 0 900 TaCl5,
X
X A Sb (CH3)3Cl2
<1200
0
<120 X
X

AX4E Seesaw/disfenoidal/jungkat SF4, SeF4, TeCl4


jungkit/timbangan
X

<900
A <1800
0
<120

X
AX3E2 Huruf T atau T bengkok ClF3, BrF3, IPhCl2
X

<900
A X <1800

X
AX2E3 Linear ICl2-, I3-, XeF2
X

A 1800

6 AX6 Oktahedral SF6, SeF6, TeF6,


MoF6, WF6,
X 900 [NbF6]-, [TiCl6]2-,
X X [FeF6]3-
0
180 A 900
X X
X
AX5E Piramida alas bujursangkar BrF5, IF5
X 900
X X
A 900
X X
AX4E2 Bujursangkar ICl4, BrF4-, XeF4
X X

A 900
X X
1800

7 AX7 Pentagonal Bipiramidal (PBP) IF7


X
900 X
X
720 A X
X 720
X
X

Teori domain elektron meramalkan bentuk geometri molekul berdasarkan gaya tolak menolak
elektron valensi atom pusat. Domain elektron adalah daerah ditemukannya elektron atau daerah
kedudukan elektron.
Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut:
1. Setiap elektron ikatan (tunggal, rangkap, atau rangkap 3 ) merupakan 1 domain
2. Setiap pasangan elektron bebas merupakan 1 domain

Contoh: H2 O → jumlah domain =4


CO2 → O::C::O jumlah domain =2
Secara sederhana,rumus bentuk geometri molekul dapat dituliskan sbb.
A = atom pusat n = jumlah PEI
X = domain elektron ikatan m = jumlah PEB
AXnEm
E = domain elektron bebas
EV = jumlah elektron valensi atom pusat
PEB = EV – PEI
2
CONTOH: Tentukan tipe molekul berikut:
a. H2O b. SF4
JAWAB
a. Jumlah elektron Valensi ( EV) O=6
Jumlah domain elektron ikatan (X) = 2
Jumlah domain elektron bebas (E) = 6-2 = 2
2
Maka tipe molekul AX2E2

b. Jumlah elektron Valensi ( EV) S=6


Jumlah domain elektron ikatan (X) = 4
Jumlah domain elektron bebas (E) = 6-4 = 1
2
Maka tipe molekul AX4E1

Ayo berlatih!!

Setelah memahami contoh di atas, maka selesaikanlah soal berikut dibuku kerja kalian!
Tentukan tipe molekul senyawa berikut:
1. PH3
2. H2S
3. SO3
4. SCl6
5. ClF5
Apabila kalian sudah mampu menyelesaikan soal ini, maka kalian bisa melanjutkan pada
kegiatan belajar berikut !!

Kegiatan Belajar 2

Tabel 1.1 Tipe molekul, Bentuk Geometrinya dan sudut ikatan


Tipe Molekul Bentuk Geometri Sudut Ikatan (ideal)

AX2 Linier 180o


AX3 Segitiga datar 120o
AX2E Bentuk V 120o
AX4 Tertahedral 109,5o
AX3E Piramida Trigonal 109,5o
AX2E2 Bentuk V 109,5o
AX5 Bipiramida Trigonal Aksial = 90o
AX6 Oktahedral Ekuatorial = 120o
Aksial = 90o
Ekuatorial = 90o ahedral

I. ALAT DAN BAHAN


1. Model atom yang terbuat dari plastisin ( molymod ) untuk masing-masing warna dan ukuran
yang mewakili atom.
• Atom C (orange) = 1 buah
• Atom H ( merah ) = 9 buah
• Atom N ( kuning ) = 1 buah
• Atom B (biru) = 1 buah
• Atom F ( hijau ) = 3 buah
• Atom O ( hijau tua ) = 1 buah
• Atom Cl (merah) = 5 buah
• Atom P ( merah muda) = 1 buah
2. Batang penghubung (tusuk gigi) 10 buah.

II. CARA KERJA.


1. Tentukan domain elektron dan rumus geometri dari molekul CH4.Kemudian tentukan bentuk
geometri molekulnya.
2. Buat model untuk molekul CH4.Pasanglah keempat ujung batang penghubung pada model
atom C dan pasang keempat ujung yang lain masing-masing pada model atom H.
3. Amatilah dan catat bentuk molekul CH4.
4. Lakukan langkah 1 sampai dengan 3 untuk model NH3, H2O, BF3, dan PCl5

III. HASIL PENGAMATAN.


Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Bentuk Molekul
Molekul Sudut Ikatan Bentuk Molekul Gambar Model Molekul

109,5o
CH4 109,5o (H—C—H) Tetrahedral

NH3 ………………. ………………..

H2O ………………. ………………..

BF3 ………………. ………………..

PCl5 ………………. ………………..

IV. PERTANYAAN.
1. Dari hasil pengamatan diperoleh gambar bentuk molekul yang berbeda-beda pada senyawa
yang berlainan. Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut?
2. Jelaskan pengaruh PEB pada bentuk molekul NH3 dan H2O?
3. Mengapa bentuk molekul NH3 tidak datar seperti BF3, meskipun jumlah atomnya sama?
4. Berdasarkan rumus,tentukan elektron valensi,PEI dan PEB untuk atom pusat N pada molekul
NH3 ( nomer atom N = 7, H = 1 )

Pengaruh Perbedaan Keelektronegatifan terhadap Kepolaran Ikatan


Kovalen

a. Ikatan kovalen polar


• Jika suatu ikatan kovalen terbentuk dari dua buah atom nonlogam yang memiliki
perbedaan keelektronegatifan yang besar, pasangan elektron akan lebih tertarik kea rah
atom yang memiliki keelektronegatifan lebih besar. Akibatnya, atom yang lebih
elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan negatif, sedangkan atom yang kurang
elektronegatif cenderung memiliki kelebihan muatan positif. Adanya dua kutub dengan
muatan yang berlawanan dalam molekul tersebut menyebabkan terbentuknya suatu dipol.
Semakin besar perbedaan keelektronegatifan atom- atom dalam suatu molekul,
menyebabkan molekul tersebut bersifat semakin polar.
Dalam molekul HCl, pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen antara atom
H dan atom Cl dengan keelektronegatifan H=2,1 dan Cl = 2,9. Pasangan elektron ikatan akan
lebih tertarik kearah atom Cl sehingga atom Cl cenderung lebih negatif daripada atom H. pada
molekul HCl akan terjadi dua kutub muatan yaitu pada Cl relatif negatif, sedangkan pada H
relatif positif. Muatan yang berbeda disebut dipol dan ditulis δ+ untuk atom bermuatan positif
dan untuk atom bermuatan negatif. Ikatan seperti ini disebut ikatan kovalen polar. Jadi ikatan
kovalen polar terbentuk jika atom- atom yang berikatan memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Perbedaan ini menyebabkan pemisahan muatan pada atom- atom yang
berikatan. Struktur HCl dapat ditulis : Hδ+ Clδ-
Beberapa contoh senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan besar dapat dilihat
pada tabel 3.6 dibawah ini,

Tabel 3.6 Perbedaan Keelektronegatifan Senyawa Polar


Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan
HF 2, 0 (H=2,1 ; F=4,1)
HCl 0,8 (H=2,1 ; Cl= 2,9)
HBr 0,7 (H=2,1 ; Br= 2,8)
HI 0,4 (H=2,1 ; I= 2,5)

b. Ikatan Kovalen Nonpolar


Jika atom- atom nonlogam berikatan dengan sesamanya dan membentuk molekul
diatomik, ikatan yang terbentuk tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan ( perbedaan
keelektronegatifan = nol ). Ikatan seperti ini disebut ikatan kovalen nonpolar. Contoh
senyawa yang memiliki ikatan kovalen nonpolar yaitu H2, Cl2,I2,, dan Br2.
Beberapa contoh senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan nol (0) dapat dilihat pada Tabel
3.7 bawah ini :
Tabel 3.7 Perbedaan Keelektronegatifan Senyawa Nonpolar
Senyawa Perbedaan Kelektronegatifan
H2 0 (H=2,1 ; H=2,1)
Cl2 0 (Cl=2,9 ; Cl=2,9)
Br2 0 (Br=2,8 ; Br= 2,8)
I2 0 (I=2,6 ; I=2,5)

3. Pengaruh Bentuk Molekul terhadap kepolaran Molekul


Ikatan kovalen yang terbentuk antara atom C dan atom Cl mempunyai perbedaan
keelektronegatifan sebesar 0,4. Berarti, ikatan kovalen ini bersifat polar. Namun, jika atom C
mengikat empat buah atom Cl dan membentuk molekul CCl4 , molekulnya bersifat nonpolar.
Mengapa?
Pada molekul CCl4, atom pusat C berada ditengah dan secara simetris tertutup oleh
keempat atom Cl yang diikatnya. Hal tersebut menyebabkan tidak ada pemisahan muatan
sehingga dipol tidak terbentuk. Jadi, walaupun ikatannya bersifat polar, molekulnya bersifat
nonpolar.

Gambar 3.13 Struktur Lewis dan Rumus Struktur dari CCl4

Pembahasan hubungan kepolaran dengan bentuk molekul akan dibahas lebih dalam
pada modul berikutnya. Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk simetris dan bersifat
nonpolar, yaitu CH4, BH3, BCl3, BF3, PCl5, CO2.
Gambar 3.14 Struktur Lewis dan Rumus Strukur dari BF3 dan CO2
Senyawa akan bersifat polar terjadi jika pada atom pusat dari molekul senyawa
tersebut terdapat PEB( Pasangan Elektron Bebas) sehingga bentuk molekulnya menjadi tidak
simetris. Muatan dari PEB akan lebih tertarik ke atom pusat yang bermuatan negatif dan
sekaligus tertolak oleh PEI yang lebih bermuatan positif. Oleh sebab itu, di antara atom pusat
dan atom yang terikat akan timbul dipol yang besar dan senyawa yang terbentuk bersifat
polar. Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk tidak simetris dan bersifat polar yaitu PCl3,
H2O, dan NH3 seperti pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Struktur Lewis, Rumus Struktur dan Bentuk molekul dari Senyawa
PCl3, H2O, dan NH3.
Kegiatan belajar 3
Apabila kalian sudah mampu menyelesaikan soal ini, maka kalian bisa
melanjutkan pada kegiatan belajar 3 berikut.

Prediksilah apakah senyawa berikut bersifat polar atau non polar !


Senyawa Struktur Lewis Sifat Polar atau Nonpolar
a. O2

b. CO

c. F2

d. CH4

e. H2S

2. Anda sudah mempelajari sifat senyawa ionic dan kovalen, serta perbedaan senyawa kovalen
polar dan nonpolar.jika anda berikan tabel sifat 3 buah zat sebagai berikut :
Zat Titik Leleh Kelarutan Konduktivitas Listrik
dalam air Padatan Lelehan Larutan
X -78 Larut (-) (-) (-)
Y 800 Larut (-) (+) (+)
Z -115 larut (-) (-) (+)
Keterangan : (+) = konduktor ; (-) = non konduktor
Berdasarkan data diatas kesimpulan apa yang dapat anda peroleh tentang sifat zat X,Y dam Z?

Kalau kalian sudah memahami kegiatan belajar 3, sekarang coba lanjut dikegiatan belajar 4

Kegiatan Belajar 4

Ayo…sekarang perhatikan lagi contoh berikut ini dengan baik !

1. Senyawa BCl3 memiliki sifat kovalen non polar


X

1200
A
X X

2. Senyawa PCl3 memiliki sifat kovalen polar

A X
X
X
<109.50
3. Senyawa ICl4 memiliki sifat kovalen non polar
X X

A 900
X X
1800

4. Senyawa CCl4 memiliki sifat kovalen non polar


X
109028'
A X
X
X
Dari empat contoh diatas mengenai kepolaran molekul coba kalian analisa mengapa :
1. Senyawa PCl3 memiliki sifat polar
2. Senyawa BCl3, ICl4, dan CCl4 memiliki sifat kovalen non polar.

1.

2.

Dari contoh penyelesaian di atas, adakah hal yang belum kalian pahami? Jika kalian sudah
paham kerjakanlah soal pada bagian Ayo berlatih berikut!

Ayo berlatih!!

Tentukan tipe, bentuk molekul dan sifat kepolaran senyawa berikut:


1. SF6
2. CI4
3. XeF4
4. Cl F5
5. PH3
6. PH5
7. BeCl2
8. BH3

C. PENUTUP

Bagaimana kalian sekarang?

Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, 2, dan 3, berikut
diberikan Tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari.Jawablah
sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKB ini di Tabel berikut.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi


No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah kalian telah memahami Teori VSEPR?
2. Dapatkah kalian menjelaskan prinsip Teori VSEPR?
3. Dapatkah kalian meramalkan bentuk suatu molekul?
4. Dapatkah kalian menentukan senyawa bersifat polar atau
non polar jika ditinju dari bentuk molekulnya?

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi
tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang kegiatan belajar 1, 2, atau 3 yang
sekiranya perlu kalian ulang dengan bimbingan Guru atau teman sejawat. Jangan putus asa untuk
mengulang lagi!.
Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan berikut.

Dimana posisimu?
Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi bentuk molekul, lanjutkan kegiatan
berikut untuk mengevaluasi penguasaan kalian!.

Yuk Cek Penguasaanmu terhadap Materi bentuk molekul!


Agar dapat dipastikan bahwa kalian telah menguasi materi bentuk molekul, maka kerjakan soal
berikut secara mandiri di buku kerja kalian masing-masing.

Mintalah soal formatif materi bentuk molekul pada bapak/ibu guru….

Sukses untuk kalian


Nama :

No absen :

Kelas :

GAYA ANTARMOLEKUL
Tujuan :

Gaya Antarmolekul

Mari kita selidiki!

Carilah informasi mengenai jenis-jenis gaya antarmolekul pada handout, buku teks, ataupun internet!
Kemudian isilah tabel di bawah ini berdasarkan informasi yang kamu dapatkan!
Jenis Gaya Antarmolekul Prinsip Kerja Contoh
Gaya dipol sesaat-dipol Gaya ini terjadi antara antar molekul CCl4 dalam
induksian (Gaya London) molekul nonpolar dengan cairan CCl4
molekul nonpolar. Akibat antara molekul CCl4 dan
polarisasi awan elektron, molekul CS2 dalam
terjadi pemisahan pusat campuran cairan CCl4 dan
muatan positif dan pusat CS2
muatan negatif pada molekul
nonpolar. Pemisahan ini
menghasilkan molekul dengan
dipol sesaat. Molekul dengan
dipol sesaat menginduksi
molekul nonpolar yang ada
disekitarnya sehingga
menghasilkan molekul dengan
dipol induksian. Dua molekul
tersebut kemudian
mengadakan gaya tarik yang
disebut gaya London.
Gaya dipol-dipol induksian Gaya ini terjadi apabila antara CH2Cl2 dan CCl4
molekul polar dan molekul antara CHCl3 dan CS2
nonpolar berada pada jarak antara CH2Cl2 dan I2
tertentu, molekul polar dapat
menginduksi molekul
nonpolar sehingga pada
molekul nonpolar tersebut
terjadi dipol induksian .
Kemudian antara kedua
molekul tersebut terjadi gaya
tarik elektrostatik yang
disebut gaya dipol-dipol
induksian.
Gaya dipol-dipol Gaya ini terjadi antar molekul Dalam cairan CH2Cl2
polar, dimana molekul-
molekul polar membentuk
susunan dimana pusat muatan
positif suatu molekul polar
dekat dengan pusat muatan
negatif molekul polar yang
lain dan terjadi gaya tarik
menarik yang disebut gaya
dipol-dipol.
Ikatan hidrogen Ikatan hydrogen terjadi antarmolekul pada air
apabila atom hydrogen terikat antar molekul pada
oleh dua atau lebih atom lain HF
yang memiliki
keelektronegatifan tinggi
seperti atom N,O, dan F.

Mari kita simpulkan!


1. Jenis gaya antarmolekul bergantung pada ………
2. Jika sesama senyawa kovalen polar berinteraksi, maka akan menimbulkan…….
3. Jika sesama senyawa kovalen nonpolar berinteraksi, maka akan menimbulkan …
4. Jika suatu senyawa kovalen polar berinteraksi dengan senyawa kovalen nonpolar, maka akan
menimbulkan...

Minum teh atau sirup pada siang hari akan terasa lebih segar apabila ditambah dengan es. Setelah
dimasukkan ke dalam air, es batu akan mengapung. Tahukah kamu apa penyebabnya?
Es batu mengapung dalam air karena berat jenis es batu lebih rendah daripada air. Antarmolekul H2O
dapat membentuk ikatan yang disebut dengan ikatan hidrogen. Perbedaan berat jenis tersebut disebabkan
oleh interaksi antarmolekul H2O yang terjadi pada es batu dan air.

I. Ikatan Hidrogen
1. Mekanisme terjadinya Ikatan Hidrogen
Kalian telah mempelajari ikatan kovalen, baik ikatan kovalen polar maupun kovalen nonpolar.
Ikatan kovalen polar terbentuk karena antar atom yang berikatan kovalen tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Perbedaan ini menyebabkan pemisahan muatan pada kedua atom yang berikatan .
Tingkat pemisahan muatan (polarisasi muatan) dapat digambarkan dengan momen dipol.. Pengertian
momen dipol dapat disederhanakan lagi menjadi perbedaan keelektronegatifan. Akibatnya pada molekul
senyawa polar terdapat kutub-kutub yang bermuatan positif dan ada juga yang bermuatan negatif. Kutub
positif suatu molekul akan menyebabkan terjadinya gaya elektrostatik dengan kutub-kutub negatif
molekul lain. Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar 1.1
Gaya ini dapat menyebabkan suatu senyawa polar dapat bercampur dengan senyawa polar yang lain,
seperti HCl, NH3, HF, dan alkohol.

Gaya elektrostatik yang besar terjadi karena perbedaan keelektronegatifan yang besar pula.ikatan
hidrogen terjadi karena adanya gaya elektrostatik antarmolekul. Perhatikan gambar 1.3 berikut!

Jadi, ikatan hidrogen terjadi apabila atom hidrogen terikat oleh dua atom atau lebih atom lain (pada
umumnya hanya dua atom) yang memiliki keelektronegatifan tinggi seperti atom N, O, dan F

H O H O H O

H O H H H O H

H H
ikatan hidrogen ikatan hidrogen

ikatan antarmolekul air

2. Pengaruh Ikatan Hidrogen terhadap Titik Didih dan Titik Lebur Zat
Ikatan hidrogen terjadi pada senyawa yang memiliki gaya elektrostatik antar molekul yang sangat
besar.gaya elektrosatik yang sangat besar terjadi pada molekul yang sangat polar (memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang sangat besar). Ada beberapa unsur yang memiliki keelektronegatifan besar
adalah F, O, N, dst.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Titik didih suatu senyawa dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu massa molekul relatif dan ikatan antarmolekul.
a. Massa molekul relatif (Mr)
Jika Mr suatu senyawa besar, maka titik didihnya tinggi. Hal ini terjadi karena proses pemisahan
(peregangan) antar molekul hingga terjadi perubahan wujud zat cair ke gas diperlukan energi yang
besar. Adapun untuk senyawa yang Mr-nya kecil, titik didih cenderung rendah karena molekul
tersebut mudah direnggakan hingga berubah menjadi gas.
b. Ikatan antarmolekul
Jika ikatan antar molekul kuat, maka titik didih tinggi. Untuk dapat merenggangkan dan memutuskan
ikatan antarmolekul diperlukan energi yang besar. Adapun jika ikatan antarmolekul lemah, maka titik
didih rendah karena dengan energi yang kecil pun, ikatan dapat diputuskan dengan mudah.
Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat tabel berikut:

Senyawa Golongan Mr Titik Didih (oC)


CH4 IVA 16 -162
SiH4 IVA 32 -112
GeH4 IVA 80 -90
SnH4 IVA 120 -52
NH3 VA 17 -33
PH3 VA 34 -88
AsH3 VA 78 -55
SbH3 VA 125 -17
H2O VIA 18 100
H2S VIA 34 -60
H2Se VIA 81 -42
H2Te VIA 130 -2
HF VIIA 20 +19
HCl VIIA 36,5 -85
HBr VIIA 81 -66
HI VIIA 128 -35
Sedangkan untuk titik leburnya dapat dilihat pada gambar 1.4

Berdasarkan gambar di atas adanya ikatan hidrogen antarmolekul menyebabkan titik didih dan titik lebur
H2O lebih tinggi daripada titik didih dan titik lebur senyawa-senyawa segolongannya (H2S, H2Se, dan
H2Te). Diperolehnya fakta bahwa titik didih dan titik lebur H2S < H2Se < H2Te menunjukkan bahwa
dengan bertambah banyaknya elektron dalam senyawa atau dengan bertambahnya massa molekul
senyawa, maka peranan gaya London lebih dominan daripada peranan dari gaya dipol-dipol.

Latihan

1. Gambarkan ikatan hidrogen air!

2. Mengapa massa molekul relatif dan ikatan hidrogen mempengaruhi titik


didih?

II. Gaya Van der Waals


Molekul tersusun atas atom-atom yang terikat dengan ikatan kovalen. Ikatan kovalen ini merupakan
gaya intramolekul yang mengikat atom-atom menjadi satu kesatuan. Gaya intramolekul ini menstabilkan,
molekul secara individual. Satu molekul dengan molekul lain baik sejenis atau berbeda dapat mengadakan
interaksi atau tarik-menarik. Tarik-menarik antara molekul-molekul itu disebut dengan gaya antarmolekul
atau gaya intramolekul.
Gaya antarmolekul dapat terjadi antara: (1) molekul polar dengan molekul polar; (2) molekul
polar dengan nonpolar; dan (3) molekul nonpolar dengan molekul nonpolar. Gaya jenis pertama dapat
juga disebut dengan gaya dipol-dipol; gaya jenis kedua disebut dengan gaya dipol-dipol induksian; dan
gaya jenis ketiga disebut dengan gaya dipol sesaat-dipol induksian gaya London. Semua gaya antar
molekul ini disebut dengan gaya Van der Waals.

II. 1. Gaya dipol-dipol


Ikatan Van der Waals terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen seperti
HCl, HBr, atau pada senyawa nonpolar yang mengandung sedikit perbedaan keelektronegatifan, misalnya
PCl3, SO2.
Ikatan Van der Waals yang susunan molekul-molekul polar terdapat pada molekul padat lebih teratur dari
pada susunan molekul-molekul pada fase cair. Hal ini dapat dilihat dari gambar 1.5 berikut:

+ − + − + −

− + − + − +

+ − + − + −
Ikatan van der Waals
(a)

(b)

Gambar 1.5
(a) Ikatan van der Waals pada molekul padat
(b) Ikatan van der Waals pada molekul cair
Gaya dipol-dipol juga berpengaruh terhadap titik didih dan titik lebur zat. Apabila gaya dipol-dipol antar
molekul polar semakin besar maka titik didih dan titik lebur zat semakin tinggi.

II. 2. Gaya Dipol-Dipol Induksian


Apabila molekul polar dan molekul nonpolar berada pada jarak tertentu, molekul polar dapat
menginduksi molekul nonpolar sehingga pada molekul nonpolar tersebut terjadi dipol induksian. Setelah
proses induksian berlangsung, maka antara kedua molekul tersebut terjadi gaya tarik elektrostatik yang
disebut gaya dipol permanen-dipol induksian atau gaya dipol-dipol induksian. Dipol permanen pada
molekul polar biasanya hanya dipol. Terjadinya gaya dipol-dipol induksian ditunjukkan pada gambar 1.6.

Induksian

Molekul polar − molekul nonpolar tanpa


+ 
dengan dipol tanpa dipol
permanen

molekul polar molekul nonpolar


dengan dipol + − + − dengan dipole
permanen induksian

terjadi gaya tarik elektrostatik


(gaya dipol-dipol induksian)

Gambar1.6

II. 3. Gaya London


Gaya London terjadi pada molekul nonpolar dengan molekul nonpolar, gaya London juga terjadi
pada molekul-molekul polar. Semakin bekurangnya kepolaran molekul atau berkurangnya momen dipol
molekul, maka kontribusi dari gaya London semakin meningkat, sebaliknya kontribusi dari gaya dipol-
dipol semakin berkurang. Kontribusi dari gaya London juga bertambah dengan kenaikan massa molekul
zat. Proses terjadinya gaya London pada molekul nonpolar, yaitu molekul tanpa dipol akan mengalami
polarisasi, sehingga antara muatan positif dan negatif berpisah dan molekul ini dapat dikatakan memiliki
dipol sesaat atau dipol sekejap, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.7 berikut:

Polarisasi awan elektron

 + −
Molekul tanpa molekul dengan
dipol dipol sesaat

gambar 1.7

dalam waktu yang sangat singkat dipol sesaat ini akan hilang tetapi kemudian timbul kembali. Timbul
dan hilangnya dipol sesaat ini dianggap terjadi secara terus-menerus dan bergantian. Apabila di dekatnya
ada molekul nonpolar sejenis atau berbeda, maka molekul dengan dipol sesaat ini akan menginduksi
(mengimbas) molekul tersebut sehingga terjadi dipol induksian atau dipol imbasan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.8

induksian

molekul dengan molekul tanpa dipol


+ − 
dipol sesaat

molekul dengan molekul dengan


dipol sesaat + − + − dipol induksian

Terjadi gaya tarik elektrostatik


(gaya London)

gambar 1.8.

II. 4. Pengaruh Ikatan van der Waals terhadap Titik Didih dan Titik Leleh
Zat
Semakin besar kekuatan gaya antarmolekul menyebabkan bertambah tingginya titik lebur dan
titik didih zat. Begitu juga dengan senyawa nonpolar, titik didih dan titik lebur senyawa nonpolar
dipengaruhi oleh kekuatan ikatan van der Waals, dalam hal ini yang berpengaruh adalah gaya London.

Ikatan Van Der Walls (Gaya Antar Molekul )

Antar Molekul kovalen terdapat gaya yang bekerja untuk mengikat molekul-molekul tersebut, yang
disebut gaya antarmolekul .
Gaya ini akan bekerja efektif bila jarak antar molekul sudah sangat dekat, sehingga bila molekul-
molekul gas dikompresi dan didinginkan dan jarak antar molekul tersebut semakin dekat maka gaya antar
molekul tersebut semakin kuat dan dapat menjadikan zat cair tersebut membeku menjadi padat

Macam-macam gaya Van Der Waals


1. Gaya Dipol – dipol
Gaya dipol-dipol terjadi pada molekul-molekul yang mempunyai dipol permanen atau molekul polar
Interaksi antara kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif dari molekul yang lain
menimbulkan gaya van der waals
Contoh : Gaya tarik antara molekul- molekul HCl

2. Gaya Imbas/Gaya Dipol Sesaat


Gaya imbas terjadi antara molekul polar dengan molekul nonpolar sehingga elektron-elektron dari
molekul nonpolar mengumpul pada salah satu sisi (tertarik)
Contoh : Interaksi antara molekul polar H2O (dipol permanen) dengan molekul Cl2 (nonpolar)

3. Gaya Dispersi (Gaya London)


Gaya dispersi terjadi pada molekul nonpolar akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti
secara acak, sehingga pada suatu saat elektron-elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi
atom molekul .
Contoh :
Ikatan antara molekul-molekul non polar seperti interaksi antara molekul Br2

Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya london? Dan contoh!


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya dipol-dipol? Dan contoh!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya dipol induksian? Dan contoh!

Anda mungkin juga menyukai