Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK PENENTUAN KADAR VANILIN

SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Eni Hayani1 dan Tjitjah Fatimah2

T anaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan


tanaman daerah iklim tropis, hidup di dataran rendah
sampai 700 m di atas permukaan laut. Hasil utama dari tanam-
fotometri (Anggraeni et al., 1995) menggunakan spektro-
fotometer double beam dengan lampu detrium (D2) yang
memiliki panjang gelombang λ di bawah 375 mµ sebagai
an panili ialah buah berbentuk polong yang mempunyai aro- sumber cahaya. Pada alat ini, sinar dari sumber cahaya di-
ma khas. Buah panili umumnya dipergunakan untuk memberi bagi menjadi dua berkas: berkas pertama melalui kuvet berisi
aroma pada makanan, gula-gulaan, cokelat, dan es krim (Kar- blanko dan berkas kedua melalui kuvet berisi standar atau
tono dan Isdijoso, 1977). contoh. Blanko dan contoh diperiksa secara bersamaan.
Blanko berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat per-
Buah panili akan masak 6-10 bulan setelah pembuahan,
ubahan voltase atau intensitas cahaya dari sumber cahaya
tergantung pada daerah tempat panili tersebut tumbuh. Di
(Ismail, 1997). Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
Indonesia, buah panili sudah cukup masak sekitar 9 bulan
kadar vanilin dengan menggunakan alat spektrofotometer.
setelah pembentukan buah (Kartono dan Isdijoso, 1977). Pe-
metikan buah secara selektif pada umur 8 bulan sesudah
penyerbukan akan menghasilkan panili olahan yang berka-
dar vanilin cukup tinggi (Wahyunto et al., 1987). BAHAN DAN METODE
Penanganan pascapanen dan proses pengolahan buah
panili meliputi penanganan buah segar, pelayuan, pemeram- Buah panili yang digunakan pada percobaan ini berasal
an dan pengeringan, pengeringanginan, serta penyimpan- dari Sumatera Utara dan sudah melalui proses pengolahan.
an. Buah yang baru dipetik disortir berdasarkan panjang, Karakteristik mutu panili diuji secara visual dan organo-
bentuk, ketebalan/besar, dan warna atau kemasakannya. leptik yang meliputi warna, aroma, bentuk dan panjang,
Buah panili hasil sortasi ini selanjutnya dilayukan. Pelayuan kadar abu, kadar air, dan kadar vanilin. Analisis kadar vanilin
bertujuan untuk mematikan sel-sel kulit bagian luar buah dilakukan dengan metode spektrofotometri, mengacu pada
dan memberikan jalan untuk bekerjanya enzim serta mem- cara SP-SMP-303-1980 (Revisi-Maret, 1981), AOAC 19.011;
bantu mempermudah proses pengeringan. Selanjutnya buah 19.012. Sebagai pengekstrak buah panili digunakan alkohol
diperam dan dikeringkan. Pemeraman bertujuan untuk mem- teknis 90%, alkohol teknis 60%, alkohol proanalisis (p.a.)
berikan kesempatan terjadinya reaksi enzimatis pada buah 95%, dan alkohol p.a. 60%. Peralatan yang digunakan adalah
untuk pembentukan aroma, sedangkan pengeringan ber- mortar, labu ukur, corong, dan erlenmeyer.
tujuan untuk menurunkan kadar air sehingga buah tidak mu-
Penentuan kadar vanilin dilakukan dengan tahapan se-
dah terkena jamur terutama pada waktu penyimpanan dan
bagai berikut:
pengangkutan. Selanjutnya buah dikeringanginkan, namun
tahap ini tidak selalu dilakukan di daerah penghasil panili di 1. Persiapan Contoh
Indonesia. Proses selanjutnya adalah penyimpanan yang z Buah panili yang telah dirajang halus ditimbang 5 g
bertujuan untuk menyempurnakan aroma panili setelah dengan neraca analitis kemudian direndam. Perendaman
dikeringkan (Rusli dan Nurjanah, 1987). Keseluruhan tahap pertama dilakukan selama satu malam dengan 35 ml
pengolahan ini berpengaruh cukup besar terhadap mutu alkohol di dalam erlenmeyer 100 ml dan ditutup.
buah panili yang akan dihasilkan.
z Setelah satu malam, alkohol perendam dipindahkan ke
Komponen aromatik utama pada buah panili adalah dalam labu takar 100 ml melalui penyaringan. Kertas
vanilin. Kadar vanilin umumnya ditentukan secara spektro- saring dibilas dengan 5 ml alkohol dan disimpan untuk
dipakai pada penyaringan kedua.
z Buah panili hasil perendaman pertama ditumbuk sehalus
1
Ajun Teknisi Litkayasa 2 Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jln. Tentara Pelajar No. 3,
mungkin di dalam mortar, lalu direndam kembali dengan 35
Bogor 16111. Telp. (0251) 321879 ml alkohol selama satu malam.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 7. Nomor 1, 2002 7


z Alkohol bekas perendaman kedua disatukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
bekas perendaman pertama melalui penyaringan meng-
gunakan kertas saring yang dipakai pada penyaringan Hasil analisis terhadap buah panili dengan menggu-
pertama. nakan prosedur standar disajikan pada Tabel 1 dan 2. Dari
hasil analisis tersebut diketahui bahwa mutu buah panili
z Buah panili dicuci dengan alkohol, dan alkohol cucian-
termasuk dalam kualitas mutu II terutama dari kadar vani-
nya dipakai untuk menetapkan volume alkohol
linnya (Tabel 1).
perendam tepat 100 ml, sehingga diperoleh larutan
contoh. Kadar vanilin yang diekstrak dengan alkohol teknis
60% dan alkohol p.a. 60% lebih besar daripada yang dieks-
2. Pembuatan standar vanilin
trak dengan alkohol lainnya. Hal ini mungkin disebabkan va-
z Sebanyak 0,10 g vanilin ditimbang menggunakan nilin larut dalam larutan yang lebih polar. Perbedaan kon-
neraca analitis, lalu dilarutkan dengan 5 ml alkohol 95% sentrasi dan jenis larutan pengekstrak yang digunakan akan
p.a. dalam labu takar 100 ml, dan diencerkan dengan air mempengaruhi kadar vanilin (Tabel 2). Secara ekonomis
suling (larutan A). penggunaan larutan alkohol teknis 60% lebih menguntung-
kan daripada menggunakan alkohol p.a. 60%.
z Larutan A dipipet 5 ml, 10 ml, dan 15 ml, masing-masing
dijadikan 250 ml dengan air suling (diperoleh tiga
macam larutan B).
z Larutan B dipipet masing-masing 10 ml ke dalam labu Tabel 1. Hasil analisis mutu buah panili dengan menggunakan
takar 100 ml, ditambahkan 2 ml NaOH 0,10 N, se- prosedur standar
lanjutnya diencerkan dengan air suling hingga tanda Syarat
Karakteristik Hasil analisis
batas sehingga diperoleh larutan 2, 4, dan 6 ppm. I II III
z Larutan blanko dibuat seperti di atas tanpa penambah- Wa r n a Hitam, Hitam, Cokelat Hitam agak
an 2 ml NaOH 0,10 N. mengkilap agak kurang mengkilap
berminyak mengkilap mengkilap

3. Penentuan absorbansi Aroma Sangat Kurang Kurang Kurang


tajam tajam berbau tajam
z Larutan contoh dipipet 10 ml ke dalam 100 ml labu takar Bentuk Utuh Te r p o t o n g - Terpotong- U t u h
dan diencerkan dengan air suling hingga tanda batas panjang potong potong panjang
(diperoleh larutan I). Panjang (cm) Min 12 Min 2 < 2 18,40

z Larutan I dipipet 10 ml contoh, dan kemudian dijadikan Kadar vanilin


(% min.) 2,25 1,50 1 1,84
250 ml dengan air suling.
Kadar air
z Pada labu takar 250 ml yang lain dipipet 10 ml contoh (% maks.) 35 25 15 27,82
dari larutan I, kemudian ditambahkan 2 ml NaOH 0,1N Kadar abu
dan larutan tersebut diencerkan dengan air suling (% maks.) 4,60 4,60 4,60 3,63

hingga tanda batas. Benda-benda Bebas Bebas - -


asing
z Dilakukan pengukuran absorbansi dengan spektro-
fotometer pada panjang gelombang 348 nm mengguna-
kan deret standar dan blanko.

4. Penghitungan kadar vanilin Tabel 2. Hasil analisis kadar vanilin buah panili dengan
pengekstrak alkohol
X x Fp
Persentase kadar vanilin = x 100 Kadar vanilin (%)
Pengekstrak
M x 10 I II Rata-rata
di mana : X = ppm contoh Alkohol teknis 98% 1,58 1,54 1,56
F p = faktor pengenceran = 2.500 Alkohol teknis 60% 1,82 1,86 1,84
M = mg contoh kering Alkohol pro analisis 95% 1,65 1,56 1,61
Alkohol pro analisis 60% 1,84 1,84 1,84

8 Buletin Teknik Pertanian Vol. 7. Nomor 1, 2002


KESIMPULAN Ismail, K.E. 1997. Pengantar Analisis Instrumental. Sekolah
Menengah Analisis Kimia, Departemen Perindustrian dan
Pengukuran kadar vanilin secara spektrofotometri dapat Perdagangan, Bogor. 108 hlm.
dilakukan dengan menggunakan alkohol teknis dan alkohol Kartono dan Isdijoso. 1977. Panili. Pemberitaan LPTI, Bogor, No.
p.a. sebagai pengekstrak. Penggunaan pengekstrak alkohol 27: 65 - 69.
p.a. 60% dan alkohol teknis 60% menghasilkan kadar vanilin Rusli, S. dan N. Nurjanah. 1987. Masalah mutu panili Indonesia.
yang sama, yaitu 1,84%. Namun pemakaian alkohol teknis Edisi Khusus Penelitian Tanaman Rempah dan Obat III: 118-
123.
60% lebih ekonomis dibandingkan dengan alkohol p.a. 60%.
Wahyunto, B., W, Darmawan, dan S. Tirtasastro. 1987.
Pengolahan panili dan pengaruhnya terhadap mutu. Edisi
Khusus Penelitian Tanaman Rempah dan Obat III: 118-123.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, A. Gani, dan E. Hayani. 1995. Pertemuan Pembahasan


Konsep Revisi ISO 5565 Vanilla Specification. Departemen
Perdagangan, Jakarta. 13 hlm.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 7. Nomor 1, 2002 9

Anda mungkin juga menyukai