Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOLOGI

OBAT-OBAT GOLONGAN ANTIARITMIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. ADINDA OCTAVIA HERDIANI

2. DELLA AMELIA

3. ELIS GUSTIAN RAHAYU

4. INDAH MARDIANTI

5. OVIE TASYARI

6. PUTRI RAHAYU

AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ Obat-Obat Golongan Antiaritmia “. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Farmakologi.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh Karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah
ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Pangkalpinang, 16 februari 2020

Mengetahui

Tim Penyusun
Daftar Isi

Halaman Sampul.....................................................................................................I

Halaman Judul........................................................................................................I

Kata Pengantar.......................................................................................................II

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang............................................................................................1


1.2. Tujuan.........................................................................................................1
1.3. Manfaat.......................................................................................................2

BAB II Pembahasan

2.1. Pengertian Antiaritmia.................................................................................3


2.2. Penggolongan Obat Antiaritmia..................................................................3

BAB III Penutup

3.1. Kesimpulan................................................................................................14
3.2. Saran..........................................................................................................15

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Antiaritmia adalah kelompok obat yang digunakan untuk menangani kondisi


aritmia. Aritmia merupakan kondisi yang mengacu ketika denyut jantung berdetak
terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini terjadi akibat adanya
gangguan pada impuls listrik yang mengatur detak jantung. Gejala-gejala yang dialami
penderita aritmia berupa jantung berdebar, lemas, pusing, sesak napas, berkeringat, dan
nyeri dada.
Beberapa contoh penyakit gangguan irama jantung atau aritmia, antara lain
blok av, atrial fibrilasi, fibrilasi ventrikel, dan ventricular extrasystole.
Golongan obat antiaritmia tersedia dalam bentuk tablet atau cairan suntik (infus).
Konsumsi tablet antiaritmia biasa digunakan untuk pengobatan jangka panjang,
sedangkan cairan suntik diberikan pada kondisi gawat darurat.

I.2. Tujuan
1. Apa itu pengertian aritmia ?
2. Apa saja jenis-jenis golongan antiaritmia ?
3. Apa gnama zat aktif yang terkandung dalam obat antiaritmia
4. Apa saja nama branded dalam obat antiaritmia ?
5. Apa itu indikasi umum antiaritmia ?
6. Apa efek samping dalam penggunaan obat golongan antiaritmia ?
7. Bagaimana aturan dosis dalam menggunakan obat antiaritmia ?
I.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit aritmia.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis golongan antiaritmia.
3. Mahasiswa dapat mengetahui zat aktif yang terkandung dalam obat antiaritmia
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami efek samping dalam penggunaan
obat antiaritmia.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami dosis dalam pengunaan obat
antiaritmia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Antiaritmia


Aritmia merupakan gangguan ritme normal jantung karena terjadi malfungsi
sistem konduktivitas elektrik. Malfungsi dapat menyebabkan perubahan pada frekuensi
denyut jantung, ritme, pengaturan dan tempat asal implus, atau konduski elektrik pada
otot jantung.
Sebelum kita masuk ke obat antiaritmia, perlu kita kembali ke fase-fase
potensial aksi pada sel otot jantung. Secara ringkas, implus ion natrium berperan dalam
fase depolarisasi cepat ( fase 0 ), implus ion kalsium berperan dalam fase plateau ( fase
2 ), dan ef-luks ion kalium berperan dalam fase repolarisasi ( fase 3 ). Klasifikasi obat
anti aritmia dibagi menjadi 4 kelas :
1. Klas 1, obat yang bekerja menghambat kanal ion natrium yang tergantung foltase
misalnya prokainamid ( klas 1a ), lidokain ( klas 1b ) dan flekainid ( klas 1c ).
2. Klas 2, obat golongan β-blocker misalnya propanolol.
3. Klas 3, obat penghambat kanal ion kalium misalnya bretilium, amiodaron.
4. Klas 4, obat penghambat kanal ion klorida, misalnya verapamil.
5. Obat antiaritmia lainnya, obat yang dipakai untuk mengontrol aritmia
supraventrikular terutama kontrol laju ventrikel ( rate control ) pada atrial fibrilasi.
Misalnya, adenosin, atropin,

2.2. Penggolongan Obat Antiaritmia

A. Kelompok I : Morisizin
 Nama zat aktif : Moricizin
 Nama branded : Ethimazine
 Inidaksi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan jiwa
pasien.
 Dosis : 600 - 900mg/hari PO dalam dosis terbagi setiap 8 jam :
dimulai dengan < 600 mg/hari pada pasien lansia dan yang
mengalami kerusakan hati.

1. Kelompok IA : Disopiramid, Prokainamid, Quinidin.


a) Disopiramid
 Nama zat aktif : Disopiramid
 Nama branded : Narpace
 Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
Pasien.
 Dosis : Dewasa = 400 - 800 mg/hari PO dalam dosis terbagi
setiap 6 - 12 jam ; gunakan dosis rendah pada pasien
lansia.
Pediatrik = 6 -3 0 mg/hari/kg/hari PO dalam dosis
terbagi setiap 6 jam, hitung dosis berdasarkan usia.

b) Prokainamid
 Nama zat aktif : Prokainamid
 Nama branded : Pronestyl, Procan, Procanbid.
 Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
Pasien.
 Dosis : Dewasa = 50 mg/kg/hari PO dalam dosis terbagi setiap
3 jam ; 0,5 - 1 g IM setiap 4 - 8 jam ; 500 - 600 mg IV
selama 25 - 30 menit, kemudian 2 - 6 mg/menit IV.
Pediatrik : 15 - 50 mg/kg per hari PO dalam dosis
terbagi setiap 4 - 6 jam ; 3 – 6 mg/kg IV selama 5
menit kemudian 20 – 80 pg/kg per menit IV.

c) Kuinidin
 Nama zat aktif : Kuinidin
 Nama branded : Quinaglute, Cardioquin.
 Indikasi umum : Pengobatan aritmia atrial pada orang dewasa.
 Dosis : 400 - 600 mg PO setiap 2 - 3 jam ; 600 mg IM,
kemudian 400 mg IM setiap 2 jam sesuai kebutuhan
330 mg IV dengan kecepatan 1 ml/menit.
2. Kelompok IB : Lidokain, Meksiletin, Fenitoin, Tokaini.
a) Lidokain
 Nama zat aktif : Lidokain
 Nama branded : Bioron, Extracaine, Lidocaine Compositum, Lidocaine
HCL, Lidocaine HCL (NAT) G, Lidodex, Lidox 2%,
Pehacain, Vitamin B Complex (IKA), Xylocaine.
 Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
jiwa pasien selama infrak miokard atau bedah jantung,
pengobatan kedaruratan aritmia ventrikular jika uji
diagnostik tidak tersedia.
 Dosis : Dewasa = 300 mg larutan 10% IM : 50 - 100 mg IV
bolus dengan kecepatan 20-50 mg/menit : 1 – 4
mg/menit infus IV Pediatrik : keamanan dan
efektifitasnya belum ditetapkan : 1mg/kg IV
dilanjutkan dengan 30 pg/kg per menit infus IV sudah
dianjurkan.
b) Meksiletin
 Nama zat aktif : Meksiletin
 Nama branded : Mexilil
 Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
( jiwa pada orang dewasa ).
 Dosis : 200mg PO setiap 8 jam sampai 1200mg/ hari PO
sesuai kebutuhan.
c) Tokainid
 Nama zat aktif : Tokainid
 Nama branded : Tonocard
 Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan

jiwa pada orang dewasa. Sedang diteliti untuk


mengobati distrofi miotonik, neuraigia trigeminus.
 Dosis : 1200 - 1800 mg/hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam :
kurangi dosis pada pasien lansia dan pada pasien yang
mengalami kerusakan ginjal atau hati.

3. Kelompok IC : Flekainid, Propafenon


a) Flekainid
 Nama zat aktif : Flekainid
 Nama branded : Tambocor
 Indikasi umum : pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
jiwa pada orang dewasa : pencegahan takikardia atrial
paraksismal PAT pada pasien simtomatik yang tidak
memiliki defek jantung struktural.
 Dosis : 50 - 100 mg Po setiap 12 jamm ; kurangi dosis sesuai
kebutuhan pada pasien lansia atau yang mengalami
kerusakan ginjal.
b) Propafenon
 Nama zat aktif : Propafenon
 Nama branded : Rhythmol
 Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
jiwa pada pasien dewasa : pencegahan PAT pada
pasien simtomatik yang tidak memiliki defek jantung
struktural.
 Dosis : 150 - 300 mg PO setiap 8 jam bedasarkan respon
pasien ; mulai dengan dosis rendah dan tingkatkan
dosis secara perlahan pada pasien lansia.

Farmakikonetik Golongan 1 :
Obat ini didistribusikan secara luas setelah injeksi atau setelah absorsi cepat
memalui saluran GI. Obat ini mengalami metabolisme dalam jumlah besar di hati dan
di ekresikan melalui urine. Obat ini menembus plasenta, meskipun tidak diketahui efek
merugikan spesifik yang terkait dengan penggunaannya, obat ini boleh digunakan
selama kehamilan jika manfaatnya pada ibu jauh lebih besar dari pada risiko pontensial
pada janin. Obat ini masuk ke ASI, dan karena efek merugikan potensial pada neonatus,
obat ini tidak boleh digunakan selama laktasi.
Mekanisme kerja golongan 1 :
Antiaritmia kelas 1 menstabilkan membran sel dengan cara berikatan dengan
seluran natrium, menekan fase 0 potensial aksi, dan mengubah durasi potensial aksi.
Obat ini memiliki efek anestisia lokal. Obat ini di indikasikan untuk pengobatan aritmia
ventrikular yang berpotensi membahayakan jiwa pasien dan tidak boleh digunakan
untuk mengobati aritmia lainnya karena adanya risiko efek proaritmia. Kuinidin
terutama efektif dalam pengobatan aritmia atrial. Flekainid dan propafenon juga
digunakan untuk mencegah PAT pada pasien simtomatik yang tidak menderita defek
jantung struktural.

Kontaindikasi golongan 1 :
Obat ini dikontaindikasi jika terdapat alergi terhadap obat tersebut yang;
bradikardia atau blok jantung, kecuali jika terdapat pacu jantung buatan karena
perubahan konduksi dapat menyebabkan blok jantung total; gagal jantung kongestif
(GJK), hipotensi atau syok, yang dapat diperburuk oleh efek obat ini pada potensial
aksi; laktasi, karena efek merugikan potensial pada neonatus; dan jika terdapat
gangguan elektrolit yang dapat mengubah efektifitas obat. Obat ini harus digunakan
dengan hati-hati pada disfusi ginjal atau hati, yang dapat menganggu biotranformasi
dan ekresi obat ini, dan selama kehamilan, karena adanya efek merugikan potensial
pada janin.

Efek samping golongan 1 :


Efek merugikan dari penggunaan antiaritmia kelas 1 berhubungan dengan efek
stabilisasi membran yang dimiliki dan efek pada potensial aksi. Efek pada sistem saraf
pusat (SSP) mencakup pusing, mengantuk, keletihan, kedutan, mati rasa dimulut, bicara
tidak jelas, penglihatan kabur, dan tremor yang dapat berkembang menjadi konvulsi.
B. Kelompok II : asebutolol, esmolol, propanolol
1. Asebutolol
 Nama zat aktif : Asebutolol
 Nama branded : Sectral

 Indikasi umum : Penatalaksanaan kontraksi ventrikular prematur pada


orang dewasa.
 Dosis : 200 - 600 mg PO b.i.d, berdasarkan respons pasien :
turunkan dosis pada pasien lansia : turunkan dosis
sampai 50% pada kerusakan ginjal atau hati.
2. Esmolol
 Nama zat aktif : Esmolol
 Nama branded : Brevibloc

 Indikasi umum : Penatalaksanaan jangka pendek takikardia


Supraventrikular pada orang dewasa.
 Dosis : Dosis muatan 500 pg/kg per menit IV, kemudian 50
pg/kg per menit selama 4 menit pertahankan dengan
100 pg/kg permenit infus IV.
3. Propranolol
 Nama zat aktif : Propranolol
 Nama branded : Farmadral, Liblok, Propanolol
 Indikasi umum : Pengobatan takikardia supraventrikular yang di
sebabkan digoksit atau katekolamin pada orang
dewasa : pengobatan hipertensi. Angina, migren,
anesietas situasional.
 Dosis : 10 - 30 mg PO t.i.d.-q.i.d.; 1-3 mg IV untuk aritmia
yang membahayakan jiwa pasien, dapat diulang dalam
2 menit, kemudian jangan diulang selama 4 jam.

Farmakokinetika golongan II :
Obat ini diabsorsi dari saluran GI dan mengalami metabolisme di hati.
Makanan dapat meningkatkan biovailabilitas propanolol, meskipun efek ini tidak
terjadi pada agens penyekat β-adrenergik lainnya. Propanolol juga menembus barier
darah otak tetapi karteolol, nadolor dan sotalol tidak menembus barier darah otak,
membuatnya menjadi obat pilihan jika terjadi efek SSP pada penggunaan propranolol.
Karena di ekresikan melalui urine, obat ini digunakan dengan hati-hati pada pasien
yang menderita kerusakan ginjal. Efek teratogenik telah terjadi pada penelitian hewan
yang menggunakan semua obat ini kecuali sotalol. Penggunaan setiap penyekat β-
andenergik selama kehamilan diperbolehkan hanya jika manfaaatnya pada ibu jauh
lebih besar daripada resikonya pada janin. Secara umum, obat ini tidak boleh digunakan
selama laktasi karena berpotensi menimbulkan efek pada janin. Keamanan dan
efektifitas obat ini pada anak-anak belum ditetapkan.

Mekanisme keja golongan II :


Antiaritmia kelas II bersaing menghambat sisireseptor B dijantung dan ginjal,
sehingga menurunkan frekuensi, eksitabilitas jantung, dan curah jantung:
memperlambat konduksi melalui nodus AV: dan mengurangi pelepasan renin. Efek ini
menstabilkan jaringan jantung yang dapat mengalami eksitasi dan menurunkan tekanan
darah, yang kemudian akan mengurangi beban kerja jantung dan lebih lamjut
menstabilkan jaringan jantung yang mengalami hipoksia.

Kontraindikasi golongan II :
Penggunaan obat ini dikontraindikasikan jika terdapat bradikardia ( frekuensi
jantung kurang dari 45 kali/menit dan blok AV, yang dapat diperburuk oleh efek obat
ini; pada syok kardigening, GJK, asma atau depresi pernapasan, yang dapat diperburuk
oleh penghambatan reseptor-β; dan pada kehamilan serta laktasi, karena adanya efek
merugikan potensial pada neonatus. Obat ini harus digunakan dengan hati-hati pada
pasien diabtes dan disfungsi tiroid, yang dapat mengalami perubahan karena
penghambatan reseptor-β, dan pada disfungsi ginjal serta hati, yang dapat mengubah
metabolisme dan eksresi obat ini.

Efek samping golongan II :


Efek merugikan dari penggunaan obat antiaritmia kelas II berhubungan
dengan efek penghambatan reseptor-β pada sistem saraf simpatis. Efek pada SSP
meliputi pusing, insomnia, mimpi, dan keletihan.
C. Kelompok III : amiodaron, bretilium
1. Amiodaron
 Nama zat aktif : Amiodaron
 Nama branded : Cordarone
 Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventikular yang mengancam jiwa
pasien dan tidak berespons terhadap obat lain: hanya
digunakan pada orang dewasa.
 Dosis : 800 - 1600 mg/hari PO dalam dosis terbagi selama
1 - 3minggu, kemudian 600-800 mg/hari PO selama
1bulan, kurangi dosis sampai 400 mg/hari PO jika
irama jantung stabil : 100 mg IV selama 24jam :
kemudian 540 mg IV dengan kecepatan 0,5 mg/menit
selama 18 – 96 jam.
2. Bretilium

 Nama zat aktif : Bretilium


 Nama branded : Generik
 Indikasi umum : Pengobatan fibrilasi ventrikular dan takikardia
ventikular yang tidak berespons terhadap obat lain.
 Dosis : Dewasa : 5mg/kg IV bolus, kemudian 1 – 2 mg/menit
dengan infus IV kontinue : 5 - 10mg/kg IM diulang
dengan interval 6 sampai 8 jam.
Pediatrik : 5 mg/kg per dosis IV dilanjutkan dengan 10
mg/kg dengan interval 15-30 menit, dipertahankan
pada 5 – 10 mg/kg per dosis IV tiap 6 jam.

Farmakokinetika golongan III :


Obat ini diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan secara luas. Absorpsi
sotalol menurun jika terdapat makanan. Obat ini dimetabolismekan di hati dieksresikan
melalui urine. Tidak terdapat penelitian yang terkontrol dengan baik tentang efek obat
ini selama kehamilan, sehingga obat ini dapat digunakan selama kehamilan hanya jika
manfaatnya pada ibu jauh lebih besar dari pada resiko potensialnya pada janin.
Mekanisme kerja golongan III :
Antiaritmia kelas III menghambat saluran kalium dan memperlambat
keluarnya kalium selama fase 3 potensial aksi. Aksi ini memperpanjang potensial aksi.
Semua obat ini dapat menyebabkan proaritmia dan berpotensi menyebabkan aritmia.

Kontraindikasi golongan III :


Jika obat ini digunakan untuk mengobati aritmia yang membahayakan jiwa
ketika tidak ada obat lain yang efektif, tidak terdapat kontraindikasi. Ibutilid dan
dofetilid tidak boleh digunakan jika terdapat blok AV, yang dapat diperburuk oleh obat
ini. Semua obat ini harus digunakan dengan hati-hati jika terdapat syok, hipotensi,
depresi pernapasan.

Efek samping golongan III:


Efek merugikan dari penggunaan obat ini berkaitan dengan perubahan yang
ditimbulkannya pada potensial aksi. Mual, muntah, dan distres GI; kelemahan fisik dan
pusing; dan hipotensi, GJK, dan artimia biasa terjadi.

D. Kelompok IV : Diltiazem, Verapamil


1. Diltiazem

 Nama zat aktif : Diltiazem


 Nama branded : Cardizem, farmabes 5, herbesser
 Indikasi umum : Secara IV untuk pengobatan Takikardia
supraventrikular paroksismal pada orang dewasa
 Dosis : 0,25 mg/kg bolus, IV kemudian bolus, kedua 0,35
mg/kg IV jika perlu : dipertahankan dengan infus
kontinu 5-10 mg per jam sampai 24 jam.
2. Verapamil

 Nama zat aktif : Verapamil


 Nama branded : Isoptin, tarka, verampil HCL
 Indikasi umum : Secara IV untuk pengobatan takikardia
Supraventrikular paroksismal memperlambat respon
ventrikel terhadap frekuensi atrium yang cepat.
 Dosis : Dewasa 5 - 10 mg IV selama 2 menit, dapat diulang
dengan 10 mg dalam 30 menit jika perlu Pediatrik : 0,1
- 0,3 mg/kg IV selama 2 menit, dosis tidak boleh lebih
dari 5 mg/dosis, dapat diulang dalam 30 menit jika
perlu.

Farmakokinetika golongang IV :
Obat ini diabsorpsi dengan baik, sangat berikatan dengan protein, dan
dimetabolisme dihati, serta diekskresikan melalui urine. Obat ini menembus plasenta,
dan dikaitkan dengan abnormalitas janin pada penelitian terhadap hewan.

Mekanisme kerja golongan IV :


Antiaritmia golongan kelas IV bekerja menghambat pergerakan ion kalsium
menembus membran sel, menekan munculnya potensial aksi, menunda fase 1 dan 2
repolarisasi, dan memperlambat konduksi melalui nodus AV.

Kontraindikasi golongan IV :
Jika obat ini digunakan untuk mengobati aritmia yang membahayakan jiwa
ketika tidak ada obat lain yang efektif, tidak terdapat kontraindikasi. Ibutilid dan
dofetilid tidak boleh digunakan jika terdapat blok AV, yang dapat diperburuk oleh obat
ini. Semua obat ini harus digunakan dengan hati-hati jika terdapat syok, hipotensi,
depresi pernapasan

Efek samping golongan IV :


Efek merugikan dari penggunaaan obat ini berkaitan dengan vasosilatasi
pembuluh darah di seluruh tubuh, efek pada SSP meliputi pusimg, kelemahan,
keletihan, depresi, dan sakit kepala.
E. Lain-lainnya : adenosim, digoksin
1. Adenosin

 Nama zat aktif : Adenosin


 Nama branded : Adenocard
 Indikasi umum : Pengobatan takikardia supraventrikular, termasuk yang
disebabkan oleh penggunaan jalur konduksi alternatif
pada orang dewasa.
 Dosis : 6 mg IV sebagai bolus cepat selama 1 - 2 detik ; dapat
diulang dengan 12 mg bolus IV setelah 1 - 2 menit jika
perlu, dapat diulang kedua kali jika perlu.
2. Digoksin

 Nama zat aktif : Digoxsin


 Nama branded : Digoxin, fargoxin, lanoxin, lanoxicaps
 Indikasi umum : Pengobatan atrial flutter, fibrialis atrial, takikardia
atrial paroksismal.
 Dosis : Dewasa : 0,75 - 1,25 mg PO dosis muatan, kemudian
0,125 - 0,25 mg/hari PO atau 0,125-0,25 mg IV dosis
muatan dan kemudian 0,125-0,25 mg/hari PO
Pediatrik : 10 - 50 pg/kg dosis muatan PO atau 8 - 50
pg/kg dosis muatan IV, berdasarkan usia ; kemudian
dosis rumatan 25% - 35% dosis muatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Antiaritmia adalah obat yang mengubah potensial aksi sel jantung dan
menghentikan aritmia. Penelitian CAST menemukan bahwa pengobatan aritmia jangka
panjang dapat menyebabkan kematian akibat jantung, sehingga obat ini hanya
diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek dari aritmia ventrikel yang berpotensi
mengancam jiwa pasien.
 Antiaritmia golongan I : Moricizin
 Antiaritmia golongan Ia : Disopiramid, prokainamid, quinidin
 Antiaritmia golongan Ib : Lidokain, meksiletin, tokainid
 Antiaritmia golongan Ic : Flekainid, propafenon
 Antiaritmia golongan II : Asebutolol, esmolol, propanolol
 Antiaritmia golongan III : Amiodaron, bretilium
 Antiaritmia golongan IV : Diltiazem, verapamil
 Antiaritmia golongan lainnya : Adenosin, digoksin
Pasien yang menerima obat antiaritmia perlu dipantau secara kontinu ketika
kondisinya sedang distabilkan dan selama penggunaan obat ini untuk mendektesikan
terjadinya aritmia atau efek merugikan lainnya yang berhubungan dengan perubahan
potensial aksi otot atau saraf lain.

3.2 Saran
Dari informasi yang terdapat pada makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan informasi yang terdapat pada makalah ini dapat
menambah pengetahuan tentang aritmia dan obat-obat golongan antiaritmia
Daftar Pustaka

Pustaka pelajar, 2012. Farmakologi obat-obat penting dalam pembelajaran ilmu farmasi dan
dunia kesehatan, Celeban timur yogyakarta.
Karch, Amy M 2010, Buku ajar Farmakologi Keperawatan, Jakarta : EGC, 2010.

Anda mungkin juga menyukai