Anda di halaman 1dari 71

K I T A B - K I T A B S Y A I R ( Puisi )

Pada bagian tengah Alkitab kita, di antara kitab-kitab sejarah dan kitab nabi-nabi
terkumpul lima kitab yang dikenal sebagai kitab-kitab hikmat “kitab-kitab didaktis =
pengajaran” atau kitab-kitab syair yaitu kitab Ayub sampai Kidung Agung.
Ciri khas utama kitab-kitab ini terdapat dalam bahasanya yang berbentuk syair/ puisi.
Sifat puisi nampak dalam kata-kata yang indah dan terpilih dengan susunan kalimat tertentu
merupakan ciri puisi Ibrani, dan yang paling Agung terdapat dalam kitab Mazmur.
Para penulis khususnya menceritakan pengalaman-pengalaman rohani kaum saleh,
dengan beragam-ragam cara mengatasi hidup yang berubah-ubah dibawah kolong langit. Satu
hal yang perlu diingat, apa yang tertulis dalam kitab-kitab puisi seluruhnya tidak terlepas dari
apa yang ditulis dalam kitab Penteteukh, kitab Sejarah, dan kitab para Nabi dan bahkan
sebagian merupakan kitab-kitab Mesianik yang digenapi dalam PB.

I . LATAR BELAKANG PUISI PL.


1 . Sifat Dasar.
Kitab-kitab sejarah PL berkisar kepada perbuatan yang nyata dalam sejarah bangsa Israel (raja-
raja, musuh, peperangan, pembuangan, pembangunan, dll). Melalui kitab-kitab para nabi umat
Tuhan yang menjauhi Tuhan dan lebih senang hidup dalam dosa, dipanggil kepada pertobatan
yang sesungguhnya. Akan tetapi melalui kitab-kitab syair kita menyaksikan apa yang ada dalam
batin orang percaya di Israel. Yang difocuskan di kitab syair ini bukan lagi jalannya sejarah
lahiriah satu bangsa besar, melainkan sejarah dan pengalaman batiniah, pergaulan manusia
secara pribadi dengan Allah dan bagaimana caranya mempercayai Allah yang hidup. Kitab-kitab
syair membahas mengenai isi hati terdalam seorang “percaya” itulah yang merupakan inti
semua kitab puisi/syair.

2 . Tema- tema Yang dibahas


Lima kitab syair membahas secara luas masalah kehidupan sehari-hari bagi seorang percaya,
baik yang menyangkut pergaulan dengan sesama, dan pergaulannya dengan Tuhan. Pada kitab
syair ada fokus yang dituju dan ada benang merah penghubung antara satu kitab dengan kitab
yang lain tentang hikmat. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri hikmat dalam setiap kitab.

Hikmat, dari kata dasar dalam bahasa ibrani “hakam” yang artinya berhubungan erat dengan
takut akan Tuhan, tersebar di setiap kitab puisi sebagai ciri khas kitab puisi yang saling
melengkapi :
a. Kitab Ayub mengajarkan hikmat, bahwasanya Allah adalah Hakim yang Adil, sekalipun
yang dialami manusia seperti Ayub seakan-akan tidak adil.
b. Kitab Mazmur mengajarkan hikmat untuk senantiasa taat pada semua perintah sesuai
petunjuk Hukum-Hukum-Nya.
c. Kitab Amsal mngajarkan hikmat bahwa orang benar akan diberkati, sedangkan orang
fasik pasti dihukum.

1
d. Kitab pengkhotbah mengajarkan hikmat bahwa pada akhirnya akan ada Penghakiman
Allah.
e. Kitab Kidung Agung mengajarkan hikmat, bahwasanya Tuhan adalah hikmat, kasih
dan
sumber segala kasih.

Selain ciri-ciri hikmat di atas kelima kitab Syair ini memiliki ciri khasnya sendiri antara lain :
Kitab Ayub, menyangkut maksud dan makna penderitaan.
Kitab Mazmur, memberi contoh doa yang benar.
Kitab Amsal, mengajarkan seni bertindak tepat dalam setiap situasi dan kondisi.
Kitab Pengkhotbah, membahas cara yang benar untuk menikmati berkat-berkat yang
diberikan Tuhan kepada manusia di dunia ini.
Kitab Kidung Agung, hikmat orang Israel puncak mencapai renungan mengenai “ kasih yang
suci dan benar “.
Betapa kayanya isi setiap kitab ini, maka setiap orang yang mempelajari kelima kitab ini,
membaca dan melakukannya akan memiliki hikmat dalam hidupnya, sehingga ahli hikmat
seperti orang Yunani kagum dan heran melihat isi kitab-kitab syair ini.

3 . Penulisnya
Penulisan syair di Israel mengalami masa yang paling ‘subur’ pada masa permulaan kerajaan
Israel di bawah Daud dan Salomo sekitar tahun 1000 s/d 950 sM. Daud sendiri mengarang
paling sedikit 73 Mazmur dari 150 pasal, dan Salomo menulis tiga kitab syair PL yaitu Amsal,
Pengkhotbah, dan Kidung Agung. Namun demikian ada syair yang telah ditulis jauh sebelum
zaman Daud dan Salomo, dan ada juga yang menyusul kemudian.
Kemungkinan kitab Ayub (sezaman dengan Abraham ?), merupakan puisi Ibrani tertua, dan
Musa sendiri menulis sebuah Mazmur yaitu Maz. 90.
Sesudah abad ke- 10 sM masih ada nabi-nabi yang menyampaikan firman Tuhan dalam
bentuk syair (perhatikan bahwa dalam bagian-bagian kitab Yesaya ,Yeremia, Amos, Hosea, dll.
yang dicetak sebagai syair, dalam Alkitab terbitan LAI terjemahan baru), bahkan ketika dalam
pembuangan di Babel pun tercipta puisi kerohanian (Maz. 126, 137).
Dalam memahami kitab syair ini kita harus selalu menyadari dan meyakini bahwa kitab-
kitab ini pun merupakan bagian integral dari Alkitab, yaitu firman Tuhan yang bersifat
“diilhamkan“ oleh Allah karena:
a . Roh Kudus menguasai para penulis, sehingga apa yang tertulis bukan curahan hati
dan
pikiran-pikiran manusia belaka, melainkan Wahyu dari Roh Kudus. (2.Sam. 23: 1-2,
bd.
Kis. 13 : 35; dengan Maz. 16 ; bd. Kis. 4: 25 - 26 dan Maz. 2).
b . Kadang-kadang Tuhan sendiri yang berbicara langsung dalam kitab-kitab ini (Maz. 2:
5
– 6 ; Ayb. Ps. 38 – 42).
c . Walaupun ada bagian-bagian kitab-kitab syair yang diucapkan oleh orang-orang yang
kurang rohani, namun demikian bagian-bagian ini tetap dipakai Allah untuk mendidik
dan mengajar kita, perhatikan :

2
1. Ada contoh yang baik yang harus dituruti.
2. Ada contoh yang buruk yang harus dihindari.
Melalui penjelasan-penjelasan di atas, maka prinsip 2 Tim. 3 : 16, segala tulisan diilhamkan
Roh Kudus berlaku juga atas kitab-kitab syair ini (tidak perlu diragukan).

II . BENTUK-BENTUK dan CIRI KHAS PUISI PL.

1 . BAHASA KIASAN
Dalam puisi ada banyak ungkapan yang tidak boleh ditafsirkan secara harafiah karena bahasa
kiasan, dan arti kiasan yang dimaksudkan :
a . Misal/ ibarat, perumpamaan (Silime).
Sering kali kebenaran rohani diungkapkan dengan contoh alam, supaya lebih jelas dan
kuat (bandingkan perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus). Biasanya kata
perbandingan “seperti, sebagai, laksana” dll, sering digunakan, contohnya :
1. “ orang benar seperti pohon... “ (Maz . 1: 3).
2. “ orang fasik seperti sekam... “ (Maz. 1 : 4).
3. “ Tuhan adalah matahari dan perisai “ (Maz. 84 : 12).
4. “ Yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga tak goyang,(Maz. 104
: 5).
Maksud ibarat/perumpamaan ini adalah untuk menguatkan keyakinan, bahwa Tuhan
menciptakan bumi secara “stabil “.

b . Ucapan berlebih-lebihan ( hyperbole )


Hyperbole ini tidak boleh dimengerti secara harfiah, melainkan maksudnya hanya untuk
menekankan suatu segi kebenaran contoh :
1.“ dengan air mata aku membanjiri ranjangku “ ( Maz. 6 : 7).
2.“ aku debu aku abu “ (Kej. 18 : 27), dengan demikian kebenaran Tuhan makin dibesarkan.

c . Personifikasi
Dalam puisi, benda-benda seolah-olah mempunyai sifat-sifat manusia dapat berbicara ,
mendengar, merasa, lari dll.
1. “ segala tulangku berkata,... (Maz. 35 : 10), maksudnya seluruh existensi saya, dari bagian
yang paling dalam mengakui Tuhan.
2. Maz. 114 : 3 - 7,merupakan salah satu contoh utama mengenai penggunaan
personifikasi ;
a.    laut ; melihat, melarikan diri
b.    sungai ; berbalik ke hulu
c.    gunung dan bukit ; melompat-lompat
d.    bumi ; harus gemetar.
Perhatian
Kalau bagian firman Tuhan bukan bersifat puisi maka istilah-istilah di atas perlu diselidiki
dengan seksama sebelum dinyatakan sebagai “kiasan saja“ namun tetap harus diingat
bahwa Tuhan juga dapat mengadakan muzijat.

3
2 . PARALELISME
Setiap syair biasanya bersajak, namun sajak semacam itu tidak ada dalam puisi
Ibrani. Yang ada adalah “ sajak gagasan” dalam arti satu gagasan diungkapkan dengan
dua kalimat yang isinya/ maksudnya sama, hanya dengan kata-kata yang berbeda
contoh ; Siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu ? Siapa yang boleh diam di
gunungMu yang kudus ? (lih. Maz. 15), itulah yang disebut “paralelisme” dan biasanya
paralelisme dibedakan tiga jenis :

a . Paralelisme yang sama ( sinonim )


Satu gagasan yang diuraikan dengan dua baris yang artinya sama misalnya –
“kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.
(Ams16:18). Bisa juga bahwa garis pertama mengungkapkan arti harfiah dan baris
kedua mengungkapkan kiasannya, contohnya “maka tiba-tiba orang muda itu
mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan “ (bd.Ams. 7 : 22)
b .Paralelisme yang berlawanan
Dalam hal ini, dua baris mengetengahkan suatu perlawanan/ perbedaan, contoh :
“Takut akan Tuhan memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik
diperpendek“
( Ams.10 : 27) - “Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju
kebinasaan“ (Ams. 1: 6).
c .Paralelisme yang memadukan
Sama dengan paralelisme yang sinonim bagian ( a ) yang diperluas sedangkan bagian
( b ) tidak, hanya mengulang bagian ( a ) melainkan hanya menambah keterangan
contoh :
1.“Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-
pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja kemuliaan.“ (Maz. 24 : 9).
2. “ Hukum-hukum Tuhan lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, dan
lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah “
( Maz.
19 : 11).
Melalui paralelisme, maka gagasan yang diulang dengan kalimat pertama lebih
dimantapkan lagi.

4
KITAB AYUB
Kitab Ayub menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang yang
percaya kepada Allah, tetapi juga yang dibingungkan oleh kenyataan bahwa mereka harus
menanggung banyak penderitaan. Pertanyaan-pertanyaan itu biasanya adalah seperti berikut :
a.    Apakah keadilan sungguh menang ?
b.    Apakah Tuhan sungguh memperdulikan kehidupan anak-anak-Nya ?
c.  Apa sebabnya ada orang yang sungguh-sungguh percaya, rohani kadang hampir dihancurkan
oleh penderitaan ?
d.    Apakah nilai-nilai kehidupan yang tetap ? dan apakah iblis merupakan kenyataan ?
Kitab Ayub mengandung jawaban-jawaban Tuhan yang sempurna atas banyak
pertanyaan yang menyiksa orang saleh. Dalam kitab ini diperkenalkan seorang manusia yang
seumur hidupnya tidak pernah membuat kesalahan. Ia hanya patut dan sepantasnya menerima
‘berkat’. Hasilnya berbeda dengan dugaan, semua miliknya habis diambil, mengalami sakit yang
luar biasa yang tidak mungkin disembuhkan, menjerit dalam kesedihan kepada Allah dan
sesamanya manusia. Kisah ini menimbulkan ‘keraguan akan kasih dan keadilan Allah’. Keraguan
itulah juga menjadi perhatian kitab ini. Melalui jawaban-jawaban, dan memahami isi kitab ini
maka penderitaan akan mempunyai arti baru, dan kita akan dapat menghayati kata-kata Petrus
(1 Pet. 1 : 7). Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imammu, yang jauh
lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana yang diuji kemurniannya dengan api sehingga
kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan, kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
Penyelesaian dilema ditemukan dalam akhir kitab ini, di mana Allah menjawab Ayub dari
dalam badai dan menegaskan kekerdilan manusia di hadapan Allah, dan ketidakmampuan
manusia memahami jalaN pikiran Allah.

I . LATAR BELAKANG

1. Kehidupan Ayub
a . Ayub sebagai tokoh dalam sejarah
Ayub tokoh utama dalam kitab ini adalah tokoh yang sungguh pernah ada di dunia ini.
Walaupun kitab Ayub adalah kitab syair/ hikmat namun demikian, Ayub bukanlah “pahlawan

5
sastra” yang hanya hidup dalam ide penulis syair ini, melainkan ia sungguh-sungguh ada hidup
di bumi ini hal ini dapat kita yakini dari :
 Dalam prolog kitab Ayub (ps. 1 – 2) diberikan informasi lengkap mengenai kehidupan Ayub
sampai jumlah ternaknya.
 Demikian juga dalam epilog epilog (kata penutup) kitab Ayub di (ps. 42 : 7 - 17) kita menerima
keterangan yang cukup terperinci mengenai kehidupannya.
 Yehezkiel (ps.14 :14 – 20) menyebut Ayub bersama dengan Nuh dan Daniel sebagai orang saleh
pada zamannya.
 Hal lain tentang ketekunan Ayub disebut dalam (Yak. 5: 11), maka PB pun ikut membuktikan
bahwa Ayub sungguh pernah hidup.

b.Nama
Ayub berasal dari bahasa Ibrani “Iyyub” dari akar kata “Ayab” yang berarti to be hostile =
memusuhi. Arti kata Iyyub adalah orang yang dianiaya, di manakah ayahku ? (tanpa ayah).
Dalam bahasa Arab artinya “orang yang berbalik, bertobat ”. Menarik bahwa kedua arti nama
Ayub akhirnya mengalami perwujudan dalam kehidupan Ayub.

c . Asal Ayub dan Lingkungannya.


Dalam kitab Ayub banyak disebutkan nama daerah antara lain :
1. Ayub tinggal di Uz (1: 1 ), yang bermula dari nama anak Nahor saudara Abraham (Kej. 22 : 21).
2. Musuh datang dari Syeba (1 : 15), nama seorang cucu Abraham (Kej. 25: 3). Barangkali nama ini
sama dengan nama di (2 Taw. 9) dan yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus di (Mat. 12 : 42) ?
3.  Ada musuh dari Kasdim (1: 17) - bd. Kej. 11: 28.
4.  Elifas orang Teman (1: 1), nama seorang cucu Esau yang sendirinya adalah cucu Abraham (Kej. 36
: 11) dst. – (selidiki sendiri nama-nama lain ).
5.  Sahabat Bildad berasal dari Suah (2 : 11), yang adalah anak Abraham (Kej. 25 : 2).
6.  Sahabat Zofar berasal dari Naamah (2 : 11), yang adalah seorang keturunan Kain (Kej. 4 : 22).
7.  Sahabat Elihu berasal dari Bus (32 : 2), yang adalah adik Us, anaknya Nahor (Kej. 22 : 21).
Melalui nama-nama di atas maka erat hubungan Ayub dengan keturunan keluarga Abraham/
Nahor. Tempat tinggal mereka di daerah Syria atau Aram antara Damsyik dan sungai Efrat.

2 . Waktu dan Penulisan

Waktu
Para ahli-ahli PL umumnya berpendapat bahwa Ayub hidup sezaman dengan Abraham atau
sesudahnya – (dalam arti tidak terlalu jauh jarak generasinya). Alasan-alasannya adalah sebagai
berikut :
a. Sesudah malapetaka/ ujian selesai, Ayub hidup selama 140 tahun.
Ayub hidup sebagai peternak besar-besaran (1 : 3) seperti cara hidup para patriarkh.
b.Mata Uang “Kesita” ( 42 : 11) disebut juga dalam (Kej. 33: 19).
c. Ayub membawa persembahan sendiri (1 : 5 ; 42 : 8) berarti belum dikenal jabatan imam yang
dimulai pada zaman Musa, juga perjanjian Sinai tidak disebutkan.

6
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ayub hidup kira-kira tahun 1500 sM
atau sesudahnya tetapi sebelum masa Israel muncul sebagai bangsa, dan penulisannya sekitar
tahun 1500 sM.
Dalam prolog dan epilog kitab ini jelas menggambarkan bagaimana kehidupan material dan
spritualnya, sedang pokok yang ditonnjolkan adalah masalah iman dan ketekunannya
beribadah.

Penulis
Dalam kitab ini tidak disebutkan penulisnya, orang-orang Yahudi menganggap bahwa
Musa sebagai penulis. Sedangkan para ahli PL cenderung mengatakan bahwa kitab ini ditulis
pada masa Daud – Salomo dengan alasan pada waktu itu merupakan masa keagungan karya
sastra dalam bentuk syair.
Sekalipun demikian seluruh kitab ini merupakan “Wahyu Ilahi” dan merupakan satu kesatuan
yang menyoroti penderitaan dan berkat didalamnya (hanya Allah yang dapat membukakan
tentang sidang ilahi yang melibatkan Allah, Malaekat dan iblis), juga di dalamnya dicakup
pendapat-pendapat manusia (Sahabat-sahabat Ayub), dan bandingkan dengan Kanonisasi dan
penulisan Alkitab. Oleh karena itu bagian-bagian yang ditulis dalam kitab ini tidak boleh
dilepaskan dari kontex keseluruhan kitab Ayub.
3. Tema dan Tujuan
Tema kitab ini adalah “ Berkat dalam Penderitaan “. Kitab ini disebut theodicy atau problem of
evil, oleh karena ketika kebaikan, keadilan dan kedaulatan Allah di tantang oleh eksistensi
penderitaan dan kejahatan.
Pertanyaan yang sering ditanyakan manusia : Mengapa orang benar menderita, kalau Allah
adalah Allah yang Mahaadil dan penuh belas-kasihan? - Jawabnya :
a. Allah mengizinkan kesengsaraan, penderitaan sebagai sarana untuk memurnikan iman dan
mengukuhkan kesalehan.
b. Allah itu tetap kasih sekalipun tidak selalu mencurahkan berkat.
c. Allah mempunyai rancangan yang jauh melampaui akal manusia, dan Allah tahu benar apa
yang paling baik untuk kebaikkan manusia demi kemuliaan-Nya.
Tujuan penderitaan; Allah ingin melucuti seluruh pembenaran diri manusia, dan Tuhan mau
membawa manusia ke tingkat penyerahan diri secara total kepada-Nya. Tujuan lain adalah
memaparkan konflik berabad-abad antara Allah dan Setan dan menunjukkan kaitan
penderitaan akibat konflik ini, dan tujuan lain yang dapat kita pelajari dari kitab ini pada
akhirnya kitab ini membuktikan kebenaran (Roma. 8: 28 baca).

II . SUSUNAN / Analisa Kitab Ayub. ( lihat bagan )


Seluruh kitab Ayub dapat dibagi atas 3 bagian besar :
1. Prolog ( Pendahuluan )Penderitaan Ayub ps. 1-2
2.    Dialog/Perdebatan antara Ayub dangan kawan-kawannya ps 3-31
3. Pembicaraan Elihu ps 32-37
4. Jawaban Tuhan Kepada Ayub ps 38-42:6
4.    Epilog ( penutup ) Pemulihan Ayub ps.42 :7-17 .

7
Prolog dan Epilog dalam bentuk prosa, dialog dalam bentuk syair ( lih. Pengantar kitab-kitab
syair ). Dialog antara Ayub dengan sahabat-sahabatnya dan Tuhan merupakan bagian terbesar
dan yang terpenting dalam kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian utama :
a . Tiga ronde diskusi antara Ayub dan sahabat-sahabatnya ps. 4 – 31
b . Teguran Elihu ps. 32 – 37
c . Teguran Tuhan ps. 38 – 41
Dialog ini diawali dengan pengaduan Ayub ( ps. 3) dan diakhiri dengan pengakuan, pertobatan
Ayub ( ps. 42 : 1 – 6 ). Ayat-ayat kunci baca ; 2: 3-6; 13: 15 dan 42: 5-6 .

III . INTI TEOLOGIS KITAB AYUB

1 . Pendahuluan
Melalui ayat pertama, kita langsung melihat inti permasalahan kitab ini : “Ada seorang laki-laki
di tanah Us bernama Ayub, orang itu saleh dan jujur ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan
“ (1: 1). Nama Ayub memang berarti yang dianiaya dan kita menyaksikan dalam kitab ini
bagaimana Ayub menderita diserang oleh musuh-musuh yang dipimpin oleh iblis. Hal kedua
yang penting adalah orang yang dianiaya adalah seorang yang sungguh saleh, dan perhatikan
istilah yang dipakai untuk kebenaran Ayub; orang saleh, jujur. Maka tema utama kitab Ayub
adalah : PENDERITAAN ORANG BENAR, untuk memahami tema ini terletak pada intinya :
* Bagaimana penderitaan-penderitaan itu bisa disesuaikan dengan keadilan Tuhan.
* Bagaimana hati dapat dihibur pada saat penderitaan.
Pada dasarnya (secara teologis) ada dua prinsip Alkitab mengenai masalah penderitaan orang
benar yaitu :
a . Untuk masuk ke dalam kerajaan Allah kita harus mengalami banyak penderitaan
( Kis. 14 :22. bd.Ams. 3: 11-12; Ibr. 12 : 5 - 8).
b . Bila orang percaya harus menanggung salibnya, maka tidak pernah ada hanya salib
saja
selalu juga ada anugerah Allah yang nyata di tengah-tengah atau sesudah
penderitaan. Walaupun dalam kesusahan yang amat besar dan berat, namun orang percaya
tetap lebih bahagia dari pada orang fasik.( bd. Maz. 4 : 8, kalimat yang diucapkan Daud pada
saat ia harus melarikan diri dari anaknya Absalon).

2 . Prolog Kitab Ayub ( Ps. 1 – 3)


Dua hal yang berkesan mengenai Ayub ialah kemakmurannya dan kesalehannya. Ayub
sangat peka terhadap dosa, bahkan terhadap dosa yang mungkin terjadi. Ia sendiri tidak
mengambil bagian di dalamnya tetapi ia menggumuli dosa-dosa anak-anaknya, walaupun ia
tidak memaksakan anak-anaknya untuk menganut pandangannya sendiri. Dengan demikian
Ayub menunjukkan dirinya seorang imam di tengah-tengah keluarganya.
Dari kehidupan Ayub ini kita sungguh dapat menyatakan, bahwa tidak ada dosa yang
nyata dalam kehidupannya. Tetapi justru di sinilah timbul bahaya bahwa ia tidak lagi mau
memegang posisi sebagai orang berdosa yang “miskin buta telanjang“ di hadapan Tuhan (a
proud saint). Oleh sebab itulah tiba saatnya Tuhan harus sekali lagi memakai “rotan-Nya dan
memukul anak-Nya dengan keras“ melalui penyakit yang dideritanya itu, yaitu satu penyakit
yang sulit untuk disembuhkan. Di sisi lain yang nampak, bahkan penderitaan pun bisa
8
mengakibatkan orang tersebut menjadi lebih sombong lagi, karena ternyata penderitaan itu
tidak berhasil menggoyahkan kesetiaannya terhadap Tuhan.
Kemudian dalam kisah ini kita menyaksikan iblis menghadap Tuhan, bersama-sama
dengan malaikat (bd. Ef. 6 : 12). Iblis mau menghancurkan Ayub, inilah satu bukti bahwa Ayub
seorang yang sungguh-sungguh mau hidup menurut kehendak Tuhan. Akhirnya Tuhan
mengizinkan iblis untuk memukul Ayub – inilah tanda bahwa masih ada sesuatu dalam diri Ayub
yang perlu disempurnakan.
Kemudian pada akhir kitab ini kita menyaksikan bahwa pendidikan Allah berhasil. Ayub
orang benar dan saleh yang terhormat itu akhirnya menyadari dirinya sebagai orang berdosa
yang miskin dan telanjang (bd. Why. 3 : 17).
Sesudah serangan kedua dari iblis kita menyaksikan kelemahan istri Ayub yang bisa
menerima kematian semua anaknya, tetapi tidak tahan lagi melihat penderitaan suaminya yang
dikasihinya. Namun dalam kelemahan kerohanian istrinya, kekuatan rohani Ayub makin nyata
dan ia tidak berbuat dosa dengan bibirnya ( 1: 22 ; 2 : 10). Walaupun ia kehilangan segala
sesuatu tetapi ia tak tergoyang dalam penyerahannya kepada Tuhan.
Dalam ps. 3 Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya, hal itu berarti
secara tidak langsung menyalahkan Tuhan sendiri. Mengapa tiba-tiba terjadi perubahan ini
dalam Ayub ? Rupanya yang membuat Ayub begitu marah adalah kenyataan bahwa ketiga
sahabatnya yang datang menengok dia tidak mau berbicara dengan dia selama tujuh hari. Hal
itu mungkin karena mereka tidak sungguh-sungguh ikut merasakan penderitaan Ayub
melainkan rupanya hanya memikirkan, bagaimana mereka bisa menyadarkan dia akan dosanya
yang besar.

3 . Pembicaraan-Pembicaraan ketiga Sahabat Ayub ( ps. 4 – 25 )


Percakapan Ayub dengan sahabat-sahabatnya berlangsung tiga ronde (lih. bagan). Tetapi ronde
ketiga tidak lengkap, sahabat yang ketiga yaitu Zofar tidak lagi bicara, rupanya karena ia
kehabisan bahan. Melalui diamnya Zofar kita menerima kesan bahwa ketiga sahabat yang
mempunyai strategi bersama (cara manusia) telah gagal dan dikalahkan.
Pandangan tiga sahabatnya itu sebagai berikut :
a . Penderitaan dan sengsara dibagikan kepada setiap orang sesuai dengan dosanya.
Untuk sekian banyak dosa, mendapatkan sekian banyak hukuman (4: 7-8). Sebaliknya
bilamana orang bebas dari penderitaan, maka itu berarti orang tersebut ternyata bebas
dari dosa yang berat. Tetapi jika orang yang dipukul berat, dan berturut-turut sama
seperti Ayub, ia bukan hanya berdosa biasa melainkan telah pasti sudah melakukan dosa
besar dan dapat digolongkan “penjahat”.

b .Walaupun tidak ada dosa yang nyata, pastilah ada dosa yang besar tetapi
disembunyikannya ( Ayub ). Berarti segala kesalehan orang tersebut, sebetulnya hanya
kemunafikan yang menutupi kejahatannya (bandingkan ajaran prosperity teology/
teologia kemakmuran).
Demikianlah inti pandangan para sahabat Ayub mengenai masalah penderitaan,
pandangan ini memang mempunyai kebenaran didalamnya tetapi kekurangannya juga
sangat nampak. Kebenarannya adalah, ada hubungan antara dosa dan penderitan.

9
Sering kali Tuhan mengirimkan penderitaan untuk menyadarkan seseorang (manusia)
yang sudah menjauhi Tuhan tetapi dengan makud :
1 . Penderitaan dikirim Tuhan tidak hanya sebagai hukuman karena dosa, bisa juga
untuk maksud lain oleh sebab itu tidak boleh dikatakan bahwa penderitaan
berarti akibat “dosa”.
2 . Beratnya penderitaan tidak ditentukan oleh besarnya dosa, melainkan oleh
kasih
karunia Tuhan yang mendidik anak-Nya.
Ketiga sahabat Ayub, tidak memiliki kasih atau belas kasihan yang sebenarnya. Mereka hanya
berbicara sebagai orang Farisi yang menganggap dirinya benar dan Ayub berdosa /salah.

4 . Jawaban Ayub Terhadap Sahabat-Sahabatnya ( ps. 6 – 31 )


Dalam menyikapi jawaban dan kata-kata Ayub harus kita bedakan antar :
a. Keyakinannya yang sebenarnya / fundamental seperti yang nampak dalam ps. 19 : 25,
tetapi
aku tahu ; penebusku hudup dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
b.Perkataan-perkataannya yang dituturkannya dalam keadaan emosi yang menurut
penilaiannya sendiri memang tidak bisa dipertanggung jawabkan karena “ tergesa-gesalah
perkataaanku “ ( 6 : 3).
Namun demikian satu dosa dalam dirinya yang belum disadarinya, dan sahabat-
sahabatnya
juga tidak sanggup untuk menyadarkan Ayub yaitu dosa kesombongan, berdasarkan
kebenarannya, kemurahan dan kesalehannya. Hal ini baru dibukakan kepadanya melalui
Elihu.
5 . Pembicaraan Elihu ( ps. 32 – 37 )
Elihu sebagai juru bicara Allah pada saat ketiga sahabat Ayub telah “terkandas” dengan hikmat
mereka. Elihu langsung memfocuskan inti kesalahan Ayub : IA MENGANGGAP DIRINYA BENAR.
Mengapa hal tersebut dipandang berat oleh Tuhan ? karena dengan menganggap diri sendiri
benar, maka Ayub mencela Tuhan yang seolah-olah memperlakukan Ayub dengan tidak adil
( 32 : 2 ). Oleh karena itu adalah tugas Elihu untuk menginsyafkan Ayub, bahwa masalahnya
bukan suatu perbuatan dosa yang mungkin dilakukan oleh Ayub melainkan justru
kebanggaannya, bahwa ia merasa bersih (dan memang sungguh bersih) dari dosa-dosa yang
nyata dan bahwa ia tidak pernah melalaikan kewajibannya terhadap Tuhan, namun ia sombong
rohani, dan menganggap diri benar.
Mengenai maksud penderitaan, Elihu tidak menyangkal bahwa penderiaan ada
hubungannya dengan dosa, tetapi ia menjelaskan bahwa penderitaan tidak hanya timbul dari
murka Allah yang suci atas dosa manusia, melainkan bahwa penderitaan justru bisa ditimbulkan
kasih Tuhan yang ingin menyucikan anak-anak-Nya dari sifat-sifat yang tidak benar yang masih
melekat padanya. Dengan demikian maksud penderitaan tidak terutama karena
PENGHUKUMAN melainkan PUKULAN untuk mendidik. Dalam argumentasi inilah terdapat hati
dan jantung seluruh kitab Ayub (bd. 33 : 11 - 12 ; 33: 23 – 26).

10
6 . Tuhan Menampakkan Diri dan Berbicara ( ps. 38 – 41 )
Elihu telah berbicara atas nama Allah tetapi Ayub belum bertobat dan juga belum diubah. Dari
kisah ini kita belajar “ Kelahiran kembali ” dari Ayub tidak dapat dikerjakan oleh manusia
melainkan Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya kepada Ayub (itu pekerjaan Roh Kudus). Sampai
sekarang manusia, juga manusia rohani tidak dapat mengubah manusia, hanya bilamana
manusia berdosa bertemu langsung dengan Allah sebab Dialah yang mengubah hidup manusia.
Akhirnya Ayub mengakui bahwa kedatangan Tuhan yang membaharui hidupnya; “ Hanya dari
kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang
Engkau “ (42: 5). Tuhan berbicara kepada Ayub dalam badai. Badai dalam Alkitab selalu
mengandung unsur ancaman, itu berarti Ayub telah berdosa terhadap Tuhan dan apa yang
dikatakan Elihu ditetapkan oleh Tuhan.

7 . Ayub Bertobat dan dengan Menyesal Duduk dalam Debu dan Abu ( 42 : 6 )
Ia menyesali pertama perkataannya (42: 3), tetapi juga seluruh kelakuannya yang timbul dari
sikapnya yang salah. Kata-kata Ayub yang tadinya selalu panjang-panjang sekarang pendek saja
(42: 1 - 6), demikianlah pertobatan yang sebenarnya, tidak perlu lagi banyak kata, tetapi
mengambil langkah/ tindakan datang kepada Tuhan Yesus.
Kemudian Tuhan mencela Elifas dan kedua kawannya karena mereka berbicara seperti orang
buta dan menganggap diri lebih benar dari Ayub. Tetapi akhirnya Ayub mendoakan mereka
kepada Tuhan dan doa Ayub diterima, akhirnya kita dapat memuji Tuhan karena :
a.  Iblis tidak berhasil menghancurkan Ayub karena Anugerah Tuhan.
b. Ayub sendiri ditolong menjadi rendah hati dan tidak lagi mengandalkan diri sendiri,
melainkan
hanya anugerah Tuhan saja yang tersedia bagi orang berdosa.

8. Kristus Dalam Kitab Ayub


Kristus nampak penebus yang disebut-sebut Ayub (19: 25-27), dan doa memohon seorang
mediator (wasit, 9: 33 - penengah 33 : 23). Ayub mengakui perlunya seseorang yang dapat
menjelaskan misteri “Penderitaan”. Dia haruslah seorang tokoh yang pernah dicobai setan
menderita lahir dan batin dan “menang”. Kristus telah menyelami penderitaan dan Ia menang,
dan bangkit mengalahkan maut karena Kristus adalah pencipta semua mahluk di langit dan di
bumi dan semua tahluk pada Dia (Ibr. 2: 14-18; 4:15; Rom. 8: 32-34).
Ajaran :
1. Pencobaan dan penderitaan tidak hanya disebabkan oleh keadaan hidup, lingkungan,
tindakan orang lain atau kesalahan sendiri, di belakang semuanya iblis juga bekerja dan
berusaha untuk menjatuhkan orang saleh serta menghancurkan iman dan kesetiaannya
kepada Tuhan.
2. Dosa manusia terbesar adalah kesombongan. Teman-teman Ayub selalu membicarakan
orang berdosa sebagai orang yang melakukan penindasan, pembunuhan, pencurian,
percabulan dsb. Dengan demikian mereka membenarkan diri sebagai orang yang tidak
seperti itu. Ayub pun membela diri sebagai orang yang tanpa salah oleh karena itu ia
tidak patut ditipa penderitaan.
3. Salah satu sebab penderitaan adalah dosa/kesalahan manusia sendiri. Allah memakai
penderitaan untuk menyadarkan manusia tentang dosanya. Allah juga mengijinkan

11
anak-anak-Nya menderita guna menguatkan iman dan mengajar untuk lebih bersandar
kepada Dia.
4. Tuhan menggunakan penderitaan hamba-hamba-Nya untuk menunjukan bahwa iblis
pendusta (lih Yoh 8:44).
5. Melalui kitab Ayub, Tuhan dinyatakan sebagai Allah yang mahakuasa dan berdaulat.
Dialah yang mengatur jalannya alam semesta sejak penciptaan-Nya sampai sekarang
(38:1-39:33). Tidak ada sesuatu apapun yang diluar kekuasaan-Nya, makluk terbesarpun
dikuasaiNya (40:10-41:25), juga Dialah yang menetapkan batas kekuasaan iblis (1:12;
2:6).
6. Ayub menjadi gambaran Yesus yang juga tanpa salah tetapi banyak menderita, diolok,
diejek dan bahkan sampai mati.

KITAB MAZMUR

Kitab Mazmur merupakan kitab yang paling praktis dari seluruh kitab suci, karena
dengan membacanya maka seseorang dapat menerapkannya sebagai doa. Di dalamnya
terdapat “nyanyian sorgawi” yang dapat dimengerti oleh setiap orang. Kitab Mazmur sangat
populer di jemaat mula-mula, terbukti bahwa dari 283 kutipan PL dalam PB berasal dari dalam
Mazmur.

I . LATAR BELAKANG
1.    Nama
Dalam bahasa Ibrani “Tehillim” artinya nyanyian Pujian. Juga biasa dinamakan Tefiloth yang
artinya doa (bd. Maz. 72 : 20). Kedua nama itu menunjukkan sifat rohani dari Mazmur. Dalam
bahasa Yunani “Psalmoi“ berasal dari psallein artinya “memetik senar” pengiring lagu. Psalmoi
(Mazmur) adalah lagu-lagu atau puisi-puisi yang dinyanyikan dengan iringan musik. Mazmur
adalah buku cemerlang atau buku yang menerangi/ menyatakan, dan mempertunjukkan hikmat
dan kasih Allah yang terpancar melalui umat pilihan-Nya, dan orang-orang tertentu. Dalam
bahasa Ibrani “Hal” artinya memuji, memuji karena kegembiraan batin yang dinyatakan melalui
puji-pujian dengan tanda riang dan musik gembira. Dapat juga dikatakan Mazmur merupakan
segala bentuk pujian dan doa, dan ini adalah jiwa mazmur.
2.         Penulis.
Ada beberapa penulis Mazmur antara lain : Daud menulis 73 pasal ( 3, 54 , 68, 69, 85,
100, 102, 107 - 109, 133, 136 - 140, 142 – 144.). Mazmur Daud ditulis sekitar 1020-975 sM. Oleh
bani Korah (adalah suatu keluarga besar penyanyi). Nama keluarga ini muncul di tengah-tengah
anak-anak Esau (Kej. 36: 5 ), kemudian Kaleb. Orang Korah dari Kenas, dan menggabungkan diri
kepada orang-orang Yehuda (Yos. 14: 6-13). Keluarga itu pun terhitung di antara orang Lewi dan
dikenal kemudian sebagai penyanyi ( lih. Kej. 6: 21; Bil 25: 58 dan 1 Taw 6: 7 – 2 Taw 20: 19).

12
Oleh bani Korah ada 10 pasal ( 41 – 48 , 83 - 84, 86 ). Salomo menulis 2 pasal (71, 127) ditulis
sekitar 950 SM. Musa menulis ( Maz. 90 ), ditulis sekitar 1405 SM.. Asaf menulis 12 pasal ( 50,
62 , 63 , 74 – 82 ), diperkitakan sama dengan masa Daud – Oleh Haman ( ps. 87 ) – Etam ( ps. 89
). Tanpa judul ada 18 pasal ( 1, 2 , 32 , 42 , 70 , 92 – 99, 103, 115, 134, 147 ) dan tanpa nama ada
judul sebanyak 4 pasal ( 65-66, 91, 101 ( doa dalam penderitaan ). Mazmur Haleluya ada 18
pasal ( 104 – 106, 110 – 118, 134 - 135, 145, 146 , 148 –150 ). Mazmur Ziarah ada 13 pasal ( 119
– 125, 127 – 132 ).
3.    Waktu Penulisan.
Dari masa Musa 1400 sM s/d masa pemulihan 536 sM. Dan yang paling banyak pada
masa Daud dan Salomo yaitu antara 1000 s/d 950 sM).
Urutan latar belakang, tahun dan penulisan kitab
a . Tanpa keterangan waktu pasal ; 1, 4, 8 , 19, 81, 91 , 110, 139, 145 .
b . Mazmur yang ditulis pada waktu Daud dianiaya pasal : 11, 18, 34, 56, 54, 16, 52, 109, 17, 22,
35, 57, 58, 102, 140, 141, 7.
c . Ditulis setelah Saul mati dan Daud menjadi Raja pasal : 2, 9, 24, 68, 101, 29, 20, 21, 38, 39,
40,
41, 6,51, 32, 33.
d . Ditulis takkala Absalom memberontak pasal : 3, 4, 55 , 62 , 70, 71, 143, 144 .
e . Ditulis antara masa Absalom berontak dan ditawan ke Babilonia pasal : 18, 30, 72, 45, 78, 82,
83, 76, 74, 79.
f . Ditulis takkala tertawan pasal : 10, 12, 13, 14, 53, 15, 25, 26, 27, 28, 36, 37, 42, 43, 44, 49, 50,
60, 64, 9, 73, 75, 77, 80, 84, 86, 88, 89, 90, 92, 93, 95, 119, 120, 121, 130, 131, 132.
g . Ditulis takkala orang Yahudi diizinkan Koresy untuk kembali ke negeri mereka pasal : 122, 61,
63, 124, 23, 87, 85, 46, 47, 48, 96, 97, 98, 100, 102, 104, 105, 106, 107, 108, 111, 112, 113,
114,
116, 117, 126,
133, 134, 136, 137, 148, 149, 150, 146, 147, 59, 65, 66, 67, 118, 125, 127, 128, 129, 138.

4. Tema dan Tujuan


Tema adalah “Pujilah Tuhan, hai Jiwaku”. Dalam Kitab Mazmur kita melihat beragam
perasaan dan keadaan yang diungkapkan dan tema. Hal ini menyulitkan untuk merealisasikan
tema dan tujuan kitab ini. Namun seluruh mazmur melukiskan perjalanan hidup manusia, dari
kegagalan, diselamatkan, ditolong Tuhan dari pergumulan, mengalami sentosa, pengharapan,
sampai pujian kemenangan.
Mazmur mengekspresikan respon pribadi orang percaya atas kebajikan dan anugerah
Allah. Kitab Mazmur berisikan catatan isi hati pemazmur yang terdalam tentang keputusasaan,
kecemasan, atau syukur yang muncul disaat-saat menghadapi perlawanan dari musuh-musuh
Allah, atau ketika mengalami pemeliharaan Allah, dan dikala suka maupun duka.
Mazmur merupakan catatan ekspresi iman orang percaya kepada anugerah, dan karya
Allah dalam hidupnya dan atas pengharapan dan keselamatan yang dinyatakan dalam ibadah,
pujian dan doa.

II . SUSUNAN MAZMUR

13
Kitab Mazmur dibagi dalam lima kelompok yang masing-masing di akhiri dengan
“doxologi” (kata-kata pujian kepada Allah yang digunakan pada ibadah ) yaitu penyembahan
karena Allah :
1. Pemujaan .................................. pasal 1 – 41 ( dox. 41 : 13).
2. Memuji keajaiban / Keheranan ...... pasal 42 – 72 ( dox. 72 : 18-19 ).
3. Tidak berkesudahan .................. pasal 73 – 89 ( dox. 89 : 53 ).
4. Menaklukkan diri .................... pasal 90 – 106 ( dox. 106 : 48 ).
5. Kesempurnaan ......................... pasal 107 – 150 ( dox. 145 – 150 ).
Penyusunan kitab Mazmur, kitab ini disusun sekitar thn. + 450 SM. oleh Ezra dengan prinsip “
lebih menitik beratkan hal rohani “ dari pada pengarangnya, dan kemajuan hidup rohani, dari
pada panjang-pendeknya syair. Oleh sebab itu dalam memahaminya jangan menitik beratkan
pada sastra, seni, gaya bahasanya, tetapi yang penting adalah makna rohaninya.

Bagian pertama : Ps. 1 – 41


Semua ditulis oleh Daud kecuali ps. 1, 2, 10, 33. Pasal 1 – 2 merupakan judul kitab Mazmur.
Dalam bagian pertama ini ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan antara lain:
a .Inti/ maknanya “ Perjanjian Allah, pelayanan, berbakti, pencatatan atas penciptaan,
menjelaskan kecilnya manusia, peperangan, penghianatan, manusia menentang kepada Allah”.
b . Pembagiannya.
Pasal 1 – 8 . Tentang manusia dengan Allah.
Pasal 9 – 15. Tentang manusia menentang Allah.
Pasal 16 – 41.Tentang keindahan dan kemuliaan Allah.
c. Mazmur tentang :
1.    Kegagalan manusia ada 30 pasal : 3, 4, 6 , 9 , 10, 12, 13, 14 dst.
2.    Kebangunan ada 18 pasal : 5 , 7 , 11 , 16 , 17 , 18, dst.
3.    Pertobatan ada 3 pasal : 6 , 32 , 38 dst.
Dengan demikian dalam bagian ini kita melihat pasang surutnya perjalanan kehidupan-
kehidupan rohani, sebagaimana terjadi atas kehidupan n e n e k moyang bangsa Israel dalam
kitab Kejadian, ada yang bangun tetapi ada pula yang gagal. Oleh karena itu pasal-pasal ini
dinamakan “Mazmur manusia yang menceriterakan tentang perjalanan kehidupan, pikiran,
watak, kebodohan, kehausan jiwa, kebimbangan mencari arah, kekacauan pergaulan, kelicikan,
tipu-muslihat dan nilainya manusia.
Pada bagian pertama, dua puluh ( 20 ) pasal mengenai kegagalan manusia dan 18 pasal tentang
kebangunan manusia. Pasal 6, 32, 38 kebangunan rohani manusia. Dari pembagian di atas
dapat dikatakan manusia hidupnya tidak stabil.

d . Sebutan Allah
Pemakaian kata “Yehovah” paling banyak disebut pada bagian pertama + 275 – 277 kali.
“Yehovah” mengandung arti “perjanjian, keselamatan, pertolongan atas kebutuhan umat Israel
“. Berhubungan dalam bagian ini banyak terjadi perjanjian dan pertolongan oleh dan dalam
Allah, maka sering menggunakan istilah “ Yehovah ”. Sedangkan sebutan untuk “Elohim”
terdapat 68 kali yang berbentuk tunggal ada 18 kali, sedangkan yang bentuk jamak ada 50 kali.
Hal itu menyatakan “watak”, kepribadian, kuasa, kekuatan, kemuliaan Allah. Semuanya itu ada

14
hubungannya dengan penciptaan, pengurusan, penghakiman, keagungan, kemahakuasaan-Nya
dst. (bd. Ul. 10: 17).
Dari cara penyebutan tentang Allah di atas menunjukkan pandangan umat Israel terhadap
Allah bahwa:
1 . Allah itu hidup, beroknum.
2.    Tiada Allah lain kecuali Allah yang Esa, (Ul. 6: 4).
Di atas segala sesuatu, mengenai segala sesuatu yang terdapat dalam semua manusia – Allah
Mahaada dan Allah hadir. Itulah kewibawaan Allah, Dia Mahakuasa, Mahakasih, Mahamulia,
Mahahadir maka disebut “Allah ”.

Bagian kedua :Pasal 42 – 72 .


Dalam bagian ini terdapat syair bani Korah sebanyak 8 pasal, selebihnya merupakan syair
Daud. Dari bagian kedua ini ada beberapa yang dapat kita simpulkan :
a. Inti /Makna “Penebusan Yehovah menjelaskan kegagalan manusia dan penyelematan oleh
kuasa Allah, serta bagian mengenai hukum”. Bagian ini menitik beratkan korban-korban dan
dapat dibandingkan dengan kitab Keluaran
b . Pembagian :
Pasal 42 – 49. Berfocus “Kegagalan umat Israel, perlu diselamatkan “.
Pasal 50 – 60. Berfocus “Keselamatan umat Israel, dan khasiat keselamatan”.
Pasal 61 – 71. Berfocus “Anugerah atas umat Israel, memperoleh keselamatan “.
c . Di antara 31 pasal, ada 15 pasal membicarakan tentang kegagalan ; 42, 43 , 51 dll. dan 16 pasal
membicarakan tentang pujian syukur ; 50 , 51, 53 , 54 , 66 , 67 d.l.l.
Semuanya itu menyatakan ketidak stabilan kehidupan kerohanian manusia ada kegagalan,
keselamatan, pujian, ketiganya silih berganti, laksana kehidupan bangsa israel setelah keluar
dari Mesir.
d . Sebutan bagi Allah, sering menggunakan “Elohim” seluruhnya ada 214 kali . Dalam satu pasal
sekurang-kurangnya menggunakan dua kali, misalnya pasal 49 . Dalam pasal 68 ada 31 kali.
Penggunaan “Yehovah” seluruhnya ada 32 kali dan menggunakan “ Tuhan ” sebanyak 19 kali.

Bagian ketiga : Pasal 73 – 89.


Merupakan persekutuan dengan Allah. Syair dari Asaf dan bani Korah, hanya satu (ps. 86)
merupakan doa Daud. Pasal 78 merupakan “syair sejarah” yang menceritakan hikayat atau
sejarah Israel. Di bagian ketiga ini ada beberapa yang dapat kita simpulkan :
a. Inti/ Maknanya “ membicarakan kuasa Yehovah “ bagian ini menitik beratkan kemah dan
pelayanan, kehidupan dalam Bait Suci, kehidupan pelayanan dan bagian ini mewakili kitab
Imamat.
b . Pembagiannya :
Pasal 73 – 83 “ Membicarakan hubungan manusia dengan Bait Suci, kehidupan bait suci,
memiliki pandangan penghayatan tentang bait Suci “.
Pasal 64 – 89 “Membicarakan tentang hubungan Allah dengan bait Suci, Allah tidak
meninggalkan bait Allah “ tekanannya suasana persekutuan dengan Allah.
c . Di antara 17 pasal ini terdapat 8 pasal yang membicarakan kegagalan ; 73, 74 , 75 , 78 , 79 dan
pasal 76 , 77, 80 , 81 , 82 , 84 , dst. ( pengharapan) dan pasal 105 , 106 (syair bersejarah ).

15
Jadi sekalipun gagal tetapi tetap berpengharapan, merupakan suatu kehidupan yang
berpengharapan.

d . Sebutan bagi Allah


Yang menggunakan sebutan “Yehovah” ada 44 kali namun di ps. 82 tidak menyebutkan
Yehovah, ps. 87 menyebutkan 2 kali. Pada umumnya menggunakan sebutan “Tuhan”
seluruhnya 80 kali . Di dalam ps. 78 terdapat 14 kali. Seluruhnya menggambarkan bahwa “
hanya Tuhan yang tidak mengecewakan “.

Bagian keempat : Pasal 90 - 106.


Terdapat banyak syair yang tidak mencantumkan nama, ada 10 pasal yang tidak jelas, dan
14 pasal tanpa pengarang tentang syair kehidupan terdapat pada pasal 90 , 103, dan Syair
sejarah pada pasal 105 , 106. Pasal 90 tekanannya manusia sangat membutuhkan kekuatan
yang dari Allah. Pada bagian ini ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan :
a . Inti/ maknanya. “ Pasang surutnya kehidupan manusia, bahayanya dalam perjalanan hidup,
tetapi kesejahteraan apabila hidup dalam Tuhan dan memandang kepada-Nya. Menjelaskan
pada kitab Bilangan, yang intinya kehidupan manusia tetap dikuasai, dipelihara Allah ”
b . Pembagian :
Pasal 90 – 94 “Rindu akan kesentosaan “
Pasal 95 – 100 “ Membuat kesentosaan “.
Pasal 101 – 106 “ Menikmati kesentosaan “.
Pasal 95. Merupakan pujian sentosa di dalam Tuhan.
Pasal 96. Merupakan nyanyian baru.
Pasal 100. Tentang cara masuk ke dalam kesentosaan .
Pasal 103. Merupakan pujian “ Haleluya ” - sampai 106.
c . Diantara 17 pasal terdapat 2 pasal tentang kegagalan yaitu (ps. 90 , 91). Dan yang merupakan
“pengharapan” dimana menyatakan sesudah gelap, kemudian terbitlah terang.
d . Sebutan bagi Allah.
Pada umumnya menggunakan “ Yehovah ” seluruhnya ada 111 kali. Passl. 101 menggunakan 2
kali di pasal 10 ada 13 kali. Kata “ Elohim “ ada sebanyak 26 kali.

Bagian kelima : Pasal 107 – 150.


Terdapat “syair Haleluya” sebanyak 5 pasal (146 – 150), yang merupakan “syair pujian”.
Syair ziarah 15 pasal ; 120 – 134 dst, syair ini lebih mementingkan sembah sujud dalam bait Suci
dan firman yang kudus. Pasal 119 merupakan syair Tuhan yang kudus. Pada bagian ini ada
beberapa hal yang kita pelajari :
a . Inti/ maknanya.
Bernilainya firman yang kudus dan diperkenan-Nya “pujian syukur” karena Allah
menganugerahkan firman yang kudus, supaya manusia mengerti kehendak-Nya. Allah
memperkenankan manusia “memuji Dia” dan berbakti di Bait Suci melambangkan kitab
Ulangan yang merupakan titik puncak rohani manusia yang senantiasa dalam kehidupan
“memuji Allah”.
b . Pembagiannya.
Pasal 107 – 118 “Firman dan kehidupan”.

16
Pasal 119 – 145 “Firman dan Kehidupan “.
Pasal 146 – 150 “Firman dan kebaktian “.
c . Dalam 44 pasal ini terdapat hanya 5 pasal yang isinya cenderung pesimis yaitu pasal (109 , 120 ,
123, 124 , 137). Selebihnya pada umumnya merupakan syair-syair yang penuh sukacita dan
puji-pujian. Yang mana menyatakan bahwa “kehidupan dan penghidupan yang jelas dalam
Firman Allah akan merasakan hidup penuh dengan sukacita, laksana sorga di atas bumi.
d . Sebutan bagi Allah.
Umumnya bagian ini menggunakan “Yehovah” sebanyak 236 kali dan “Elohim” 40 kali . Bagian
ini merupakan “kesimpulan kitab Mazmur” syair tentang peninggian Allah. “Haleluya” pada
bagian akhir seperti juga dengan pujian “Haleluya” pada kumpulan lagu membawa perasaan
pemuji dan pendengar ke alam yang penuh ketakjuban membawa hati manusia di tempat yang
mahatinggi, seolah-olah bersatu dengan Allah.
Pasal Kunci:
Ps. 119 (firman Allah adalah dasar semua mazmur).
Ps. 100, menyatukan sentral pujian dan ibadah.
Ada tigabelas mazmur merupakan kunci peristiwa kehidupan Daud antara lain misalnya 1 Sam.
19:11 melatar belakangi (Maz. 59). 1 Sam. 21:11 (Maz. 56). 1 Sam. 21:13 ( Maz. 34). 1 Sam. 22:1
(Maz. 142). 1 Sam. 22: 9 (Maz. 52). 1 Sam. 23: 19 (Maz. 54). 1 Sam. 24: 3 (Maz. 57). 2 Sam. 8: 13
(Maz. 60). 2 Sam. 12: 13 (Maz.60). 2 Sam. 12: 13 (Maz. 51). 2 Sam. 15:16 (Maz. 3). 2 Sam. 15: 23
(Maz. 63). Maz. 16:5 (Maz. 7). 2 Sam. 22: 2-51 (Maz.18).

Ayat-ayat kunci baca: Maz. 1: 1-3; 19: 7-12 ; 19: 15; 119: 9-11; 145: 21.

Kesimpulan dari tujuan penulisan Mazmur :


1.     Dibagi dalam pembagian, setiap bagian sejajar dengan salah satu dari kelima kitab Musa.
2.  Melukiskan perjalanan kehidupan manusia, dari kegagalan, diselamatkan dari pergumulan,
sentosa, pengharapan, sampai pujian kemenangan.
3 .  Pemilikan, penyelamatan dan kehendak baik dari Allah kepada manusia. Manusia memperoleh
rezeki, sentosa dari Allah, dikenyangkan oleh kasih-Nya dan menerima warisan dan firman-Nya,
supaya berbakti- bersujud memuji dan memuliakan Allah dalam bait Suci.

III . POKOK-POKOK PENTING


Jenis-jenis Mazmur menurut pokok-pokok penting dan sifat isinya :
a . Pengajaran ps. 1, 5, 7, 34.
b . Sejarah ps. 78, 105, 106.
c . Pujian ps. 111 – 117 ; 146 – 150.
d . Pertobatan ps. 6, 32, 38, 51, 102.
e . Pemohonan ps. 86, 109.
f . Ucapan syukur ps. 16, 18
g . Mesianis ps. 2, 20 – 24, 41, 68, 118.
h . Keindahan alam ps. 8, 19, 29, 33.
i . Ziarah ps. 120 – 134, 126.
ps. 35, 52, 58, 69. Kutukan sebagai pernyataan : rasa nasionalisme dan kecemburuan illahi.

17
Mazmur yang wajib dibaca dalam memahami kitab ini: ps. 1, 2, 22, 23, 51, 118, 119, 139.
Ada empat nama/ sebutan bagi Allah yang paling sering digunakan :
a.       El ( Elohim ), yang Mahakuasa dan Mahabesar.
b.      Adonai , Tuhan yang berdaulat.
c.       Jehovah jarang diucapkan , Allah penyelamat pencipta memberi dan menggenapi
perjanjian.
d.      Shadday, yang mahakuasa pencipta yang memberkati.
Selain sebutan di atas dalam Perjanjian Lama terdapat tujuh perkataan majemuk yang
memakai nama Yahweh :
1.Yahweh-jireh – Tuhan menyediakan ( Kej. 22: 13 – 14 ).
2. Yahweh-raffa – Tuhanlah yang menyembuhkan ( Kej. 15 : 26 ).
3. Yahweh-syalom – Tuhan itu keselamatan ( Hak. 6: 24 ).
4. Yahweh-tsidkenu – Tuhan keadilan kita ( Yer. 23 : 6 ).
5. Yahweh-syammah – Tuhan hadir di situ ( Yeh. 48 : 35 ).
6. Yahweh-nissi – Tuhan panji-panjiku ( Kel. 17 : 8 – 15 ).
7. Yahweh-raah – Tuhan adalah gembalaku ( Maz. 23 : 1 ).

  Kitab Mazmur dalam kehidupan sehari-hari


Kitab Mazmur merupakan telaga pengalaman persekutuan rohani, dan kata-kata yang
terdapat dalam doa dapat dipergunakan untuk bahan meditasi perorangan atau memimpin
jemaat berdoa dihadapan Allah. Bagian yang cocok digunakan untuk bahan doa di atas mimbar
adalah ; ps. 6 ,22 , 25 , 28, 38 , 40 , 43 , 46 , 51 , 63 , 79 , 84 , 86 , 90 , 103 , 116 , 121 , 135 , 141
dst.Dengan banyak membaca kitab Mazmur, seseorang akan pandai berdoa dan seseorang
yang suka berdoa akan bertambah lagi. Di dalam Mazmur ada bagian yang membicarakan
segala segi dari persekutuan rohani yang mendatangkan faedah yang mendalam bagi
kehidupan persekutuan rohani kita. Ada beberapa hal tentang persekutuan antara lain
a . Perbedaan persekutuan rohani
1.    Berbakti.
Yang terpenting dalam persekutuan rohani adalah berbakti kepada Allah sebab Allah itu agung
dan mulia, sebaliknya manusia itu kecil dan hina, maka sudah selayaknya harus beribadah
dengan hati yang berbakti. Dasarnya sebab hidup di bawah anugerah-Nya (lih. dalam pasal 86 :
9 – 11 ; 96 : 2 ; 100 : 2). Oleh sebab itu dalam pembacaan kitab Mazmur yang terpenting ialah “
belajar berbakti kepada Tuhan ” dan dihadapan Allah harus mempunyai sikap takut, tulus
rendah hati, taat ada penyerahan sepenuh hati, bersandar dan memuliakan Tuhan dengan
sepenuh hati jiwa dan dengan ketulusan berbakti pada Allah.
2.    Bertobat.
Di dalam persekutuan rohani manusia bertemu dengan Allah yang suci, dengan sendirinya kita
akan menemui kenajisan pribadi. Semakin manusia dekat dengan Allah, semakin mengenal diri
sendiri. Di dalam kitab Mazmur banyak terdapat doa pertobatan, misalnya 32 : 3-5 ; 38 : 4 ; 51 :
1 – 11. Bertobat atas kesalahan, maka persekutuan rohaninya pasti diperkenankan.
3.    Bersyukur.

18
Persekutuan rohani tidak dapat terlepas dari puji syukur. Karena teringat akan kasih Allah yang
berkelimpahan, biasanya manusia tidak menaikkan pujian, karena tidak mengerti kasih Allah,
misalnya ps. 103 : 2 – 13 “Anugerah Tuhan tidak habis-habisnya untuk diceriterakan “.
4.    Bermeditasi.
Mengenang Allah dalam persekutuan rohani, suatu persekutuan pribadi tanpa suara, tetapi
dalam sikap doa dan dalam Roh (bd. 62 : 1 , 5). Bermeditasi berarti “dengan segenap hati dan
roh berada di dalam Tuhan. Bersatu dengan Tuhan laksana campuran air dan susu”.
Persekutuan semacam ini kadang-kadang dapat berlangsung semalam suntuk, demi menikmati
kemanisan persekutuan rohani tersebut.
5.    Memuji.
Banyak alasan untuk memuji dalam (ps. 136) dengan kata-kata memuji Tuhan, sebab dalam
persekutuan teringat akan indahnya hadirat Allah dan kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu memuji
Tuhan, dan bahkan manusia dapat memuji Tuhan 7 kali dalam satu hari (ps. 119 ; 104).
6.    Berdoa.
Biasanya karena manusia melihat kekurangan dan kebutuhan pribadi, sehingga memohon
kepada Allah, tetapi bukan untuk keperluan materi melainkan untuk “ kerohanian dan
peperangan dalam roh “ misalnya pasal. 6 , 17 , 22 , 23 , 38 , 42 , 43 , 46 , 51 , 56 “ hampir
semuanya ada makna dari doa itu sendiri ”.
7.    Sukacita.
Kegembiraan dalam persekutuan, kepuasan dalam jiwa karena hati Allah dipuaskan. Allah
menganggap meditasi, berbakti dan persekutuan rohani kita dengan Dia sebagai hal yang manis
(104 : 34) dan kitapun dikenyangkan dalam persekutuan ( 22: 26 – 31).

b . Waktu persekutuan
1 . Pagi hari, 5 : 3 ; 11: 147 ; 59 : 16 ; 108 ; 2 ; 88 : 13 ; 46 ; 5 ; 143 ; 8. Hendaknya pada pagi hari
kita bersekutu dengan Firman Tuhan, memohon Dia untuk memberikan petunjuk bagi
perjalanan kita sehari lepas sehari.
2 . Siang hari , 17 , 55 , 91 : 6. Hendaknya kita mengambil sedikit waktu pada siang hari untuk
bersekutu dengan Allah.
3 . Malam hari, ps. 42 : 8 ; 141 : 2 ; 149 : 5. Dasarnya imam menyerahkan korban dua kali dalam
satu hari, demikian pula hendaknya kita tidak mengurangi persekutuan di pagi dan malam hari.
4 . Tengah malam, ps. 22: 2; 30: 5 ; 63 : 5 – 6 ; 77: 2 ; 88 : 1 – 2 ; 119 : 62 ; 134 : 1. Tengah
malam yang sunyi merupakan saat yang terindah bagi persekutuan, maka kita sebaiknya
melakukan
5 . Sepanjang hari dan malam , ps. 71: 8, 15 ; 6 : 6 ; 42 : 1 – 3. Hal ini terjadi karena kebutuhan
yang khusus dan kehausan dalam roh sebagaimana yang terjadi sebelum Tuhan memilih ke 12
rasul, Ia berdoa semalam-malaman (bd. Luk. 6 : 12 ).
6. Tiada berhenti-hentinya atau senantiasa berdoa , ps. 16 : 8 ; 61 : 8 ; 119 : 164.

c . Sikap persekutuan

19
Yang terpenting keluar dari hati bukan dibuat-buat tetapi :
1 . Akrab , ps. 27 : 4 ; 42 : 1 ; 63 : 1 ; 27 : 8 . Seolah-olah berhadapan muka dengan muka.
2 . Menanti, ps. 27 : 14 ; 37 : 7 ; 40 : 1 ; 37 : 34 ; 62 : 1 – 5 ; 130 : 6. Berdoa dan bersekutu tidak
boleh dilakukan secara tergesa-gesa, hendaknya dengan waktu yang cukup menantikan
dihadapan Allah untuk mendapatkan jawabannya atau hingga hati merasa telah dipuaskan oleh
Allah.
3 . Rindu, ps. 42 : 2 ; 104 : 34 ; 143 : 1 – 6. Persekutuan laksana pertemuan antara ayah dengan
anak, maka tidak perlu dengan suara besar dan ramai, boleh dengan hati yang tenang, berpikir
secara diam-diam.
4 . Takut, ps. 24: 3 – 4 ; 25 : 12 ; 48 : 1 ; 72 : 5 . Rasa hormat pada Allah. Persekutuan berarti
bertemu dengan Allah yang Mahasuci dan Mahamulia, maka patutlah dilakukan dengan hati
yang penuh rasa takut dan hormat serta bersujud/ berbakti kepada Allah. Mempunyai rasa
senantiasa dekat kepada-Nya.
5 . Kasih, ps. 84 : 1 – 10. Takut akan Allah terlebih lagi kasih kepada Allah, dengan sepenuh kasih
sayang sepenuhnya merupakan dasar, bersekutu dengan Dia.
6 . Bersusah hati, ps. 32: 3 – 4 ; 38 : 8 dst. ( bd. Mat . 5: 4 ) .
Bersusah hati karena dosa atau karena rindu akan kembali, ps. 42, 43, 137 dst.
7 . Bersukacita, ps. 63 : 6 – 7 ; 98 : 4 – 8 ; 104 : 33 – 35 ; 136.
Teringat akan anugerah dan kasih Allah serta penghiburan-Nya ps. 30 : 5.
d . Alat persekutuan
1 . Hati, ps. 19 : 14 ; 103 : 1 ; 130 : 6.
Dalam persekutuan yang terpenting dilakukan dengan sepenuh hati, bersatu hati dengan
Allah.
2 . Roh , ps. 30 : 12 ; 51 : 17 ; 57 : 8 - 9 ; 71 : 23.
Allah adalah Roh adanya, maka kita harus dengan roh bersekutu dengan Dia. dari roh ke roh,
baru merupakan persekutuan Roh yang sejati.
3. Mata , ps. 25 : 15 ; 119 : 82 ; 123 : 1 – 2.
kita memandang Allah dihadapan-Nya, memandang wajah-Nya yang kasih.
4 . Mulut , ps. 86 : 17 ; 108 : 2.
Menyampaikan isi hati dihadapan Tuhan.
5 . Telinga, ps. 34 : 15 ; 40 : 6 ; 94 : 9 ; 143 : 8 .
Dalam persekutuan menyampaikan isi hati kepada Allah supaya Tuhan mendengar, namun
telinga rohani perlu terbuka untuk mengetahui kata-kata Tuhan.
6 . Tangan , ps. 63: 4 ; 88 : 9 ; 134 : 2 ; 143 : 6.
Mengangkat tangan iman, untuk menerima kasih karunia Allah.
7 . Tubuh , ps. 15 : 1 – 5 ; 34 : 15 ; 84 : 2 .
Dengan tubuh melakukan kebenaran Allah, dengan tubuh bersekutu dengan Allah sebab
tubuh adalah Bait Allah, tempat bersekutu maka hendaknya persembahan tubuh sebagai
korban yang hidup kudus dan berkenan kepada Allah ( bd. Roma. 12 : 1 – 2 ).
8.   Tiga Faedah Dasar Kitab Mazmur
Ada tiga penggunaan kitab Mazmur dari zaman israel dan dalam gereja Perjanjian Baru:
a. Mazmur harus dilihat sebagai suatu penuntun ibadah. Maksudnya melalui Mazmur
kita menyembah dan menuji Allah, mengingat kebaikkan-Nya dan menaikkan
permohon kepada-Nya.

20
b. Mazmur menyatakan kepada kita bagaimana kita berhubungan dengan jujur
kepada-Nya. Kita dapat belajar bagaimana berlaku jujur serta terbuka dalam
menyatakan sukacita, kekecewaan, kemarahan, atau perasaan lainnya.
c.  Melalui kitab Mazmur, kita belajar pentingnya pemikiran dan perenungan mengenai
perkara-perkara yang telah Allah lakukan bagi kita. Mazmur mengajak kita berdoa
dan bersekutu dengan orang percaya lain dan saling memperhatikan.
9.     Kristus dalam Kitab Mazmur.
a.        Kelahiran ( Maz. 2: 7 – Mat. 3: 17 ).
b.        Keilahian ( Maz. 45: 7; 110: 1-2 – Ibr. 1:8; Mat. 22: 42-45 ).
c.        Kemanusiaan ( Maz. 8: 3-5; 40:6 – Ibr. 2: 5-9; 10:10 ).
d.        Keimaman ( Maz. 110:5 – Ibr. 5:6 ).
e.        Penyucian Bait ( Maz. 69:10 ) – Yoh. 2: 17.
f.         Penolakan ( Maz. 35:19 ; Maz.118:22 ) – Yoh.15:25 ; Mat.21 :42.
g.        Pengkhianatan ( Maz.41:10 ) – Luk.22:47 ; Yoh 13:18.
h.        Derita Dosa ( Maz. 22:2 ) – Mat 27:46.
i.         Penghinaan ( Maz.22:8-9 ) – Luk. 23:35.
j.         Penyaliban ( Maz. 22:17 ) – Yoh. 20:25,27.
k.        Pengundian Jubah ( Maz 22:19 ) – Mat. 27:35-36.
l.         Keutuhan Tulang ( Maz. 34:21 ) – Yoh. 19:32-33. 36.
m.      Kebangkitan ( Maz. 16:10 ) – Mrk. 16:6-7.
n.        Kenaikan ke sorga ( Maz. 68:19 ; 16:11) – Mrk. 16:19 ; Ef.4:8.
o.        Penaklukan musuh ( Maz. 110:2 ) – Mat. 22:44.
p.        Kekekalan ( Maz. 102:28 ) - Ibr. 1:11.
q.        Kedatangan kedua ( Maz. 8:7 ) – Ibr. 2:8.
Walaupun kitab ini mendeskripsikan pengalaman pribadi, bahasa mereka yang
melampaui akal mereka, namun menjadi kenyataan historis dalam diri Kristus, yang mengacu
pada keluarga Daud atau raja tertentu, yang puncak penggenapannya dalam pribadi Kristus,
Anak Daud ( ps. 2, 110).
Tambahan :

Ada empat cara menafsirkan Mazmur :


1.       Berdasarkan latar belakang sejarah peristiwa.
2.       Berkaitan dengan aspek-aspek tata ibadah Israel.
3.       Berhubungan dengan struktur dan motif penulis.
4.    Berdasarkan metode gramatika-historis dengan memperhatikan penggenapan nubuat-
nubuat Mazmur khusus mengacu pada Yesus Kristus.

Tema Pokok dalam kitab Mazmur :


1. Allah.
Ajaran kitab Mazmur tentang Allah merupakan sifat dan temanya paling menonjol.
Antara lain pengarang-pengarang mazmur menekankan :
a. Allah adalah pencipta (8, 104), Allah selalu aktif dalam memilihara alam semesta (29)
b. Allah adalah Raja atas alam semesta (96-99).

21
c.Pemerintahan Tuhan adalah pemerintahan adil dan benar (11,75)
d.Kebaikan Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kekudusan-Nya (34,103)
e.Allah mempunyai pemerintahan universal (67)
f.Allah adalah Gembala, baik bagi umatnya sebagai satu keseluruhan (80), maupun
bagi tiap orang tiap orang secara pribadi (23).
2. Kutuk atas musuh (khususnya 35, 58,59,69,109), Tuhan yang maha besar, sebagai hakim
dunia, pasti akan menghukum kejahatan manusia, khususnya bagi mereka yang
melawan Tuhan sendiri atau umat pilihan-Nya. Dengan kata lain, kalau Allah
memberkati orang yang benar demi keadilanNya Sendiri Dia juga harus membalas
secara keras orang yang jahat.
3. Mesias (2, 110, 45,72,22,49), PPL Denis Green hal 135,136.

AMSAL SALOMO

Bersama dengan kitab Ayub dan Pengkhotbah, Amsal disebut sebagai “kitab-kitab
Kebijaksanaan“. Kitab Amsal adalah kitab yang menjungjung tinggi hikmat, berisi dan
menekankan hikmat bagi kehidupan sehari-hari. Ciri khasnya menunjukkan hukum-hukum yang
mengandung hikmat dan budi. Pesan yang disampaikan dalam kitab ini adalah bijaksana karena
mengetahui hukum. Kitab ini bersifat praktis, dan memberi petunjuk untuk kehidupan sehari-
hari, suatu hikmat sorgawi bagi kehidupan di dunia ini.
Amsal berarti “perumpamaan”, pepatah, peribahasa, juga berarti kiasan yang tepat
dalam bentuk-bentuk kalimat pendek yang padat. Bahasa Ibrani kata “ mishle” selain berarti
seperti di atas juga mencakup percakapan-percakapan, ungkapan-ungkapan, kesimpulan-
kesimpulan, penggambaran kebenaran-kebenaran, jadi lebih luas lagi artinya. Oleh karena itu
judul Amsal haruslah diartikan secara lebih luas daripada arti kata itu di dalam bahasa
Indonesia.

22
Perlu dimengerti bahwa dalam puisi Ibrani, yang terpenting bukan persamaan vokalnya
(di dalam terjemahan) sekalipun hal ini juga nampak nyata, melainkan pada persamaan
pengertiannya (suatu titik ditembak dari segala arah), di dalam kitab Amsal titik focus utama
adalah “takut akan Allah” yang disoroti dari segala segi dengan berbagai perumpamaan
ungkapan dan contoh.

I . LATAR BELAKANG
1. Judul
Di dalam bahasa ibrani Mashal, dari kata Mishle (tunggal ), terjemahan dalam bahasa
Indonesia berarti misal atau perumpamaan, juga berarti paralel, serupa atau perbandingan (bd.
Bil. 21 : 27 ; 1 Sam. 10 : 12). Dalam bahasa Yunani Paroimias. (lih. 2 Pet. 2 : 22). Amsal merajuk
pada suatu perbandingan yang menggaris bawahi pengajaran moral dan spritual yang dirancang
untuk memungkinkan seseorang dapat hidup bijaksana.

2. Penulis dan Waktu


Menurut 1 Raja-Raja 4: 32, Salomo menggubah 3000 Amsal dan 1005 lagu, hal ini
menunjukkan bahwa Salomo penulis kitab ini. Untuk membuktikan dan memperkuatnya :
a . Salomo raja Israel. (bd. 1: 1; 10 : 1 ; 25 : 1 ; Pengkt. 12 : 9).
b . Orang-orang bijak (22 : 17 ; 24 : 23 . bd. 25 :1), perhatikan kata “ juga” dapat disimpulkan
bahwa orang bijak itu adalah Salomo.
c . Agur bin Yake dari Masa 30 : 1 ( ada yang menafsir sebagai nama kesayangan bagi Salomo)
d .31 merupakan koleksi Lemuel , raja Masa = milik Allah.
Dalam tradisi Yahudi diakui bahwa Salomo merupakan pengarang seluruh kitab Amsal,
sekalipun pengumpulannya menjadi satu buku paling cepat pada masa raja Hizkia ( ps. 25 : 1)
+ 700 sM. Bila kitab ini dibandingkan dengan 2 karya Salomo yang lain (Pengkhotbah, Kidung
Agung) maka dapat diperkirakan bahwa :
1.  Kidung Agung ditulisnya pada masa mudanya.
2.  Amsal ditulis pada masa usia pertengahan ( + 950 sM ).
3.  Pengkhotbah ditulis pada masa usia lanjut.

Catatan :
Pengumpulannya pada masa raja Hizkia, hal ini punya arti rohani yang penting, sebab
pada masa itu bangsa israel mengalami situasi berada di tengah kekelaman rohani. Raja Hizkia
(reformasi) melontarkan lagi seruan kecemburuan illahi supaya “takut akan Allah“ sambil
disertai dengan peringatan-peringatan/ nubuat-nubuat nabi-nabi yang berseru kepada Israel
dan Yehuda pada masa itu. Waktunya diperkirakan ditulis sebelum wafatnya di tahun 931 sM.
Koleksinya disimpan para jurutulis raja Hizkia sekitar tahun 777 sM. Jadi periode penulisannya
diperkirakan sekitar tahun 950-700 sM.

3 . Tema dan Tujuan


Temanya adalah “Berjalan dalan takut akan Tuhan” maksudnya supaya pembaca “takut
akan Allah“ (ps. 1: 2 - 6 ; bd. 1 Raja. 3 : 9). Tujuannya supaya dapat membedakan yang baik dan
jahat lebih luas, bukan untuk memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi pengetahuan praktis

23
bertingkah laku di dunia ini, sebab itu adalah karunia Allah. Tujuan ini juga terungkap lagi dalam
Pengkt. 12 : 13, yang diulang lagi “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (1:7; 9:10)”.
Intinya kalau manusia hidup tidak takut akan Allah, akan membuat hidupnya menuju kepada
kebebalan, dan hidup tanpa kendali.
Kitab Amsal menambahkan suasana keduniawian ke dalam PL bukti pentingnya hidup di
buni dalam pandangan Allah. Dalam kitab ini juga dapat dilihat lebih jelas bahwa agama tidak
bisa lepas, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.

4. Bentuk / Gaya Penulisan


a.  Aneka ragam puisi ; perumpamaan, pertanyaan-pertanyaan pendek (1: 20 - 33 ; 3: 1 –10).
b.  Peribahasa-peribahasa umum, berlawanan ( 16 : 22 ), persamaan (17 : 10), lambang ( 26 :
27),
personifikasi (9 : 1).
c.  Kalimat-kalimat pengajaran ringkas dan menarik (10 : 1-3; 12: 1 - 4 ).

5. Tempat di dalam Alkitab


Dalam Alkitab, Amsal merupakan buku ketiga dari 5 kitab puisi. Sedangkan dalam Alkitab
Yahudi merupakan buku kedua dari tulisan-tulisan. Tetapi yang sama adalah kedua-duanya
menempatkan Amsal sesudah Mazmur.
Dalam PB surat Yakobus merupakan kitab hikmat (Amsal dalam PB ). Di dalam Amsal,
HIKMAT dipersonifikasikan di dalam diri orang yang paling berhikmat yaitu Tuhan Yesus (Kol. 2:
3), maka seorang bijaksana adalah seorang yang sudah lahir baru (Kristus di dalamnya). Segala
Amsal dalam kitab suci akan kelihatan melalui hikmat dan keindahan, dan akan melekat dalam
ingatan jika dibaca dengan “Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri “ (Ams. 3: 5).

II . SUSUNAN
a . Pendahuluan : ps. 1: 1 –7 (Judul kitab, tujuan dan sembayang).
b . Isi Pokok : ps. 1 : 8 – 29 : 27.
1: 8- 9 : 13 . Pelajaran tentang hikmat.
10 : 1 – 22 : 16 . Kitab Salomo I.
22 : 17 – 24 : 22 . Kitab orang bijak.
24 : 23 – 34 . Pepatah-pepatah orang bijaksana dihimpun lain
25 : 1 – 29 :27 . Kitab Salomo II.
c . Penutup ps. 30 : 1 – 31 : 31.
30 : 1 –33. Kata-kata Agur.
31 : 1 – 9 . Kata-kata Lamuel
31 : 10 – 31. Tambahan (istri yang cakap).

Ayat-ayat kunci baca : 1: 5-7; 3: 5-6; 9:10 .

III . AJARAN POKOK

24
1. Hikmat
Dalam pasal. 8, hikmat dipersonifikasikan sebagai spirit (ruach), dan hikmat itu tidak
diciptakan karena sudah ada sejak semula (8: 22). Kata yang digunakan untuk menciptakan
“qanah” bukan kata bara = menciptakan yang artinya lebih merajuk pada memiliki,
mendapatkan atau mengupayakan ukuran standar hikmat untuk memulai segala sesuatu pada
mulanya.
Pengertian ini menunjukkan bahwa hikmat itu sudah ada sejak kekal sebagai standar pengukur
pekerjaan Allah sumber himat itu :
a.     Hikmat itu bersifat Ilahi (8: 22-31).
b.    Hilmat itu sumber kehidupan (3: 18; 8: 35-36).
c.     Hikmat ini benar dan pengukur moral (8: 8-9).
d.    Hikmat ini tersedia bagi yang mau menerimanya (8: 1-6).
e.    Hikmat ini di dalam Kristus “sebab dalam Dialah tersembunyi seluruh harta hikmat dan
pengetahuan”
(Kol. 2:3).
Dengan uraian di atas nampak Kristus dalam kitab Amsal, karena menguraikan hikmat,
yang adalah bersumber dari Allah dan hikmat itu adalah Allah sendiri ( bd. 1. Kor. 2: 6-8).

2. Kesusilaan pribadi merupakan obyek utama kitab ini.


Manusia adalah pribadi yang mulia, tetapi bila hidupnya tak sesuai dengan ketetapan
dari Allah yang menciptakannya, maka hidupnya sia-sia. Buku ini banyak memuat nasihat bagi
orang muda supaya lurus jalannya. (bd. 1: 4,8 ; Ef. 2 : 8 - 10). Hanya bila takut kepada Allah,
maka manusia selama hidupnya akan dapat berjalan pada jalan yang direncanakan Allah
baginya, sebab sumber kesusilaan adalah Allah dan firman-Nya (disebut 86 kali).

3.Allah
Takut akan Tuhan, bearti 2 hal:
a. Manusia harus mengenal Tuhan dan mengerti perintahnya (2:5, 3;6, 9:10)
b. Manusia harus percaya akan Tuhan dalam segala hal (3:5-6; 19:21; 21:31; 29:25)

4.Orang Bodoh, tiga istilah yang dipakai:


a. Orang yang tak berpengalaman, terlalu mudah percaya (14:15), tidak belajar dari
kesalahan orang lain (22:3), hidup semau-maunya dan tanpa tanggungjawab
1:32;12:11).
b. Orang bebal/bodoh, tidak sabar mencari hikmat (17:24-25), tidak sadar akan
kebodohannya (26:7,9), Menolak didikan Tuhan (1:7,29), selalu bicara dalam
ketidaktahuannya(14:7;10:14)
c.Orang Pencemooh, tidak rela di didik (9:7-8).

5.Orang Pemalas:
a. Tidak mau memulai apa-apa (6:9-10).
b. Tidak mau menyelesaikan apa yang telah dimulainya (26:15).

25
c. Tidak mau menghadapi pekerjaan/persoalan (22:13)
d. Orang pemalas harus belajar dari dunia alamiah (6:6-11)

6. Orang Sahabat,
Persahabatan bersifat tetap (18:24; 17:17, berbicara terus terang dan terbuka (27:6),
mengindahkan perasaan orang lain (25:17; 11:12).

7.Hidup Kekeluargaan, Maksud Tuhan mengenai hal perkawinan ialah satu suami dengan satu
istri dalam hubungan yang birahi dan setia (5:18-19).

8.Pribadi Seorang Istri (31:10-31)

KITAB PENGKHOTBAH

PENDAHULUAN
Kitab Pengkhotbah adalah pengakuan orang yang dilanda kegagalan dan pesimisme,
karena tidak mengingat Tuhan dalam hidupnya (hidup sekedar hidup) dan melupakan perkara-
perkara kekal. Kitab ini merupakan tesis tentang arti kehidupan dan kegiatan manusia.
Kemungkinan besar kebenaran dalam kitab ini merupakan kesimpulan pengamatan raja Salomo
atas proses kehidupannya, yang menghasilkan hypothese; keyakinan/ tesis, bahwa kehidupan
yang berdasarkan empiris dan rasionalisme adalah kesia-siaan. Sedangkan kehidupan yang
berdasarkan penyataan Allah adalah kehidupan yang berfaedah.

26
Keterangan :
1.   Empirisme ( 2: 4,7 ); metode pengamatan berdasarkan indra dan pengalaman-pengalaman
yang dapat dirasa, hanya yang dapat diindra yang diakui kebenarannya.
2.   Rasionalisme (1 : 17,18) : metode berdasarkan pengertian “sebab akibat “ yang logis saja
yang
dapat diterima.
3. Penyataan Allah adalah hikmat yang harus dipercaya. ( 4 : 17 ; 5 : 6 ; 7: 14, 19, 29 ; 8 : 12 ;
11 :
9 ; 12 ; 12 : 13 - 14).
Catatan.
Penulis membuka pengertian, tentang dinamika kehidupan manusia ;
a . Hidup di dunia bukan keseluruhan kehidupan manusia.
b . Kebahagiaan hanya ada dalam hubungan dengan Allah secara benar (tidak pada
materi).

I. LATAR BELAKANG
A.Judul
Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut “Qoheleth“ berarti seseorang yang berbicara dalam suatu
halayak ramai, yang biasa disebut “pengkotbah” dan ini selalu dihubungkan dengan kata Qahal.
Di dalam bahasa Yunani ecclesiastes yang artinya “perhimpunan” kumpulan umum, dan dapat
juga diartikan kumpulan khotbah-khotbah.

B . Penulis dan Waktu


Menurut tradisi Yahudi, Salomo diyakini penulis kitab ini dimasa tuanya (bd. 12:1). Hal
ini dapat dilihat dari istilah Anak raja Yerusalem (1 : 1), bijak (1: 6) – pengarang Amsal /
pribahasa – kaya (2 : 2) – membangun bangunan megah (2: 4 - 6). Jadi dapat disimpulkan
bahwa kitab Pengkhotbah adalah tulisan Salomo ( bd. 1 Raja. 10, dan kesaksian ratu Syeba di (2
Taw. 7 : 14 - 16 ; 9 : 22 - 27 ). Mungkin merupakan catatan jurnal penyesalan Salomo dan
pertobatannya dari penyelewengan immoralitas yang dicatat dalam kitab 1 Raja-raja 11.
Masa tentang penulisan (lih. 10 : 16 ; 11: 9 - 10 ; 12 : 2 - 7, 12), dan gambaran
ketuaannya dapat dilihat (ps.12 : 2 - 7 ; 12 : 2) dari tulisannya tentang matahari,... pandangan
mata ay. 3 c. Ayat.3 penjaga-penjaga rumah,... “tulang”, gigi – ay. 5, nafsu makan,...menuju
debu lembah tanah, semua menunjuk pada masa tuanya. Dari penjelasan ini, kitab ini maka
mungkin ditulis antara menjelang kematian Salomo hingga kerajaannya terbagi dua, dapat
diperkirakan sekitar abad ke- 10 sM pada tahun 931 sM.

C. Tema dan Tujuan


Tema kitab ini adalah kesia-siaan, karena terpisah dari Allah. Ada beberapa tujuan kitab ini
diantaranya :
1. Pengkhotbah mencoba meruntuhkan kepercayaan diri (self-confidence) yang didasari oleh
keberhasilan dan kebijakan manusia. Kitab ini menunjukkan bahwa tujuan manusia atau jalan
manusia yang diperkirakan benar ternyata membawa kepuasan yang nihil.

27
2.  Kitab ini menegaskan bahwa tidak semua kenyataan hidup dapat seutuhnya terpahami, yang
berarti kita harus hidup dengan mata rohani, bukan mata jasmani. Hidup ini penuh dengan
teka-teki, yang sulit ditebak dan yang tak terpecahkan dan terkendalikan manusia, namun oleh
iman, hikmat dan karya Allah dapat sepuasnya dinikmati.

3.  Pengkhotbah menunjuk, manusia yang meninggalkan strateginya sendiri dan menjauhkan


diri dari Tuhan akan menemukan hidup yang hampa, mengecewakan dan misterius. Kitab ini
juga menyajikan pandangan dan pengertian tentang hidup, bahwa hidup bukanlah tanpa
jawaban, tidak berarti sama sekali, sebab hidup yang sia-sia, frustrasi dapat diganti dengan
kenikmatan melalui persekutuan dengan Tuhan sipemberi hidup.

II . PEMBAGIAN
1.       Pendahuluan 1: 1-11.
2.       Kesia-siaan segala sesuatu 1:12-6:12.
3.       Kelakuan yang bijaksana 7:1-12:8
4. Penutup 12: 9-14

Ayat kunci 1:2; 2: 24; 12: 13-14 .

III . INTI BERITA (Khotbah )


Inti kitab Pengkhotbah adalah “kesia-siaan belaka”. Topik ini didasari penyelidikan
seseorang
(Pengkhotbah) akan hal yang baik bagi manusia, yang dilakukan dengan cara :
1.    Mencari yang baik “apa yang baik itu“ melalui penyelidikan pribadi. Mula-mula dicarinya
hikmat duniawi, pengetahuan, tetapi hasilnya “ menyusahkan hati, menjaring angin sia-sia”
karena selalu ada perkara yang tidak dapat diatasi manusia ( 1: 12- 18 ).
Kemudian yang baik dicarinya dalam kesenangan duniawi, itupun disebut kebodohan dan sia-
sia belaka bagi jiwa (2 : 1- 11).

2.    Penyelidikan apa yang baik melalui pengamatan umum. Dalam penyelidikan ini ia terbentur
dengan providensia Allah. Kejadian-kejadian seolah-olah menuruti hukum-hukum yang sudah
tetap, sudah di tentukan dari semula, akhirnya berserah pada nasib. Ketika diadakan
pengamatan terhadap masyarakat dalam diri manusia didapati banyak kekurangan,
ketidakadilan, ketidakseimbangan, pertentangan-pertentangan dan kedangkalan-kedangkalan.
Kesimpulan semua usaha manusia sia-sia, hidup adalah karunia Allah (bd. 5: 18).
3.    Penyelidikan dalam bidang Moral. Rahasia yang dicari itu agaknya terletak dalam satu .“
jalan tengah ”, keseimbangan. Namun manusia tidak dapat menikmati harta benda dan
kehormatan apabila tidak berkenan kepada Tuhan (6: 2), sebab kepuasan perut tidak membawa
ketenangan bagi jiwa manusia (6: 7). Siapa yang mengetahui apa yang baik dalam hidupnya
yang pendek dari hidup yang sia-sia ? Ia melanjutkan penyelidikan tentang yang baik “ nama
yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal “ ( 7 : 1 ). Kesimpulan manusia
membutuhkan Allah, sebab kebahagiaan adalah anugerah Allah (8: 15). Yang baik bagi manusia
di dalam kehidupannya sekarang ialah menggunakan hidupnya dengan bijaksana disertai iman
yang teguh pada Allah, dan percaya akan kehidupan yang kekal (12: 1- 7). Hal ini didasari

28
pemahaman yang benar tentang hidup sebagai Anugerah Allah, sebab kehidupan di bawah
langit ini jika dijadikan tujuan tanpa Tuhan, maka akan merupakan kesia-siaan.

Di dalam kitab ini ada banyak mengungkapkan “ Kesia-siaan “ seperti:


a. 2 : 15 – 16 ; Kesia-siaan hikmat manusia : Orang yang bagaimanapun pandainya dan bodohnya
akhirnya sama saja yaitu ‘ mati ‘.
b. 2 : 19 – 21 ; Kesia-siaan pekerjaan manusia : Hasil kerja orang rajin dan yang malas, sama-sama
akan punah.
c.  2 : 26 ; Kesia-siaan kehendak manusia : Rencana ditangan manusia, keputusan di tangan Tuhan.
d. 4 : 4 ; Kesia-siaan persaingan manusia : Kemajuan menimbulkan lebih banyak iri hati daripada
sukacita.
e.  4 : 6 ; Kesia-siaan kemasyhuran manusia : Sangat singkat, tidak pasti dan tidak kekal.
f.  5 : 10 ; Kesia-siaan nafsu manusia akan harta : Uang tidak memberi kepuasan. Makin banyak
uang,
hasilnya kepada orang lain juga.
g. Kesia-siaan kegirangan manusia : Seringkali kegirangan itu hanyalah untuk menutupi adanya
kesusahan yang tak bisa dihindari.
h.  8 : 10, 14 ; Kesia-siaan pengharapan oleh manusia : Orang jahat seringkali beroleh
penghormatan. Orang baik tidak menerima penghargaan yang sepatutnya.

Akhir kitab pengkhotbah menyampaikan kepada kita apa yang paling perlu kita ketahui dan
miliki. Pengkhotbah menyampaikan satu kerinduannya kepada Allah, yang berkata “
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa “(bd. Yoh.14: 9).

4.          Kristus Dalam Kitab Pengkhotbah


Kitab ini tidak mencantumkan nama “Tuhan” namun dalam kitab ini kita melihat kesia-siaan
dan kefanaan hidup yang dijalami manusia tanpa Tuhan, hanya apabila hidup manusia terisi
dengan takut akan Allah maka dia akan mengalami kebahagiaan (hidupnya berarti), sebab
Kristus adalah hikmat Allah, Kristus adalah satu-satunya cara dalam hidup manusia menuju
Allah dan mencapai kepuasan hidup dan keutuhan diri (Yoh. 10:10; 7: 37-38)

KITAB KIDUNG AGUNG

Perbandingan dari ketiga buku syair karangan Salomo, menunjukkan ada hikmat illahi
yang bekerja di dalam pengarangnya.
Amsal, berbicara dari hal dan tentang “ kehendak untuk baik “
Pengkhotbah, tentang “ akal yang terbaik “

29
Kidung Agung, tentang “ perasaan yang terbaik “.
Ini memang sesuai dengan hakekat kejiwaan manusia yang dapat diuraikan dari segi
kehendak, pikiran dan perasaan. Penempatannya juga dalam Alkitab dengan urutan demikian.
Seperti juga kedua buku terdahulu, maka jangkauan dari kitab Kidung Agung bukanlah sekedar
bersifat manusiawi melainkan jauh mengarah kepada Allah sumber segala sesuatunya. Kitab ini
menceriterakan cinta kasih dua orang manusia (love story) sebagai gambaran kasih antara Allah
dan manusia.
Kitab ini berisi sekumpulan nyanyian cinta yang indah dan mendalam. Dan belakangan
ada interpretasi bahwa nyanyian-nyanyian indah tersebut adalah simbolis cinta spritual Allah
kepada orang-orang pilihan-Nya.

LATAR BELAKANG
A . Judul
Di dalam bahasa Ibrani “Syir hassyirim” artinya nyanyian dan nyanyian. Bhs. Yunani : asma
asmaton, dalam bahasa Inggris ; Song of Salomo. Dalam 1: 1, Kidung dari segala kidung, yang
artinya “paling indah, atau kidung terindah”.

B . Pengarang
Nama Salomo merupakan nama yang paling banyak disebut di dalam kitab ini, disebut tujuh
kali ( 1: 1,5 ; 3: 7 ,9, 11 ; 8 :11,12). Memang dalam 1: 1, dapat ditafsirkan sebagai nyanyian oleh,
bagi tentang Salomo. Namun penulis adalah seorang yang tahu dengan baik ilmu bumi, daerah
antara Enjedi sampai gunung Libanon. Pengakuan tentang penulisnya bersangkutan erat
dengan pengertian tentang isi kitab ini.
Salomo hidup antara thn 1.000 sM sampai 950 sM. Banyak pendapat yang menganggap bahwa
bila Salomo sebagai penulis maka nyanyian ini ditulisnya ketika ia masih muda, pada masa
hidupnya belum dirusak istri-istri dan gundik-gundiknya pada masa dia jatuh cinta pertama ( ? ).
Kalau itu benar maka ada pendapat ditulis tahun. 965 sM.

C . Tema dan Tujuan


Tema kitab ini adalah “Kasih yang Suci dan Benar”. Kitab ini disajikan dalam bentuk drama,
untuk menunjukkan dan melukiskan cara pandang Allah tentang kasih dan pernikahan dalam
cinta. Tujuan kitab bergantung pada sudut pandang yang disesuaikan dengan interpretasi. Ada
tiga sudut pandang yang boleh dipakai untuk melihat tujuan kitab ini :
1.    Pandangan Alegorikal
Alegori untuk melukiskan dan mengajarkan kebenaran kasih Allah terhadap umat-Nya. Dalam
pandangan ini Salomo diidentifikasikan sebagai Yahweh (Kristus, dan gadis Sulam sebagai Israel,
umat-Nya, gereja).

2.    Pandangan Literal


Pandangan ini melihat percintaan sebagai cinta sekuler yang tidak bermaksud menyampaikan
pengajaran spiritual, hanya menyampaikan cinta manusia secara romantis yang diangkat dari
sejarah kehidupan pribadi Salomo.

3.    Pandangan Tipikal

30
Pandangan ini melihat peristiwa keindahan cinta fisik, sesuai dengan gambaran kasih Allah dan
kasih Kristus terhadap gereja-Nya.
Apapun pandangan-pandangan dan kisah cinta dalam kitab ini melambangkan kehangatan
hubungan pribadi yang Allah inginkan dengan mempelai-Nya. Dari sudut Kristen, titik ini
menunjukkan komitmen timbal balik antara Allah dengan gereja-Nya (umat tebusan-Nya), dan
terjalinnya persekutuan intim yang senantiasa terbina di antara keduanya.

D. Relasi dengan buku-buku lain dalam Alkitab


Bagian paling erat dengan buku ini adalah Mazmur pernikahan ( Maz. 45 ), dan pada PB adalah
di Ef. 5 : 27 - 28. Dalam terang inilah kitab ini lebih dapat dimengerti secara rohani.

Catatan :
Pengertian hubungan Allah dengan umat-Nya sebagai suami–istri bukan saja tergambar dalam
nyanyian ini, melainkan banyak ditemukan pada pasal-pasal lainnya dalam Alkitab ( Yes. 54: 5-
6 ; Yer. 2 : 2 ; Yezh. 16 : 7-9 ; 21 : 9 ), dengan demikian bukanlah sesuatu yang mengada-ada.
Tradisi Yahudi memberikan tafsiran; bahwa Amsal adalah gambaran tentang “pelataran bait
Allah” – Pengkhotbah sebagai “ Ruang kudus “ – Kidung Agung sebagai “ ruang Maha kudus”.
Dalam pengertian Kristen, kitab ini dikelompokkan bersama dengan Ayub, Mazmur, Amsal dan
Pengkhotbah sebagai kitab syair. Dalam Alkitab Yahudi termasuk dalam “ MEGILLOTH” bersama
Ruth, Ratapan, Pengkhotbah dan kitab Ester. Masing-masing gulungan itu menjadi bahan
bacaan/ nyanyian pada pesta Paskah.

E. Kristus Dalam Kitab Kidung Agung


Kitab ini menggambarkan kasih Kristus kepada gereja yang terlihat sebagai mempelai wanita
milik Kristus dalam Perjanjian Baru (bd. 2. Kor. 11:2 ; Ef. 5: 22-25; Why. 19: 7-9; 21: 9).

Susunan dan Ringkasan


I. Deangan dua peran utama (Pendapat 1):
1. Kerinduan mempelai perempuan kepada kekasihnya (fas 1:1-2:7
a. Mempelai perempuan (ay 2-4b), waktu ia masuk tempat gundik-gundik
raja.
b. Gundik-gundik di tempat itu (ay 4c,d)
c. Mempelai perempuan (ay 5-7)
d. Mempelai laki-laki (ay 8-10
e. Gundik-gundik (ay 11)
f. Mempelai perempuan (ay 12-14)
g. Mempelai laki-laki (ay 15)
h. Mempelai perempuan (ay 16-2:1)
i. Mempelai laki-laki (2:2)
j. Mempelai perempuan (2:3-6)
k. Mempelai laki-laki (2:7)
Kerinduan mempelai perempuan (1:7) hanya dipuaskan waktu dia
menyerahkan diri kepada mempelai laki-laki (2:3-6)

31
2. Kasih yang semakin besar (2:8-3:5).
Mempelai perempuan menyatakan cinta kasihnya yang semakin bertambah
kepada mempelai laki-laki (2:8-17). Begitu besar kasihnya, sehingga dia tidak
tahan untuk dipisahkan dari kekasihnya (3:1-5).
3. Iring-iringan mempelai laki-laki dan pujian bagi kekasihnya (3:6-5:1)
Hari inilah hari pernikahan raja(3:11) dan dia datang untuk menjemput
mempelai perempuan 3:6-11). Dia menyanyikan sebuah pujian yang
menggambarkan kekasihnya dan cintanya terhadap orang itu (4:1-5:1).
4. Kesempatan yang hilang dan pujian bagi mempelai laki-laki (5:2-6:3).
Karena mempelai perempuan tidak segera menjawab pangilannya, maka
mempelai laki-laki pergi lagi, hal ini mengakibatkan mempelai perempuan
sangat menderita (5:2-8). Mempelai perempuan kemudian menyanyikan
pujian mengenai kekasihnya (5:9-6:3).
5. Saling Memuji (6:4-8:4)
Sekali lagi mempelai laki-laki memuji kekasihnya (6:4-7:9) yang dinilainya
lebih baik daripada semua perempuan yang lain (6:8-9). Mempelai
perempuan menggambarkan cintanya seperti pohon-pohonan yang mekar
(7:10-8:4).
6. Daya tahan cinta kasih yang sejati (8:5-14)
Disini kedua mempelai menggambarkan kasih mereka yang satu kepada yang
lain sebagai “meterai”(ay 6), sesuatu yang pasti sama seperti maut sudah
pasti (ay 9-10)

2. Dengan tiga peran utama (Pendapat 2).


1. Salomo menjumapai gadis di istananya (1:1-2:7).
Gadis itu dibawa masuk ketempat gundik-gundik raja (1:1-7), lalu raja mulai
memperhatikannya, tetapi tanpa menerima respons (1:8-11).
Pikiran-pikiran gadis itu terus tertuju kepada seorang gembala kekasihnya,
yang
digambarkannya dalam pikirannya secar diam-diam, atau secara terbuka
kepada raja Salomo (1:12-2:7).
2. Kunjungan Kekasih (2:8-3:5)
Gembala kekasihnya itu mengunjungi gadisnya di dalam istana dan reuni
mereka diceritakan (2:8-17). Gadis itu menceritakan sebuah mimpi ataupun
pengalaman yang sungguh-sungguh, yang menyatakan betapa besar penderitaannya dalam
keadaan dimana dia terpaksa untuk tinggal terpisah dari kekasihnya (3:1-5).
3. Salomo mengejar gadis itu (3:6-5:1)
Salomo berusaha dengan lebih keras untuk memenangkan gadis tersebut
dengan cara membujuk dia dengan kekayaan dan kebesarannya(3:6-11), dan
dengan memuji kecantikannya (4:1-7). Kemudian bagian pasal 4:8-5:1 dapat
dipandang sebagai penerusan nyanyian cinta Salomo, atau sebagi suatu
nyanyian si gembala yang ingin menarik gadis itu dari cumbu-cumbuan
Salomo.
4. Kesempatan yang hilang (5:2-6:3).

32
Gembala kekasih itu datang dengan tidak disangka-sangka untuk menjemput
gadisnya tetapi gadis itu terlambat dan kehilangan kesempatannya (5:2-8).
Gadis itu kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan dari gundik-gundik
Salomo (5:9) dengan menggambarkan kekasihnya (5:10-6:3).
5. Usaha dan kegagalan Salomo yang terakhir (6:4-8:4).
Raja sekali lagi mencoba untuk membujuk gadis itu dengan memuji
kecantikannya yang sangat elok (6:4-7:9). Tetapi gadis itu tetap setia kepada
cintanya yang pertama, yang sekali lagi diceritakannya (7:10-8:4).
6. Kedua kekasih disatukan kembali (8:5-14)
Gembala beserta gadisnya pulang ketempat asal mereka (ay 5), kemudian
besarnya dan kekuatan cinta kasih mereka digambarkanya (ay 6-14).

Ajaran bersifat kiasan :

Dalam kitab ini kita dingatkan tetantang betapa kuatnya Kasih Kristus (8:7); betapa senangnya
Allah mendengar doa permohonan umatNya (8:13); bagimana kita mesti merindukan
kehadiranNya dengan kita(8:14); undangan Kristus untuk datang kepadaNya(2:13); bahayanya
kalau tidak segera menjawab panggilanNya (5:2-8), bdk Wahyu 3:20. Kitab ini juga menegor kita
karena kita kurang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi
(Mat 22:37).
Ayat kunci : 7: 10 “Aku milik kekasihku, dan gairahnya hanya untukku”.

PENGANTAR UNTUK KITAB PARA NABI

Kitab Nabi – nabi dibagi dalam dua bagian besar antara lain, nabi – nabi besar dan nabi – nabi
kecil.
1.    Nabi-nabi Besar terdiri dari Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel dan Daniel dan
2.  Nabi – nabi kecil terdiri dari Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk,
Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi.

33
Kitab-kitab Perjanjian Lama yang termasuk dalam kelompok nabi-nabi adalah kitab-kitab
yang bersorak nubuat, mulai dari kitab Yesaya sampai kitab Maleakhi. Kitab-kitab ini
diperkirakan ditulis antara tahun 769-460 sM.

I . Pengertian Nabi
Nabi berasal dari kata “naba” artinya bernubuat, menggelembung. Secara hakiki berarti
seorang jurubicara resmi (yang diberi otoritas berbicara). Kata nabi dikaitkan dengan kata
“nabu” memanggil atau memberikan, yang dipanggil Allah secara pasif atau pemberita aktif.
Arti lain dari nabi :
1.     Pembicara. (Kel. 6: 29 ; 15:10) : Harum sebagai nabi bagi Musa.
2.     Perantara Firman Allah pada umat-Nya (Bil. 12 : 2, 6 ; Ul. 18: 16, 19 ; Yer. 23 : 21-22).
3.     Orang yang bernubuat. (Ul. 18 : 21 – 22) - baca Menggali isi Alkitab Jilid 2 hal. 79 - 80.
Ada banyak nubuat-nubuat nabi yang terkenal : Yes. 42, 4, 53 ; Yer. 30 - 35 ; 46 – 50 ; Mikha 5 :
1 dan Kitab Daniel terkenal dengan NUBUATAN. Nabi sebagai mulut Allah tugas utamanya
adalah menyampaikan pesan Allah kepada umat-Nya, mengenai apa yang bakal terjadi pada
umat-Nya. Arti luasnya adalah menyingkapkan (forthelling). Forthtelling menyangkut melihat ke
dalam (insight) kehendak Allah dan juga bersifat peringatan (exhortatif) untuk menantang
manusia supaya taat. Dalam arti sempitnya adalah menubuatkan (foretelling) berarti juga
melihat rencana Allah ke depan (foresight) bersifat nubuatan (prediktif); menguatkan orang
benar pada janji-janji Allah, atau memperingatkan tentang penghakiman yang bakal datang.

Nabi adalah jurubicara yang Allah pilih, yang menerima firman-Nya melalui penglihatan, Tuhan
langsung berbicara dan menyampaikannya secara lisan atau tulisan kepada umat-Nya. Sebagai
jurubicara Allah dapat dilihat dalam fungsi tiga rangkap yang mereka miliki di antara umat Allah
dalam PL.
a.   Fungsi Pengkhotbah. Menguraikan dan menginterpretasikan taurat Musa (firman Allah
kepada umat). Tugas mereka untuk mengingatkan, menegur, menyatakan dosa, menyerukan
penghakiman, mengajar bertobat, dan membawa penghiburan dan pengampunan. (bd. Nabi
Yunus).
b.   Fungsi Penubuat. Fungsi pokok para nabi adalah berbicara atas nama Allah kepada orang-
orang yang sezaman dengan mereka sendiri yang masing-masing dari kalangan yang berbeda.
Menerima Wahyu dengan cara yang berbeda, diberi jenis pelayanan yang berbeda dan berita
yang berbeda serta cara penyampaian berbeda, untuk kebutuhan yang berbeda pada masa
yang berbeda. Menyerukan penghakiman, penyelamatan, dan peristiwa masa depan yang
terkait dengan Mesias dan kerajaan-Nya.

Unsur-unsur berita Nubuat :


(1) Pengumuman penghukuman yang diumumkan senada dengan seruan penghakiman;
diawali
dengan kata “celaka”.
(2)  Panggilan pertobatan, mengajak umat berdosa menerima tawaran anugerah dan
pengampunan.
(3)   Pemberitaan pengharapan, yang mengacu pada campur tangan Allah Sang Penyelamat.
Berita keselamatan diawali dengan seruan “Jangan takut (Zak. 8:13).

34
Di dalam setiap nubuatan ada pengharapan, ada berkat-berkat dan masa depan bagi umat-
Nya (lih. Amos. 9:13). Hal ini menunjuk bahwa Allah mengetahui serta mengendalikan
masa depan, dan Ia memberikan penyataan dengan maksud tertentu.
c.     Fungsi Penjaga Israel (Yeh. 3:17). Yehezkiel berdiri sebagai penjaga di atas tembok-tembok
Yerusalem, siap meniup sangkakala peringatan. Disamping fungsi di atas, nabi juga memegang
peran utama dalam sistem agama Yahudi, sebagai duta kerajaan atau penuntut pelaksanaan,
untuk mendakwa bangsa yang melanggar perjanjian Musa.
Kedudukan nabi-nabi dalam kerajaan Israel, nabi merupakan satu dari empat jabatan
kepemimpinan :
                       -  Ibadah : imam
                       - Pemerintahan ; hakim
                       - Korektor di bidang ibadah ( contoh Elia dan Nathan terhadap Daud ).
                       - Reformator, mengembalikan umat Allah kepada jalan yang benar.
Dalam PL kita juga bertemu dengan “ramalan” dan yang paling luar biasa antara lain,
contohnya :
1. Seorang abdi Allah menubuatkan 300 tahun sebelumnya bahwa seorang raja bernama Yosia
akan bangkit ( bd. 1 Raja. 13 : 2).

2. Yesaya menubuatkan 150 tahun sebelumnya bahwa Tuhan akan memakai raja Persia
bernama Koresy untuk membangun Yerusalem kembali (bd.Yes. 44:28 ).

3. Mikha menubuatkan 700 tahun sebelumnya bahwa Tuhan Yesus Kristus akan lahir di kota
Betlehem.
Perjanjian Lama penuh dengan ratusan nubuatan dan janji, tetapi sifatnya lain, beda sekali
dengan ramalan-ramalan orang kafir, nubuatan-nubuatan nabi tidak untuk memuaskan
kerinduan manusia atau sekedar untuk ingin tahu, melainkan ada maksud rohani untuk
memperbaiki dan mengarahkan kelakuan bangsa Israel.

II . Asal – Usul Para Nabi PL.


Jabatan nama berasal dari tujuan Allah bagi Israel yang bertujuan melalui para nabi seluruh
umat beroleh berkat. Ketika Allah memberikan Torah kepada bangsa Israel, Allah berjanji
bahwa bila mereka taat, mereka akan menjadi “milik-Nya” (harta kesayangan-Nya), dan untuk
menjadi “kerajaan imamat dan bangsa yang kudus” di antara segala bangsa (Kel. 19:5-6 dan Ul.
4:6-8). Untuk mengujudkan tujuan di atas, dan menyatakan kehendak dan perjanjian-Nya
kepada Abraham (Kej. 12:1-3) dan manusia, Allah mengangkat Nabi-Nabi-Nya.
1. Ul. 18 : 15-19. (fondasi untuk institusi “Nabi” di Israel)
a . Bertentangan dengan praktek Okultisme di Kanaan, ( Ul. 18 : 9 -14).
Orang Kanaan memiliki segala fasilitas gelap untuk mengetahui masa depan dari illah-
illah seperti, petenung, peramal, penelaah (mengartikan tanda-tanda, isyarat-
isyarat, tangan ) dan bertanya kepada arwah/ roh peramal ( spiritisme) – meminta
petunjuk kepada orang mati.
Cara-cara ini jelas tidak ada sangkut pautnya dengan nabi-nabi di Israel. ( red . lih.
ayat
14 “engkau tidak diizinkan ... melalukan demikian “).

35
b . Dibangkitkan oleh Tuhan. ( ay. 15)
Tuhan sendiri yang akan menetapkan setiap nabi, bukanlah “kemampuan” yang
diwarisi oleh dari orang tua atau orang lain dan tidak bisa “ berguru ” seperti ilmu
gelap. Tuhanlah yang memilih dan membangkitkan sendiri. “Panggilan ” yang mereka
alami mengandung makna; (1) berarti dikhususkan untuk bergaul erat dengan Allah.
(2) menjadi titik berangkat pelayanan mereka. (lain dengan suku lewi - keluarga )
Musa. ( lih. Kel. 3 ; Yeremia (Yer. 1: 4, 5 , 7) ; Amos (Am. 7 : 15 ).

c . Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya ( ay. 18 ).


Pemberitaan nabi tidak berasal dari dirinya sendiri, melainkan diterimanya dari Allah.
Apa yang diterimanya dari Allah itu jugalah yang harus ia sampaikan, tidak lebih dan
tidak kurang. Maka bangsa diwajibkan untuk mendengarkan nabi sebagai jurubicara
Allah.

d . Musa sebagai Nabi PL yang utama ( ay. 15 )


“ Seorang nabi sama seperti aku “. Musa menjadi contoh agung untuk semua nabi
kemudian, tidak ada yang sederajat dengan dia.
Tugasnya : - Bergaul erat dengan Tuhan.
- Menerima Firman-Nya
Sikapnya - Menyampaikan Firman-Nya kepada bangsa.
- Menyampaikan Firman-Nya kepada pribadi (pemimpin bangsa).
- Jurusyafaat.
Semua nabi PL yang benar mengambil titik tolak dari sini dan dapat membandingkan dengan
Musa. Namun penggenapan ayat-ayat ini yang sesungguhnya dalam Tuhan Yesus Kristus (lih.
Yoh. 5: 46 dan kesaksian Petrus di Serambi Salomo Kis Ras. 3: 22).
Tuhan Yesus masih di atas Musa ( Ibr. 3: 5 - 6). Dalam Dialah semua nabi PL telah tercakup
karena Roh Kristuslah yang ada dalam setiap nabi yang benar ( 1 Pet. 1: 10 -11). Oleh karena itu,
para nabi PL tidak dapat dibandingkan dengan peramal, karena asal usul pelayanan mereka
dari Allah bahkan mereka dikuasai Roh Kristus.

2. Nama-nama para Nabi


a . “Manusia Allah “ / Man of God ( abdi Allah )
Manusia Allah, artinya manusia yang dikuasai dan ditentukan oleh Allah (bukan nama yang
diberikan oleh sesama manusia). Ciri manusia Allah khas seperti senyumnya, gayanya, dan
semuanya. (lih. Musa Ul. 33: 1 ; Samuel 1 Sam. 9: 6). Demikianlah orang lain menilai nabi-nabi
itu seperti dikatakan perempuan Sunen (2 Raja. 4 : 9).

b . “Hamba-hambaKu (nabi-nabi itu )”


Gelar ini diberikan oleh Tuhan sendiri. Mengenai relasi mereka dengan Tuhan : - dekat –
melayani Tuhan ( bukan gereja ). 2 Raja. 9 : 7.

c . “Pelihat “

36
Muncul dalam kitab-kitab Samuel, Raja-raja, Tawarikh, Amos, Yesaya dan Mikha. Selama + 400
tahun (1100 s/d 700 SM), sebelum dan sesudah itu tidak lagi. Istilah ini banyak dipersoalkan, 1
Sam. 9: 9. “ pelihat ” sama dengan nabi, hanya istilahnya lain - dulu “pelihat” biasa dipakai –
rakyat memakai istilah “ pelihat ” karena wahyu dari Tuhan diterima istimewa dengan cara “
penglihatan ”.

d . “Nabi “
Istilah yang paling lazim dipakai dari kitab Kejadian sampai Maleakhi, etimologinya tidak jelas.
Dari kata “naba” berarti bergelembung, berbicara, memanggil yang memanggil (yang dipanggil).
Banyak pendapat yang berbeda-beda
yang menentukan konteks dan pemakaiannya dalam seluruh PL. Nabi adalah orang yang
menerima berita dari yang lebih tinggi dan meneruskannya. Nabi berarti penyambung lidah/
juru bicara bagi Allah. 1 Raja. 8 : 15 “... mulut-Nya...” .

e . Kumpulan / Rombongan Nabi


Dalam beberapa bagian kitab Samuel dan Raja-raja, kita membaca mengenai kumpulan nabi
atau rombongan nabi. Informasi PL mengenai hidup dan pelayanan mereka tidak terlalu luas
hanya :
1. Hidup mereka
Ada terdapat rombongan dan pelayanan dibeberapa tempat seperti :
di Betel ( 2 Raja. 2: 3 ) – di Yerikho ( 2 Raja. 2: 5, 50 laki-laki lebih – 2 : 15 dst) - di
Gilgal ( 2 Raja. 4: 38 ) – Pengunungan Efraim ( 2 Raja. 5 : 22).
Ada di antara mereka yang tinggal bersama dalam satu rumah ( 2 Raja. 6 : 1, dst. )
Mereka makan bersama ( 2 Raja. 4 : 38 dst. ) Ada yang kawin ( 2 Raja. 4 : 1. )

2. Pelayanan mereka
a.  Samuel dan Elisa pernah menjadi pemimpin rombongan nabi ( 1 Sam. 19: 20; 2
Raja. 4 : 38 ; 6 : 1 dst.).
b.  Melalui Roh Allah mereka mendapat karunia-karunia istimewa khusus bernubuat.
( 1 Sam. 10 : 5,10 ) – memuji Tuhan dengan alat musik. 1 Raja. 20 : 35-43. –
bernubuat terhadap Allah. (2 Raja. 2: 3 – 5) – bernubuat.
c.  Rupanya mereka melayani para pemimpin mereka dan juga diikut sertakan dalam
pelayanan. ( 2 Raja. 9 : 1 – 4).
d.   Mereka juga dianiaya sebagai nabi Tuhan – dibunuh Izabel. ( 1Raja. 18 : 4-13 )
ketika terjadi penganiayaan - 100 orang nabi disembunyikan oleh Obaja.
Tidak jelas apakah mereka masing-masing mendapat panggilan jelas atau mereka
menggabungkan diri dengan nabi atau dipanggil oleh nabi untuk ikut dia, kita tidak
tahu. Begitu pula mengenai “sekolah nabi” dengan pelajaran-pelajarannya sebagai
“persiapan” untuk pelayanan sebagai nabi tidak dijelaskan dalam PL .

III . Cara Wahyu Allah


Bagaimana cara setiap nabi menerima berita yang harus ia sampaikan ? Jelas sekali sering kita
baca dalam Alkitab “Datanglah firman Tuhan,... “ , namun dari satu segi juga masih kurang jelas.

37
Mereka menerima firman-firman itu secara praktis, tetapi tidak banyak dijelaskan mengenai hal
ini.
Syarat-syaratnya adalah :
1. Persekutuan pribadi dengan Allah adalah syarat mutlak.
Dalam persekutuan dengan Allah, maka nabi menerima pemberitaan dari Allah . Yer. 23 :
22 – inilah pengalaman Yeremia – hadir dalam dewan musyawarah Tuhan – betapa agung
panggilan seorang nabi.
2. Melalui penglihatan atau mimpi.
Dalam Bilangan 12 : 6 - 8, tertulis Tuhan akan berkomunikasi dengan nabi melalui
penglihatan dan mimpi (cara yang lazim).
Kejadian 46 : 2 - 3, penglihatan bagi Yakub – melihat apa ? Bukan saja penglihatan tetapi
suara Tuhan yang jelas.
Yesaya 2: 1 ; 13 : 1, firman Tuhan yang dilihat (tidak ada apa-apa selain firman Tuhan).
Amos 7 : 7 - 9, penglihatan mengenai tali sipat. Tuhan menjelaskan penglihatan, tidak
terserah kepada nabi. Nabi menjawab berarti tidak “ kerasukan ” atau tidak sadar, suatu
keadaan khusus di mana Tuhan membukakan mata batiniah tanpa dia kehilangan
kesadaran.
Daniel 10 : 7 – 10, pada siang hari – yang lain tidak melihatnya – penglihatan yang dasyat.
M i m p i. 1. Raja. 3: 5 – 6 , 15, Salomo mendapat mimpi pada waktu malam, Tuhan
berfirman – Salomo menjawab.
Lain hal dengan Musa yang mendapat keistimewaan untuk dapat berbicara dengan
Tuhan, muka dengan muka .(Bil 12: 8 ; Kel. 33 : 11). Ul. 34 : 10 – tidak ada nabi yang
melebihi Musa.
3 . A u d i s i ( = pendengaran ).
Nabi hanya mendengar sesuatu tanpa melihat ( ? ). Yesaya 21 : 10 ; 22: 14 ; 28 : 22 ; 50 :
5 . Tetapi kemungkinan semuanya disampaikan dalam penglihatan (Yes. 1: 1), yaitu
dalam keadaan “dikuasai Roh Allah “.

IV. Pemberitaan Seorang Nabi


1. Sumbernya : Allah.
2. Dasarnya : adanya hubungan pribadi dengan Dia ( Yer. 23 : 22).
3. Caranya memperoleh brita :
a . Berhadapan langsung dengan Allah –Musa ( Kel. 33: 11; Bil. 12 : 8).
b . Mimpi seperti Yusuf , Salomo ( 1 Raja. 3 : 5 ).
c . Penglihatan ; (Yes. 2 : 1 ; 13 : 1 ; Amos 7 : 7-9 ; Dan. 10 : 7).
d . Pendengaran ; (Yes. 21 : 10).
e . Cara-cara lain yang tak disebutkan (dikuasai oleh Roh).
Catatan :
Tidak seorangpun dapat membatasi kedaulatan Allah untuk menyatakan firman-Nya kepada
hamba-Nya, maka tak dapat ditentukan dalam kelompok-kelompok tertentu tentang cara
memperolehnya.
4 . Cara menyampaikan

38
Sebagai penyambung lidah Allah, peran nabi sangat vital dalam menyampaikan firman Tuhan
kepada umat-Nya dan juga kepada bangsa-bangsa lainnya dalam zaman mereka. Ada dua jenis
cara secara umum:
a . Secara lisan ( nabi lisan ),
nabi-nabi dalam kitab Raja-raja & Tawarikh pada umumnya menyampaikan secara lisan
dan langsung kepada pihak yang harus mendengar berita dari Allah itu ( contoh : 2 Sam.
12 ; 1 Raja. 12 : 2 ; 22 : 19 ; 2 Taw. 36 : 12 )
b . Secara tulisan ( nabi tulisan),
terutama yang menghasilkan kitab-kitab nabi di PL ada 17 nabi, tetapi banyak diantara nabi
tulisan yang juga nabi lisan ( Yesaya , Yeremia, Amos, Yunus, dll. ).

Sesuai dengan ukuran bukunya maka ada 2 jenis nabi :


1 . Nabi besar : Yes. Yer. Yehez. Daniel ( 4 kitab + ratapan ).
2 . Nabi kecil : Hosea. Yoel , Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum , Habakuk, Zefanya,
Hagai, Zakharia, Malekhi.

5. Waktu Pemberitaan dan Tempat pemberitaan


Berdasarkan pada masa pelayanannya, nabi-nabi dalam Perjanjian lama dibadi dalam 4
masa :
(1). Masa awal, sebelum tahun 850 sM (misalnya nabi Elia dan Elisa)
(2) Masa sebelum ditawan, tahun 850-586 sM.
(3). Masa ditawan, tahun 568-539 sM
(4) Masa setelah ditawan dari pembuangan, 538-400 sM.
a . Sebelum pembuangan ; = pre Exilic.
          1. Di kerajaan utara ditawan 722 sM ;
Yunus 862 – 830 sM – Amos 787 sM – Hosea 785 – 722 sM .               
2. Di kerajaan selatan ditawan 586 sM .
Obaja 887 sM – Yoel 800 sM – Yesaya 760 – 608 sM – Mikha 750 – 710 sM –
Nahum
– Habakuk 626 sM – Zefanya 630 sM – Yeremia 629 – 588 sM .
b . Masa pembuangan = Exilic 586 sM.
Di tanah Babel. – Yehezkiel 595 – 574 sM – Daniel 607 – 534 sM .
c . Masa Israel kembali ; post Exilic 536 sM.
Hagai 520 sM – Zakharia 520 – 518 sM – Maleakhi 393 sM .

6. Inti Berita.
Ada empat pokok besar yang sebenarnya berkaitan erat satu dengan yang lain :
a . Pengajaran tentang kebenaran Allah dan manusia.
b . Seruan, dengan tahap-tahap ; - perintah – peringatan – ancaman – vonis hukuman.
Prinsip rohani ; panjang sabar, bahkan kepada orang kafirpun, Dia memberi peringatan.
c . Nasehat dan penghiburan : ada masa depan yang cerah.
d . Nubuat : (1) Lokasi : lokal, nasional, internasional. (2) waktu ( tidak tentu ).
Intinya kedaulatan Allah atas semesta alam dan sejarah dunia.

39
Perbandingan Empat Nabi Besar : (Yes. 1:1) - Masa tahta Raja-raja : Uzia, Yotam, Ahaz, Hizkia,
periode sekitar 740-680 sM.
1.  Yeremia. – bernubuat bagi Kaum Yahudi di Yudea dan di tawanan. – terkait dengan Yehuda dan
bangsa-bangsa lain (Yer. 1:5). – Masa tahta raja-raja; Yosia, Yoahaz, Yoyakim, Yoyakhin, Zadekia
(Yehuda). – periode sekitar 627-585 sM.
2.   Yehezkiel. – bernubuat bagi kaum Yahudi di tawanan di babel. – terkait dengan seluruh
keluarga Israel (Yeh. 2: 3-6). – Masa tahta raja-raja Zedekia dan Nabukadnesar (Babel).
3.     Daniel. – bernubuat bagi kaum Yahudi di tawanan di Babel dll. – terkait dengan Israel dan
bangsa-bangsa kafir (Dan. 2:36). – Masa tahta raja-raja; Yoyakin, Yoyakin, Zedekia dan
Nabukadnesar. – periode sekitar 605- 536 sM.
4. Yesaya : Juruselamat dan Raja Israel yang akan datang.

V . Dalam mempelajari Kitab Nabi-nabi kita perlu tahu Konteks Historis kitab Nabi-Nabi
A. Konteks Historis
Ada dua konteks historis kitab Nabi-Nabi :
1. Konteks yang besar
Ketujuh belas nabi-nabi PL berasal dari satu bidang yang agak sempit dalam
panorama sejarah israel, yaitu sekitar tahun 760 – 460 sM. (tiga abad pada masa nabi
Amos) lebih kurang 760 sM, yang paling awal dari nabi-nabi yang menulis, dan Maleakhi,
lebih kurang tahun 460, nabi yang terakhir. Pada waktu itu dalam sejarah bangsa israel
memerlukan secara khusus perantara pelaksana perjanjian, yang menjadi tugas Nabi.
Faktor kedua, ada keinginan Allah yang nyata untuk merekam seluruh sejarah, yang
kemudian segala peringatan maupun berkat yang diumumkan oleh para nabi atas nama
Allah selama tahun-tahun itu.
Tahun-tahun itu ditandai oleh tiga ciri khas kehidupan bangsa Israel, yaitu :
 Pergolakan dibidang politik, militer, ekonomi dan sosial yang tidak pernah terjadi
sebelumnya.
  Tingkat ketidaksetiaan rohani dan ketidakacuhan yang sangat tinggi terhadap perjanjian
Musa yang semula.

Dalam keadaan seperti ini firman Tuhan dibutuhkan, Allah mengangkat para
Nabi dan mengumumkan firman-Nya sesuai dengan keadaan itu. Faktor lain yang tidak
kalah pentingnya dalam konteks historis. Menjelang tahun 760 sM bangsa israel
merupakan satu bangsa, kemudian terpecah secara tetap oleh perang saudara yang
berlangsung lama. Suku-suku di utara terdiri dari sepuluh suku, disebut Israel, atau
kadang disebut Efraim (ker. Utara), terpisah dari suku Yehuda dua suku di bagian selatan
(ker. selatan).
Ketidaktaatan suku-suku di utara terhadap perjanjian Musa, jauh melampaui
segala sesuatu yang dilakukan di Yehuda, sehingga suku–suku di utara ditetapkan Allah
untuk dibinasakan karena dosa-dosa mereka. Nabi Amos 760 sM dan Hosea yang
memulai pelayanannya 755 sM mengumumkan kebinasaan yang akan datang. dan
Kerajaan utara jatuh ke tangan Asyur 722 sM.

40
Sesudah itu keadaan berdosa memuncak di Yehuda ( ker. Selatan), dan
bangkitnya bangsa adidaya Babilonia menjadi pokok pembicaraan banyak nabi, seperti
nabi Yesaya, Yeremia, Yoel, Mikha, Nahum, Habakuk dan Zafanya. Yehuda binasa dan
dibuang karena ketidaktaatannya tahun 587 sM. Sesudah itu nabi Yehezkiel, Daniel,
Hagai, Zakharia dan Maleakhi mengumumkan kehendak Allah untuk memulihkan umat-
Nya, dan pembangunan kembali bangsa itu dan pembentukan kembali agama yang
ortodoks (kepercayaan yang benar). Allah adalah Allah di dalam sejarah, Allah berbicara
dalam sejarah manusia melalui nabi-nabi-Nya dan memakai sejarah untuk memahami
firman-Nya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui sedikit tentang sejarah bangsa
israel.

2. Konteks Khusus
Setiap berita nabuat disampaikan dalam suatu lingkungan historis khusus. Nabi
berbicara kepada orang-orang pada suatu masa dan tempat tertentu dan dalam
keadaan-keadaan tertentu. Oleh karena itu pengetahuan tentang waktu, pendengar,
tentang situasi perlu, untuk memahami suatu berita nubuat.

B. Nubuat
Nubuat meramalkan atau memberitahukan lebih dahulu apa yang akan terjadi. Tetapi
biasanya masa depan atau apa yang akan terjadi itu sangat dekat bagi bangsa israel, Yehuda
dan bangsa-bangsa sekitarnya, bukan ke zaman Perjanjian Baru yang hanya 5 % , yang
berhubungan dengan Mesias 2 % dan yang menyangkut akhir zaman kurang 1 %. Nubuat-
nubuat yang disampaikan dalam kitab nabi-nabi adalah konteks zaman mereka dan nubuat
tersebut digenapi pada zaman mereka atau tidak lama setelah itu. Di atas kita sudah bahas
tentang nabi dan tugas mereka, salah satunya mengumumkan tentang masa yang akan datang.
Sebagian besar nubuat pada mulanya disampaikan dalam benmtuk lisan. Karena
penyampaian dilakukan secara lisan, maka sering kali nubuat disampaikan dalam bentuk puisi
agar dapat diingat dengan lebih mudah. Baru setelah itu dilakukan pencatatan kedalam bentuk
tertulis, baik dilakukan oleh nabi itu sendiri maupun dicatat oleh orang lain.
Dalam sudut kategori waktu, nubuat dibagi menjadi tiga ketegori, yakni: kategori masa
lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Namun ketiga kategori ini biasanya
mempunyai hubungan yang sangat erat. Misalnya ketika seorang nabi menerima nubuat, maka
mereka (orang israel pada masa itu ) diajak untuk mengingat masa lalu kemudian diajak
bertobat pada saat sekarang juga, dan diberitahukan tentang akibat dari sikap mereka yang
tidak ingin bertobat.
Nubuat juga dapat dibagi ke dalam dua aspek lain, yaitu:
1.       Aspek lamaran, pengertian lamaran, adalah berita yang disampaikan kepada rakyat (bangsa
israel) dari Allah. Aspek lamaran ini merupakan peristiwa yang akan terjadi masa dekat yang
tidak ingin bertobat.
2.       Aspek yang berisi nasehat, peringatan, teguran, pengajaran, dan penghiburan.
Selain itu, jika terbatas pada PL saja, nubuat dapat digolongkan sebagai berikut :
1.    Yang berhubungan dengan hari depan orang israel
2.    Yang berhubungan dengan penolong israel (Mesias)
3.    Yang bersifat eskatologis (kerajaan Allah).

41
Oleh karena itu pengetahuan tentang waktu, pendengar, dan situasi sangat membantu
kita untuk memahami berita nubuat. Tetapi biasanya masa depan yang sangat dekat bagi
bangsa isreal dan bangsa-bangsa lain yang ada disekitar mereka diumumkan, bukan masa
depan kita. Oleh karena itu salah satu kunci mengerti kitab nabi-nabi ialah, agar supaya kita
dapat melihat nubuat-nubuat mereka itu digenapi, kita harus melihat ke belakang ke masa-
masa yang bagi mereka masih cerita dari Allah merupakan masa depan, namun bagi kita adalah
masa lampau. Di dalam memahami nubuat, kita harus memahami bentuk yang digunakan para
nabi dalam menyusun dan menyampaikan apaq yang berhubungan firman nubuatan tersebut.
Ada tiga antara :
1.    Penuntutan perkara. Allah digambarkan sebagai seorang penggugat, penuntut dan umat-
Nya tergugat.
2.    Malapetaka. Pengumuman mengenai malapetaka ( misalnya kata “ wai “ = celaka).
Alasannya
malapetaka dan nubuat mengenai kebinasaan.
3.    Janji. Nubuat janji atau keselamatan.
Dalam hal ini ada petunjuk kepada masa depan, yang menuntut perubahan radikal, dan
penyebutan berkat. Berkat datang melalui perjanjian-perjanjian yang disebut kehidupan,
keselamatan, kemakmuran, kehidupan, hasil panen dan keamanan.

Catatan : Untuk nubuat yang digenapi pada masa PB harus ada referensinya di dalam PB contoh
:
a.       Yoel. 2 :. 28 – 32 – Kis. 2 : 17 –21.
b.      Hos. 2 : 22. - Roma. 9 : 25
c.       Mikh. 5 : 1 – Mat. 2 : 6.

42
KITAB YESAYA

Dari antara kitab para Nabi, kitab nabi Yesaya merupakan kitab terpenting dalam PL dan paling
menonjol, baik dalam ukuran, isi maupun gaya bahasanya juga mempunyai tempat dan berita khusus
sebab meliputi zaman-zaman yang menentukan dalam sejarah bangsa israel dari abad VIII sampai zaman
sesudah pembuangan abad ke VI. Hal itu berarti zaman-zaman yang menentukan bagi ker. Utara dan
Selatan.
Di dalam kitab ini kita dapat membaca berita kenabian, tindakan-tindakan Allah, reaksi dan
respon bangsa israel, kuasa firman Tuhan dan berita-berita Mesianis. Kitab ini merupakan suatu koleksi
bahan-bahan pernyataan yang amat kaya dan beraneka ragam.

I . LATAR BELAKANG
A . Judul
Dalam bahasa Ibrani “Yeshayahu “ berarti “Allah adalah keselamatan” / “ keselamatan dari Allah “.
Istilah keselamatan muncul sekitar 26 kali dalam kitab ini, karena itu nabi Yesaya suka disebut “nabi
Penginjil”, karena ia banyak berbicara mengenai keselamatan dan karya penebusan Mesias. Bin Amos
(bukan nabi Amos). Rupanya ayahnya adalah seorang yang terkenal, ada yang menyebutkannya sebagai
keluarga dekat dari raja Yehuda sehingga Yesaya cukup erat hubungannya dengan raja Hizkia.
Untuk mengerti latar belakang kitab ini, kita harus membaca dan mempelajari, kitab 2. Raja-
raja :14-21.
B. Penulis dan Waktu
Tentang penulis kitab ini ada sebagian para teolog yang mempertanyakan kesatuan kitab ini. Pandangan
ps. 1-39, ditulis oleh Yesaya, dan ps. 40- 66, oleh seorang nabi anonim yang hidup diantara orang-orang
buangan abad ke VI ke Bebel. Dengan alasan ini mereka mempertahankan “Deutero Yesaya,” yang hidup
sekitar 540 SM setelah pengasingan di Babel. Pertanyaan jika “Deutero-Yesaya” hidup di Babel, seperti
yang diklaim mereka, bagaimana mungkin si penulis kurang mengenal geografi Babel dan malah lebih
akrab dengan Palestina (lih. 31: 19; 43: 14; 44: 14). Ada pula yang melihat “Trio-Yesaya,” menulis pasal
55-66.
Mengklaim adanya dua atau tiga penulis kitab ini, adalah melawan bukti apa yang ditulis PB.
Kutipan-kutipan dari pasal 40-66 yang tercatat dalam Mat. 3:3; 12: 17-21; Luk. 3: 4-6; Kis. Ras 8: 28;
Roma 10: 16-20, semuanya diatribusikan pada Yesaya. Terlebih lagi, dalam Yoh. 12: 38-41, kutipan-
kutipan dari Yes. 6: 9-10 dan Yes. 53:1 muncul bersamaan dan keduanya merajuk pada Yesaya yang
melihat penglihatan Tuhan di Bait Suci (Yes. 6). Dengan demikian kita harus menyimpulkan bahwa yang
bertanggung jawab atas keseluruhan kitab adalah penulis yang sama dan tidak ada bagian kitab yang
ditulis pada pengasingan di Babel.
Kitab ini menyatakan secara jelas bahwa penulisnya adalah Yesaya bin Amos. Dari dalam kitab itu
sendiri nampak bahwa Yesaya seorang yang berpendidikan luas (ahli, sastra, sosial politik) sehingga jadi
orang kepercayaan/ penasehat raja. Ia seorang pemberani baik ketika berhadapan dengan raja maupun
orang banyak. Namun ia juga seorang yang lemah lembut, seorang patriot dalam membela bangsanya
dan kepada setiap orang yang mau merusak bangsanya.
Nama istrinya adalah Maher syalal Hasy- bal artinya; guru-gurulah merampas barang jarahan.
Anaknya paling tidak ada, dua laki-laki (7 : 3). Namanya Syear Yasyub artinya teguhkanlah hatimu dan

43
tinggallah tenang. Tradisi menyebutkan bahwa Yesaya mati syahit dalam pemerintahan Manasye (2
Raja. 21:16). Dialah yang dimaksudkan dengan apa yang ditulis dalam (Ibr. 11: 37) dan ( bd. Yoh. 12: 38
– 40 ).
Kitab 2 Raja- raja ps. 14 s/d 21 merupakan latar belakang sejarah masa pelayanan Yesaya. Ia
melayani pada masa Raja-raja; Uzia ( 783 – 742 sM), Yotam ( 742 – 715 sM), Ahaz ( 735 – 715 sM) dan
Hizkia ( 715 – 686 sM ). Jadi paling tidak mencakup kurun waktu 38 tahun satu masa yang menentukan
bagi negara israel (utara dan selatan). Dilihat dari latar belakang di atas, periode penulisannya sekitar
tahun 740-680 sM.
C . Latar Belakang Historis.
Ada beberapa catatan umum yang harus diperhatikan untuk memahami kitab ini :
1.       Kerajaan israel mencapai puncak kejayaannya pada pemerintahan Daud. Kemudian
melemah sehingga kehilangan artinya secara politik. Disisi lain kedua kerajaan ini berada dan terlibat
krisis politik internasional, sehingga harus menentukan sikap yang jelas. Setelah Salomo wafat kerajaan
terpecah menjadi dua; kerajaan Utara dan kerajaan Selatan. Kedua kerajaan ini terus bertengkar dan
berperang akibatnya
Pada zaman raja Omri hubungan kedua kerajaan baik kembali, mereka berpendapat dapat
mempertahankan diri dari ancaman kerajaan Asyur dan Mesir. Demi kesejahteraan mereka
memperbaiki hubungan dengan cara mengawinkan anak Ahad (cucunya) dengan putra Yosafat (Yoram)
dari Yehuda. Yosafat raja kerajaan selatan menggabungkan diri dengan Ahad melawan Aram. Omri juga
mengadakan hubungan baik dibidang politik, ekonomi dengan Fenisia karena kedua kerajaan ini
terancam kerajaan Aram. Raja Omri mengawinkan anaknya Ahad dengan putri raja Fenisia Izabel.
Peperangan dengan Aram diakhiri dengan kekalahan, sehingga untuk sementara mereka menawarkan
beberapa daerah dikuasai, dan mengijinkan Aram merajalela di Israel sehingga raja Pekah bersekutu
secara militer dengan Aram.
Hubungan ini menimbulkan untung rugi dan mengakibatkan banyak kesulitan secara spritual.
Hubungan dagang baik, kemakmuran dan damai diperoleh, tetapi kebudayaan dan agama kafir merusak
bangsa Israel. Latar belakang ini menimbulkan perobahan-perobahan dalam sosial dan budaya yang
berdampak pada merosotnya moral, kerohanian dan kebobrokan di dalam masyarakat abad VII sM.

2.       Keadaan Sosial pada pertengahan abad VII sM.


Disamping suasana politik di atas, yang perlu diperhatikan kerajaan utara berbatasan dengan Fenisia dan
Aram. Letaknya strategis untuk perdagangan, demikian juga kerajaan Yehuda mengadakan hubungan
melalui laut dengan Arabia selatan (Sheba dan Ofir), sehingga menambah potensi kekayaan bagi negara.
Di kedua kerajaan tersebut timbul golongan “kapitalis” pedagang kaya yang sangat mempengaruhi
para pemimpin dan pejabat negara, sehinga timbul dan merajalela korupsi, penindasan terhadap kaum
miskin, janda dan anak Yatim piatu. Akibat yang lain moral rusak, kerohanian dan ibadah yang benar
diremehkan (formalitas). Hukum hanya menguntungkan orang-orang tertentu saja, di tengah-tengah
situasi inilah nabi Yesaya, Mikha dan Amos memperdengarkan suara kenabiannya.

3. Kecerahan Kemakmuran itu segera ditutupi kegelapan.


Terjadinya pergantian kekuasaan di Asyur di mana Tiglat Pileser III menjadi raja Asyur, ia mengadakan
ekspansi ke barat, ini mengakibatkan kerajaan Aram, Fenisia dan Israel, Yehuda bahkan Mesir terancam
keselamatannya. Raja Pekah dari kerajaan utara bersama-sama Aram mengadakan persekutuan militer
melawan Asyur, tetapi Ahas raja Yehuda tidak mau. Akibat penolakan itu raja Pekah mengepung
Yerusalem dengan maksud menyingkirkan raja Ahas. Perang ini disebut perang Siro- Efraini (thn. 734-
733 sM). Ahaz meminta pertolongan dari Asyur, walaupun nabi Yesaya menegurnya. Ini berarti
membuat perjanjian dihadapan dewa-dewa Asyur Keputusan raja membawa persoalan antara
kepercayaan kepada Allah dan persekutuan yang nekat dengan Asyur. Yesaya mengingatkan kenapa

44
tidak berharap kepada Allah dan Yesaya bernubuat tentang Raja yang sempurna, Immanuel dari
keturunan Daud ( ps. 9).
Tiglat Pileser mengepung dan menyerang kerajaan utara, menduduki Galilea dan menjelajahi
tanah Filistin sampai ke seberang sungai Yordan (Gilead) sehingga hanya tinggal tanah Efrain saja. Raja
Asyur juga menduduki Aram dan merebut Damaskus, berakibat hilangnya sebagian daerah/wilayah yang
berbatasan dengan Damaskus, hal ini menimbulkan kekuatiran nasional. Pada thn. 726 sM raja Tiglat
Pileser meninggal, dia diganti Salmaneser V, pada waktu itu kerajaan utara tetap memberontak
terhadap Asyur yang akhirnya thn. 721 kota Samaria jatuh dan diduduki Asyur setelah dikepung selama
3 tahun. Kerajaan utara dihapuskan (dibumi hanguskan) oleh raja Sargon dan sebagian penduduknya
dibuang ke Asyur thn. 722 sM. Pada waktu itu kerajaan selatan masih bertahan karena sikapnya yang
mengalah kepada Asyur. Mereka ditindas dan harus membayar upeti yang berat sekali, lama kelamaan
timbullah keinginan untuk memberontak, karena mendapat dukungan dari Mesir.
Kerajaan selatan dua kali memberontak terhadap Asyur, akhirnya pemberontakan kedua mereka
ditumpas oleh Sanherib, dan Yehuda diduduki tetapi Yerusalem tidak berhasil direbut. Pada tahun 726
Mesir dikalahkan Asyur, kekalahan itu berimbas terhadap Yehuda, kekacauan dan krisis semakin
bertambah, di tengah-tengah krisis itulah nabi Yesaya aktif memberitakan firman Allah kepada raja dan
pemimpin-pemimpin supaya mereka bersandar kepada Tuhan, bukan kepada kerajaan Asyur atau Mesir.
Nabi Yesaya memperingatkan raja bahwa Mesir merupakan sandaran yang rapuh, mereka juga lemah
dan hina ( 30: 7; 31: 3).
Raja Ahaz diganti Hizkia, ia mengadakan pemberontakan terhadap Asyur ( 2 Raja. 18 ). Hal itu
disetujui nabi Yesaya, dan ia menganjurkan supaya raja dan rakyat mengharap kepada Tuhan, bukan
kepada negara asing. Tetapi Hizkia tidak mendengarnya, ia bersekutu dengan Mesir, karena takut
kepada Asyur. Inilah yang melatar belakangi (ps. 28-31). Ketika Asyur datang menyerang Yehuda, Mesir
tidak membantu, akhirnya Yehuda diduduki Asyur dan dipaksa membayar upeti yang banyak; emas dan
perak dan Yehuda kembali jajahan Asyur (2 Raja. 18 : 13 – 16). Tetapi pada waktu itu kerajaan Yehuda
masih bermain mata dengan Mesir, sehingga kerajaan Asyur kembali datang mengepung Yehuda. Hizkia
berbalik mendengar nasihat Yesaya, akibatnya tentara Asyur mendapat malapetaka yang hebat
mengakibatkan Senherib tidak sanggup lagi menyerang Yehuda dan ia pulang.
Akhirnya Yesaya melihat jauh ke depan kepada pembuangan di Babel, akibat ketidak taatan raja ( lih.
39: 5-7). Pasal 40, dst,... tentang rencana Allah tentang keselamatan. Koresy raja Persia menguasai
kerajaan Media thn. 500 sM, kemudian mengalahkan kerajaan Babel thn. 539 sM. Koresy memulangkan
orang-orang Yahudi (sesuai dengan Yes. 44: 28) dengan perintah untuk membangun bait Allah mereka
(bd. Ezr. 1: 2-4; 6: 2-5). Bangsa Yahudi yang pulang mendapat tantangan dari penduduk negeri (Samaria),
karena orang Yahudi menolak bantuan mereka. Pembangunan terhenti selama 20 tahun, hingga Hagai
dan Zakharia kembali membangun tahun 520 sM dan baru selesai tahun 516 sM.
Pasal 56-66, beralih dari historis ke tematis yaitu tentang tanah air dan ibu kotanya menunjuk
pada langit dan bumi yang baru kepada Yerusalem. Yesaya mulai melayani pada akhir-akhir kerajaan
utara, dan sezaman dengan dia bekerja nabi-nabi lain, yang bekerja dan melayani di kerajaan utara nabi
Hosea dan di kerajaan selatan nabi Mikha (bd. Yes . 1: 1 ; Hos. 1: 1 ; Mikh. 1 : 1).
C . Ciri – Ciri Khas
1.       Gaya bahasa
a.    Penyampaian yang dinamis, sering muncul gaya “ rethorik “.
b.   Bergantian antara bentuk prosa dan puisi/ nyanyian.
c.    Masalah-masalah aktual sering terjadi dalam bentuk nubuat-nubuat.
2.       Susunan yang di ulang-ulang ; (a) pengaduan (b) ancaman. (c) nasehat (d) janji ; penyucian dan
berkat,
hukuman.
D. Tema dan Tujuan

45
Tema kitab ini adalah “keselamatan dari Allah “. Hal itu ditegaskan dalam pasal 1-39, yang berbicara
tentang kebutuhan keselamatan bagi manusia, dan pasal 40-66, mengungkapkan rencana Allah tentang
keselamatan dalam Mesias (Kristus) dan kerajaan-Nya sebagai Hamba Tuhan.
Keselamatan itu diberikan karena anugerah melalui kuasa Allah Sang Penebus, dan bukan oleh
usaha manusia atau perbuatan daging. Allah yang Mahakudus tak akan membiarkan adanya kenajizan
dalam umat perjanjian-Nya, dan akan menangani mereka melalui disiplin, serta memurnikan mereka
sesuai dengan rencana penebusan-Nya.

II . SUSUNAN KITAB ( lih. bagan )


A . Hukuman Allah – karena dosa ; Ps. 1 s/d 39
1. Hukuman bagi Yehuda ps. 1 s/d 12.
- Nubuat-nubuat mengenai Yehuda dan Sion ps. 1 – 5
- Kesaksian panggilan Yesaya ps. 6
- Kelahiran raja damai ps. 9
- Raja damai akan datang ps. 11: 1 – 10
- Israel akan dipulihkan ps. 11: 11 – 12 : 6.
2 .Hukuman atas bangsa-bangsa lain ps. 13 s/d 23
Bangsa babel, Moab, Aram, Mesir, Fenisia , Asyur , Filistin, Ethopia.
( perhatikan kata-kata permulaan
: “ucapan ilahi “ ).
3 . Eskatologi ( Hari Tuhan dan segenap bumi ) ps. 24 s/d 27.
- Penghancuran bumi ( 24 : 6 )
- Keselamatan di Sion ( 26 : 19 ).
- Penghakiman ( 26 : 8, 12 ).
- Kebangkitan ( 27 : 6, 12 ).
4 . Peringatan-peringatan dan janji-janji untuk Israel. ps. 28 s/d 35
       Nubuat terhadap pemimpin-pemimpin Yerusalem. ps. 28 – 33 .
6 . celaka ( 28 : 1 ; 29 : 1 ; 29 : 15 ; 30 : 1 ; 31 : 1 ; 33 : 1 ).
       Nubuat tentang pengepungan dan pelepasan Yerusalem dan
       Nubuat pertolongan hanya dari Tuhan. Ps. 34 – 35.
       Nubuat atas Sanherib Ps. 36-39.
B. Penghiburan. Ps. 40 s/d 66.
Untuk mempermuda memahaminya dapat dibagi dua :
Ps. 40 – 55.
1. Keselamatan dijanjikan ps. 40 – 48
- Koresy = Cyrus ( 550 – 530 s.M ) ; 2 Taw. 36 : 22 – 23.
2 . Keselamatan terwujud ps. 49 – 55
- nyanyian hamba Tuhan ps. 53.
Ps. 56- 66.
3 . Keselamatan akan digenapi ps. 56 – 66
- langit dan bumi baru ps. 60 : 19 – 22
- Tuhan dan tahtaNya ps. 66 : 1
- seluruh umat sujud ps. 66 : 23 .
Bandingkan bagian ini dengan Wahyu Ps. 21 – 22.

46
Ayat-ayat kunci baca : 7:14; 9: 6-7; 53: 4-7.
Catatan:
a. Perhatikan pembagian di atas dengan jumlah buku dalam Alkitab ( PL 39 buku tentang
TORAT
= hukum ). PB terdiri 27 buku tentang Injil = berita kesukaan/ penghiburan .
b. Permulaan bagian kedua (ps. 40) “terwujud “ dengan seruan Yohanes Pembaptis
(permulaan
PB ).
c. Alkitab memiliki 66 kitab, kitab Yesaya memiliki 66 pasal. 39 pasal pertama mengacu pada
kitab PL sebagian besar mengantisipasi adven (penantian) pertama Mesias, dan 27 pasal
terakhir Yesaya pararel dengan 27 kitab PB, berbicara tentang Mesias sebagai Hamba.

III . POKOK – POKOK PENTING


A . Puisi-puisi yang indah
1. Nyanyian kebun anggur ps. 5. Bangsa israel dilukiskan sebagai kebun Anggur yang
dicangkok,
ditanam dan dibersihkan supaya menghasilkan buah yang baik. Tetapi mengecewakan,
sebab
buah yang dihasilkan asam ( bd. Yoh. 15).
2. Nyanyian syukur dan keselamatan (Wahyu tentang raja yang memerintah ditutup dengan
kemuliaan) ps. 12.
3. Padang gurun berbunga (melukiskan kerajaan pada akhir zaman, yang aman dan penuh
dengan kemenangan dan sukacita) ps. 35.
4 . Hamba Tuhan ps. 42. Berbicara tentang anugerah penebusan. Apa yang dikerjakan
hamba Tuhan itu ( ay. 21 ), demi penyelamatan, menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus.
4. Hamba Tuhan yang buruk tetapi mulia ps. 53. Tokoh ini menunjuk kepada Tuhan Yesus
Kristus
yang disalibkan di Golgata.
Ada beberapa alasan :
  Ia datang dalam kerendahan.
  Ia dihina dan dihindari.
 Ia menanggung sengsara ganti manusia berdosa, tertikam karena pemberontakan
kita.
 Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita.
 Dalam menanggung sengsara itu Ia benar-benar pasrah, membiarkan diri ditindas
dan
tidak membuka mulutnya.
 Ia mati sebagai seorang penjahat.
 Ia dibinasakan sebelum ajalnya – terputus dari negeri orang hidup.
 Ia tidak bersalah, tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
 Sesudah menanggung sengsara, Ia akan hidup, Ia akan melihat keturunannya.
 Kehendak Tuhan terlaksana karena Dia.
 Sesudah menanggung sengsara , Ia akan masuk ke dalam kemenangan besar.
 Karena Ia akan membenarkan banyak orang.

Istri yang dipulihkan ps. 54. Menggambarkan keselamatan dan Perjanjian damai dengan Sion. Mereka
dihukum tetapi hanya sesaat, karena Kasih-Nya Allah memanggil kembali mengacu pada (Keselamatan).

47
B . Panggilan Yesaya ps. 6.
Tempatnya di bait Allah pada saat menghadap Allah. Panggilan ini terjadi di tengah-tengah keborokan
moral bangsa yang tidak lagi mengindahkan firman Tuhan. Yesaya sadar dirinya najis di hadapan Tuhan,
sebenarnya semua manusia harus sadar akan kenajisan dirinya unsani yang fana, ketika berhadapan
dengan kekudusan Allah (bd. Musa, Paulus, rasul Yohanes, dll). Penglihatan itu berisi penyataan tentang
Allah yang Mahakudus. Yang melakukan penyucian adalah jamahan “ api “ dari Tuhan, oleh sebab itu
setiap manusia dan pelayanan Tuhan baru murni sesudah dijamah Tuhan.

C . Ajaran Tentang Allah


1. Allah Yang Mahakidus.
Ungkapan yang khas “Yang Mahakudus, Allah israel” ditemukan sebanyak 25 kali dalam (Yes. Ps. 1-39),
dan 11 kali dalam (Yes. Ps. 40-55), dua kali dalam (Yes. 56-66). Kata kudus, dari akar kata (bhs. Ibr. Q-r-
sy); berarti dikhususkan atau dipisahkan. Gagasam utama adalah ‘dikhususkan bagi’, bukan “dipisahkan
dari” dan berkaitan dengan dunia (Snauth, 1944. hal. 30-31). Di gunung Sinai Allah berfirman tempat di
mana engkau berdiri itu adalah tempat yang kudus (Kel. 3:5). Yesaya secara nyata menunjukkan sifat
moral kekudusan itu, ia memakai istilah dalam ‘bhs. Ibr.tame’; najis tidak bersih untuk menyatakan
keadaan berdosa, dan juga menekankan kekudusan secara moral daripada kekudusan secara ritual.
Kekudusan dihubungkan dengan ibadah kepada Allah. 1[1] , tujuannya untuk menanamkan taurat dalam
hati orang. Penghukuman disebabkan kenajisan, yakni pelanggaran terhadap kekudusan Allah, maka
untuk pemulihan bangsa itu memerlukan penyucian dalam penyelamatan dan penebusan.

2. Allah Penyelamat.
Nama Yesaya dalam bahasa. ibr. Yesya’yahu, yang berarti Allah akan menyelamatkan, Allah adalah
keselamatan, menolong kita mengerti mengapa Yesaya sangat tertarik dengan berita keselamatan.
Beberapa kali disebut Allah disebut sebagai ‘Allah yang menyelamatkan engkau’ (Yes. 17:10), yang
mengacu khususnya pembebasan dari Asyur (lih. Yes. 11:11-16;12:1).
Keselamatan bersifat pribadi perhatikan kalimat-kalimat “Tuhan datang menyelamatkan aku” (Yes.
38:20;12:2). Keselamatan adalah pembebasan dari waktu kesesakan (Yes. 33:2), juga mengacu kepada
waktu yang dinanti-nantikan oleh umat Allah (Yes. 25:9), yang dalam konteksnya tampak seperti masa
depan yang penuh berkat. Keselamatan juga merupakan pembebasan dari tangan musuh dan
penindasan (Yes. 45:17; 49:25). Gagasan mengenai tebusan dihubungkan dengan keselamatan karena
Allah memberikan Mesir, Etiopia dan Syeba sebagai gantin bagi keselamatan israel (Yes. 43 3). Allah
satu-satunya Juruselamat (Yes. 43:11-12)- berhala-berhala tidak mampu menyelamatkan (Yes. 46:7. bdg.
Yes. 47:13). Keselamatan bergantung pada melakukan keadilan dan kebenaran (Yes. 56:1), dan sejajar
dengan “pembebasan”. Kesejajaran dengan kebenaran ditemukan juga dalam (Yes. 59:11). Gagasan
mengenai keselamatan dihubungkan dengan penebusan, pembebasan, kebenaran dan keadilan, maka
perlu mempelajari gagasan-gagasan ini untik memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kata-
selamat, keselamatan, juga Juruselamat,

3. Allah Penebus
Kata kerja bhs. Ibr.ga’al menebus, bentuk partisifnya go’el; penebus, menyolok dalam kitab Yesaya.
Terdapat 26 kali dalam kitab ini. Ada dua kata lain yang digunakan dalam penyampaukan “penebusan”
yaitu kata ‘pada’ menebus dan kata ‘kipper’ menutupi. Gagasan dasar kata ga’al adalah ‘mendapatkan
kembali milik’ (termasuk orang) yang tidak lagi dipegang oleh pemilik semula (lih. Yes. 52:3- kamu dijual
tanpa pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa pembayaran. Juga Yes. 43:13-14 “Aku menebus

48
engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu”.Dalam Yes. 41:14 “Yang
menebus engkau ialah yang Mahakudus Allah israel, firman Allah (bdg. Yes. 43:14; 47:4: 48:17; 54:5).
Yesaya nenggumakan kata ini terutama dengan arti ‘penyelamatan dari penawanan’ (Yes. 43:14, bdg.
Yes. 47:4).
Penyelamatan itu tidak berhenti di situ, melainkan merupakan merupakan bagian dari satu proses
yang bergerak menuju ke sesuatu yang lebih besar dan baik lagi. Penebusan itu akan membawa umat-
Nya lebih berjaya dan mereka akan bersorak-sorak di dalam Tuhan (Yes. 41:14-16).
Penyelamatan-Nya memperlihatkan kebenaran, bahwa Dialah yang pertama dan yang terakhir,
selain Dia tidak ada ilah lain (Yes. 44:6-7). Hal ini berhubungan dengan tindakan-Nya sebagai Hakim
(Yes. 47:3,... dst), namun merupakan pengajaran bagi umat-Nya (Yes. 48:17) dan penyataan ilahi bagi
raja-raja (Yes. 49L7). Karya penyelamatan Allah, membuat Dia diagungkan (Yes. 44:23).
D. Dalam kitab Yesaya paling jelas dinubuatkan tentang Tuhan Yesus .
1. Kelahiran ........ ps. 7 : 14 ; 9 : 6.
2. Keluarga ............. ps. 11 : 1
3. Pengurapan ps. 11 : 2 ; 61 : 1 – 2
4. Tabiat ps. 11 : 3 – 4
5. Kehidupan ps. 7 : 15
6. Sifat ps. 42 : 1 – 4
7. Sengsara dan kematian ps. 52 : 13 – 53 : 12
8. Kebangkitan ps. 25 : 8 ; 51 : 1 ; 52 : 8
9. Pemerintahan yang mulia ps. 11 : 3 – 16.
Selain tentang keselamatan, kitab ini juga memaparkan doktrin Kristus secara amat rinci tentang
pelayanan, sehinga tepatlah bila disebut Yesaya sebagai nabi Penginjil. Doktrin Kristologi dapat
diperoleh lebih jelas dan lengkap di kitab ini dari pada kitab-kitab lain di seluruh PL.

E. Kristus Dalam Kitab Yesaya.


Selain nubuat-nubuat di atas, kitab ini menyatakan potret Kristus dengan lengkap seperti :
a. Mesias dalam kedaulatan-Nya di tempat tinggi ( ps. 6).
b. Kemanusiaan-Nya ( ps. 7: 14; 9:6; 11: 1).
c. Pelayanan-Nya oleh Roh ( ps. 11 ).
d. Nature ilahi-Nya ( ps. 7: 14; 9: 6 ).
e. Keturunan Daud ( ps. 11 ).
f. Karya Penebusan-Nya sebagai subtitusi kita ( ps. 53 ).
g. Pelayanan-Nya sebagai hamba Tuhan Juruselamat ( ps. 49 ).

49
KITAB YEREMIA

Kira-kira 60 tahun sesudah kematian Yesaya, Tuhan mengutus seorang nabi besar lain yang baru
berumur 21 tahun ( ? ) untuk melaksanakan tugas yang berat pada masa yang sulit. Untuk mengerti
dengan sungguh akan masa dan isi kitab ini kita harus melihat pada catatan dalam kitab Raja-raja dan
Tawarikh tentang masa-masa terakhir kerajaan selatan dibawa pemerintahan raja Zedekia ( 2 Raja. 24
s/d 25 ; 2 Taw. 36 ) + 40 tahun. Zaman itu penuh dengan tantangan, suatu masa yang sangat penting
dalam sejarah Yehuda. Sepanjang 40 tahun yang penuh dengan kekacauan itu Yeremia mewartakan
firman Tuhan kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan, menjadi teladan bagaimana
seharusnya seorang nabi (hamba Tuhan) hidup.
Menurut LXX (septuaginta) kitab Yeremia dan kitab Ratapan adalah satu buku maka penulisnya
satu orang (Yeremia). Ia merupakan seorang penulis yang potensial ( menulis 55 pasal ), karena ia juga
merupakan seorang yang cukup menguasai Pentateukh dan ahli dalam menulis prosa maupun puisi. Di
PB banyak penulisnya mengutip dari kitab ini, hampir seperti pada kitab Yesaya.

I . Latar Belakang.
A . Judul dan Penulis
Dalam bahasa Ibrani “Yirmeyahu yang artinya Allah menetapkan atau meninggikan, Allah melempar
(kan ) “. Dilihat dari kata kerja “rama” arti harafianya adalah melemparkan. Pengertian positif dari nama
ini adalah Allah ; menetapkan, mengangkat, meninggikan, ... Allah adalah tinggi ( yang ditetapkan Allah
bagi penulis dan sisa bangsa ). Sedangkan pengertian yang negatipnya ; Allah membuang, melemparkan
nabi ke dalam dunia keji atau dilemparkan ke bawah untuk menghakimi bangsa-bangsa dan ( Yehuda ).
Untuk mengetahui latar belakang kitab ini kita harus membaca dan mempelajari kitab 2. Raja-Raja :
22-25.
Yeremia tercantum sebagai penulis, ia berasal dari satu kota imam di Anatot tanah Benjamin (1:1).
Ia mendiktekan nubuat-nubuatnya pada Baruk, jurutulisnya kecuali pasal 52. Pribadi Yeremia, ia seorang
yang lemah lembut namun gagah, panjang sabar dan memperhatikan kepentingan orang lain, tulus
rendah hati dan setia kepada Tuhan. Ia sedia berkorban karena kasihnya kepada bangsanya. Satu sifat
hamba Tuhan yang patut diteladani. Hal lain yang dapat kita lihat dari pribadi Yeremia :
(1). Hati Yeremia dihancurkan oleh pemilihan Allah terhadap dirinya ( 11: 21 ; 15 : 10 ; 16 : 8 ; 20 : 8, 14),
ia juga dari kelompok imam (1 : 1). Ia juga dicap/digelari sebagai nabi yang suka menangis (9:1; 13:17).

50
(2). Kemungkinan besar bahwa ia tidak menikah karena tuntutan tugasnya yang berat dalam
pelayanannya beberapa kali ia hampir dibunuh karena keberaniannya menegor raja dan para penguasa
Yerusalem.
                                                    Cengkeram pemilihan Allah terhadap dirinya diungkapkan dengan jelas :
                                                    Sejak ia lahir (1 : 5)
                                                    Firman yang berkuasa pada mulutnya (5 : 14)
                                                     tidak dapat menghindarkan diri, dan harus menyampaikan firman-Nya (20 : 9).
(3) Perjanjian perlindungan Allah yang kokoh bagi keselamatan (1 : 8, 17 – 19 ; 20 : 1 – 6 ; 26 : 16 –24).
(4). Pertentangannya dengan nabi-nabi palsu (5 : 31; ps. 28).
(5). Dari semua nabi-nabi, catatan tentang dirinya yang paling lengkap.

B . Waktu
Yeremia melayani dari masa pemerintahan lima raja Yehuda terakhir; Manasye,Yoahas, Yosia, Yoyakim,
Yoyakhin dan Zedekia sampai dengan Yehuda di buang ke Babel (1 : 1 – 3). Zedekia raja terakhir ker.
Yehuda berada dibawah kekuasaan Babel, tetapi ia pro Mesir. Nabi Yeremia menentang dia, karena
semuanya itu bertentangan dengan kehendak Allah, maka Allah memakai Babel sebagai alat ditangan-
Nya ( campur tangan Babel adalah kehendak Tuhan, seijin Tuhan). Hal itu terjadi karena ia lebih
mendengar nabi-nabi palsu yang bernubuat atas nama Yahweh, dari pada Yeremia, dan akhirnya
Zedekia lebih mendengar nabi palsu. Keputusan raja Zedekia pro Mesir membawa akibat yang
menyedihkan dalam sejarah bangsa Israel.
Di sisi lain pada waktu itu bangsa Israel tidak mengindahkan firman Allah dan tidak setia lagi
kepada Tuhan. Maka terjadi kemerosotan rohani, pemimpin-pemimpi menjadi buta rohani. Mengaku
suci tetapi tiap hari berbuat kejahatan. Ketidak setiaan kepada Tuhan nampak dari hujatan raja kepada
Tuhan, ia membakar naskah firman Allah ( 36: 27 ), rakyat tidak mau mendengar firman Tuhan ( 37 : 2 ).
Raja silih berganti sebagai hukuman Tuhan. Dosa-dosa membutakan mata bangsa Israel sehingga tidak
melihat pekerjaan Tuhan yang menggunakan segala perkara untuk menghukum bangsa itu.
Yeremia sezaman dengan nabi-nabi Nahum dan Zefanya (lebih dulu). Habakuk, Daniel dan
Yehezkiel (kemudian ) ia bekerja sama dengan Yosia. Pada waktu itu kondisi rohani Yehuda sudah
semakin memburuk sampai pada klimaksnya, sementara kerajaan Mesir yang silih berganti dengan
Asyur mengancam bangsa itu. Kemudian Mesir dikalahkan oleh Babel yang sekaligus mengilas kerajaan
Yehuda. Berdasarkan kisah di atas dapat diperkirakan pelayanannya antara 626-586 sM. Maka periode
penulisanya sekitar tahun 627-585 sM.
Riwayat lain Yeremia kemungkinan besar ia lahir pada masa raja Manasye, dari kota Anatot ( 3 –
6 km sebelah utara Yerusalem ). Ayahnya Hilkia seorang imam. Tradisi Yahudi menyebutkan bahwa ia
mati syahid di Mesir oleh orang-orang Yahudi yang diperingatkannya untuk jangan melawan Babel yang
hanyalah alat Allah untuk menghukum Yehuda (merupakan jalan keselamatan), bagi sisa bangsa yang
dikuasainya. Dalam peringatan Tuhan melalui nabi Yeremia, apabila mereka berpaling ke Mesir mereka
pasti akan binasa (bd. kitab Tawarikh).

Catatan, selidiki raja-raja Yehuda yang sezaman dengan Yeremia yaitu raja: Yoahas, Yoyakim , Yoyakhin,
Zedekia. (lih. ps. 35 s/d 36) mengenai keadaan kerohanian dan disimpulkan dalam (Yer. 5: 31 baca).

C . Latar Belakang Historis.


Yeremia hidup pada tahun-tahun terakhir kerajaan Yehuda. Ia membawa berita ‘penghukuman’,
kegelapan karena dosa-dosa. Kebusukan-kebusukan sosial dan keagamaan menjadi dasar kehancuran
yang tidak bisa dihindari (Yer. 2: 5-7). Situasi Internasional waktu itu, kerajaan Asyur berada di puncak
kekuasaan, raja Manasye (687-642 sM) setia kepada Asyur yang mengakibatkan kemerosotan

51
kerohanian, pemujaan kepada Yahweh dan dewa-dewa kafir. Pemerintahan Manasye disebut sebagai
zaman kemurtadan yang luar biasa dan ia disebut raja yang paling jahat.
Yosia (640-609 sM).
Ia berumur 8 tehun ketika naik tahta, dan urusan pemerintahan ditangani penasehat yang tetap setia
kepada Asyur. Kekuatan Asyur mulai lemah sesudah raja Assurbanipal meninggal. Dimana terjadi perang
saudara, dan raja baru tidak sanggup lagi menguasai bagian barat termasuk negeri Yehuda. Yosia
membebaskan Yehuda dari pengaruh Babel dalam pemerintahannya ia mencari Tuhan dan
membersihkan dewa-dewa asing di Yehuda (2 Taw 34: 3-7), kemudian memperluas kerajaannya.
Puncaknya thn 622 sM ia mengadakan reformasi dan membersihkan bait suci dan taurat Tuhan
ditemukan. Yeremia memulai pelayanannya thn ke 13 pemerintahan Yosia, dan ia mengkritik ketidak
setiaan kepada Yahweh dan ketidak setiaan bangsa israel kepada Allah dan meminta bangsa itu
bertobat. Dalam pemerintahannya kerajaan Asyur masih tetap merupakan bayangan. Pada waktu itu
Mesir bersekutu dengan Asyur untuk melawan Babel tetapi tidak sanggup. Babel mengalahkan
kekuasaan Asyur 508 sM dan menghansurkan secata total thn 612 sM ini terjadi pada pemerintahan
Yosia.
Pada pemerintahan Yosia Yerusalem disucikan, keturunan Daud dipersatukan dan Yerusalem
kembali menjadi pusat agama, mereka hidup dalam kemakmuran. Tetapi harapan itu menjadi pudar
ketika raja Nekho II, dan Firaun maju dengan tentara yang besar ke Karkemis. Untuk menolong Asyur,
Yosia maju ke Megido, dan tindakannya yang bodoh itu berakibat fatal ia terbunuh dan digantikan oleh
anaknya Yoahas.
Yoyakim (609-598 sM).
Raja Nekho menguasai negeri-negeri Aram dan israel, dan ia memperlakukan Yehuda dengan keras. Dia
menurunkan Yoahas dan membuangnya ke Mesir dan mengangkan Yoyakim anak Yosia yang lain
menjadi bawahannya untuk memungut pajak yang besar. Yoyakim sikapnya lalim. Lebih rendah dari
ayahnya Yosia. Dalam pemerintahannya dia memaksa rakyat kerja keras tanpa dibayar karena
perbendaharaan negara bangkrut. Kemudian reformasi yang dibangun Yosia hansur dan bangsa itu
kembali kepada penyembahan berhala, dan ketidak adilan meraja lelah di mana-mana dan setiap orang
yang melawan raja dihukum mati.
Pada thn 605 sM Nebukadnesar anak raja Babel menyerang Mesir, kemudian mengalahkan Aram tengah
dan terus melanjutkan geraknya. Pada thn 604 sM mereka memasuki dataran Filistea dan merebut
Askelon . Yehuda berada dalam bahaya, maka raja Yoyakim mengalihkan kesetiaannya dari Mesir ke
Babel. Yoyakim bermaksud membebaskan diri dari Nebukadnesar dan ia memberontak secara bodoh.
Tahun 598 sM Nebukadnedar menyerang Yerusalem dan Yoyakim wafat dan digantikan Yoyakhin. Dia
setia kepada Nebukadnesar, tetapi kemudian dibuang dengan beberapa pemimpin sipil dan
warganegara yang terkemuka dan sebagai penggantinya Zedekia diangkat menjadi raja Yehuda, namun
sebagai taklukan Babel.
Raja Zedekia (598-586 sM)

Ada tiga peristiwa penting dalam sejarah Yehuda dalam pemerintahan Zedekia :
1. Pembuangan raja Yoyakhin dan warga negara terkemuka lainnya ke Babel (587 sM). Yeremia
mengucapkan nubuatannya tentang dua keranjang buah ara ( ps. 24) dan peistiwa itu segera terjadi.
2. Pemberontakan yang direncanakan melawan Babel. Peristiwa itu merupakan latar belakang dari
tindakan Yeremia yang besifat simbolik tentang Kuk (ps. 27), dan perselisihannya dengan nabi
Hananya (ps. 28). Surat kiriman kepada orang-orang buangan di Babel (ps. 29). Pelemparan kitab
yang berisi nubuat ke dalam sungau Efrat ( 51: 59-64).
3. Pemberontakan melawan Babel thn 589 sM yang mengakibatkan dikepungnya Yerusalem dan
penghancurannya thn. 587 sM. Pemberontakan ini akibat dari :

52
a. Ketika kerajaan Babel memperketat pengepungan, mereka melawan. Yeremia bernubuat,
kota itu akan dibinasakan.
b. Ketika kerajaan Babel meninggalkan Yerusalem untuk sementara, Yeremia menegor dan
berkata, itu hanya sementara dan akan kembali, dan pengepungan itu akan diperbaharui
( 34:
8-22).
b. Yeremia dipenjarakan. Ada dua hal tentang peristiwa tersebut (lih. 37: 11-21 dan 38: 1- 2a;
39:
15 –18.
d.       Sementara dia dipenjara, Yeremia membeli ladang dari pamannya ( 32: 1- 15).
e.    Yerusalem direbut thn 587 (39: 1-2, 4-10) dan Yeremia dilepaskan dari penjara.
Sebelum pengepungan dan jatuh Yeremia melawan kepercayaan optimis yang palsu dari penduduk
Yerusalem dan nabi-nabi palsu, ysng nubuatnya bertolak belakang dengan nubuat nabi Yerenia. Nabi-
nabi palsu menjanjikan keselamatan jumlah mereka lebih banyak dan rakyat lebih percaya kepada nabi-
nabi palsu. Nabi-nabi palsu dan bangsa Yehuda yakin teguh bahwa Sion tidak dapat diganggu gugat.
Kerajaan Daud bertahan selama empat abad di Yehuda, sekalipun kerajaan utara dihancurkan kerajaan
Asyur. Mereka percaya Allah telah mengadakan perjanjian dengan putra Daud (2 Sam. 7), sehingga
muncul keyakinan bahwa Yerusalem tidak akan pernah direndahkan musuh, Yerusalem kediaman Allah.
Dia takkan membiarkan musuh-Nya menyerang rumah-Nya. Mereka memaksa Yeremia menutup
mulutnya (tidak bernubuat lagi).
Pembelian ladang merupakan tanda sesudah penghukuman, itu menunjuk pada keadaan Yehuda akan
dipulihkan (pengharapan), rumah, ladang serta kebon Anggur akan diberi di negeri itu (lih. Ps, 30 – 31).
Demikianlah Yeremia menyampaikan pengharapan melalui tindakan simbolis kepada bangsanya.
Kerajaan Mesir merupakan kekuatan menggoda Yehuda untuk melawan dan minta perlindungan dari
ancaman Babel (hal ini merupakan topik yang disoroti khusus oleh Yeremia ), tetapi nabi Hanaya yang
pro Mesir membenci Yeremia dan dituduh sebagai penghianat bangsa tanpa malu. Akhirnya Zedekia
terbujuk menghianati Nabukadnesar raja Babel, dan akhirnya Babel mengepung Yerusalem, Di tengah-
tengah situasi ini Zedekia tidak berani menentukan pendirian, ia berpaling ke Mesir. Kemudian dalam
peperangan di Karkhemis ( 605 sM ) Mesir pun dikalahkan Babel, inilah awal kehancuran.
Pengepungan berhasil orang-orang Babel bertindak ganas ( 2 Raj. 25 ). Zedekia lari kemudian
ditangkap tentara Babel. Nabukadnesar menyembelih anak-anaknya di depannya dan mencungkil
matanya dan dia dibelenggu ke Babel. Sebulan kemudian Nabukadnesar dan tentaranya kembali ke
Yerusalem, merubuhkan tembok-temboknya, dan membakar inilah akhir kerajaan Yehuda.
Hati Yeremia remuk melihat penggenapan nubuatannya, suatu kisah kehancuran yang mengerikan atas
Yerusalem ditulis dalam 2 Taw. 36 : 11 – 21. Dan peran nabi Yeremia tentang kisah itu dinyatakan di ( ay.
11, 21 baca ). Yeremia berangkat ke Mesir secara paksa ( Yer. 43: 1-7), dan tidak ada khabar yang pasti
tentang masa akhir hidupnya.

C. Tema dan Tujuan


Tema kitab ini adalah “Pelayanan dan Pergumulan”. Kitab ini menekankan keseimbangan antara
pengumuman penghakiman dan pengharapan pemulihan yang dapat kita lihat dalam bagian penutup.
Allah membuat perhitungan atas setiap pelanggaran, dosa, penyembahan berhala yang mereka lakukan
(22: 9; 32: 29; 44: 2-3). Umat Allah ikut-ikutan mengorbankan anak-anak mereka kepada dewa-dewa
kekejian (7: 30-34), satu kenajisan di mata Allah. Namun dalam situasi ini pun Nabi Yeremia tetap
mengasihi umat Yehuda walaupun mereka membencinya, terlepas dari dosa-dosa dan kejahatan
mereka, ia tetap mendoakan bangsanya/ mereka (14: 7,20).

II . SUSUNAN ( lih. bagandi belakang )

53
A . Panggilan Yeremia ps. 1
B . Kumpulan khotbah ps. 2 – 20.
1. Pelayanan umum ps. 2 – 10.
2. Pengalaman-pengalaman pribadi ps. 11 – 20.
C . Nubuat-nubuat Khusus ps. 21 – 33.
1. Kepastian untuk pembuangan ps. 21 – 29.
2. Janji pemulihan ps. 30 – 33.
D . Laporan peristiwa sejarah ps. 34 – 44
1. Pengepungan dan jatuhnya Yerusalem ps. 34 – 39.
2. Sesudah penghancuran ps. 40 – 44
E . Pelengkap ps. 45 – 52
1. Barukh ps. 45
2. Bangsa-bangsa kafir ps. 46 – 51
(perhatikan tentang bangsa Babel )
3.Jatuhnya Yerusalem ( Zedekia dan Yoyakhim ) ps. 52.
Ayat-ayat kunci baca : 1: 4-10; 7: 23-24; 8: 11-12.

III . POKOK – POKOK PENTING


A . Pasal 1. “panggilan Yeremia”. Tuhan telah mengenal dan memilih dia sejak dari kandungan untuk
menjadi Nabi bagi bangsanya. Mula-mula Yeremia menolak panggilan Allah karena masih muda, tetapi
karena perintah dan janji Tuhan, akhirnya ia menerima panggilan Tuhan itu dan melakukan dengan
konsekuen.
Pengalaman-pengalaman pribadi nabi ini sungguh merupakan gambaran kesetiaan di dalam pelayanan
yang di dalamnya nampak juga pergumulannya terhadap Tuhan perhatikanlah keluhan - keluhannya:
1.  Keluhannya dan jawaban Tuhan ( ps. 12 ), tentang bangsanya ( ps. 17 ).
2.  Antara nabi Allah dan nabi palsu ( ps. 28 )
3.  Yeremia dimasukkan ke dalam sumur ( ps. 38 ).

B. Nubuat tentang Mesias tunas yang Adil yang tampak bertentangan dengan nabi palsu/penipu. Gembala-
gembala palsu yang membiarkan kambing domba gembalaannya hilang, dan iman palsu ( ps. 23 ). Pasal
24, nubuat tentang pembuangan ke Babel yang berlangsung selama 72 tahun.
C. Kekuasaan Allah dalam Sejarah
Kekuasaan Allah nampak jelas dalam sejarah, melalui bangsa israel dalam pendudukan tanah Kanaan,
adalah akibat langsung campur tangan Allah. Yeremia menegaskan peristiwa-peribtiwa di Yehuda, Mesir,
Babel ditentukan kekuasaan Allah. Bukan politik manusia (dengan kata lain manusia, politik hanya
berhasil sejauh sesuai dengan kehendak Allah). Inilah yang disampaikan Yeremia kepada raja Yoyakim
dan Zedekia. Kehebatan Babel, bukan karena kekuatan politik (bdg. Yer. 27:6), tetapi kekuatan Allah
dalam sejarah. Ia memakai bangsa-bangsa lain untuk melaksanakan kehendak-Nya. Kekuatan Allah
dalam sejarah dinyatakan dalam penghukuman terhadap bangsa-bangsa dalam (Yer. 46-51). Hukum itu
berbentuk kejadian-kejadian, seperti kelaparan, wabah penyakit dan banjir, juga melalui serangan
militer (51:1-4). Semua itu menunjukkan kekuasaan Allah melalui sejarah.
D . Janji Pemulihan
Janji pemulihan Israel - menunjuk pada pembaruan batin kalau dikaitkan dalam PB karena karya Kristus
(bdg. 31 : 31 – 34 ). Untuk memperbaiki keadaan harus ada perjanjian baru antara Allah Yang
Mahakuasa dan bangsa israel “Maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu”

54
(Yer. 31:33). Perjanjian baru itu diprakarsai Tuhan (ay. 31). Perjanjian baru itu dirancang untuk
memenuhi kebutuhan khusus yang mengharuskan adanya perjanjian itu :
1.perjanjian itu bahkan lebih bersifat pribadi daripada janji perkawinan yang dengan terang-terangan
telah dilanggar oleh israell (perjanjian itu telah mereka ingkari,... (Yer. 31:32).
2.Perjanjian itu ditulis dalam hati mereka yang menjadi sumber kejahatan, bukan pada lempengan batu
(ay.33).
3. Perjanjian itu menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah – taurat baru yang mencakup
kepatuhan
penuh dan persekutuan yang kaya tidak membutuhkan pengajaran manusia (ay. 34) dan
4. Perjanjian itu menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa-dosa yang mendatangkan
hukuman
(ay. 24). 2[2] .
Perjanjian baru dan Taurat baru, berpadu untuk memberi gambaran tentang masa yang akan datang,
yakni; hubungan pribadi yang baik dengan Allah dan masa depan bangsa yang cerah di dalam Tuhan.
Paul Enns menulis perjanjian baru sebagai berikut :
(1)    Kovenan baru itu merupakan kovenan anugerah tanpa syarat yang berdasar atas “Aku hendak” dari
Allah,... (2) Kobenan baru merupakan kovenan kekal,.. (3) Kovenan baru juga menjanjilan adanya
pembaharuan akal budi dan hati yang disebut regenerasi,... (4) Kobenan baru menyediakan restorasi
yang berasal dari kemurahan dan berkat Allah,... (5) Pengampunan dosa juga termasuk dalam kovenan
itu, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka (Yer. 31:34b).
(6) Diamnya Roh kudus juga termasuk di dalamnya. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan Yer. 31:33
dengan Yehz. 36:27. (7) Pelayanan pengajaran Roh Kudus akan dimanifestasikan, dan kehendak Allah
akan dikenali melalui ketaatan hati,... (8) Sebagaimana biasanya dalam kasus israel adalah pada tanah
itu, ia akan diberkati secara materi seturut dengan provisi dari kovenan baru itu,.. (9) Bait suci akan
dibangun kembali di Yerusalem, karena telah tertulis “Aku,.. akan memberikan tempat kudus-Ku di
tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. Tempat kediamanKupun akan ada pada mereka” (Yehz.
37: 26-27 a). (10) Perang akan berhenti dan damai akan memerintah sesuai dengan (Hos. 2:18). (11)
Darah dari Tuhan Yesus adalah dasar dari semua berkat-berkat kovenan baru, karena ‘oleh karena darah
perjanjian-Ku denga engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lubang yang tidak
berair’ (Za. 9:11). 3[3] . Kovenan baru ini dalam masa akan datang (eskatologis lih. Yer. 31:27).

IV . TEMA –TEMA PENTING KITAB YEREMIA


Ada dua tema penting dalam surat ini yaitu :
1. Penglihatan dan Perbuatan-perbuatan Simbol
ayat penglihatan/ simbol arti :

1: 11 – 12 Dahan pohon badam Allah siap sedia menghukum.


1 : 13 – 16 Periuk yang mendidih Hukuman
13 : 1 – 11 Ikat pinggang lenan Pembuangan
18 : 1 – 11 Tukang periuk Allah yang Mahakuasa
19 : 1 – 13 Buli-buli yang pecah Kota dan bangsa akan dihancurkan
24 : 1 – 10 2 keranjang buah ara Pemilihan ilahi antara bgs Yehuda
27 : 2 – 28 :17 Kuk kayu dan besi Israel ditaklukkan oleh Babel.
32 : 6 – 15 Pembelian ladang Iman

55
43 : 8 – 13 Batu-batu disembunyikan Mesir ditaklukkan Babel
51 : 59- 64 Kitab tenggelam di sungai Babel akan tenggelam
Efrat.
2. Nubuatan.
Nubuatan sebelum jatuhnya Yerusalem Ps. 1 – 39.
a.       Tanpa masa ps. 1 – 20
b.      Dengan menyatakan masa ps. 21 – 39.
Ps. 22. Berbicara tentang raja-raja terakhir ker. Yehuda Yoahas (Salum), Yoyakim, Yoyakhin dan
Zedekia dan Raja-raja yang jahat. Inti amanat kitab Yeremia yang diulang beberapa kali “ Aku
akan membalas “ dan “ Aku akan membawa balik “. Yang dapat kita pelajari secara rohani, pada
mulanya terjadi kegagalan karena dosa manusia, tetapi akhirnya diperoleh kemenangan berkat
kasih Allah. Ada penghukuman dengan murka yang penuh, tetapi dibalik semuanya itu ada kasih
sampai saat terakhir.
3.Tekanan dalam kitab ini :
Ada beberapa yang dapat kita lihat :
a.       Kemerosotan dan kemusnahan suatu bangsa pada dasarnya karena tidak mengindahkan Allah dan setia
kepada-Nya.
b.      Orang yang tidak menghormati Tuhan, akan mengalami moral dan ahlaknya yang semakin memburuk,
akhirnya timbul ketidaktaatan yang akan berkembang menjadi hujatan.
c.       Kitab ini menceritakan bagaimana jalan penghukuman Tuhan atas kehidupan suatu bangsa. Perhatikan
silih berganti raja/ pemimpin adalah merupakan suatu tandanya.
d.      Pelajaran bagi hamba Tuhan, Tuhan tak menghitung nilai pelayanan manusia menurut hasilnya saja,
tetapi Tuhan melihat “ kesetiaan “ dalam pelayanan.
4. Kristus Dalam Kitab ini
Banyak potret Kristus yang terlihat dalam kitab ini. Dia digambarkan sebagai pancaran Air hidup (2: 13;
bd. Yoh. 4: 14 - Gembala yang baik (23: 4) - Tunas Adil (23: 5), dan Tuhan kebenaran kita ( 23: 6).

56
KITAB RATAPAN

Dalam urutan menurut tradisi Yahudi, kitab ini termasuk dalam “Magillot“ (gulungan-gulungan )
bersama Rut, Kidung Agung, Pengkhotbah - Ester . Kitab-kitab ini dibaca pada hari-hari raya tertentu.
Kitab Ratapan dibacakan pada hari raya peringatan jatuhnya Yerusalem/ runtuhnya Bait Allah –
peristiwa di tahun 587/ 6 sM, maupun peristiwa thn. 70 AD Yerusalem kembali dihansurkan raja Titus.
Ratapan sering disebut syair yang sedih, ada yang menamakan kitab syair yang di tulis di
pekuburan karena isinya mengandung kebinasaan Yerusalem, hujan tangisan, sungai air mata suatu tasik
kesedihan. Perbandingan antara kitab Yeremia dengan kitab ini adalah sbb :
a.    Yeremia sebelum jatuhnya Yerusalem berisi ; peringatan-peringatan.
b.    Ratapan sesudah Yerusalem jatuh berisi, tangisan-tangisan /Ratapan.

I . LATAR BELAKANG
A . Judul
Dalam bahasa Ibrani, judulnya ada dua antara lain:
1 .“ ‘Ekhah “ ( ah, bagaimana / aduhai ) ini merupakan kata-kata pertama pada pasal 1, 2 dan 4. ( bhs.
Indonesia “ ah “ ).
2. “ Qinoth yang artinya “ratapan“ sebagai nyanyian penguburan atau ratapan atas tragedi yang dalam.
Judul ini merupakan isi pokok dari kitab ini. Terjemahan dari judul ini yang dipakai pada terjemahan-
terjemahan ke dalam bahasa-bahasa lainnya.
Dalam versi-versi lama, kitab ini dianggap sebagai tambahan pada kitab Yeremia, sehingga tidak
tercantum dalam daftar isi sebagai kitab yang berdiri sendiri.
B . Waktu dan Pengarang
Kitab ini termasuk puisi ditulis oleh saksi mata kehancuran Yerusalem ( 1 : 1, 7 ; 2 : 10, 11, 15, 21-22 ; 3:
1 ; 4 : 8-10 ; 5 : 1, 7 – 22), bahkan penulis terlibat langsung sebagai penderita ( “ kami “ ).

57
Kitab Yeremia pasal 52 , merupakan fakta sejarah yang menjadi latar belakang kitab Ratapan ini sehingga
tepat untuk menjadi pendahuluan dari Ratapan.
Penulis ada empat bukti bahwa penulisnya adalah Yeremia :
1.       LXX, menempatkan kitab ini langsung dibelakang kitab nabi Yeremia, dan memberikan pendahuluan
“ Yeremia duduk menangis dan meratap dengan ratapan ini untuk Yerusalem “.
2.       Tradisi Yahudi.
3.       Kesamaan antara Ratapan dengan bagian-bagian puisi dalam kitab Yeremia ( bd. 2 Taw. 35 : 25 ).
4.       Penulis merupakan saksi mata kejatuhan Yerusalem dan sekali gus adalah seorang penyair yang
ahli.
Kitab ini ditulis oleh Yeremia, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri malapetaka yang
menghancurkan Yerusalem dan bait Allah yang memiliki kemegahan, indah dan dibangga-banggakan itu
dihancurkan oleh Babel. Ia menangisi nasib bangsanya, dan anak-anak yang diperlakukan secara hina,
setelah kejatuhan Yerusalem, yang jatuh tahun 586 sM. Waktu inilah waktu yang mendekati waktu
penulisan kitab ini yaitu tahun 586 sM.
C. Tema dan Tujuan
Tema kitab ini adalah “ Sengsara karena Dosa “. Tema utama adalah ratapan atau perkabungan atas
sengsara bangsa Yehuda yang telah jatuh dalam dosa dan kerusakan bait suci yang mereka agung-
agungkan yang sangat memiluhkan.
Nabi berseru kepada bangsa yang dihukum, bahwa Allah adalah adil dan benar dalam tindakan-
Nya, karena itu mereka dihimbau untuk menaklukkan diri mereka di bawah tangan Tuhan dan
kemurahan-Nya, disertai dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Allah telah murka, namun karena
kemurahan-Nya, Ia tetap setia terhadap perjanjian-Nya (bd. 3: 22-23).

II . SUSUNAN ( lihat Bagan )


Pasal 1 . Dukacita, menangis – karena kehancuran Yerualem, dan akibat dosa .
Pasal 2 . Sebabnya , dipukul Tuhan - karena murka Allah atas dosa para pemimpin.
Pasal 3 . Pengharapan ; Kemurahan Tuhan, percaya Tuhan, dan kasih setiaNya , bertobat.
Pasal 4 . Pertobatan sebagai jalan keluar dari penderitaan.
Pasal 5 , Doanya, menyerukan Tuhan, lihatlah Tuhan – baharuilah kami.
Ayat-ayat kunci baca:2: 5-6; 3: 21-24 .

III. POKOK PENTING ( INTI BERITA )


Ada tiga pokok penting :
1.       Ratapan atas penghukuman Yerusalem karena dosa (bd. Luk. 13: 34-35; 19: 41-45). Ratapan dalam PL
adalah satu sarana umat Tuhan untuk mengungkapkan kepedihan atas peristiwa yang sulit dilupakan.
Kemalangan yang dialami umat sering dirasakan berlawanan dengan keyakinan umat bahwa Allah baik
dan berkuasa, (bahwa Allah berjanji akan memberkati umat yang setia pada-Nya). Inkonsistensi
demikian menimbulkan problema iman, membuat orang beriman frustrasi dan kecewa.

Ratapan ada dua jenis, ratapan individual dan ratapan komunal. Ratapan beda dengan keluhan :
a.       Mengeluh memiliki konotasi bersungut-sungut, sebuah sikap hidup yang justru dicela dalam Alkitab
( bd. 1 Kor. 10: 10; Fil. 2: 14). Ratapan merupakan cara berdoa yang direkomendasikan dalam PL.
b.      Mengeluh memberi indikasi bahwa kesulitan terjadi belum begitu serius, sementara ratapan keluar
dari orang yang betul-betul menderita.
c.       Dalam Alkitab, kitab Ratapan sesudah kitab Yeremia, dan isi kitab ini memang sesuai dengan arti
ratapan yang dimaksud.
d.      Keluhan menjadi komponen dari jenis ratapan.

58
Ratapan individual dan ratapan komunal, boleh dikatakan tidak berbeda, perbedaannya terletak
pada jenis kesusahan yang menyebabkan ratapan tersebut. Pada ratapan komunal biasanya disebabkan
kalah perang, penyakit menular, bencana alam (bd. Maz. 44, 58, 60, 74, 79, 80, 83, 85, 89-90, 106, 137,
144). Sekalipun diakui kesusahan yang terjadi dikarenakan ketidaktaatan umat, namun nada ratapan
komunal cenderung menuduh Tuhan telah menyebabkan kesusahan atau minimal ikut bertangung
jawab karena membiarkan itu terjadi (kendati belum tentu keadaan yang sebenarnya demikian).
Ratapan komunal tetap keluar dari ungkapan iman umat yang memohon supaya kesejahteraan mereka
dipulihkan.
2.       Pengakuan dosa ( 1: 8; 3: 5-9 ; 5: 16).
3.       Pengharapan yang bercahaya .
Pengharapan dalam penderitaan ps. 3 ( lih. 3: 21-32; 5: 21 dan bd. 2 Kor. 4: 18). Kitab Ratapan sering
disebut sebagai syair yang amat sedih, namun pengharapan, kasih setia Allah tersedia bagi orang yang
bertobat, Allah akan membawa keluar dari penderitaan dan dosa. Pasal 3, adalah puncak kejahatan dan
kehancuran Yerusalem dinubuatkan, namun di tengah-tengah kehancuran dituntut iman dan
pengharapan akan belas kasihan Allah yang tidak berkesuahan, sebab Dia tidak menolak umat-Nya
untuk selama-lamanya.

4.       Kristus Dalam Kitab Ratapan


Ada dua hal tentang Kristus dalam kitab ini yang dapat kita pelajari :
a.       Ia adalah hamba yang menderita, yang biasa dengan cercaan dan hinaan dari musuh-musuh-Nya ( 1: 12;
2: 15-16; 3: 14, 30).
b.      Kristus meratapi Yerusalem bersama Yeremia, karena kehancuran kota ini ada di depan matanya (Mat.
23: 37-38).

KITAB YEHEZKIEL

Bila Tuhan menghukum umat-Nya, justru disebabkan oleh karena Ia sedemikian mengasihi
mereka, sebab hukuman itu belum bersifat final (itulah berkat rohani dalam kitab ini). Masa-masa
pembuangan bagi bangsa israel adalah merupakan masa penyucian. Untuk menyatakan kasih-Nya Tuhan
mengirimkan nabi - nabinya. Di antaranya adalah nabi Yehezkiel yang mendapat gelar sebagai “bapak
Yudaisme “ , dalam arti positif.

I . LATAR BELAKANG
A . Nama
Dalam bhs. Ibrani “ Yehezqe’el “ berarti Yahweh/ Allah menguatkan (3: 8 - 9). Bila kata “ tahun ketiga
puluh “ dianggap dalam perhitungan tentang umur Yehezkiel, waktu itu mereka di dalam perjalanan
pembuangan (1 : 1 - 2), pada tahun 597 sM maka itu berarti ia lahir pada tahun 627 sM pada masa
pemerintahan raja Yosia. Ayahnya bernama Busi dari golongan imam, hal ini yang memungkinkan
Yehezkiel juga menjadi seorang imam ( 1 : 3 ; 40 : 46 ; 44 : 15).
Yehezkiel menerima panggilan sebagai nabi ketika ia berada di pengasingan di Babel (1: 1-3).
Jabatannya sebagai nabi terfocus pada bait Allah, keimamam dan kemuliaan Allah. Dia menikah ( 24: 15-
18), dan tinggal di rumahnya sendiri. Bersama dengan tawanan yang lain, mereka sering berkumpul dan
memiliki kehidupan yang relatif bebas.
Ada dua hal dalam hidupnya yang menghancurkan hatinya :
1 . Pengepungan Yerusalem (605 sM dan 597 sM), sebelum penghancuran tahun 586 sM. (lih. 24 : 2).
2 . Kematian isterinya (24 : 15 – 24) yang merupakan lambang, penghancurkan Yerusalem (24 : 21 – 22).

59
Pada tahun 597 sM, nabi Yehezkiel diangkut sebagai tawanan ke babel, sebagai tawanan ia
tergolong yang diberi kebebasan di tanah pembuangan, sehingga ia tinggal di Tel – abid (3 : 15) artinya
“bukit butir gandum“. Letaknya dekat sungai Kebar “kabour”, yang artinya sungai besar. (lih.1 : 1 – 3 ;
bd. Maz. 137). Rupanya rumahnya merupakan tempat para tua-tua Yahudi yang di dalam pembuangan
sering berkumpul untuk berkonsultasi (8 : 1 ; 14 : 1 ; 20 : 1).
Tiga pasal permulaan kitab ini merupakan catatan tentang panggilan Tuhan untuk pelayanannya,
dan 22 tahun kemudian ia masih melayani (lih. 29 : 17). Panggilannya menunjukkan bahwa ada nabi
diantara mereka yang dibuang, dan panggilan itu hendak menunjukkan bahwa tugas dan kewajibannya
ialah menjadi jurubicara Allah. Di Babel Yezhekiel melemparkan celaan-celaan terhadap penyelewengan-
penyelewengan agama dan penyembahan yang dilakukan diYerusalem yang jauh beratus ratus
kilometer di seberang padang gurun.
Titik tolak pelayanannya adalah tibanya seorang pembawa berita dari Yerusalem yang
memberitahukan kejahatan penduduk kota itu ( Yer. 33: 21). Bangsanya Israel tidak percaya kepadanya,
karena menurut keyakinan mereka tidak mungkin ada nabi di tempat pembuangan mereka. Hal lain
karena hukuman/ nubuatan disampaikan kepada bangsa Israel yang jaraknya beratus-ratus kilo meter
dari Babel Walapun demikian akhirnya mereka datang juga mendengar dia ( 33: 30). Ketika di Babel
walaupun sebagai tawanan ia diberi kebebasan melayani sehingga ada kesempatan untuk memulihkan
bangsa yang berserak itu.

B . Penulis dan Waktu


Penulisnya adalah Imam Yehezkiel bin Busi yang menerima panggilan sebagai nabi ketika berada di
pengasingan Babel (1:1-3). Jabatannya sebagai nabi terfocus pada kepribadiannya dan cintanya pada
bait suci, keimamamnya, mempersembahkan korban demi kemuliaan Allah.
Waktunya, titik perhitungan pelayanan Yehezkiel adalah jatuhnya Yerusalem . Ia mulai
melayani 6 tahun di Israel sebelumnya (593 sM.) hingga 16 tahun di Babel kemudian ( 571 sM ). Nubuat
terakhir diterimanya sekitar tahun 571 sM. Masa 6 tahun pertama ia bernubuat tentang kepastian
penghancuran Yerusalem, dan sesudah itu ia bernubuat tentang keruntuhan kerajaan-kerajaan kafir (ps.
25–32), dan terakhir ia bernubuat tentang pembangunan kembali umat Tuhan (ps. 33– 48). Dari
penjelasan di atas periode penulisan diperkirakan sekitar tahun 593-571 sM.
Catatan :
605 sM. : Serangan Babel yang pertama - Daniel dkk. ditawan.
597 sM. : Serangan kedua Yehezkiel ditawan.
586 sM.: Serangan terakhir, Yerusalem dihancurkan, Bait Allah dihancurkan/ bongkar habis.
Di Babel ia melayani orang-orang buangan, suatu situasi yang sulit karena bangsa itu belum mengeri
maksud dari pembuangan itu sebagai hukuman, teguran dan peringatan-peringatan Tuhan. Tugas
Yekezkiel adalah memulihkan kembali hati bangsa itu dari pengharapan yang kosong (Yezh.11: 15; 33:
34), dengan menjelaskan maksud pembuangan serta menekankan masa depan yang penuh
pengharapan di dalam Tuhan.

C . Tema dan Tujuan


Temanya adalah “Kemuliaan Tuhan“. Tujuannya kejatuhan Yerusalem dan pengasingan di Babel
merupakan cara dan ukuran yang dibutuhkan untuk menunjukkan anugerah Allah. Dengan
mendisiplinkan umat-Nya yang tidak taat, Tuhan menghendaki agar supaya bangsa itu kembali dari
kemurtadan. Di mana pada suatu hari kelak Yahweh akan memulihkan umat-Nya yang bertobat dan
mengokohkan, serta menegakkan mereka kembali dalam kemuliaan dan Kerajaan-Nya, di akhir zaman
dengan bait suci yang baru.

60
Tujuan yang lain mengingatkan umat Tuhan sebelum mereka diasingkan (sebagai perenungan),
dan meyakinkan mereka akan perjanjian Allah yang tidak berubah. Kejatuhan Yerusalem dan
pembuangan merupakan cara Tuhan untuk mendisiplinkan umat-Nya yang tidak taat.

D. Inti Berita
Kitab Yehezkiel menekankan tiga pokok :
1 . Bangsa Israel dibuang karena dosa. Oleh sebab itu mereka harus bertobat dan kembali kepada Allah.
2 . Pembuangan itu akan berlangsung selama 70 tahun ( bd. Yer. 29 ), sekalipun ada nabi-nabi palsu yang
mengatakan bahwa waktunya tidak sepanjang itu. Tetapi untuk kembali ke tanah perjanjian mereka
harus kembali kepada Tuhan terlebih dulu.
3 . Akan ada pemulihan yang sesungguhnya – pada waktu yang lama yang diberlakukan hanya pada sisa
bangsa yang setia.
Dalam seluruh aspek pelayanannya, nabi ini mengutamakan kedaulatan Allah dan kemuliaan Allah
( ps. 1 s/d 11, memuat hal kemuliaan itu sebanyak 11 X ).

Tambahan :
Perbandingan pokok pengertian tentang Allah yang disampaikan oleh keempat nabi “ besar “ adalah
sebagai berikut :
Yesaya : Keselamatan dari Tuhan Allah.
Yeremia : Pengadilan dari Allah.
Daniel : Kerajaan Allah.
Yehezkiel : Kedaulatan dan Kemuliaan Allah.

II . SUSUNAN ( lihat Bagan di belakang ).


Ps. 1- 32, nubuat penghukuman atas dosa-dosa Israel
1 : 1 – 24 : 27. – Dosa-dosa Israel dan hukuman yang akan datang. ( peringatan ditulis
sebelum kejatuhan Yerusalem)
1 : 1 – 3 : 27. – Panggilan Yehezkhiel
4 : 1 – 5 : 17. – Empat Nubuat yang dilambangkan
6 : 1 – 14. – Nubuat melawan gunung-gunung israel
7 : 1 – 23. – Kebinasaan yang sudah dekat
8 : 1 – 11: 25. – Dosa-dosa Yerusalem dan hukuman
12 : 1 – 24 : 27. – Nubuat melawan Yerusalem
25 : 1 – 32 : 32 . – Nubuat melawan bangsa-bangsa.
25 : 1 – 17. – Bangsa-bangsa di sekitar israel
26 : 1 – 28: 26. – Tirus
29 : 1 – 32 : 32 . – Mesir.

Ps. 33 : 1 – 48 : 35 . Nubuat Penghiburan /Pemulihan Israel ( kerajaan Mesianik).


33: 1 – 20 . – Tanggung jawab nabi dan umat.
33 : 21 – 33. – Titik putar pelayanan Yezkhekiel
34 : 1 – 37: 28. – Kembalinya israel ke negerinya.
38 : 1 – 39 : 29 . – Nubuat melawan Gog
40 : 1 – 48 : 35. – Bait suci dan umat Allah.

Pasal-kunci; 36 - 39, dan ayat-ayat kunci ; 36:24-30; 33-35).

III . POKOK – POKOK PENTING

61
A . Penglihatan- penglihatan
Nabi Yehezkiel disebut sebagai “ nabi penglihatan “ oleh karena sebagian besar dari nubuat-nubuatnya
berasal dari penglihatan. Ada enam ( 6 ) penglihatan pokok :
1 . Kerub ; ps. 1 : 4 – 28, istilah kerub (lih . 9 : 3 ; 10 : 2 , dll), dan penglihatan ini menunjukkan kemuliaan
Allah.
2 . Gulungan kitab 2 : 8 – 3 : 3. – perintah Allah yang di amanatkan kepadanya.
3 . Kemuliaan Allah di lembah 3 : 22 – 23. – Allah memberikan perintah dengan didahului penyataan diri-
Nya.
4 . Yerusalem :
a.       Berhala di Yerusalem ( 8 : 1 – 18).
b.      Penghukuman pada orang-orang fasik ( 9 : 1 – 11 )
c.       Api penghukuman dari Tuhan, atas kota ( 10 : 1-2 )
d.      Tuhan meninggalkan Yerusalem ( 10 : 18 – 11 : 25).
5 . Tulang-tulang kering ( 37 : 1 – 10 ).
6 . Bait Allah yang baru, sungai, ... dan kota yang kudus ( 40 : 1 – 48 : 35 ).
Yehezkiel melihat empat mahluk hidup ( 1: 5 ) masing-masing mahluk bermuka empat dan bersayap
empat dan bertangan 4 ( 1: 6, 8 ). Keempat mahluk tersebut adalah kerubim ( Yehz. 10- bd. Kitab
Kejadian dan Why. 10, disebut pintu ke taman Firdaus.

Empat mahluk hidup itu masing-masing :


1.       Masing-masing mahluk bermuka empat ; muka Singa, Lembu, muka manusia dan muka Rajawali.
Artinya; kekuatan, pengabdian, kepandaian, ketinggian. Kiasan ini mengungkapkan kekuatan yang
sangat besar, pengabdian yang sangat lembut, kepandaian yang sempurna dan kerohanian yang
setinggi-tingginya dan itu terdapat hanya di dalam diri Tuhan Yesus.
2.       Masing-masing bersayap empat dan bertangan empat, hal ini menyatakan kesanggupan melakukan
pengabdian yang sempurna.
3.       Masing-masing berjalan lurus ke depan, ke arah mana roh itu hendak pergi. Hal ini menggambarkan
bahwa kerubim itu benar-benar melaksanakan kehendak Tuhan.
4.       Rupa mereka kelihatan seperti api yang menyala ( 1: 13 ), suatu hal yang menyatakan kesucian yang
mutlak. Api adalah lambang penyucian, dan terbang kesana kemari menyatakan ketangkasan bertindak (
1: 14 ).
Keempat mahluk dalam penglihatan Yehezkiel itu melambangkan kehidupan Tuhan Yesus ( bd. Why. 4: 7
), sebab Ia menjelma menjadi manusia dan kita melihatnya. Di samping setiap mahluk ada roda dan tiap-
tiap sisi ( 10 : 9 ). Roda itu dapat berputar dan berjalan cepat – punya mata ( 1: 18 ). Mahluk itu di atas
roda dan roda itu sampai ke langit (1: 20). Hal ini melambangkan gerak cepat dan dapat melihat seluruh
penjuru bumi ( karena di atas), dan roda itu digerakkan oleh Roh. Hal ini menunjuk pada pemerintahan
Allah. Roda pemerintahan Allah berjalan cepat ke seluruh arah bumi. Roda-roda itu menghubungkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi ini, namun dibalik semuanya itu Allah berdaulat dan
memerintah.

B . Tindakan-tindakan Simbolis sesuai dengan Yezh. 12 : 6.


Dari antara para nabi, maka nabi Yehezkiel yang paling sering dan nyata memakai “ alat peraga “
dalam pemberitaannya dengan tindakan-tindakan sebelum menyampaikan firman yang dialamatkannya
bagi bangsanya. Ada 10 hal; selidikilah wujud tanda dan artinya yang tercantum dalam : 4 : 1 - 3 ; 4 : 4 - 8
; 4 : 9 -17 ; 5: 1 – 17 ; 12 : 1 – 7 ; 12 : 17 – 20 ; 21 : 1 – 17 ; 21 : 18 – 23 ; 22 : 17 – 31 ; 24 : 15 – 27 ; 37 : 15
– 17 .

C . Gembala Sejati

62
Yehezkhiel 34, menubuatkan tentang ‘gembala’ (ay.2). Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai gembala
sejati (ay. 11-15b – bdg. Luk. 19:10). Ia akan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa
mereka ke tanahnya sendiri (ay.13). Di ayat 23, Allah berkata; akan mengangkat satu gembala atas
mereka, yaitu Daud hamba-Ku – seperti Tuhan Yesus adalah gembala (lig. Yoh. 10: 1-18).

D. Nubuat tentang Pemulihan di masa mendatang ( ps. 36 - 37)


Menceriterakan berkat-berkat yang akan datang, mengumpulkan umat-Nya dari seluruh negeri ke bukit
israel ( 36: 24-30) dan diikuti oleh pengharapan akan pemulihan dalam penglihatan tulang-tulang kering
yang bergerak – hidup (ps. 37), hal ini menunjuk pada pemulihan masa akan datang (akhir zaman) bdg.
36: 33-35. Nubuat Yehezkiel tentang penglihatan yang luar biasa, tentang “seorang anak manusia”
sebagai tokoh penyelamat dalam nubuatannya, hal itu setelah kerajaan Daud hancur, ini menunjuk pada
apokaliptik – eskotologi. Selain itu juga untuk memulai dengan hidup yang baru. Dalam pemulihan, Allah
memberi ada perjanjian baru, hati yang baru, roh yang baru bagi umat tebusan-Nya.

E . Krisrus Dalam kitab Yehezkiel


Mesias digambarkan sebagai ranting lunak di puncak tertinggi pohon aras yang akan ditanam di gunung
tinggi (17: 23-24), ilustrasi yang mirip dalam kitab Yes. 11; Yer. 23:5; 33:15 dan Zak. 3:8; 6:12).
Yehezkiel berbicara tentang Mesias sebagai Raja yang punya hak memerintah (21: 26-27) dan akan
melayani sebagai gembala yang benar (34: 11-31). Di dalam PB Tuhan Yesus Gembala yang baik (lih. Yoh.
10).

Catatan :
Nubuat –nubuat Yehezkiel disebut nubuat-nubuat apokaliptis = dikupas, dibuka artinya nubuat-nubuat
tentang akhir zaman – lebih menjurus pada kehancuran dunia ini nantinya. Tetapi secara umum arti
apokaliptic adalah “ penyataan tentang Allah “. Oleh sebab itu banyak persamaan antara ayat-ayat
dalam Yehezkiel – dengan surat Wahyu.
Keempat mahluk dalam penglihatan ini menunjuk pada kekuatan; - Singa lambang kekuatan yang besar
– Lembu lambang pengabdian yang selembut-lembutnya – manusia lambang kepandaian yang sangat
sempurna dan Raja wali lambang kerohanian yang sangat tinggi. Penglihatan nabi Yehz. dalam 1 : 10,
tentang empat mahluk yang menunjukkan kepada Yesus dalam keempat Injil di PB dapat diartikan :
1.  Muka manusia : ialah Injil Lukas – Yesus sebagai anak manusia.
2.  Muka Singa : ialah Injil Mateus – Yesus sebagai singa Yehuda
3.  Lembu : ialah Injil Markus – Yesus hamba yang aktif bekerja / /melayani.
4.  Muka rajawali : ialah Injil Yohanes – Yesus yang mengasihi umat manusia.

63
KITAB DANIEL

Kitab Daniel disebut sebagai “kitab yang terbesar dalam Alkitab tentang kerajaan-kerajaan yang
jahat dan kerajaan Allah“. Yang dimaksud dengan kerajaan-kerajaan yang jahat itu adalah kerajaan dunia
bangsa kafir, sedangkan kerajaan Allah yang dimaksukan di sini adalah kerajaan “seribu tahun“.
Kebenaran yang utama dalam kitab ini “Allah Israel memerintah alam semesta “.
Pribadi dan pengalaman Daniel merupakan gambaran kedaulatan Allah. Ia yang bermula
seorang tawanan, yang justru kemudian diangkat menjadi penguasa bagi mereka yang menawannya.
Sebelum pembuangan nabi-nabi Tuhan dibunuh oleh umat Tuhan, tetapi pada masa Daniel nabi-nabi
Israel bahkan dihargai sekali oleh orang kafir.
Kitab Daniel merupakan kitab yang mencakup seluruh dunia dan sepanjang masa. Daniel
bernubuat tentang bangsa Israel dan seluruh bangsa-bangsa dunia, serta mengaitkan keduanya dalam
satu jalinan sejarah umat manusia, suatu nubuat yang bermuara pada kehidupan yang kekal. Dengan
mempelajari kitab ini, maka bukan saja kita di bawa kepada pengertian tentang rencana keselamatan
Israel dan perorangan, melainkan juga pada gambaran keselamatan yang menyeluruh bagi dunia ini/
alam semesta.

I . LATAR BELAKANG
A . Nama

64
Dalam bhs Ibrani “Daniyye’l” = “ Allah adalah hakim/ penguasa “ ( Allah adalah hakimku ). Sedangkan
“Beltsazar“ adalah nama yang diberikan oleh Nabukadnezar, yang diambil dari nama dewanya ( 4: 8 )
artinya “ pangeran Bel ”. Daniel lahir dari keluarga ningrat pada masa pemerintahan Yosia. Ia ditawan ke
Babel ketika masih muda, pada pembuangan pertama ( 605 sM.). Melalui penyaringan dan pendidikan ia
menanjak dalam kancah politik di kerajaan Babel dan Persia. Pribadinya yang menonjol, ia seorang
pemberani, orang beriman (tidak mudah goyah).
Ia tokoh besar yang dikasihi Tuhan (lih. 9: 23 ; 10: 11, 19) – bandingkan dengan Yohanes murid
Tuhan Yesus, murid yang dikasihi-Nya. Ia memuliakan Tuhan di tengah-tengah orang kafir. Orang yang
memuliakan Tuhan, akan dimuliakan bersama dengan Dia ( bd. 1 Sam. 2: 20 ). Walaupun Daniel seorang
negarawan, tetapi ia diilhami Allah untuk menulis kitab ini, meskipun tidak menduduki jabatan kenabian.
Namun Kristus menyebutnya sebagai nabi (Mat. 24: 15; Mrk. 13: 14).
B . Penulis dan Waktu.
Untuk mengetahui tahun penulisannya, kita melihat dari sejarah, Yerusalem jatuh pada tahun 586 sM
sesudah terlebih dahulu dikepung tiga kali thn. 605 sM = Daniel ditawan, 597 sM Yehezkiel ditawan,
melalui masa pembuangan 70 tahun s/d tahun. 516 sM di Babel.
Ada yang menyebutkan bahwa permulaan 70 tahun itu adalah tahun 605, dan berakhir thn. 536
sM, saat di mana kelompok pertama kembali untuk membangun Yerusalem ( Ezra. 1 : 1). Masa
pembuangan itu mulai dengan penaklukan Yehuda oleh raja Babel “Nabukadnezar” (Dan. 1: 1). Raja
Babel terakhir Belsyazar (5: 30), kemudian Koresy raja Persia menguasai “ dunia ” (550 – 534 sM.).
Kerajaan Persia dilanjutkan oleh raja Darius – Media (6:1). Nabi Daniel menandai pelayanannya
tahun ke 3 pemerintahan raja Yoyakim,... Nabukadnezar mengepung Yehuda,... membawa beberapa
orang,... di antara mereka,.... Daniel,...... (1 : 1– 6). Kemudian catatan tentang waktu yang terakhir ialah
“zaman ,... Darius,... pemerintahan Koresy “ (6 : 29). Masa permulaan itu adalah tahun 605 sM.
sedangkan masa terakhirnya tidak diketahui dengan pasti. Darius I memerintah dari tahun 516 sM.
sampai 490 sM. Dari penjelasan di atas dapat diperkirakan penulis adalah Daniel. Hal yang menguatkan
dia sebagai penulis, dan ditulis setelah masa pembuangan sekitar tahun 537 sM adalah :
     1.      Nabi Daniel disebutkan oleh Yehezkiel ( Yezh. 14 : 14, 20 ; 28 : 3 ).
    2.     Tuhan Yesus menyebutkan Daniel sebagai pengarang kitab ini ( Mat. 24 : 15 ).
    3.     Dari dalam kitab ini terdapat bukti bahwa penulisnya adalah Daniel sendiri ( 7 : 2 ), yang kepadanya
diberi Wahyu-wahyu Allah, ... kata ganti “ aku “ (12 : 4 ), menyebutkan bahwa Daniel adalah penulis
seluruh kitab ini.
    4.     Catatan : Penolakan atas kitab ini dengan alasan nubuat yang terlalu “ berani ” dan mujizat - mujizat
yang tidak masuk akal, merupakan penolakan terhadap kedaulatan Allah ( seperti juga banyak hal yang
sama pada bagian-bagian Alkitab yang lainnya ).
Catatan :
Ada yang menyebutkan bahwa permulaan 70 tahun itu adalah tahun 605, dan berakhir tahun 536 sM,
saat di mana kelompok pertama kembali untuk membangun Yerusalem ( Ez. 1:1).

Hal lain yang menguatkan adalah gagasan/tujuan yang terkandung dalam kitab ini “Supaya orang-orang
yang hidup tahu bahwa yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya “ ( ps. 4: 17, 25, 32).

C. Tema dan Tujuan.


Tema kitab ini “kedaulatan Allah, Tuhan adalah raja”. Sebagai Allah yang berkuasa dan Allah yang sejati
yang berkuasa atas seluruh dunia ini, Ia mengahancurkan kekuasaan dunia yang memberontak kepada-
Nya, tetapi Dia juga setia pada perjanjian-Nya dan kepada setiap orang yang beriman kepada-Nya.
Tujuannya memanggil umat Allah agar tetap setia kepada-Nya dizaman perhambaan. Ini perlu disaat-
saat terakhir sejarah dunia (akhir zaman).

65
Kitab ini ditulis untuk menguatkan kepercayaan kaum Yahudi yang dibuang, bahwa Allah yang
berdaulat atas dunia ini mempunyai rencana tersendiri bagi mereka dan kerajaan-Nya akan ditegakkan
di seluruh bumi ( 2: 24-35, lih. 7: 13-14).

II . SUSUNAN KITAB (lih. bagan di belakang )

A. Pasal 1- 6 - SEJARAH
Pasal 1 Pendahuluan Daniel menerima kekuasaan ( ditulis dalam bahasa Ibrani ).
Pasal 2 mimpi raja ttg patung Bangsa kafir ( ditulis dalam bahasa Aram )
Pasal 3 perapian
Pasal 4 Pohon besar (mimpi ke 2)
Pasal 5 Tulisan (mene-mene takel)
Pasal 6 Gua Singa (raja Darius)

B. Pasal 7 – 12 . - PENGLIHATAN ( ditulis dalam bahasa Ibrani ).


Ps. 7 Penglihatan 4 binatang
Ps. 8 Domba dan tanduk
Ps. 9 Penglihatan Doa utk Yerslm
Ps. 10 Penglihatan Tentang 70 X 7
Ps. 11 Penglihatan ttg masa yg akan datang
Ps. 12 Penglihatan ttg akhir Zaman (penutup).

Pasal kunci ps. 9 : 24-27, dan ayat-ayat kunci baca :2: 20-22, 44; 7: 14.
Catatan :
1. Tentang bangsa-bangsa kafir memuat kisah heroik Daniel dan ketiga kawannya dalam hal ketaatan
kepada Allah sehingga berani melawan pemerintah/ penguasa) seperti ;
vonis Allah terhadap Belsyazar, Daniel di gua Singa, nubuat tentang kerajaan-kerajaan dunia dan
kedatangan Mesias.
2. Tentang bangsa Yahudi, nubuat akhir zaman.

II . POKOK-POKOK PENTING
1.    Kegigihan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, merupakan gambaran permulaan kebangkitan Yudaisme
yang tanpa kompromi. Di pihak lain, Nebukadnezar yang bermimpi dengan patung emas, diartikan oleh
Daniel dan mencoba mewujudkan mimpi itu dengan menyuruh membuat patung itu dan
menyembahnya merupakan gejala umum kekafiran atas penyataan Allah (bd. Rom. 1).
2.    Kerajaan-Kerajaan dan Kerajaan Allah.
Dalam Dan.ps. 2, Daniel menafsirkan mimpi Nabukadnesar tentang patung, yang berkenan tentang apa
yang akan terjadi dikemudian hari. Keempat patung itu melambangkan empat kerajaan, mulai dari
kerajaan Nabukadnesar (lih. 2:38-40).
3. Kesombongan Nabukadnezar mengakibatkan ia direndahkan oleh Allah ( ps. 4 ), sedangkan
kesombongan Belsyazar berakibat fatal ( ps. 5).
4.    Nubuat-nubuat akhir zaman tentang kerajaan-kerajaan dunia ps. 2 – 6. Antara lain :
a.   Urutan tentang patung dan artinya; - Emas berarti kerajaan Babel – dada dan lengan perak berarti
kerajaan Media – Persia – perut dan tubuh tembaga berarti kerajaan Yunani – kaki besi, kerajan Roma.
b. Urutan tentang binatang-binatang buas dan artinya :
*. Seekor Domba jantan,...tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, yang satu lebih tinggi, dan yang
terakhir itu lebih tinggi (8: 3). Kedua tanduk itu ialah raja orang Media dan Persia dilukiskan dengan

66
kerajaan, tetapi kedua kerajaan itu mempunyai dua corak. Persia lebih besar dibawah pemerintahan
Koresy dan pengganti-penggantinya.
*. Seekor Kambing jantan gambaran yang membinasakan kerajaan Media dan Persia (8: 5 - 7). Kambing
jantan berbulu kesat itu ialah raja Yunani. Tanduk besar di antara kedua matanya itu menggambarkan
raja pertama (ay. 12). Tanduk yang besar itu (raja Iskandar), patah. Lalu tumbuh empat pucuk tanduk
yang aneh pada tempatnya sejajar dengan mata angin di langit. Artinya diterangkan, tanduk besar patah
empat kerajaan kelak, bangkit berdiri gantinya (ay. 22). Kerajaan raja Iskandar dan penggantinya
digambarkan satu kerajaan.
*. Empat ekor binatang buas. Binatang keempat sangat menakutkan, mendasyatkan, ia sangat kuat
bergigi besar dari besi dan bertanduk sepuluh. Di antara kesepuluh tanduk tumbuh satu tanduk kecil
yang menyebabkan tiga dari tanduk terdahulu tercabut. Pada tanduk itu ada “ mulut yang
menyombongkan “. Tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus, mengalahkan mereka sampai
yang lanjut usianya datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang miliknya sampai waktunya
datang dimana yang Mahakudus memegang pemerintahan (8 : 21 – 22). Kerajaan keempat memiliki kaki
dari besi dan tanah liat yang bertanduk sepuluh adalah kerajaan Roma, yang berlangsung sampai
kedatangan kerajaan Kristus.

Ada dua fakta besar yang dinyatakan oleh patung itu berkenan dengan kehidupan masa kini :
1. Penghabisan ( akhir zaman ) bukanlah datang melalui perbaikan sedikit demi sedikit sampai akhirnya
mencapai kesempurnaan, melainkan melalui suatu krisis, suatu kehancuran, suatu malapetaka yang
datang secara mendadak, karena zaman yang digambarkan sebagai sepuluh jari kaki akan “ terungkit “
lepas oleh sebuah batu tanpa perbutan manusia yang meremukkan patung itu (2: 34 - 35, 43 - 45).

2. Akhir zaman sudah dekat. Dua kaki yang menggambarkan kerajaan Roma telah terwujud. Kerajaan
pecah menjadi dua kerajaan besar ; kerajaan sebelah barat dan timur (tahun 395). Jarak penobatan
Nabukadnezar (606 SM) sampai pecahnya kerajaan Roma waktunya 1000 tahun. Dengan demikian tanpa
ragu-ragu tafsiran dari mimpi itu yang dapat kita pelajari kita hidup di zaman akhir yang di lambangkan
oleh kaki dan jari patung. Setelah melihat semua perkara itu, hendaknya kita yang percaya kepada
Kristus, berdiri dan menengadah sebab penyelamatan sudah dekat ( Luk. 21: 28 ), dan terus hidup di
dalam kesalehan (2 Pet. 3 : 11).
Perwujudan dari nubuat itu dalam sejarah di dunia adalah kerajaan :Babel – Baru (tahun. 612 – 539 sM).
a.       Kerajaan Media – Persia (539 – 331 sM).
b.      Kerajaan Yunani (331 – 63 sM).
c.       Kerajaan Romawi, ada tiga periode :
  kejayaan Roma kuno thn. 63 sM. – 476 AD. Kerajaan Roma terpecah menjadi 10 kerajaan-kerajaan.
  anti Kristus yang mempersatukan politik dan agama.
Penglihatan tentang tujuh puluh Sabat (ps. 9 : 1-27). Intrepretasi atas nubuat ini diantara kelompok Injili
ada dua jenis :
1. Kelompok petama menafsirkan bahwa pemenuhan nubuatan itu pada kedatangan Kristus yang
pertama-tama, tanpa mempersoalkan zaman gereja. Tokoh yang diperhadapkan adalah antara Titus
yang menghancurkan bait Allah (thn. 70 AD) dengan Yesus yang datang sebelumnya ( ? ).
2.      Kelompok kedua menafsirkan dengan adanya “jurang pemisah” antara ; 7 minggu, 62 minggu dengan 1
minggu terakhir. Menurut kelompok ini Daniel tidak melihat “zaman gelap” oleh karena zaman ini
bukanlah langsung berhubungan dengan bangsa Yahudi, melainkan termasuk anugerah Allah bagi
bangsa kafir.
5.    Nubuat tentang Masa depan Bangsa Israel (ps. 9).

67
Dalam sejarah bangsa Israel kita melihat kefasikkan. Akibatnya Allah menghukum mereka melalui
pembuangan (masa murka Allah bd. Yer. 10: 25; Dan. 8: 9). Masa pembuangan sendiri membuka jalan
pada satu era pengharapan dan persiapan bagi kedatangan Mesias.
Tentang 70 Minggu yang merupakan satu ketetapan masa depan israel (lih. 9: 24-27) adalah
satu hasil yang menunjukkan bahwa pembuangan itu bukanlah untuk selama-lamanya. Sebaliknya
bangsa yang menaklukkan bangsa Israel akan lenyap dan Allah akan mendirikan kerajaan baru yang
beda dengan kerajaan manusia.
Masa 70 x 7 yang ditetapkan Allah (9: 24-27) untuk menggenapi pekerjaan Mesias. Penetapan itu
menunjuk bahwa pembuangan tidaklah untuk selamanya, perikop ini memberi kita kerangka kronologis
penyelamatan. Pembuangan merupakan persiapan membuka jalan bagi bangsa israel satu era baru,
persiapan bagi kedatangan Mesias. Mesias mulai dari Daniel hingga didirikannya kerajaan Mesias di
bumi, dan Kekuasaan-Nya yang abadi yang tidak akan lenyap (bd. 7: 14).
Kitab Daniel mengajarkan kebenaran, bahwa walaupun umat-Nya dalam perbudakan satu bangsa lain,
Allah sendirilah yang berdaulat, dan yang pada akhirnya menentukan nasib seseorang maupun nasib
suatu bangsa
6. Kebangkitan.
Pasal terakhir kitab ini, menekankan kebangkitan orang mati. Hal ini mempengaruhi bangsa israel,
sebab sebelumnya mereka tidak percaya ada kebangkitan orang mati. Konsep kebangkitan mengacu
pada eskatologi. Dalam arti luas, kepada keselamatan yang dijanjikan Allah. Hal ini tidak terlaksana di
bumi, sebab hidup di dunia banyak penderitaan orang percaya. Manusia harus menunggu
pemenukannya setelah kematian, kebangkitan-Nya.
7. Kristus Dalam Kitab Daniel.
Gambaran Kristus dalam kitab Daniel adalah kedatangan anak domba yang akan disembelih (bd. Dan.
9:25-26). Kristus juga digambarkan sebagai batu penjuru yang meremukkan kerajaan dunia (2:34, 45)
dan sebagai anak manusia (7:13). Tuhan Yesus sering menyebut diri-Nya sebagai anak manusia dalam PB
(lih. Mat. 4:30; 26:64; Why. 1:7,13; 14:14). Istilah itu mempunyai makna dalam melukiskan-Nya sebagai
mahluk surgawi yang ada sebelum dunia diciptakan, dan memerintah suatu kerajaan yang iniversal. Dari
istilah itu kemudian dikembangkan penggenapan nubuat Daniel pada diri Tuhan Yesus. Dan penglihatan
dalam Dan.10: 5-9, seperti penampakan, menunjuk kepada Mesias yang akan datang (bdg. Why. 1: 12-
16).

68
69
70
4
[4] Ibid. 460.
5
[5] . Ibib. hal. 448-449

71

Anda mungkin juga menyukai