Pada bagian tengah Alkitab kita, di antara kitab-kitab sejarah dan kitab nabi-nabi
terkumpul lima kitab yang dikenal sebagai kitab-kitab hikmat “kitab-kitab didaktis =
pengajaran” atau kitab-kitab syair yaitu kitab Ayub sampai Kidung Agung.
Ciri khas utama kitab-kitab ini terdapat dalam bahasanya yang berbentuk syair/ puisi.
Sifat puisi nampak dalam kata-kata yang indah dan terpilih dengan susunan kalimat tertentu
merupakan ciri puisi Ibrani, dan yang paling Agung terdapat dalam kitab Mazmur.
Para penulis khususnya menceritakan pengalaman-pengalaman rohani kaum saleh,
dengan beragam-ragam cara mengatasi hidup yang berubah-ubah dibawah kolong langit. Satu
hal yang perlu diingat, apa yang tertulis dalam kitab-kitab puisi seluruhnya tidak terlepas dari
apa yang ditulis dalam kitab Penteteukh, kitab Sejarah, dan kitab para Nabi dan bahkan
sebagian merupakan kitab-kitab Mesianik yang digenapi dalam PB.
Hikmat, dari kata dasar dalam bahasa ibrani “hakam” yang artinya berhubungan erat dengan
takut akan Tuhan, tersebar di setiap kitab puisi sebagai ciri khas kitab puisi yang saling
melengkapi :
a. Kitab Ayub mengajarkan hikmat, bahwasanya Allah adalah Hakim yang Adil, sekalipun
yang dialami manusia seperti Ayub seakan-akan tidak adil.
b. Kitab Mazmur mengajarkan hikmat untuk senantiasa taat pada semua perintah sesuai
petunjuk Hukum-Hukum-Nya.
c. Kitab Amsal mngajarkan hikmat bahwa orang benar akan diberkati, sedangkan orang
fasik pasti dihukum.
1
d. Kitab pengkhotbah mengajarkan hikmat bahwa pada akhirnya akan ada Penghakiman
Allah.
e. Kitab Kidung Agung mengajarkan hikmat, bahwasanya Tuhan adalah hikmat, kasih
dan
sumber segala kasih.
Selain ciri-ciri hikmat di atas kelima kitab Syair ini memiliki ciri khasnya sendiri antara lain :
Kitab Ayub, menyangkut maksud dan makna penderitaan.
Kitab Mazmur, memberi contoh doa yang benar.
Kitab Amsal, mengajarkan seni bertindak tepat dalam setiap situasi dan kondisi.
Kitab Pengkhotbah, membahas cara yang benar untuk menikmati berkat-berkat yang
diberikan Tuhan kepada manusia di dunia ini.
Kitab Kidung Agung, hikmat orang Israel puncak mencapai renungan mengenai “ kasih yang
suci dan benar “.
Betapa kayanya isi setiap kitab ini, maka setiap orang yang mempelajari kelima kitab ini,
membaca dan melakukannya akan memiliki hikmat dalam hidupnya, sehingga ahli hikmat
seperti orang Yunani kagum dan heran melihat isi kitab-kitab syair ini.
3 . Penulisnya
Penulisan syair di Israel mengalami masa yang paling ‘subur’ pada masa permulaan kerajaan
Israel di bawah Daud dan Salomo sekitar tahun 1000 s/d 950 sM. Daud sendiri mengarang
paling sedikit 73 Mazmur dari 150 pasal, dan Salomo menulis tiga kitab syair PL yaitu Amsal,
Pengkhotbah, dan Kidung Agung. Namun demikian ada syair yang telah ditulis jauh sebelum
zaman Daud dan Salomo, dan ada juga yang menyusul kemudian.
Kemungkinan kitab Ayub (sezaman dengan Abraham ?), merupakan puisi Ibrani tertua, dan
Musa sendiri menulis sebuah Mazmur yaitu Maz. 90.
Sesudah abad ke- 10 sM masih ada nabi-nabi yang menyampaikan firman Tuhan dalam
bentuk syair (perhatikan bahwa dalam bagian-bagian kitab Yesaya ,Yeremia, Amos, Hosea, dll.
yang dicetak sebagai syair, dalam Alkitab terbitan LAI terjemahan baru), bahkan ketika dalam
pembuangan di Babel pun tercipta puisi kerohanian (Maz. 126, 137).
Dalam memahami kitab syair ini kita harus selalu menyadari dan meyakini bahwa kitab-
kitab ini pun merupakan bagian integral dari Alkitab, yaitu firman Tuhan yang bersifat
“diilhamkan“ oleh Allah karena:
a . Roh Kudus menguasai para penulis, sehingga apa yang tertulis bukan curahan hati
dan
pikiran-pikiran manusia belaka, melainkan Wahyu dari Roh Kudus. (2.Sam. 23: 1-2,
bd.
Kis. 13 : 35; dengan Maz. 16 ; bd. Kis. 4: 25 - 26 dan Maz. 2).
b . Kadang-kadang Tuhan sendiri yang berbicara langsung dalam kitab-kitab ini (Maz. 2:
5
– 6 ; Ayb. Ps. 38 – 42).
c . Walaupun ada bagian-bagian kitab-kitab syair yang diucapkan oleh orang-orang yang
kurang rohani, namun demikian bagian-bagian ini tetap dipakai Allah untuk mendidik
dan mengajar kita, perhatikan :
2
1. Ada contoh yang baik yang harus dituruti.
2. Ada contoh yang buruk yang harus dihindari.
Melalui penjelasan-penjelasan di atas, maka prinsip 2 Tim. 3 : 16, segala tulisan diilhamkan
Roh Kudus berlaku juga atas kitab-kitab syair ini (tidak perlu diragukan).
1 . BAHASA KIASAN
Dalam puisi ada banyak ungkapan yang tidak boleh ditafsirkan secara harafiah karena bahasa
kiasan, dan arti kiasan yang dimaksudkan :
a . Misal/ ibarat, perumpamaan (Silime).
Sering kali kebenaran rohani diungkapkan dengan contoh alam, supaya lebih jelas dan
kuat (bandingkan perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus). Biasanya kata
perbandingan “seperti, sebagai, laksana” dll, sering digunakan, contohnya :
1. “ orang benar seperti pohon... “ (Maz . 1: 3).
2. “ orang fasik seperti sekam... “ (Maz. 1 : 4).
3. “ Tuhan adalah matahari dan perisai “ (Maz. 84 : 12).
4. “ Yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga tak goyang,(Maz. 104
: 5).
Maksud ibarat/perumpamaan ini adalah untuk menguatkan keyakinan, bahwa Tuhan
menciptakan bumi secara “stabil “.
c . Personifikasi
Dalam puisi, benda-benda seolah-olah mempunyai sifat-sifat manusia dapat berbicara ,
mendengar, merasa, lari dll.
1. “ segala tulangku berkata,... (Maz. 35 : 10), maksudnya seluruh existensi saya, dari bagian
yang paling dalam mengakui Tuhan.
2. Maz. 114 : 3 - 7,merupakan salah satu contoh utama mengenai penggunaan
personifikasi ;
a. laut ; melihat, melarikan diri
b. sungai ; berbalik ke hulu
c. gunung dan bukit ; melompat-lompat
d. bumi ; harus gemetar.
Perhatian
Kalau bagian firman Tuhan bukan bersifat puisi maka istilah-istilah di atas perlu diselidiki
dengan seksama sebelum dinyatakan sebagai “kiasan saja“ namun tetap harus diingat
bahwa Tuhan juga dapat mengadakan muzijat.
3
2 . PARALELISME
Setiap syair biasanya bersajak, namun sajak semacam itu tidak ada dalam puisi
Ibrani. Yang ada adalah “ sajak gagasan” dalam arti satu gagasan diungkapkan dengan
dua kalimat yang isinya/ maksudnya sama, hanya dengan kata-kata yang berbeda
contoh ; Siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu ? Siapa yang boleh diam di
gunungMu yang kudus ? (lih. Maz. 15), itulah yang disebut “paralelisme” dan biasanya
paralelisme dibedakan tiga jenis :
4
KITAB AYUB
Kitab Ayub menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang yang
percaya kepada Allah, tetapi juga yang dibingungkan oleh kenyataan bahwa mereka harus
menanggung banyak penderitaan. Pertanyaan-pertanyaan itu biasanya adalah seperti berikut :
a. Apakah keadilan sungguh menang ?
b. Apakah Tuhan sungguh memperdulikan kehidupan anak-anak-Nya ?
c. Apa sebabnya ada orang yang sungguh-sungguh percaya, rohani kadang hampir dihancurkan
oleh penderitaan ?
d. Apakah nilai-nilai kehidupan yang tetap ? dan apakah iblis merupakan kenyataan ?
Kitab Ayub mengandung jawaban-jawaban Tuhan yang sempurna atas banyak
pertanyaan yang menyiksa orang saleh. Dalam kitab ini diperkenalkan seorang manusia yang
seumur hidupnya tidak pernah membuat kesalahan. Ia hanya patut dan sepantasnya menerima
‘berkat’. Hasilnya berbeda dengan dugaan, semua miliknya habis diambil, mengalami sakit yang
luar biasa yang tidak mungkin disembuhkan, menjerit dalam kesedihan kepada Allah dan
sesamanya manusia. Kisah ini menimbulkan ‘keraguan akan kasih dan keadilan Allah’. Keraguan
itulah juga menjadi perhatian kitab ini. Melalui jawaban-jawaban, dan memahami isi kitab ini
maka penderitaan akan mempunyai arti baru, dan kita akan dapat menghayati kata-kata Petrus
(1 Pet. 1 : 7). Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imammu, yang jauh
lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana yang diuji kemurniannya dengan api sehingga
kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan, kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
Penyelesaian dilema ditemukan dalam akhir kitab ini, di mana Allah menjawab Ayub dari
dalam badai dan menegaskan kekerdilan manusia di hadapan Allah, dan ketidakmampuan
manusia memahami jalaN pikiran Allah.
I . LATAR BELAKANG
1. Kehidupan Ayub
a . Ayub sebagai tokoh dalam sejarah
Ayub tokoh utama dalam kitab ini adalah tokoh yang sungguh pernah ada di dunia ini.
Walaupun kitab Ayub adalah kitab syair/ hikmat namun demikian, Ayub bukanlah “pahlawan
5
sastra” yang hanya hidup dalam ide penulis syair ini, melainkan ia sungguh-sungguh ada hidup
di bumi ini hal ini dapat kita yakini dari :
Dalam prolog kitab Ayub (ps. 1 – 2) diberikan informasi lengkap mengenai kehidupan Ayub
sampai jumlah ternaknya.
Demikian juga dalam epilog epilog (kata penutup) kitab Ayub di (ps. 42 : 7 - 17) kita menerima
keterangan yang cukup terperinci mengenai kehidupannya.
Yehezkiel (ps.14 :14 – 20) menyebut Ayub bersama dengan Nuh dan Daniel sebagai orang saleh
pada zamannya.
Hal lain tentang ketekunan Ayub disebut dalam (Yak. 5: 11), maka PB pun ikut membuktikan
bahwa Ayub sungguh pernah hidup.
b.Nama
Ayub berasal dari bahasa Ibrani “Iyyub” dari akar kata “Ayab” yang berarti to be hostile =
memusuhi. Arti kata Iyyub adalah orang yang dianiaya, di manakah ayahku ? (tanpa ayah).
Dalam bahasa Arab artinya “orang yang berbalik, bertobat ”. Menarik bahwa kedua arti nama
Ayub akhirnya mengalami perwujudan dalam kehidupan Ayub.
Waktu
Para ahli-ahli PL umumnya berpendapat bahwa Ayub hidup sezaman dengan Abraham atau
sesudahnya – (dalam arti tidak terlalu jauh jarak generasinya). Alasan-alasannya adalah sebagai
berikut :
a. Sesudah malapetaka/ ujian selesai, Ayub hidup selama 140 tahun.
Ayub hidup sebagai peternak besar-besaran (1 : 3) seperti cara hidup para patriarkh.
b.Mata Uang “Kesita” ( 42 : 11) disebut juga dalam (Kej. 33: 19).
c. Ayub membawa persembahan sendiri (1 : 5 ; 42 : 8) berarti belum dikenal jabatan imam yang
dimulai pada zaman Musa, juga perjanjian Sinai tidak disebutkan.
6
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ayub hidup kira-kira tahun 1500 sM
atau sesudahnya tetapi sebelum masa Israel muncul sebagai bangsa, dan penulisannya sekitar
tahun 1500 sM.
Dalam prolog dan epilog kitab ini jelas menggambarkan bagaimana kehidupan material dan
spritualnya, sedang pokok yang ditonnjolkan adalah masalah iman dan ketekunannya
beribadah.
Penulis
Dalam kitab ini tidak disebutkan penulisnya, orang-orang Yahudi menganggap bahwa
Musa sebagai penulis. Sedangkan para ahli PL cenderung mengatakan bahwa kitab ini ditulis
pada masa Daud – Salomo dengan alasan pada waktu itu merupakan masa keagungan karya
sastra dalam bentuk syair.
Sekalipun demikian seluruh kitab ini merupakan “Wahyu Ilahi” dan merupakan satu kesatuan
yang menyoroti penderitaan dan berkat didalamnya (hanya Allah yang dapat membukakan
tentang sidang ilahi yang melibatkan Allah, Malaekat dan iblis), juga di dalamnya dicakup
pendapat-pendapat manusia (Sahabat-sahabat Ayub), dan bandingkan dengan Kanonisasi dan
penulisan Alkitab. Oleh karena itu bagian-bagian yang ditulis dalam kitab ini tidak boleh
dilepaskan dari kontex keseluruhan kitab Ayub.
3. Tema dan Tujuan
Tema kitab ini adalah “ Berkat dalam Penderitaan “. Kitab ini disebut theodicy atau problem of
evil, oleh karena ketika kebaikan, keadilan dan kedaulatan Allah di tantang oleh eksistensi
penderitaan dan kejahatan.
Pertanyaan yang sering ditanyakan manusia : Mengapa orang benar menderita, kalau Allah
adalah Allah yang Mahaadil dan penuh belas-kasihan? - Jawabnya :
a. Allah mengizinkan kesengsaraan, penderitaan sebagai sarana untuk memurnikan iman dan
mengukuhkan kesalehan.
b. Allah itu tetap kasih sekalipun tidak selalu mencurahkan berkat.
c. Allah mempunyai rancangan yang jauh melampaui akal manusia, dan Allah tahu benar apa
yang paling baik untuk kebaikkan manusia demi kemuliaan-Nya.
Tujuan penderitaan; Allah ingin melucuti seluruh pembenaran diri manusia, dan Tuhan mau
membawa manusia ke tingkat penyerahan diri secara total kepada-Nya. Tujuan lain adalah
memaparkan konflik berabad-abad antara Allah dan Setan dan menunjukkan kaitan
penderitaan akibat konflik ini, dan tujuan lain yang dapat kita pelajari dari kitab ini pada
akhirnya kitab ini membuktikan kebenaran (Roma. 8: 28 baca).
7
Prolog dan Epilog dalam bentuk prosa, dialog dalam bentuk syair ( lih. Pengantar kitab-kitab
syair ). Dialog antara Ayub dengan sahabat-sahabatnya dan Tuhan merupakan bagian terbesar
dan yang terpenting dalam kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian utama :
a . Tiga ronde diskusi antara Ayub dan sahabat-sahabatnya ps. 4 – 31
b . Teguran Elihu ps. 32 – 37
c . Teguran Tuhan ps. 38 – 41
Dialog ini diawali dengan pengaduan Ayub ( ps. 3) dan diakhiri dengan pengakuan, pertobatan
Ayub ( ps. 42 : 1 – 6 ). Ayat-ayat kunci baca ; 2: 3-6; 13: 15 dan 42: 5-6 .
1 . Pendahuluan
Melalui ayat pertama, kita langsung melihat inti permasalahan kitab ini : “Ada seorang laki-laki
di tanah Us bernama Ayub, orang itu saleh dan jujur ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan
“ (1: 1). Nama Ayub memang berarti yang dianiaya dan kita menyaksikan dalam kitab ini
bagaimana Ayub menderita diserang oleh musuh-musuh yang dipimpin oleh iblis. Hal kedua
yang penting adalah orang yang dianiaya adalah seorang yang sungguh saleh, dan perhatikan
istilah yang dipakai untuk kebenaran Ayub; orang saleh, jujur. Maka tema utama kitab Ayub
adalah : PENDERITAAN ORANG BENAR, untuk memahami tema ini terletak pada intinya :
* Bagaimana penderitaan-penderitaan itu bisa disesuaikan dengan keadilan Tuhan.
* Bagaimana hati dapat dihibur pada saat penderitaan.
Pada dasarnya (secara teologis) ada dua prinsip Alkitab mengenai masalah penderitaan orang
benar yaitu :
a . Untuk masuk ke dalam kerajaan Allah kita harus mengalami banyak penderitaan
( Kis. 14 :22. bd.Ams. 3: 11-12; Ibr. 12 : 5 - 8).
b . Bila orang percaya harus menanggung salibnya, maka tidak pernah ada hanya salib
saja
selalu juga ada anugerah Allah yang nyata di tengah-tengah atau sesudah
penderitaan. Walaupun dalam kesusahan yang amat besar dan berat, namun orang percaya
tetap lebih bahagia dari pada orang fasik.( bd. Maz. 4 : 8, kalimat yang diucapkan Daud pada
saat ia harus melarikan diri dari anaknya Absalon).
b .Walaupun tidak ada dosa yang nyata, pastilah ada dosa yang besar tetapi
disembunyikannya ( Ayub ). Berarti segala kesalehan orang tersebut, sebetulnya hanya
kemunafikan yang menutupi kejahatannya (bandingkan ajaran prosperity teology/
teologia kemakmuran).
Demikianlah inti pandangan para sahabat Ayub mengenai masalah penderitaan,
pandangan ini memang mempunyai kebenaran didalamnya tetapi kekurangannya juga
sangat nampak. Kebenarannya adalah, ada hubungan antara dosa dan penderitan.
9
Sering kali Tuhan mengirimkan penderitaan untuk menyadarkan seseorang (manusia)
yang sudah menjauhi Tuhan tetapi dengan makud :
1 . Penderitaan dikirim Tuhan tidak hanya sebagai hukuman karena dosa, bisa juga
untuk maksud lain oleh sebab itu tidak boleh dikatakan bahwa penderitaan
berarti akibat “dosa”.
2 . Beratnya penderitaan tidak ditentukan oleh besarnya dosa, melainkan oleh
kasih
karunia Tuhan yang mendidik anak-Nya.
Ketiga sahabat Ayub, tidak memiliki kasih atau belas kasihan yang sebenarnya. Mereka hanya
berbicara sebagai orang Farisi yang menganggap dirinya benar dan Ayub berdosa /salah.
10
6 . Tuhan Menampakkan Diri dan Berbicara ( ps. 38 – 41 )
Elihu telah berbicara atas nama Allah tetapi Ayub belum bertobat dan juga belum diubah. Dari
kisah ini kita belajar “ Kelahiran kembali ” dari Ayub tidak dapat dikerjakan oleh manusia
melainkan Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya kepada Ayub (itu pekerjaan Roh Kudus). Sampai
sekarang manusia, juga manusia rohani tidak dapat mengubah manusia, hanya bilamana
manusia berdosa bertemu langsung dengan Allah sebab Dialah yang mengubah hidup manusia.
Akhirnya Ayub mengakui bahwa kedatangan Tuhan yang membaharui hidupnya; “ Hanya dari
kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang
Engkau “ (42: 5). Tuhan berbicara kepada Ayub dalam badai. Badai dalam Alkitab selalu
mengandung unsur ancaman, itu berarti Ayub telah berdosa terhadap Tuhan dan apa yang
dikatakan Elihu ditetapkan oleh Tuhan.
7 . Ayub Bertobat dan dengan Menyesal Duduk dalam Debu dan Abu ( 42 : 6 )
Ia menyesali pertama perkataannya (42: 3), tetapi juga seluruh kelakuannya yang timbul dari
sikapnya yang salah. Kata-kata Ayub yang tadinya selalu panjang-panjang sekarang pendek saja
(42: 1 - 6), demikianlah pertobatan yang sebenarnya, tidak perlu lagi banyak kata, tetapi
mengambil langkah/ tindakan datang kepada Tuhan Yesus.
Kemudian Tuhan mencela Elifas dan kedua kawannya karena mereka berbicara seperti orang
buta dan menganggap diri lebih benar dari Ayub. Tetapi akhirnya Ayub mendoakan mereka
kepada Tuhan dan doa Ayub diterima, akhirnya kita dapat memuji Tuhan karena :
a. Iblis tidak berhasil menghancurkan Ayub karena Anugerah Tuhan.
b. Ayub sendiri ditolong menjadi rendah hati dan tidak lagi mengandalkan diri sendiri,
melainkan
hanya anugerah Tuhan saja yang tersedia bagi orang berdosa.
11
anak-anak-Nya menderita guna menguatkan iman dan mengajar untuk lebih bersandar
kepada Dia.
4. Tuhan menggunakan penderitaan hamba-hamba-Nya untuk menunjukan bahwa iblis
pendusta (lih Yoh 8:44).
5. Melalui kitab Ayub, Tuhan dinyatakan sebagai Allah yang mahakuasa dan berdaulat.
Dialah yang mengatur jalannya alam semesta sejak penciptaan-Nya sampai sekarang
(38:1-39:33). Tidak ada sesuatu apapun yang diluar kekuasaan-Nya, makluk terbesarpun
dikuasaiNya (40:10-41:25), juga Dialah yang menetapkan batas kekuasaan iblis (1:12;
2:6).
6. Ayub menjadi gambaran Yesus yang juga tanpa salah tetapi banyak menderita, diolok,
diejek dan bahkan sampai mati.
KITAB MAZMUR
Kitab Mazmur merupakan kitab yang paling praktis dari seluruh kitab suci, karena
dengan membacanya maka seseorang dapat menerapkannya sebagai doa. Di dalamnya
terdapat “nyanyian sorgawi” yang dapat dimengerti oleh setiap orang. Kitab Mazmur sangat
populer di jemaat mula-mula, terbukti bahwa dari 283 kutipan PL dalam PB berasal dari dalam
Mazmur.
I . LATAR BELAKANG
1. Nama
Dalam bahasa Ibrani “Tehillim” artinya nyanyian Pujian. Juga biasa dinamakan Tefiloth yang
artinya doa (bd. Maz. 72 : 20). Kedua nama itu menunjukkan sifat rohani dari Mazmur. Dalam
bahasa Yunani “Psalmoi“ berasal dari psallein artinya “memetik senar” pengiring lagu. Psalmoi
(Mazmur) adalah lagu-lagu atau puisi-puisi yang dinyanyikan dengan iringan musik. Mazmur
adalah buku cemerlang atau buku yang menerangi/ menyatakan, dan mempertunjukkan hikmat
dan kasih Allah yang terpancar melalui umat pilihan-Nya, dan orang-orang tertentu. Dalam
bahasa Ibrani “Hal” artinya memuji, memuji karena kegembiraan batin yang dinyatakan melalui
puji-pujian dengan tanda riang dan musik gembira. Dapat juga dikatakan Mazmur merupakan
segala bentuk pujian dan doa, dan ini adalah jiwa mazmur.
2. Penulis.
Ada beberapa penulis Mazmur antara lain : Daud menulis 73 pasal ( 3, 54 , 68, 69, 85,
100, 102, 107 - 109, 133, 136 - 140, 142 – 144.). Mazmur Daud ditulis sekitar 1020-975 sM. Oleh
bani Korah (adalah suatu keluarga besar penyanyi). Nama keluarga ini muncul di tengah-tengah
anak-anak Esau (Kej. 36: 5 ), kemudian Kaleb. Orang Korah dari Kenas, dan menggabungkan diri
kepada orang-orang Yehuda (Yos. 14: 6-13). Keluarga itu pun terhitung di antara orang Lewi dan
dikenal kemudian sebagai penyanyi ( lih. Kej. 6: 21; Bil 25: 58 dan 1 Taw 6: 7 – 2 Taw 20: 19).
12
Oleh bani Korah ada 10 pasal ( 41 – 48 , 83 - 84, 86 ). Salomo menulis 2 pasal (71, 127) ditulis
sekitar 950 SM. Musa menulis ( Maz. 90 ), ditulis sekitar 1405 SM.. Asaf menulis 12 pasal ( 50,
62 , 63 , 74 – 82 ), diperkitakan sama dengan masa Daud – Oleh Haman ( ps. 87 ) – Etam ( ps. 89
). Tanpa judul ada 18 pasal ( 1, 2 , 32 , 42 , 70 , 92 – 99, 103, 115, 134, 147 ) dan tanpa nama ada
judul sebanyak 4 pasal ( 65-66, 91, 101 ( doa dalam penderitaan ). Mazmur Haleluya ada 18
pasal ( 104 – 106, 110 – 118, 134 - 135, 145, 146 , 148 –150 ). Mazmur Ziarah ada 13 pasal ( 119
– 125, 127 – 132 ).
3. Waktu Penulisan.
Dari masa Musa 1400 sM s/d masa pemulihan 536 sM. Dan yang paling banyak pada
masa Daud dan Salomo yaitu antara 1000 s/d 950 sM).
Urutan latar belakang, tahun dan penulisan kitab
a . Tanpa keterangan waktu pasal ; 1, 4, 8 , 19, 81, 91 , 110, 139, 145 .
b . Mazmur yang ditulis pada waktu Daud dianiaya pasal : 11, 18, 34, 56, 54, 16, 52, 109, 17, 22,
35, 57, 58, 102, 140, 141, 7.
c . Ditulis setelah Saul mati dan Daud menjadi Raja pasal : 2, 9, 24, 68, 101, 29, 20, 21, 38, 39,
40,
41, 6,51, 32, 33.
d . Ditulis takkala Absalom memberontak pasal : 3, 4, 55 , 62 , 70, 71, 143, 144 .
e . Ditulis antara masa Absalom berontak dan ditawan ke Babilonia pasal : 18, 30, 72, 45, 78, 82,
83, 76, 74, 79.
f . Ditulis takkala tertawan pasal : 10, 12, 13, 14, 53, 15, 25, 26, 27, 28, 36, 37, 42, 43, 44, 49, 50,
60, 64, 9, 73, 75, 77, 80, 84, 86, 88, 89, 90, 92, 93, 95, 119, 120, 121, 130, 131, 132.
g . Ditulis takkala orang Yahudi diizinkan Koresy untuk kembali ke negeri mereka pasal : 122, 61,
63, 124, 23, 87, 85, 46, 47, 48, 96, 97, 98, 100, 102, 104, 105, 106, 107, 108, 111, 112, 113,
114,
116, 117, 126,
133, 134, 136, 137, 148, 149, 150, 146, 147, 59, 65, 66, 67, 118, 125, 127, 128, 129, 138.
II . SUSUNAN MAZMUR
13
Kitab Mazmur dibagi dalam lima kelompok yang masing-masing di akhiri dengan
“doxologi” (kata-kata pujian kepada Allah yang digunakan pada ibadah ) yaitu penyembahan
karena Allah :
1. Pemujaan .................................. pasal 1 – 41 ( dox. 41 : 13).
2. Memuji keajaiban / Keheranan ...... pasal 42 – 72 ( dox. 72 : 18-19 ).
3. Tidak berkesudahan .................. pasal 73 – 89 ( dox. 89 : 53 ).
4. Menaklukkan diri .................... pasal 90 – 106 ( dox. 106 : 48 ).
5. Kesempurnaan ......................... pasal 107 – 150 ( dox. 145 – 150 ).
Penyusunan kitab Mazmur, kitab ini disusun sekitar thn. + 450 SM. oleh Ezra dengan prinsip “
lebih menitik beratkan hal rohani “ dari pada pengarangnya, dan kemajuan hidup rohani, dari
pada panjang-pendeknya syair. Oleh sebab itu dalam memahaminya jangan menitik beratkan
pada sastra, seni, gaya bahasanya, tetapi yang penting adalah makna rohaninya.
d . Sebutan Allah
Pemakaian kata “Yehovah” paling banyak disebut pada bagian pertama + 275 – 277 kali.
“Yehovah” mengandung arti “perjanjian, keselamatan, pertolongan atas kebutuhan umat Israel
“. Berhubungan dalam bagian ini banyak terjadi perjanjian dan pertolongan oleh dan dalam
Allah, maka sering menggunakan istilah “ Yehovah ”. Sedangkan sebutan untuk “Elohim”
terdapat 68 kali yang berbentuk tunggal ada 18 kali, sedangkan yang bentuk jamak ada 50 kali.
Hal itu menyatakan “watak”, kepribadian, kuasa, kekuatan, kemuliaan Allah. Semuanya itu ada
14
hubungannya dengan penciptaan, pengurusan, penghakiman, keagungan, kemahakuasaan-Nya
dst. (bd. Ul. 10: 17).
Dari cara penyebutan tentang Allah di atas menunjukkan pandangan umat Israel terhadap
Allah bahwa:
1 . Allah itu hidup, beroknum.
2. Tiada Allah lain kecuali Allah yang Esa, (Ul. 6: 4).
Di atas segala sesuatu, mengenai segala sesuatu yang terdapat dalam semua manusia – Allah
Mahaada dan Allah hadir. Itulah kewibawaan Allah, Dia Mahakuasa, Mahakasih, Mahamulia,
Mahahadir maka disebut “Allah ”.
15
Jadi sekalipun gagal tetapi tetap berpengharapan, merupakan suatu kehidupan yang
berpengharapan.
16
Pasal 119 – 145 “Firman dan Kehidupan “.
Pasal 146 – 150 “Firman dan kebaktian “.
c . Dalam 44 pasal ini terdapat hanya 5 pasal yang isinya cenderung pesimis yaitu pasal (109 , 120 ,
123, 124 , 137). Selebihnya pada umumnya merupakan syair-syair yang penuh sukacita dan
puji-pujian. Yang mana menyatakan bahwa “kehidupan dan penghidupan yang jelas dalam
Firman Allah akan merasakan hidup penuh dengan sukacita, laksana sorga di atas bumi.
d . Sebutan bagi Allah.
Umumnya bagian ini menggunakan “Yehovah” sebanyak 236 kali dan “Elohim” 40 kali . Bagian
ini merupakan “kesimpulan kitab Mazmur” syair tentang peninggian Allah. “Haleluya” pada
bagian akhir seperti juga dengan pujian “Haleluya” pada kumpulan lagu membawa perasaan
pemuji dan pendengar ke alam yang penuh ketakjuban membawa hati manusia di tempat yang
mahatinggi, seolah-olah bersatu dengan Allah.
Pasal Kunci:
Ps. 119 (firman Allah adalah dasar semua mazmur).
Ps. 100, menyatukan sentral pujian dan ibadah.
Ada tigabelas mazmur merupakan kunci peristiwa kehidupan Daud antara lain misalnya 1 Sam.
19:11 melatar belakangi (Maz. 59). 1 Sam. 21:11 (Maz. 56). 1 Sam. 21:13 ( Maz. 34). 1 Sam. 22:1
(Maz. 142). 1 Sam. 22: 9 (Maz. 52). 1 Sam. 23: 19 (Maz. 54). 1 Sam. 24: 3 (Maz. 57). 2 Sam. 8: 13
(Maz. 60). 2 Sam. 12: 13 (Maz.60). 2 Sam. 12: 13 (Maz. 51). 2 Sam. 15:16 (Maz. 3). 2 Sam. 15: 23
(Maz. 63). Maz. 16:5 (Maz. 7). 2 Sam. 22: 2-51 (Maz.18).
Ayat-ayat kunci baca: Maz. 1: 1-3; 19: 7-12 ; 19: 15; 119: 9-11; 145: 21.
17
Mazmur yang wajib dibaca dalam memahami kitab ini: ps. 1, 2, 22, 23, 51, 118, 119, 139.
Ada empat nama/ sebutan bagi Allah yang paling sering digunakan :
a. El ( Elohim ), yang Mahakuasa dan Mahabesar.
b. Adonai , Tuhan yang berdaulat.
c. Jehovah jarang diucapkan , Allah penyelamat pencipta memberi dan menggenapi
perjanjian.
d. Shadday, yang mahakuasa pencipta yang memberkati.
Selain sebutan di atas dalam Perjanjian Lama terdapat tujuh perkataan majemuk yang
memakai nama Yahweh :
1.Yahweh-jireh – Tuhan menyediakan ( Kej. 22: 13 – 14 ).
2. Yahweh-raffa – Tuhanlah yang menyembuhkan ( Kej. 15 : 26 ).
3. Yahweh-syalom – Tuhan itu keselamatan ( Hak. 6: 24 ).
4. Yahweh-tsidkenu – Tuhan keadilan kita ( Yer. 23 : 6 ).
5. Yahweh-syammah – Tuhan hadir di situ ( Yeh. 48 : 35 ).
6. Yahweh-nissi – Tuhan panji-panjiku ( Kel. 17 : 8 – 15 ).
7. Yahweh-raah – Tuhan adalah gembalaku ( Maz. 23 : 1 ).
18
Persekutuan rohani tidak dapat terlepas dari puji syukur. Karena teringat akan kasih Allah yang
berkelimpahan, biasanya manusia tidak menaikkan pujian, karena tidak mengerti kasih Allah,
misalnya ps. 103 : 2 – 13 “Anugerah Tuhan tidak habis-habisnya untuk diceriterakan “.
4. Bermeditasi.
Mengenang Allah dalam persekutuan rohani, suatu persekutuan pribadi tanpa suara, tetapi
dalam sikap doa dan dalam Roh (bd. 62 : 1 , 5). Bermeditasi berarti “dengan segenap hati dan
roh berada di dalam Tuhan. Bersatu dengan Tuhan laksana campuran air dan susu”.
Persekutuan semacam ini kadang-kadang dapat berlangsung semalam suntuk, demi menikmati
kemanisan persekutuan rohani tersebut.
5. Memuji.
Banyak alasan untuk memuji dalam (ps. 136) dengan kata-kata memuji Tuhan, sebab dalam
persekutuan teringat akan indahnya hadirat Allah dan kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu memuji
Tuhan, dan bahkan manusia dapat memuji Tuhan 7 kali dalam satu hari (ps. 119 ; 104).
6. Berdoa.
Biasanya karena manusia melihat kekurangan dan kebutuhan pribadi, sehingga memohon
kepada Allah, tetapi bukan untuk keperluan materi melainkan untuk “ kerohanian dan
peperangan dalam roh “ misalnya pasal. 6 , 17 , 22 , 23 , 38 , 42 , 43 , 46 , 51 , 56 “ hampir
semuanya ada makna dari doa itu sendiri ”.
7. Sukacita.
Kegembiraan dalam persekutuan, kepuasan dalam jiwa karena hati Allah dipuaskan. Allah
menganggap meditasi, berbakti dan persekutuan rohani kita dengan Dia sebagai hal yang manis
(104 : 34) dan kitapun dikenyangkan dalam persekutuan ( 22: 26 – 31).
b . Waktu persekutuan
1 . Pagi hari, 5 : 3 ; 11: 147 ; 59 : 16 ; 108 ; 2 ; 88 : 13 ; 46 ; 5 ; 143 ; 8. Hendaknya pada pagi hari
kita bersekutu dengan Firman Tuhan, memohon Dia untuk memberikan petunjuk bagi
perjalanan kita sehari lepas sehari.
2 . Siang hari , 17 , 55 , 91 : 6. Hendaknya kita mengambil sedikit waktu pada siang hari untuk
bersekutu dengan Allah.
3 . Malam hari, ps. 42 : 8 ; 141 : 2 ; 149 : 5. Dasarnya imam menyerahkan korban dua kali dalam
satu hari, demikian pula hendaknya kita tidak mengurangi persekutuan di pagi dan malam hari.
4 . Tengah malam, ps. 22: 2; 30: 5 ; 63 : 5 – 6 ; 77: 2 ; 88 : 1 – 2 ; 119 : 62 ; 134 : 1. Tengah
malam yang sunyi merupakan saat yang terindah bagi persekutuan, maka kita sebaiknya
melakukan
5 . Sepanjang hari dan malam , ps. 71: 8, 15 ; 6 : 6 ; 42 : 1 – 3. Hal ini terjadi karena kebutuhan
yang khusus dan kehausan dalam roh sebagaimana yang terjadi sebelum Tuhan memilih ke 12
rasul, Ia berdoa semalam-malaman (bd. Luk. 6 : 12 ).
6. Tiada berhenti-hentinya atau senantiasa berdoa , ps. 16 : 8 ; 61 : 8 ; 119 : 164.
c . Sikap persekutuan
19
Yang terpenting keluar dari hati bukan dibuat-buat tetapi :
1 . Akrab , ps. 27 : 4 ; 42 : 1 ; 63 : 1 ; 27 : 8 . Seolah-olah berhadapan muka dengan muka.
2 . Menanti, ps. 27 : 14 ; 37 : 7 ; 40 : 1 ; 37 : 34 ; 62 : 1 – 5 ; 130 : 6. Berdoa dan bersekutu tidak
boleh dilakukan secara tergesa-gesa, hendaknya dengan waktu yang cukup menantikan
dihadapan Allah untuk mendapatkan jawabannya atau hingga hati merasa telah dipuaskan oleh
Allah.
3 . Rindu, ps. 42 : 2 ; 104 : 34 ; 143 : 1 – 6. Persekutuan laksana pertemuan antara ayah dengan
anak, maka tidak perlu dengan suara besar dan ramai, boleh dengan hati yang tenang, berpikir
secara diam-diam.
4 . Takut, ps. 24: 3 – 4 ; 25 : 12 ; 48 : 1 ; 72 : 5 . Rasa hormat pada Allah. Persekutuan berarti
bertemu dengan Allah yang Mahasuci dan Mahamulia, maka patutlah dilakukan dengan hati
yang penuh rasa takut dan hormat serta bersujud/ berbakti kepada Allah. Mempunyai rasa
senantiasa dekat kepada-Nya.
5 . Kasih, ps. 84 : 1 – 10. Takut akan Allah terlebih lagi kasih kepada Allah, dengan sepenuh kasih
sayang sepenuhnya merupakan dasar, bersekutu dengan Dia.
6 . Bersusah hati, ps. 32: 3 – 4 ; 38 : 8 dst. ( bd. Mat . 5: 4 ) .
Bersusah hati karena dosa atau karena rindu akan kembali, ps. 42, 43, 137 dst.
7 . Bersukacita, ps. 63 : 6 – 7 ; 98 : 4 – 8 ; 104 : 33 – 35 ; 136.
Teringat akan anugerah dan kasih Allah serta penghiburan-Nya ps. 30 : 5.
d . Alat persekutuan
1 . Hati, ps. 19 : 14 ; 103 : 1 ; 130 : 6.
Dalam persekutuan yang terpenting dilakukan dengan sepenuh hati, bersatu hati dengan
Allah.
2 . Roh , ps. 30 : 12 ; 51 : 17 ; 57 : 8 - 9 ; 71 : 23.
Allah adalah Roh adanya, maka kita harus dengan roh bersekutu dengan Dia. dari roh ke roh,
baru merupakan persekutuan Roh yang sejati.
3. Mata , ps. 25 : 15 ; 119 : 82 ; 123 : 1 – 2.
kita memandang Allah dihadapan-Nya, memandang wajah-Nya yang kasih.
4 . Mulut , ps. 86 : 17 ; 108 : 2.
Menyampaikan isi hati dihadapan Tuhan.
5 . Telinga, ps. 34 : 15 ; 40 : 6 ; 94 : 9 ; 143 : 8 .
Dalam persekutuan menyampaikan isi hati kepada Allah supaya Tuhan mendengar, namun
telinga rohani perlu terbuka untuk mengetahui kata-kata Tuhan.
6 . Tangan , ps. 63: 4 ; 88 : 9 ; 134 : 2 ; 143 : 6.
Mengangkat tangan iman, untuk menerima kasih karunia Allah.
7 . Tubuh , ps. 15 : 1 – 5 ; 34 : 15 ; 84 : 2 .
Dengan tubuh melakukan kebenaran Allah, dengan tubuh bersekutu dengan Allah sebab
tubuh adalah Bait Allah, tempat bersekutu maka hendaknya persembahan tubuh sebagai
korban yang hidup kudus dan berkenan kepada Allah ( bd. Roma. 12 : 1 – 2 ).
8. Tiga Faedah Dasar Kitab Mazmur
Ada tiga penggunaan kitab Mazmur dari zaman israel dan dalam gereja Perjanjian Baru:
a. Mazmur harus dilihat sebagai suatu penuntun ibadah. Maksudnya melalui Mazmur
kita menyembah dan menuji Allah, mengingat kebaikkan-Nya dan menaikkan
permohon kepada-Nya.
20
b. Mazmur menyatakan kepada kita bagaimana kita berhubungan dengan jujur
kepada-Nya. Kita dapat belajar bagaimana berlaku jujur serta terbuka dalam
menyatakan sukacita, kekecewaan, kemarahan, atau perasaan lainnya.
c. Melalui kitab Mazmur, kita belajar pentingnya pemikiran dan perenungan mengenai
perkara-perkara yang telah Allah lakukan bagi kita. Mazmur mengajak kita berdoa
dan bersekutu dengan orang percaya lain dan saling memperhatikan.
9. Kristus dalam Kitab Mazmur.
a. Kelahiran ( Maz. 2: 7 – Mat. 3: 17 ).
b. Keilahian ( Maz. 45: 7; 110: 1-2 – Ibr. 1:8; Mat. 22: 42-45 ).
c. Kemanusiaan ( Maz. 8: 3-5; 40:6 – Ibr. 2: 5-9; 10:10 ).
d. Keimaman ( Maz. 110:5 – Ibr. 5:6 ).
e. Penyucian Bait ( Maz. 69:10 ) – Yoh. 2: 17.
f. Penolakan ( Maz. 35:19 ; Maz.118:22 ) – Yoh.15:25 ; Mat.21 :42.
g. Pengkhianatan ( Maz.41:10 ) – Luk.22:47 ; Yoh 13:18.
h. Derita Dosa ( Maz. 22:2 ) – Mat 27:46.
i. Penghinaan ( Maz.22:8-9 ) – Luk. 23:35.
j. Penyaliban ( Maz. 22:17 ) – Yoh. 20:25,27.
k. Pengundian Jubah ( Maz 22:19 ) – Mat. 27:35-36.
l. Keutuhan Tulang ( Maz. 34:21 ) – Yoh. 19:32-33. 36.
m. Kebangkitan ( Maz. 16:10 ) – Mrk. 16:6-7.
n. Kenaikan ke sorga ( Maz. 68:19 ; 16:11) – Mrk. 16:19 ; Ef.4:8.
o. Penaklukan musuh ( Maz. 110:2 ) – Mat. 22:44.
p. Kekekalan ( Maz. 102:28 ) - Ibr. 1:11.
q. Kedatangan kedua ( Maz. 8:7 ) – Ibr. 2:8.
Walaupun kitab ini mendeskripsikan pengalaman pribadi, bahasa mereka yang
melampaui akal mereka, namun menjadi kenyataan historis dalam diri Kristus, yang mengacu
pada keluarga Daud atau raja tertentu, yang puncak penggenapannya dalam pribadi Kristus,
Anak Daud ( ps. 2, 110).
Tambahan :
21
c.Pemerintahan Tuhan adalah pemerintahan adil dan benar (11,75)
d.Kebaikan Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kekudusan-Nya (34,103)
e.Allah mempunyai pemerintahan universal (67)
f.Allah adalah Gembala, baik bagi umatnya sebagai satu keseluruhan (80), maupun
bagi tiap orang tiap orang secara pribadi (23).
2. Kutuk atas musuh (khususnya 35, 58,59,69,109), Tuhan yang maha besar, sebagai hakim
dunia, pasti akan menghukum kejahatan manusia, khususnya bagi mereka yang
melawan Tuhan sendiri atau umat pilihan-Nya. Dengan kata lain, kalau Allah
memberkati orang yang benar demi keadilanNya Sendiri Dia juga harus membalas
secara keras orang yang jahat.
3. Mesias (2, 110, 45,72,22,49), PPL Denis Green hal 135,136.
AMSAL SALOMO
Bersama dengan kitab Ayub dan Pengkhotbah, Amsal disebut sebagai “kitab-kitab
Kebijaksanaan“. Kitab Amsal adalah kitab yang menjungjung tinggi hikmat, berisi dan
menekankan hikmat bagi kehidupan sehari-hari. Ciri khasnya menunjukkan hukum-hukum yang
mengandung hikmat dan budi. Pesan yang disampaikan dalam kitab ini adalah bijaksana karena
mengetahui hukum. Kitab ini bersifat praktis, dan memberi petunjuk untuk kehidupan sehari-
hari, suatu hikmat sorgawi bagi kehidupan di dunia ini.
Amsal berarti “perumpamaan”, pepatah, peribahasa, juga berarti kiasan yang tepat
dalam bentuk-bentuk kalimat pendek yang padat. Bahasa Ibrani kata “ mishle” selain berarti
seperti di atas juga mencakup percakapan-percakapan, ungkapan-ungkapan, kesimpulan-
kesimpulan, penggambaran kebenaran-kebenaran, jadi lebih luas lagi artinya. Oleh karena itu
judul Amsal haruslah diartikan secara lebih luas daripada arti kata itu di dalam bahasa
Indonesia.
22
Perlu dimengerti bahwa dalam puisi Ibrani, yang terpenting bukan persamaan vokalnya
(di dalam terjemahan) sekalipun hal ini juga nampak nyata, melainkan pada persamaan
pengertiannya (suatu titik ditembak dari segala arah), di dalam kitab Amsal titik focus utama
adalah “takut akan Allah” yang disoroti dari segala segi dengan berbagai perumpamaan
ungkapan dan contoh.
I . LATAR BELAKANG
1. Judul
Di dalam bahasa ibrani Mashal, dari kata Mishle (tunggal ), terjemahan dalam bahasa
Indonesia berarti misal atau perumpamaan, juga berarti paralel, serupa atau perbandingan (bd.
Bil. 21 : 27 ; 1 Sam. 10 : 12). Dalam bahasa Yunani Paroimias. (lih. 2 Pet. 2 : 22). Amsal merajuk
pada suatu perbandingan yang menggaris bawahi pengajaran moral dan spritual yang dirancang
untuk memungkinkan seseorang dapat hidup bijaksana.
Catatan :
Pengumpulannya pada masa raja Hizkia, hal ini punya arti rohani yang penting, sebab
pada masa itu bangsa israel mengalami situasi berada di tengah kekelaman rohani. Raja Hizkia
(reformasi) melontarkan lagi seruan kecemburuan illahi supaya “takut akan Allah“ sambil
disertai dengan peringatan-peringatan/ nubuat-nubuat nabi-nabi yang berseru kepada Israel
dan Yehuda pada masa itu. Waktunya diperkirakan ditulis sebelum wafatnya di tahun 931 sM.
Koleksinya disimpan para jurutulis raja Hizkia sekitar tahun 777 sM. Jadi periode penulisannya
diperkirakan sekitar tahun 950-700 sM.
23
bertingkah laku di dunia ini, sebab itu adalah karunia Allah. Tujuan ini juga terungkap lagi dalam
Pengkt. 12 : 13, yang diulang lagi “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (1:7; 9:10)”.
Intinya kalau manusia hidup tidak takut akan Allah, akan membuat hidupnya menuju kepada
kebebalan, dan hidup tanpa kendali.
Kitab Amsal menambahkan suasana keduniawian ke dalam PL bukti pentingnya hidup di
buni dalam pandangan Allah. Dalam kitab ini juga dapat dilihat lebih jelas bahwa agama tidak
bisa lepas, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
II . SUSUNAN
a . Pendahuluan : ps. 1: 1 –7 (Judul kitab, tujuan dan sembayang).
b . Isi Pokok : ps. 1 : 8 – 29 : 27.
1: 8- 9 : 13 . Pelajaran tentang hikmat.
10 : 1 – 22 : 16 . Kitab Salomo I.
22 : 17 – 24 : 22 . Kitab orang bijak.
24 : 23 – 34 . Pepatah-pepatah orang bijaksana dihimpun lain
25 : 1 – 29 :27 . Kitab Salomo II.
c . Penutup ps. 30 : 1 – 31 : 31.
30 : 1 –33. Kata-kata Agur.
31 : 1 – 9 . Kata-kata Lamuel
31 : 10 – 31. Tambahan (istri yang cakap).
24
1. Hikmat
Dalam pasal. 8, hikmat dipersonifikasikan sebagai spirit (ruach), dan hikmat itu tidak
diciptakan karena sudah ada sejak semula (8: 22). Kata yang digunakan untuk menciptakan
“qanah” bukan kata bara = menciptakan yang artinya lebih merajuk pada memiliki,
mendapatkan atau mengupayakan ukuran standar hikmat untuk memulai segala sesuatu pada
mulanya.
Pengertian ini menunjukkan bahwa hikmat itu sudah ada sejak kekal sebagai standar pengukur
pekerjaan Allah sumber himat itu :
a. Hikmat itu bersifat Ilahi (8: 22-31).
b. Hilmat itu sumber kehidupan (3: 18; 8: 35-36).
c. Hikmat ini benar dan pengukur moral (8: 8-9).
d. Hikmat ini tersedia bagi yang mau menerimanya (8: 1-6).
e. Hikmat ini di dalam Kristus “sebab dalam Dialah tersembunyi seluruh harta hikmat dan
pengetahuan”
(Kol. 2:3).
Dengan uraian di atas nampak Kristus dalam kitab Amsal, karena menguraikan hikmat,
yang adalah bersumber dari Allah dan hikmat itu adalah Allah sendiri ( bd. 1. Kor. 2: 6-8).
3.Allah
Takut akan Tuhan, bearti 2 hal:
a. Manusia harus mengenal Tuhan dan mengerti perintahnya (2:5, 3;6, 9:10)
b. Manusia harus percaya akan Tuhan dalam segala hal (3:5-6; 19:21; 21:31; 29:25)
5.Orang Pemalas:
a. Tidak mau memulai apa-apa (6:9-10).
b. Tidak mau menyelesaikan apa yang telah dimulainya (26:15).
25
c. Tidak mau menghadapi pekerjaan/persoalan (22:13)
d. Orang pemalas harus belajar dari dunia alamiah (6:6-11)
6. Orang Sahabat,
Persahabatan bersifat tetap (18:24; 17:17, berbicara terus terang dan terbuka (27:6),
mengindahkan perasaan orang lain (25:17; 11:12).
7.Hidup Kekeluargaan, Maksud Tuhan mengenai hal perkawinan ialah satu suami dengan satu
istri dalam hubungan yang birahi dan setia (5:18-19).
KITAB PENGKHOTBAH
PENDAHULUAN
Kitab Pengkhotbah adalah pengakuan orang yang dilanda kegagalan dan pesimisme,
karena tidak mengingat Tuhan dalam hidupnya (hidup sekedar hidup) dan melupakan perkara-
perkara kekal. Kitab ini merupakan tesis tentang arti kehidupan dan kegiatan manusia.
Kemungkinan besar kebenaran dalam kitab ini merupakan kesimpulan pengamatan raja Salomo
atas proses kehidupannya, yang menghasilkan hypothese; keyakinan/ tesis, bahwa kehidupan
yang berdasarkan empiris dan rasionalisme adalah kesia-siaan. Sedangkan kehidupan yang
berdasarkan penyataan Allah adalah kehidupan yang berfaedah.
26
Keterangan :
1. Empirisme ( 2: 4,7 ); metode pengamatan berdasarkan indra dan pengalaman-pengalaman
yang dapat dirasa, hanya yang dapat diindra yang diakui kebenarannya.
2. Rasionalisme (1 : 17,18) : metode berdasarkan pengertian “sebab akibat “ yang logis saja
yang
dapat diterima.
3. Penyataan Allah adalah hikmat yang harus dipercaya. ( 4 : 17 ; 5 : 6 ; 7: 14, 19, 29 ; 8 : 12 ;
11 :
9 ; 12 ; 12 : 13 - 14).
Catatan.
Penulis membuka pengertian, tentang dinamika kehidupan manusia ;
a . Hidup di dunia bukan keseluruhan kehidupan manusia.
b . Kebahagiaan hanya ada dalam hubungan dengan Allah secara benar (tidak pada
materi).
I. LATAR BELAKANG
A.Judul
Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut “Qoheleth“ berarti seseorang yang berbicara dalam suatu
halayak ramai, yang biasa disebut “pengkotbah” dan ini selalu dihubungkan dengan kata Qahal.
Di dalam bahasa Yunani ecclesiastes yang artinya “perhimpunan” kumpulan umum, dan dapat
juga diartikan kumpulan khotbah-khotbah.
27
2. Kitab ini menegaskan bahwa tidak semua kenyataan hidup dapat seutuhnya terpahami, yang
berarti kita harus hidup dengan mata rohani, bukan mata jasmani. Hidup ini penuh dengan
teka-teki, yang sulit ditebak dan yang tak terpecahkan dan terkendalikan manusia, namun oleh
iman, hikmat dan karya Allah dapat sepuasnya dinikmati.
II . PEMBAGIAN
1. Pendahuluan 1: 1-11.
2. Kesia-siaan segala sesuatu 1:12-6:12.
3. Kelakuan yang bijaksana 7:1-12:8
4. Penutup 12: 9-14
2. Penyelidikan apa yang baik melalui pengamatan umum. Dalam penyelidikan ini ia terbentur
dengan providensia Allah. Kejadian-kejadian seolah-olah menuruti hukum-hukum yang sudah
tetap, sudah di tentukan dari semula, akhirnya berserah pada nasib. Ketika diadakan
pengamatan terhadap masyarakat dalam diri manusia didapati banyak kekurangan,
ketidakadilan, ketidakseimbangan, pertentangan-pertentangan dan kedangkalan-kedangkalan.
Kesimpulan semua usaha manusia sia-sia, hidup adalah karunia Allah (bd. 5: 18).
3. Penyelidikan dalam bidang Moral. Rahasia yang dicari itu agaknya terletak dalam satu .“
jalan tengah ”, keseimbangan. Namun manusia tidak dapat menikmati harta benda dan
kehormatan apabila tidak berkenan kepada Tuhan (6: 2), sebab kepuasan perut tidak membawa
ketenangan bagi jiwa manusia (6: 7). Siapa yang mengetahui apa yang baik dalam hidupnya
yang pendek dari hidup yang sia-sia ? Ia melanjutkan penyelidikan tentang yang baik “ nama
yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal “ ( 7 : 1 ). Kesimpulan manusia
membutuhkan Allah, sebab kebahagiaan adalah anugerah Allah (8: 15). Yang baik bagi manusia
di dalam kehidupannya sekarang ialah menggunakan hidupnya dengan bijaksana disertai iman
yang teguh pada Allah, dan percaya akan kehidupan yang kekal (12: 1- 7). Hal ini didasari
28
pemahaman yang benar tentang hidup sebagai Anugerah Allah, sebab kehidupan di bawah
langit ini jika dijadikan tujuan tanpa Tuhan, maka akan merupakan kesia-siaan.
Akhir kitab pengkhotbah menyampaikan kepada kita apa yang paling perlu kita ketahui dan
miliki. Pengkhotbah menyampaikan satu kerinduannya kepada Allah, yang berkata “
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa “(bd. Yoh.14: 9).
Perbandingan dari ketiga buku syair karangan Salomo, menunjukkan ada hikmat illahi
yang bekerja di dalam pengarangnya.
Amsal, berbicara dari hal dan tentang “ kehendak untuk baik “
Pengkhotbah, tentang “ akal yang terbaik “
29
Kidung Agung, tentang “ perasaan yang terbaik “.
Ini memang sesuai dengan hakekat kejiwaan manusia yang dapat diuraikan dari segi
kehendak, pikiran dan perasaan. Penempatannya juga dalam Alkitab dengan urutan demikian.
Seperti juga kedua buku terdahulu, maka jangkauan dari kitab Kidung Agung bukanlah sekedar
bersifat manusiawi melainkan jauh mengarah kepada Allah sumber segala sesuatunya. Kitab ini
menceriterakan cinta kasih dua orang manusia (love story) sebagai gambaran kasih antara Allah
dan manusia.
Kitab ini berisi sekumpulan nyanyian cinta yang indah dan mendalam. Dan belakangan
ada interpretasi bahwa nyanyian-nyanyian indah tersebut adalah simbolis cinta spritual Allah
kepada orang-orang pilihan-Nya.
LATAR BELAKANG
A . Judul
Di dalam bahasa Ibrani “Syir hassyirim” artinya nyanyian dan nyanyian. Bhs. Yunani : asma
asmaton, dalam bahasa Inggris ; Song of Salomo. Dalam 1: 1, Kidung dari segala kidung, yang
artinya “paling indah, atau kidung terindah”.
B . Pengarang
Nama Salomo merupakan nama yang paling banyak disebut di dalam kitab ini, disebut tujuh
kali ( 1: 1,5 ; 3: 7 ,9, 11 ; 8 :11,12). Memang dalam 1: 1, dapat ditafsirkan sebagai nyanyian oleh,
bagi tentang Salomo. Namun penulis adalah seorang yang tahu dengan baik ilmu bumi, daerah
antara Enjedi sampai gunung Libanon. Pengakuan tentang penulisnya bersangkutan erat
dengan pengertian tentang isi kitab ini.
Salomo hidup antara thn 1.000 sM sampai 950 sM. Banyak pendapat yang menganggap bahwa
bila Salomo sebagai penulis maka nyanyian ini ditulisnya ketika ia masih muda, pada masa
hidupnya belum dirusak istri-istri dan gundik-gundiknya pada masa dia jatuh cinta pertama ( ? ).
Kalau itu benar maka ada pendapat ditulis tahun. 965 sM.
30
Pandangan ini melihat peristiwa keindahan cinta fisik, sesuai dengan gambaran kasih Allah dan
kasih Kristus terhadap gereja-Nya.
Apapun pandangan-pandangan dan kisah cinta dalam kitab ini melambangkan kehangatan
hubungan pribadi yang Allah inginkan dengan mempelai-Nya. Dari sudut Kristen, titik ini
menunjukkan komitmen timbal balik antara Allah dengan gereja-Nya (umat tebusan-Nya), dan
terjalinnya persekutuan intim yang senantiasa terbina di antara keduanya.
Catatan :
Pengertian hubungan Allah dengan umat-Nya sebagai suami–istri bukan saja tergambar dalam
nyanyian ini, melainkan banyak ditemukan pada pasal-pasal lainnya dalam Alkitab ( Yes. 54: 5-
6 ; Yer. 2 : 2 ; Yezh. 16 : 7-9 ; 21 : 9 ), dengan demikian bukanlah sesuatu yang mengada-ada.
Tradisi Yahudi memberikan tafsiran; bahwa Amsal adalah gambaran tentang “pelataran bait
Allah” – Pengkhotbah sebagai “ Ruang kudus “ – Kidung Agung sebagai “ ruang Maha kudus”.
Dalam pengertian Kristen, kitab ini dikelompokkan bersama dengan Ayub, Mazmur, Amsal dan
Pengkhotbah sebagai kitab syair. Dalam Alkitab Yahudi termasuk dalam “ MEGILLOTH” bersama
Ruth, Ratapan, Pengkhotbah dan kitab Ester. Masing-masing gulungan itu menjadi bahan
bacaan/ nyanyian pada pesta Paskah.
31
2. Kasih yang semakin besar (2:8-3:5).
Mempelai perempuan menyatakan cinta kasihnya yang semakin bertambah
kepada mempelai laki-laki (2:8-17). Begitu besar kasihnya, sehingga dia tidak
tahan untuk dipisahkan dari kekasihnya (3:1-5).
3. Iring-iringan mempelai laki-laki dan pujian bagi kekasihnya (3:6-5:1)
Hari inilah hari pernikahan raja(3:11) dan dia datang untuk menjemput
mempelai perempuan 3:6-11). Dia menyanyikan sebuah pujian yang
menggambarkan kekasihnya dan cintanya terhadap orang itu (4:1-5:1).
4. Kesempatan yang hilang dan pujian bagi mempelai laki-laki (5:2-6:3).
Karena mempelai perempuan tidak segera menjawab pangilannya, maka
mempelai laki-laki pergi lagi, hal ini mengakibatkan mempelai perempuan
sangat menderita (5:2-8). Mempelai perempuan kemudian menyanyikan
pujian mengenai kekasihnya (5:9-6:3).
5. Saling Memuji (6:4-8:4)
Sekali lagi mempelai laki-laki memuji kekasihnya (6:4-7:9) yang dinilainya
lebih baik daripada semua perempuan yang lain (6:8-9). Mempelai
perempuan menggambarkan cintanya seperti pohon-pohonan yang mekar
(7:10-8:4).
6. Daya tahan cinta kasih yang sejati (8:5-14)
Disini kedua mempelai menggambarkan kasih mereka yang satu kepada yang
lain sebagai “meterai”(ay 6), sesuatu yang pasti sama seperti maut sudah
pasti (ay 9-10)
32
Gembala kekasih itu datang dengan tidak disangka-sangka untuk menjemput
gadisnya tetapi gadis itu terlambat dan kehilangan kesempatannya (5:2-8).
Gadis itu kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan dari gundik-gundik
Salomo (5:9) dengan menggambarkan kekasihnya (5:10-6:3).
5. Usaha dan kegagalan Salomo yang terakhir (6:4-8:4).
Raja sekali lagi mencoba untuk membujuk gadis itu dengan memuji
kecantikannya yang sangat elok (6:4-7:9). Tetapi gadis itu tetap setia kepada
cintanya yang pertama, yang sekali lagi diceritakannya (7:10-8:4).
6. Kedua kekasih disatukan kembali (8:5-14)
Gembala beserta gadisnya pulang ketempat asal mereka (ay 5), kemudian
besarnya dan kekuatan cinta kasih mereka digambarkanya (ay 6-14).
Dalam kitab ini kita dingatkan tetantang betapa kuatnya Kasih Kristus (8:7); betapa senangnya
Allah mendengar doa permohonan umatNya (8:13); bagimana kita mesti merindukan
kehadiranNya dengan kita(8:14); undangan Kristus untuk datang kepadaNya(2:13); bahayanya
kalau tidak segera menjawab panggilanNya (5:2-8), bdk Wahyu 3:20. Kitab ini juga menegor kita
karena kita kurang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi
(Mat 22:37).
Ayat kunci : 7: 10 “Aku milik kekasihku, dan gairahnya hanya untukku”.
Kitab Nabi – nabi dibagi dalam dua bagian besar antara lain, nabi – nabi besar dan nabi – nabi
kecil.
1. Nabi-nabi Besar terdiri dari Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel dan Daniel dan
2. Nabi – nabi kecil terdiri dari Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk,
Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi.
33
Kitab-kitab Perjanjian Lama yang termasuk dalam kelompok nabi-nabi adalah kitab-kitab
yang bersorak nubuat, mulai dari kitab Yesaya sampai kitab Maleakhi. Kitab-kitab ini
diperkirakan ditulis antara tahun 769-460 sM.
I . Pengertian Nabi
Nabi berasal dari kata “naba” artinya bernubuat, menggelembung. Secara hakiki berarti
seorang jurubicara resmi (yang diberi otoritas berbicara). Kata nabi dikaitkan dengan kata
“nabu” memanggil atau memberikan, yang dipanggil Allah secara pasif atau pemberita aktif.
Arti lain dari nabi :
1. Pembicara. (Kel. 6: 29 ; 15:10) : Harum sebagai nabi bagi Musa.
2. Perantara Firman Allah pada umat-Nya (Bil. 12 : 2, 6 ; Ul. 18: 16, 19 ; Yer. 23 : 21-22).
3. Orang yang bernubuat. (Ul. 18 : 21 – 22) - baca Menggali isi Alkitab Jilid 2 hal. 79 - 80.
Ada banyak nubuat-nubuat nabi yang terkenal : Yes. 42, 4, 53 ; Yer. 30 - 35 ; 46 – 50 ; Mikha 5 :
1 dan Kitab Daniel terkenal dengan NUBUATAN. Nabi sebagai mulut Allah tugas utamanya
adalah menyampaikan pesan Allah kepada umat-Nya, mengenai apa yang bakal terjadi pada
umat-Nya. Arti luasnya adalah menyingkapkan (forthelling). Forthtelling menyangkut melihat ke
dalam (insight) kehendak Allah dan juga bersifat peringatan (exhortatif) untuk menantang
manusia supaya taat. Dalam arti sempitnya adalah menubuatkan (foretelling) berarti juga
melihat rencana Allah ke depan (foresight) bersifat nubuatan (prediktif); menguatkan orang
benar pada janji-janji Allah, atau memperingatkan tentang penghakiman yang bakal datang.
Nabi adalah jurubicara yang Allah pilih, yang menerima firman-Nya melalui penglihatan, Tuhan
langsung berbicara dan menyampaikannya secara lisan atau tulisan kepada umat-Nya. Sebagai
jurubicara Allah dapat dilihat dalam fungsi tiga rangkap yang mereka miliki di antara umat Allah
dalam PL.
a. Fungsi Pengkhotbah. Menguraikan dan menginterpretasikan taurat Musa (firman Allah
kepada umat). Tugas mereka untuk mengingatkan, menegur, menyatakan dosa, menyerukan
penghakiman, mengajar bertobat, dan membawa penghiburan dan pengampunan. (bd. Nabi
Yunus).
b. Fungsi Penubuat. Fungsi pokok para nabi adalah berbicara atas nama Allah kepada orang-
orang yang sezaman dengan mereka sendiri yang masing-masing dari kalangan yang berbeda.
Menerima Wahyu dengan cara yang berbeda, diberi jenis pelayanan yang berbeda dan berita
yang berbeda serta cara penyampaian berbeda, untuk kebutuhan yang berbeda pada masa
yang berbeda. Menyerukan penghakiman, penyelamatan, dan peristiwa masa depan yang
terkait dengan Mesias dan kerajaan-Nya.
34
Di dalam setiap nubuatan ada pengharapan, ada berkat-berkat dan masa depan bagi umat-
Nya (lih. Amos. 9:13). Hal ini menunjuk bahwa Allah mengetahui serta mengendalikan
masa depan, dan Ia memberikan penyataan dengan maksud tertentu.
c. Fungsi Penjaga Israel (Yeh. 3:17). Yehezkiel berdiri sebagai penjaga di atas tembok-tembok
Yerusalem, siap meniup sangkakala peringatan. Disamping fungsi di atas, nabi juga memegang
peran utama dalam sistem agama Yahudi, sebagai duta kerajaan atau penuntut pelaksanaan,
untuk mendakwa bangsa yang melanggar perjanjian Musa.
Kedudukan nabi-nabi dalam kerajaan Israel, nabi merupakan satu dari empat jabatan
kepemimpinan :
- Ibadah : imam
- Pemerintahan ; hakim
- Korektor di bidang ibadah ( contoh Elia dan Nathan terhadap Daud ).
- Reformator, mengembalikan umat Allah kepada jalan yang benar.
Dalam PL kita juga bertemu dengan “ramalan” dan yang paling luar biasa antara lain,
contohnya :
1. Seorang abdi Allah menubuatkan 300 tahun sebelumnya bahwa seorang raja bernama Yosia
akan bangkit ( bd. 1 Raja. 13 : 2).
2. Yesaya menubuatkan 150 tahun sebelumnya bahwa Tuhan akan memakai raja Persia
bernama Koresy untuk membangun Yerusalem kembali (bd.Yes. 44:28 ).
3. Mikha menubuatkan 700 tahun sebelumnya bahwa Tuhan Yesus Kristus akan lahir di kota
Betlehem.
Perjanjian Lama penuh dengan ratusan nubuatan dan janji, tetapi sifatnya lain, beda sekali
dengan ramalan-ramalan orang kafir, nubuatan-nubuatan nabi tidak untuk memuaskan
kerinduan manusia atau sekedar untuk ingin tahu, melainkan ada maksud rohani untuk
memperbaiki dan mengarahkan kelakuan bangsa Israel.
35
b . Dibangkitkan oleh Tuhan. ( ay. 15)
Tuhan sendiri yang akan menetapkan setiap nabi, bukanlah “kemampuan” yang
diwarisi oleh dari orang tua atau orang lain dan tidak bisa “ berguru ” seperti ilmu
gelap. Tuhanlah yang memilih dan membangkitkan sendiri. “Panggilan ” yang mereka
alami mengandung makna; (1) berarti dikhususkan untuk bergaul erat dengan Allah.
(2) menjadi titik berangkat pelayanan mereka. (lain dengan suku lewi - keluarga )
Musa. ( lih. Kel. 3 ; Yeremia (Yer. 1: 4, 5 , 7) ; Amos (Am. 7 : 15 ).
c . “Pelihat “
36
Muncul dalam kitab-kitab Samuel, Raja-raja, Tawarikh, Amos, Yesaya dan Mikha. Selama + 400
tahun (1100 s/d 700 SM), sebelum dan sesudah itu tidak lagi. Istilah ini banyak dipersoalkan, 1
Sam. 9: 9. “ pelihat ” sama dengan nabi, hanya istilahnya lain - dulu “pelihat” biasa dipakai –
rakyat memakai istilah “ pelihat ” karena wahyu dari Tuhan diterima istimewa dengan cara “
penglihatan ”.
d . “Nabi “
Istilah yang paling lazim dipakai dari kitab Kejadian sampai Maleakhi, etimologinya tidak jelas.
Dari kata “naba” berarti bergelembung, berbicara, memanggil yang memanggil (yang dipanggil).
Banyak pendapat yang berbeda-beda
yang menentukan konteks dan pemakaiannya dalam seluruh PL. Nabi adalah orang yang
menerima berita dari yang lebih tinggi dan meneruskannya. Nabi berarti penyambung lidah/
juru bicara bagi Allah. 1 Raja. 8 : 15 “... mulut-Nya...” .
2. Pelayanan mereka
a. Samuel dan Elisa pernah menjadi pemimpin rombongan nabi ( 1 Sam. 19: 20; 2
Raja. 4 : 38 ; 6 : 1 dst.).
b. Melalui Roh Allah mereka mendapat karunia-karunia istimewa khusus bernubuat.
( 1 Sam. 10 : 5,10 ) – memuji Tuhan dengan alat musik. 1 Raja. 20 : 35-43. –
bernubuat terhadap Allah. (2 Raja. 2: 3 – 5) – bernubuat.
c. Rupanya mereka melayani para pemimpin mereka dan juga diikut sertakan dalam
pelayanan. ( 2 Raja. 9 : 1 – 4).
d. Mereka juga dianiaya sebagai nabi Tuhan – dibunuh Izabel. ( 1Raja. 18 : 4-13 )
ketika terjadi penganiayaan - 100 orang nabi disembunyikan oleh Obaja.
Tidak jelas apakah mereka masing-masing mendapat panggilan jelas atau mereka
menggabungkan diri dengan nabi atau dipanggil oleh nabi untuk ikut dia, kita tidak
tahu. Begitu pula mengenai “sekolah nabi” dengan pelajaran-pelajarannya sebagai
“persiapan” untuk pelayanan sebagai nabi tidak dijelaskan dalam PL .
37
Mereka menerima firman-firman itu secara praktis, tetapi tidak banyak dijelaskan mengenai hal
ini.
Syarat-syaratnya adalah :
1. Persekutuan pribadi dengan Allah adalah syarat mutlak.
Dalam persekutuan dengan Allah, maka nabi menerima pemberitaan dari Allah . Yer. 23 :
22 – inilah pengalaman Yeremia – hadir dalam dewan musyawarah Tuhan – betapa agung
panggilan seorang nabi.
2. Melalui penglihatan atau mimpi.
Dalam Bilangan 12 : 6 - 8, tertulis Tuhan akan berkomunikasi dengan nabi melalui
penglihatan dan mimpi (cara yang lazim).
Kejadian 46 : 2 - 3, penglihatan bagi Yakub – melihat apa ? Bukan saja penglihatan tetapi
suara Tuhan yang jelas.
Yesaya 2: 1 ; 13 : 1, firman Tuhan yang dilihat (tidak ada apa-apa selain firman Tuhan).
Amos 7 : 7 - 9, penglihatan mengenai tali sipat. Tuhan menjelaskan penglihatan, tidak
terserah kepada nabi. Nabi menjawab berarti tidak “ kerasukan ” atau tidak sadar, suatu
keadaan khusus di mana Tuhan membukakan mata batiniah tanpa dia kehilangan
kesadaran.
Daniel 10 : 7 – 10, pada siang hari – yang lain tidak melihatnya – penglihatan yang dasyat.
M i m p i. 1. Raja. 3: 5 – 6 , 15, Salomo mendapat mimpi pada waktu malam, Tuhan
berfirman – Salomo menjawab.
Lain hal dengan Musa yang mendapat keistimewaan untuk dapat berbicara dengan
Tuhan, muka dengan muka .(Bil 12: 8 ; Kel. 33 : 11). Ul. 34 : 10 – tidak ada nabi yang
melebihi Musa.
3 . A u d i s i ( = pendengaran ).
Nabi hanya mendengar sesuatu tanpa melihat ( ? ). Yesaya 21 : 10 ; 22: 14 ; 28 : 22 ; 50 :
5 . Tetapi kemungkinan semuanya disampaikan dalam penglihatan (Yes. 1: 1), yaitu
dalam keadaan “dikuasai Roh Allah “.
38
Sebagai penyambung lidah Allah, peran nabi sangat vital dalam menyampaikan firman Tuhan
kepada umat-Nya dan juga kepada bangsa-bangsa lainnya dalam zaman mereka. Ada dua jenis
cara secara umum:
a . Secara lisan ( nabi lisan ),
nabi-nabi dalam kitab Raja-raja & Tawarikh pada umumnya menyampaikan secara lisan
dan langsung kepada pihak yang harus mendengar berita dari Allah itu ( contoh : 2 Sam.
12 ; 1 Raja. 12 : 2 ; 22 : 19 ; 2 Taw. 36 : 12 )
b . Secara tulisan ( nabi tulisan),
terutama yang menghasilkan kitab-kitab nabi di PL ada 17 nabi, tetapi banyak diantara nabi
tulisan yang juga nabi lisan ( Yesaya , Yeremia, Amos, Yunus, dll. ).
6. Inti Berita.
Ada empat pokok besar yang sebenarnya berkaitan erat satu dengan yang lain :
a . Pengajaran tentang kebenaran Allah dan manusia.
b . Seruan, dengan tahap-tahap ; - perintah – peringatan – ancaman – vonis hukuman.
Prinsip rohani ; panjang sabar, bahkan kepada orang kafirpun, Dia memberi peringatan.
c . Nasehat dan penghiburan : ada masa depan yang cerah.
d . Nubuat : (1) Lokasi : lokal, nasional, internasional. (2) waktu ( tidak tentu ).
Intinya kedaulatan Allah atas semesta alam dan sejarah dunia.
39
Perbandingan Empat Nabi Besar : (Yes. 1:1) - Masa tahta Raja-raja : Uzia, Yotam, Ahaz, Hizkia,
periode sekitar 740-680 sM.
1. Yeremia. – bernubuat bagi Kaum Yahudi di Yudea dan di tawanan. – terkait dengan Yehuda dan
bangsa-bangsa lain (Yer. 1:5). – Masa tahta raja-raja; Yosia, Yoahaz, Yoyakim, Yoyakhin, Zadekia
(Yehuda). – periode sekitar 627-585 sM.
2. Yehezkiel. – bernubuat bagi kaum Yahudi di tawanan di babel. – terkait dengan seluruh
keluarga Israel (Yeh. 2: 3-6). – Masa tahta raja-raja Zedekia dan Nabukadnesar (Babel).
3. Daniel. – bernubuat bagi kaum Yahudi di tawanan di Babel dll. – terkait dengan Israel dan
bangsa-bangsa kafir (Dan. 2:36). – Masa tahta raja-raja; Yoyakin, Yoyakin, Zedekia dan
Nabukadnesar. – periode sekitar 605- 536 sM.
4. Yesaya : Juruselamat dan Raja Israel yang akan datang.
V . Dalam mempelajari Kitab Nabi-nabi kita perlu tahu Konteks Historis kitab Nabi-Nabi
A. Konteks Historis
Ada dua konteks historis kitab Nabi-Nabi :
1. Konteks yang besar
Ketujuh belas nabi-nabi PL berasal dari satu bidang yang agak sempit dalam
panorama sejarah israel, yaitu sekitar tahun 760 – 460 sM. (tiga abad pada masa nabi
Amos) lebih kurang 760 sM, yang paling awal dari nabi-nabi yang menulis, dan Maleakhi,
lebih kurang tahun 460, nabi yang terakhir. Pada waktu itu dalam sejarah bangsa israel
memerlukan secara khusus perantara pelaksana perjanjian, yang menjadi tugas Nabi.
Faktor kedua, ada keinginan Allah yang nyata untuk merekam seluruh sejarah, yang
kemudian segala peringatan maupun berkat yang diumumkan oleh para nabi atas nama
Allah selama tahun-tahun itu.
Tahun-tahun itu ditandai oleh tiga ciri khas kehidupan bangsa Israel, yaitu :
Pergolakan dibidang politik, militer, ekonomi dan sosial yang tidak pernah terjadi
sebelumnya.
Tingkat ketidaksetiaan rohani dan ketidakacuhan yang sangat tinggi terhadap perjanjian
Musa yang semula.
Dalam keadaan seperti ini firman Tuhan dibutuhkan, Allah mengangkat para
Nabi dan mengumumkan firman-Nya sesuai dengan keadaan itu. Faktor lain yang tidak
kalah pentingnya dalam konteks historis. Menjelang tahun 760 sM bangsa israel
merupakan satu bangsa, kemudian terpecah secara tetap oleh perang saudara yang
berlangsung lama. Suku-suku di utara terdiri dari sepuluh suku, disebut Israel, atau
kadang disebut Efraim (ker. Utara), terpisah dari suku Yehuda dua suku di bagian selatan
(ker. selatan).
Ketidaktaatan suku-suku di utara terhadap perjanjian Musa, jauh melampaui
segala sesuatu yang dilakukan di Yehuda, sehingga suku–suku di utara ditetapkan Allah
untuk dibinasakan karena dosa-dosa mereka. Nabi Amos 760 sM dan Hosea yang
memulai pelayanannya 755 sM mengumumkan kebinasaan yang akan datang. dan
Kerajaan utara jatuh ke tangan Asyur 722 sM.
40
Sesudah itu keadaan berdosa memuncak di Yehuda ( ker. Selatan), dan
bangkitnya bangsa adidaya Babilonia menjadi pokok pembicaraan banyak nabi, seperti
nabi Yesaya, Yeremia, Yoel, Mikha, Nahum, Habakuk dan Zafanya. Yehuda binasa dan
dibuang karena ketidaktaatannya tahun 587 sM. Sesudah itu nabi Yehezkiel, Daniel,
Hagai, Zakharia dan Maleakhi mengumumkan kehendak Allah untuk memulihkan umat-
Nya, dan pembangunan kembali bangsa itu dan pembentukan kembali agama yang
ortodoks (kepercayaan yang benar). Allah adalah Allah di dalam sejarah, Allah berbicara
dalam sejarah manusia melalui nabi-nabi-Nya dan memakai sejarah untuk memahami
firman-Nya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui sedikit tentang sejarah bangsa
israel.
2. Konteks Khusus
Setiap berita nabuat disampaikan dalam suatu lingkungan historis khusus. Nabi
berbicara kepada orang-orang pada suatu masa dan tempat tertentu dan dalam
keadaan-keadaan tertentu. Oleh karena itu pengetahuan tentang waktu, pendengar,
tentang situasi perlu, untuk memahami suatu berita nubuat.
B. Nubuat
Nubuat meramalkan atau memberitahukan lebih dahulu apa yang akan terjadi. Tetapi
biasanya masa depan atau apa yang akan terjadi itu sangat dekat bagi bangsa israel, Yehuda
dan bangsa-bangsa sekitarnya, bukan ke zaman Perjanjian Baru yang hanya 5 % , yang
berhubungan dengan Mesias 2 % dan yang menyangkut akhir zaman kurang 1 %. Nubuat-
nubuat yang disampaikan dalam kitab nabi-nabi adalah konteks zaman mereka dan nubuat
tersebut digenapi pada zaman mereka atau tidak lama setelah itu. Di atas kita sudah bahas
tentang nabi dan tugas mereka, salah satunya mengumumkan tentang masa yang akan datang.
Sebagian besar nubuat pada mulanya disampaikan dalam benmtuk lisan. Karena
penyampaian dilakukan secara lisan, maka sering kali nubuat disampaikan dalam bentuk puisi
agar dapat diingat dengan lebih mudah. Baru setelah itu dilakukan pencatatan kedalam bentuk
tertulis, baik dilakukan oleh nabi itu sendiri maupun dicatat oleh orang lain.
Dalam sudut kategori waktu, nubuat dibagi menjadi tiga ketegori, yakni: kategori masa
lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Namun ketiga kategori ini biasanya
mempunyai hubungan yang sangat erat. Misalnya ketika seorang nabi menerima nubuat, maka
mereka (orang israel pada masa itu ) diajak untuk mengingat masa lalu kemudian diajak
bertobat pada saat sekarang juga, dan diberitahukan tentang akibat dari sikap mereka yang
tidak ingin bertobat.
Nubuat juga dapat dibagi ke dalam dua aspek lain, yaitu:
1. Aspek lamaran, pengertian lamaran, adalah berita yang disampaikan kepada rakyat (bangsa
israel) dari Allah. Aspek lamaran ini merupakan peristiwa yang akan terjadi masa dekat yang
tidak ingin bertobat.
2. Aspek yang berisi nasehat, peringatan, teguran, pengajaran, dan penghiburan.
Selain itu, jika terbatas pada PL saja, nubuat dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Yang berhubungan dengan hari depan orang israel
2. Yang berhubungan dengan penolong israel (Mesias)
3. Yang bersifat eskatologis (kerajaan Allah).
41
Oleh karena itu pengetahuan tentang waktu, pendengar, dan situasi sangat membantu
kita untuk memahami berita nubuat. Tetapi biasanya masa depan yang sangat dekat bagi
bangsa isreal dan bangsa-bangsa lain yang ada disekitar mereka diumumkan, bukan masa
depan kita. Oleh karena itu salah satu kunci mengerti kitab nabi-nabi ialah, agar supaya kita
dapat melihat nubuat-nubuat mereka itu digenapi, kita harus melihat ke belakang ke masa-
masa yang bagi mereka masih cerita dari Allah merupakan masa depan, namun bagi kita adalah
masa lampau. Di dalam memahami nubuat, kita harus memahami bentuk yang digunakan para
nabi dalam menyusun dan menyampaikan apaq yang berhubungan firman nubuatan tersebut.
Ada tiga antara :
1. Penuntutan perkara. Allah digambarkan sebagai seorang penggugat, penuntut dan umat-
Nya tergugat.
2. Malapetaka. Pengumuman mengenai malapetaka ( misalnya kata “ wai “ = celaka).
Alasannya
malapetaka dan nubuat mengenai kebinasaan.
3. Janji. Nubuat janji atau keselamatan.
Dalam hal ini ada petunjuk kepada masa depan, yang menuntut perubahan radikal, dan
penyebutan berkat. Berkat datang melalui perjanjian-perjanjian yang disebut kehidupan,
keselamatan, kemakmuran, kehidupan, hasil panen dan keamanan.
Catatan : Untuk nubuat yang digenapi pada masa PB harus ada referensinya di dalam PB contoh
:
a. Yoel. 2 :. 28 – 32 – Kis. 2 : 17 –21.
b. Hos. 2 : 22. - Roma. 9 : 25
c. Mikh. 5 : 1 – Mat. 2 : 6.
42
KITAB YESAYA
Dari antara kitab para Nabi, kitab nabi Yesaya merupakan kitab terpenting dalam PL dan paling
menonjol, baik dalam ukuran, isi maupun gaya bahasanya juga mempunyai tempat dan berita khusus
sebab meliputi zaman-zaman yang menentukan dalam sejarah bangsa israel dari abad VIII sampai zaman
sesudah pembuangan abad ke VI. Hal itu berarti zaman-zaman yang menentukan bagi ker. Utara dan
Selatan.
Di dalam kitab ini kita dapat membaca berita kenabian, tindakan-tindakan Allah, reaksi dan
respon bangsa israel, kuasa firman Tuhan dan berita-berita Mesianis. Kitab ini merupakan suatu koleksi
bahan-bahan pernyataan yang amat kaya dan beraneka ragam.
I . LATAR BELAKANG
A . Judul
Dalam bahasa Ibrani “Yeshayahu “ berarti “Allah adalah keselamatan” / “ keselamatan dari Allah “.
Istilah keselamatan muncul sekitar 26 kali dalam kitab ini, karena itu nabi Yesaya suka disebut “nabi
Penginjil”, karena ia banyak berbicara mengenai keselamatan dan karya penebusan Mesias. Bin Amos
(bukan nabi Amos). Rupanya ayahnya adalah seorang yang terkenal, ada yang menyebutkannya sebagai
keluarga dekat dari raja Yehuda sehingga Yesaya cukup erat hubungannya dengan raja Hizkia.
Untuk mengerti latar belakang kitab ini, kita harus membaca dan mempelajari, kitab 2. Raja-
raja :14-21.
B. Penulis dan Waktu
Tentang penulis kitab ini ada sebagian para teolog yang mempertanyakan kesatuan kitab ini. Pandangan
ps. 1-39, ditulis oleh Yesaya, dan ps. 40- 66, oleh seorang nabi anonim yang hidup diantara orang-orang
buangan abad ke VI ke Bebel. Dengan alasan ini mereka mempertahankan “Deutero Yesaya,” yang hidup
sekitar 540 SM setelah pengasingan di Babel. Pertanyaan jika “Deutero-Yesaya” hidup di Babel, seperti
yang diklaim mereka, bagaimana mungkin si penulis kurang mengenal geografi Babel dan malah lebih
akrab dengan Palestina (lih. 31: 19; 43: 14; 44: 14). Ada pula yang melihat “Trio-Yesaya,” menulis pasal
55-66.
Mengklaim adanya dua atau tiga penulis kitab ini, adalah melawan bukti apa yang ditulis PB.
Kutipan-kutipan dari pasal 40-66 yang tercatat dalam Mat. 3:3; 12: 17-21; Luk. 3: 4-6; Kis. Ras 8: 28;
Roma 10: 16-20, semuanya diatribusikan pada Yesaya. Terlebih lagi, dalam Yoh. 12: 38-41, kutipan-
kutipan dari Yes. 6: 9-10 dan Yes. 53:1 muncul bersamaan dan keduanya merajuk pada Yesaya yang
melihat penglihatan Tuhan di Bait Suci (Yes. 6). Dengan demikian kita harus menyimpulkan bahwa yang
bertanggung jawab atas keseluruhan kitab adalah penulis yang sama dan tidak ada bagian kitab yang
ditulis pada pengasingan di Babel.
Kitab ini menyatakan secara jelas bahwa penulisnya adalah Yesaya bin Amos. Dari dalam kitab itu
sendiri nampak bahwa Yesaya seorang yang berpendidikan luas (ahli, sastra, sosial politik) sehingga jadi
orang kepercayaan/ penasehat raja. Ia seorang pemberani baik ketika berhadapan dengan raja maupun
orang banyak. Namun ia juga seorang yang lemah lembut, seorang patriot dalam membela bangsanya
dan kepada setiap orang yang mau merusak bangsanya.
Nama istrinya adalah Maher syalal Hasy- bal artinya; guru-gurulah merampas barang jarahan.
Anaknya paling tidak ada, dua laki-laki (7 : 3). Namanya Syear Yasyub artinya teguhkanlah hatimu dan
43
tinggallah tenang. Tradisi menyebutkan bahwa Yesaya mati syahit dalam pemerintahan Manasye (2
Raja. 21:16). Dialah yang dimaksudkan dengan apa yang ditulis dalam (Ibr. 11: 37) dan ( bd. Yoh. 12: 38
– 40 ).
Kitab 2 Raja- raja ps. 14 s/d 21 merupakan latar belakang sejarah masa pelayanan Yesaya. Ia
melayani pada masa Raja-raja; Uzia ( 783 – 742 sM), Yotam ( 742 – 715 sM), Ahaz ( 735 – 715 sM) dan
Hizkia ( 715 – 686 sM ). Jadi paling tidak mencakup kurun waktu 38 tahun satu masa yang menentukan
bagi negara israel (utara dan selatan). Dilihat dari latar belakang di atas, periode penulisannya sekitar
tahun 740-680 sM.
C . Latar Belakang Historis.
Ada beberapa catatan umum yang harus diperhatikan untuk memahami kitab ini :
1. Kerajaan israel mencapai puncak kejayaannya pada pemerintahan Daud. Kemudian
melemah sehingga kehilangan artinya secara politik. Disisi lain kedua kerajaan ini berada dan terlibat
krisis politik internasional, sehingga harus menentukan sikap yang jelas. Setelah Salomo wafat kerajaan
terpecah menjadi dua; kerajaan Utara dan kerajaan Selatan. Kedua kerajaan ini terus bertengkar dan
berperang akibatnya
Pada zaman raja Omri hubungan kedua kerajaan baik kembali, mereka berpendapat dapat
mempertahankan diri dari ancaman kerajaan Asyur dan Mesir. Demi kesejahteraan mereka
memperbaiki hubungan dengan cara mengawinkan anak Ahad (cucunya) dengan putra Yosafat (Yoram)
dari Yehuda. Yosafat raja kerajaan selatan menggabungkan diri dengan Ahad melawan Aram. Omri juga
mengadakan hubungan baik dibidang politik, ekonomi dengan Fenisia karena kedua kerajaan ini
terancam kerajaan Aram. Raja Omri mengawinkan anaknya Ahad dengan putri raja Fenisia Izabel.
Peperangan dengan Aram diakhiri dengan kekalahan, sehingga untuk sementara mereka menawarkan
beberapa daerah dikuasai, dan mengijinkan Aram merajalela di Israel sehingga raja Pekah bersekutu
secara militer dengan Aram.
Hubungan ini menimbulkan untung rugi dan mengakibatkan banyak kesulitan secara spritual.
Hubungan dagang baik, kemakmuran dan damai diperoleh, tetapi kebudayaan dan agama kafir merusak
bangsa Israel. Latar belakang ini menimbulkan perobahan-perobahan dalam sosial dan budaya yang
berdampak pada merosotnya moral, kerohanian dan kebobrokan di dalam masyarakat abad VII sM.
44
tidak berharap kepada Allah dan Yesaya bernubuat tentang Raja yang sempurna, Immanuel dari
keturunan Daud ( ps. 9).
Tiglat Pileser mengepung dan menyerang kerajaan utara, menduduki Galilea dan menjelajahi
tanah Filistin sampai ke seberang sungai Yordan (Gilead) sehingga hanya tinggal tanah Efrain saja. Raja
Asyur juga menduduki Aram dan merebut Damaskus, berakibat hilangnya sebagian daerah/wilayah yang
berbatasan dengan Damaskus, hal ini menimbulkan kekuatiran nasional. Pada thn. 726 sM raja Tiglat
Pileser meninggal, dia diganti Salmaneser V, pada waktu itu kerajaan utara tetap memberontak
terhadap Asyur yang akhirnya thn. 721 kota Samaria jatuh dan diduduki Asyur setelah dikepung selama
3 tahun. Kerajaan utara dihapuskan (dibumi hanguskan) oleh raja Sargon dan sebagian penduduknya
dibuang ke Asyur thn. 722 sM. Pada waktu itu kerajaan selatan masih bertahan karena sikapnya yang
mengalah kepada Asyur. Mereka ditindas dan harus membayar upeti yang berat sekali, lama kelamaan
timbullah keinginan untuk memberontak, karena mendapat dukungan dari Mesir.
Kerajaan selatan dua kali memberontak terhadap Asyur, akhirnya pemberontakan kedua mereka
ditumpas oleh Sanherib, dan Yehuda diduduki tetapi Yerusalem tidak berhasil direbut. Pada tahun 726
Mesir dikalahkan Asyur, kekalahan itu berimbas terhadap Yehuda, kekacauan dan krisis semakin
bertambah, di tengah-tengah krisis itulah nabi Yesaya aktif memberitakan firman Allah kepada raja dan
pemimpin-pemimpin supaya mereka bersandar kepada Tuhan, bukan kepada kerajaan Asyur atau Mesir.
Nabi Yesaya memperingatkan raja bahwa Mesir merupakan sandaran yang rapuh, mereka juga lemah
dan hina ( 30: 7; 31: 3).
Raja Ahaz diganti Hizkia, ia mengadakan pemberontakan terhadap Asyur ( 2 Raja. 18 ). Hal itu
disetujui nabi Yesaya, dan ia menganjurkan supaya raja dan rakyat mengharap kepada Tuhan, bukan
kepada negara asing. Tetapi Hizkia tidak mendengarnya, ia bersekutu dengan Mesir, karena takut
kepada Asyur. Inilah yang melatar belakangi (ps. 28-31). Ketika Asyur datang menyerang Yehuda, Mesir
tidak membantu, akhirnya Yehuda diduduki Asyur dan dipaksa membayar upeti yang banyak; emas dan
perak dan Yehuda kembali jajahan Asyur (2 Raja. 18 : 13 – 16). Tetapi pada waktu itu kerajaan Yehuda
masih bermain mata dengan Mesir, sehingga kerajaan Asyur kembali datang mengepung Yehuda. Hizkia
berbalik mendengar nasihat Yesaya, akibatnya tentara Asyur mendapat malapetaka yang hebat
mengakibatkan Senherib tidak sanggup lagi menyerang Yehuda dan ia pulang.
Akhirnya Yesaya melihat jauh ke depan kepada pembuangan di Babel, akibat ketidak taatan raja ( lih.
39: 5-7). Pasal 40, dst,... tentang rencana Allah tentang keselamatan. Koresy raja Persia menguasai
kerajaan Media thn. 500 sM, kemudian mengalahkan kerajaan Babel thn. 539 sM. Koresy memulangkan
orang-orang Yahudi (sesuai dengan Yes. 44: 28) dengan perintah untuk membangun bait Allah mereka
(bd. Ezr. 1: 2-4; 6: 2-5). Bangsa Yahudi yang pulang mendapat tantangan dari penduduk negeri (Samaria),
karena orang Yahudi menolak bantuan mereka. Pembangunan terhenti selama 20 tahun, hingga Hagai
dan Zakharia kembali membangun tahun 520 sM dan baru selesai tahun 516 sM.
Pasal 56-66, beralih dari historis ke tematis yaitu tentang tanah air dan ibu kotanya menunjuk
pada langit dan bumi yang baru kepada Yerusalem. Yesaya mulai melayani pada akhir-akhir kerajaan
utara, dan sezaman dengan dia bekerja nabi-nabi lain, yang bekerja dan melayani di kerajaan utara nabi
Hosea dan di kerajaan selatan nabi Mikha (bd. Yes . 1: 1 ; Hos. 1: 1 ; Mikh. 1 : 1).
C . Ciri – Ciri Khas
1. Gaya bahasa
a. Penyampaian yang dinamis, sering muncul gaya “ rethorik “.
b. Bergantian antara bentuk prosa dan puisi/ nyanyian.
c. Masalah-masalah aktual sering terjadi dalam bentuk nubuat-nubuat.
2. Susunan yang di ulang-ulang ; (a) pengaduan (b) ancaman. (c) nasehat (d) janji ; penyucian dan
berkat,
hukuman.
D. Tema dan Tujuan
45
Tema kitab ini adalah “keselamatan dari Allah “. Hal itu ditegaskan dalam pasal 1-39, yang berbicara
tentang kebutuhan keselamatan bagi manusia, dan pasal 40-66, mengungkapkan rencana Allah tentang
keselamatan dalam Mesias (Kristus) dan kerajaan-Nya sebagai Hamba Tuhan.
Keselamatan itu diberikan karena anugerah melalui kuasa Allah Sang Penebus, dan bukan oleh
usaha manusia atau perbuatan daging. Allah yang Mahakudus tak akan membiarkan adanya kenajizan
dalam umat perjanjian-Nya, dan akan menangani mereka melalui disiplin, serta memurnikan mereka
sesuai dengan rencana penebusan-Nya.
46
Ayat-ayat kunci baca : 7:14; 9: 6-7; 53: 4-7.
Catatan:
a. Perhatikan pembagian di atas dengan jumlah buku dalam Alkitab ( PL 39 buku tentang
TORAT
= hukum ). PB terdiri 27 buku tentang Injil = berita kesukaan/ penghiburan .
b. Permulaan bagian kedua (ps. 40) “terwujud “ dengan seruan Yohanes Pembaptis
(permulaan
PB ).
c. Alkitab memiliki 66 kitab, kitab Yesaya memiliki 66 pasal. 39 pasal pertama mengacu pada
kitab PL sebagian besar mengantisipasi adven (penantian) pertama Mesias, dan 27 pasal
terakhir Yesaya pararel dengan 27 kitab PB, berbicara tentang Mesias sebagai Hamba.
Istri yang dipulihkan ps. 54. Menggambarkan keselamatan dan Perjanjian damai dengan Sion. Mereka
dihukum tetapi hanya sesaat, karena Kasih-Nya Allah memanggil kembali mengacu pada (Keselamatan).
47
B . Panggilan Yesaya ps. 6.
Tempatnya di bait Allah pada saat menghadap Allah. Panggilan ini terjadi di tengah-tengah keborokan
moral bangsa yang tidak lagi mengindahkan firman Tuhan. Yesaya sadar dirinya najis di hadapan Tuhan,
sebenarnya semua manusia harus sadar akan kenajisan dirinya unsani yang fana, ketika berhadapan
dengan kekudusan Allah (bd. Musa, Paulus, rasul Yohanes, dll). Penglihatan itu berisi penyataan tentang
Allah yang Mahakudus. Yang melakukan penyucian adalah jamahan “ api “ dari Tuhan, oleh sebab itu
setiap manusia dan pelayanan Tuhan baru murni sesudah dijamah Tuhan.
2. Allah Penyelamat.
Nama Yesaya dalam bahasa. ibr. Yesya’yahu, yang berarti Allah akan menyelamatkan, Allah adalah
keselamatan, menolong kita mengerti mengapa Yesaya sangat tertarik dengan berita keselamatan.
Beberapa kali disebut Allah disebut sebagai ‘Allah yang menyelamatkan engkau’ (Yes. 17:10), yang
mengacu khususnya pembebasan dari Asyur (lih. Yes. 11:11-16;12:1).
Keselamatan bersifat pribadi perhatikan kalimat-kalimat “Tuhan datang menyelamatkan aku” (Yes.
38:20;12:2). Keselamatan adalah pembebasan dari waktu kesesakan (Yes. 33:2), juga mengacu kepada
waktu yang dinanti-nantikan oleh umat Allah (Yes. 25:9), yang dalam konteksnya tampak seperti masa
depan yang penuh berkat. Keselamatan juga merupakan pembebasan dari tangan musuh dan
penindasan (Yes. 45:17; 49:25). Gagasan mengenai tebusan dihubungkan dengan keselamatan karena
Allah memberikan Mesir, Etiopia dan Syeba sebagai gantin bagi keselamatan israel (Yes. 43 3). Allah
satu-satunya Juruselamat (Yes. 43:11-12)- berhala-berhala tidak mampu menyelamatkan (Yes. 46:7. bdg.
Yes. 47:13). Keselamatan bergantung pada melakukan keadilan dan kebenaran (Yes. 56:1), dan sejajar
dengan “pembebasan”. Kesejajaran dengan kebenaran ditemukan juga dalam (Yes. 59:11). Gagasan
mengenai keselamatan dihubungkan dengan penebusan, pembebasan, kebenaran dan keadilan, maka
perlu mempelajari gagasan-gagasan ini untik memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kata-
selamat, keselamatan, juga Juruselamat,
3. Allah Penebus
Kata kerja bhs. Ibr.ga’al menebus, bentuk partisifnya go’el; penebus, menyolok dalam kitab Yesaya.
Terdapat 26 kali dalam kitab ini. Ada dua kata lain yang digunakan dalam penyampaukan “penebusan”
yaitu kata ‘pada’ menebus dan kata ‘kipper’ menutupi. Gagasan dasar kata ga’al adalah ‘mendapatkan
kembali milik’ (termasuk orang) yang tidak lagi dipegang oleh pemilik semula (lih. Yes. 52:3- kamu dijual
tanpa pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa pembayaran. Juga Yes. 43:13-14 “Aku menebus
48
engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu”.Dalam Yes. 41:14 “Yang
menebus engkau ialah yang Mahakudus Allah israel, firman Allah (bdg. Yes. 43:14; 47:4: 48:17; 54:5).
Yesaya nenggumakan kata ini terutama dengan arti ‘penyelamatan dari penawanan’ (Yes. 43:14, bdg.
Yes. 47:4).
Penyelamatan itu tidak berhenti di situ, melainkan merupakan merupakan bagian dari satu proses
yang bergerak menuju ke sesuatu yang lebih besar dan baik lagi. Penebusan itu akan membawa umat-
Nya lebih berjaya dan mereka akan bersorak-sorak di dalam Tuhan (Yes. 41:14-16).
Penyelamatan-Nya memperlihatkan kebenaran, bahwa Dialah yang pertama dan yang terakhir,
selain Dia tidak ada ilah lain (Yes. 44:6-7). Hal ini berhubungan dengan tindakan-Nya sebagai Hakim
(Yes. 47:3,... dst), namun merupakan pengajaran bagi umat-Nya (Yes. 48:17) dan penyataan ilahi bagi
raja-raja (Yes. 49L7). Karya penyelamatan Allah, membuat Dia diagungkan (Yes. 44:23).
D. Dalam kitab Yesaya paling jelas dinubuatkan tentang Tuhan Yesus .
1. Kelahiran ........ ps. 7 : 14 ; 9 : 6.
2. Keluarga ............. ps. 11 : 1
3. Pengurapan ps. 11 : 2 ; 61 : 1 – 2
4. Tabiat ps. 11 : 3 – 4
5. Kehidupan ps. 7 : 15
6. Sifat ps. 42 : 1 – 4
7. Sengsara dan kematian ps. 52 : 13 – 53 : 12
8. Kebangkitan ps. 25 : 8 ; 51 : 1 ; 52 : 8
9. Pemerintahan yang mulia ps. 11 : 3 – 16.
Selain tentang keselamatan, kitab ini juga memaparkan doktrin Kristus secara amat rinci tentang
pelayanan, sehinga tepatlah bila disebut Yesaya sebagai nabi Penginjil. Doktrin Kristologi dapat
diperoleh lebih jelas dan lengkap di kitab ini dari pada kitab-kitab lain di seluruh PL.
49
KITAB YEREMIA
Kira-kira 60 tahun sesudah kematian Yesaya, Tuhan mengutus seorang nabi besar lain yang baru
berumur 21 tahun ( ? ) untuk melaksanakan tugas yang berat pada masa yang sulit. Untuk mengerti
dengan sungguh akan masa dan isi kitab ini kita harus melihat pada catatan dalam kitab Raja-raja dan
Tawarikh tentang masa-masa terakhir kerajaan selatan dibawa pemerintahan raja Zedekia ( 2 Raja. 24
s/d 25 ; 2 Taw. 36 ) + 40 tahun. Zaman itu penuh dengan tantangan, suatu masa yang sangat penting
dalam sejarah Yehuda. Sepanjang 40 tahun yang penuh dengan kekacauan itu Yeremia mewartakan
firman Tuhan kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan, menjadi teladan bagaimana
seharusnya seorang nabi (hamba Tuhan) hidup.
Menurut LXX (septuaginta) kitab Yeremia dan kitab Ratapan adalah satu buku maka penulisnya
satu orang (Yeremia). Ia merupakan seorang penulis yang potensial ( menulis 55 pasal ), karena ia juga
merupakan seorang yang cukup menguasai Pentateukh dan ahli dalam menulis prosa maupun puisi. Di
PB banyak penulisnya mengutip dari kitab ini, hampir seperti pada kitab Yesaya.
I . Latar Belakang.
A . Judul dan Penulis
Dalam bahasa Ibrani “Yirmeyahu yang artinya Allah menetapkan atau meninggikan, Allah melempar
(kan ) “. Dilihat dari kata kerja “rama” arti harafianya adalah melemparkan. Pengertian positif dari nama
ini adalah Allah ; menetapkan, mengangkat, meninggikan, ... Allah adalah tinggi ( yang ditetapkan Allah
bagi penulis dan sisa bangsa ). Sedangkan pengertian yang negatipnya ; Allah membuang, melemparkan
nabi ke dalam dunia keji atau dilemparkan ke bawah untuk menghakimi bangsa-bangsa dan ( Yehuda ).
Untuk mengetahui latar belakang kitab ini kita harus membaca dan mempelajari kitab 2. Raja-Raja :
22-25.
Yeremia tercantum sebagai penulis, ia berasal dari satu kota imam di Anatot tanah Benjamin (1:1).
Ia mendiktekan nubuat-nubuatnya pada Baruk, jurutulisnya kecuali pasal 52. Pribadi Yeremia, ia seorang
yang lemah lembut namun gagah, panjang sabar dan memperhatikan kepentingan orang lain, tulus
rendah hati dan setia kepada Tuhan. Ia sedia berkorban karena kasihnya kepada bangsanya. Satu sifat
hamba Tuhan yang patut diteladani. Hal lain yang dapat kita lihat dari pribadi Yeremia :
(1). Hati Yeremia dihancurkan oleh pemilihan Allah terhadap dirinya ( 11: 21 ; 15 : 10 ; 16 : 8 ; 20 : 8, 14),
ia juga dari kelompok imam (1 : 1). Ia juga dicap/digelari sebagai nabi yang suka menangis (9:1; 13:17).
50
(2). Kemungkinan besar bahwa ia tidak menikah karena tuntutan tugasnya yang berat dalam
pelayanannya beberapa kali ia hampir dibunuh karena keberaniannya menegor raja dan para penguasa
Yerusalem.
Cengkeram pemilihan Allah terhadap dirinya diungkapkan dengan jelas :
Sejak ia lahir (1 : 5)
Firman yang berkuasa pada mulutnya (5 : 14)
tidak dapat menghindarkan diri, dan harus menyampaikan firman-Nya (20 : 9).
(3) Perjanjian perlindungan Allah yang kokoh bagi keselamatan (1 : 8, 17 – 19 ; 20 : 1 – 6 ; 26 : 16 –24).
(4). Pertentangannya dengan nabi-nabi palsu (5 : 31; ps. 28).
(5). Dari semua nabi-nabi, catatan tentang dirinya yang paling lengkap.
B . Waktu
Yeremia melayani dari masa pemerintahan lima raja Yehuda terakhir; Manasye,Yoahas, Yosia, Yoyakim,
Yoyakhin dan Zedekia sampai dengan Yehuda di buang ke Babel (1 : 1 – 3). Zedekia raja terakhir ker.
Yehuda berada dibawah kekuasaan Babel, tetapi ia pro Mesir. Nabi Yeremia menentang dia, karena
semuanya itu bertentangan dengan kehendak Allah, maka Allah memakai Babel sebagai alat ditangan-
Nya ( campur tangan Babel adalah kehendak Tuhan, seijin Tuhan). Hal itu terjadi karena ia lebih
mendengar nabi-nabi palsu yang bernubuat atas nama Yahweh, dari pada Yeremia, dan akhirnya
Zedekia lebih mendengar nabi palsu. Keputusan raja Zedekia pro Mesir membawa akibat yang
menyedihkan dalam sejarah bangsa Israel.
Di sisi lain pada waktu itu bangsa Israel tidak mengindahkan firman Allah dan tidak setia lagi
kepada Tuhan. Maka terjadi kemerosotan rohani, pemimpin-pemimpi menjadi buta rohani. Mengaku
suci tetapi tiap hari berbuat kejahatan. Ketidak setiaan kepada Tuhan nampak dari hujatan raja kepada
Tuhan, ia membakar naskah firman Allah ( 36: 27 ), rakyat tidak mau mendengar firman Tuhan ( 37 : 2 ).
Raja silih berganti sebagai hukuman Tuhan. Dosa-dosa membutakan mata bangsa Israel sehingga tidak
melihat pekerjaan Tuhan yang menggunakan segala perkara untuk menghukum bangsa itu.
Yeremia sezaman dengan nabi-nabi Nahum dan Zefanya (lebih dulu). Habakuk, Daniel dan
Yehezkiel (kemudian ) ia bekerja sama dengan Yosia. Pada waktu itu kondisi rohani Yehuda sudah
semakin memburuk sampai pada klimaksnya, sementara kerajaan Mesir yang silih berganti dengan
Asyur mengancam bangsa itu. Kemudian Mesir dikalahkan oleh Babel yang sekaligus mengilas kerajaan
Yehuda. Berdasarkan kisah di atas dapat diperkirakan pelayanannya antara 626-586 sM. Maka periode
penulisanya sekitar tahun 627-585 sM.
Riwayat lain Yeremia kemungkinan besar ia lahir pada masa raja Manasye, dari kota Anatot ( 3 –
6 km sebelah utara Yerusalem ). Ayahnya Hilkia seorang imam. Tradisi Yahudi menyebutkan bahwa ia
mati syahid di Mesir oleh orang-orang Yahudi yang diperingatkannya untuk jangan melawan Babel yang
hanyalah alat Allah untuk menghukum Yehuda (merupakan jalan keselamatan), bagi sisa bangsa yang
dikuasainya. Dalam peringatan Tuhan melalui nabi Yeremia, apabila mereka berpaling ke Mesir mereka
pasti akan binasa (bd. kitab Tawarikh).
Catatan, selidiki raja-raja Yehuda yang sezaman dengan Yeremia yaitu raja: Yoahas, Yoyakim , Yoyakhin,
Zedekia. (lih. ps. 35 s/d 36) mengenai keadaan kerohanian dan disimpulkan dalam (Yer. 5: 31 baca).
51
kerohanian, pemujaan kepada Yahweh dan dewa-dewa kafir. Pemerintahan Manasye disebut sebagai
zaman kemurtadan yang luar biasa dan ia disebut raja yang paling jahat.
Yosia (640-609 sM).
Ia berumur 8 tehun ketika naik tahta, dan urusan pemerintahan ditangani penasehat yang tetap setia
kepada Asyur. Kekuatan Asyur mulai lemah sesudah raja Assurbanipal meninggal. Dimana terjadi perang
saudara, dan raja baru tidak sanggup lagi menguasai bagian barat termasuk negeri Yehuda. Yosia
membebaskan Yehuda dari pengaruh Babel dalam pemerintahannya ia mencari Tuhan dan
membersihkan dewa-dewa asing di Yehuda (2 Taw 34: 3-7), kemudian memperluas kerajaannya.
Puncaknya thn 622 sM ia mengadakan reformasi dan membersihkan bait suci dan taurat Tuhan
ditemukan. Yeremia memulai pelayanannya thn ke 13 pemerintahan Yosia, dan ia mengkritik ketidak
setiaan kepada Yahweh dan ketidak setiaan bangsa israel kepada Allah dan meminta bangsa itu
bertobat. Dalam pemerintahannya kerajaan Asyur masih tetap merupakan bayangan. Pada waktu itu
Mesir bersekutu dengan Asyur untuk melawan Babel tetapi tidak sanggup. Babel mengalahkan
kekuasaan Asyur 508 sM dan menghansurkan secata total thn 612 sM ini terjadi pada pemerintahan
Yosia.
Pada pemerintahan Yosia Yerusalem disucikan, keturunan Daud dipersatukan dan Yerusalem
kembali menjadi pusat agama, mereka hidup dalam kemakmuran. Tetapi harapan itu menjadi pudar
ketika raja Nekho II, dan Firaun maju dengan tentara yang besar ke Karkemis. Untuk menolong Asyur,
Yosia maju ke Megido, dan tindakannya yang bodoh itu berakibat fatal ia terbunuh dan digantikan oleh
anaknya Yoahas.
Yoyakim (609-598 sM).
Raja Nekho menguasai negeri-negeri Aram dan israel, dan ia memperlakukan Yehuda dengan keras. Dia
menurunkan Yoahas dan membuangnya ke Mesir dan mengangkan Yoyakim anak Yosia yang lain
menjadi bawahannya untuk memungut pajak yang besar. Yoyakim sikapnya lalim. Lebih rendah dari
ayahnya Yosia. Dalam pemerintahannya dia memaksa rakyat kerja keras tanpa dibayar karena
perbendaharaan negara bangkrut. Kemudian reformasi yang dibangun Yosia hansur dan bangsa itu
kembali kepada penyembahan berhala, dan ketidak adilan meraja lelah di mana-mana dan setiap orang
yang melawan raja dihukum mati.
Pada thn 605 sM Nebukadnesar anak raja Babel menyerang Mesir, kemudian mengalahkan Aram tengah
dan terus melanjutkan geraknya. Pada thn 604 sM mereka memasuki dataran Filistea dan merebut
Askelon . Yehuda berada dalam bahaya, maka raja Yoyakim mengalihkan kesetiaannya dari Mesir ke
Babel. Yoyakim bermaksud membebaskan diri dari Nebukadnesar dan ia memberontak secara bodoh.
Tahun 598 sM Nebukadnedar menyerang Yerusalem dan Yoyakim wafat dan digantikan Yoyakhin. Dia
setia kepada Nebukadnesar, tetapi kemudian dibuang dengan beberapa pemimpin sipil dan
warganegara yang terkemuka dan sebagai penggantinya Zedekia diangkat menjadi raja Yehuda, namun
sebagai taklukan Babel.
Raja Zedekia (598-586 sM)
Ada tiga peristiwa penting dalam sejarah Yehuda dalam pemerintahan Zedekia :
1. Pembuangan raja Yoyakhin dan warga negara terkemuka lainnya ke Babel (587 sM). Yeremia
mengucapkan nubuatannya tentang dua keranjang buah ara ( ps. 24) dan peistiwa itu segera terjadi.
2. Pemberontakan yang direncanakan melawan Babel. Peristiwa itu merupakan latar belakang dari
tindakan Yeremia yang besifat simbolik tentang Kuk (ps. 27), dan perselisihannya dengan nabi
Hananya (ps. 28). Surat kiriman kepada orang-orang buangan di Babel (ps. 29). Pelemparan kitab
yang berisi nubuat ke dalam sungau Efrat ( 51: 59-64).
3. Pemberontakan melawan Babel thn 589 sM yang mengakibatkan dikepungnya Yerusalem dan
penghancurannya thn. 587 sM. Pemberontakan ini akibat dari :
52
a. Ketika kerajaan Babel memperketat pengepungan, mereka melawan. Yeremia bernubuat,
kota itu akan dibinasakan.
b. Ketika kerajaan Babel meninggalkan Yerusalem untuk sementara, Yeremia menegor dan
berkata, itu hanya sementara dan akan kembali, dan pengepungan itu akan diperbaharui
( 34:
8-22).
b. Yeremia dipenjarakan. Ada dua hal tentang peristiwa tersebut (lih. 37: 11-21 dan 38: 1- 2a;
39:
15 –18.
d. Sementara dia dipenjara, Yeremia membeli ladang dari pamannya ( 32: 1- 15).
e. Yerusalem direbut thn 587 (39: 1-2, 4-10) dan Yeremia dilepaskan dari penjara.
Sebelum pengepungan dan jatuh Yeremia melawan kepercayaan optimis yang palsu dari penduduk
Yerusalem dan nabi-nabi palsu, ysng nubuatnya bertolak belakang dengan nubuat nabi Yerenia. Nabi-
nabi palsu menjanjikan keselamatan jumlah mereka lebih banyak dan rakyat lebih percaya kepada nabi-
nabi palsu. Nabi-nabi palsu dan bangsa Yehuda yakin teguh bahwa Sion tidak dapat diganggu gugat.
Kerajaan Daud bertahan selama empat abad di Yehuda, sekalipun kerajaan utara dihancurkan kerajaan
Asyur. Mereka percaya Allah telah mengadakan perjanjian dengan putra Daud (2 Sam. 7), sehingga
muncul keyakinan bahwa Yerusalem tidak akan pernah direndahkan musuh, Yerusalem kediaman Allah.
Dia takkan membiarkan musuh-Nya menyerang rumah-Nya. Mereka memaksa Yeremia menutup
mulutnya (tidak bernubuat lagi).
Pembelian ladang merupakan tanda sesudah penghukuman, itu menunjuk pada keadaan Yehuda akan
dipulihkan (pengharapan), rumah, ladang serta kebon Anggur akan diberi di negeri itu (lih. Ps, 30 – 31).
Demikianlah Yeremia menyampaikan pengharapan melalui tindakan simbolis kepada bangsanya.
Kerajaan Mesir merupakan kekuatan menggoda Yehuda untuk melawan dan minta perlindungan dari
ancaman Babel (hal ini merupakan topik yang disoroti khusus oleh Yeremia ), tetapi nabi Hanaya yang
pro Mesir membenci Yeremia dan dituduh sebagai penghianat bangsa tanpa malu. Akhirnya Zedekia
terbujuk menghianati Nabukadnesar raja Babel, dan akhirnya Babel mengepung Yerusalem, Di tengah-
tengah situasi ini Zedekia tidak berani menentukan pendirian, ia berpaling ke Mesir. Kemudian dalam
peperangan di Karkhemis ( 605 sM ) Mesir pun dikalahkan Babel, inilah awal kehancuran.
Pengepungan berhasil orang-orang Babel bertindak ganas ( 2 Raj. 25 ). Zedekia lari kemudian
ditangkap tentara Babel. Nabukadnesar menyembelih anak-anaknya di depannya dan mencungkil
matanya dan dia dibelenggu ke Babel. Sebulan kemudian Nabukadnesar dan tentaranya kembali ke
Yerusalem, merubuhkan tembok-temboknya, dan membakar inilah akhir kerajaan Yehuda.
Hati Yeremia remuk melihat penggenapan nubuatannya, suatu kisah kehancuran yang mengerikan atas
Yerusalem ditulis dalam 2 Taw. 36 : 11 – 21. Dan peran nabi Yeremia tentang kisah itu dinyatakan di ( ay.
11, 21 baca ). Yeremia berangkat ke Mesir secara paksa ( Yer. 43: 1-7), dan tidak ada khabar yang pasti
tentang masa akhir hidupnya.
53
A . Panggilan Yeremia ps. 1
B . Kumpulan khotbah ps. 2 – 20.
1. Pelayanan umum ps. 2 – 10.
2. Pengalaman-pengalaman pribadi ps. 11 – 20.
C . Nubuat-nubuat Khusus ps. 21 – 33.
1. Kepastian untuk pembuangan ps. 21 – 29.
2. Janji pemulihan ps. 30 – 33.
D . Laporan peristiwa sejarah ps. 34 – 44
1. Pengepungan dan jatuhnya Yerusalem ps. 34 – 39.
2. Sesudah penghancuran ps. 40 – 44
E . Pelengkap ps. 45 – 52
1. Barukh ps. 45
2. Bangsa-bangsa kafir ps. 46 – 51
(perhatikan tentang bangsa Babel )
3.Jatuhnya Yerusalem ( Zedekia dan Yoyakhim ) ps. 52.
Ayat-ayat kunci baca : 1: 4-10; 7: 23-24; 8: 11-12.
B. Nubuat tentang Mesias tunas yang Adil yang tampak bertentangan dengan nabi palsu/penipu. Gembala-
gembala palsu yang membiarkan kambing domba gembalaannya hilang, dan iman palsu ( ps. 23 ). Pasal
24, nubuat tentang pembuangan ke Babel yang berlangsung selama 72 tahun.
C. Kekuasaan Allah dalam Sejarah
Kekuasaan Allah nampak jelas dalam sejarah, melalui bangsa israel dalam pendudukan tanah Kanaan,
adalah akibat langsung campur tangan Allah. Yeremia menegaskan peristiwa-peribtiwa di Yehuda, Mesir,
Babel ditentukan kekuasaan Allah. Bukan politik manusia (dengan kata lain manusia, politik hanya
berhasil sejauh sesuai dengan kehendak Allah). Inilah yang disampaikan Yeremia kepada raja Yoyakim
dan Zedekia. Kehebatan Babel, bukan karena kekuatan politik (bdg. Yer. 27:6), tetapi kekuatan Allah
dalam sejarah. Ia memakai bangsa-bangsa lain untuk melaksanakan kehendak-Nya. Kekuatan Allah
dalam sejarah dinyatakan dalam penghukuman terhadap bangsa-bangsa dalam (Yer. 46-51). Hukum itu
berbentuk kejadian-kejadian, seperti kelaparan, wabah penyakit dan banjir, juga melalui serangan
militer (51:1-4). Semua itu menunjukkan kekuasaan Allah melalui sejarah.
D . Janji Pemulihan
Janji pemulihan Israel - menunjuk pada pembaruan batin kalau dikaitkan dalam PB karena karya Kristus
(bdg. 31 : 31 – 34 ). Untuk memperbaiki keadaan harus ada perjanjian baru antara Allah Yang
Mahakuasa dan bangsa israel “Maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu”
54
(Yer. 31:33). Perjanjian baru itu diprakarsai Tuhan (ay. 31). Perjanjian baru itu dirancang untuk
memenuhi kebutuhan khusus yang mengharuskan adanya perjanjian itu :
1.perjanjian itu bahkan lebih bersifat pribadi daripada janji perkawinan yang dengan terang-terangan
telah dilanggar oleh israell (perjanjian itu telah mereka ingkari,... (Yer. 31:32).
2.Perjanjian itu ditulis dalam hati mereka yang menjadi sumber kejahatan, bukan pada lempengan batu
(ay.33).
3. Perjanjian itu menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah – taurat baru yang mencakup
kepatuhan
penuh dan persekutuan yang kaya tidak membutuhkan pengajaran manusia (ay. 34) dan
4. Perjanjian itu menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa-dosa yang mendatangkan
hukuman
(ay. 24). 2[2] .
Perjanjian baru dan Taurat baru, berpadu untuk memberi gambaran tentang masa yang akan datang,
yakni; hubungan pribadi yang baik dengan Allah dan masa depan bangsa yang cerah di dalam Tuhan.
Paul Enns menulis perjanjian baru sebagai berikut :
(1) Kovenan baru itu merupakan kovenan anugerah tanpa syarat yang berdasar atas “Aku hendak” dari
Allah,... (2) Kobenan baru merupakan kovenan kekal,.. (3) Kovenan baru juga menjanjilan adanya
pembaharuan akal budi dan hati yang disebut regenerasi,... (4) Kobenan baru menyediakan restorasi
yang berasal dari kemurahan dan berkat Allah,... (5) Pengampunan dosa juga termasuk dalam kovenan
itu, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka (Yer. 31:34b).
(6) Diamnya Roh kudus juga termasuk di dalamnya. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan Yer. 31:33
dengan Yehz. 36:27. (7) Pelayanan pengajaran Roh Kudus akan dimanifestasikan, dan kehendak Allah
akan dikenali melalui ketaatan hati,... (8) Sebagaimana biasanya dalam kasus israel adalah pada tanah
itu, ia akan diberkati secara materi seturut dengan provisi dari kovenan baru itu,.. (9) Bait suci akan
dibangun kembali di Yerusalem, karena telah tertulis “Aku,.. akan memberikan tempat kudus-Ku di
tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. Tempat kediamanKupun akan ada pada mereka” (Yehz.
37: 26-27 a). (10) Perang akan berhenti dan damai akan memerintah sesuai dengan (Hos. 2:18). (11)
Darah dari Tuhan Yesus adalah dasar dari semua berkat-berkat kovenan baru, karena ‘oleh karena darah
perjanjian-Ku denga engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lubang yang tidak
berair’ (Za. 9:11). 3[3] . Kovenan baru ini dalam masa akan datang (eskatologis lih. Yer. 31:27).
55
43 : 8 – 13 Batu-batu disembunyikan Mesir ditaklukkan Babel
51 : 59- 64 Kitab tenggelam di sungai Babel akan tenggelam
Efrat.
2. Nubuatan.
Nubuatan sebelum jatuhnya Yerusalem Ps. 1 – 39.
a. Tanpa masa ps. 1 – 20
b. Dengan menyatakan masa ps. 21 – 39.
Ps. 22. Berbicara tentang raja-raja terakhir ker. Yehuda Yoahas (Salum), Yoyakim, Yoyakhin dan
Zedekia dan Raja-raja yang jahat. Inti amanat kitab Yeremia yang diulang beberapa kali “ Aku
akan membalas “ dan “ Aku akan membawa balik “. Yang dapat kita pelajari secara rohani, pada
mulanya terjadi kegagalan karena dosa manusia, tetapi akhirnya diperoleh kemenangan berkat
kasih Allah. Ada penghukuman dengan murka yang penuh, tetapi dibalik semuanya itu ada kasih
sampai saat terakhir.
3.Tekanan dalam kitab ini :
Ada beberapa yang dapat kita lihat :
a. Kemerosotan dan kemusnahan suatu bangsa pada dasarnya karena tidak mengindahkan Allah dan setia
kepada-Nya.
b. Orang yang tidak menghormati Tuhan, akan mengalami moral dan ahlaknya yang semakin memburuk,
akhirnya timbul ketidaktaatan yang akan berkembang menjadi hujatan.
c. Kitab ini menceritakan bagaimana jalan penghukuman Tuhan atas kehidupan suatu bangsa. Perhatikan
silih berganti raja/ pemimpin adalah merupakan suatu tandanya.
d. Pelajaran bagi hamba Tuhan, Tuhan tak menghitung nilai pelayanan manusia menurut hasilnya saja,
tetapi Tuhan melihat “ kesetiaan “ dalam pelayanan.
4. Kristus Dalam Kitab ini
Banyak potret Kristus yang terlihat dalam kitab ini. Dia digambarkan sebagai pancaran Air hidup (2: 13;
bd. Yoh. 4: 14 - Gembala yang baik (23: 4) - Tunas Adil (23: 5), dan Tuhan kebenaran kita ( 23: 6).
56
KITAB RATAPAN
Dalam urutan menurut tradisi Yahudi, kitab ini termasuk dalam “Magillot“ (gulungan-gulungan )
bersama Rut, Kidung Agung, Pengkhotbah - Ester . Kitab-kitab ini dibaca pada hari-hari raya tertentu.
Kitab Ratapan dibacakan pada hari raya peringatan jatuhnya Yerusalem/ runtuhnya Bait Allah –
peristiwa di tahun 587/ 6 sM, maupun peristiwa thn. 70 AD Yerusalem kembali dihansurkan raja Titus.
Ratapan sering disebut syair yang sedih, ada yang menamakan kitab syair yang di tulis di
pekuburan karena isinya mengandung kebinasaan Yerusalem, hujan tangisan, sungai air mata suatu tasik
kesedihan. Perbandingan antara kitab Yeremia dengan kitab ini adalah sbb :
a. Yeremia sebelum jatuhnya Yerusalem berisi ; peringatan-peringatan.
b. Ratapan sesudah Yerusalem jatuh berisi, tangisan-tangisan /Ratapan.
I . LATAR BELAKANG
A . Judul
Dalam bahasa Ibrani, judulnya ada dua antara lain:
1 .“ ‘Ekhah “ ( ah, bagaimana / aduhai ) ini merupakan kata-kata pertama pada pasal 1, 2 dan 4. ( bhs.
Indonesia “ ah “ ).
2. “ Qinoth yang artinya “ratapan“ sebagai nyanyian penguburan atau ratapan atas tragedi yang dalam.
Judul ini merupakan isi pokok dari kitab ini. Terjemahan dari judul ini yang dipakai pada terjemahan-
terjemahan ke dalam bahasa-bahasa lainnya.
Dalam versi-versi lama, kitab ini dianggap sebagai tambahan pada kitab Yeremia, sehingga tidak
tercantum dalam daftar isi sebagai kitab yang berdiri sendiri.
B . Waktu dan Pengarang
Kitab ini termasuk puisi ditulis oleh saksi mata kehancuran Yerusalem ( 1 : 1, 7 ; 2 : 10, 11, 15, 21-22 ; 3:
1 ; 4 : 8-10 ; 5 : 1, 7 – 22), bahkan penulis terlibat langsung sebagai penderita ( “ kami “ ).
57
Kitab Yeremia pasal 52 , merupakan fakta sejarah yang menjadi latar belakang kitab Ratapan ini sehingga
tepat untuk menjadi pendahuluan dari Ratapan.
Penulis ada empat bukti bahwa penulisnya adalah Yeremia :
1. LXX, menempatkan kitab ini langsung dibelakang kitab nabi Yeremia, dan memberikan pendahuluan
“ Yeremia duduk menangis dan meratap dengan ratapan ini untuk Yerusalem “.
2. Tradisi Yahudi.
3. Kesamaan antara Ratapan dengan bagian-bagian puisi dalam kitab Yeremia ( bd. 2 Taw. 35 : 25 ).
4. Penulis merupakan saksi mata kejatuhan Yerusalem dan sekali gus adalah seorang penyair yang
ahli.
Kitab ini ditulis oleh Yeremia, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri malapetaka yang
menghancurkan Yerusalem dan bait Allah yang memiliki kemegahan, indah dan dibangga-banggakan itu
dihancurkan oleh Babel. Ia menangisi nasib bangsanya, dan anak-anak yang diperlakukan secara hina,
setelah kejatuhan Yerusalem, yang jatuh tahun 586 sM. Waktu inilah waktu yang mendekati waktu
penulisan kitab ini yaitu tahun 586 sM.
C. Tema dan Tujuan
Tema kitab ini adalah “ Sengsara karena Dosa “. Tema utama adalah ratapan atau perkabungan atas
sengsara bangsa Yehuda yang telah jatuh dalam dosa dan kerusakan bait suci yang mereka agung-
agungkan yang sangat memiluhkan.
Nabi berseru kepada bangsa yang dihukum, bahwa Allah adalah adil dan benar dalam tindakan-
Nya, karena itu mereka dihimbau untuk menaklukkan diri mereka di bawah tangan Tuhan dan
kemurahan-Nya, disertai dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Allah telah murka, namun karena
kemurahan-Nya, Ia tetap setia terhadap perjanjian-Nya (bd. 3: 22-23).
Ratapan ada dua jenis, ratapan individual dan ratapan komunal. Ratapan beda dengan keluhan :
a. Mengeluh memiliki konotasi bersungut-sungut, sebuah sikap hidup yang justru dicela dalam Alkitab
( bd. 1 Kor. 10: 10; Fil. 2: 14). Ratapan merupakan cara berdoa yang direkomendasikan dalam PL.
b. Mengeluh memberi indikasi bahwa kesulitan terjadi belum begitu serius, sementara ratapan keluar
dari orang yang betul-betul menderita.
c. Dalam Alkitab, kitab Ratapan sesudah kitab Yeremia, dan isi kitab ini memang sesuai dengan arti
ratapan yang dimaksud.
d. Keluhan menjadi komponen dari jenis ratapan.
58
Ratapan individual dan ratapan komunal, boleh dikatakan tidak berbeda, perbedaannya terletak
pada jenis kesusahan yang menyebabkan ratapan tersebut. Pada ratapan komunal biasanya disebabkan
kalah perang, penyakit menular, bencana alam (bd. Maz. 44, 58, 60, 74, 79, 80, 83, 85, 89-90, 106, 137,
144). Sekalipun diakui kesusahan yang terjadi dikarenakan ketidaktaatan umat, namun nada ratapan
komunal cenderung menuduh Tuhan telah menyebabkan kesusahan atau minimal ikut bertangung
jawab karena membiarkan itu terjadi (kendati belum tentu keadaan yang sebenarnya demikian).
Ratapan komunal tetap keluar dari ungkapan iman umat yang memohon supaya kesejahteraan mereka
dipulihkan.
2. Pengakuan dosa ( 1: 8; 3: 5-9 ; 5: 16).
3. Pengharapan yang bercahaya .
Pengharapan dalam penderitaan ps. 3 ( lih. 3: 21-32; 5: 21 dan bd. 2 Kor. 4: 18). Kitab Ratapan sering
disebut sebagai syair yang amat sedih, namun pengharapan, kasih setia Allah tersedia bagi orang yang
bertobat, Allah akan membawa keluar dari penderitaan dan dosa. Pasal 3, adalah puncak kejahatan dan
kehancuran Yerusalem dinubuatkan, namun di tengah-tengah kehancuran dituntut iman dan
pengharapan akan belas kasihan Allah yang tidak berkesuahan, sebab Dia tidak menolak umat-Nya
untuk selama-lamanya.
KITAB YEHEZKIEL
Bila Tuhan menghukum umat-Nya, justru disebabkan oleh karena Ia sedemikian mengasihi
mereka, sebab hukuman itu belum bersifat final (itulah berkat rohani dalam kitab ini). Masa-masa
pembuangan bagi bangsa israel adalah merupakan masa penyucian. Untuk menyatakan kasih-Nya Tuhan
mengirimkan nabi - nabinya. Di antaranya adalah nabi Yehezkiel yang mendapat gelar sebagai “bapak
Yudaisme “ , dalam arti positif.
I . LATAR BELAKANG
A . Nama
Dalam bhs. Ibrani “ Yehezqe’el “ berarti Yahweh/ Allah menguatkan (3: 8 - 9). Bila kata “ tahun ketiga
puluh “ dianggap dalam perhitungan tentang umur Yehezkiel, waktu itu mereka di dalam perjalanan
pembuangan (1 : 1 - 2), pada tahun 597 sM maka itu berarti ia lahir pada tahun 627 sM pada masa
pemerintahan raja Yosia. Ayahnya bernama Busi dari golongan imam, hal ini yang memungkinkan
Yehezkiel juga menjadi seorang imam ( 1 : 3 ; 40 : 46 ; 44 : 15).
Yehezkiel menerima panggilan sebagai nabi ketika ia berada di pengasingan di Babel (1: 1-3).
Jabatannya sebagai nabi terfocus pada bait Allah, keimamam dan kemuliaan Allah. Dia menikah ( 24: 15-
18), dan tinggal di rumahnya sendiri. Bersama dengan tawanan yang lain, mereka sering berkumpul dan
memiliki kehidupan yang relatif bebas.
Ada dua hal dalam hidupnya yang menghancurkan hatinya :
1 . Pengepungan Yerusalem (605 sM dan 597 sM), sebelum penghancuran tahun 586 sM. (lih. 24 : 2).
2 . Kematian isterinya (24 : 15 – 24) yang merupakan lambang, penghancurkan Yerusalem (24 : 21 – 22).
59
Pada tahun 597 sM, nabi Yehezkiel diangkut sebagai tawanan ke babel, sebagai tawanan ia
tergolong yang diberi kebebasan di tanah pembuangan, sehingga ia tinggal di Tel – abid (3 : 15) artinya
“bukit butir gandum“. Letaknya dekat sungai Kebar “kabour”, yang artinya sungai besar. (lih.1 : 1 – 3 ;
bd. Maz. 137). Rupanya rumahnya merupakan tempat para tua-tua Yahudi yang di dalam pembuangan
sering berkumpul untuk berkonsultasi (8 : 1 ; 14 : 1 ; 20 : 1).
Tiga pasal permulaan kitab ini merupakan catatan tentang panggilan Tuhan untuk pelayanannya,
dan 22 tahun kemudian ia masih melayani (lih. 29 : 17). Panggilannya menunjukkan bahwa ada nabi
diantara mereka yang dibuang, dan panggilan itu hendak menunjukkan bahwa tugas dan kewajibannya
ialah menjadi jurubicara Allah. Di Babel Yezhekiel melemparkan celaan-celaan terhadap penyelewengan-
penyelewengan agama dan penyembahan yang dilakukan diYerusalem yang jauh beratus ratus
kilometer di seberang padang gurun.
Titik tolak pelayanannya adalah tibanya seorang pembawa berita dari Yerusalem yang
memberitahukan kejahatan penduduk kota itu ( Yer. 33: 21). Bangsanya Israel tidak percaya kepadanya,
karena menurut keyakinan mereka tidak mungkin ada nabi di tempat pembuangan mereka. Hal lain
karena hukuman/ nubuatan disampaikan kepada bangsa Israel yang jaraknya beratus-ratus kilo meter
dari Babel Walapun demikian akhirnya mereka datang juga mendengar dia ( 33: 30). Ketika di Babel
walaupun sebagai tawanan ia diberi kebebasan melayani sehingga ada kesempatan untuk memulihkan
bangsa yang berserak itu.
60
Tujuan yang lain mengingatkan umat Tuhan sebelum mereka diasingkan (sebagai perenungan),
dan meyakinkan mereka akan perjanjian Allah yang tidak berubah. Kejatuhan Yerusalem dan
pembuangan merupakan cara Tuhan untuk mendisiplinkan umat-Nya yang tidak taat.
D. Inti Berita
Kitab Yehezkiel menekankan tiga pokok :
1 . Bangsa Israel dibuang karena dosa. Oleh sebab itu mereka harus bertobat dan kembali kepada Allah.
2 . Pembuangan itu akan berlangsung selama 70 tahun ( bd. Yer. 29 ), sekalipun ada nabi-nabi palsu yang
mengatakan bahwa waktunya tidak sepanjang itu. Tetapi untuk kembali ke tanah perjanjian mereka
harus kembali kepada Tuhan terlebih dulu.
3 . Akan ada pemulihan yang sesungguhnya – pada waktu yang lama yang diberlakukan hanya pada sisa
bangsa yang setia.
Dalam seluruh aspek pelayanannya, nabi ini mengutamakan kedaulatan Allah dan kemuliaan Allah
( ps. 1 s/d 11, memuat hal kemuliaan itu sebanyak 11 X ).
Tambahan :
Perbandingan pokok pengertian tentang Allah yang disampaikan oleh keempat nabi “ besar “ adalah
sebagai berikut :
Yesaya : Keselamatan dari Tuhan Allah.
Yeremia : Pengadilan dari Allah.
Daniel : Kerajaan Allah.
Yehezkiel : Kedaulatan dan Kemuliaan Allah.
61
A . Penglihatan- penglihatan
Nabi Yehezkiel disebut sebagai “ nabi penglihatan “ oleh karena sebagian besar dari nubuat-nubuatnya
berasal dari penglihatan. Ada enam ( 6 ) penglihatan pokok :
1 . Kerub ; ps. 1 : 4 – 28, istilah kerub (lih . 9 : 3 ; 10 : 2 , dll), dan penglihatan ini menunjukkan kemuliaan
Allah.
2 . Gulungan kitab 2 : 8 – 3 : 3. – perintah Allah yang di amanatkan kepadanya.
3 . Kemuliaan Allah di lembah 3 : 22 – 23. – Allah memberikan perintah dengan didahului penyataan diri-
Nya.
4 . Yerusalem :
a. Berhala di Yerusalem ( 8 : 1 – 18).
b. Penghukuman pada orang-orang fasik ( 9 : 1 – 11 )
c. Api penghukuman dari Tuhan, atas kota ( 10 : 1-2 )
d. Tuhan meninggalkan Yerusalem ( 10 : 18 – 11 : 25).
5 . Tulang-tulang kering ( 37 : 1 – 10 ).
6 . Bait Allah yang baru, sungai, ... dan kota yang kudus ( 40 : 1 – 48 : 35 ).
Yehezkiel melihat empat mahluk hidup ( 1: 5 ) masing-masing mahluk bermuka empat dan bersayap
empat dan bertangan 4 ( 1: 6, 8 ). Keempat mahluk tersebut adalah kerubim ( Yehz. 10- bd. Kitab
Kejadian dan Why. 10, disebut pintu ke taman Firdaus.
C . Gembala Sejati
62
Yehezkhiel 34, menubuatkan tentang ‘gembala’ (ay.2). Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai gembala
sejati (ay. 11-15b – bdg. Luk. 19:10). Ia akan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa
mereka ke tanahnya sendiri (ay.13). Di ayat 23, Allah berkata; akan mengangkat satu gembala atas
mereka, yaitu Daud hamba-Ku – seperti Tuhan Yesus adalah gembala (lig. Yoh. 10: 1-18).
Catatan :
Nubuat –nubuat Yehezkiel disebut nubuat-nubuat apokaliptis = dikupas, dibuka artinya nubuat-nubuat
tentang akhir zaman – lebih menjurus pada kehancuran dunia ini nantinya. Tetapi secara umum arti
apokaliptic adalah “ penyataan tentang Allah “. Oleh sebab itu banyak persamaan antara ayat-ayat
dalam Yehezkiel – dengan surat Wahyu.
Keempat mahluk dalam penglihatan ini menunjuk pada kekuatan; - Singa lambang kekuatan yang besar
– Lembu lambang pengabdian yang selembut-lembutnya – manusia lambang kepandaian yang sangat
sempurna dan Raja wali lambang kerohanian yang sangat tinggi. Penglihatan nabi Yehz. dalam 1 : 10,
tentang empat mahluk yang menunjukkan kepada Yesus dalam keempat Injil di PB dapat diartikan :
1. Muka manusia : ialah Injil Lukas – Yesus sebagai anak manusia.
2. Muka Singa : ialah Injil Mateus – Yesus sebagai singa Yehuda
3. Lembu : ialah Injil Markus – Yesus hamba yang aktif bekerja / /melayani.
4. Muka rajawali : ialah Injil Yohanes – Yesus yang mengasihi umat manusia.
63
KITAB DANIEL
Kitab Daniel disebut sebagai “kitab yang terbesar dalam Alkitab tentang kerajaan-kerajaan yang
jahat dan kerajaan Allah“. Yang dimaksud dengan kerajaan-kerajaan yang jahat itu adalah kerajaan dunia
bangsa kafir, sedangkan kerajaan Allah yang dimaksukan di sini adalah kerajaan “seribu tahun“.
Kebenaran yang utama dalam kitab ini “Allah Israel memerintah alam semesta “.
Pribadi dan pengalaman Daniel merupakan gambaran kedaulatan Allah. Ia yang bermula
seorang tawanan, yang justru kemudian diangkat menjadi penguasa bagi mereka yang menawannya.
Sebelum pembuangan nabi-nabi Tuhan dibunuh oleh umat Tuhan, tetapi pada masa Daniel nabi-nabi
Israel bahkan dihargai sekali oleh orang kafir.
Kitab Daniel merupakan kitab yang mencakup seluruh dunia dan sepanjang masa. Daniel
bernubuat tentang bangsa Israel dan seluruh bangsa-bangsa dunia, serta mengaitkan keduanya dalam
satu jalinan sejarah umat manusia, suatu nubuat yang bermuara pada kehidupan yang kekal. Dengan
mempelajari kitab ini, maka bukan saja kita di bawa kepada pengertian tentang rencana keselamatan
Israel dan perorangan, melainkan juga pada gambaran keselamatan yang menyeluruh bagi dunia ini/
alam semesta.
I . LATAR BELAKANG
A . Nama
64
Dalam bhs Ibrani “Daniyye’l” = “ Allah adalah hakim/ penguasa “ ( Allah adalah hakimku ). Sedangkan
“Beltsazar“ adalah nama yang diberikan oleh Nabukadnezar, yang diambil dari nama dewanya ( 4: 8 )
artinya “ pangeran Bel ”. Daniel lahir dari keluarga ningrat pada masa pemerintahan Yosia. Ia ditawan ke
Babel ketika masih muda, pada pembuangan pertama ( 605 sM.). Melalui penyaringan dan pendidikan ia
menanjak dalam kancah politik di kerajaan Babel dan Persia. Pribadinya yang menonjol, ia seorang
pemberani, orang beriman (tidak mudah goyah).
Ia tokoh besar yang dikasihi Tuhan (lih. 9: 23 ; 10: 11, 19) – bandingkan dengan Yohanes murid
Tuhan Yesus, murid yang dikasihi-Nya. Ia memuliakan Tuhan di tengah-tengah orang kafir. Orang yang
memuliakan Tuhan, akan dimuliakan bersama dengan Dia ( bd. 1 Sam. 2: 20 ). Walaupun Daniel seorang
negarawan, tetapi ia diilhami Allah untuk menulis kitab ini, meskipun tidak menduduki jabatan kenabian.
Namun Kristus menyebutnya sebagai nabi (Mat. 24: 15; Mrk. 13: 14).
B . Penulis dan Waktu.
Untuk mengetahui tahun penulisannya, kita melihat dari sejarah, Yerusalem jatuh pada tahun 586 sM
sesudah terlebih dahulu dikepung tiga kali thn. 605 sM = Daniel ditawan, 597 sM Yehezkiel ditawan,
melalui masa pembuangan 70 tahun s/d tahun. 516 sM di Babel.
Ada yang menyebutkan bahwa permulaan 70 tahun itu adalah tahun 605, dan berakhir thn. 536
sM, saat di mana kelompok pertama kembali untuk membangun Yerusalem ( Ezra. 1 : 1). Masa
pembuangan itu mulai dengan penaklukan Yehuda oleh raja Babel “Nabukadnezar” (Dan. 1: 1). Raja
Babel terakhir Belsyazar (5: 30), kemudian Koresy raja Persia menguasai “ dunia ” (550 – 534 sM.).
Kerajaan Persia dilanjutkan oleh raja Darius – Media (6:1). Nabi Daniel menandai pelayanannya
tahun ke 3 pemerintahan raja Yoyakim,... Nabukadnezar mengepung Yehuda,... membawa beberapa
orang,... di antara mereka,.... Daniel,...... (1 : 1– 6). Kemudian catatan tentang waktu yang terakhir ialah
“zaman ,... Darius,... pemerintahan Koresy “ (6 : 29). Masa permulaan itu adalah tahun 605 sM.
sedangkan masa terakhirnya tidak diketahui dengan pasti. Darius I memerintah dari tahun 516 sM.
sampai 490 sM. Dari penjelasan di atas dapat diperkirakan penulis adalah Daniel. Hal yang menguatkan
dia sebagai penulis, dan ditulis setelah masa pembuangan sekitar tahun 537 sM adalah :
1. Nabi Daniel disebutkan oleh Yehezkiel ( Yezh. 14 : 14, 20 ; 28 : 3 ).
2. Tuhan Yesus menyebutkan Daniel sebagai pengarang kitab ini ( Mat. 24 : 15 ).
3. Dari dalam kitab ini terdapat bukti bahwa penulisnya adalah Daniel sendiri ( 7 : 2 ), yang kepadanya
diberi Wahyu-wahyu Allah, ... kata ganti “ aku “ (12 : 4 ), menyebutkan bahwa Daniel adalah penulis
seluruh kitab ini.
4. Catatan : Penolakan atas kitab ini dengan alasan nubuat yang terlalu “ berani ” dan mujizat - mujizat
yang tidak masuk akal, merupakan penolakan terhadap kedaulatan Allah ( seperti juga banyak hal yang
sama pada bagian-bagian Alkitab yang lainnya ).
Catatan :
Ada yang menyebutkan bahwa permulaan 70 tahun itu adalah tahun 605, dan berakhir tahun 536 sM,
saat di mana kelompok pertama kembali untuk membangun Yerusalem ( Ez. 1:1).
Hal lain yang menguatkan adalah gagasan/tujuan yang terkandung dalam kitab ini “Supaya orang-orang
yang hidup tahu bahwa yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya “ ( ps. 4: 17, 25, 32).
65
Kitab ini ditulis untuk menguatkan kepercayaan kaum Yahudi yang dibuang, bahwa Allah yang
berdaulat atas dunia ini mempunyai rencana tersendiri bagi mereka dan kerajaan-Nya akan ditegakkan
di seluruh bumi ( 2: 24-35, lih. 7: 13-14).
A. Pasal 1- 6 - SEJARAH
Pasal 1 Pendahuluan Daniel menerima kekuasaan ( ditulis dalam bahasa Ibrani ).
Pasal 2 mimpi raja ttg patung Bangsa kafir ( ditulis dalam bahasa Aram )
Pasal 3 perapian
Pasal 4 Pohon besar (mimpi ke 2)
Pasal 5 Tulisan (mene-mene takel)
Pasal 6 Gua Singa (raja Darius)
Pasal kunci ps. 9 : 24-27, dan ayat-ayat kunci baca :2: 20-22, 44; 7: 14.
Catatan :
1. Tentang bangsa-bangsa kafir memuat kisah heroik Daniel dan ketiga kawannya dalam hal ketaatan
kepada Allah sehingga berani melawan pemerintah/ penguasa) seperti ;
vonis Allah terhadap Belsyazar, Daniel di gua Singa, nubuat tentang kerajaan-kerajaan dunia dan
kedatangan Mesias.
2. Tentang bangsa Yahudi, nubuat akhir zaman.
II . POKOK-POKOK PENTING
1. Kegigihan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, merupakan gambaran permulaan kebangkitan Yudaisme
yang tanpa kompromi. Di pihak lain, Nebukadnezar yang bermimpi dengan patung emas, diartikan oleh
Daniel dan mencoba mewujudkan mimpi itu dengan menyuruh membuat patung itu dan
menyembahnya merupakan gejala umum kekafiran atas penyataan Allah (bd. Rom. 1).
2. Kerajaan-Kerajaan dan Kerajaan Allah.
Dalam Dan.ps. 2, Daniel menafsirkan mimpi Nabukadnesar tentang patung, yang berkenan tentang apa
yang akan terjadi dikemudian hari. Keempat patung itu melambangkan empat kerajaan, mulai dari
kerajaan Nabukadnesar (lih. 2:38-40).
3. Kesombongan Nabukadnezar mengakibatkan ia direndahkan oleh Allah ( ps. 4 ), sedangkan
kesombongan Belsyazar berakibat fatal ( ps. 5).
4. Nubuat-nubuat akhir zaman tentang kerajaan-kerajaan dunia ps. 2 – 6. Antara lain :
a. Urutan tentang patung dan artinya; - Emas berarti kerajaan Babel – dada dan lengan perak berarti
kerajaan Media – Persia – perut dan tubuh tembaga berarti kerajaan Yunani – kaki besi, kerajan Roma.
b. Urutan tentang binatang-binatang buas dan artinya :
*. Seekor Domba jantan,...tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, yang satu lebih tinggi, dan yang
terakhir itu lebih tinggi (8: 3). Kedua tanduk itu ialah raja orang Media dan Persia dilukiskan dengan
66
kerajaan, tetapi kedua kerajaan itu mempunyai dua corak. Persia lebih besar dibawah pemerintahan
Koresy dan pengganti-penggantinya.
*. Seekor Kambing jantan gambaran yang membinasakan kerajaan Media dan Persia (8: 5 - 7). Kambing
jantan berbulu kesat itu ialah raja Yunani. Tanduk besar di antara kedua matanya itu menggambarkan
raja pertama (ay. 12). Tanduk yang besar itu (raja Iskandar), patah. Lalu tumbuh empat pucuk tanduk
yang aneh pada tempatnya sejajar dengan mata angin di langit. Artinya diterangkan, tanduk besar patah
empat kerajaan kelak, bangkit berdiri gantinya (ay. 22). Kerajaan raja Iskandar dan penggantinya
digambarkan satu kerajaan.
*. Empat ekor binatang buas. Binatang keempat sangat menakutkan, mendasyatkan, ia sangat kuat
bergigi besar dari besi dan bertanduk sepuluh. Di antara kesepuluh tanduk tumbuh satu tanduk kecil
yang menyebabkan tiga dari tanduk terdahulu tercabut. Pada tanduk itu ada “ mulut yang
menyombongkan “. Tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus, mengalahkan mereka sampai
yang lanjut usianya datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang miliknya sampai waktunya
datang dimana yang Mahakudus memegang pemerintahan (8 : 21 – 22). Kerajaan keempat memiliki kaki
dari besi dan tanah liat yang bertanduk sepuluh adalah kerajaan Roma, yang berlangsung sampai
kedatangan kerajaan Kristus.
Ada dua fakta besar yang dinyatakan oleh patung itu berkenan dengan kehidupan masa kini :
1. Penghabisan ( akhir zaman ) bukanlah datang melalui perbaikan sedikit demi sedikit sampai akhirnya
mencapai kesempurnaan, melainkan melalui suatu krisis, suatu kehancuran, suatu malapetaka yang
datang secara mendadak, karena zaman yang digambarkan sebagai sepuluh jari kaki akan “ terungkit “
lepas oleh sebuah batu tanpa perbutan manusia yang meremukkan patung itu (2: 34 - 35, 43 - 45).
2. Akhir zaman sudah dekat. Dua kaki yang menggambarkan kerajaan Roma telah terwujud. Kerajaan
pecah menjadi dua kerajaan besar ; kerajaan sebelah barat dan timur (tahun 395). Jarak penobatan
Nabukadnezar (606 SM) sampai pecahnya kerajaan Roma waktunya 1000 tahun. Dengan demikian tanpa
ragu-ragu tafsiran dari mimpi itu yang dapat kita pelajari kita hidup di zaman akhir yang di lambangkan
oleh kaki dan jari patung. Setelah melihat semua perkara itu, hendaknya kita yang percaya kepada
Kristus, berdiri dan menengadah sebab penyelamatan sudah dekat ( Luk. 21: 28 ), dan terus hidup di
dalam kesalehan (2 Pet. 3 : 11).
Perwujudan dari nubuat itu dalam sejarah di dunia adalah kerajaan :Babel – Baru (tahun. 612 – 539 sM).
a. Kerajaan Media – Persia (539 – 331 sM).
b. Kerajaan Yunani (331 – 63 sM).
c. Kerajaan Romawi, ada tiga periode :
kejayaan Roma kuno thn. 63 sM. – 476 AD. Kerajaan Roma terpecah menjadi 10 kerajaan-kerajaan.
anti Kristus yang mempersatukan politik dan agama.
Penglihatan tentang tujuh puluh Sabat (ps. 9 : 1-27). Intrepretasi atas nubuat ini diantara kelompok Injili
ada dua jenis :
1. Kelompok petama menafsirkan bahwa pemenuhan nubuatan itu pada kedatangan Kristus yang
pertama-tama, tanpa mempersoalkan zaman gereja. Tokoh yang diperhadapkan adalah antara Titus
yang menghancurkan bait Allah (thn. 70 AD) dengan Yesus yang datang sebelumnya ( ? ).
2. Kelompok kedua menafsirkan dengan adanya “jurang pemisah” antara ; 7 minggu, 62 minggu dengan 1
minggu terakhir. Menurut kelompok ini Daniel tidak melihat “zaman gelap” oleh karena zaman ini
bukanlah langsung berhubungan dengan bangsa Yahudi, melainkan termasuk anugerah Allah bagi
bangsa kafir.
5. Nubuat tentang Masa depan Bangsa Israel (ps. 9).
67
Dalam sejarah bangsa Israel kita melihat kefasikkan. Akibatnya Allah menghukum mereka melalui
pembuangan (masa murka Allah bd. Yer. 10: 25; Dan. 8: 9). Masa pembuangan sendiri membuka jalan
pada satu era pengharapan dan persiapan bagi kedatangan Mesias.
Tentang 70 Minggu yang merupakan satu ketetapan masa depan israel (lih. 9: 24-27) adalah
satu hasil yang menunjukkan bahwa pembuangan itu bukanlah untuk selama-lamanya. Sebaliknya
bangsa yang menaklukkan bangsa Israel akan lenyap dan Allah akan mendirikan kerajaan baru yang
beda dengan kerajaan manusia.
Masa 70 x 7 yang ditetapkan Allah (9: 24-27) untuk menggenapi pekerjaan Mesias. Penetapan itu
menunjuk bahwa pembuangan tidaklah untuk selamanya, perikop ini memberi kita kerangka kronologis
penyelamatan. Pembuangan merupakan persiapan membuka jalan bagi bangsa israel satu era baru,
persiapan bagi kedatangan Mesias. Mesias mulai dari Daniel hingga didirikannya kerajaan Mesias di
bumi, dan Kekuasaan-Nya yang abadi yang tidak akan lenyap (bd. 7: 14).
Kitab Daniel mengajarkan kebenaran, bahwa walaupun umat-Nya dalam perbudakan satu bangsa lain,
Allah sendirilah yang berdaulat, dan yang pada akhirnya menentukan nasib seseorang maupun nasib
suatu bangsa
6. Kebangkitan.
Pasal terakhir kitab ini, menekankan kebangkitan orang mati. Hal ini mempengaruhi bangsa israel,
sebab sebelumnya mereka tidak percaya ada kebangkitan orang mati. Konsep kebangkitan mengacu
pada eskatologi. Dalam arti luas, kepada keselamatan yang dijanjikan Allah. Hal ini tidak terlaksana di
bumi, sebab hidup di dunia banyak penderitaan orang percaya. Manusia harus menunggu
pemenukannya setelah kematian, kebangkitan-Nya.
7. Kristus Dalam Kitab Daniel.
Gambaran Kristus dalam kitab Daniel adalah kedatangan anak domba yang akan disembelih (bd. Dan.
9:25-26). Kristus juga digambarkan sebagai batu penjuru yang meremukkan kerajaan dunia (2:34, 45)
dan sebagai anak manusia (7:13). Tuhan Yesus sering menyebut diri-Nya sebagai anak manusia dalam PB
(lih. Mat. 4:30; 26:64; Why. 1:7,13; 14:14). Istilah itu mempunyai makna dalam melukiskan-Nya sebagai
mahluk surgawi yang ada sebelum dunia diciptakan, dan memerintah suatu kerajaan yang iniversal. Dari
istilah itu kemudian dikembangkan penggenapan nubuat Daniel pada diri Tuhan Yesus. Dan penglihatan
dalam Dan.10: 5-9, seperti penampakan, menunjuk kepada Mesias yang akan datang (bdg. Why. 1: 12-
16).
68
69
70
4
[4] Ibid. 460.
5
[5] . Ibib. hal. 448-449
71