Anda di halaman 1dari 9

Arti dan Makna Hikmat Allah dan Hikmat Dunia

Menurut Kitab Amsal

Nama : Rido Silalahi

NIM : 20.01.1903

Tingkat/ Jurusan : IIIC/ Teologi

Mata Kuliah : Teologi PL II

Dosen Pengampu : Dr. Jontor Situmorang


I. Pendahuluan
Amsal adalah perumpamaan orang pandai dengan menggunakan kata-
kata singkat yang terpilih, guna merumuskan suatu hikmat dalam kalimat
pendek. Selanjutnya, amsal juga adalah "teka-teki" (Ams. 1:6), yaitu hikmat
yang disembunyikan dalam perumpamaan atau kiasan, laksana sumur yang
dalam atau tambang yang kaya- raya. Berikut hasil pemaparan sajian saya
semoga dapat menambah wawasan kita.
II. Pembahasan
II.1. Latar Belakang Kitab Amsal
Kitab Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam gaya
yang berbeda-beda. Keanekaragaman ini menunjukkan ruang lingkup yang
luas dari masyal Ibrani yang biasa diterjemahkan 'amsal' dalam bahasa
Indonesia. Kata masyal mungkin diambil dari akar kata yang berarti
'menyerupai atau 'dibandingkan dengan'. Jadi, amsal pada mulanya mungkin
merupakan semacam perbandingan, seperti yang sering terdapat dalam
Perjanjian Lama: "Perkataan yang menyenangkan adala keperti sarang madu,
manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." (Ams 16:24) atau:
"Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan
kebencian." (Ams 15:17).1
Kitab Amsal, Ayub, dan Pengkhotbah, merupakan bagian dari tulisan-
tulisan hikmat pada Perjanjian Lama. Kitab-kitab dari Perjanjian Lama dalam
bahasa Ibrani biasanya diberi judul menurut kata-kata pertama kitabnya.
Karena itu, Kitab Amsal seharusnya berjudul misylé sylómó ("Amsal-amsal
Salomo"), yaitu menurut kata-kata dalam Amsal 1:1a. Kemudian, judul ini
dipersingkat orang Yahudi menjadi misyle ("Anal- amsal").' Itulah sebabnya
dalam Alkitab bahasa Indonesia kitab ini diberi judul "Amsal".
Menurut tradisi orang Yahudi, sesuai dengan kata-kata yang tercantum
dalam Amsal 1:1a, kitab ini ditulis Raja Salomo. Memang, sebagian dari isi
kitab tersebut berasal dari masa Kerajaan Israel Kuno, bahkan kemungkinan
besar dari Raja Salomo, yang menggunakan ber- macam-macam bahan (lih. 1
Raj. 3-5). Tetapi dengan disebutkannya nama-nama penulis, selain Raja
Salomo, dalam perikop tertentu dari Kitab Amsal (Ams. 1:1; 10:1; 22:17;
23:23; 25:1; 30:1; 31:1), jelaslah bahwa kitab ini merupakan koleksi dari
1
W.S. Lasor & D.A Hubbard, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007). 89
aneka ragam tulisan dan penulis.2 Hal ini sangat dekat dengan konsep tentang
takut akan Tuhan sebagai permulaan hikmat (Ams 1:7; 2:5; 9:10; Ayb 28:28;
Mzm 111:10). Hampir sama dengan pengenalan akan Allah seperti yang
ditekankan dalam kitab nabi-nabi besar, kewajiban ini merupakan kesadaran
untuk memperkenan Allah dalam setiap segi kehidupan. Tujuan utama Kitab
Amsal adalah untuk menjelaskan dengan cermat dan tepat dan mudah diingat,
apa yang dimaksud dengan siap melayani Allah sepenuhnya. Kitab Amsal
sekurang-kurangnya terdiri dari delapan kumpulan tersen- diri, yang dapat
dibedakan dari sub-judul pengantarnya atau dari perubahan gaya tulisan yang
mencolok. Amsal 1:1-6 merupakan peng- antar umum atau keterangan judul,
yang menjelaskan tujuan kitab ini dan hubungannya dengan Salomo, raja
Israel yang bijaksana."3
II.2. Struktur Penulisan Kitab Amsal
A. Kitab Amsal paling tidak ditulis oleh 4 orang;
1. Salomo
Amsal yang ditulis oleh Salomo terdiri dari tiga kelompok. Kelompok
pertama adalah Amsal 1:1-9:18. Kelompok kedua adalah Amsal 10:1-
22:16. Kelompok ketiga adalah amsal-amsal yang dikumpulkan oleh para
pegawai Hizkia, yaitu Amsal 25:1-29:27. Penegasan ini dapat kita lihat
dalam pasal 1:1, "Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel dan pasal
10:1, "Amsal-amsal Salomo", serta pasal 25:1, "Juga ini adalah amsal-
amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia"
2. Orang-orang Bijak
Amsal yang digubah oleh orang-orang bijak ini terdiri dari Amsal 22:17-
24:34. Agak sulit memastikan siapakah yang dimaksud dengan orang-
orang bijak itu. Kita hanya mengetahui kebiasaan pada waktu itu bahwa
raja-raja biasanya mengangkat juga orang- orang bijak sebagai penasihat
selain dari para imam dan nabi. Lasor menduga "mungkin mereka adalah
ahli tulis kerajaan yang diperintahkan untuk membuat kumpulan
peribahasa yang berguna dan pengamatan bijaksana (seperti pegawai-
pegawai Hizkia, Ams 25:13.
3. Agur bin Yake

2
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Alkitab, kitab amsal, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007), 2
3
W.S. Lasor & D.A Hubbard, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2007). 90
Perkataan-perkataan amsal dari Agur bin Yake terdiri dari Amsal 30:1-33.
Agur bin Yake diperkenalkan sebagai seorang yang berasal dari Masa
(30:1). Jika mengacu kepada Kejadian 25:14 dan 1 Tawarikh 1:30, Masa
adalah salah satu keturunan Ismael. Maka dapat dipastikan bahwa Masa
adalah suatu daerah bagian utara Ara
4. Lemuel
Amsal yang ditulis oleh Lemuel terdiri dari Amsal 31:1-31. Identitas
Lemuel disebut sebagai raja Masa, yaitu daerah yang sama sebagai asal-
usul Agur bin Yake. Amsal Lemuel merupakan nasihat yang diberikan
oleh sang ibu kepadanya4
B. STRUKTUR KITAB AMSAL
Kitab Amsal adalah salah satu kitab yang paling sulit untuk dibuat
strukturnya (garis besarnya). Ketika kita membaca Kitab Amsal, nyata
bahwa kerap kali subjek (pokok) pembicaraannya berubah di setiap ayat.
Walaupun demikian, baik juga jika struktur kitab ini dipertimbangkan
berdasarkan usulan Stedman, yakni:
A. Tujuan Amsal adalah Hikmat (Amsal 1:1-7) Tema: Nilai Hikmat
B. Amsal untuk orang muda (Amsal 1-9) Tema: Nasihat tentang
kehidupan dari seorang ayah yang pernah mengalaminya
C. Amsal Salomo (Amsal 10-24) Tema: Prinsip-prinsip hikmat untuk
hidup saleh.
D. Amsal Salomo (Ams725:29) Amsal Salomo yang disusun oleh para
pegawai Hizkia, Tema: Prinsip-prinsip hikmat yang saleh untuk
hubungan yang sehat
E. Amsal Agur (Amsal 30) Tema: Kerendahan hati, hidup yang benar,
dan belajar hikmat dari pengamatan terhadap kerajaan binatang.
F. Amsal Lemuel (Amsal 31)Tema: Hikmat yang dipelajari Raja Lemuel
dari ajaran ibunya.
1. Prinsip-prinsip tentang hidup yang saleh (31:1-9)
2. Deskripsi tentang istri yang saleh (31:10-31).5
II.3. Pengertian Hikmat dan Maknanya
4
Ferry Simanjuntak, Pengantar Kitab-kitab Puisi Dan Nabi-nabi Besar, (Bandung:Jln.Gunung Agung14,
Ciumbuleuit, 2015), 44, 45

5
Ibid, 51
1. hikmat adalah kemampuan atau ketrampilan untuk mengerjakan pekerjaan
seni. Seorang yang bisa mengerjakan karya seni yang indah yang tidak
bisa dikerjakan oleh orang lain bisa kita sebut sebagai seorang yang
memiliki hikmat. Hikmat juga disebut sebagai suatu kemampuan untuk
memahami dan mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari. Ini juga
disebut sebagai Hikmat yang dimiliki Salomo
2. hikmat adalah cara pandang dan cara hidup yang secara moral benar.
Dalam kitab Amsal, Raja Salomo mengajarkan tentang hikmat dalam
pengertian ini. Sayangnya, kehidupan Raja Salomo tidak selalu sesuai
dengan apa yang dia ajarkan dalam kitab itu. Seorang yang memiliki
hikmat dalam pengertian ini seharusnya adalah seorang yang dapat
mengendalikan hawa nafsunya.
3. hikmat adalah pola pikir yang sesuai dengan pola pikir Allah. Dalam
Perjanjian Baru, apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Tuhan Yesus
merupakan hikmat Allah. Keselamatan melalui pengorbanan Kristus di
kayu salib merupakan hikmat Allah yang sulit dipahami oleh orang-orang
yang berpikir dalam pola pikir filsafat Yunani.
Memiliki hikmat seperti Raja Salomo memang penting dalam menjalani
hidup di dunia ini. Akan tetapi, memiliki hikmat seperti itu belum cukup! Kita
perlu memiliki hikmat yang membuat kita hidup benar secara moral; dan
hikmat seperti ini adalah hikmat yang dimulai dengan sikap takut akan Allah
(Amsal 9:10 ; Mazmur 111:10 ). Hikmat yang paling tinggi adalah bila kita
berpikir dengan pola pikir Allah. Hikmat semacam inilah yang membuat Rasul
Paulus dan banyak orang beriman lainnya rela dan berani menyerahkan hidup
mereka untuk dipakai Allah.6 Kitab Amsal secara umum tidaklah mempunyai
hubungan dengan bangsa Israel. Yang penting dari kitab ini adalah bagaimana
manusia hidup menjadi orang baik sesuai dengan perintah dan larangan Allah.7

II.4. Makna Hikmat Allah Menurut Kitab Amsal

Dalam Kitab Amsal, pengakuan bahwa hikmat dan pengetahuan


merupakan pemberian memang menjadi tema utama. Sejak awal, Kitab Amsal

6
https://saatteduh.wordpress.com/2014/03/05/pengertian-hikmat/ diakses pada tanggal 07/02/2023, pkl
19:33
7
Dr. J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, (Jakarta:Bpk Gunung Mulia, 2008). 153
sudah menyatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan
(1:7). Tuhanlah memberi hikmat, dan dari mulut-Nya datang pengetahuan dan
kepandaian (2:5-6). Nasihat mengenai berbagai relasi dan segi kehidupan,
selalu dibuat dalam terang pengakuan yang utama ini. Jelas dalam tradisi
hikmat bahwa hikmat, pengetahuan dan akal budi, diakui sebagai kharisma,
pemberian Allah. Roh Tuhan dikaitkan dengan orang berhikmat ini. Mereka
juga pemimpin kharismatik yang dipakai Allah untuk mendidik dan menuntun
umat-Nya.8 Hikmat itu sering dipersonifikasikan sehingga ia dapat
digambarkan dengan ciri-ciri seorang guru atau nabi (Ams 1:20 dst.). Di
dalam Amsal 8 personifikasi hikmat berbicara tentang soal-soal politik dan
keajaiban karya- karya Allah. Pada satu pihak hikmat menekankan, bahwa
melalui dirinya Allah menyatakan dan memberlakukan rencana-rencanaNya
bagi bangsa- bangsa (Ams 8:14-16).

Di sini hikmat dapat dibandingkan dengan para nabi yang juga


mengata- kan, bahwa Allah berbicara dan memberlakukan kehendakNya
melalui para nabi. Pada pihak lain hikmat menganggap diri sebagai yang
memiliki tempat khusus dalam karya Allah menciptakan langit dan bumi.
Hikmat ada bersama Allah sebelum langit dan bumi diciptakan. Pemahaman
itu berkembang terus dan hikmat dianggap sebagai yang ada bersama Allah
sejak semula. Allah menciptakan segala sesuatu. Karya penciptaan itu sangat
bersifat rahasia dan tak terpahami. Pemahaman tentang hikmat mengatakan,
bahwa karya penciptaan yang penuh rahasia itu dianggap sebagai puncak
manifestasi dari hikmat Allah. Di sinilah hubungan antara manusia dan hikmat
makin jelas. Dibandingkan dengan hikmat, maka manusia adalah jauh
terbelakang. Di situ manusia dapat merasakan kelemahan dirinya.

Sebagian besar dari hikmat yang terdapat dalam kitab Amsal ternyata
lebih tua ketimbang hikmat yang ada dalam kitab Ayub atau Pengkhotbah.
Meskipun demikian, personifikasi hikmat yang terdapat dalam Amsal 8 dalam
hubungannya dengan karya pencipta langit dan bumi nampak berasal dari
waktu yang lebih muda lagi.9

II.5. Makna Hikmat Dunia Menurut Kitab Amsal


8
Pdt. Dr. Ayub Ranoh, Kepemimpinan Kharismatis, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006). 137
9
Prof. S. Wismoady Wahono Ph. D., Disini Kutemukan, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2009). 224
Hikmat duniawi yang keras dimana tidak terdapat moralisasi atau
kesalehan. Kalimat-kalimat itu dialamatkan kepada orang-perorangan, dengan
maksud untuk menjaga keberhasilan, kemakmuran dan kesejahteranaan orang
tersebut. Kalimat-kalimat hikmat ini menguraikan sikap-sikap mental dan
moral tata-krama yang perlu diperkembangkan oleh setiap pribadi. Sikap-
sikap mental dan moral tatakrama ter- sebut adalah tanda-tanda bahwa orang-
orang yang bersangkutan adalah orang yang berhikmat; dan semuanya itu akan
membawa keberhasilan dan ketentraman kepada orang tersebut di dalam
kehidupan bermasyarakat.10 Amsal 4:19 Jalan orang fasik itu seperti
kegelapan; mereka tidak tahu apayang menyebabkan mereka tersandung.
Kegelapan hikmat dunia.
Orang fasik memiliki hikmat yang berasal dari dunia. Namun hikmat
dunia itu ibarat jalan gelap tanpa penerangan apa-apa. Orang yang berjalan
dalam kegelapan tidak mengetahui ke mana la melangkah. Apakah menuju
arah yang tepat atau ke arah yang akan mencelakakan dirinya? la juga tidak
tahu bahaya apa yang ada di hadapannya, bahkan apa penyebab dirinya jatuh
tersandung. Orang yang meninggalkan kefasikan seperti orang yang
menemukan pelita yang menuntunnya selamat hingga tujuan.11
II.6. Refleksi Teologis
Setelah ditimba atau digali dengan merenungkannya, barulah nampak apa
yang tersembunyi di balik peribahasa-peribahasa itu. Jika mazmur merupakan
ungkapan perasaan ibadat, maka amsal berisi hikmat bagi kehidupan sehari-
hari. Jadi, mazmur dimaksudkan untuk kehidupan ibadat (hubungan vertikal
kepada Allah), sementara amsal mengatur kehidupan di dunia (hubungan
horizontal). Pengertian-pengertian amsal berguna untuk kehidupan sehari-hari.
Atau dengan kata lain, hikmat surgawi untuk tingkah laku di dunia dalam
kehidupan kita sehari-hari."12 Ada perbedaan besar antara orang-orang yang
takut akan Allah dengan orang-orang yang tidak saleh, yang tidak takut akan
Allah dalam hatinya. Daud menulis, "Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik;
rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu" (Mzm. 36:2). Alasan
masyarakat kita telah menjadi begitu bejat adalah karena orang-orang tidak
10
Ibid, 225
11
Hani Kong, Refreshing Your Spritual Ideas, (Mahanaim Publisher, 29 juli 2020). 78
12
Ferry Simanjuntak, Pengantar Kitab-kitab Puisi Dan Nabi-nabi Besar, (Bandung:Jln.Gunung Agung14,
Ciumbuleuit, 2015), 43
takut akan Allah. Ilah mereka adalah uang, kekuasaan, kendali, pengaruh, dan
banyak lagi. Mereka pikir mereka tidak akan harus mempertanggungjawabkan
kejahatan mereka karena mereka percaya Allah tidak ada.
Hikmat sejati sesungguhnya adalah hikmat yang Allah berikan kepada
kita. Hikmat dari dunia tidak berarti dibandingkan dengan hikmat yang dari
Allah. Jika kita hanya mendengarkan "hikmat" yang dari dunia, kita tidak akan
pernah memahami kebenaran. Hikmat yang dari dunia selalu bodoh.
Kebenaran Allah selalu menang pada akhirnya.13

III. Kesimpulan
hikmat adalah suatu kualitas kecerdasan yang diberikan Tuhan kepada
manusia, yang lebih tinggi nilainya dari kemampuan intelektual itu sendiri, yang
mengatur jalan hidup manusia sehari-hari secara praktis dan terampil, serta
membawa manusia pada keberhasilan hidup untuk memuliakan Allah. Hikmat
selalu bersahabat dengan kebenaran, berpihak pada realitas, dan mendatangkan
kehidupan bukan kematian. Setiap orang membutuhkan hikmat dalam hidup agar
adapat memiliki kehidupan yang berhasil dan bahagia. Sejak manusia diciptakan
Tuhan memiliki keinginan untuk memberikan kuasa kepada manusia untuk hidup
di dunia.
IV. Daftar Pustaka
D.A. Hubbard W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta:BPK Gunung
Mulia, 2007
Sinulingga Risnawaty, Tafsiran Alkitab, kitab amsal, Jakarta:BPK Gunung Mulia,
2007
Simanjuntak Ferry, Pengantar Kitab-kitab Puisi Dan Nabi-nabi Besar,
Bandung:Jln.Gunung Agung14, Ciumbuleuit, 2015
Blommendaal Dr. J. Pengantar kepada Perjanjian Lama, Jakarta:Bpk Gunung
Mulia, 2008
Pdt. Dr. Ayub Ranoh, Kepemimpinan Kharismatis, Jakarta:BPK Gunung Mulia,
2006
Prof. S. Wismoady Wahono Ph. D., Disini Kutemukan, Jakarta: Bpk Gunung
Mulia, 2009
Hani Kong, Refreshing Your Spritual Ideas, Mahanaim Publisher, 29 juli 2020
13
Stormie Omartian, Kuasa Dosa Mengatasi Rasa Takut, (Yogyakarta:Ikapi, 2017).115
Stormie Omartian, Kuasa Dosa Mengatasi Rasa Takut, Yogyakarta:Ikapi, 2017
Sumber lain
https://saatteduh.wordpress.com/2014/03/05/pengertian-hikmat/ diakses pada
tanggal 07/02/2023, pkl 19:33

Anda mungkin juga menyukai