Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN KRITIK HISTORIS MENGENAI PEMAKNAAN MENGETAHUI HIKMAT

DAN DIDIKAN MENURUT AMSAL 1 : 1-7

Chinta Yaya Simbolon 712021237

Richard Pilippy Lumban Tobing 712021219

712021237@student.uksw.edu

712021219@student.uksw.edu

FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

ABSTRAC

The Book of Proverbs is a type of poetry book. In his teaching the book of Proverbs talks a
lot about wisdom and education. Proverbs 1:1-7 serves as an introduction to Proverbs 1-9.
This introduction consists of 3 parts, namely the superscription (1:1), the goal (1:2-6), the
motto (1:7) the book of Proverbs. The entire contents of verses 1-7 are words of wisdom that
aim to educate everyone. The purpose of this writing is so that readers can know about the
teachings of wisdom and upbringing contained in the book of Proverbs through Proverbs 1:1-
7. Because this verse is the opening verse of the next verse. In this case, the writer uses
qualitative research method with historical-critical type to better understand the historical
aspects contained in these verses. In addition, in this method the writer will also do the
grammar of the Hebrew words, especially on the word "wisdom" in order to better describe
the meaning of these words. The result of this research is to understand and describe the
meaning of the words wisdom and upbringing contained in Proverbs 1:1-7.

Keywords: Wisdom, Education, Proverbs 1:1-7.

ABSTRAK

Kitab Amsal merupakan salah satu dari jenis kitab-kitab puisi. Dalam pengajarannya kitab
Amsal banyak membahas mengenai hikmat dan didikan. Amsal 1 : 1-7 ini berfungsi sebagai
pendahuluan unntuk Amsal 1-9. Pendahuluan ini terdiri atas 3 bagian yaitu superskripsi (1:1),
tujuan (1:2-6), motto (1:7) kitab Amsal. Seluruh isi dari ayat 1-7 itu merupakan sebuah kata-
kata hikmat yang bertujuan untuk mendidik setiap orang. Tujuan dari penulisan ini ialah agar
para pembaca bisa mengetahui mengenai ajaran hikmat serta didikan yang terdapat dalam
kitab Amsal melalui dari Amsal 1 : 1-7. Karena ayat ini merupakan ayat pembuka untuk ke
ayat berikutnya. Dalam hal ini penulis memakai metode penelitian kualitatif dengan jenis
kritik-historis untuk lebih bisa memahami dari segi historis yang terdapat pada ayat-ayat
tersebut. Selain itu dalam metode ini penulis juga akan melakukan grammatical kata dalam
Bahasa Ibrani terkhusus pada kata “hikmat” dengan tujuan agar bisa lebih mendeskripsikan
maksud dari kata-kata tersebut. Hasil dari penelitian ini untuk memahami dan
mendeskripsikan pemaknaan dari kata hikmat serta didikan yang terdapat pada Amsal 1 : 1-7.

Kata Kunci : Hikmat, Didikan, Amsal 1 : 1-7.

PENDAHULUAN

Kitab Amsal merupakan salah satu dari bagian kitab puisi. Amsal di tulis oleh
Salomo ini terdapat pada Amsal 1 : 1. Kitab Amsal ditulis dalam konteks masyarakat
Yahudi kuno, yang mana kebanyakan dari penduduknya adalah orang-orang yang
bermata pencaharian sebagai Petani dan Gembala, juga mencatat beberapa referensi
tentang kehidupan di kota; sehingga jika diperhatikan maka ada banyak referensi
tentang domba, ternak, dan kehidupan di kota. Kitab Amsal merupakan kumpulan
tulisan yang aneka ragam gaya yang berbeda-beda. Keanekaragaman ini menunjukkan
ruang lingkup yang luas dari masyal Ibrani di terjemahkan “amsal”. Kata masyal diambil
dari akar kata yang berarti “menyerupai atau di bandingkan”. Oleh sebab itu mungkin
Amsal pada mulanya sebagai perbandingan, seperti yang terdapat pada Perjanjian
Lama.1

Tujuan kitab Amsal ini di tulis untuk orang yang tidak memiliki pengalaman,
untuk memberikan ajaran kepada mereka. Ajaran-ajaran atau didikan-didikan yang
diberikan disesuaikan dari kemampuan yang terendah, seperti para pengembara,
1
Lasor,W.S., et,al. Pengantar Perjanjian Lama 2
meskipun orang-orang bodoh, tidak akan keliru memahaminya. Yang diuntungkan dalam
kitab Amsal ini adalah mereka yang menyadari kebodohannya dan berkeinginan untuk
dididik karena perlu diajar. Selain itu, mereka yang menerima didikan ini dengan terang dan
kuasanya maka mereka akan menjadi cerdas, meskipun tidak berpengalaman. Mereka akan
mengetahui dosa-dosa yang harus dihindari dan tugas-tugas yang harus dilakukan. Seperti
halnya barangsiapa tulus seperti merpati dengan menjalankan aturan-aturan Salomo bisa
menjadi cerdik seperti ular. Orang yang sebelumnya bodoh sehingga berbuat dosa akan
menjadi bijaksana ketika mulai mengatur dirinya dengan firman Allah.

Tujuan Kitab Amsal, berisi ajaran tentang hikmat yang sangat tua, telah
menerima pengaruh dari tulisan-tulisan hikmat Mesir. Tetapi cukup banyak bahan
dalam perikop itu yang berciri khas Israel, misalnya pengajaran hikmat yang sangat
teologis pada ayat 3b dan ayat 7a. Kalaupun dalam tulisan ayat tersebut telah menerima
pengaruh dari luar Israel pengajaran tersebut telah dimodifikasi sesuai dengan situasi
dan kebutuhan Pendidikan di Israel, sehingga terjadilah modifikasi.

Kitab Amsal merupakan bagian dari kumpulan puisi Ibrani, Amsal tidak dapat
dipisahkan dari paralelisme yang menjadi ciri puisi Ibrani. Beberapa ahli berpendapat bahwa
pemrosesan paralel menyebabkan konsep-konsep dari rangkaian pemikiran pertama terulang
pada rangkaian pemikiran kedua. Beberapa ahli berpendapat bahwa baris kedua bukan
sekedar pengulangan konsep pemikiran baris pertama, tetapi juga penajaman dan penekanan
konsep pemikiran baris pertama. Kedua pandangan dapat digunakan saat memeriksa
paralelisme dalam Amsal.2

Kitab Amsal merupakan kumpulan ucapan ringkas dan ucapan berwujud nasihat
bagi mendidik para pemuda dan diasumsikan bersumber dari Salomo. Kitab ini ditulis
dalam bentuk puisi yang artinya tersusun teratur dan tamsil yang hidup dan terlahir
dalam lingkungan yang cukup mapan yang berhasrat untuk memelihara tradisi tersebut
agar tetap ada.
Kitab Amsal merupakan sebuah pengajaran, nasihat dan petunjuk-petunjuk
praktis tentang hidup yang berdasarkan takut akan Tuhan. Dalam kitab Amsal mengajak
setiap orang untuk memiliki sikap yang takut akan Tuhan. Dalam segalahal apa pun
yang manusia perbuat dan katakan harus berdasarkan takut akan Tuhan. Oleh sebab

2
0Longman III, How to Read Proverbs, 39.
itu, kitab Amsal ini sebagai salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang membahas
mengenai hikat serta didikan untuk memiliki sifat yang takut akan Tuhan. 3

Sebagai kitab hikmat yang berisi berbagai macam pelajaran hidup yang
mempengaruhi kehidupan akhlak, kitab Amsal dapat memberikan banyak nasehat dan
petunjuk yang dapat kita lakukan untuk kehidupan akhlak yang lebih baik. sebuah buku teks.
Karena Kitab Amsal memiliki ajaran dan pendidikan tentang kehidupan.

Dalam Amsal, kebijaksanaan atau hikmat adalah pusat dari isi kitab ini. Dan itu
didukung oleh banyak ide dan kata-kata koheren lainnya. Kebijaksanaan adalah konsep yang
sangat kaya, dan kebijaksanaan adalah keterampilan yang diperlukan untuk hidup.
Kebijaksanaan adalah pengetahuan praktis yang membantu orang bertindak dan berbicara
dalam situasi yang berbeda. Kebijaksanaan bukan hanya tentang menghindari masalah yang
muncul, tetapi juga tentang menghindarinya. Amsal mengatakan bahwa hikmat selalu
bersama Tuhan. Kebijaksanaan begitu dipersonifikasikan sehingga sering dilihat sebagai
simbol Kristus. Dijelaskan bahwa kebijaksanaan ada pada setiap orang. Orang bijak adalah
orang yang memahami dan mematuhi perintah-perintah Allah, dan orang bodoh adalah orang
yang mengabaikannya. Kebijaksanaan sangat penting dalam kehidupan manusia.

Hikmat dan didikan merupakan suatu bagian terpenting di dalam kitab Amsal.
Hikmat dan didikan tersebut bertujuan untuk meberikan suatu didikan kepada orang-
orang yang belum menerima didikan. Salomo menulis kitab ini dengan adanya suatu
problem yang terjadi dalam kehidupan di bangsa Israel. Problem ini berkaitan dengan
suatu didikan. Yang dimana orang-orang Israel belum menerima didikan atau ajaran
mengenai Tuhan, sehingga itu yang membuat kitab Amsal ini banyak membahas
menganai hikmat dan didikan. Dengan tujuan agar orang-orang di bangsa Israel bisa
mengetahui mengenai ap aitu hikmat ? serta memberikan didikan atau ajaran-ajaran
mengenai hikmat di dalam kehidupan.

3
Ril Tampasigi sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini ialah metode kritik sosio -
historis. Metode ini dapat membantu dalam proses penafsiran terutama untuk memahami
historis yang terjadi pada kitab Amsal. Selain itu metode ini juga dapat membantu penulus
untuk lebih memahami maksud dan tujuan dari kata-kata yang terdapat pada Amsal 1 : 1-7,
dengan melalui analisis gramatikal Bahasa Ibrani dan penafsirannya. Dari hasil analisis
gramatikal dan penafsiran, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai hasil dari tafsiran
tersebut. Adapun teks yang di tafsir ialah Amsal 1 : 1-7 dengan terjemahan dari Lembaga
Alkitab Indonesia (LAI).Serta dengan adanya penelitian di setiap teks dapat mempermudah
dan membantu penulis dalam melakukan dan menyelesaikan penelitian. Terlebih lagi dalam
meneliti kitab Amsal tersebut,dengan mencari tahu dan meneliti isi dari kitab Amsal ini
terlebih lagi dalam meneliti kitab Amsal 1 : 1-7.

PEMBAHASAN

Konteks historis kitab Amsal

Kitab Amsal merupakan bagian dari tulisan-tulisan hikmat pada perjanjian lama,
kitab Amsal ditulis dalam Bahasa ibrani yang biasanya diberi judul misyle sylomo itulah
sebabnya dalam Alkitab Bahasa Indonesia kitab ini diberi judul “Amsal”. Menurut tradisi
orang yahudi , sesuai dengan kata-kata yang tercantum dalam Amsal 1:1a, kitab ini
ditulis raja salomo , memang sebagian dari isi kitab ini berasal dari masa kerjaan Israel
kuno, bahkan kemungkinan besar dari raja salomo yang menggunakan bermacam-
macam bahan. Jelaslah bahwa kitab ini merupakan koleksi dari aneka ragam tulisan dan
penulis lagi pula, berdasarkan penelitian terhadap hikmat dan dan Bahasa ibrani dalam
kitab Amsal, ternyata bahwa kitab ini tidak mungkin seluruhnya ditulis pada satu masa.
Tidaklah seluruh bagian kitab ini berasal dari masa kerjaaan (sekitar abad
ke-12s/d10SM)

Tujuan penulisan kitab Amsal, mengandung dua jenis pengajaran hikmat yang
pertama adalah bahan tua dan didasarkan pada hikmat yang praktis. Yang kedua terdiri
atas bahan yang lebih muda dan didasarkan pada hikmat yang teologis. Kesatuan ayat
2,3a,4,dan 6 amatlah kuat. Hal itu terlihat dari makna istilah-istilah hikmat yang sejenis.
Selain itu pemakaian kata kerja infinitif pada ayat-ayat ini, membentuk suatu struktur
yang mempersatukan keseluruhan kalimat pada prikop ini. Amsal 1:2-6
memperlihatkan bahwa bahan pendidikan dalam kitab amsal berguna bukan saja untuk
mendapatkan hikmat yang sangat teologis, tetapi juga yang kurang teologis atau yang
kurang praktis.

Kitab Amsal berguna bukan saja untuk mendapatkan hikmatyang sangat teologis
tetapi juga yang kurang teologis atau praktis tetapi juga untuk menyatakan bahwa
pencarian hikmatbukan lah usaha manusia semata-matatetapi rasa takut kepada Tuhan
adalah persyratan kepada Tuhan untuk memproleh hikmat.45

Analisis Gramatikal dan penafsiran Amsal 1:1-7


Pada bagian ini, analisis gramatikal akan diuraikan per ayat dan ditafsirkan
berdasarkan konteks historisnya. Ayat 1 untuk memahami tujuan kakonis ada duia hal
yang perlu dipahami dengan benar yang pertama makna kata Amsal-amsal dan kedua
maksud pencamtuman nama salomo bin Daud,raja Israel yang dimaksudkan dengan
kata “Amsal-amsal bukanlah amsal kalimat hikmat. Itu adalah bentuk umum yang
mencakup semua bentuk instruksi kalimat hikmat,khotbah hikmat, puisi pendidikan,
perumpamaan, alegori dan lainnya. Jadi kata amsal-amsal dalam ayat ini menunjuk pada
seluruh bentuk pendidikan dalam kitab amsal.

Pencamtuman nama “ salomo bin Daud, raja Israel” juga tidaklah sebagai nama
pengarang bagi seluruh kitab amsal, walaupun nama ini juga terletak dalam superskipsi.
Karena jelas sekali cukup banyak bagian kitab amsal yangtidak mungkin berasal dari
raja Salomo. Nama ini dicamtumkan seorang penyunting dari zaman sesudah
pembuangan, karena salomolah pengarang sebagian besar kitab amsal. Khususnya
nama itu dalam fungsi superskripsi ini sebagai judul keseluruhan kitab Amsal,
digunakan untuk tujuan kakonis. Maksudnya agar nama itu memperlihatkan bahwa
seluruh bahan pendidikan dalam kitab Amsal masih berhubungan dengan tokoh sejarah
dan raja Israel. Karena nama itu adalah milik tokoh salomo /putra raja daud yang

4
Risnawaty Sinulingga,Tafsiran kitab amsal 1-9

5
dianugrahia Allah hikmat agar mampu berperan sebagai raja diatas Israel ,umat Allah
itu. Kitab amsal adalah bagian dari seluruh kanon.

Tetapi dengan pemahaman yang benar akan pembubuhan nama salomo bagi
tujuan kanonis pada superskripsi dalam amsal 1:1, seperti telah disebutkan diatas
bahwa salomo memang menulis sebagian dari kitab amsal, pembubuhan itu tidak boleh
disamakan dengan tindakan plagiator pada zaman modern ini. Seluruh bahan pada
kitab ini,seperti “firman Tuhan” pada bagian-bagian perjanjian lama yang lain memiliki
wibawah ilahi.

Tujuan bagi semua orang


Tsedheg,misypa, dan mesyarim. Tsedheg “ kebenaran yaitu kebenaran etis yang didasar
kan bukan saja pada undang-undang moral dan agama yang tegas dan keras, tetapi juga
pada kasih dalam hubungan antara sesame manusia.sedangkan misypa dan mesyarim
adalah aplikasi tsedheg. Misypa merupakan kebenaran etis berbentuk keadilan dalam
keputusan resmi.sedangkan mesyarim adalah kebenaran etis berbentuk kejujuran
dalam tingkah laku, bertentangan dalam penipuan yang melalaikan kebenaran moral.
Istilah kebenaran (tsedheg) dan keadilan misypa.

Istilah hikmat (hokhma) dipergunakan pada ayat dua ini berfungsi sebagai kata kunci
bagi seluruh kitab amsal. Istilah itu sering digunakan pada seluruh perjanjian lama
dalam kebanyakan bagian perjanjian lama, baik yang berasal pada masa sebelum
kerajaan sampai pada masa pembuangan, istilah ini dipergunakan untuk makna umum
yang sama yaitu kepandaian,kecerdasan,dan kebijaksanaan.Maknanya bersifat etis dan
menyangkut moral. Hal ini memperlihatkan bahwa istilah hokhma secara sistematis
mengalami perkembangan dari makna yang bersifat etis kepada yang bernuansa lebih
relijius.

Melalui kitab amsal diharapkan orang Israel akan dididik,didisiplinkan,dan dikoreksi


dalam kepandaian yang bersifat etnis dan praktis. Khusunya mereka juga akan dididik
dalam hal moral uyang bersifat relijius ; karena mereka memperoleh
(penerima,mengetahui,memiliki,dan menerapkan) kebijakan ini jadi aturan main dalam
kehidupan mereka. Dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama. Dalam mengambil
keputusan-keputusan resmi,mereka akan menetapkan dan mempertahankan keadilan
mereka adalah orang jujur, yang sangat berbeda dengan orang yang suka menipu.
Tujuan bagi orang yang tak berpengalaman

Tujuan itu adalah agar tatkala orang yang tak berpengalaman mempelajari bahan
pendidikan kitab ini, mereka mendapatkan kecerdikan. Kata dasar istilah pthayim
(orang yang tak berpengalaman) adalah pethi. Orang yang tak berpengalaman adalah
orang yang belum menerima pendidikan yang cukup setiap mereka sehingga mereka
mudah terbuka menerima segala pengaruh terutama dari lingkungannya.

Bagi orang muda juga dikemukakan melalui istilah kebijaksanaan pada ayat 4b.inilah
yang akan memampukan orang muda Israel melepaskan diri dari jerat orang fasik yang
selalu ada dalam sepanjang sejarah otrang Israel,terutama pada masa pembuangan dan
sesudahnya.

Tujuan bagi orang bijak

Istilah hikmat dan tua dipergunakan untuk nasehat-nasehat bijaksana adalah tahbuloth
dalam bentuk kata benda bimbingan atau pengarahan. Dalam perjanjian lama istilah ini
dipergunakan untuk bimbingan atau nasehat yang diberi Allah. Tetapi pada kitab Amsal,
istilah-istilah tersebut dipergunakan dalam konteks hasil hikmat nasehat yang
bijaksana yang berguna untuk membimbing. Bimbingan atau pengarahan yang
dibutuhkan para guru hikmat membawa muridnya kepada sikap hidup dan tingkah laku
yang benar.Tujuan bagi orang yang tidak berpengalaman dan orang muda juga yaitu
mendapatkan pengetahuan dalam teknis, praktis,moral dan relijius tujuan itu akan
tercapai melalui guru-guru hikmat yang bersedia mengajar dan menambah bahan
pengajarannya.

Motto kitab Amsal

Bagian terakhir ini dari pendahuluan berisi moto bagi keseluruh kitab amsal. Motto itu
berada pada ayat 7a, dan lebih dipertegas pada ayat 7b. re’syith permulaan kata ini
memiliki dua konotasi yaitu sebagai langkah pertama dan elemen utama para penafsir
memberi penjelasan yang berbeda-beda bagi makna ini ada yang menafsirkan sebagai
langkah pertama bagi hikmat, yang lain menjelaskan sebagai elemen utama atau
tertinggi dari hikmat.

Sebagai elemen utama dari pengetahuan hikmat takut akan Tuhanadalah bahan
pendidikan mendasar dan seluruh pengajaran yang harus dipelajari. Walaupun banyak
bahan dalam kitab amsal, apalagi diluar kitab amsal,pengajaran moral itu adalah
pengajaran tentang kebaikan, kejujuran, kebenaran dan keadilan. Tetapi dalam ayat 3b
dibubuhkan kebenaran keadilan dan kejujuran. Lagi pula seperti dikemukakan sebelum
bahwa pengajaran didasarkan pada rasa gentar dan kekudusan ini. Walaupun hanya
dengan samar-samar yang sering dikemukakan dalam kitab amsal.Sebagai moto pada
ayat 7 ini ditemukan prinsip baru yang mendasar untuk mendapatkan hikmat. Prinsip
tentang pencarian dan perolehan hikmat dalam seluruh kitab amsal menjadi lebih
teologis setelah ayat tersebut ditambahkan kepada ayat 2-6.

KESIMPULAN

Kitab Amsal merupakan bagian dari tulisan-tulisan hikmat pada perjanjian lama,
kitab Amsal ditulis dalam Bahasa ibrani yang biasanya diberi judul misyle sylomo itulah
sebabnya dalam Alkitab Bahasa Indonesia kitab ini diberi judul “Amsal”. Menurut tradisi
orang yahudi , sesuai dengan kata-kata yang tercantum dalam Amsal 1:1a, kitab ini
ditulis raja salomo , memang sebagian dari isi kitab ini berasal dari masa kerjaan Israel
kuno, bahkan kemungkinan besar dari raja salomo yang menggunakan bermacam-
macam bahan.

Hikmat dan didikan merupakan suatu bagian terpenting di dalam kitab Amsal.
Hikmat dan didikan tersebut bertujuan untuk meberikan suatu didikan kepada orang-
orang yang belum menerima didikan. Salomo menulis kitab ini dengan adanya suatu
problem yang terjadi dalam kehidupan di bangsa Israel. Problem ini berkaitan dengan
suatu didikan. Yang dimana orang-orang Israel belum menerima didikan atau ajaran
mengenai Tuhan, sehingga itu yang membuat kitab Amsal ini banyak membahas
menganai hikmat dan didikan.

Tujuan Kitab Amsal, berisi ajaran tentang hikmat yang sangat tua, telah
menerima pengaruh dari tulisan-tulisan hikmat Mesir. Tetapi cukup banyak bahan
dalam perikop itu yang berciri khas Israel, misalnya pengajaran hikmat yang sangat
teologis pada ayat 3b dan ayat 7a. Kalaupun dalam tulisan ayat tersebut telah menerima
pengaruh dari luar Israel pengajaran tersebut telah dimodifikasi sesuai dengan situasi
dan kebutuhan Pendidikan di Israel, sehingga terjadilah modifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Sinulingga, risnawaty Tafsiran alkitab kitab amsal BPK gunung mulia 2010
Dr. Christoph barth teologi perjanjian lama BPK gunung mulia 2008
Dr. C.Groenen OFM pengantar kedalam perjanjian lama PT Kanisius anggota seksama
penerbit katolik Indonesia 1979
A.A Sitompul metode menafsir Alkitab BPK gunung mulia 2017
Pdt. Hasan sutanto Hermeneutik prinsip dan metode penafsiran alkitab perpustakan nasional
katalog dalam terbitan
Jurnal / online
Jurnal teologia aletheia vo 20 no14 maret 2018
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=hjC8dMJTKQsC&oi=fnd&pg=PA60&dq=info:yh8HdIEzpaUJ:scholar.googl
e.com/&ots=1WBReUm6E8&sig=d8MVZHEsXjucosxHm-
hvN3qjZt4&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kitab+amsal+1&btnG=#d=gs_qabs&t=1666164731279&u=%23p
%3D9X3Ylsm1YL0J

Anda mungkin juga menyukai