Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bahasa al-qur’an memiliki tingkat bahasa yang indah-nya tidak terhingga sehingga tidak
dapat dengan sebegitu mudahnya para pembaca al-qur’an mengartikan bahasa al-qur’an. Perlu
penafsiran yang dilandaskan dengan ilmu yang sangat tinggi pula. Pada dasarnya isi al-qur’an
mencangkup segala aspek kehidupan, semua aspek kehidupan tersebut dijelaskan dengan bahasa
yang tidak sederhana dengan maksud mudah difahami oleh orang biasa yang tanpa ilmu. Bahasa
arab dalam al-qur’an memiliki nilai sastra yang mengalahkan sastra-sastra terbaik di dunia ini.
Dengan terbuktinya, pada masa jahiliyah, dunia arab sangat terkenal dengan sastrawan-sastrawan
yang syair-syairnya mendunia, akan tetapi setelah datangnya al-qur’an, semua penyair-penyair
arab mengakui bahwa bahasa al-qur’an mengalahkan bahasa-bahasa syair yang mereka ciptakan.

Disinipun Alloh menantang manusia dalam Al-qur’an surat Al-Israa ayat : 88

‫قل لئن اجتمعت االنس والجن على ان يأتوا بمثل هذا القرأن اليأتون بمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا‬

Artinya : katakanlah ‘’sesunggunya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
denga al-qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya sekalipun mereka
saling membantu satu sama lain’’.

Dalam firman Alloh disini, sudah dapat dipastikan bahwa manusia didunia ini tidak memiliki
klasifikasi yang sanggup untuk menyaingi bahasa dalam Al-Qur’an.

Ketika kita mempelajari bahasa arab sebagai salah satu jalan untuk mempermudah kita
dalam memahami Al-qur’an, kita masih akan senantiasa kesulitan dalam mengartikan kosa-kata
yang terdapat dalam al-qur’an. Padahal kosa-kata dalam al-qur’an masih dalam bentuk bahasa
arab. Dan terkadang juga, arti atau makna kosa-kata bahasa arab yang kita pahami dari
pembelajaran kita tidak sesuai dengan arti atau makna yang tersirat atau yang dimaksud oleh
Alloh dalam kosa-kata di Al-qur’an. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian untuk kita
mendapatkan arti atau makna yang sesungguhnya ketika kita menginginkan untuk memahami
bahasa al-qur’an.

1
Kata bermakna ‘’manusia’’ sangat benyak disebut dalam al-qur’an. Pada umumnya,
ketika kita mempelajari bahasa arab, kita akan menerjemahkan kata ‘’manusia’’ ke dalam bahasa
arab, menjadi ‘’‫ ''الناس‬, tapi ternyata didalam al-qur’an Alloh menyebut kata ‘’manusia’’ tidak
hanya dengan kata ‘’‫''الناس‬, tetapi kita juga akan menemukan kata ‘’ ‫ ’’انسان‬dan “‫ ’’بشر‬yang
sama-sama ber-arti ‘’manusia’’ dalam setiap terjemahan di al-qur’an. Ini merupakan hal yang
dapat diteliti, mengapa Alloh menggunakan kosa-kata yang berbeda dalam menyebutkan kata
‘’manusia’’. Tentunya dalam setiap kata ‘’manusia’’ disini yang tercantum dalam al-qur’an,
Alloh mempunyai maksud tertentu dan kita sebagai manusia berkewajiban untuk mencari tau apa
makna semantik yang terkandung dalam kosakata untuk mempermudah kita dalam mempelajari
al-qur’an dan memahami maksud Alloh.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, penulis membahas mengenai makna semantik dari
kosakata ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫ الناس‬yang terdapat dalam al-qur’an. Adapun yang akan penulis identifikasi
secara mendetail dan yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa arti dan makna yang tergantung dari ketiga kata ini ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫ الناس‬dalam al-qur’an ?
2. Apa perbedaan makna dari ketiga kata ini ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫? الناس‬
3. Mengapa Alloh menyebutkan kata ‘’manusia’’ dengan ketiga kosa kata ini ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫الناس‬
?

Masalah-masalah yang telah teridentifikasi tersebut merupakan pembatasan dari materi-materi


yang akan dibahas dalam penelitian ini.

1.3 Tujuan Penelitian

Penyusunan makalah ini bertujuan awal dalam rangka menuntaskan tugas pada mata
kuliah Metode Penelitian Linguistik. Dan secara berangsur, penelitian ini juga melahirkan tujuan
umum yaitu menambahkan pemahaman mengenai ilmu bahasa al-qur’an yang terfokus pada
makna kata yang terdapat dalam al-qur’an, sekaligus memberikan pengetahuan kepada
masyarakat bahwa dalam setiap kata yang Allof firman-kan dalam al-qur’an senantiasa memiliki
makna dan maksud tertentu.

2
Sedangkan dalam penelitian ini, penulis secara khusus mengharapkan agar kita sebagai
mahasiswa muslim penuntut ilmu dapat mengerti dan memahami bahasa teragung di kehidupan
ini yaitu bahasa al-qur’an. Penulis juga menginginkan agar masyarakat mengetahui tentang
maksud Alloh dalam menyebutkan kata ‘’manusia’’ ke dalam tiga kosa kata, yaitu ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫الناس‬,
selain itu masyarakat juga dapat memahami dari setiap makna yang terkandung dalam kosa kata
tersebut.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat dari adanya tugas penelitian ini membuat mahasiswa semakin mandiri dalam
menuntut ilmu, dan juga dapat menambah wawasan mahasiswa dalam ilmu llinguistik. Selain
berguna bagi penulis, penelitian ini juga bermanfaat bagi pembaca khususnya yang
membutuhkan referensi atau ide untuk objek penelitian, karena dalam setiap teori membutuhkan
penelitian yang akan terus berkembang.

Bagi masyarakat, diarapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk semakin dapat
memahami arti atau makna kosa kata yang terkandung dalam al-qur’an. Masyarakat yang kritis,
secara sadar ia akan mempertanyakan mengapa dalam al-qur’an sering terdapat kosa kata yang
berbeda tetapi ber-arti sama. Oleh karena itu, penelitian ini berfungsi memberikan informasi bagi
masyarakat bahwa makna dari kosa kata yang berbeda ini ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫ الناس‬tetapi memiliki arti
terjemahan yang sama ternyata mengandung maksud tertentu.

1.5 Kerangka Teori

Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian semantic-leksikal. Semantik
sebagai ilmu yang mengkaji tentang makna. Semantik leksikal melakukan analisis makna suatu
bahasa dari dua atau lebih kata yang sama atau beberapa kata yang berbeda dari makna yang
sama, dan dalam buku Semantik Leksikal karangan Prof. DR. Mansoer Pateda pada halaman 74
dikatakan bahwa ‘’Semantik leksikal adalah kajian semantic yang lebih memuaskan pada
pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata’’.

Proses kajian ini dilihat dari setiap makna yang tersembunyi dari setiap kosa kata yang
berbeda, karena pada intinya, ketiga kosa kata yang penulis kaji memiliki arti tekstual yang

3
sama, padahal ketiga kata ini memiliki makna yang terkandung bahkan memiliki karakteristik
sendiri dalam setiap makna katanya.

1.6 Metodelogi Penelitian

Pada awal penyusunan makalah ini, penulis mencarai sebuah tema linguistic yang dapat
diteliti dengan analisis tekstual. Atas dasar lemahnya penulis dalam memahami makna mufrodat
yang terkandung dalam al-qur’an, akhirnya penulis terinspirasi untuk mengambil tema semantic
dari kosa kata di dalam al-qur’an yaitu berupa kosa kata ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫الناس‬. Kosa kata ini dipahami
sebagai mufrodat yang memiliki arti ‘’manusia’’, akan tetapi pertanyaannya adalah mengapa
kata ‘’manusia’’ bias dikatakan dalam bentuk tiga kosa kata ini ?. akhirmnya langkah awal
penulis adalah mengumpulkan data berupa surat dan ayat-ayat yang mengandung ketiga kosa
kata tersebut di dalam al-qur’an. Setelah itu, penulis juga mengumpulkan makna-makna yang
terkandung dalam ketiga kata tersebut dari berbagai referensi baik dari kitab tafsir maupun dari
literature-literatur karya tokoh-tokoh dan ilmuwan.setelah semua data dan referensi terkumpul,
penulis melakukan analisis data makna yang di sambungkan dengan data berupa ayat-ayat dan di
simpulkan sesuai dengan teori semantik.

Setelah makna semantic yang penulis dapatkan dari berbagai acuan referensi-referensi,
penulis mengambil kesimpulan atas pertimbangan identifikasi teori semantik dan
menyimpulkannya menurut prespektif penulis.

Kesimpulannya, makalah ini disusun awal dengan analisis tekstual yang menjadikan ayat
al-qur’an sebagai objek dan tafsir sebagai acuan data, lalu dilanjut dengan analisis semantic
leksikal mengenai makna yang terkandung dan berakhir pada pengambilan kesimpulan yang
mengacu pada teori semantik.

1.7 Sumber Data

Dalam penelitian mengenai makna semantik dari ketiga kosa kata ini ‫بشر‬,‫ان‬b‫انس‬, ‫اس‬bb‫الن‬,
penulis mengumpulkan data berupa ayat-ayat al-qur’an yang bersumber dari kitab Al-qur’an.
Penulis juga mengumpulkan data-data referensi makna dari berbagai literature-literatur dari
internet dan juga penulis mengambil data yang bersumber dari al-qur’an digital.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Semantik Leksikal


Dalam buku Semantik Leksikal karya Prof. Dr.Mansoer Pateda dijelaskan pada halaman
100 mengenai Makna Ekstensi (eextensional meaning) yang merupakan makna yang
mencangkup semua cirri objek atau konsep . makna ini meliputi semua konsep yang ada pada
kata. Makna ekstensi mencangkup semua makna atau kemungkinan makna yang muncul dalam
kata.
Ketiga kosa kata ini ‫بشر‬,‫ان‬bb‫انس‬, ‫اس‬bb‫ الن‬yang terdapat dalam al-qur-an memiliki makna
masing-masing yang menerangkan tentang karakteristik arti mereka sebagai ‘’manusia’’.
Sesuai dengan tradisi Islam, sebagaimana dijelaskan Profesor Naquib Al-Attas dalam The
Concept of Education in Islam, sebenarnya ada dua cara untuk memformulasikan sebuah definisi
atau makna, yaitu hadd  ( ‫الحد‬ ) dan rasm ( ‫الرسم‬ ). Yang pertama berarti spesifikasi yang tepat
atau ringkas tentang karakteristik khas dari sesuatu hal, sedangkan yang terakhir berarti deskripsi
sifat dari sesuatu hal. Menurut beliau, perbedaan ini menunjukkan bahwa ada hal-hal
yang dapat kita definisikan secara khusus mengenai
bagaimana tepatnya dan karakteristiknya yang khas, dan adapula hal-hal yang mana kita tidak
bisa terlalu memastikannya, namun kita hanya dapat memastikan dengan menggambarkan sifat-
sifatnya.
Mengenai teori makna ekstensi, ketiga kata ini ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫ الناس‬dapat diartikan sebagai berikut :
2.2 Makna Semantik ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫الناس‬
Pertama, basyar ( ‫البشر‬ ). Disebutkan dalam Al-Mufradat Fi Gharibil Qur’an, bahwa
istilah ini berasal dari kata dasar basyarah ( ‫رة‬bbb‫البش‬ ), artinya bagian permukaan kulit,
sedangkan adamah ( ‫األدمة‬ ) adalah bagian dalamnya. Manusia disebut dengan basyar karena
kulit mereka lebih banyak terlihat di permukaan tubuhnya dibanding rambut, berbeda dengan
hewan yang umumnya lebih banyak ditutupi bulu, rambut, dan wool. Dari kata dasar yang
bermakna “kulit” ini pula muncul istilah mubasyarah ( ‫المباشرة‬ ), artinya persentuhan kulit dengan
kulit secara langsung, dan bangsa Arab memakainya sebagai kiasan dari hubungan suami istri.

5
Kabar gembira juga disebut dengan bisyarah ( ‫ارة‬bb‫البش‬ ) dan busyra ( ‫رى‬bb‫البش‬ ), karena ketika
seseorang bergembira maka darah menyebar ke seluruh kulitnya sehingga tampak nyata
perubahannya, terutama pada wajah. Dengan demikian, ketika manusia disebut basyar dalam
bahasa Arab, yang dimaksud adalah entitas fisik yang makan, minum, berjalan di pasar, beranak-
pinak, berubah dari kecil menjadi dewasa, dan akhirnya mati. Basyar adalah manusia secara
biologis dan fisiologis; sebagai materi di alam raya ini. Ini pula inti gugatan kaum kafir kepada
para Nabi yang dikirim kepada mereka, karena secara fisik mereka adalah basyar, makhluk
berbadan wadak seperti umatnya. Hanya saja, mereka mendapatkan wahyu dari Allah, dan inilah
yang membuat mereka berbeda dari manusia lainnya.
Kedua, insan ( ‫اإلنس<<ان‬ ). Analisis yang dilakukan Bintu Syathi’ terhadap penggunaan
istilah ini di 65 tempat dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa – secara bahasa – insan memang
memiliki akar yang sama dengan ins, namun apa yang ditunjuk olehnya bukan lagi karakter
umum seperti sudah disebutkan diatas. Dalam Al-Qur’an, kata insane selalu bermakna kenaikan
menuju tingkatan yang membuatnya cakap menjadi khalifah di muka bumi, serta sanggup
memikul konsekuensi taklif dan amanah kemanusiaan. Sebab, ia telah diistimewakan dengan
ilmu, bayan, akal, dan tamyiz (kemampuan memilah). Kenyataan ini disertai dengan aneka
rintangan yang pasti menghadangnya berupa ujian baik maupun buruk, fitnah lalai karena merasa
kuat dan mampu, ditambah perasaan sebagai makhluk yang menempati posisi tertinggi di alam
semesta sehingga bisa menyeretnya menuju kesombongan dan ujub. Perasaan inilah yang
seringkali menjerumuskan manusia (insan) dan membuatnya lupa bahwa ia pada dasarnya
makhluk yang lemah, yang sedang menempuh kehidupan dunia dari alam tak dikenal menuju
alam gaib. Dengan kata lain, ketika disebut sebagai insan, maka yang dimaksud adalah kualitas-
kualitas spesifik dan istimewa dalam diri manusia yang membuatnya layak menerima
kekhilafahan, taklif, dan dilebihkan diatas malaikat. Pendeknya, manusia sebagai insan adalah
makhluk yang secara sengaja didesain untuk mencicipi pahala dan siksa, karena telah
dipersiapkan sedemikian rupa untuk menanggung taklif.
Ketiga, naas ( ‫الن<<<<اس‬ ). Dijelaskan dalam Lisanul ‘Arab, bahwa kata ini berasal
dari nawasa ( ‫وس‬bb‫ن‬ ), artinya bergerak, tidak menetap pada satu keadaan, bimbang. Aslinya
adalah anas ( ‫اس‬bbbbb‫أن‬ ), lalu diringankan menjadi naas (‫اس‬bbbbb‫الن‬ ). Di dalam Al-Qur’an,
istilah naas  biasanya disebut secara tersendiri, atau menjadi kebalikan dari Jinnah (bangsa jin),
misalnya dalam surah an-Naas. Salah seorang raja Yaman ada yang digelari Dzu Nuwas, karena

6
memiliki dua kepang/kuncir rambut yang bergerak-gerak di pundaknya, atau di punggungnya.
Ranting pohon yang kecil dan mudah bergerak ditiup angin disebut dengan yanus ( ‫ينوس‬ ), dan
bangsa Arab menyebut seseorang yang tidak bisa tenang/diam sebagai nawwas ( ‫نواس‬ ). Banyak
istilah-istilah lain yang berakar dari sini dan seluruhnya mengandung makna tidak tetap atau
terus bergerak, seperti nuwwas (sesuatu yang digantung di langit-langit),nuwas (bekas jaring
laba-laba yang telah lama ditinggalkan), nuwasi (setandan anggur yang panjang), dll. Biasanya
naas dipakai untuk menyebut spesies makhluk bernama “manusia” secara umum. Tampaknya,
ketika manusia disebut dengan naas, yang ditunjuk adalah kecenderungan mereka untuk terus
berubah, bergerak, tidak menetap pada satu keadaan, atau berkembang dan dinamis. Mungkin,
ini pula yang menjadi rahasia mengapa istilah naas diperlawankan dengan jinnah, sebab bangsa
jin cenderung statis dan tidak berkembang kehidupannya, ungkap seorang penulis dari artikel
mengenai an naas ini.

7
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Penafsiran makna ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫الناس‬

Pada penganalisisan data dalam makalah ini, penulis hanya memaparkan dari analisis
sebanyak 10 data saja. Kesepuluh data ini, penulis kira cukup untuk mewakili dari berbagai
macam variasi makna yang ada pada ketiga kosa kata ini ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫ الناس‬dalam alqur’an.

1. Pada surat al-‘alaq ayat : 2

‫خلق االنسان من علق‬

Artinya : ‘’Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu-lah yang
Maha Mulia.’’

Kata (‫ )اإلنسان‬pada surat Al-Alaq ayat 3-2 di atas artinya manusia  yang diambil dari kata
(‫)أنس‬ uns yang artinya senang, jinak dan harmonis, atau ( ‫)نسي‬ nis-y yang artinya lupa. dan ada
juga yang berpendapat berasal dari kata (‫وس‬bb‫)ن‬ naus  yang berarti gerak   atau dinamika. Dari
penjelasan di atas para ulama’ tafsir  memberikan gambaran tentang potensi manusia bahwa ia
mempunyai sifat lupa, kemampuan bergerak, melahirkan rasa senag, harmonis.

Di dalam Tafsir Al-Misbah  Kata ‫ان‬bb‫ االنس‬di atas menunjukkan semua manusia yang
diciptakan dari alaq (‫ )علق‬yaitu, segumpal darah atau sesuatu yang bergantung di dinding rahim.
Ada juga ulama’  khususnya Quraish Shihab mengatakan bahwa (‫ )علق‬adalah sifat manusia
sebagaia makhluk social yang tidak dapat hidup  sendiri dan selalu bergantung kepada yang lain.

2. Pada surat al-hijr ayat : 26-27

‫ والجان خلقنه من قبل من نار السموم‬,‫ولقد خلقنااالنسان من صلصال من حماء مسنون‬

8
Artinya: ‘’Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari
lumpur hitam yang diberi bentuk, dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api
yang sangat panas.’’

Sedangkan pada Q.S Al-Hjr 26-27 di atas, kata (‫ )اإلنسان‬menunjukkan pada manusia yang
diciptakan dari  dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk, yaitu
Nabi Adam. Kata (‫ )صلصال‬berarti tanah yang sangat keras dan kering, kata (‫ )حماء‬tanah yang
bercampur air lagi bau, sedangkan kata (‫نون‬bb‫ )مس‬berarti dituangkan sehingga siap dan mudah
dibentuk dengan berbagai bentuk yang di kehendaki.

3. Pada surat al-mudatsir ayat : 3

‫لواحة للبشر‬

Artinya : ‘’yang menghanguskan kulit manusia’’

Kata (‫ )البشر‬bentuk jamak dari kata (‫ )بشرة‬yang berarti kulit atau manusia dari segi fisik
atau biologis. Manusia dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas, berbeda dengan binatang
yang kulitnya tertutupi oleh bulu dan rambut.

4. Pada surat ar-rum ayat : 20

‫ومن ايته ان خلقكم من تراب ثم اذا انتم بشر تنتشرون‬

Artinya : ‘’dan diantara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah Dia menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.’’

Kata  (‫ )بشر‬di gunakan Al-qur’an untuk menunjuk manusia secara umum, yang semuanya
mempunyai kesamaan dalam potensi kemanusiaan, tampa mempertimbangkan perbedaan-
perbedaan dalam sifat individu atau tingkat pikiran dan emosi masing-masing.  Kata ini
menunjukkan pencapain masa kedewasaan dan kemampuan berhubungan seks.

5. Pada surat al-hijr ayat : 28

‫واذ قال ربك للملئكة اني خالق بشرا من صلصال من حماء مسنون‬

9
Artinya : ‘’ dan (ingatlah) ketika Tuhan-Mu berfirman kepada malaikat, “Sungguh Aku akan
meciptaka seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka
apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)-nya, dan Aku telah meniupkan Roh (ciptaan)-ku
ke dalamnya, maka tundukkanlah kamu kepadanya dengan bersujud.’’

Ayat ini menunjukkan betapa mulia makhluk yang bernama manusia hingga Allah
mementahkan malaikat bersujud memberi penghormatan padanya kecualai Iblis.

Kata (‫را‬bb‫ )بش‬ayat di atas sama redaksinya sama dengan Ar-rum 20, hanya yang
dimaksudkan di sini bukan manusia secara umum tetapi yang dimaksudkan adalah Adam as.,
apabila dikaitkan dengan ayat sebelumnya yaitu Ar-Rum 20 sama redaksinya menunjukkan
terhadap potensi-potensi yang mereka miliki.

6. Pada surat al-kahfi ayat : 110

‫ ربه احدا‬b‫قل انما انا بشر مثلكم يوحى الي انما الهكم اله واحد فمن كان يرجوا لقاء ربه فليعمل عمال صالحا واليشرك بعيبادة‬

Artinya: katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya manusia seperti kamu, yang
telah menerima wahyu, bahwa seseungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Maka barang siapa berharap pertemuan dengan Tuhan-nya maka hendaklah dia mengerjakan
kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu dalam beribadah kepada Tuhan-
nya.”

Kata (‫ )بشر‬ini adalah Nabi Muhammad saw. (‫ )بشر‬digunakan untuk menunjukkan manusia
dalam kedudukannya sebagai mahkluk yang mempunyai kesamaan dengan sesama manusianya.
Nabi Muhammad saw. adalah  basyar sama dengan yang lain Beliau memiliki panca indra,
kebutuhanfa’al psikologis, lapar, dahaga, rasa cinta, senang, butuh tidur dll. Perbedaan beliau
dengan manusia lainnya adalah karena Beliau sebagai Nabi dan Rasul yang mendapat wahyu
Ilahi, keistimewaan budi pekerti dan kesucian Beliau. Begitulah makna dari kata basyar.

7. Pada surat al-alaq ayat 1-8

( ‫) علم اإلنسان مالم يعلم‬4( ‫) الذى علم بالقلم‬3( ‫) اقرأ وربك االكرام‬2( ‫) خلق اإلنسان من علق‬1( ‫إقرأ باسم ربك الذى خلق‬
)8( ‫) إن إلى ربك الرجعى‬7( ‫) إن راه استغنى‬6( ‫) كآل إن اإلنسان ليطغى‬5

10
Artinya : "Bacalah dengan(menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan dari segumpal darah, bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang
diketahuinya, ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia
melihat serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhan-mulah kembali (mu)".

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan mengenai cirri-ciri utama manusia :

- Menunjukkan kepada ayat kejadiannya dari segumpal darah.


- Menunjukkan bahwa ialah satu-satunya yang diberi ilmu.
- Mengingatkan bahwa ia mungkin akan terlibat dalam aniaya ketika terus menerus
congkak dan merasa tidak perlu kepada pencitanya.
8. Pada surat al-imran ayat : 14

ِ ‫صا ٍل َك ْالفَ َّخ‬


‫ار‬ َ ‫ص ْل‬
َ ‫ق اإْل ِ ْن َسانَ ِم ْن‬
َ َ‫خَ ل‬

Menurut tafsir Depag Indonesia, Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan
manusia pertama ialah Nabi Adam as dari tanah kering seperti tembikar, dan keras seperti tanah
yang telah dipanggang. 
Tanah liat yang dipanggang dengan bara yang panas untuk menjaga ia tetap bersatu, tidak
bercerai berai. 
Demikian pula manusia mempunyai nafsu makan dan minum, mempunyai nafsu kawin agar
badannya dapat terpelihara dan dapat melanjutkan hidupnya, serta mempunyai keturunan. Ia
mempunyai nafsu marah yang menjadikannya berani dan kuat untuk menjaga kelangsungan
hidupnya dan mempertahankan dirinya dari marabahaya yang mengancamnya serta serbuan
musuh-musuh yang berada di sekitarnya. 
Kekuatan manusia ini seolah-olah sama dengan tanah liat yang telah masak agar menjadi tanah
kering yang bagian-bagiannya melekat dengan kuat. Apabila tidak ada hal-hal itu tentu dia tidak
akan dapat mempertahankan dirinya dari marabahaya dan musuh-musuhnya, dari manusia lain
atau binatang-binatang buas, maka ia akan hancur berkeping-keping menjadi santapan burung-
burung dan binatang-binatang, sebagaimana tanah yang belum di masak bertaburan
diterbangkan angin. 
Di dalam Alquran terdapat ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan

11
yang lain menyebutkan bahwa ia diciptakan dari tanah liat serta di sini disebutkan tanah kering
seperti tembikar.

9. Pada surat ar-rahman ayat 3-4

4 َ‫) َعلَّ َمهُ ْالبَيَان‬3( َ‫ق اإْل ِ ْن َسان‬


َ َ‫خَ ل‬

Menurut tafsir Depag Indonesia, dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian
manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah
menyatakan nikmat mengajar Alquran pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Dia menciptakan
jenis makhluk Nya ini dan diajarkan Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam
jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu Muhammad tidak akan
mengajarkan Alquran kepada umatnya. 
10. Pada surat Asy-Syuara ayat : 154
ِ ْ‫َما أَنتَ إِاَّل بَ َش ٌر ِّم ْثلُنَا فَأ‬
َ‫ت بِآيَ ٍة ِإن ُكنتَ ِمنَ الصَّا ِدقِين‬
Artinya : ‘’Kamu tidak lain melainkan manusia seperti kami ; maka datangkanlah
sesuatu mu’jizat jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar’’
Diantara ayat-ayat yang mengungkapkan pengertian tersebut adalah ketika penolakan
umat Nuuh yang ingkar untuk menyembah Alloh. Selain itu penolakan penduduk sebuah desa
terhadap utusan Alloh mencirikan alas an yang sama, yaitu utusan dipandang sama seperti
keadaan manusia biasa.

Dari salah satu sumber literature di, Basyar ‫ بشر‬disebut dalam Alquran sekurang-
kurangnya 27 kali yaitu : 16 kali disebut ‫( بشر‬QS Ali Imran 47, Al Maidah 18, Al An'am 91,
Ibrahim 10, 11 = manusia; An Nahl 103, Al Kahfi 110, Maryam 20, Al Anbiya' 3, Al Mukminun
24, 33, Asy Syuara 154, 186, Al Rum 20, Yasin 15, Fushilat 6(, 9 kali disebut ‫( بشرا‬QS Hud 27,
Yusuf 31, Al Hijr 28, Al Isra' 93, 94, Maryam 17, Al Mukminun 34, Al Furqan 54, Shad 71), dan
2 kali disebut ‫ ( البشر‬QS Maryam 26 dan al-Muddatsir 25).

Al Insan ‫ االنسان‬disebut sedikitnya 57 kali dalam Alqur’an. Kata ini menerangkan bahwa
manusia (Insan) memiliki sifat lemah (QS al Nisa’ 28), bersifat egois (QS Yunus 12), mudah
berputus asa (QS Hud 9), suka menganiaya diri dan ingkar (QS Ibrahim 34), diciptakan dari
tanah liat (QS al Hijr 26), diciptakan dari mani (QS an Nahl 4), memiliki sifat tergesa-gesa (QS

12
al Isra’ 11 disebut dua kali), tidak berterima kasih (QS al Isra’ 67), bersikap sombong (QS al
Isra’ 83), bersikap kikir (QS al Isra’100), suka membantah (QS al Kahfi 54), peragu (QS
Maryam 66), kurang memperhatikan (QS Maryam 67), bersikap tergesa-gesa (QS al anbiya’ 37),
mengingkari nikmat (QS al Hajj 66), diciptakan dari sari pati tanah (QS al Mukminun 12),
diperintahkan untuk berbakti kepada orangtua (QS al Ankabut 8), berbakti kepada orangtua dan
kepada Allah (QS Luqman 14), diciptakan awal dari tanah (QS as Sajdah 7), mendapat amanat
dengan tidak dhalim dan bodoh (QS al Ahzab 72), diciptakan dari mani kemudian menjadi
penentang (QS Yasin 77), bila menghadapi musibah minta pertolongan dan bila mendapat
nikmat lupa diri (QS al Zumar 8), bila mempunyai kelebihan bersikap sombong (QS Al Zumar
49), tidak jemu meminta kebaikan, tetapi bila terjadi malapetaka berputus asa (QS Fushilat 49),
bila mendapat nikmat berpaling dan bila mendapat malapetaka berdo’a (QS Fushilat 51), bila
mendapat rahmat bergembira ria, tapi bila ditimpa musibah ia ingkar padahal musibah terjadi
karena perbuatannya sendiri (QS al Syura 48), pengingkar yang nyata (QS al Zukhruf 15),
dilahirkan dan diajari untuk bersyukur (QS al Ahqaf 15), Tuhan dekat dengan manusia (QS Qaf
16), diciptakan dari tanah kering (ar Rahman 3, 14), berkeluh kesah dan kikir (al Ma’arij 19), al
Qiyamah 3, 5, 10, 13, 14, 36, al Insan 1, 2, al Nazi’att 35, ‘Abasa 17, 24, al Infithar 6, al Insiqaq
6, at thariq 5, al Fajr 15, 23, al Balad 4, at Tin 4, al ‘Alaq 2, 5, 6, al Zalzilah 3, al ‘Adiyat 6, dan
al Ashr 2

al Nas ‫الناس‬disebut 164 kali dalam Alquran (QS Al Baqarah 8 dan 13 (manusia
menyatakan beriman walaupun sesungguhnya tidak beriman), 21 (manusia mendapat perintah
beribadah kepada Tuhan), 24, 44, 94, 96, 102, 142, 143, 164, 165, 168, 188, 199, 200, 204, 207,
213, 224, 243, 251, 264, 273, Ali Imran 9, 21, 41, 46, 68, 97, 112, 134, 140, 173, An Nisa’ 1, 37,
38, 53, 54, 58, 77, 105, 108, 114, 133, 142, 161, 170, 174, Al Maidah 32 (dua kali), 44, 49, 67,
82, 110, al A’raf 85, 116, 144, 158, 187, Al Anfal 26, 47, 48, at Taubah 3, 34, Yunus 2, 19, 21,
23, 24, 44, 57, 60, 92, 99, 104, 108, Hud 17, 85, 103, 118, Yusuf 21, 38, 40, 46, 49, 68, 103, Ar
Ra’d 1, 17, 31, Ibrahim 1, 36, 37, 44, an Nahl 38, 61, al Hajj 1, 2, 3, 5, 8, 11, 18, 27, 40, 49, 73,
75, 78, al Furqan 50, As Syuara’ 183, an Naml 16, 73, 82, Al Qashash 23, Al Ankabut 2, 10, 67,
Al Rum 6, 8, 30, 33, 36, 39, 41, Luqman 6, 20, 33, Al Ahzab 37, 63, Saba’ 28, 36, Fathir 3, 5,
15, 28, 45, Shad 26, Al Mukmin 57, 59, 61, As Syura 42, Az Zukhruf 33, Ad Dukhan 11, al
Jatsiyah 26, al Ahqaf 6, al Fath 20, al Hujurat 13, al Qamar 20, al Hadid 24, 25, al Jumu’ah 6, at
Tahrim 6, al muthaffifin 2, 6, al Zalzilah 6, al Qari’ah 4, an Nashr 2, bahkan disebut 4 kali

13
didalam dan menjadi nama surat Al Nas). Manusia sebagai al nas mendapat perintah untuk
beribadah dan bertaqwa dalam berbagai bentuk dan dimana saja berada dengan menjalankan
berbagai perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya.

3.2 Analisis makna ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫الناس‬

Arti dari ketiga kata ini ‫بشر‬,‫انسان‬, ‫الناس‬, kita memang mengetahui secara umum bahwa artinya
adalah ‘’manusia’’. Menurut kamus al munawwir, arti dari kata ‫ = الناس‬Manusia , kata ‫= انسان‬
Manusia (‫ ) جمع اناسي و اناسية‬, dan kata ‫ = بشر‬Manusia, akan tetapi dikarenakan bahasa al-qur’an
merupakan bahasa arab yang tingkatnya paling tinggi bahkan orang asal Arab sendiri tidak
semuanya dapat menangkap maksud dari kosa kata arab yang ada dialam al-qur’an. Perlu
penafsiran yang dikaitkan dengan ilmu-ilmu lain hingga melahirkan makna tertentu dan
mengungkap makna yang tersembunyi dalam kata tersebut.

Dalam sebuah artikel Manusia dalamTermonologi Al-Qur’an disebutkan bahwa menurut


bahasa, kata al Basyar tersusun dari akar kata “ba”, “syin” dan “ra” yang berarti “sesuatu yang
tampak baik dan indah” atau “bergembira, mengembirakan atau menguliti/ mengupas (buah)”
atau “memperhatikan dan mengurus sesuatu”. Penafsir lain, misalnyan al Raghib, mengatakan
kata basyar adalah bentuk jamak dari kata basyirrrah yang artinya “kulit”.  Manusia disebut
basyar karena memiliki kulit yang permukaannya ditumbuhi rambut, namun berbeda dengan
kulit hewan yang umumnya ditumbuhi bulu. Kata ini dalam al Quran digunakan dalam makna
khusus untuk menggambarkan sosok tubuh lahiriyah manusia.

Pendapat yang sama juga disampaikan olehh Bint al Syathi’. Menurutnya kata basyar
merujuk kepada penegrtian manusia dalam kapassitasnya sebagai makhluk jasmaniah. Secara
fisik memiliki persamaan dengan makhluk lainnya, membutuhkan makan dan minum untuk
hidup.

Kosa kata basyar disebut dalam al Qurran sebanyak 37 kali, 25 kali di antaranya mengacu
kepada arti yang berkaitan dengan kebutuhan primer manusia (makan, minum, seks), termasuk
nabi dan rasul. Sedangkan 12 kata lainnya digunakan dalam masalah hubungan antara orrang
muslim dan kafir. Berupa ungkapan-ungkapan orang kafir tentang pengingkaran mereka
terhadap status kenabian (bahwa nabi sama seperti halnya mereka) atau hubungannya dengan
perrnyataan firman Allah bagi rasul-Nya yang memiliki sifat basyariyah manusia.

14
Di antara ayat-ayat yang mengungkapkan pengertian tersebut adalah ketika penolakan
umat Nuh yang ingkar untuk menyembah Allah. Selain itu penolakan penduduk sebuah desa
terhadap utusan Allah mencirikan alasan yang sama, yaitu setiap utusan dipandang sama seperti
keadaan manusia biasa. Allah berfirman :” Kamu tidak melainkan seorang manusia seperti
kami; maka datangkanlah sesuatu mu’jizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang
benar”. (QS. 26:154)

Dalam ayat lain berbunyi :” Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang
biak”. (QS. 30:20) “Maryam berkata:”Ya Rabbku, betapa mungkin aku mempunyai anak,
padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun”. Allah berfirman (dengan
perantaraan Jibril):”Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:”Jadilah”, lalu
jadilah dia”. (QS. 3:47). Mengacu kepada ayat-ayat tersebut dapat dipahami, bahwa kata al
basyar menunjuk kepada aspek realitas manusia sebagai pribadi dan sekaligus sebagai makhluk
biologis.

Berbeda dengan al basyar kata An Nas, al Ins dan al Insan mempunyai konotasi yang


berbeda satu dengan lainnya. Kata an Nas disebutkan dalam al Quran sebanyak 240 kali
menunjukkan pengertian manusia sebagai keturunan Adam as. An Nas dalam hal ini dipandang
dari konteks manusia sebagai makhluk sosial. Al Quran menyinggung dalam surat al Hujura,
ayat 13 yang berbunyi :” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”. Dengan jelas menginformasikan tujuan penciptaan manusia
dalam berbagai suku dan bangsa untukbergaul dan berhubungan antar sesama, saling membantu
dalam kebaikan,, saling menasihati agar sama- sama berada dalam kebenaran atas dasar
kesabaran. “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran”. (QS. 103:3)

15
Sedangkan kata al Ins dan al Insan keduanya berasal dari akar kata, yaitu hamzah,
nun  dan sin.Namun demikian, bila dilihat dari segi penggunaan kata dalam al Quran keduanya
memiliki arti yang berbeda. Kata al Ins dijumpai 18 kali dalam sembilan surat, yang berhadapan
(muqbalah) dengan kata jinn yang berarti jin atau makhluk halus, atau kata jann yang juga
bermakna jin. Hal ini mengindikasikan makna konotasi, bahwa keduanya memiliki  unsurr yang
berrbeda. Manusia dapat diinderakan, sedang jin tidak dapat diinderakan, manusia tidak liar
(‘adam al tawahhus) sedangkan jin liar (tawahhusi).

Selanjutnya, kata al Insan dijumpai dalam al Quran sebanyak 65 kali. Al Insan berbeda
dengan al basyar yang lebih menekankan pada kapasitas manusia sebagai makhluk fisik biologis
dan al ins menitik beratkan pada adanya unsur kesamaran (abstrak). Maka al insan mengacu pada
peningkatan ke derajat yang dapat memberinya potensi dan kemampuan untuk memangku
jabatan khalifah dan memikul beban tangung jawab dan amanah manusia di muka bumi. Karena
manusia sebagai khalifah dibekali dengan potensi internal (ruhiyah, aqliyah dan jasmaniah) dan
potensi eksternal (fitrah dan hudan). Dengan demikian manusia dapat menghadapi dan
mengantisipasi segala yang baik dan buruk atau pun kepalsuan (semu) yang dapat
menggoyahkan kemampuan dan kekuatannya. Lebih dari itu manusia diberi peluang
mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dari makhluk lainnya.

Kemudian yang menjadi faktor pembeda menurut Bint al Syathi, telah Allah berikan
kepada manusia semenjak kelahirannya dimensi ilmu pengetahuan. Kelebihan itu dapat dilihat
dari firman Allah dalam surat al Alaq ayat 2 dan 6 yang berbunyi :” Dia telah menciptakan
manusia dengan segumpal darah. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas”.

Dari ketiga ayat tersebut terdapat tiga makna manusia (al insan), yaitu (1) Tentang asal-
usul penciptaan manusia (2) Pemberian ilmu oleh Allah kepada manusia; (3) Peringatan terhadap
faktor negatif yang pada kondisi tertentu manusia melupakan Alllah.

Maka dalam ayat lain disebutkan manusia memiliki derrajat yang titinggi namun dalam
ayat lain bertolak belakang, manusia menjadi makhluk yang sangat hina. Hal ini tidak berarti
manusia dipuji dan dicela dalam waktu yang bersamaan, tapi menunjukan bahwa manusia itu

16
adalah memiliki sifat mendekati kesempurnaan dan banyak kekurangan sesuai dengan potensi
internnya. Maka tinggi rendahnya derajat manusi sangat bergantung kepada kemampuan
menentukan sikap dan keadaan mereka sendiri.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Tabel Identifikasi Karakteristik

Hasil dari penelitian ini ialah berupa pemahaman kepada kita semua bahwa tiap kosa kata
di dalam al-qur’an memiliki makna tersembunyi yang untuk mengungkapkan makna tersebut
diperlukan pengkajian melalui tafsir dan ilmu agama serta ilmu fisik lain sebagai pendukung.
Pada dasarnya memang setiap ayat dan kosa kata al-qur’an memiliki maksud tertentu yang Alloh
tujukan untuk manusia, oleh karena itu alloh memberikan kepada manusia akal untuk berfikir.

Dari berbagai referensi makna dan analisis data, makna semantik leksikal dari ketiga kata ini
‫بشر‬,‫انسان‬, ‫ الناس‬memiliki makna ekstensi masing-masing, yaitu :

‫الناس‬ ‫انسان‬ ‫بشر‬

17
- Bersifat karakteristik - Bersifat kwalifikasi - Bersifat biologis
- Menerangkan tentang manusia - Menerangkan keadaan
keadaan manusia yang - Menerangkan tentang fisiologis manusia
senantiasa dinamis kwalitas dan kelebihan - Makhluk yang memiliki
- Makhluk yang manusia sebagai makhluk. kebutuhan hidup
memiliki potensi untuk - Makhluk yang memiliki - Realitas seorang manusia
mencapai tingkat ‫انسان‬ tugas tersendiri di hadapan
- Kelebihan dan Alloh SWT
kelemahan manusia - Kelayakan seorang
manusia.

Bahasa arab merupakan bahasa yang kaya akan kwalifikasi, juga termasuk 5 bahasa tersulit di
dunia. Tidak mengherankan ketika bahasa arab adalah bahasayanng tidak mudah untuk
diterjemahkan. Alloh-lah yang menciptakan al-qur’an, dan alloh juga-lah yang menciptakan
manusia sebagai pembuat bahasa. Otomatis Alloh-lah yang menguasai bahasa di dunia ini,
hingga kita dapat melihat dala al-qur’an yang memiliki struktur bahasa yang semppurna, setiap
kata-nya dalam al-qur’an bermakna, dan setiap ayat dalam al-qur’an bersifat fleksibel dan dapat
di kaitkan dengan seluruh aspek kehidupan. Inilah mengapa Alloh menghiasi Al-qur’an dengan
banyak istilah dan kata-kata, di dalam al-qur’an adalah gudangnya bahasa. Wallohua’alam
bissoab.

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Sampai pada batas perkembangan ini tidak ada pembedaan antara manusia. Manusia pada
tahap ini tidak memiliki perbedaan jenis kelamin. Semua manusia, sebagai  basyar, insan,
dan naas adalah sama. Meskipun dapat diasumsikan bahwa pada masing-masing dari sebutan
tersebut sudah ada perbedaan jenis kelamin, terutama setelah proses penciptaan terjadi, dan
perbedaan-perbedaan lainnya karena faktor sosio-kultural dalam hal ini ketika manusia pada
tataran naas, akan tetapi perbedaan ini tidak menjadi fokus utama atau bahkan diabaikan sama
sekali dalam konteks sebutan atau kata-kata tersebut. Bahkan dalam tataran naas sendiri tidak
ditunjukkan adanya perbedaan.

Alloh menggunakan lebih dari satu kata untuk menyebut makhluk ‘’manusia’’
berdasarkan tahapan, karakteristik dan cirri. Tapi pada intinya arti dari ketiga kata ini ‫اس‬bb‫الن‬

19
‫بشر‬,‫ان‬bb‫انس‬, adalah sama, yaitu ‘’manusia’’, jadi pada tiap kata tersebut mengandung makna
semantic yang tesembunyi atau dapat dikatakan memiliki makna ekstensi dan ketiga kata
tersebut memiliki makna leksikal yang sama.

5.2 Saran

Penelitian makna semantic-leksikal mengenai tiga kosa kata berbeda tapi berarti sama ini,
baru sebatas penelitian tekstual yang berdasarkan referensi-referensi pustaka, oleh karena itu,
diperlukan penelitian yang lebih lanjut dengan melibatkan metode kualitatif, kuantitatif untuk
melihat dari responsibilitas luar selain pustaka.

Dan sebenarnya selaiin teori kosa kata ‘’manusia’’ yang penulis bahas disini, masih ada
beberapa istilah ‘’manusia’’ juga yang terdapat dalam al-qur’an selain ketiga kosa kata ini ‫الناس‬
‫بشر‬,‫انسان‬,, ole karena itu akan lebih baik jika penelitian selanjutnya melibatkan semua istilah yang
berarti sama dalam al-qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

- Departement Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta : SYGHMA


- Quthub, Sayyid. 2001.Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Jakarta: Gema Insani
- Mateda, Prof. Dr. Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta : PT Rineka Cipta
- http://kahficenter.wordpress.com/2010/07/25/manusia-dalam-terminologi-al-quran/
- http://www.ayatsuci.com/quran/26?sort=desc&order=Ayat&page=7

20
LAMPIRAN DATA

- Ayat yang mencantumkan kata ‫ بشر‬al-qur’an


1. Al-mudatsir ayat 3
2. Ar-rum ayat 20
3. Al- hijr ayat 28
4. Al-kahfi ayat 110
5. Asy-syuara ayat 154
6. Al an'aam ayat 91
7. Ali imran ayat 3
8. Al Baqarah ayat 213
9. Al Furqaan ayat 54
10. Saba' ayat 2
11. Al Hijr ayat 28
12. Al An'aam ayat 91
13. Al Israa' ayat 94
14. Al Qamar ayat 24

21
15. Fushshilat ayat 6
16. Al Hijr ayat 33
17. Shaad ayat 71
18. Yaasiin ayat 15
19. Ar Ruum ayat 20
20. Asy Syu'araa' ayat 186

- Ayat yang mencantumkan kata ‫ انسان‬al-qur’an


1. Al-alaq ayat 2
2. Al-hijr ayat 26-27
3. al israa' ayat 11
4. Qaaf ayat 16
5. al insaan ayat 1
6. al an'aam ayat 112
7. al an'aam ayat 128
8. abaasa ayat 80
9. al ahzab ayat 72
10. al kahfi ayat54
11. al qiyamah ayat 36
12. al aiyamah ayat 14
13. al insyiqaaq ayat 6
14. Ath Thaariq ayat 5
15. Al Mu'minuun ayat 12
16. Al 'Alaq ayat 6
17. As Sajdah ayat 7
18. Az Zumar ayat 8

- Ayat yang mencantumkan kata ‫ الناس‬al-qur’an


1. An-nisa ayat 54
2. Yunus ayat 60
3. An-nisa ayat 79
4. Yunus ayat 99
5. Huud ayat 85
6. An-nisa ayat 133
7. Huud ayat 118
8. Al-baqoroh ayat 124
9. Yusuf ayat 68
10. Yusuf ayat 103
11. An-nas ayat 6
12. Ar-Ra’d ayat 1
22
13. Al-baqoroh ayat 8
14. Ali-imran ayat 4
15. Ibrahim ayat 25
16. Al- baqoroh ayat 142
17. Ibrahim ayat 36

23

Anda mungkin juga menyukai